Tiga kalimat:
1. Penelitian ini menguji sensitivitas lima jenis antibiotik terhadap Escherichia coli yang menyebabkan diare pada balita di Kota Manado.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa Ciprofloxacin adalah antibiotik yang paling efektif menghambat pertumbuhan E. coli dibandingkan antibiotik lainnya.
3. Sedangkan E. coli memiliki resistensi terhadap Chlorampenicol, Ampicillin, Amoxicillin, dan Tet
1. ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 1 (September, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 104
UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
PENYEBAB DIARE BALITA DI KOTA MANADO
(The Sensitivity Test of Antibiotics to Escherichia coli was Caused The Diarhhea on
Underfive Children in Manado City)
(Submited : 30 Agustus 2018, Accepted : 30 September 2018)
Oksfriani Jufri Sumampouw
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: oksfriani.sumampouw@unsrat.ac.id
ABSTRAK
Resistensi terhadap antibiotik telah menjadi isu penting dalam bidang kesehatan khususnya farmasi. Telah
ditemukan beberapa jenis bakteri yang memiliki kemampuan resisten terhadap antibiotik. Salah satu jenis
bakteri yaitu Escerichian coli (E. coli). E. coli merupakan salah satu mikroorganisme penyebab diare.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sensitivitas antibiotik terhadap E. coli penyebab diare di Kota
Manado. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi. Pengujian sensitivitas
menggunan metode sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dosis 0.1 ppm semua antibiotik
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Resistensi mulai terjadi pada konsentrasi antibiotik sebesar 0.001
ppm. Kesimpulan penelitian ini yaitu E. coli memiliki kemampuan resisten terhadap Chlorampenicol,
Ampicillin, Amoxicillin, dan Tetracyclin. Sebaliknya pada Ciprofloxacin belum ditemukan adanya resistensi.
Kata kunci : Sensitivitas, Antibiotik, E. coli
ABSTRACT
Antibiotics resistance has become an important issue in the health, especially pharmacy. Several types of
bacteria have been found that have the ability to resist antibiotics. One type of bacteria was Escerichia coli
(E. coli). E. coli was one of the microorganisms that cause diarrhea. The purpose of this study was to
determine the sensitivity of antibiotics to E. coli causing diarrhea in the Manado city. This research was an
experimental research. This research was located at the Microbiology Laboratory, Faculty of Fisheries and
Marine Sciences Sam Ratulangi University. Sensitivity testing using the Well method. The results showed
that at a dose of 0.1 ppm all antibiotics could inhibit bacterial growth. Resistance begins to occur at the
concentration of antibiotics of 0.001 ppm. The conclusion of this study was that E. coli has the ability to
resist the Chlorampenicol, Ampicillin, Amoxicillin, and Tetracyclin. In contrast to Ciprofloxacin resistance
has not been found.
Keywords : Sensitivity, Antibiotic, E.coli
2. ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 1 (September, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 105
PENDAHULUAN
Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri
yang hidup di usus manusia dan hewan. Pada
umumnya bakteri ini tidak berbahaya dan
merupakan bagian penting di saluran usus
manusia yang sehat. Namun, beberapa E. coli
bersifat patogen yang dapat menyebabkan
penyakit seperti diare dan penyakit saluran usus
lainnya. Jenis-jenis E. coli yang dapat
menyebabkan diare dapat ditularkan melalui air
atau makanan yang terkontaminasi, atau melalui
kontak dengan hewan atau orang (CDC, 2014).
Infeksi E. coli disebabkan oleh makanan dan
air minum yang terkontaminasi, atau kontak
langsung dengan seseorang yang sakit atau
dengan hewan yang membawa bakteri. Infeksi
dapat disebabkan oleh daging sapi yang tidak
dimasak dengan benar, buah-buahan mentah dan
sayuran mentah, air minum yang tidak sehat,
susu yang dipasteurisasi dan produknya dan
kontak langsung dengan hewan di kebun
binatang petting atau peternakan. Infeksi E. coli
juga dapat menyebar dengan mudah dari orang
ke orang. Kebersihan dalam persiapan dan
penanganan makanan yang aman merupakan
kunci untuk mencegah penyebaran E. coli (Public
health agency of Canada, 2014).
