SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
TUGAS MAKALAH
ATURAN TRAPESIUM
Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus Integral
Dosen pengampu : Glori Indira Diana Br Purba, S.Pd, M.Pd.
DISUSUN
NAMA KELOMPOK :
1. ESRA JULIANA HARIANJA (4172131015)
2. FEBE KAREN REHULINA Br GINTING (4173131014)
3. FRANS HARDI SAMOSIR (4172131016)
4. LINDA ROSITA (4173131020)
5. PELITA ANANDA SIANTURI (4173331038)
KELOMPOK : IV
KELAS : KIMIA DIK B 2017
JURUSAN : KIMIA
PROGRAM : S-1 PENDIDIDKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang masalah................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
3. Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Dasar Teori...................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................................... 14
2. Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula shalawat
bertangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi
besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga
kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran
dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan
ini, kami ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Kalkulus Integral Ibu Glori
Indira Diana Br Purba, S.Pd, M.Pd. yang telah membimbing kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini
nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah melaksanakan tugas makalah yang dilakukan
pada 16 Mei 2018 Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini bermanfaat. Amin.
Medan, 16 Mei 2018
TIM PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sulitnya menentukan sebuah nilai yang absolute dari penyelesaian persamaan
matematik maka dicari sebuah solusi yang tepat, yaitu dengan menggunakan sebuah
metode atau cara yang akan mendapatkan sebuah hasil pendekatan yang bisa dianggap
sebagai sebuah penyelesaian yang layak. Ketelitian yang cukup tinggi sangat
diperlukan dalam suatu perhitungan karena sangat mempengaruhi hasil perhitungan.
Hal ini mendorong diciptakannnya berbagai macam metode. Metode numeris yang
merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematis
dengan cara operasi hitungan. Disini diperlukan suatu perhitungan yang berulang-
ulang (iterative) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu diperlukan suatu
program komputer yang dapat meyelesaikan perhitungan dengan cepat dan teliti
sehingga kesalahan perhitungan dapat dihindari.
Salah satu operasi matematika yang sering digunakan dalam dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah masalah integrasi. Integrasi numerik merupakan
suatu proses mencari nilai integral suatu fungsi yang dibatasi titik variable tertentu
dengan membagi dari kedua titik tersebut menjadi beberapa pita atau subinterval.
Penyelesaian didapat dari sejumlah literasi tertentu, dengan penambahan pita atau
subinterval dari masing-masing iterasi, sehingga didapatkan sebuah nilai yang layak.
Nilai layak maksudnya nilai pendekatan yang mempunyai error kecil. Sedangkan error
dimaksudkan untuk membatasi tingkat ketelitian perhitungan untuk mendapatkan hasil
yang layak. Error dapat dihitung dari selisih dua buah hasil iterasi yang berurutan. Error
yang diinginkan adalah batas kesalahan yang sangat kecil.
Dari beberapa metode yang digunakan untuk menyelesaikan integral dari suatu
fungsi-fungsi persamaan diatas adalah Metode Luas Trapesium. Dengan begitu sebuah
nilai dapat dianggap sebagai penyelesaian numeric jika memenuhi syarat yaitu error
yang kecil, karena untuk membatasi tingkat kesalahan perhitungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi metode numerik ?
2. Bagaimana teorema yang digunakan pada aturan trapesium?
3. Bagaimana modifikasi aturan trapezoidal (aturan trapesium) ?
4. Bagaimana metode trapesium dengan banyak pias ?
5. Bagaimana ketelitian dari hampiran trapesium ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi metode numerik.
2. Mengetahui teorema yang digunakan pada aturan trapesium.
3. Mengetahui modifikasi aturan trapezoidal (aturan trapesium).
4. Mengetahui metode trapesium dengan banyak pias.
5. Mengetahui ketelitian dari hampiran trapesium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE NUMERIK
Metode Numerik adalah adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungana ritmatika
biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Metode artinya cara, sedangkan numerik artinya
angka, jadi metode numerik secara harafiah berarti cara berhitung dengan
menggunakan angka-angka (Nirsal, 2014)
Selain Metode Numerik, ada yang namanya Metode Analitik. Dan yang dimaksud
dengan Metode Analitik adalah metode penyelesaian model matematika dengan rumus-
rumus aljabar yang sudah baku (lazim). Metode Analitik disebut juga metode sejati,
karena ia memberi kita solusi sejati (exact solution) atau solusi sesungguhnya, yaitu
solusi yang memiliki galat (error) sama dengan nol.
Ada perbedaan utama antara Metode Numerik dan Metode Analitik yang terletak
pada dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk
angka. Bandingkan dengan metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi dalam
bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi matematik yang selanjutnya fungsi
matematik tersebut dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka.
Kedua, dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri
atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran
atau solusi pendekatan. Namun, solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang kita
inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat dengan solusi sejati, sehingga ada selisih
antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan Galat (error) atau nilai kesalahan.
Kesalahan ini penting artinya, karena kesalahan dalam pemakaian algoritma
pendekatan akan menyebabkan nilai kesalahan yang besar, tentunya ini tidak
diharapkan. Sehingga pendekatan metode numerik selalu membahas tingkat kesalahan
dan tingkat kecepatan proses yang akan terjadi.
1. ATURAN TRAPESIUM
Mengevaluasi suatu integral tertentu dxxf
b
a
 )( untuk f(x) sebarang fungsi yang kontinu
pada selang [a,b], dengan metode analitik biasanya sulit bahkan ada yang tak dapat
dievaluasi. Mengatasi persoalan ini dan persoalan integrasi yang lebih umum yang
hanya mempunyai beberapa nilai dari f(x) (dengan argumen x = xi, i = 0, 1, 2, ..., n)
dibutuhkan beberapa pendekatan.
Pilihannya adalah mencari sebuah fungsi, misalnya g(x) yang sesuai untuk mengatasi
kedua persoalan yaitu merupakan pendekatan dari f(x) yang mudah untuk diintegralkan
secara analitik.
Diberikan dua buah titik data (x0, f(x0)) dan (x1, f(x1)). Karena f(x) melalui dua buah
titik (x0, f(x0)) dan (x1, f(x1)), maka dipakai interpolasi berorde satu f(x) ≈ P1(x).
Integral dengan Aturan Trapesium, h = b – a
Menurut interpolasi beda terbagi Newton orde satu : P1(x) = f0+ f[xo,x1] (x-x1).
Dengan memakai f(x) ≈ P1(x) tersebut diperoleh :
   dxxxxxffdxxpdxxf
b
a
b
a
b
a
   01001 ,)()(  dxxx
xx
ff
xf
b
a
b
a
0
01
01
0 ] 


