SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
POLARISASI
KELOMPOK 6
POLARISASI
DISUSUN OLEH : 3
IPA 4
@Arief Rahman
@Khoirunnisa
@Muhammad Adityo Fathur Rohim
@Risna Annisa Syafira
@Safitri Maryana Yuningsih
@Syifa Kamila Elkhusna
APA ITU POLARISASI?
Pole = kutub
Polarisasi (Pengkutuban) Cahaya adalah terserapnya sebagian arah
getar cahaya.
Terpolarisasi
Arah getar tersebut memiliki satu arah getar tertentu saja.
Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang
pada tali dapat melewati celah tersebut.
Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah
maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.
Jika kemudian tali di titik A digetarkan berputar, artinya
digetarkan ke segala arah dan celah dipasang vertikal,
Apa yang terjadi.. .???
Peristiwa tersebut menunjukkan terjadinya polarisasi pada
gelombang tali yang melewati sebuah celah sempit, dengan
arah polarisasi gelombang sesuai arah celahnya.
Polarisasi penyearah gerak getaran gelombang
Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh
gelombang transversal saja sedangkan gelombang
longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi hanya
gelombang-gelombang yang memiliki arah getaran
tegaklurus dengan arah rambatannya saja yang
dapat mengalami polarisasi. Oleh karena cahaya atau
gelombang elektromagnet termasuk gelombang
transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi
Cahaya merupakan gelombang transversal, dimana medan E
dan medan B saling tegak lurus.
E = c B
Arah polarisasi gelombang itu adalah searah dengan arah
medan listrik sebagai komponen getar dari cahaya.
James Clerk Maxwell (1832 - 1879)
dilahirkan di Edinbrgh, Skotlandia
Sinar alami seperti cahaya matahari dan sumber cahaya umum seperti Lampu pijar, lampu
senter, lampu neon,nyala lilin adalah sinar yang tak terpolarisasi
Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang sebagian arah
getanya terserap disebut cahaya terpolarisasi, dan jika cahaya hanya mempunyai satu arah
getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linear
Secara alami, cahaya tidak terpolarisasi.
Namun cahaya dapat dibuat terpolarisasi dengan menghilangkan
(memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja.
Cahaya
terpolarisasi
didapatkan
dengan cara
Polarisasi
dengan
pemantulan
Polarisasi
dengan
pemantulan
dan
pembiasan
Polarisasi
dengan
pembiasan
ganda
Polarisasi
dengan
Penyerapan
selektif
Polarisasi
dengan
hamburan
1. Polarisasi Cahaya Karena Pemantulan
Cahaya juga menjadi terpolarisasi akibat pemantulan dari kaca jendela dan permukaan
air.
Jika seberkas cahaya menuju ke bidang batas antara dua medium maka sebagian
cahaya akan dipantulkan. Ada tiga kemungkinan yang terjadi pada cahaya yang
dipantulkan, yaitu :
1. Cahaya pantul tak terpolarisasi
2. Cahaya pantul terpolarisasi sebagian
3. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna
(seluruhnya)
Cahaya yang datang ke cermin dengan sudut datang sebesar 57°, maka sinar yang
terpantul akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari cermin I
adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila cermin II diputar
sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II saling tegak lurus, maka tidak
akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa ini menunjukkan terjadinya
peristiwa polarisasi. Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator.
2. Polarisasi Cahaya Karena Pemantulan
dan pembiasan
Pada tahun 1814 menunjukkan bahwa ketiga kemungkinan tersebut bergantung pada
sudut datang cahaya.
1. Cahaya tak terpolarisasi jika sudut datang 0° (searah
garis normal bidang batas) atau 90° ( searah bidang
batas).
2. Cahaya pantul terpolarisasi sebagaian jika susdut
datang di antara 0° dan 90°.
3. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna jika sudut
datang cahaya mempunyai nilai tertentu (disebut
sudut polarisasi atau sudut rewster).
Hukum Brewster
tan 𝜃 𝐵 =
𝑛2
𝑛1
Sudut polarisasi (𝜃 𝐵) disebut juga Sudut Brewster. Sudut Brewster bergantung pada
indeks bias bahan dari kedua sisi pemantul.
Jika cahaya datang dari udara (𝑛1= 1) menuju ke bahan dengan indeks bias n (𝑛2= n),
maka persamaan brewster dapat ditulis menjadi:
tan 𝜃 𝐵 =
𝑛
1
3. Polarisasi Cahaya Karena Pembiasan Ganda
Jika cahaya melalui kaca maka cahaya lewat dengan kelajuan sama ke segala arah. Hal
ini disebabkan karena kaca hanya memiliki satu nilai indeks bias. Tetapi dalam bahan-