Menurut Pelzcar dan Chan (1998)
menyatakan bahwa antibiotik adalah substansi
yang diproduksi oleh mikroorganisme sebagai
metabolit sekunder dan dalam konsentrasi rendah
dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh organisme lain. Jadi, antibiotik adalah
bahan antimikroba yang dihasilkan oleh
organisme hidup (Tkacz, 1992; Reuben dan
Nittcoff, 1989).
Beberapa penelitian telah menunjukkan
adanya resistensi antibiotika dari 12 jenis bakteri
seperti Enterobacteriaceae yang resisten
Carbapenem. Selanjutnya, Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap Methicilline.
Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter
baumannii, Klebsiella pneumonia dan
Mycobacterium tuberculosis ditemukan memiliki
resistensi terhadap beberapa jenis antibiotika (Li
and Webster, 2018; Geisinger dan Isberg, 2017;
Banin et al, 2017). Penelitian lainnya
menunjukkan bahwa E. coli resisten terhadap
Ceftriaxone, Levofloxacin, Doxycycline dan
Ciprofloxacin (Ariyani dan Sari, 2018; Sholeh,
2018). Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat
sensitivitas antibiotik terhadap Escherichia coli
sebagai bakteri penyebab diare balita di kota
Manado.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu Mei-Juli
2018. Isolat bakteri E. coli diperoleh dari kultur
sedian bakteri Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Bahan
penelitian yang digunakan yaitu Sterille water for
irrigation, Etanol 95% dan 96%, Nutrient Agar,
Nutrient Broth, Eosin Methylene Blue (EMB)
Agar. Antibiotik yang digunakan yaitu
Chlorampenicol, Ciproflaxacin, Ampicillin,
Amoxicillin dan Tetracyclin. Alat penelitian yang
digunakan yaitu Erlenmeyer 50 ml, 100 ml, 125
ml, 250 ml dan 500 ml, gelas ukur 5 ml, 50 ml,
100 ml dan 1000 ml, pipet 5 ml, pipet 10 ml, micro
pipet, oven, petri dish, tabung hach, timbangan
analitik (0.01), autoclave, inkubator, magnetic
stirrer, pH meter, lampu spritus, jarum ose, vortex
dan kompor listrik. Pengujian sensitivitas
antibiotik dilakukan dengan memasukkan
sebanyak 50 µl antibiotik menggunakan
mikropipet pada setiap sumur yang telah dibuat
pada media Nutrien Agar (NA). Media yang
digunakan yaitu Nutrient Broth (NB) dan Nutriet
Agar (NA). Media peremajaan bakteri digunaan
media NA miring dalam tabung reaksi. Biakan
bakteri diinokulasikan secara aseptik dalam
tabung reaksi yang berisi NA miring steril masing-
masing berjumlah tiga biakan murni, kemudian
diinkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam,
kemudian diinokulasikan lagi ke NB dan
diinkubasikan selama 24 jam. Teknik pengujian
dikembangkan dari metode Kirby-Bauer
(Cappucino dan Sherman, 1992). Metode yang
digunakan pada pengujian aktivitas ialah metode
difusi agar dengan cara sumur. Data yang
diperoleh dibuat persamaan linear sederhana,
sehingga diperoleh persamaan linear dari setiap
antibiotik.
3. ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 1 (September, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 106
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian sensitivitas antibiotik terhadap E.
coli dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Diameter Zona Hambat Antibiotik terhadap
E.coli
Konsentrasi
Antibiotik
Diameter Zona Hambat (cm)
A B C D E
0.00001 0 1.1 0 0 0
0.0001 0 1.9 0 0 0
0.001 0 2.7 1.4 0 0
0.01 1.2 3 1.9 1.6 1.4
0.1 2.3 3.5 2.3 2.2 2.1
Keterangan :
A = Chlorampenicol B = Ciprofloxacin
C = Ampicillin D = Amoxicillin
E = Tetracyclin
Hasil di atas dapat dibuat dalam persamaan
regresi linear sederhana dalam bentuk Y = a +
bX. Persamaan regresi linear sederhana antara
konsentrasi antibiotik (Y) dan diameter zona
hambat (X) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Persamaan Regresi Linear Sederhana
Antibiotik terhadap E.coli
No Jenis Antibiotik Persamaan yang diperoleh
1.
2.