 
Dapat ditunjukkan bahwa bentuk terakhir ini sama dengan
 10
2
ff
ab


atau  ba ff
ab


2
Jadi aturan trapesiumnya adalah
Pada aturan ini,fungsi 𝑓( 𝑥) pada [a,b] dibagi dalam beberapa selang (n). Perhatikan
gambar berikut :
 )()(
2
)( bfaf
h
dxxf
b
a

denganh = b - a
Kita tahu bahwa integral dari suatu fungsi adalah luas daerah pada fungsi tersebut yang
dibatasi oleh selang pengintegralan. Gambar diatas menunjukkan bahwa funsgi 𝑓( 𝑥)
dihampiri luasan trapesium. Jadi menghitung fungsi 𝑓( 𝑥) dengan batas [a,b] adalah
jumlah dari luas trapesium (Purcell, 2004).
Kita juga ketahui bahwa rumus dari luas trapesium adalah L=
ℎ
2
(c+d). Rumus luas ini
akan membantu kita untuk mencari luas pada gambar pertama.
Karena a = 𝑥0 dan b = 𝑥 𝑛 maka luas sebuah trapesium pada gambar diatas adalah
A =
ℎ
2
(𝑓(𝑥1−1 + 𝑓(𝑥1))
Untuk lebih akurat, maka kita harus memperbanyak trapesium dalam fungsi tersebut
sehingga luas seluruhnya adalah
A total = 𝐴1 + 𝐴2 + .... + 𝐴 𝑛
Dengan
A =
ℎ
2
(𝑓(𝑥0)+ 𝑓(𝑥1))
A =
ℎ
2
(𝑓(𝑥1)+ 𝑓(𝑥2))
A =
ℎ
2
(𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛))
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
∫ 𝑓(𝑥)
𝑏
𝑎
𝑑𝑥 = 𝐴1 + 𝐴2 + .... + 𝐴 𝑛
∫ 𝑓(𝑥)
𝑏
𝑎
𝑑𝑥 =
ℎ
2
(𝑓(𝑥0)+ 𝑓(𝑥1)) +
ℎ
2
(𝑓(𝑥1)+ 𝑓(𝑥2)) +
ℎ
2
(𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛))
Sehingga hasil diatas dapat kita sederhanakan menjadi
∫ 𝑓(𝑥)
𝑏
𝑎
𝑑𝑥 ≈
ℎ
2
(𝑓(𝑥0)+ 2 𝑓(𝑥1)) + 2𝑓(𝑥2)+ ....+ (2𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛))
≈
ℎ
2
(𝑓(𝑥0)+ 2 𝑓(𝑥1)) + 2𝑓(𝑥2)+ ....+ (2𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛))
≈
ℎ
2
[(𝑓(𝑥0)+ 2∑ 𝑓𝑛−1
𝑖=1 (𝑥1)) + 𝑓(𝑥 𝑛)]
Dengan
ℎ =
𝑏 − 𝑎
𝑛
Sekarang kita akan menguji coba aturan ini dengan integral yang akan kita ketahui nilai
eksaknya.
1. Dengan menggunakan aturan Trapeziodal dengan n = 8 hampirilah nilai
∫ 𝑥2
2
0
𝑑𝑥
Penyelesaian :
Karena n = 8 maka ℎ =
2−0
8
=
1
4
= 0,25
𝑖 𝑥 𝑖 𝑓(𝑥 𝑖) 𝑐𝑖 𝑐𝑖 𝑥 𝑓(𝑥𝑖)
0 0 0 1 0
1 0,25 0,625 2 0,125
2 0,5 0,25 2 0,5
3 0,75 0,5625 2 1,125
4 1,00 1,00 2 2
5 1,25 1,5625 2 3,125
6 1,50 2,25 2 4,5
7 1,75 3,0625 2 6,125
8 2,00 4,00 1 4
Jumlah 21,5
Jadi, ∫ 𝑥22
0
𝑑𝑥 =
0,25
2
(21,5) = 2,6875
Jika kita bandingkan dengan nilai eksaknya yaitu
∫ 𝑥22
0
𝑑𝑥 = [
𝑥3
3
]
2
0
=
8
3
= 2,6666667
Kesalahan pada aturan Trapezoidal 𝐸 𝑛 dinyatakan dengan
𝐸 𝑛 =
( 𝑏 − 𝑎)3
12𝑛2
𝑓" (𝑐)
Dengan c adalah suatu titik tengah diantara a dan b
Jika dibandingkan dengan nilai eksaknya maka masih terdapat perbedaan yang cukup
signifikan. Sehingga kita akan mencoba beralih pada aturan selanjutnya.
Modifikasi aturan Trapezoidal (Aturan Trapesium)
Aturan Trapezoidal diutus dapat dimodifikasi sebagai berikut
Sekarang kita akan mencoba mengaplikasikan dalam contoh diatas .
∫ 𝑥22
0
𝑑𝑥 ≈ 𝑇 −
[𝑓′( 𝑏)−𝑓"(𝑎) ℎ3
12
≈
ℎ
2
(𝑓(𝑥0)+ 2 𝑓(𝑥1)) + 2𝑓(𝑥2)+ ....+ (2𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛))-
[𝑓′( 𝑏)−𝑓"(𝑎) ℎ3
12
Sekarang kita akan mencoba mengaplikasikannya dalam contoh diatas
1. Dengan menggunakan aturan Trapeziodal dengan n = 8 hampirilah nilai
∫ 𝑥2
2
0
𝑑𝑥
Penyelesaian :
Karena n = 8 maka ℎ =
2−0
8
=
1
4
= 0,25
𝑖 𝑥 𝑖 𝑓(𝑥 𝑖) 𝑐𝑖 𝑐𝑖 𝑥 𝑓(𝑥𝑖)
0 0 0 1 0
1 0,25 0,625 2 0,125
2 0,5 0,25 2 0,5
3 0,75 0,5625 2 1,125
4 1,00 1,00 2 2
5 1,25 1,5625 2 3,125
6 1,50 2,25 2 4,5
7 1,75 3,0625 2 6,125
8 2,00 4,00 1 4
Jumlah 21,5
Jadi, ∫ 𝑥22
0
𝑑𝑥 =
0,25
2
(21,5) = 2,6875
Jika kita bandingkan dengan nilai eksaknya yaitu
∫ 𝑥22
0
𝑑𝑥 = [
𝑥3
3
]
2
0
=
8
3
= 2,6666667
Selanjutnya, 𝑓′( 𝑥) = 2𝑥 => 𝑓′(0) = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑓′(2) = 4 𝑚𝑎𝑘𝑎
[𝑓′( 𝑏)−𝑓"(𝑎) ℎ2
12
=
(4−0)(0,25)2
12
=
4(0,0625)
12
= 0,020833
Sehingga
∫ 𝑥22
0
𝑑𝑥 ≈ 2,6875 − 0,020833
≈ 2,666667
Hasilnya sama dengan nilai eksak.
Aturan komposisi trapesium
Selang [a,b]dibagi menjadi n selang bagian dengan lebar selang :
n
ab
h

 .
Berdasarkan aturan trapesium diperoleh
              
           121
1211
2...22
2
2
...
22
)(....)()()(




   
n
n
b
a
b
a
b
a
b
a
xfxfxfbfaf
h
bfxf
h
xfxf
h
xfxf
h
dxxfdxxfdxxfdxxf
Jadi (Martono,1984 )
Metode trapesium dengan banyak pias
Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi maka kurva lengkung didekati oleh sejumlah
garis lurus, sehingga terbentuk banyak pias. Luas bidang adalah jumlah dari luas
     





 