bahan Kristal tertentu seperti kalsit dan kuarsa, kelajuan cahaya tidak sama untuk segala
arah. Ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut memiliki dua nilai indeks bias. Jadi
cahaya yang melalui bahan ini akan mengalami pembiasan ganda.
Sebuah berkas cahaya tak terpolarisasi jatuh pada kristal kalsit.. Sinar yang keluar
dari kristal terpisah menjadi dua bagian, yakni sianr biasa (tidak dibelokkan) dan
sinar istimewa (dibelokkan). Sinar biasa tak terpolarisasi, tetapi sianr istimewa
terpolarisasi. keduanya adalah terpolarisasi bidang dan arah getarnya saling tegak
lurus. Sinar biasa mematuhi hokum Snellius, tetapi sinar luar biasa tidak karena
sinar ini merambat dengan kelajuan berbeda dalam arah berbeda di dalam Kristal.
Ada arah tertentu pada zat di mana kedua cahaya merambat dengan kecepatan
yang sama. Arah ini disebut sumbu optik. Saat cahaya membentuk sudut terhadap
sumbu optik, berkasberkas cahaya tersebut akan berjalan pada arah yang berbeda
dan keluar secara terpisah pada ruang. Jika bahan tersebut diputar, berkas cahaya
yang luar biasa akan berputar di ruang
4. Polarisasi Cahaya Karena Absorpsi Selektif
Polarisasi dengan absorpsi (penyerapan) selektif diperoleh dengan memasang
dua buah polaroid, yaitu Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi
untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi,sedangkan Analisator untuk
mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti pada
gambar berikut
Cahaya alami yang tak terpolarisasi yang jatuh pada Polaroid pertama
(polarisator) memiliki intensitas 𝐼0 maka cahaya terpolarisasi yang melewati
polarisator adalah Cahaya dengan intensitas 𝐼1 ini kemudian datang pada
analisator dan cahaya yang keluar dari analisator akan memiliki intensitas 𝐼2.
Menurut Hukum Malus, hubungan antara 𝐼1 dan 𝐼2 adalah
𝐼2 = 𝐼1 cos.2 =
1
2
𝐼0 cos.2 𝜃
Keterangan :
𝐼2 = intensitas cahaya yang lewat analisator
𝐼1 = intensitas cahaya yang lewat polarisator
𝐼0 = intensitas awal seblum maasuk polalisator
𝜃 = sudut antara analisator dan polarisator
Analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi dari persamaan
Hukum Malus
dapat disimpulkan :
▪ Intensitas cahaya yang diteruskan maksimum jika kedua sumbu polarisasi sejajar
(𝜃 = 0° 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜃 = 180°).
▪ Intensitas cahaya yang diteruskan = 0 (nol) (diserap seluruhnya oleh analisator) jika
kedua sumbu polarisasi tegak lurus satu sama lain atau 𝜃 = 90°.
APLIKASI HUKUM MALUS
Kacamata Polaroid
Kacamata dengan lensa polarized, didalam
lensanya telah ditanami film polarisator yang
berfungsi untuk menyaring pantulan-pantulan sinar
miring dan vertikal. Dengan demikian, sinar yang
masuk pada mata kita hanya sinar dengan arah
horisontal saja, artinya sinar-sinar yang
menyebabkan silau sudah sangat berkurang.
Dengan lensa ini pandangan mata menjadi lebih
teduh namun tetap kontras dalam membedakan
warna-warni pada nuansa pandangnya.
5. Polarisasi Cahaya Karena Hamburan
Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap dan
memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali
cahaya oleh partikel-partikel medium ini -> HAMBURAN.
Hamburan dapat ditunjukkan dengan melewatkan seberkas cahaya melalui sebuah bak berisi air yang
sudah ditaburi dengan sedikit tepung. Partikel-partikel tepung menyerap cahaya dan meradiasi ulang,
sehingga berkas sinar tersebut menjadi tampak. Demikian juga dengan berkas sinar laser dapat dibuat
tampak dengan menaburi serbuk kapur ke udara atau memberikan asap ke udara agar cahaya laser
tersebut terhambur. Hamburan cahaya dari sekumpulan molekul-molekul air disebabkan oleh fluktuasi
kepadatan udara yang cenderung menghamburkan panjang gelombang-panjang gelombang pendek
lebih banyak daripada panjang gelombang-panjang gelombang panjang.
Rayleigh menyatakan : Bahwa gelombang cahaya dengan panjang
gelombang pendek lebih banyak dihamburkan daripada gelombang cahaya
dengan panjang gelombang yang panjang
Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari
telah melalui partikel-partikel udara di
atmosfer sehingga mengalami hamburan
oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh
karena cahaya biru memiliki panjang
gelombang lebih pendek daripada cahaya
merah, maka cahaya itulah yang lebih
banyak dihamburkan dan warna itulah yang
sampai ke mata kita.
SELESAI.....