3.
4.
5.
Chlorampenicol
Ciprofloxacin
Ampicillin
Amoxicillin
Tetracyclin
Y = - 0.005 + 0.038 X
Y = - 0.054 + 0.031 X
Y = - 0.008 + 0.027 X
Y = - 0.003 + 0.034 X
Y = - 0.004 + 0.037 X
Hasil ini dapat diplotkan pada grafik untuk
mendapatkan hubungan antara konsentrasi
antibiotik dan diameter zona hambat dapat dilihat
di Gambar 1.
Gambar 1. Hubungan Konsentrasi Antibiotik dan Zona
Hambat Pertumbuhan E.coli
Hasil pengujian aktivitas antibiotik terhadap
E. coli menunjukkan bahwa seluruh antibiotik
menunjukkan sensitivitas terhadap bakteri uji.
Aktivitas antibakteri dari Chlorampenicol,
Amoxicillin dan Tetracyclin hanya pada
konsentrasi 0.1 g/mL dan 0.01 g/mL. Ampicillin
menunjukkan aktivitas antibakteri sampai pada
konsentrasi 0.001 g/mL. Aktivitas antibakteri
terbaik diperoleh dari Ciprofloxacin yang
menunjukkan aktivitas antibakteri sampai pada
konsentrasi 0.00001 g/mL. Secara umum,
Ciprofloxacin merupakan antibakteri yang paling
baik digunakan untuk E. coli.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Drug
Information Portal (2008) yang menyatakan
bahwa Ciprofloxacin merupakan agen
antimikroba yang dapat mengobati beberapa
infeksi yang disebabkan oleh E. coli, Klebsiella
pneumoniae, S. saprophyticus, Streptococcus
pneumoniae, S. aureus dan Salmonella typhi.
Todar (2008) mengatakan bahwa Ciprofloxacin
merupakan antibiotik kelas fluoroquinolones dan
diperoleh secara sintetis. Ciprofloxacin efektif
melawan bakteri Gram negatif dan Gram positif
dengan cara menghambat proses replikasi
Deoksiribosa Nucleat Acid (DNA / Asam nukleat
deoksiribosa). Menurut Wikipedia (2008a),
ciprofloxacin merupakan nama internasional
umum untuk antibiotik sintetis yang diproduksi
dan dijual oleh Bayer A.G. dengan nama produk
yaitu Cipro, Ciproxin an Ciprobay. Ciprofolxacin
bersifat bakteriosidal (dapat membunuh bakteri)
dan menghambat replikasi DNA dengan
mengikatkan diri pada sebuah enzim yang
disebut DNA gyrase (sebuah tipe II
topoisomerase) yang menyebabkan keretakan
ganda pada kromosom bakteri. Kerusakan ini
bisa terjadi karena enzim yang diikat oleh
antibiotik ini diperlukan untuk memisahkan DNA
yang direplikasi. Ciprofloxacin paling efektif untuk
bakteri dari famili Enterobacteriaceae, Vibrio, E.
coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus
anthracis, Brucella, Campylobacter dan lainnya.
Rumus molekul ciprofloxacin yaitu C17H18FN3O3
dengan berat molekul 331,346 g/mol. Struktur
kimia ciprofloxacin dapat dilihat pada Gambar 2.