1
1
2
2
)(
n
i
i
b
a
xfbfaf
h
dxxf
beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias yang digunakan hasil
yang didapat semakin teliti (Kanginan, 2007).
Panjang tiap pias adalah sama yaitu Ax. Apabila terdapat n pias, berati panjang masing-
masing adalah :
∆x =
𝑏 − 𝑎
𝑛
Batas–batas pias diberi notasi 𝑥0 = 𝑎, 𝑥 𝑖 , 𝑥2, ..... , 𝑥 𝑛 = 𝑏
Intgeral total dapat ditulis dalam bentuk
2. KETELITIAN DARI HAMPIRAN ATURAN TRAPESIUM
Integrasi Numerik adalah Integral suatu fungsi dimana operator matematik yang
dipresentasikan dalam bentuk:
merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi
adalah dari x = a sampai x = b.
Integral adalah nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f (x) dan sumbu-x, serta
antara batas x = a dan x = b. Dalam integral analitis, persamaan dapat diselesaikan
menjadi:
Integral numerik dilakukan apabila:
1. Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.
2. Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara
numerik dalam bentuk angka (tabel).
Metode Trapesium
Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi rerata, yang berbentuk:
I ≈ (b − a) =
𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏)
2
Contoh soal:
Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung :
𝐼∫ 𝑒 𝑥
4
0
𝑑𝑥
Penyelesaian:
Bentuk integral diatas dapat diselesaikan secara analitis:
𝐼 ∫ 𝑒 𝑥4
0
𝑑𝑥 = [ 𝑒 𝑥]
4
0
= [ 𝑒4 − 𝑒0] = 53,598150
Hitungan integral numerik dilakukan dengan menggunakan persamaan :
I ≈ (b − a) =
𝑓( 𝑎) − 𝑓( 𝑏)
2
= (4 − 0)
𝑒0 − 𝑒4
2
= 111,1963
Untuk mengetahui tingkat ketelitian dari integral numerik, hasil hitungan numerik
dibandingkan dengan hitungan analitis.
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak adalah:
Terlihat bahwa penggunaan metode trapesium satu pias memberikan kesalahan sangat
besar (lebih dari 100 %).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Menurut interpolasi beda terbagi Newton orde satu : P1(x) = f0+ f[xo,x1] (x-x1).
Dengan memakai f(x) ≈ P1(x) tersebut diperoleh :
   dxxxxxffdxxpdxxf
b
a
b
a
b
a
   01001 ,)()(  dxxx
xx
ff
xf
b
a
b
a
0
01
01
0 ] 


 
Dapat ditunjukkan bahwa bentuk terakhir ini sama dengan
 10
2
ff
ab


atau  ba ff
ab


2
Jadi aturan trapesiumnya adalah
 )()(
2
)( bfaf
h
dxxf
b
a

dengan h = b - a
Integral numerik dilakukan apabila:
1. Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.
2. Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara
numerik dalam bentuk angka (tabel).
Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi rerata, yang berbentuk:
I ≈ (b − a) =
𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏)
2
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmi, U. 2012. Membandingkan Metode Trapesium Satu Pias, Banyak Pias Dan Koreksi Ujung.
Jurnal Teknika. 1(1). 356-358.
Nirsal. 2014. Penggunaan Ekstrapolasi untuk Menyelesaikan Fungsi Integral Tentu. Jurnal
Ilmiah komputer. 4(2). 45-54.
Kanginan, Marthen. 2007. Matematika Integral. Bandung : PT Grafindo Media Pratama.
Martono, K. 1984. Kalkulus Dan Ilmu Ukur Analitik 2. Angkasa : Bandung.
Purcell, Edwin. 2004. Kalkulus Jilid I. Jakarta : Erlangga.

More Related Content

What's hot

Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Dayga_Hatsu
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaNailul Hasibuan
 
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaProblematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiOnggo Wiryawan
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1el sucahyo
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran barian11
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduadwiprananto
 
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstanRelasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstanLutfi Nursyifa
 

What's hot (20)

Kemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi MatematisKemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi Matematis
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
 
Lkpd limit fungsi
Lkpd limit fungsiLkpd limit fungsi
Lkpd limit fungsi
 
Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1
 
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaProblematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
 
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstanRelasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstan
 
MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)
 

Similar to Aturan Trapesium untuk Integrasi Numerik

Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Izhan Nassuha
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreAlvin Setiawan
 
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompokMakalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompokRahmank Sana-sini
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaAlvin Setiawan
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaIbad Ahmad
 
Momen inersia
Momen inersiaMomen inersia
Momen inersiaNia Rahma
 
364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdf
364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdf364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdf
364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdfAasAhmad
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
pengantar metode numerik
 pengantar metode numerik pengantar metode numerik
pengantar metode numeriksoftscients
 
Makalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linearMakalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linearPertiwi0812
 
Bahan kuliah 1 metoda numerik
Bahan kuliah 1   metoda numerikBahan kuliah 1   metoda numerik
Bahan kuliah 1 metoda numerikSriyono Nozbee
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newAlen Pepa
 
B ab 01 metode numerik secara umum
B ab  01 metode numerik secara umumB ab  01 metode numerik secara umum
B ab 01 metode numerik secara umumalamsyah88
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfZukét Printing
 

Similar to Aturan Trapesium untuk Integrasi Numerik (20)

