Kegiatan-kegiatan di sekolah perlu dilandasi nilai-nilai dasar PNS seperti akuntabilitas, anti korupsi, komitmen mutu, inovasi, etika publik, dan nasionalisme. Tanpa nilai-nilai tersebut, kegiatan seperti mengawasi ujian, merancang media pembelajaran, melaksanakan tutor sebaya, pembelajaran berbasis komputer, ulangan harian, menertibkan penampilan siswa, dan kegiatan apel pagi tidak akan ber
1. Keterkaitan Nilai Dasar ASN dan Contoh
Kegiatannya di Sekolah
March 31, 2015 Leave a comment
Kegiatan Ke-1:Mengawas Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah
Ujian Sekolah merupakan wahana untuk mengukur tingkat hasil belajar peserta didik selama
menimba pengetahuan disekolah. Sebagai wujud transparansi yang dilakukan sekolah pada saat
Pelaksanaan ujian sekolah yaitu peserta didik memperoleh informasi yang jelas mengenai
aturan atau tata tertib, dengan tujuan peserta didik memperoleh kejelasan mengenai aturan main
apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak, sehingga proses pelaksanaan ujiannya bisa
berjalan dengan lancar dan tertib. Disamping itu dengan pelaksanaan Ujian yang sesuai dengan
tata tertib akan meningkatkan kepercayaan peserta didik bahwa apa yang dilakukannya akan
berguna untuk mengukur keberhasilannya menempuh ilmu. Sehingga bisa menjadi gambaran
kulitas sekaligus motivasi untuk selalu meningkatkan diri dalam tahap-tahap pembelajaran
selanjutnya. Dalam kegiatan ini nilai akuntabilitas yang terkadung yaitu transparansi, kejelasan
informasi yang dibutuhkan siswa, dan kepercayaan peserta didik.
Dalam pelaksanaan kegiatan mengawas pelaksanaan ujian sekolah nilai anti korupsi yang
diaktualisasikan yaitu memastikan bahwa proses ujian yang berlangsung bebas dari :
kecurangan, contek-mencotek, kerja sama antar peserta ujian, sistem joki, mepergunakan
peralatan bantu elektonik maupun menggunakan contekan-contekan kecil. Sehingga
dengan melakukan pengawasan yang sungguh-sungguh diharapkan peserta didik terbiasa
menghindari kecurangan dan selalu menaati aturan aturan yang ada. Sehingga hal ini bisa
dikatakan sebagai langkah dini pencegahan munculnya benih benih baru generasi korupsi.
Selain itu sekolah juga akan memperoleh gambaran kualitas peserta didiknya secara objektif dan
nantinya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan sekolah di massa yang
akan datang.
Adapun dampak jika kegiatan mengawas ujian sekolah tidak dilandasi nilai-nilai Akuntabilitas
dan Antikorupsi adalah sebagai berikut :
Jika Ujian Sekolah tidak dilandasi nilai Transparansi dan Kepercayaan maka
pelaksanaan Ujian Sekolah akan berjalan dengan tidak lancar (tidak disiplin), hilangnya
kepercayaan peserta didik bahwa ujian sekolah itu penting, hingga menyebabkan dampak
hasil belajar peserta didik yang buruk karena menganggap pembelajaran yang selama ini
mereka terima tidak memberikan dampak apapun terhadap peserta didik karena mereka
akan beranggapan bahwa belajar dan tidak belajar tetap akan diluluskan oleh sekolah.
Jika ujian sekolah tidak dilandasi nilai konsistensi maka akan menyebabkan suasana
ujian yang tidak tertib, mengganggu konsentrasi peserta didik, sehingga hasil pengukuran
hasil belajar menjadi tidak akurat.