0 0 0
1.2
2.3
1.1
1.9
2.7
3
3.5
0 0
1.4
1.9
2.3
0 0 0
1.6
2.2
0 0 0
1.4
2.1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0.00001 0.0001 0.001 0.01 0.1
KONSENTRASI ANTIBIOTIK
Z
O
N
A
H
A
M
B
A
T
Chlorampenicol Cipro Ampicillin Amox Tetra
4. ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 1 (September, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 107
Gambar 2. Struktur Molekul Ciprofloxacin
(Wikipedia 2008a)
Menurut Todar (2008), tetracycline termasuk
antibakteri kelas tetracyclines dan dapat diperoleh
dari spesies Streptomyces. Tetracycline efektif
melawan bakteri Gram positif, Gram negatif dan
Rickettsias. Dalam Wikipedia (2008b),
tetracycline merupakan antibiotik polyketida yang
diproduksi oleh bakteri untuk melawan infeksi
bakteri lain. Antibiotik ini juga telah diproduksi
secara semi-sintetis. Tetracycline dapat
menghambat bakteri dengan menghambat proses
atau kerja dari ribosom 30S dari prokariotik
dengan mengikat aminoacyl-tRNA. Antibiotik ini
banyak digunakan untuk bakteri Gram positif dan
negatif serta beberapa protozoa. Rumus molekul
tetracycline yaitu C22H24N2O8 dengan berat
molekul 444,435 g/mol. Struktur kimia dari
tetracycline dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Molekul Tetracycline
(Wikipedia 2008b)
Amoxicillin merupakan antibiotik yang bersifat
bakteriolitik (spektrum sedang) dan antibiotik β-
lactam yang digunakan untuk melawan infeksi
bakteri. Antibiotik ini biasanya menjadi obat
pilihan pada kelasnya karena penyerapannya
yang lebih baik. Amoxicilin bisa terdegradasi
(peka) dengan enzim β-lactamase yang
diproduksi oleh bakteri. Oleh karena itu, sering
diberikan asam clavunalic untuk mengurangi
kepekaan (Wikipedia, 2008c). Todar (2008)
menyatakan bahwa amoxicillin bersama dengan
ampicillin termasuk pada kelas kimia β-lactam
semisintetis dan efektif melawan bakteri Gram
positif dan negatif dengan menghambat langkah-
langkah sintesis dinding sel (peptidoglycan) dan
pembuatan murein. Amoxicillin menghambat
hubungan silang antara cincin polimer
peptidoglycan linear yang menjadi komponen
utama pada dinding sel bakteri Gram positif. Oleh
karena itu, amoxicillin lebih efektif digunakan
pada bakteri Gram positif. Beberapa bakteri Gram
positif yang peka pada amoxicillin yaitu
Streptococcus spp., Streptococcus pneumoniae,
Stapylococcus aureus dan Enterococcus faecalis.
Sedangkan bakteri Gram negatif yang peka yaitu
Escherichia coli, Salmonella spp., Neisseria
gonorrhoeae, Proteus mirabilis dan lainnya.
Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan
amoxicillin tidak efektif dalam melawan
Salmonella typhi. Hal ini menunjukkan bahwa
Salmonella typhi yang diuji merupakan strain
yang resisten. Beberapa laporan penelitian yang
menunjukkan bahwa beberapa bakteri telah
resisten pada amoxicillin seperti Staphylococcus
spp., yang memproduksi enzim penicillinase dan
E.coli yang memproduksi β-lactamase (Wikipedia
2008c). Amoxicillin memiliki rumus molekul yaitu
C16H19N3O5S dengan berat molekul 365,4 g/mol.
Struktur molekul amoxicillin dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Molekul Amoxicillin
(Wikipedia 2008c)
Menurut Wikipedia (2008d), Ampicillin
merupakan antibiotik β-lactam yang telah
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri sejak
tahun 1961. Ampicillin efektif untuk melawan
bakteri Gram positif seperti Staphylococcus
aureus dan Streptococcus spp., dan Gram negatif
seperti Salmonella spp., Listeria meningitis dan
Haemophilus influenzae. Mekanisme
penghambatan ampicillin dilakukan dengan
menjadi inhibitor kompetitif dari enzim
5. ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 1 (September, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 108
transpeptidase. Enzim ini diperlukan bakteri untuk
membuat dinding sel. Penghambatan enzim
transpeptidase dilakukan pada tahap ketiga dan
akhir dari sintesis dinding sel sehingga
menyebabkan sel menjadi lisis (pecah). Rumus
molekul ampicillin yaitu C16H19N3O4S dengan
berat molekul 349,406 g/mol. Struktur molekul
ampicillin dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur Molekul Ampicillin
(Wikipedia 2008d)
Todar (2008) mengatakan bahwa
chlorampenicol merupakan antibiotik kelas
Chlorampenicol dan dapat diproduksi secara
alami oleh Streptomyces venezuelae.