Tabel.biseksi.regula falsi
Tabel.biseksi.regula falsiTabel.biseksi.regula falsi
Tabel.biseksi.regula falsi
 
Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
 
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompokMakalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
 
Metode numerik-stmik-aub
Metode numerik-stmik-aubMetode numerik-stmik-aub
Metode numerik-stmik-aub
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Momen inersia
Momen inersiaMomen inersia
Momen inersia
 
364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdf
364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdf364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdf
364352264-Laporan-Pembuatan-Alat-Peraga-Matematika-2.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
pengantar metode numerik
 pengantar metode numerik pengantar metode numerik
pengantar metode numerik
 
Rio
RioRio
Rio
 
2679 3639-1-sm
2679 3639-1-sm2679 3639-1-sm
2679 3639-1-sm
 
Makalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linearMakalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linear
 
Bahan kuliah 1 metoda numerik
Bahan kuliah 1   metoda numerikBahan kuliah 1   metoda numerik
Bahan kuliah 1 metoda numerik
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-new
 
B ab 01 metode numerik secara umum
B ab  01 metode numerik secara umumB ab  01 metode numerik secara umum
B ab 01 metode numerik secara umum
 
Materi metode numerik
Materi metode numerikMateri metode numerik
Materi metode numerik
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 

More from Linda Rosita

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWLinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESLinda Rosita
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...Linda Rosita
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENLinda Rosita
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYALinda Rosita
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYALinda Rosita
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMLinda Rosita
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANLinda Rosita
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASILinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASALinda Rosita
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIALinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASALinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASALinda Rosita
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPLinda Rosita
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALLinda Rosita
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairLinda Rosita
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISLinda Rosita
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGLinda Rosita
 

More from Linda Rosita (20)

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TES
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
 
CBR BORON
CBR BORONCBR BORON
CBR BORON
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cair
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTING
 
CBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTINGCBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTING
 

Recently uploaded

hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (10)

hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Aturan Trapesium untuk Integrasi Numerik

