berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
1. 1
MAKALAH
ALBUM MINERAL SERI REAKSI BOWEN
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
DISUSUN OLEH:
INDRA S. SYAFAAT
NIM: 410017050
KELAS: 02
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan pengetahuan dan kemampuan yang saya milik
sertai sumber referensi.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai “Sifat Optik Mineral Seri Reaksi Bowen”
terkhusus pada praktikum Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Sekolah tinggi
Teknologi Nasional Yogyakarta. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan sangat jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan juga saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
selesai dengan tepat waktu.
Yogyakarta , Maret 2018
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Album Mineral Seri Reaksi Bowen....................................................4
a. Olivine............................................................................................4
b. Piroksen..........................................................................................9
c. Ampibole........................................................................................20
d. Biotite.............................................................................................28
e. Plagioklas........................................................................................29
f. Alkali Felspart.................................................................................36
g. Moscovite........................................................................................40
h. Quartz..............................................................................................41
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................44
4. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mineral optik merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral yang terkandung pada suatu batuan. Mineral optik
membahas tentang mineral-mineral pada batuan dalam bentuk monomineral.
Salah satu tujuan mempelajari mineral optik ialah untuk untuk mengetahui cara
menentukan sifat-sifat optik mineral, serta mengenal mineral secara mikroskopik.
Alat yang digunakan dalam pengamatan mineral mikroskopis adalah Mikroskop
Polarisasi sedangkan bahan yang diamati ialah sayatan mineral. Deskripsi optis
pada mineral terbagi menjadi dua komponen, yakni:
1. NIKOL SEJAJAR (Plane Polarized Light/PPL)
Warna, Warna mineral adalah pencerminan dari data serap atau absorpsi
panjang gelombang tertentu dari cahaya atau sinar yang masuk khususnya untuk
mineral yang teransparant yang bersifat anisotropik2 jenis warna: A. Opak :
mineral tidak tembus cahaya. Dilihat dengan mikroskop refleksi. Warna: hitam.
Suatu obyek yang berwarna hitam akan menyerap semua sinar yang mengenainya.
B. Mineral tembus cahaya : apabila diberi cahaya akan menampilkan bermacam
warna. Dengan mikroskop polarisasi. 1. Isotrop : dipantulkan kesegala arah
dengan kecepatan sama.; 2. Anisotrop : dipantulkan kesegala arah dengan
kecepatan berbeda. C. Semua obyek yang warna putih akan memantulkan seluruh
warna yang datang dan hanya sebagian kecil yang terpantulkan, sehingga tampak
memperlihatkan warna kelabu.
Bentuk, Pada pengamatan bentuk mineral secara optik mikroskopik, maka
bentuk yang dapat kita amati adalah bentuk mineral dalam kondisi dua dimensi,
tetapi dengan bantuan struktur dalam mineral yang dapat teramati seperti halnya
bidang belah atau “cleavage”,maka kita dapat mentafsirkan akan struktur kristal
dari mineral tersebut. Dengan demikian berdasarkan kenampakan bentuk mineral
dalam kondisi 2 dimensi, maka kita dapat merefleksikannya kedalam bentuk
5. 2
kondisi 3 dimensi. Bentuk mineral yang dapat diamati: Equant (Mineral Kubik),
Prismatik (Semua Mineral kecuali Equant dan Tabular) dan Tabular (Mineral
berlembar).
Pleokroisme, Pleokroisme merupakan warna yang terjadi (bila meja
mikroskop diputar 360 ), karena adanya perbedaan daya absorpsi dari sumbu-
sumbu kristal terhadap kedudukan analisator dan polarisator.
Indeks Bias, Indeks bias adalah suatu angka (konstanta) yang menunjukan
perbandingan antara sinus sudut datang dan sinus sudut pantul ; (n=sin i/sin r =l/v
) . indeks bias juga merupakan fungsi dari sinar didalam medium yang berbeda.
Pengukuran indeks bias dapat dilakukan secara relatif dengan memperhatikan
relief dan dibandingkan dengan pergerakan garis becke,atau secara absolut dengan
menggunakan minyak imersi. Semua kristal yang bersistem isometrik tergolong
sebagai zat isotropik dengan demikian mempunyai satu harga indeks bias (nω dan
nε ), sedangkan yang bersistem orthorombik, monoklin, atau triklin,mempunyai
tiga harga indeks bias [nα nβ ,dan nγ ].