2. Jika ujian sekolah tidak dilandasi nilai anti korupsi seperti nilai jujur, mandiri, kerja
keras, adil dan sederhana maka sama halnya kita menciptakan mereka sebagai generasi
generasi korup dimasa depan
Kegiatan Ke-2: Merancang Media Pembelajaran Multi Media Interaktif
Dalam proses pembelajaran tidak selamanya yang dipelajari adalah hal hal yang bersifat kongrit,
banyak sekali konsep-konsep dalam pembelajaran yang sifatnya tidak bisa diamati dengan mata
telanjang. Sehingga untuk memudahkan memahami suatu konsep dalam pembelajaran peserta
didik sangat memerlukan media pembelajaran yang sifatnya menarik. Hal ini bisa diwujudkan
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komputer dan banyaknya software gratis yang
bisa dimanfaatkan dalam membuat media pembelajaran interaktif. Sehingga nantinya bisa
membantu meningkatkan antusiasme, mempercepat pemahaman, dan meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
Oleh karena itu, dalam kegiatan aktualisasi ini dibuat suatu inovasi alat bantu pembelajaran
berupa media pembelajaran yang Interaktif dengan menggunakan beberapa software
pendudukung seperti Ms Ofice Power Point dikombinasikan Software Ispring Pro, sehingga
dihasilkan file praktis media pembelajaran yang portable, mudah di-share, mudah digunakan dan
bisa digunakan untuk presentasi guru maupun belajar mandiri peserta didik yang memiliki
komputer sendiri.
Adapun Dampak jika nilai komitmen mutu / inovasi jika tidak diwujudkan dalam kegiatan ini
yaitu peserta didik akan kesulitan menerima materi yang diajarkan. Sehingga tujuan mentrasfer
ilmu pengetahuan kepeserta didik tidak dapat terwujud.
Kegiatan Ke-3: Melaksanakan Kegiatan Tutor Sebaya : DesignMedia Pembelajaran
berbasis Komputer
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Guru tidak hanya dituntut untuk
selalu meningkatkan kualitas akademiknya namun juga dituntut untuk menguasai teknologi
seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba hightech. Namun faktanya guru masih
banyak yang belum mahir menggunakan komputer sebagai teknologi penunjang pembelajaran
disekolah. Terlebih kendala akses internet di tempat aktualisasi yang masih agak sulit dan
pelatihan guru untuk membuat media pembelajaran yang masih jarang, maka dengan kegiatan ini
merupakan sebuah terobosan membantu rekan-rekan guru yang masih belum paham
mendesain media pembelajaran dengan komputer. Disamping itu diharapkan juga tercipta rasa
kekeluargaan, kerja sama, persatuan dan kesatuan, sharing pengetahuan antar sesama
guru sehingga pada akhirnya meningkatkan penguasaan teknologi semua guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Terlebih lagi SMKN 3 Konawe Selatan adalah sekolah
kejuruan dengan jurusan Teknologi Komputer dan Jaringan diharapkan budaya menggunakan
Teknologi itu menjadi kebiasaan seluruh insan sekolah, yang dimulai dari gurunya.
Adapun dampak jika nilai komitmen mutu dan nasionalisme tidak diwujukan melalui kegiatan
ini adalah sebagai berikut :
3. Jika nilai inovasi tidak diterapkan melalui kegiatan ini maka akan menyebabkan guru-
guru disekolah tidak bisa memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, menjadi
gagap terhadap perkembangan teknologi, dan kurang maksimal dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Jika nilai kekeluargaan, kerja sama, persatuan dan kesatuan tidak diwujudkan
melalui kegiatan ini, maka akan menyebakan suasana kantor yang tidak kondusif, tidak
menyenangkan hingga bisa menghabat kinerja guru guru dalam memberikan
pembelajaran.
Kegiatan Ke-4: Melakukan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Komputer
Melalui metode pembelajaran yang konvensional, proses pembelajaran lebih banyak terpusat
pada guru, dimana hanya guru yang lebih banyak aktif menjelaskan di papan tulis, dan ada kesan
bahwa pembelajaran sains di mata peserta didik itu kesannya sangat sulit karena proses
pembelajarannya hanya dengan cara yang itu itu saja.
Untuk menjawab persoalan tersebut diperlukan metode metode tertentu yang bisa membantu
peserta didik meningkatkan minat belajar, dikatakan sulit bisa jadi karena kurangnya minat
peserta didik. Oleh karena itu sekali-kali cara pembelajaran yang diberikan perlu divariasi salah
satu caranya yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan laboratorium
komputer. Dimana masing masing peserta didik diberikan kesempatan menggunakan PC yang
sudah diisi lengkap dengan media pembelajarannya seperti buku-buku digital ditambah dengan
tayangan tayangan presentasi bisa memberikan variasi cara belajar siswa dan meningkatkan
partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Dan dengan diberikan PC kepada masing masing
peserta didik maka secara langsung melibatkan lebih banyak melibatkan partisipasi siswa peserta
didik dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran yang baik atau proses
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan partisifasi siswa dalam belajar dapat terwujud.