  • 1. TUGAS MAKALAH ATURAN TRAPESIUM Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus Integral Dosen pengampu : Glori Indira Diana Br Purba, S.Pd, M.Pd. DISUSUN NAMA KELOMPOK : 1. ESRA JULIANA HARIANJA (4172131015) 2. FEBE KAREN REHULINA Br GINTING (4173131014) 3. FRANS HARDI SAMOSIR (4172131016) 4. LINDA ROSITA (4173131020) 5. PELITA ANANDA SIANTURI (4173331038) KELOMPOK : IV KELAS : KIMIA DIK B 2017 JURUSAN : KIMIA PROGRAM : S-1 PENDIDIDKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018 DAFTAR ISI Kata Pengantar
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang masalah................................................................................... 1 2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2 3. Tujuan.............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. Dasar Teori...................................................................................................... 3 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan .................................................................................................... 14 2. Saran............................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15
  • 3. KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula shalawat bertangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin. Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Kalkulus Integral Ibu Glori Indira Diana Br Purba, S.Pd, M.Pd. yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah melaksanakan tugas makalah yang dilakukan pada 16 Mei 2018 Semoga makalah ini bermanfaat. Amin. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin. Medan, 16 Mei 2018 TIM PENYUSUN
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sulitnya menentukan sebuah nilai yang absolute dari penyelesaian persamaan matematik maka dicari sebuah solusi yang tepat, yaitu dengan menggunakan sebuah metode atau cara yang akan mendapatkan sebuah hasil pendekatan yang bisa dianggap sebagai sebuah penyelesaian yang layak. Ketelitian yang cukup tinggi sangat diperlukan dalam suatu perhitungan karena sangat mempengaruhi hasil perhitungan. Hal ini mendorong diciptakannnya berbagai macam metode. Metode numeris yang merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematis dengan cara operasi hitungan. Disini diperlukan suatu perhitungan yang berulang- ulang (iterative) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu diperlukan suatu program komputer yang dapat meyelesaikan perhitungan dengan cepat dan teliti sehingga kesalahan perhitungan dapat dihindari. Salah satu operasi matematika yang sering digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi adalah masalah integrasi. Integrasi numerik merupakan suatu proses mencari nilai integral suatu fungsi yang dibatasi titik variable tertentu dengan membagi dari kedua titik tersebut menjadi beberapa pita atau subinterval. Penyelesaian didapat dari sejumlah literasi tertentu, dengan penambahan pita atau subinterval dari masing-masing iterasi, sehingga didapatkan sebuah nilai yang layak. Nilai layak maksudnya nilai pendekatan yang mempunyai error kecil. Sedangkan error dimaksudkan untuk membatasi tingkat ketelitian perhitungan untuk mendapatkan hasil yang layak. Error dapat dihitung dari selisih dua buah hasil iterasi yang berurutan. Error yang diinginkan adalah batas kesalahan yang sangat kecil. Dari beberapa metode yang digunakan untuk menyelesaikan integral dari suatu fungsi-fungsi persamaan diatas adalah Metode Luas Trapesium. Dengan begitu sebuah nilai dapat dianggap sebagai penyelesaian numeric jika memenuhi syarat yaitu error yang kecil, karena untuk membatasi tingkat kesalahan perhitungan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi metode numerik ? 2. Bagaimana teorema yang digunakan pada aturan trapesium? 3. Bagaimana modifikasi aturan trapezoidal (aturan trapesium) ?
