SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1
Pembiasan Cahaya
Pramitha Galuh A.P, Reza H, Junia D.P.W, M. Lutfi H, Hanif Z, M. Ismik A, Aminatus Sa’diyah S.Si
Jurusan Teknik Elektromedik
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Abstrak
Sejak dulu manusia telah mengenal cahaya, baik yang digunakan untuk penerangan seperti cahaya
matahari yang merupakan sumber energi bagi bumi. Cahaya sebagai partikel maupun sebagai
gelombang elektromagnetik juga memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah perbedaan cepat rambat
cahaya antar satu medium dengan medium lain menyebabkan peristiwa perubahan arah rambat
(pembelokan) cahaya pada batas dua medium tersebut. Jika seberkas cahaya melalui
bidang batas antara dua buah medium yang berbeda tingkat kerapatannya, cahaya akan mengalami
perubahan arah rambat atau dibelokkan. Peristiwa pembelokkan cahaya pada batas dua medium
disebut pembiasan. Jadi, pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelah
mengalamiperubahanmedium
Kata Kunci : Cahaya, Pembiasan Cahaya
I. PENDAHULUAN
Cahaya adalah gelombang
elektromagnetik yang merambat lurus ke
segala arah dengan kecepatan 3 x m/s dan
mempunyai panjang gelombang sekitar 380–
750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
paket partikel yang disebut foton. Paket
cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera
penglihatan sebagai warna. Bidang studi
cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan area riset yang penting pada fisika
modern.
Pembiasan cahaya adalah pembelokan
cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang
batas dua medium yang berbeda indeks
biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan
adalah perbandingan kecepatan cahaya di
ruang hampa dengan kecepatan cahaya di
bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan
perbandingan indeks bias dua medium
berbeda. Indeks bias relatif medium kedua
terhadap medium pertama adalah
perbandingan indeks bias antara medium
kedua dengan indeks bias medium pertama.
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman
semu dan pemantulan sempurna.
Cahaya mempunyai sifat dapat
dibiaskan, yaitu pembelokkan cahaya
sehubungan dengan perubahan kelajuan
cahaya rambat dari satu medium yang lain.
Pembiasan cahaya dapat terjadi pada lensa dan
prisma. Lensa dalah benda bening yang
dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu
bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lensa Cembung (konveks)
Lensa cembung adalah lensa yang
bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian
pinggirnya. Lensa cembung disebut juga lensa
positif. Lensa cembung memiliki sifat dapat
mengumpulkan cahaya (konvergen). Apabila
ada berkas cahaya sejajar sumbu utama
mengenai permukaan lensa, maka berkas
2
cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu
titik. Lensa cembung dibagi menjadi tiga:
 Lensa cembung dua (bikonveks).
 Lensa cembung datar (plan konveks).
 Lensa cembung cekung (konkaf
konveks).
Pada lensa cembung terjadi tiga sinar istimewa
yaitu :
o Berkas sinar datang yang sejajar sumbu
utama, akan dibiaskan menuju titik fokus
di seberang.
o Berkas sinar datang melalui titik fokus,
akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
o Berkas sinar datang melalui titik pusat
optik tidak mengalami pembiasan, akan
tetapi diteruskan.
Gambar 1.1 Tiga sinar istimewa pada lensa
cembung
Untuk melukiskan pembentukan bayangan
pada lensa cembung cukup diperlukan
minimal dua sinar istimewa. Sifat bayangan
yang dihasilkan bergantung pada letak benda.
2. Lensa Cekung (divergaen)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian
tengahnya lebih tipis daripada bagian
pinggir.Lensa cekung disebut juga lensa
negatif. Lensa cekung memiliki sifat dapat
menyebarkan cahaya (divergen). Apabila
seberkas cahaya sejajar sumbu utama
mengenai permukaan lensa cekung, maka
berkas cahaya tersebut akan dibiaskan
menyebar seolah-olah berasal dari satu
titik. Lensa cekung dibagi lagi menjadi tiga:
 lensa cekung dua (bikonkaf).
 lensa cekung datar (plan konkaf).
 lensa cekung cekung (koveks
konkaf).
Pada lensa cekung terdapat tiga sinar istimewa
yaitu :
o Berkas sinar datang yang sejajar sumbu
utama akan dibiaskan seolah-olah dari
