Eksperimen mengukur entalpi reaksi antara larutan HCl dan NaOH untuk menentukan sifat eksotermik/endotermiknya. Hasil pengukuran suhu sebelum dan sesudah reaksi menunjukkan penurunan suhu sebesar 9°C, menandakan sifat eksotermik dengan entalpi reaksi -37,8 kJ/mol.
1. I. Tujuan
Menentukan perubahan entalpi dari reaksi HCl dengan NaOH
II. Dasar Teori
Panas Reaksi dan Termokimia
Hubungan sistem dengan lingkungan
Pelajaran mengenai panas reaksi dinamakan termokimia yang merupakan bagian
dari cabang ilmu pengetahuan yang lebih besar yaitu termodinamika. Sebelum
pembicaraan mengenai prisip termokimia ini kita lanjutkan, akan dibuat dulu
definisi dari beberapa istilah. Salah satu dari istilah yang akan dipakai adalah
sistim. Sistim adalah sebagian dari alam semesta yang sedang kita pelajari.
Mungkin saja misalnya suatu reaksi kimia yang terjadi dalam suatu gelas kimia.
Di luar sistim adalah lingkungan. Dalam menerangkan suatu sistim, kita harus
memperinci sifat-sifatnya secara tepat. Diberikan suhunya, tekanan, jumlah mol
dari tiap zat dan berupa cairan, padat atau gas. Setelah semua variabel ini
ditentukan berarti semua sifat-sifat sistim sudah pasti, berarti kita telah
menggambarkan keadaan dari sistim.
Bila perubahan terjadi pada sebuah sistim maka dikatakan bahwa sistim bergerak
dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Bila sistim diisolasi dari lingkungan
sehingga tak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang terjadi di
dalam sistim adalah perubahan adiabatik. Selama ada perubahan adiabatik, maka
suhu dari sistim akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik sedangkan
bila reaksinya endotermik akan turun. Bila sistim tak diisolasi dari
lingkungannya, maka panas akan mengalir antara keduanya, maka bila terjadi
reaksi, suhu dari sistim dapat dibuat tetap. Perubahan yang terjadi pada
temperatur tetap dinamakan perubahan isotermik. Telah dikatakan, bila terjadi
reaksi eksotermik atau endotermik maka pada zat-zat kimia yang terlibat akan
terjadi perubahan energi potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama dengan
perubahan energi potensial ini. Mulai sekarang kita akan menggunakan perubahan
ini dalam beberapa kuantitas sehingga perlu ditegakkan beberapa peraturan untuk
menyatakan perubahan secara umum.
2. Simbol Δ (huruf Yunani untuk delta) umumnya dipakai untuk menyatakan
perubahan kuantitas. Misalnya perubahan suhu dapat ditulis dengan ΔT, dimana T
menunjukkan temperatur. Dalam praktek biasanya dalam menunjukkan
perubahan adalah dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur
mula-mula.
ΔT = T akhir – T mula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial
(Ep) Δ (E.P) = EP akhir – EP awal
Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan
eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil
reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi berarti EP akhir lebih rendah
dari EP mula-mula . Sehingga harga ÷EP mempunyai harga negatif.
Kebalikannya dengan reaksi endoterm, dimana harga ÷EP adalah positif.
Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Peristiwa endoterm (kanan) dan eksoterm (kiri)
REAKSI EKSOTERM
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau
pada reaksi tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga ΔH = negatif (
– )
Contoh :
C(s) + O2 (g) → CO2 (g) + 393.5 kJ ;
ΔH = -393.5 kJ
REAKSI ENDOTERM
Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi
tersebut dibutuhkan panas. Pada reaksi endoterm harga ΔH = positif ( + )
Contoh : CaCO3(s) → CaO (s) + CO2(g) - 178.5 kJ ; ΔH = +178.5 kJ
3. Definisi Thermokimia
Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari
dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termal nya saja.
Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam
tubuh kita dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan
untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti
minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar
dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil
berjalan. Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan
(komponen utama dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk m emas ak.
Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan
akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar berfungsi.
Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil atau dikeluarkan. Mari
kita periksa terjadinya hal ini dan bagaimana kita mengetahui adanya perubahan
energi.
Peristiwa termokimia
Misalkan kita akan melakukan reaksi kimia dalam suatu tempat tertutup sehingga
tak ada panas yang dapat keluar atau masuk kedalam campuran reaksi tersebut.
Atau reaksi dilakukan sedemikian rupa sehingga energi total tetap sama. Juga
4. misalkan energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial
pereaksi sehingga waktu reaksi terjadi ada penurunan energi potensial. Tetapi
energi ini tak dapat hilang begitu saja karena energi total (kinetik dan potensial)
harus tetap konstan. Sebab itu, bila energi potensialnya turun, maka energi
kinetiknya harus naik berarti energi potensial berubah menjadi energi kinetik.
Penambahan jumlah energi kinetik akan menyebabkan harga rata-rata energi
kinetik dari molekulmolekul naik, yang kita lihat sebagai kenaikan temperatur
dari campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi panas.
Kebanyakan reaksi kimia tidaklah tertutup dari dunia luar. Bila campuran reaksi
menjadi panas seperti digambarkan dibawah, panas dapat mengalir ke
sekelilingnya. Setiap perubahan yang dapat melepaskan energi ke sekelilingnya
seperti ini disebut perubahan eksoterm. Perhatikan bahwa bila terjadi reaksi
eksoterm, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari
zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun.
Kadang-kadang perubahan kimia terjadi dimana ada kenaikan energi potensial
dari zat-zat bersangkutan. Bila hal ini terjadi, maka energi kinetiknya akan turun
sehingga temperaturnya juga turun. Bila sistem tidak tertutup di sekelilingnya,
panas dapat mengalir ke campuran reaksi dan perubahannya disebut perubahan
endoterm. Perhatikan bahwa bila terjadi suatu reaksi endoterm, temperatur dari
campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam
reaksi akan naik.
III. Alat dan Bahan
1. Alat
Kalorimeter
Thermometer
Gelas ukur
2. Bahan
Larutan HCl 2M
Larutan NaOH 2M
IV. Cara Kerja
1. Memasukkan 25 ml larutan HCl 2M ke dalam gelas ukur. Mencatat suhu
larutan tersebut sebagai T. HCl
5. 2. Memasukkan 25 ml larutan NaOH 2M ke dalam gelas ukur. Mencatat suhu
larutan tersebut sebagai T. NaOH
3. Mencatat rata-rata suhu NaOH dan HCl sebagai T.awal
4. Memasukkan NaOH dan HCl secara bersamaan dalam kalorimeter kemudian
dikocok. Mencatat suhu sebagai T.akhir
5. Menghitung ΔH campuran
V. Data Pengamatan
No. Pengamatan Suhu
1 T. HCl 22°C
2 T. NaOH 28 °C
3 T.awal 25 °C
4 T.akhir 34°C
VI. Analisa Data
Q = m . c . ΔT
= 50 gr × 4,2
J
gr℃
× 9°C
= 1890 J
= 1,89 kJ
Reaksi :
NaOH + HCl NaCl H2O
m 50 mmol
50 mmol
- -
r 50 mmol
50 mmol
50 mmol 50 mmol
s -
-
50 mmol 50 mmol
(-Q karena reaksi eksothermis)
ΔH =
−Q
mol H2O
=
−1,89 kJ
0,05 mol
= −37,8 kJ
mol
6. VII. Kesimpulan
Hasil ΔH antara HCl 2M dengan NaOH 2M adalah 37,8
kJ
mol
dengan reaksi
eksothermis