Disamping itu hal ini bisa meningkatkan daya guna sarana sekolah dan meningkatkan
keterampilan siswa dalam menggunakan sarana teknologi yang ada.
Adapun dampak jika nilai Inovasi tidak diwujudkan dalam proses pembelajaran maka peserta
didik memperoleh pembelaran yang tidak maksimal, kurang antusias, hingga mutu hasil belajar
yang rendah.
Kegiatan Ke-5:Melaksanakan Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan Evaluasi pembelajaran yang dilakukan setiap selesainya proses
pembelajaran satu kompetensi dasar. Manfaat Bagi Guru dengan adanya Ulangan Siswa adalah
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru mentransfer pengetahuannya kepada peserta
didik setiap selesainya proses pembelajaran satu kompetensi dasar, sehingga dengan adanya
ulangan harian bisa dijadikan masukan bagi guru apa yang harus ditingkatkan dan apa yang
harus diperbaiki untuk meningkatkan lagi hasil pembelajaran bagi peserta didik. Sedangkan bagi
siswa ulangan harian, adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuannya menyerap
pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru.
4. Mengingat pentingnya kegiatan Ulangan Harian tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan guru
maupun peserta didik, maka untuk mewujudkan rasa kepuasan dan kepercayaan peserta didik
tentang nilai hasil belajarnya, maka harus diterapkan nilai nilai transparansi didalamnya yaitu
dengan cara mengumumkan nilai hasil ulangan hariannya, disertai dengan jawaban serta skor-
skor nilai tiap item jawabannya. Dengan demikian peserta didik akan mendapatkan kejelasan
di item bagian mana yang sudah dipahami dan pada item mana yang masih perlu dipelajari.
Adapun dampak jika nilai akuntabilitas berupa nilai kepercayaan, transparansi dan kejelasan
tidak dilaksanakan yaitu peserta didik akan menjadi malas mengikuti pembelajaran dan
hilangnya motivasi belajar peserta didik.
Kegiatan Ke-6: Menertibkan kerapian rambut dan cara berpakaian
Proses pembelajaran kepada siswa di sekolah, tidak hanya proses penyampaian materi pelajaran
kepada peserta didik. Tetapi proses pembentuakan nilai-nilai etika dan moral juga perlu
dilakukan. Banyak tingkah laku peserta didik yang tidak tertib, baju seragamnya tidak
dimasukan, tidak menggunakan sepatu, rambutnya tidak rapi mereka merasa ingin diperhatikan,
ingin selalu tampil beda, dan hal ini adalah merupakan dampak dari perkembangan psikologis
dan fisiologisnya. Oleh karena itu harus diberikan kesadaran kepada mereka bahwa apa yang
mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak patut sesuai dengan tata tertib disekolah. Caranya
yaitu dengan memeriksa kerapian berpakaiannya dan memberitahukan cara yang sopan dalam
berpakaian, bersepatu maupun rambutnya sehingga manfaatnya bagi peserta didik yaitu proses
pembelajaran bisa berjalan dengan tertib dan nyaman.
Misalnya ada yang rambutnya panjang, tetap dicukur dengan baik sehingga peserta didik tetap
tidak merasa sakit hati, caranya dengan melibatkan teman sekelasnya untuk melakukan
pencukuran rambut. Sehingga penegakan disiplin kepada mereka dapat diterima dengan hati
yang lapang dan iklas sehingga bisa memberikan pemahaman akan pentingnya kerapian,
kebersihan dan cara berpakaian yang sopan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun dampaknya jika nilai etika publik seperti nilai-nilai moral, etika, ketertiban, dan
kesopanan tidak diwujudkan melalui kegiatan ini maka bisa menjadikan mereka peserta didik
yang berkarakter tidak sesuai dengan harapan, misalnya menjadi pribadi yang tidak disiplin,
urak-urakan, pembangkang, penjudi dan sebagainya.