titik fokus pertama.
o Berkas sinar datang menuju titik fokus
kedua akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
o Berkas sinar datang melalui titik pusat
optik tidak mengalami pembiasan, akan
tetapi diteruskan.
Gambar 1.2 Tiga sinar istimewa pada lensa
cekung
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh
dua bidang datar. Apabila seberkas sinar
datang pada salah satu bidang prisma yang
kemudian disebut sebagai bidang pembias I,
akan dibiaskan mendekati garis normal.
Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar
tersebut akan dibiaskan menjauhi garis
normal.
3
Gambar 1.3 Pembiasan cahaya pada prisma
Pada pembiasan cahaya, berlaku hukum
II Snellius, yaitu jika sinar datang dari medium
kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya
dari udara ke air atau dari udara ke kaca),
maka sinar dibelokkan mendekati garis
normal. Sebaliknya jika sinar datang dari
medium lebih rapat ke medium kurang rapat
(misalnya dari air ke udara), maka sinar
dibelokkan menjauhi garis normal.
II. METODOLOGI
Pada percobaan kali ini kami
menggunakan diafragma 1 celah, prisma, lensa
f = 100 mm bertangkai, lensa cekung dan lensa
cembung. Untuk memahami pembiasan
cahaya yang terjadi serta hal – hal yang
berkaitan dengan hal tersebut. Langkah-
langkah pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
Percobaan I
 Pembiasan cahaya pada prisma
Percobaan II
 Pembiasan cahaya pada lensa
cekung
Menyiapkan alat
Meletakkan prisma di
atas kertas
Merangkai alat-alat
yang akan digunakan
seperti pada modul
Memegang stopwatch
untuk mengukur sudut
yang dihasilkan
Memutar-mutar posisi
prisma dengan sudut
20° sampai 60°
Mencatat sudut datang
dan sudut bias yang
dihasilkan
Menyiapkan alat
Merangkai alat-alat yang
akan digunakan seperti
pada modul
Meletakkan lensa cekung
diatas kertas
Memutar-mutar posisi lensa
cekung dengan sudut 20°
sampai 60°
4
Percobaan III
 Pembiasan cahaya pada lensa cembung
Foto pada saat praktikum:
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
I. Prisma
No Sudut
Datang
(d)
Sudut
Bias
Sinus
d
Sinus
b
n=sin d/
sin b
1. 20° 17° 0,34 0,29 1,17
2. 30° 18° 0,5 0,31 1,61
3. 40° 27° 0,64 0,45 1,42
4. 50° 40° 0,76 0,64 1,18
5. 60° 55° 0,86 0,81 1,06
II. Lensa Cekung
No Sudut
Datang
(d)
Sudut
Bias
Sinus
d
Sinus
b
n=sin d/
sin b
1. 20° 11° 0,34 0,35 0,97
2. 30° 26° 0,5 0,54 0,92
3. 40° 38° 0,64 0,64 1
4. 50° 48° 0,76 0,71 1,07
5. 60° 65° 0,86 0,81 1,06
III. Lensa cembung
No Sudut
Datang
(d)
Sudut
Bias
Sinus
d
Sinus
b
n=sin d/
sin b
1. 20° 21° 0,34 0,19 1,78
2. 30° 33° 0,5 0,43 1,16
3. 40° 40° 0,64 0,61 1,04
4. 50° 46° 0,76 0,74 1,02
5. 60° 54° 0,86 0,906 0,94
Memegang stopwatch
untuk mengukur sudut yang
dihasilkan
Mencatat sudut datang dan
sudut bias yang dihasilkan
Menyiapkan alat
Merangkai alat-alat yang akan
digunakan seperti pada modul
Meletakkan lensa cembung di
atas kertas
Memutar-mutar posisi lensa
cembung dengan sudut 20°
sampai 60°
Memegang stopwatch untuk
mengukur sudut yang
dihasilkan
m
Mencatat sudut datang dan
sudut bias yang dihasilkan
5
0
50
100
150
200
20 30 40 50 60
Bikonveks
Prisma
Bikonkaf
sudut bias
 Grafik
Menurut data dan grafik hasil percobaan
diatas pada saat pembiasan cahaya yang terjadi
jika n2 > n1, maka q2 > q1. Artinya jika cahaya
memasuki medium dimana n lebih besar (dan
lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya
dibelokkan menuju normal. Dan
jika n2 > n1, maka q2 > q1, sehingga berkas
dibelokkan menjauhi normal. Rumus
pembiasan cahaya:
n1 sin ɵ1 = n2 sin ɵ2
Keterangan:
ɵ1 : sudut datang
ɵ1 : sudut bias
n : indeks bias
IV. KESIMPULAN
Jika sinar datang dari medium
kurang rapat ke medium lebih rapat
(misalnya: dari udara ke air atau ke
kaca), maka sinar dibelokkan
mendekati garis normal. Jika
sebaliknya, sinar datang dari medium
lebih rapat ke medium kurang rapat
maka sinar dibelokkan menjauhi
garis normal
V. REFERENSI
[1.]http://blog.uad.ac.id/rudi/2012/
01/02/pembiasan-cahaya/
(diakses pada tanggal 23
Desember 2013, pukul 10.00
WIB)
[2.]http://andrypermana06.blogspot
.com/2013/04/optik.html
(diakses pada tanggal 23
Desember 2013, pukul 10.00
WIB)
[3.]http://fisikastudycenter.com/fisika
-x-sma/8-pembiasan-cahaya
(diakses pada tanggal 23 Desember
2013, pukul 18.45 WIB)