Relief, Relief merupakan kenampakan yang timbul akibat perbedaan
indeks bias antara suatu media dengan media yang mengitarinya. Dengan kata
lain, bahwa cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke media lain
yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, maka akan mengalami
pembiasan/pemantulan pada batas sentuhan antara kedua media tersebut. Semakin
besar perbedaan indeks bias kedua bahan, kama semakin jelas/ menonjol bidang
batas antarakeduanya.jika dua bahan tersebut, mempunyai harga indeks biasnya
sama, maka bidang batasnya akan tidak nampak sama sekali.
2. NIKOL SILANG (Cross Polarized Light/XPL)
Bias Rangkap (Bire Fringence), Bias Rangkap adalah angka yang
menunjukan perbedaan indek bias sinar ordiner dan extraordiner . Faktor yang
mempengaruhi: a. Macam sayatan (//c atau hampir // c ) ; b. Ketebalan sayatan ; c.
Macam sinar yang masuk,dimana setiap sinar yang msuk mempunyai panjang
gelombang yang berbeda.
6. 3
Orientasi, Orientasi mineral merupakan hubungan antara arah-arah sumbu
optik dengan sumbu-sumbu kristallografinya. Tujuannya : penentuan orientasi
mineral ini digunakan untuk dapat mengetahui kedudukan sumbu-sumbu
indikatriks di dalam suatu mineral. Macam-macam orientasi: berdasarkan tingkat
perbedaan kecepatan cahaya yang merambat didalam mineral yang anisotopik. 1.
Orientasi “length slow” berarti bahwa sumbu terpanjang indikatrik getaran sianr
lambat (γ) sejajar (//) sumbu C sebagai arah sumbu terpanjang kristal. 2. Orientasi
“length fast” berarti bahwa sumbu terpanjang indikatrik (γ) tegak lurus sumbu C
atau (γ) hampir tegak lurus sumbu C.adanya 2 alternatif: a. Gejala addisi ; b.
Gejala subtraksi
Pemadaman, Pemadaman merupakan proses penggelapan yaitu akibat
perulangan pembiasan yang terjasi yang diperoleh dengan merubah-rubah posisi
mineral terhadap kedudukan analisator dan polarisator. Jadi pemadaman dapat
terjadi apabila sumbu-sumbu indikatriks mineral sejajar atau tegak lurus dengan
bidang-bidang getar polarisator dan analisator. Macam-macam pemadaman :
Berdasarkan posisi atau kedudukan pemadaman mineral terhadap analisator dan
polarisator dapat dibagi atas: 1. Pemadaman paralel= Bila pemadaman terjadi
pada posisi 45-90 (derajat) ; 2. Pemadaman miring= Bila pemadaman terjadi pada
posisi <45 (derajat) ; 3. Pemadaman simetris= Bila pemadaman terjadi pada posisi
45 (derajat)
Kembaran adalah kenampakan pada mineral akibat adanya /tumbuhnya 2
kristal bersamaan pada proses pengkristalan. Hal ini diakibatkan adanya
deformasi/tekanan.kenampakan ini hanya d tunjukan oleh mineral
plagioklas.dengan kata lain merupakan pemadaman khusus mineral plagioklas. A.
Macam –macam jenis kembaran mineral Plagioklas Kembaran albit : dicirikan
oleh kembaran selang –seling antara gelap dan terang dalam jumlah yang relatif
cukup banyak. 1. Kembaran carlsbad: yang dicirikan oleh kembaran berupa
pasangan gelap dan terang dalam jumlah yang tidak lebih dari satu pasangan. 2.
Kembaran Carlsbad-Albit: yang dicirikan oleh kombinasi antara carlsbad dan
Albit.
7. 4
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Album Mineral Seri Reaksi Bowen
a. OLIVINE
1. FORSTERITE ((Mg, Fe)2SiO4)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Fracture yang tidak teratur umum.
Bias rangkap : Kuat, teratas orde ke II
Kembaran : -
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
8. 5
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Forsterite juga ditemukan dalam banyak meteorit besi-
nikel. Bukan hanya sebagai butir kristal kecil tapi signifikan sebagai ukuran
kadang menduduki lebih dari 50% dari volume meteorit.
