Pentingnya Bisnis dan Studi Kelayakan Bisnis
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk terbesar keempat terbanyak di dunia dan mayoritas didominasi usia muda dan produktif. Akan tetapi, survey dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pegangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, Tingkat Pegangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2018 mencapai 5,13%, atau turun dari periode tahun sebelumnya, yaitu 5,33%. Dari presentase tersebut maka jumlah pegangguran di Indonesia saat ini mencapai 6,87 juta orang atau turun dari sebelumnya yang mencapai 7,01 juta orang.
Dampak pegangguran tidak hanya menjadi masalah terhadap tingginya tingkat kriminalitas, tetapi juga berdampak pada produktivitas dan daya saing bangsa. Menciptakan lebih banyak kesempatan kerja berupa di bukanya lapangan pekerjaan baru akan memiliki kontribusi yang besar dalam memengaruhi tingkat produktivitas, khususnya memberantas kemiskinan, memecahkan masalah sosial, keputusaasan, dan frustasi. Yang bisa menghadirkan kesempatan tersebut ialah ENTREPENEUR (wirausaha).
Menurut Prof. David McClelland, suatu negara yang makmur minimal harus memiliki Entrepeneur 2%dari total populasinya. Singapura saja sudah mencapai angka 7%, Malaysia 5%, dan Indonesia diperkirakan masih di bawah 2%. Oleh karena itu, bisa dilihat bahwa sebuah negara yang memiliki tingkat produktivitas tinggi di antaranya dipengaruhi oleh rasio persentase jumlah entrepreneur yang ada di negara tersebut, seperti halnya Singapura dan Malaysia.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan peran entrepreneur dalam sebuah negara adalah sebagai berikut.
1. Sebagai penggerak roda perekonomian bangsa.
2. Penyedia lapangan pekerjaan.
3. Sumber pemasukan negara dari sisi pajak.
4. Penghasil devisa negara dari aktivitas perdagangan luar negeri.
5. Ikut membantu dalam aktivitas sosial kemasyarakatan (CSR)
Menjadi entrepreneur adalah pilihan bukan urusan bakat ataupun keturunan. Entrepreneur tidak sekadar teknik, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga lebh pada sikap mental yang kuat terhadap pribadinya. Menjadi entrepreneur tidak bisa karena disuruh, dipaksa, tetapi berangkat dari niat, kemauan tinggi, kesadaran diri, hasrat, dan motivasi yang kuat disertai kemampuan belajar, berpikir, bertindak, dan berani mengambil segala risiko yang mungkin dihadapi.
Selain itu, seorang entrepreneur pada masa-masa mendatang dituntut untuk mampu menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi, baik faktor internal maupun eksternal. Untukitu, dalam menjalani setiap langkah bisnis, seorang entrepreneur harus berdasarkan pertimbangan yang matang agar keputusan yang diambil dalam aktivitas bisnis tidak berisiko gagal atau berdampak kerugian bagi bisnis yang dijalankan.
4. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk terbesar keempat terbanyak di dunia dan
mayoritas didominasi usia muda dan produktif. Akan tetapi, survei dari BPS, angka pegangguran di Indonesia ma
sih cukup tinggi. BPS merilis, tingkat pegangguran terbuka (TPT) di Indonesia
5.00%
5.10%
5.20%
5.30%
5.40%
2018 2017
Tingkat Pegangguran Terbuka (TPT) di
Indonesia
Presentase
angka
peganggura
n pada 2018
dan periode
tahun
sebelumnya
Dari presentase tersebut maka jumlah pegangguran di Indonesia saat ini mencapai 6,87 juta orang atau turun dar
i sebelumnya yang mencapai 7,01 juta orang.
Menciptakan lebih banyak kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan akan memiliki kontribusi yang besar dalam
memengaruhi tingkat produktivitas, khususnya memberantas kemiskinan, memecahkan masalah sosial, keputusa
saan, dan frustasi. Yang bisa menghadirkan kesempatan lapangan pekerjaan yang luas adalah ENTREPENEUR
(wirausaha).
5. Suatu negara yang makmur minimal
harus memiliki entrepreneur 2%
dari total populasinya.