More Related Content

What's hot

Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiSamantars17
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak MenggelindingEni Dahlia
 
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Nurfaizatul Jannah
 
Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1RifkaNurbayti
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAOndel Del
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikfahmi sahab
 
4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisiHarlaniws
 

What's hot (20)

Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
Ppt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetikPpt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetik
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 
Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
 
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
 
Materi FISIKA Optik
Materi FISIKA OptikMateri FISIKA Optik
Materi FISIKA Optik
 
Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Pp relativitas
Pp relativitasPp relativitas
Pp relativitas
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
 
Ppt medan magnet
Ppt medan magnetPpt medan magnet
Ppt medan magnet
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
ppt optik
ppt optikppt optik
ppt optik
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Transformasi lorenz
Transformasi lorenzTransformasi lorenz
Transformasi lorenz
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetik
 
4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisi
 

Similar to Polarisasi (Fisika)

makalah Polarisasi
makalah Polarisasimakalah Polarisasi
makalah Polarisasiannisnuruli
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoRetno AppleLienna
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Dika Wahyu Suryadi
 
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxserpong02
 
ppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptxppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptxAlulAlul3
 
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13Hisbulloh Huda
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaRizka Aprilia
 
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYAFISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYAPRAMITHA GALUH
 
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYAPOWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYAramalanmahasiswa
 
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiAlbum mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
 

Similar to Polarisasi (Fisika) (20)

makalah Polarisasi
makalah Polarisasimakalah Polarisasi
makalah Polarisasi
 
Fisika gelombang
Fisika gelombangFisika gelombang
Fisika gelombang
 
Minop 2
Minop 2Minop 2
Minop 2
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)
 
makalah hukum
makalah hukummakalah hukum
makalah hukum
 
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
 
Cermin dan Pemantulan
Cermin dan PemantulanCermin dan Pemantulan
Cermin dan Pemantulan
 
PPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptx
PPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptxPPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptx
PPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptx
 
ppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptxppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptx
 
Bks
BksBks
Bks
 
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYAFISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
 
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYAPOWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
 
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiAlbum mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
 
Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Polarisasi (Fisika)