Chlorampenicol efektif melawan bakteri Gram
positif dan Gram negatif seperti Salmonella typhi,
H. Influenzae, Rickettsia dan lainnya. Mekanisme
melawan bakteri melalui penghambatan translasi
(sintesis protein) dalam sel. Struktur kimia dari
Chlorampenicol dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur Molekul Chlorampenicol
(Todar, 2008)
The MIC untuk 162 diarrheagenic Escherichia
coli strain dan 28 strain Shigella ditentukan
berdasarkan pedoman NCCLS. Lebih dari 75%
dari strain resisten terhadap ampisilin,
kloramfenikol (53,6% Shigella strain), dan
trimetoprim-sulfametoksazol. Multiresisten
terdeteksi pada 89,5% dari E. coli strain dan
78,6% dari Shigella strain. Antibiotik telah
merevolusi pengobatan infeksi bakteri umum dan
memainkan peran penting dalam mengurangi
angka kematian. Terapi antimikroba harus
digunakan dalam kasus yang parah penyakit
diare untuk mengurangi durasi penyakit dan
dapat digunakan untuk mencegah diare. Namun,
peningkatan progresif dalam resistensi antibiotik
antara patogen enterik di negara berkembang
menjadi area penting yang menjadi perhatian.
Selain itu, berlebihan dan penyalahgunaan
antibiotik dalam pengobatan diare bisa
menyebabkan peningkatan resistensi antibiotik
(Sack et al, 1997).
Resistensi antimikroba menjadi semakin
penting dalam pengobatan infeksi usus, terutama
yang disebabkan oleh Shigella, Vibrio cholerae,
enterotoksigenik Escherichia coli (yang terkait
dengan diare), dan Salmonella typhi. Tingkat
resistensi antimikroba tertinggi di negara
berkembang, di mana penggunaan obat
antimikroba relatif terbatas. Dari terbesar
perhatian langsung adalah kebutuhan untuk
efektif, antimikroba murah yang dapat digunakan
secara aman sebagai pengobatan untuk anak-
anak kecil dengan disentri akibat Shigella,
terutama Shigella dysenteriae tipe 1 (Sack et al,
1997).
Diarrheogenic Escherichia coli isolat dari 45
(73%) dari 62 pasien rawat inap yang resisten
terhadap obat antimikroba umum. Enam puluh
dua persen multidrug resistant, dan> 70%
resisten terhadap trimetoprim-sulfametoksazol
dan ampisilin. Ciprofloxacin dan sefotaksim
seragam aktif. Agen oral efektif dan aman yang
diperlukan untuk mengobati anak-anak dengan
diare bakteri (Estrada-Garcia et al, 2005).
Gram-negatif Enterobacteriaceae dengan
resistensi terhadap carbapenem yang diberikan
oleh New Delhi Metallo-β-laktamase 1 (NDM-1)
berpotensi menjadi masalah kesehatan global
utama. Kami menyelidiki prevalensi NDM-1, di
multidrug-resistant Enterobacteriaceae di India,
Pakistan, dan Inggris (Kumarasamy et al, 2010).
Tiga kelompok klonal diselidiki menyumbang
30% dari isolat resisten, yang memberikan bukti
adanya komponen klonal penting dalam
munculnya resistensi antara ekstraintestinal
patogen E. coli. Khususnya, virulensi tinggi
kelompok tunggal klonal (O25b: H4-B2-ST131)
menyebabkan sekitar 1 dari setiap 10 infeksi
ekstraintestinal di Spanyol, yang mewakili
ancaman kesehatan masyarakat yang penting.
Sebuah varian baru dari kelompok klonal ST131,
yang non-ESBL-memproduksi tapi trimetoprim /
sulfametoksazol tahan dan dengan konten
virulensi tinggi, dilaporkan (Blanco et al, 2011).
6. ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 1 (September, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 109
Banyak definisi yang berbeda untuk
multidrug-resistant (MDR), secara luas resistan
terhadap obat (XDR) dan pandrug tahan bakteri
(PDR) yang digunakan dalam literatur medis
untuk menggambarkan pola yang berbeda dari
resistensi ditemukan di, bakteri tahan
antimikroba-kesehatan yang terkait . Sekelompok
pakar internasional datang bersama-sama melalui
inisiatif bersama oleh Pusat Eropa untuk
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (ECDC)
dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC), untuk menciptakan terminologi
internasional standar yang dapat digunakan untuk
menggambarkan profil resistensi yang diperoleh
di Staphylococcus aureus, Enterococcus spp.,
Enterobacteriaceae (selain Salmonella dan
Shigella), Pseudomonas aeruginosa dan
Acinetobacter spp., semua bakteri sering
bertanggung jawab untuk infeksi kesehatan
terkait dan rentan terhadap resistensi multi-obat
(Magiorakos et al, 2012).