~Prof. David McClelland
7% 5%
Contoh :
6. Peran Entrepeneur Dalam Sebuah Nega
ra :
Penyedia lapang
an pekerjaan
Ikut membantu dalam a
ktivitas sosial kemasyar
akatan (CSR)
Sebagai pengger
ak roda perekon
omian bangsa
Sumber pemasukan
negara dari sisi pa
jak
Penghasil devisa nega
ra dari aktivitas per
dagangan luar negeri
8. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
“ Suatu kegiatan yang mempelajari secara menda
lam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan di
jalankan, dalam rangka menentukan layak atau ti
dak usaha tersebut dijalankan.”
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha d
apat dilihat dari berbagai aspek. Setiap aspek untuk
dapat dikatakan layak harus memiliki suatu standar ni
lai tertentu, namun keputusan penilaian tak hanya dila
kukan pada salah satu aspek saja. Penilaian untuk men
entukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh a
spek yang akan dinilai nantinya.
9. Aspek manajemen dan organis
asi.
1
Aspek manajemen sumber day
a manusia.
2
Aspek pasar dan pemasaran.
3
Aspek operasional, teknik, dan tek
nologi.
4
Aspek risiko, sosial, hukum-politik,
dan ekonomi.
5
ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS DI
ANTARANYA SEBAGAI BERIKUT :
11. Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Usaha
01
Data dan informasi
tidak lengkap
03 Tidak teliti
05 Kondisi lingkungan
02 Salah perhitungan
04
Pelaksanaan pekerj
aan salah
06 Unsur sengaja
Risiko kerugian yang timbul di masa yang
akan datang disebabkan karena di masa
yang akan penuh dengan berbagai ketida
kpastian. Secara umum, faktor-faktor y
ang menyebabkan kegagalan terhadap ha
sil yang dicapai sekalipun telah dilakukan
studi kelayakan bisnis secara benar dan
sempurna seperti yang telah diuraikan di
atas sebagai berikut :
Kegagalan dapat dimulai dari kesalahan si penstudi dalam melakuka
n perhitungan sampai kepada faktor-faktor yang memang tidak da
pat dikendalikan oleh manusia yang berujung kerugian pada perus
ahaan.
12. Oleh karena itu, sebelum studi kelayakan bisnis dijalankan tim yang akan menangani studi kelay
akan bisnis harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut :
B
C
Penentuan metode dan alat
ukur yang tepat.
Loyalitas tim studi kelayak
an bisnis
Tenaga ahli yang dimiliki da
lam tim studi kelayakan bis
nis benar-benar tangguh.
A
D
Kelengkapan dan keakuratan d
ata dan informasi yang diperoleh.
13. Manfaat Bisnis
Tersedia sarana
dan prasarana
Manfaat ekonomi
Membuka peluang
pekerjaan
Meningkatkan persatuan dan mem
bantu pemerataan pembangunan
Membuka isolasi wil
ayah
Memperoleh keuntungan
14. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menghindari
risiko kerugi
an
Memudahkan
perencanaan
Memudahkan
pelaksanaan
pekerjaan
Memudahkan pe
ngawasan
Memudahkan pe
ngendalian
16. F. Sumber-Sumber Data Dan Informasi
Data dan informasi
yang bersumber da
ri universitas atau
perguruan tinggi lai
nnya.
Data dan informas
i yang bersumber
dari Biro Pusat St
atistik (BPS)
Data dan informasi y
ang bersumber dari
Asosiasi Industri dan
Dagang yang memba
wahi jenis usaha yan
g sejenis
Departemen teknis, di mana
biasanya data-data dan inf
ormasi yang dikeluarkan ter
kumpul dari tahun ke tahun,
misalnya jika usaha pertani
an, maka perlu dicari dari
Departemen Pertanian
Data dan informasi ya
ng bersumber dari le
mbaga-lembaga peneli
tian, baik yang dilaku
kan oleh pemerintah s
eperti LIPI maupun s
wasta
Data dan informasi y
ang bersumber dari
publikasi ekonomi da
n bisnis baik dari ko
ran ataupun majalah
Data dan informasi y
ang bersumber dari p
ublikasi Bank Indones
ia, Perbanas maupun
oleh lembaga keuanga
n lainnya
Data dan informasi y
ang bersumber dari
Badan Koordinasi Pen
anaman Modal (BKP
M), Badan Pengelola
Pasar Modal (Bapepa
m)