2. OLIVINE ((Mg,Fe)2 SiO4)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna-warna
Bentuk : Anhedral dengan bentuk poligonal dan berupa fenokris
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak teratur
Bias rangkap : Kuat,orde – II paling atas
Kembaran : kadang-kadang dijumpai
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
9. 6
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif dan negatif
Keterangan : Mineral yang sering membuat kekeliruan dengan olivine
adalah diopside, tetapi diopside mempunyai belahan yang baik, sudut pemadaman
yang miring, dan kadang-kadang bias rangkap lemah. Sedangkan olivine yang
kaya oksida besi dinamakan Hyalosideri terdiri dari 50% Fe2 SiO4 Biasanya
olivin terubah menjadi antigori dan magnetik sekunder pda bagian pecahan.
Olivine mineral yang umum dalam batuan beku mafik-ultramafik, seperti basa
nitedunite dan peridotite.
3. FAYALITE ((Fe, Mg)2SiO4)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai kekuningan atau netral
Bentuk : Euhedral, Kristal anhedral
Relief : Sangat tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : paralel tidak sempurna dalam satu arah (010)
Bias rangkap : Kuat
10. 7
Kembaran : -
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Fayalite juga ditemukan banyak besi-nikel dalam
meteorit, bukan hanya sebagai butiran kecil tetapi sebagai kristal besar kadang-
kadang menduduki lebih dari 50% dari volume meteorit.
4. MONTICELLITE (CaMgSiO4)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Granular, berupa kristal anhedral-subhedral dan prismatic
panjang
Relief : Agak Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak teratur
11. 8
Bias rangkap : Sedang merah orde -I
Kembaran : Kadang-kadang dijumpai
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Monticellita adalah mineral yang agak sulit dikenal karena
tidak mempunyai sifat yang jelas, mempunyai forster dan olivine tetapi
mempunyai bias rangkap lemah daripada lainnya, merupakan mineral ciri
metamorf kotak dari batugamping dan dolomite tetapi kadang-kadang juga
didapatkan dalam batuan beku seperti : alnoiteplizenit dan nepheline basah.
12. 9
b. PYROXENE
- ORTHOPYROXENE
1. ESTANTITE (MgSiO3)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai netral
Bentuk : Kristal prismatic. Inklusi-inklusi umum dan menghasilkan
struktur schiler.
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah, kehijauan sampai kemerah-mudaan
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Paralel (110),(010),(100)
Bias rangkap : Agak lemah, kuning sampai merah orde -I
Kembaran : -
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
13. 10
Keterangan : Enstatite lebih umum terbentuk pada batuan beku jika
bukan untuk kelimpahan besi di sebagian besar magma.
2. HYIPERSTHENE ((Mg,Fe)SiO3)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Netral-hijau muda/merah muda
Bentuk : Kristal subhedral prismatik
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah, kehijauan sampai kemerah-mudaan
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Paralel (110),(010),(100)
Bias rangkap : Agak lemah, kuning sampai merah orde -I
Kembaran : -
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
14. 11
Keterangan : Hyipersthene menyerupai beberapa macam andalusite,
tetapi andalus lenght-fast hyipersthene didapatkan dalam batuan beku, ciri utama
dari norite hypersthene.
- CHLYNOPYROXENE
1. AUGITE (Ca(Mg,Fe)(SiO3)2(Al2Fe)2O3)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Hampir tidak berwarna, netral coklat kehijauan muda atau
keunguan muda
Bentuk : Kristal prismatik pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Tidak ada sampai lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110), dalam dua arah pada sudut 87 dan 93 .satu arah
dalam sayatan loditudinal pararel
Bias rangkap : Sedang kira-kira ditengah orde-II
Kembaran : Umum, polisintetik, kombinasi polisintetik yang dikenal
sebagai struktur herring bone
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 36 sampai 45o
15. 12
Orientasi optis : Length fast kadang-kadang length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Augite sulit dibedakan dari diopside, tetapi diopside
mempunyai sudut pemadaman yang kecil dan warna yang terang. Augite
teralterasi menjadi hornblende yang terbentuk pada tahap magmatik akhir dan
uratile atau tremoliteactinolite sekunder yang terbentuk oleh alterasi hidrothermal.
Augite yang umum dalam batuan beku sub-silisik seperti Auganite, Basalt,
Gabbro. Limburgite dan Peridotite.