Sebuah resisten Escherichia coli isolat
ditemukan di Australia menghasilkan
carbapenem-hidrolisis β-laktamase. Penyelidikan
molekular mengungkapkan identifikasi pertama
dari blaNDM-1 gen metalo-β-laktamase di negara
itu. Selain itu, ini E. coli isolat menyatakan
diperpanjang-spektrum β-laktamase CTX-M-15,
bersama dengan dua 16S rRNA methylases,
yaitu, Arma dan RmtB, berunding tingkat tinggi
resistensi terhadap aminoglikosida (Poirel et al,
2010).
Studi ini menunjukkan bahwa hewan
makanan reservoir utama E. coli dengan
resistensi multidrug banyak antibiotik yang
digolongkan sebagai penting dalam pengobatan
manusia (Ho et al, 2011).
Resistensi Multidrug (≥3 kelas obat
antimikroba) di E. coli meningkat dari 7,2% pada
tahun 1950 hingga 63,6% selama tahun 2000-an.
Paling sering co-tahan fenotipe yang diamati
adalah tetrasiklin dan streptomisin (29,7%), diikuti
oleh tetrasiklin dan sulfonamida (29,0%). Data ini
menggambarkan evolusi perlawanan setelah
pengenalan agen antimikroba baru dalam
pengobatan klinis dan membantu menjelaskan
kisaran resistance E. coli isolat (Tadesse et al,
2012).
E. coli kelompok klon tunggal, ST131,
mungkin disebabkan paling signifikan tahan
antimikroba E. coli infeksi di Amerika Serikat pada
tahun 2007, dengan demikian merupakan
ancaman kesehatan masyarakat baru yang
penting. Virulensi ditingkatkan dan/ atau
resistensi antimikroba dibandingkan dengan E.
coli lain, ditambah penyebaran yang sedang
berlangsung antara lokal, mungkin mendasari
keberhasilan ST131 ini. Investigasi Urgent
sumber dan jalur transmisi ST131 diperlukan
untuk menginformasikan upaya mitigasi (Johnson
et al, 2010).
KESIMPULAN
Ciprofloxacin merupakan antibakteri yang paling
baik digunakan untuk menghambat pertumbuhan
E. coli sebagai agen penyebab diare pada balita
di kota Manado. Berdasarkan hasil penelitian ini
maka disarankan penggunaan Ciprofloxacin
sebagai antibiotik pilihan untuk membunuh E. coli
sebagai agen penyebab diare pada balita.
Penggunaan antibiotik harus dilakukan
berdasarkan anjuran dari dokter, sehingga tidak
terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, N., & Sari, R. A. (2018). Doxycycline and
Ciprofloxacin Resistance in Escherichia coli
Isolated from Layer Feces. Doctoral
dissertation. Universitas Airlangga
Banin, E., Hughes, D., & Kuipers, O. P. (2017).
Bacterial pathogens, antibiotics and
antibiotic resistance. FEMS microbiology
reviews, 41(3), 450-452.
Blanco, J., Mora, A., Mamani, R., López, C.,
Blanco, M., Dahbi, G., ... & Pascual, Á.
(2011). National survey of Escherichia coli
causing extraintestinal infections reveals the
spread of drug-resistant clonal groups
O25b: H4-B2-ST131, O15: H1-D-ST393
and CGA-D-ST69 with high virulence gene
content in Spain. Journal of antimicrobial
chemotherapy, 66(9).
Centers for Disease Control and Prevention.
2014. Escherichia coli (E. coli). (Online)
diakses dari
http://www.cdc.gov/ecoli/general/index.htm
l diakses pada 6 Nopember 2014
Estrada-García, T., Cerna, J. F., Paheco-Gil, L.,
Velázquez, R. F., Ochoa, T. J., Torres, J., &
DuPont, H. L. (2005). Drug-resistant
diarrheogenic Escherichia coli,
Mexico. Emerging infectious
diseases, 11(8), 1306.