  • 5. 4. Bagaimana metode trapesium dengan banyak pias ? 5. Bagaimana ketelitian dari hampiran trapesium ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui definisi metode numerik. 2. Mengetahui teorema yang digunakan pada aturan trapesium. 3. Mengetahui modifikasi aturan trapezoidal (aturan trapesium). 4. Mengetahui metode trapesium dengan banyak pias. 5. Mengetahui ketelitian dari hampiran trapesium.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. METODE NUMERIK Metode Numerik adalah adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungana ritmatika biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Metode artinya cara, sedangkan numerik artinya angka, jadi metode numerik secara harafiah berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka (Nirsal, 2014) Selain Metode Numerik, ada yang namanya Metode Analitik. Dan yang dimaksud dengan Metode Analitik adalah metode penyelesaian model matematika dengan rumus- rumus aljabar yang sudah baku (lazim). Metode Analitik disebut juga metode sejati, karena ia memberi kita solusi sejati (exact solution) atau solusi sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat (error) sama dengan nol. Ada perbedaan utama antara Metode Numerik dan Metode Analitik yang terletak pada dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk angka. Bandingkan dengan metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi matematik yang selanjutnya fungsi matematik tersebut dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka. Kedua, dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran atau solusi pendekatan. Namun, solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan Galat (error) atau nilai kesalahan. Kesalahan ini penting artinya, karena kesalahan dalam pemakaian algoritma pendekatan akan menyebabkan nilai kesalahan yang besar, tentunya ini tidak diharapkan. Sehingga pendekatan metode numerik selalu membahas tingkat kesalahan dan tingkat kecepatan proses yang akan terjadi. 1. ATURAN TRAPESIUM Mengevaluasi suatu integral tertentu dxxf b a  )( untuk f(x) sebarang fungsi yang kontinu pada selang [a,b], dengan metode analitik biasanya sulit bahkan ada yang tak dapat dievaluasi. Mengatasi persoalan ini dan persoalan integrasi yang lebih umum yang
  • 7. hanya mempunyai beberapa nilai dari f(x) (dengan argumen x = xi, i = 0, 1, 2, ..., n) dibutuhkan beberapa pendekatan. Pilihannya adalah mencari sebuah fungsi, misalnya g(x) yang sesuai untuk mengatasi kedua persoalan yaitu merupakan pendekatan dari f(x) yang mudah untuk diintegralkan secara analitik. Diberikan dua buah titik data (x0, f(x0)) dan (x1, f(x1)). Karena f(x) melalui dua buah titik (x0, f(x0)) dan (x1, f(x1)), maka dipakai interpolasi berorde satu f(x) ≈ P1(x). Integral dengan Aturan Trapesium, h = b – a Menurut interpolasi beda terbagi Newton orde satu : P1(x) = f0+ f[xo,x1] (x-x1). Dengan memakai f(x) ≈ P1(x) tersebut diperoleh :    dxxxxxffdxxpdxxf b a b a b a    01001 ,)()(  dxxx xx ff xf b a b a 0 01 01 0 ]      Dapat ditunjukkan bahwa bentuk terakhir ini sama dengan  10 2 ff ab   atau  ba ff ab   2 Jadi aturan trapesiumnya adalah Pada aturan ini,fungsi 𝑓( 𝑥) pada [a,b] dibagi dalam beberapa selang (n). Perhatikan gambar berikut :  )()( 2 )( bfaf h dxxf b a  denganh = b - a