2. DIOPSITE (CaMgSi2O6)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna atau netral
Bentuk : Kristal subhedral
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 87o dan 93o
16. 13
Bias rangkap : Sedang, bervariasi dari yang terbawah sampai yang teratas
orde ke II
Kembaran : Polisintetik
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 37o sampai 44o (C^Z)
Orientasi optis : Slower ray
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Spesimen mineral Diopside bisa sangat mencolok dalam
penampilan, dan menarik bagi kolektor mineral.
3. PIGEONITE ((Mg,Fe2+,Ca)2Si2O6)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna atau netral
Bentuk : Kristal anbhedral
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 87o dan 93o
17. 14
Bias rangkap : Sedang, bervariasi dari yang terbawah sampai yang teratas
orde ke II
Kembaran : Polisintetik
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 22o sampai 45o
Orientasi optis : Slower ray
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Pigeonite ditemukan sebagai fenokris di batuan vulkanik
di Bumi dan sebagai kristal di meteorit dari Mars dan Bulan. Dalam perlahan
didinginkan batuan beku intrusif, pigeonit jarang diawetkan, namun bukti tekstur
breakdown untuk Orthopyroxene ditambah Augite dapat hadir, seperti yang
ditunjukkan pada gambar mikroskopis yang menyertainya.
4. AEGIRINE (NaFe(SiO3)2)
Sifat optis
Warna absorsi : Hijau,kuning kecoklatan
Bentuk : Kristal prismatik
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Kuat,hijau tua,hijau muda,kuning
18. 15
Indeks bias : n.mineral > n.k balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 870 dan 930
Bias rangkap : Kuat sampai sangat kuat,orde ketiga, atau orde-IV
Kembaran : -
Sudut Pemadaman : Dalam sayatan longitudinal sangat kecil (20-100)
Orientasi optis : Length Fast
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Aegirine menyerupai beberapa Amphibole, tetapi
dibedakan dengan sudut pemadaman yang kecil dan Length Fast. Acmite adalah
piroksen yang erat hubungannya dengan Aegirine, perbedaanya dari warnanya
yang coklat. Merupakan ciri dari batunan beku yang kaya soda seperti Nepheline
Syenite, Phonolite, Trachite, Soda Granite. Sering kali terdapat sebagai
Overgrouth dengan kristal Aegirine-augite.
5. HEDENBERGITE (FeCaSi2O6)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Netral sampai kehijauan
Bentuk : Columnar aggregate
Relief : Sangat tinggi
19. 16
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 87o dan 93o
Bias rangkap : Sedang, ungu orde pertama
Kembaran : -
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal kira-kira 42o
Orientasi optis : Faster ray
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Hedenbergite walaupun biasanya lebih gelap dari pada
batu permata sepupunya Diopside, masih bisa menjadi spesimen mineral yang
indah. Dari hijau gelap ke warna hitam bisa stricking dengan kilau terang yang
ditemukan pada beberapa spesimen. Meskipun ini bukan merupakan mineral
jarang, kristal baik Hedenbergite yang langka dan spesimen yang menunjukkan
kristal yang bagus, baik warna dan kilap dihargai.
6. JADEITE (NaAl(SiO3)2)
Sifat optis
Warna absorsi : Tidak berwarna sampai hijau
20. 17
Bentuk : Granular sampai columnar atau fibrous
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Bervariasi
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 87ᵒ dan 93ᵒ
Bias rangkap : Sedang, orde-ll
Kembaran : kadang-kadang didapatkan
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi dari 30ᵒ sampai 40ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Jadite dibedakan dari nephrite dengan sudut pemadaman
yang besar dan indeks bias yang lebih besar. Dari Diopside dengan sudut
pemadaman yang kecil dan columnar. Jadite teralterasi menjadi Termilite-
actinolite dan hanya terdapat pada batuan Jadite (jadeitite).
7. AEGERIN-AUGITE ((Na,Ca)(Fe3+,Fe2+,Mg,Al)Si2O6)
21. 18
Sifat Optis
Warna absorbsi : Hijau
Bentuk : Kristal euhedral prismatic pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Sedang, kuning hijau sampai kehijauan
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (1100 pada sudut 87o dan 93o)
Bias rangkap : Teratas sampai di tengah orde ke II
Kembaran : Umum
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal kira-kira dari -15o sampai -36o
Orientasi optis : Lenght fast
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif atau negatif
Keterangan : Dilihat dalam cahaya terpolarisasi-bidang dari cokelat
kemerahan dellaventuraite (OPTK) sebagai pertumbuhan berlebih pada ungu-abu
aegirine-augit (AE-AG) dalam matriks bulat kuarsa (QZ) dengan minor bulat
(lega tinggi) butir Apatite.