Kegiatan Ke-7: Melaksanakan Kegiatan Apel Pagi
Tugas seorang guru adalah meberikan pembelajaran kepada peserta didik. Memberikan
pembelajaran artinya tugas guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu
tanggung jawab guru memberikan pembelajaran di sekolah artinya tidak hanya didalam kelas
saja namun dimulai dari ketika peserta didik mulai di sekolah melaksanakan apel pagi hingga
berakhirnya jam pembelajaran.
Melalui kegiatan Apel Pagi ini yang pertama dilakukan adalah menegakan kedisiplinan peserta
didik sehingga peserta didik memiliki kepribadian yang berkaitan dengan nilai-nilai etika,
ketertiban dan disiplin sesuai dengan tata tertib di sekolah. Dengan cara yaitu membiasakan
5. peserta didik untuk mengikuti apel setiap pagi sehingga tercipta sikap disiplin. Mengarahkan
peserta didik untuk berbaris secara tertib dan rapi sehingga terwujud nilai nilai ketertiban di
dalam kehidupan sehari-hari disekolah. Disamping itu pada momen apel pagi peserta didik juga
diberikan pengarahan atau nasehat maupun motivasi.
selanjutnya membiasakan peserta didik membaca panca sila dan mengucapkan janji siswa setiap
pelaksanaan kegiatan apel pagi. Sehingga dengan mengucapkan pancasila setiap apel pagi
diharapkan dapat menanamkan nilai jiwa pancasila, menumbuhkan nilai persatuan, dan
kekeluargaan kepada peserta didik sedangkan pengucapan janji siswa setiap pelaksanaan apel
pagi agar peserta didik selalu diingatkan komitmennya untuk melaksanakan kewajibannya
sebagai peserta didik. Selanjutnya membiasakan siswa berjabat tangan dengan guru mauapun
sesama peserta didik tujuannya agar menciptakan rasa kekeluargaan dan persatuan baik antara
guru dengan peserta didik maupun anatara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Adapun dampak jika nilai-nilai etika publik dan nasionalisme tidak diwujudkan melalui
kegiatan ini yaitu :
Jika peserta didik tidak dibiasakan bersikap yang tertib, sopan, dan disiplin mengikuti
apel pagi maka akan menjadikan mereka individu yang tidak bisa menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu, terbiasa menunda nunda pekerjaan dan tidak taat terhadap segala
jenis peraturan.
Jika peserta didik tidak ditanamkan nilai jiwa pancasila, menumbuhkan nilai persatuan,
dan kekeluargaan maka peserta didik akan menjadi individu yang tidak cinta terhadap
negerinya sendiri, tidak kompak anatar sesama warga sekolah, rasa kecemburuan sosial
antar siswa, timbulnya bibit bibit disintegrasi bangsa.
Kegiatan Ke-8 : Melaksanakan Kegiatan Kerja Bakti Membersihkan Fasilitas Umum
Sekolah merupakan tonggak awal untuk menanamkan nilai-nilai jiwa nasionalisme kepada
perserta didik. Jiwa Nasionalisme sangat penting untuk membentengi generasi-generasi
mendatang akan serbuan berbagai Idiologi asing yang bisa merusak sistem kultur kebangsaan
bangsa kita. Nasionalisme adalah bentuk kecintaan akan bangsa dan negara sendiri dan Jiwa
nasionalisme yang diperlukan oleh bangsa kita yaitu jiwa nasionalisme pancasila, yaitu
nasionalisme yang berdasar atas nilai-nilai dalam butir butir pancasila.
Sehingga untuk menanaman nilai Nasionalisme tersebut di sekolah, dapat diwujudkan dalam
sekup nasionalisme yang lebih kecil yaitu dengan menumbuhkan rasa persatuan,
kebersamaan, kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan melalui gotong royong
sehingga terwujud lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman bagi seluruh warga masyarakat.
Dimana gotong royong merupakan cerminan dari penerapan nilai-nilai pancasila terutama sila ke
tiga tentang persatuan indonesia.
Adapun dampak jika nilai-nilai nasionalisme tidak diwujudkan misalnya tidak memiliki
kepedulian terhadap lingkungan, tidak bergotong royong , tidak memiliki rasa persatuan, tidak
memiliki rasa kebersamaan terhadap peserta didik maka mereka tidak akan mendapatkan
6. pembelajaran bahwa dengan menerapkan nilai-nilai kita bisa menghadapi persoalan dengan
mudah asal dilakukan secara bersama-sama.