More Related Content

What's hot

Lks cermin cekung
Lks cermin cekungLks cermin cekung
Lks cermin cekungsawirman
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayafikar zul
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKDiana Amrita
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesFarah Pranidasari
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2radar radius
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias aji indras
 
Percobaan Hukum Charles
Percobaan Hukum CharlesPercobaan Hukum Charles
Percobaan Hukum Charlesari wijaya
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupHendrik Matondang
 
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)Andalia Ayu Putry
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesNandz Iu
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhanaumammuhammad27
 

What's hot (20)

Lks cermin cekung
Lks cermin cekungLks cermin cekung
Lks cermin cekung
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
 
79309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-200879309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-2008
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOOD
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOODLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOOD
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOOD
 
Alat Optik Lup (Kaca Pembesar)
Alat Optik Lup (Kaca Pembesar)Alat Optik Lup (Kaca Pembesar)
Alat Optik Lup (Kaca Pembesar)
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
 
Sifat lensa
Sifat lensaSifat lensa
Sifat lensa
 
Ppt gerak lurus
Ppt gerak lurusPpt gerak lurus
Ppt gerak lurus
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
 
Percobaan Hukum Charles
Percobaan Hukum CharlesPercobaan Hukum Charles
Percobaan Hukum Charles
 
hukum keppler
hukum kepplerhukum keppler
hukum keppler
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
 
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedes
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 

Viewers also liked

Pembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prismaPembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prismaRacmat Ridho
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaFitri Kurniawati
 
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)Marsella Wijaya
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Dika Wahyu Suryadi
 
Laporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelLaporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelDayana Florencia
 
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelRidho Pasopati
 

Viewers also liked (10)

Pembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prismaPembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
 
materi ajar CAHAYA SMA KELAS XII
materi ajar CAHAYA SMA KELAS XIImateri ajar CAHAYA SMA KELAS XII
materi ajar CAHAYA SMA KELAS XII
 