8. WOLLASTONITE
22. 19
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Columnar atau fibrous aggregate
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Pararel yang sempurna dengan (100), pararel yang kurang
sempurna dengan (001) dan (102), dan yang tidak sempurna (101) dan (101)
Bias rangkap : Agak lemah, ordenya pertama
Kembaran : Kadang-kadang ada
Sudut pemadaman : -
Orientasi optis : Length slow atau length fast
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Beberapa sifat yang membuat Wollastonite begitu berguna
adalah kecerahan tinggi dan putih, kelembaban rendah dan penyerapan minyak,
dan konten volatil rendah. Wollastonite digunakan terutama di keramik, produk
gesekan (rem dan kopling), metalmaking, cat filler, dan plastik.
.
23. 20
c. AMPHIBOLES
1. HORNBLENDE (Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4(O11) 2)
Sifat optis
Warna absorbsi : Hijau atau coklat
Bentuk : Kristal prismatik
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Kuat
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56ᵒ dan 124ᵒ
Bias rangkap : Sedang, ditengah orede kedua
Kembaran : Agak umum
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi dari 12ᵒ sampai 30ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
24. 21
Keterangan : Hornblende berbeda dari augite dalam belahan,
pleokronisme dan sudut pemadaman. Hornlende coklat menyerupai biotite
mempunyai belahan yang baik (satu arah) dan paralel sudut pemadamannya.
Hornblende sangat umum didapatkan dan merupakan mineral yang tersebar luas
dalam berbagai tipe batuan beku, juga dalam schist, gneiss dan amphibole.
2. LAMPROBOLITE ((Ca,Mg,Fe,Al) SiO2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Kuning sampai coklat, seringkali dengan batas opak
Bentuk : Kristal euhedral prismatik pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Agak kuat
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56o dan 124o
Bias rangkap : Agak kuat sampai sangat kuat, orde III
Kembaran : Tidak nampak
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 0o – 120 (simetris)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
25. 22
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Lamprobolite dibedakan dari hornblende coklat dengan
sudut pemadaman yang kecil dan bias rangkap kuat. Kaerstutite adalah titaniuam
amphibolites yang berhubungan dengan lamprobolite. Terdapat dalam batuan
vulkanik seperti andesite, auganite, basalt, basanite dan berhubungan dengan tuff.
3. NEPHRITE {Ca2 (Mg, Fe)5 (OH)2Si8O22}
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai abu-abu
Bentuk : Fibrous sampai fibro lamellar aggregate, kristal prismatic
tidak sempurna
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Menyerupai termolite actinolite tetapi jarang yang jelas
Bias rangkap : Sedang, dari abu-abu orde pertama sampai warna cerah di
tengah orde kedua
Kembaran : Kadang-kadang dijumpai
26. 23
Sudut pemadaman : Bervariasi dari pararel sampai yang maksimum 10o – 200
(simetris)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Apabila dipanaskan mengeluarkan air yang menunjukkan
bahwa ia terbentuk dalam suasana hidro (perhatikan adanya gugusan OH) atau
dikenal sebagai Amphibole.
4. ANTHOPHYLLITE (Mg,Fe)7(OH)2(Si4O11)2
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna atau warna muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai fibrous
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 54ᵒ dan 126ᵒ. Umum.
Bias rangkap : Sedang, teratas sampai terbawah orde-ll
27. 24
Kembaran : Tidak ada
Sudut pemadaman : Paralel / simetris
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif dan negatif
Keterangan : Menyerupai Tremolite-actinolit dan Cummingtonite, tetapi
dapat dibedakan dari sudut pemadamnya yang paralel. Terakterasi menjadi talc
dan sebagian yang terbentuk yang terbentu disebut hidrus anthopylite. Anthipylite
adalah ciri batuan metamorf dan mineral sekunder dalam peridotit dan dunite.