  • 8. Kita tahu bahwa integral dari suatu fungsi adalah luas daerah pada fungsi tersebut yang dibatasi oleh selang pengintegralan. Gambar diatas menunjukkan bahwa funsgi 𝑓( 𝑥) dihampiri luasan trapesium. Jadi menghitung fungsi 𝑓( 𝑥) dengan batas [a,b] adalah jumlah dari luas trapesium (Purcell, 2004). Kita juga ketahui bahwa rumus dari luas trapesium adalah L= ℎ 2 (c+d). Rumus luas ini akan membantu kita untuk mencari luas pada gambar pertama. Karena a = 𝑥0 dan b = 𝑥 𝑛 maka luas sebuah trapesium pada gambar diatas adalah A = ℎ 2 (𝑓(𝑥1−1 + 𝑓(𝑥1)) Untuk lebih akurat, maka kita harus memperbanyak trapesium dalam fungsi tersebut sehingga luas seluruhnya adalah A total = 𝐴1 + 𝐴2 + .... + 𝐴 𝑛 Dengan A = ℎ 2 (𝑓(𝑥0)+ 𝑓(𝑥1)) A = ℎ 2 (𝑓(𝑥1)+ 𝑓(𝑥2)) A = ℎ 2 (𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛)) Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ∫ 𝑓(𝑥) 𝑏 𝑎 𝑑𝑥 = 𝐴1 + 𝐴2 + .... + 𝐴 𝑛 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑏 𝑎 𝑑𝑥 = ℎ 2 (𝑓(𝑥0)+ 𝑓(𝑥1)) + ℎ 2 (𝑓(𝑥1)+ 𝑓(𝑥2)) + ℎ 2 (𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛))
  • 9. Sehingga hasil diatas dapat kita sederhanakan menjadi ∫ 𝑓(𝑥) 𝑏 𝑎 𝑑𝑥 ≈ ℎ 2 (𝑓(𝑥0)+ 2 𝑓(𝑥1)) + 2𝑓(𝑥2)+ ....+ (2𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛)) ≈ ℎ 2 (𝑓(𝑥0)+ 2 𝑓(𝑥1)) + 2𝑓(𝑥2)+ ....+ (2𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛)) ≈ ℎ 2 [(𝑓(𝑥0)+ 2∑ 𝑓𝑛−1 𝑖=1 (𝑥1)) + 𝑓(𝑥 𝑛)] Dengan ℎ = 𝑏 − 𝑎 𝑛 Sekarang kita akan menguji coba aturan ini dengan integral yang akan kita ketahui nilai eksaknya. 1. Dengan menggunakan aturan Trapeziodal dengan n = 8 hampirilah nilai ∫ 𝑥2 2 0 𝑑𝑥 Penyelesaian : Karena n = 8 maka ℎ = 2−0 8 = 1 4 = 0,25 𝑖 𝑥 𝑖 𝑓(𝑥 𝑖) 𝑐𝑖 𝑐𝑖 𝑥 𝑓(𝑥𝑖) 0 0 0 1 0 1 0,25 0,625 2 0,125 2 0,5 0,25 2 0,5 3 0,75 0,5625 2 1,125 4 1,00 1,00 2 2 5 1,25 1,5625 2 3,125 6 1,50 2,25 2 4,5 7 1,75 3,0625 2 6,125 8 2,00 4,00 1 4 Jumlah 21,5 Jadi, ∫ 𝑥22 0 𝑑𝑥 = 0,25 2 (21,5) = 2,6875 Jika kita bandingkan dengan nilai eksaknya yaitu ∫ 𝑥22 0 𝑑𝑥 = [ 𝑥3 3 ] 2 0
  • 10. = 8 3 = 2,6666667 Kesalahan pada aturan Trapezoidal 𝐸 𝑛 dinyatakan dengan 𝐸 𝑛 = ( 𝑏 − 𝑎)3 12𝑛2 𝑓" (𝑐) Dengan c adalah suatu titik tengah diantara a dan b Jika dibandingkan dengan nilai eksaknya maka masih terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Sehingga kita akan mencoba beralih pada aturan selanjutnya. Modifikasi aturan Trapezoidal (Aturan Trapesium) Aturan Trapezoidal diutus dapat dimodifikasi sebagai berikut Sekarang kita akan mencoba mengaplikasikan dalam contoh diatas . ∫ 𝑥22 0 𝑑𝑥 ≈ 𝑇 − [𝑓′( 𝑏)−𝑓"(𝑎) ℎ3 12 ≈ ℎ 2 (𝑓(𝑥0)+ 2 𝑓(𝑥1)) + 2𝑓(𝑥2)+ ....+ (2𝑓(𝑥 𝑛−1+ 𝑓(𝑥 𝑛))- [𝑓′( 𝑏)−𝑓"(𝑎) ℎ3 12 Sekarang kita akan mencoba mengaplikasikannya dalam contoh diatas 1. Dengan menggunakan aturan Trapeziodal dengan n = 8 hampirilah nilai ∫ 𝑥2 2 0 𝑑𝑥 Penyelesaian : Karena n = 8 maka ℎ = 2−0 8 = 1 4 = 0,25 𝑖 𝑥 𝑖 𝑓(𝑥 𝑖) 𝑐𝑖 𝑐𝑖 𝑥 𝑓(𝑥𝑖) 0 0 0 1 0 1 0,25 0,625 2 0,125 2 0,5 0,25 2 0,5 3 0,75 0,5625 2 1,125 4 1,00 1,00 2 2 5 1,25 1,5625 2 3,125 6 1,50 2,25 2 4,5 7 1,75 3,0625 2 6,125 8 2,00 4,00 1 4
  • 11. Jumlah 21,5 Jadi, ∫ 𝑥22 0 𝑑𝑥 = 0,25 2 (21,5) = 2,6875 Jika kita bandingkan dengan nilai eksaknya yaitu ∫ 𝑥22 0 𝑑𝑥 = [ 𝑥3 3 ] 2 0 = 8 3 = 2,6666667 Selanjutnya, 𝑓′( 𝑥) = 2𝑥 => 𝑓′(0) = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑓′(2) = 4 𝑚𝑎𝑘𝑎 [𝑓′( 𝑏)−𝑓"(𝑎) ℎ2 12 = (4−0)(0,25)2 12 = 4(0,0625) 12 = 0,020833 Sehingga ∫ 𝑥22 0 𝑑𝑥 ≈ 2,6875 − 0,020833 ≈ 2,666667 Hasilnya sama dengan nilai eksak. Aturan komposisi trapesium Selang [a,b]dibagi menjadi n selang bagian dengan lebar selang : n ab h   . Berdasarkan aturan trapesium diperoleh                           121 1211 2...22 2 2 ... 22 )(....)()()(         n n b a b a b a b a xfxfxfbfaf h bfxf h xfxf h xfxf h dxxfdxxfdxxfdxxf Jadi (Martono,1984 ) Metode trapesium dengan banyak pias Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi maka kurva lengkung didekati oleh sejumlah garis lurus, sehingga terbentuk banyak pias. Luas bidang adalah jumlah dari luas                1 1 2 2 )( n i i b a xfbfaf h dxxf
