2. Penyelenggaraan pemerintahan
diseyogyakan mengacu pada prinsip
manajemen publik.
Manajemen publik: aktivitas dan proses
mengelola yang berlangsung dlm ruang
publik.
Penyelenggara pemerintahan: eksekutif,
legislatif, yudikatif.
3. Kerap dihimpit-artikan, tapi ada pula
yang membedakan secara spesifik.
Eksekutif: punya konotasi political
executive, yaitu pejabat politik.
Birokrasi: punya konotasi sebagai
pejabat karir.
5. Dlm kaitan dengan kinerja
eksekutif/birokrasi: adalah sebagai
instrumen yang diharapkan mampu
mengoptimalkan penggapaian fungsi-
fungsi normatif eksekutif.
6. Prinsip-prinsip manajemen publik muncul
dan berkembang dlm konteks lingkungan
yang melingkupinya.
Secara kategorik, konteks lingkungan
itu : “nasional” dan “global”.
7. Amanah hasil 4 kali amandemen UUD
1945.
Perubahan UU 22/1999 dan UU 25/1999
menjadi UU 32/2004 dan UU 33/2004.
Dsb.
8. Sebagai bagian dari arus reformasi
global, dlm kerangka manajemen publik
berkembang penyeyogyaan prinsip “new
public management” (manajemen publik
baru).
Tiga pilar utama manajemen publik baru:
Manajerialisme, Devolusi, dan Orientasi
Pasar.
10. Proses distribusi atau pengalihan sebagian
kewenangan pemerintah pusat kepada daerah
untuk dikelola secara otonom (Otoda).
Dlm perspektif sequential theory, devolusi sama
dengan pelimpahan kewenangan politik.
Selain kewenangan politik, ada jua
kewenangan administrasi dan kewenangan
fiskal.
11. Pengasosiasian prinsip pasar ke dalam
manajemen publik.
Beberapa contoh: kebijakan kepastian hukum,
good governance, pemberdayaan
masyarakat/perempuan.
12. Dlm kerangka manajemen Publik Baru,
sektor publik dan pelayanan publik
dimana pun di dunia ini, distandarkan
secara global.
Prinsip standarisasi pelayanan publik
secara global: kecepatan dan kualitas.
Orientasi pelayanan publik: kepuasan
subyek sebagai pelanggan.
13. Manajemen Publik Baru memposisikan
publik sbg “pelanggan”. Implikasi: yang
mampu bayar lebih akan cepat terlayani,
yang tak mampu bayar terlayani lambat
atau tak terlayani.
Sebagai alternatif: New Public Services
(Pelayanan Publik Baru).
Dlm Pelayanan Publik Baru, publik
diposisikan sebagai WN.