5. TREMOLITE ACTINOLITE (Ca2(Mg Fe)3(OH)2(SiO4O11)2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai fibrous
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah dalam sudut 56ᵒ dan 124ᵒ pararel
dengan panjang
28. 25
Bias rangkap : Kuat,orde – II paling atas
Kembaran : Sedang sampai agak kuat. Orde ll
Sudut pemadaman : Dalam sayatan Longitudinal bervariasi dari 10ᵒ sampai 20ᵒ
(pararel-simetri)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Tremolith merupakan amphibole yang tidak berwarna,
edenite menyerupai tremolite tetapi mempunyai sudut pemandaman yang besar.
Tremolit actinolite teralterasi menjadi talc. Tremolite-actionolite terdapat dalam
metamorf kontak scist dan gneiss dan batugamping metamorf, juga didapatkan
sebagai pengganti pyroxene dalam batuan beku.
6. CUMMINGTONITE (Mg,Fe)7(OH)2(Si4O11)2
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai fibrous
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Lemah
29. 26
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56o – 124o. Paralel
dengan panjang
Bias rangkap : Sedang sampai agak kuat, terbawah atau ditengah orde
kedua
Kembaran : Polisentrik
Sudut pemadaman : Dalaam sayatan langitudinal bervariasi dari 15o – 20o
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua(biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Cummingtonite kadang mempunyai grunerite, tetapi
cummingtonite mempunyai sudut pemadaman yang lebih besar dan indeks bias
yang lebih kecil dan tanda optisnya yang positif. Dibedakan dengan tremolite dari
tanda optisnya yang positif dan dibedakan dengan anthophyllite dari sudut
pemadamannya yang miring. Umum dijumpai pada batuan metamorf.
5. GRUNERITE (Fe7Si8O22(OH)2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
30. 27
Bentuk : Columnar sampai fibrous aggregate
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 56o dan 124o. Pararel
dan panjang
Bias rangkap : Agak kuat
Kembaran : Kadang polisintetik
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi dari 10o – 150
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Ini adalah endmember besi dari seri grunerite-
cummingtonite. Membentuk sebagai berserat, columnar atau agregat kristal besar.
Kristal monoklin prismatik. Kilapnya adalah kaca sampai mutiara dengan warna
mulai dari hijau, coklat ke abu-abu gelap.
31. 28
d. BIOTITE (K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Cokelat kekuning-kemerahan cokelat, hijau zaitun
Bentuk : Kristal euhedral, tabular lamenar dan agak melengkung
Relief : Sedang
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Sempurna dalam satu arah (001)
Bias rangkap : Kuat merah ,orde II
Kembaran : Kadang-kadang ada
Sudut pemadaman : Pararel dengan belahan 3ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Biotite dibedakan dengan Phlogopite dengan warna gelap
dan sudut aborsi kuat. Dari Hornblende cokelat umum dibedakan dengan sudut
pemadaman yang kecil dan perbedaan belahan. Biotite sering teralterasi menjadi
Chlorite, juga menjadi Vermiculitte.
32. 29
e. PLAGIOCLASE
1. ANORTHITE (CaAl2Si2O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (001) sempurna (010), kurang sempurna, dan (110) tidak
sempurna
Bias rangkap : Lemah abu-abu ,orde I
Kembaran : Albit Kalsbad, dan Kalsbad-Albit
Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi, tergantung dari jenis
plagioclasnya
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
33. 30
Keterangan : Anorthite dibedakan dari plagioclase lainnya oleh sudut
pemdaman index bias. Anorthite di dapatkan dalam endapan metamorf kontak dan
lava.
2. BYTOWNITE (Ca(70-90%))(Na(30-10%))(Al, Si)AlSi2O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal subhedral sampai anhedral
Relief : Sedang
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak
sempurna
Bias rangkap : Lemah abu-abu ,orde I
Kembaran : Albit Kalsbad, dan Kalsbad-Albit
Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi, tergantung dari jenis
plagioclasnya
Orientasi optis : Length slow
34. 31
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Bytownite dibedakan dari plagioklas lainya oleh sudut
pemadaman dan indeks bias. Bytownite umunya terdapat dalam gabro,
anorthosite atau basalt.