  • 12. beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias yang digunakan hasil yang didapat semakin teliti (Kanginan, 2007). Panjang tiap pias adalah sama yaitu Ax. Apabila terdapat n pias, berati panjang masing- masing adalah : ∆x = 𝑏 − 𝑎 𝑛 Batas–batas pias diberi notasi 𝑥0 = 𝑎, 𝑥 𝑖 , 𝑥2, ..... , 𝑥 𝑛 = 𝑏 Intgeral total dapat ditulis dalam bentuk 2. KETELITIAN DARI HAMPIRAN ATURAN TRAPESIUM Integrasi Numerik adalah Integral suatu fungsi dimana operator matematik yang dipresentasikan dalam bentuk: merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi adalah dari x = a sampai x = b. Integral adalah nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f (x) dan sumbu-x, serta antara batas x = a dan x = b. Dalam integral analitis, persamaan dapat diselesaikan menjadi:
  • 13. Integral numerik dilakukan apabila: 1. Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis. 2. Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara numerik dalam bentuk angka (tabel). Metode Trapesium Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi rerata, yang berbentuk: I ≈ (b − a) = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) 2 Contoh soal: Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung : 𝐼∫ 𝑒 𝑥 4 0 𝑑𝑥 Penyelesaian: Bentuk integral diatas dapat diselesaikan secara analitis: 𝐼 ∫ 𝑒 𝑥4 0 𝑑𝑥 = [ 𝑒 𝑥] 4 0 = [ 𝑒4 − 𝑒0] = 53,598150 Hitungan integral numerik dilakukan dengan menggunakan persamaan : I ≈ (b − a) = 𝑓( 𝑎) − 𝑓( 𝑏) 2 = (4 − 0) 𝑒0 − 𝑒4 2 = 111,1963 Untuk mengetahui tingkat ketelitian dari integral numerik, hasil hitungan numerik dibandingkan dengan hitungan analitis. Kesalahan relatif terhadap nilai eksak adalah:
  • 14. Terlihat bahwa penggunaan metode trapesium satu pias memberikan kesalahan sangat besar (lebih dari 100 %).
  • 15. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Menurut interpolasi beda terbagi Newton orde satu : P1(x) = f0+ f[xo,x1] (x-x1). Dengan memakai f(x) ≈ P1(x) tersebut diperoleh :    dxxxxxffdxxpdxxf b a b a b a    01001 ,)()(  dxxx xx ff xf b a b a 0 01 01 0 ]      Dapat ditunjukkan bahwa bentuk terakhir ini sama dengan  10 2 ff ab   atau  ba ff ab   2 Jadi aturan trapesiumnya adalah  )()( 2 )( bfaf h dxxf b a  dengan h = b - a Integral numerik dilakukan apabila: 1. Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis. 2. Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara numerik dalam bentuk angka (tabel). Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi rerata, yang berbentuk: I ≈ (b − a) = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) 2 3.2 Saran Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Ilmi, U. 2012. Membandingkan Metode Trapesium Satu Pias, Banyak Pias Dan Koreksi Ujung. Jurnal Teknika. 1(1). 356-358. Nirsal. 2014. Penggunaan Ekstrapolasi untuk Menyelesaikan Fungsi Integral Tentu. Jurnal Ilmiah komputer. 4(2). 45-54. Kanginan, Marthen. 2007. Matematika Integral. Bandung : PT Grafindo Media Pratama. Martono, K. 1984. Kalkulus Dan Ilmu Ukur Analitik 2. Angkasa : Bandung. Purcell, Edwin. 2004. Kalkulus Jilid I. Jakarta : Erlangga.