  • 2. DISUSUN OLEH : 3 IPA 4 @Arief Rahman @Khoirunnisa @Muhammad Adityo Fathur Rohim @Risna Annisa Syafira @Safitri Maryana Yuningsih @Syifa Kamila Elkhusna
  • 3. APA ITU POLARISASI? Pole = kutub Polarisasi (Pengkutuban) Cahaya adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Terpolarisasi Arah getar tersebut memiliki satu arah getar tertentu saja.
  • 4. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut. Jika kemudian tali di titik A digetarkan berputar, artinya digetarkan ke segala arah dan celah dipasang vertikal, Apa yang terjadi.. .??? Peristiwa tersebut menunjukkan terjadinya polarisasi pada gelombang tali yang melewati sebuah celah sempit, dengan arah polarisasi gelombang sesuai arah celahnya. Polarisasi penyearah gerak getaran gelombang
  • 5. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang transversal saja sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi hanya gelombang-gelombang yang memiliki arah getaran tegaklurus dengan arah rambatannya saja yang dapat mengalami polarisasi. Oleh karena cahaya atau gelombang elektromagnet termasuk gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi
  • 6. Cahaya merupakan gelombang transversal, dimana medan E dan medan B saling tegak lurus. E = c B Arah polarisasi gelombang itu adalah searah dengan arah medan listrik sebagai komponen getar dari cahaya. James Clerk Maxwell (1832 - 1879) dilahirkan di Edinbrgh, Skotlandia
  • 7. Sinar alami seperti cahaya matahari dan sumber cahaya umum seperti Lampu pijar, lampu senter, lampu neon,nyala lilin adalah sinar yang tak terpolarisasi Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang sebagian arah getanya terserap disebut cahaya terpolarisasi, dan jika cahaya hanya mempunyai satu arah getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linear
  • 8. Secara alami, cahaya tidak terpolarisasi. Namun cahaya dapat dibuat terpolarisasi dengan menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja.
  • 10. 1. Polarisasi Cahaya Karena Pemantulan Cahaya juga menjadi terpolarisasi akibat pemantulan dari kaca jendela dan permukaan air. Jika seberkas cahaya menuju ke bidang batas antara dua medium maka sebagian cahaya akan dipantulkan. Ada tiga kemungkinan yang terjadi pada cahaya yang dipantulkan, yaitu : 1. Cahaya pantul tak terpolarisasi 2. Cahaya pantul terpolarisasi sebagian 3. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna (seluruhnya)
  • 11. Cahaya yang datang ke cermin dengan sudut datang sebesar 57°, maka sinar yang terpantul akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari cermin I adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator.
  • 12. 2. Polarisasi Cahaya Karena Pemantulan dan pembiasan Pada tahun 1814 menunjukkan bahwa ketiga kemungkinan tersebut bergantung pada sudut datang cahaya. 1. Cahaya tak terpolarisasi jika sudut datang 0° (searah garis normal bidang batas) atau 90° ( searah bidang batas). 2. Cahaya pantul terpolarisasi sebagaian jika susdut datang di antara 0° dan 90°. 3. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna jika sudut datang cahaya mempunyai nilai tertentu (disebut sudut polarisasi atau sudut rewster).
  • 13. Hukum Brewster tan 𝜃 𝐵 = 𝑛2 𝑛1 Sudut polarisasi (𝜃 𝐵) disebut juga Sudut Brewster. Sudut Brewster bergantung pada indeks bias bahan dari kedua sisi pemantul. Jika cahaya datang dari udara (𝑛1= 1) menuju ke bahan dengan indeks bias n (𝑛2= n), maka persamaan brewster dapat ditulis menjadi: tan 𝜃 𝐵 = 𝑛 1
  • 14. 3. Polarisasi Cahaya Karena Pembiasan Ganda Jika cahaya melalui kaca maka cahaya lewat dengan kelajuan sama ke segala arah. Hal ini disebabkan karena kaca hanya memiliki satu nilai indeks bias. Tetapi dalam bahan- bahan Kristal tertentu seperti kalsit dan kuarsa, kelajuan cahaya tidak sama untuk segala arah. Ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut memiliki dua nilai indeks bias. Jadi cahaya yang melalui bahan ini akan mengalami pembiasan ganda.