3. LABRADORITE (Ca(50-70%))(Na(50-30%))(Al, Si)AlSi2O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak
sempurna
Bias rangkap : Lemah abu-abu atau putih orde ke I
Kembaran : Albite
Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi dari 27,5o sampai 39o. Pada (001)
= -7o – (-1vo pada (010) = -16o –(-29o)
35. 32
Orientasi optis : -
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Labradorite dibedakan dari plagioclase lainya oleh sudut
pemadaman maksimum kembar albite dan indeks bias. Labradorit adalah minertal
yang sangat umum dalam batuan beku subsilicic seperti augenit, basalt, gabro
dan olivine gabro, juga terdapat dalam batuan metamorf.
4. ANDESINE (Na(70-50%))(Ca(30-50%))(Al, Si)AlSi2O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak
sempurna
Bias rangkap : Lemah abu-abu atau putih, orde ke I
Kembaran : Albite, sudut sayatan rhombic bervariasi dari +3o sampai -
2o dalam andesine
Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi dari 13o sampai 27,5o. Pada (001)
= 0o – (-7o), pada (010) = 0o – (-16o)
Orientasi optis : -
Sumbu optis : Dua (biaxial)
36. 33
Tanda optis : Positif
Keterangan : Andesine hanya konstituen minor di kebanyakan granite
dan syenites. Tapi apakah feldspar yang dominan dalam batuan tertentu yang
disebut andesite. Hal ini juga ditemukan di beberapa batuan metamorf sebagai
konstituen minor.
5. OLIGOCLASE (Na(90-70%))(Ca(10-30%))(Al, Si)AlSi2O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral, subhedral dan anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak
sempurna
Bias rangkap : Lemah atau agak lemah, abu-abu atau putih orde ke I
Kembaran : Albite
Sudut pemadaman : Kembar albit bervariasi dari 0o sampai 12 o. Pada (001) =
0o – 3o, pada (010) = 0o – (+15o)
Orientasi optis : -
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif atau negatif
37. 34
Keterangan : Oligoclase terdapatnya sangat umum dalam batuan beku
persilicic seperti granite, rhyolite, syanite, trachite, dan batuan beku lainya,
kadang-kadang di dapatkan dalam granite pegmatite dan batuan metamorf.
6. ALBITE (NaAlSi3O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Plate atau lath-shaped, jarang dalam fenokris. Mungkin
intergrowth dengan microcline
Relief : Rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral < n. K-balsam
Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak
sempurna
Bias rangkap : Agak lemah, kuning muda, orde ke I
Kembaran : Polisintetik sesuai dengan albite, jarang tidak ada. Yang
sesuai dengan Carlsbad atau kombinasinya, percline.
Sudut pemadaman : Sesuai dengan kembar albit bervariasi dari 12o sampai 19o,
yang pararel dengan (001) = 3o – 5o, pada (010) = 15o – 20o
38. 35
Orientasi optis : -
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Albite terdapat dalam granite, granite pegmatite, vein dan
batuan metamorf.
39. 36
f. ALKALI – FELDSPAR
1. ORTHOCLASE ((K,Na)AlSi3O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna tetapi berkabut
Bentuk : Fenokris kristal subhedral sampai anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Pararel yang sempurna dengan (001) pararel yang kurang
sempurna (010), dan (110) tidak sempurna
Bias rangkap : Lemah abu-abu, orde I
Kembaran : Kalsbad
Sudut pemadaman : Pararel pada (001), (010) dari 5ᵒ sampai 12ᵒ
Orientasi optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Ortoclase mineral yang tersebar luas. Dalam Spherulitic
obsidian dan rhyolite seringkali intergrouth dengan cristobalite atau quartz juga
dalam endapan detrital, batupasir arkose.
40. 37
2. ANORTHOCLASE ((Na,K)AlSiO8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Fenokris, kristal subhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral < n. K-balsam
Belahan : Paralel yang sempurna dengan (010), paralel yang
sempurna dengan (010)
Bias rangkap : Lemah, abu-abu dan putih orde-I
Kembaran : Polisintetik
Sudut pemadaman : Pada (001) + 1o – 40 pada (010) + 4o – 10o
Orientasi optis : Dua (biaxial)
Sumbu optis : -
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Anorthoclase dapat dibedakan dari feldspar lainnya oleh
sudut sumbu optik kira-kira 50o (sanidine di bawahnya dan yang lain di atasnya).
41. 38
Ciri lainnya adalah terdapat pada batuan beku yang kaya soda, kadang didapatkan
dalam pegmatite.