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)
 
Laporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelLaporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralel
 
Pembiasan cahaya
Pembiasan cahayaPembiasan cahaya
Pembiasan cahaya
 
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralel
 
1. pendahuluan ppt
1. pendahuluan ppt1. pendahuluan ppt
1. pendahuluan ppt
 
25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana
 

Similar to Pembiasan Cahaya Eksperimen

PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxserpong02
 
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptxinderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptxssuserd410cc
 
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptxCahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptxJoshuaGraciasSimbolo1
 
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8NurJuniar1
 
Indera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optikIndera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optikArima Reo
 
gelombang cahaya dan bunyi
gelombang cahaya dan bunyigelombang cahaya dan bunyi
gelombang cahaya dan bunyiFaizatur Rokhmah
 
ppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptxppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptxAlulAlul3
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaRizka Aprilia
 
OPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptx
OPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptxOPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptx
OPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptxAdelyaChyaniPutri
 
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.pptppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.pptyusnindanadillia
 
Ppt pemantulan
Ppt pemantulanPpt pemantulan
Ppt pemantulanmrsfabian
 

Similar to Pembiasan Cahaya Eksperimen (20)

PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
 
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptxinderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
 
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptxCahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
 
Cahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optikCahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optik
 
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
BAHAN AJAR CAHAYA DAN ALAT OPTIK KELAS 8
 
Indera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optikIndera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optik
 
gelombang cahaya dan bunyi
gelombang cahaya dan bunyigelombang cahaya dan bunyi
gelombang cahaya dan bunyi
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
Optik cahaya
Optik cahayaOptik cahaya
Optik cahaya
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
ppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptxppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptx
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Biooptik fisika
Biooptik fisikaBiooptik fisika
Biooptik fisika
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
 
Optika Geometri
Optika GeometriOptika Geometri
Optika Geometri
 
OPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptx
OPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptxOPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptx
OPTIKA GEOMETRI (Kelompok 2).pptx
 
CAHAYA.pptx
CAHAYA.pptxCAHAYA.pptx
CAHAYA.pptx
 
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.pptppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
ppt materi cermin dan lensa kelas 8 semester 2.ppt
 
Ppt pemantulan
Ppt pemantulanPpt pemantulan
Ppt pemantulan
 

More from PRAMITHA GALUH

Pengoperasian Tensimeter dengan Gambar
Pengoperasian Tensimeter dengan GambarPengoperasian Tensimeter dengan Gambar
Pengoperasian Tensimeter dengan GambarPRAMITHA GALUH
 
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANANSTERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANANPRAMITHA GALUH
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKPRAMITHA GALUH
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURANFISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURANPRAMITHA GALUH
 
FISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBASFISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBASPRAMITHA GALUH
 
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGANRESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGANPRAMITHA GALUH
 
FISIKA - PEMANTULAN CAHAYA
FISIKA - PEMANTULAN CAHAYAFISIKA - PEMANTULAN CAHAYA
FISIKA - PEMANTULAN CAHAYAPRAMITHA GALUH
 
FISIKA - GETARAN PEGAS
FISIKA - GETARAN PEGASFISIKA - GETARAN PEGAS
FISIKA - GETARAN PEGASPRAMITHA GALUH
 
FISIKA - AYUNAN SEDERHANA
FISIKA - AYUNAN SEDERHANAFISIKA - AYUNAN SEDERHANA
FISIKA - AYUNAN SEDERHANAPRAMITHA GALUH
 

More from PRAMITHA GALUH (11)

Pengoperasian Tensimeter dengan Gambar
Pengoperasian Tensimeter dengan GambarPengoperasian Tensimeter dengan Gambar
Pengoperasian Tensimeter dengan Gambar
 
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANANSTERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURANFISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
 
FISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBASFISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBAS
 
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGANRESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
RESISTANSI SERI, PARALEL, DAN GABUNGAN
 
FISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTORFISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTOR
 
FISIKA - PEMANTULAN CAHAYA
FISIKA - PEMANTULAN CAHAYAFISIKA - PEMANTULAN CAHAYA
FISIKA - PEMANTULAN CAHAYA
 
FISIKA - GETARAN PEGAS
FISIKA - GETARAN PEGASFISIKA - GETARAN PEGAS
FISIKA - GETARAN PEGAS
 
FISIKA - AYUNAN SEDERHANA
FISIKA - AYUNAN SEDERHANAFISIKA - AYUNAN SEDERHANA
FISIKA - AYUNAN SEDERHANA
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Pembiasan Cahaya Eksperimen

  • 1. 1 Pembiasan Cahaya Pramitha Galuh A.P, Reza H, Junia D.P.W, M. Lutfi H, Hanif Z, M. Ismik A, Aminatus Sa’diyah S.Si Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Abstrak Sejak dulu manusia telah mengenal cahaya, baik yang digunakan untuk penerangan seperti cahaya matahari yang merupakan sumber energi bagi bumi. Cahaya sebagai partikel maupun sebagai gelombang elektromagnetik juga memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah perbedaan cepat rambat cahaya antar satu medium dengan medium lain menyebabkan peristiwa perubahan arah rambat (pembelokan) cahaya pada batas dua medium tersebut. Jika seberkas cahaya melalui bidang batas antara dua buah medium yang berbeda tingkat kerapatannya, cahaya akan mengalami perubahan arah rambat atau dibelokkan. Peristiwa pembelokkan cahaya pada batas dua medium disebut pembiasan. Jadi, pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelah mengalamiperubahanmedium Kata Kunci : Cahaya, Pembiasan Cahaya I. PENDAHULUAN Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala arah dengan kecepatan 3 x m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380– 750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern. Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna. Cahaya mempunyai sifat dapat dibiaskan, yaitu pembelokkan cahaya sehubungan dengan perubahan kelajuan cahaya rambat dari satu medium yang lain. Pembiasan cahaya dapat terjadi pada lensa dan prisma. Lensa dalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Lensa Cembung (konveks) Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian pinggirnya. Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya (konvergen). Apabila ada berkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka berkas
  • 2. 2 cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Lensa cembung dibagi menjadi tiga:  Lensa cembung dua (bikonveks).  Lensa cembung datar (plan konveks).  Lensa cembung cekung (konkaf konveks). Pada lensa cembung terjadi tiga sinar istimewa yaitu : o Berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama, akan dibiaskan menuju titik fokus di seberang. o Berkas sinar datang melalui titik fokus, akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. o Berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan. Gambar 1.1 Tiga sinar istimewa pada lensa cembung Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cembung cukup diperlukan minimal dua sinar istimewa. Sifat bayangan yang dihasilkan bergantung pada letak benda. 2. Lensa Cekung (divergaen) Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian pinggir.Lensa cekung disebut juga lensa negatif. Lensa cekung memiliki sifat dapat menyebarkan cahaya (divergen). Apabila seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa cekung, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik. Lensa cekung dibagi lagi menjadi tiga:  lensa cekung dua (bikonkaf).  lensa cekung datar (plan konkaf).  lensa cekung cekung (koveks konkaf). Pada lensa cekung terdapat tiga sinar istimewa yaitu : o Berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus pertama. o Berkas sinar datang menuju titik fokus kedua akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. o Berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan. Gambar 1.2 Tiga sinar istimewa pada lensa cekung Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal.