Geisinger, E., & Isberg, R. R. (2017). Interplay
between antibiotic resistance and virulence
during disease promoted by multidrug-
7. ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 1 (September, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 110
resistant bacteria. The Journal of infectious
diseases, 215(suppl_1), S9-S17.
Ho, P. L., Chow, K. H., Lai, E. L., Lo, W. U.,
Yeung, M. K., Chan, J., ... & Yuen, K. Y.
(2011). Extensive dissemination of CTX-M-
producing Escherichia coli with multidrug
resistance to ‘critically important’antibiotics
among food animals in Hong Kong, 2008–
10. Journal of antimicrobial
chemotherapy, 66(4), 765-768.
Johnson, J. R., Johnston, B., Clabots, C.,
Kuskowski, M. A., & Castanheira, M. (2010).
Escherichia coli sequence type ST131 as
the major cause of serious multidrug-
resistant E. coli infections in the United
States. Clinical infectious diseases, 51(3),
286-294.
Kumarasamy, K. K., Toleman, M. A., Walsh, T.
R., Bagaria, J., Butt, F., Balakrishnan, R., ...
& Woodford, N. (2010). Emergence of a
new antibiotic resistance mechanism in
India, Pakistan, and the UK: a molecular,
biological, and epidemiological study. The
Lancet infectious diseases, 10(9), 597-602.
Li, B., & Webster, T. J. (2018). Bacteria antibiotic
resistance: New challenges and
opportunities for implant‐associated
orthopedic infections. Journal of
Orthopaedic Research®, 36(1), 22-32.
Magiorakos, A. P., Srinivasan, A., Carey, R. B.,
Carmeli, Y., Falagas, M. E., Giske, C. G., ...
& Monnet, D. L. (2012). Multidrug‐resistant,
extensively drug‐resistant and pandrug‐
resistant bacteria: an international expert
proposal for interim standard definitions for
acquired resistance. Clinical Microbiology
and Infection, 18(3), 268-281.
Poirel, L., Lagrutta, E., Taylor, P., Pham, J., &
Nordmann, P. (2010). Emergence of
metallo-β-lactamase NDM-1-producing
multidrug-resistant Escherichia coli in
Australia. Antimicrobial agents and
chemotherapy, 54(11), 4914-4916.
Public health agency of Canada. 2014. E. coli
(online) diakses dari http://www.phac-
aspc.gc.ca/fs-sa/fs-fi/ecoli-eng.php pada 6
Nopember 2014
Sack, R. B., Rahman, M., Yunus, M., & Khan, E.
H. (1997). Antimicrobial resistance in
organisms causing diarrheal
disease. Clinical infectious
diseases,24(Supplement 1), S102-S105.
Sholeh, M. A. (2018). Kuantitas Penggunaan
Antibiotik dan Pola Resistensi Escherichia
coli Flora Normal Usus di Ruang Rawat
Intensif dan Ruang Rawat Tropik Infeksi di
RSUD dr. Soetomo Surabaya. Doctoral
dissertation. Universitas Airlangga.
Tadesse, D. A., Zhao, S., Tong, E., Ayers, S.,
Singh, A., Bartholomew, M. J., &
McDermott, P. F. (2012). Antimicrobial drug
resistance in Escherichia coli from humans
and food animals, United States, 1950-
2002. Emerg. Infect. Dis, 18, 741-749.
Todar, K. 2008. Antimicrobial Agents Used in
Treatment of Infectious Disease. University
ofWisconsin Madison Department of
Bacteriology. Available from
http://www.textbookofbacteriolgy.net/antimic
robe (13 Maret 2008)
Wikipedia. 2008a. Ciprofloxacin. Wikipedia, The
Free Encyclopedia. Available from
http://en.wikipedia.org/wiki/Ciprofloxacin.
(15 April 2008)
Wikipedia. 2008b. Tetracycline. Wikipedia, The
Free Encyclopedia. Available from
http://en.wikipedia.org/wiki/Tetracycline. (15
April 2008)
Wikipedia. 2008c. Amoxicillin. Wikipedia, The
Free Encyclopedia. Available from
http://en.wikipedia.org/wiki/Amoxicillin. (15
April 2008)
Wikipedia. 2008d. Ampicillin. Wikipedia, The Free
Encyclopedia. Available from
http://en.wikipedia.org/wiki/Ampicillin. (15
April 2008)