3. SANIDINE ((K,Na) AlSi3O8)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Fenokris
Relief : Rendah
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : pararel yang sempurna (010), dan (110) kurang sempurna
Bias rangkap : Lemah abu-abu, orde I
Kembaran : Kalsbad
Sudut pemadaman : Pararel pada (001), (010) dari 5ᵒ sampai 12ᵒ
Orientasi optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Sanidine dibedakan dari orthoclas dari sudut sumbu yang
kecil dan pada beberapa keadaan oleh perbedaan orientasi, sering berkabut dengan
sanidine bersih.
42. 39
4. MICROCLINE (KalSi3O5)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna, tetapi berkabut
Bentuk : Kristal subhedral sampai anhedral
Relief : Rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral < n. K-balsam
Belahan : Paralel yang sempurna dengan (001). Paralel yang kurang
sempurna dengan (010), paralel yang tidak sempurna dengan (110) dan (110)
Bias rangkap : Lemah, abu-abu dan putih orde-I
Kembaran : Polisintetik, dalam dua arah (albit dan periklin)
Sudut pemadaman : Pada (001) = + 5o
Orientasi optis : Length Fast
Sumbu optis : -
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Albite umumnya intergrowth dengan microcline, dikenal
dengan perthite. Microcline dibedakan dari orthoclase oleh kembaran polisintetik
43. 40
dan dari anorthoclase dan albite oleh sudut pemadaman 15o pada (001).
Microcline terdapat dalam granite, syenite dan gneiss.
g. MUSCOVITE (KAl2(OH)2(AlSi3O10)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal tabular atau scaly
Relief : Bervariasi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam satu arah (001) sangat sempurna
Bias rangkap : Kuat, teratas orde-ll
Kembaran : Kadang-kadang
Sudut pemadaman : Paralel dengan belahan, tetapi mungkin membentuk sudut
2o atau 3o
Orientasi optis : Length slow (sumbu panjang kristalografi = sumbu a)
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
44. 41
Keterangan : Talc hampir sama dengan muscovite dan propbyllite
dalam sifat optis. Hydromuscovite sangat sama dengan sericite variety muscovite.
Muscovite sangat umum dalam batuan metamorf seperti phyllite, schist, dan
gneiss, juga dalam granite dan berkembang maksimum dalam granite pegmatite,
umum sebagaui mineral detrital terutama dalam arkose. Sericite terdapat dalam
sedikit keratin dan mineral sekunder yang dibentuk oleh alterasi hidrotermal
silikat terutama feldspar.
h. QUARTZ (SiO2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna, seringkali terdiri dari inklusi
Bentuk : Kristal prismatik anhedral, butiran dan sebagai
penggantian euhedral, intergroup dengan plagioclase dalam bentuk vermicular
(mymerkite), seringkali terdapat sebagai intersertal mineral, pseudomorf
Relief : Sangat rendah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Tidak ada, rhombohedral yang tidak sempurna
Bias rangkap : Agak lemah, orde-I
Kembaran : Umum jarang terlihat
45. 42
Sudut pemadaman : Paralel dan simetris
Orientasi optis : Length Slow
Sumbu optis : Satu (uniaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Cordierite sering membuat kekeliruan dengan quartz
tetapi cordierite biaxial. Quartz adalah mineral ubiquitous, terdapat dalam
berbagai tipe batuan sebagai mineral utama, asesories atau sekunder dvan mineral
detrital.
46. 43
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mineral optik merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral yang terkandung pada suatu batuan. Mineral optik
membahas tentang mineral- mineral pada batuan dalam bentuk monomineral.
Salah satu tujuan mempelajari mineral optik ialah untuk untuk mengetahui cara
menentukan sifat-sifat optik mineral, serta mengenal mineral secara mikroskopik.
Alat yang digunakan dalam pengamatan mineral mikroskopis adalah Mikroskop
Polarisasi sedangkan bahan yang diamati ialah sayatan mineral. Deskripsi optis
pada mineral, yakni: NIKOL SEJAJAR (Plane Polarized Light/PPL) : Warna,
Bentuk, Pleokroisme, Indeks Bias, Relief. NIKOL SILANG (Cross Polarized
Light/XPL) Bias Rangkap (Bire Fringence), Orientasi, Pemadaman, Kembaran.