  • 3. 3 Gambar 1.3 Pembiasan cahaya pada prisma Pada pembiasan cahaya, berlaku hukum II Snellius, yaitu jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Sebaliknya jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat (misalnya dari air ke udara), maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal. II. METODOLOGI Pada percobaan kali ini kami menggunakan diafragma 1 celah, prisma, lensa f = 100 mm bertangkai, lensa cekung dan lensa cembung. Untuk memahami pembiasan cahaya yang terjadi serta hal – hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Langkah- langkah pada percobaan ini adalah sebagai berikut : Percobaan I  Pembiasan cahaya pada prisma Percobaan II  Pembiasan cahaya pada lensa cekung Menyiapkan alat Meletakkan prisma di atas kertas Merangkai alat-alat yang akan digunakan seperti pada modul Memegang stopwatch untuk mengukur sudut yang dihasilkan Memutar-mutar posisi prisma dengan sudut 20° sampai 60° Mencatat sudut datang dan sudut bias yang dihasilkan Menyiapkan alat Merangkai alat-alat yang akan digunakan seperti pada modul Meletakkan lensa cekung diatas kertas Memutar-mutar posisi lensa cekung dengan sudut 20° sampai 60°
  • 4. 4 Percobaan III  Pembiasan cahaya pada lensa cembung Foto pada saat praktikum: III. HASIL DAN PEMBAHASAN I. Prisma No Sudut Datang (d) Sudut Bias Sinus d Sinus b n=sin d/ sin b 1. 20° 17° 0,34 0,29 1,17 2. 30° 18° 0,5 0,31 1,61 3. 40° 27° 0,64 0,45 1,42 4. 50° 40° 0,76 0,64 1,18 5. 60° 55° 0,86 0,81 1,06 II. Lensa Cekung No Sudut Datang (d) Sudut Bias Sinus d Sinus b n=sin d/ sin b 1. 20° 11° 0,34 0,35 0,97 2. 30° 26° 0,5 0,54 0,92 3. 40° 38° 0,64 0,64 1 4. 50° 48° 0,76 0,71 1,07 5. 60° 65° 0,86 0,81 1,06 III. Lensa cembung No Sudut Datang (d) Sudut Bias Sinus d Sinus b n=sin d/ sin b 1. 20° 21° 0,34 0,19 1,78 2. 30° 33° 0,5 0,43 1,16 3. 40° 40° 0,64 0,61 1,04 4. 50° 46° 0,76 0,74 1,02 5. 60° 54° 0,86 0,906 0,94 Memegang stopwatch untuk mengukur sudut yang dihasilkan Mencatat sudut datang dan sudut bias yang dihasilkan Menyiapkan alat Merangkai alat-alat yang akan digunakan seperti pada modul Meletakkan lensa cembung di atas kertas Memutar-mutar posisi lensa cembung dengan sudut 20° sampai 60° Memegang stopwatch untuk mengukur sudut yang dihasilkan m Mencatat sudut datang dan sudut bias yang dihasilkan
  • 5. 5 0 50 100 150 200 20 30 40 50 60 Bikonveks Prisma Bikonkaf sudut bias  Grafik Menurut data dan grafik hasil percobaan diatas pada saat pembiasan cahaya yang terjadi jika n2 > n1, maka q2 > q1. Artinya jika cahaya memasuki medium dimana n lebih besar (dan lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 > n1, maka q2 > q1, sehingga berkas dibelokkan menjauhi normal. Rumus pembiasan cahaya: n1 sin ɵ1 = n2 sin ɵ2 Keterangan: ɵ1 : sudut datang ɵ1 : sudut bias n : indeks bias IV. KESIMPULAN Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal V. REFERENSI [1.]http://blog.uad.ac.id/rudi/2012/ 01/02/pembiasan-cahaya/ (diakses pada tanggal 23 Desember 2013, pukul 10.00 WIB) [2.]http://andrypermana06.blogspot .com/2013/04/optik.html (diakses pada tanggal 23 Desember 2013, pukul 10.00 WIB) [3.]http://fisikastudycenter.com/fisika -x-sma/8-pembiasan-cahaya (diakses pada tanggal 23 Desember 2013, pukul 18.45 WIB)