  • 15. Sebuah berkas cahaya tak terpolarisasi jatuh pada kristal kalsit.. Sinar yang keluar dari kristal terpisah menjadi dua bagian, yakni sianr biasa (tidak dibelokkan) dan sinar istimewa (dibelokkan). Sinar biasa tak terpolarisasi, tetapi sianr istimewa terpolarisasi. keduanya adalah terpolarisasi bidang dan arah getarnya saling tegak lurus. Sinar biasa mematuhi hokum Snellius, tetapi sinar luar biasa tidak karena sinar ini merambat dengan kelajuan berbeda dalam arah berbeda di dalam Kristal.
  • 16. Ada arah tertentu pada zat di mana kedua cahaya merambat dengan kecepatan yang sama. Arah ini disebut sumbu optik. Saat cahaya membentuk sudut terhadap sumbu optik, berkasberkas cahaya tersebut akan berjalan pada arah yang berbeda dan keluar secara terpisah pada ruang. Jika bahan tersebut diputar, berkas cahaya yang luar biasa akan berputar di ruang
  • 17. 4. Polarisasi Cahaya Karena Absorpsi Selektif Polarisasi dengan absorpsi (penyerapan) selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi,sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti pada gambar berikut
  • 18. Cahaya alami yang tak terpolarisasi yang jatuh pada Polaroid pertama (polarisator) memiliki intensitas 𝐼0 maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah Cahaya dengan intensitas 𝐼1 ini kemudian datang pada analisator dan cahaya yang keluar dari analisator akan memiliki intensitas 𝐼2. Menurut Hukum Malus, hubungan antara 𝐼1 dan 𝐼2 adalah 𝐼2 = 𝐼1 cos.2 = 1 2 𝐼0 cos.2 𝜃 Keterangan : 𝐼2 = intensitas cahaya yang lewat analisator 𝐼1 = intensitas cahaya yang lewat polarisator 𝐼0 = intensitas awal seblum maasuk polalisator 𝜃 = sudut antara analisator dan polarisator
  • 19. Analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi dari persamaan Hukum Malus dapat disimpulkan : ▪ Intensitas cahaya yang diteruskan maksimum jika kedua sumbu polarisasi sejajar (𝜃 = 0° 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜃 = 180°). ▪ Intensitas cahaya yang diteruskan = 0 (nol) (diserap seluruhnya oleh analisator) jika kedua sumbu polarisasi tegak lurus satu sama lain atau 𝜃 = 90°.
  • 20. APLIKASI HUKUM MALUS Kacamata Polaroid Kacamata dengan lensa polarized, didalam lensanya telah ditanami film polarisator yang berfungsi untuk menyaring pantulan-pantulan sinar miring dan vertikal. Dengan demikian, sinar yang masuk pada mata kita hanya sinar dengan arah horisontal saja, artinya sinar-sinar yang menyebabkan silau sudah sangat berkurang. Dengan lensa ini pandangan mata menjadi lebih teduh namun tetap kontras dalam membedakan warna-warni pada nuansa pandangnya.
  • 21. 5. Polarisasi Cahaya Karena Hamburan Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap dan memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini -> HAMBURAN. Hamburan dapat ditunjukkan dengan melewatkan seberkas cahaya melalui sebuah bak berisi air yang sudah ditaburi dengan sedikit tepung. Partikel-partikel tepung menyerap cahaya dan meradiasi ulang, sehingga berkas sinar tersebut menjadi tampak. Demikian juga dengan berkas sinar laser dapat dibuat tampak dengan menaburi serbuk kapur ke udara atau memberikan asap ke udara agar cahaya laser tersebut terhambur. Hamburan cahaya dari sekumpulan molekul-molekul air disebabkan oleh fluktuasi kepadatan udara yang cenderung menghamburkan panjang gelombang-panjang gelombang pendek lebih banyak daripada panjang gelombang-panjang gelombang panjang.
  • 22. Rayleigh menyatakan : Bahwa gelombang cahaya dengan panjang gelombang pendek lebih banyak dihamburkan daripada gelombang cahaya dengan panjang gelombang yang panjang Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah melalui partikel-partikel udara di atmosfer sehingga mengalami hamburan oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah, maka cahaya itulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai ke mata kita.