Dokumen tersebut membahas tentang Angkatan Balai Pustaka pada sastra Indonesia yang berkembang pada tahun 1920-an. Angkatan ini ditandai dengan tema-tema seperti pertentangan antara kaum tua dan muda, kawin paksa, dan masalah-masalah sosial lainnya. Sastrawan-sastrawan seperti Marah Rusli, Tulis Sutan Sati, dan I Gusti Njoman Pandji Tisna menghasilkan karya-karya sastra se
3. Angkatan Balai Pustaka
Ada 2 pengertian :
1. Sebagai nama penerbit
2.Sebagai nama suatu
angkatan dalam sastra
Indonesia
4. Tujuan Balai Pustaka
•
Menurut Sarwadi (1999: 27) Balai Pustaka mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan sastra Indonesia yaitu dengan keberadaanya
maka sastrawan Indonesia dapat melontarkan apa yang menjadi
beban pikirannya melalui sebuah tulisan yang dapat dinikmati oleh
dirinya sendiri dan juga orang lain (penikmat sastra). Balai Pustaka
mempunyai tujuan untuk memberikan konsumsi berupa bacaan
kepada rakyat yang berisi tentang politik pemerintahan kolonial,
sehingga dengan hal itu Balai Pustaka telah memberikan informasi
tentang ajaran politik kolonial. Berdasarkan penyataan tersebut maka
dengan didirikannya Balai Pustaka telah memberikan manfaat kepada
rakyat Indonesia karena sasrta Indonesia menjadi berkembang.
5. Karakteristik Angkatan Balai
Pustaka
No Angkatan
Sastrawan
Karya
1
Nur Sutan
Iskandar
•Cinta yang Membawa
Maut (1926)
•* Salah Pilih (1928)
•* Karena Mentua
(1932
1920
Karakteristik
1. Sebagian besar sastra
angkatan Balai Pustaka
mengambil tema
masalah kawin paksa
(Menurut masyarakat
perkawinan itu urusan
•* Katak Hendak
Menjadi Lembu (1935) orang tua, pihak orang
tua berkuasa
•* Hulubalang Raja
(1934)
sepenuhnya untuk
•Tuba Dibalas dengan menjodohkan anaknya).
Susu (1933)
6. No Angkatan
Sastrawan
Karya
Karakteristik
2
Abdul Muiz
•* Salah Asuhan
(1928)
•* Pertemuan
Djodoh (1933)
2. Latar belakang sosial sastra
angkatan Balai Pustaka berupa
pertentanga paham antara
kaum muda dengan kaum tua.
3
Marah Rusli
•Siti Nurbaya (1922)
•* La Hami (1924)
•* Anak dan
Kemenakan (1956)
3. Unsur nasionalitas pada
sastra Balai Pustaka belum jelas.
Pelaku-pelaku novel angkatan
Balai Pustaka masih
mencerminkan kehidupan
tokoh-tokoh yang berasal dari
daerah-daerah.
4
Aman Datuk
Majaindo
•Menebus Dosa
(1932)
•Si Cebol Rindukan
Bulan (1934)
•* Sampaikan
Salamku Kepadanya
(1935)
4. Peristiwa yang diceeeritakan
saesuai dengan realitas
kehidupan masyarakat.
1920
7. No Angkatan
Sastrawan
Karya
Karakteristik
5
Muhammad
Kasim
•* Pemandangan
Dunia Anak-anak
•*Teman Dukun
(kumpulan cerpen)
•* Pengeran Hindi
•* Niki Bahtera
5. Analisis psikologis
pelakunya belum
dilukiskan secara
mendalam.
Tulis Sutan
Sati
•* Tak Disangka
(1923)
•* Sengsara
Membawa Nikmat
(1928)
•* Tak Membalas
Guna (1932)
•* Memutuskan
Pertalian (1932)
6. Sastra Balai Pustaka
merupakan sastra
bertendes dan bersifat
didaktis yaitu lebih
cenderung pada
sesuatu khususnya
mengenai
permasalahan diatas
sehingga terlihat
seolah-olah karyanya
hanya itu-itu
saja/monoton.
6
1920
8. No Angkatan
Sastrawan
Karya
Karakteristik
7
Selasih dan
Sa’adah Alim
•* Kalau Tak Ujung
(1933)
•** Pengaruh Keadaan
(1973)
•* Pembalasannya
(1941)
•* Taman Penghibur
Hati (1941)
•* Angin Timur angina
Barat (Preal S. Buck)
7. Bahasa sastra Balai
Pustaka adalah bahasa
Indonesia pada masa
permulaan
perkembangan yang
pada masa itu disebut
bahasa melayu umum.
Merari Siregar
•*Azab dan Sengsara
(1920)
8. Genre sastra Balai
Pustaka berbentuk
novel, sedangkan
puisinya masih berupa
pantun dan syair
8
1920
9. No Angkatan
Sastrawan
Karya
Karakteristik
9
I Gusti
Njoman
Pandji Tisna
•Ni Rawi Ceti Penjual
Orang (1935)
•* I Swasta Setahun di
Bedahulu (1941)
•*Sukreni Gadis Bali
•* Dewi Karuna (1938)
•* I Made Widiadi
(Kembali Kepada
Tuhan)
Menggambarkan tema
pertentangan paham antara
kaum tua dan kaum muda, soal
pertentangan adat, soal kawin
paksa, permaduan, dlll.
10
Paulus Supit
•*Kasih Ibu (1932)
Gaya bahasanya masih
menggunakan perumpamaan
yang klise, pepatah, peribahasa,
tapi menggunakan bahasa
percakapan sehari-hari lain
dengan bahasa hikayat sastra
lama
11
Suman H.S
•* Kasih Tak Terlarai
(1929)
•* Percobaan Setia
(1931)
Alirannya bercorak romantik
1920
10. No Angkatan
Sastrawan
Karya
Karakteristik
12
H.S Muntu
•* Pembalasan
(1935)
•* Karena
Kerendahan
Budi (1941)
Soal kebangsaan belum
mengemuka, masih bersifat
kedaerahan
1920
Puisinya berupa syair dan pantun
Isi karya sastranya bersifat didaktis
pusat pengisahannya pada
umumnya menggunakan metode
orang ketiga yang bersifat roantikironik;
banyak digresi, yaitu sisipan
peristiwa yang tidak langsung
berhubungan dengan inti cerita;
bersifat didaktis (mendidik),
ditujukan kepada pembaca untuk
memberi nasihat
11. a. Janganlah menilai seseorang hanya dari
rupa dan harta saja,
b. Larangan dalam Adat istiadat memang
harus dipatuhi, tapi kalau agama
menghalalkan dan tidak melarang,
lebih baik kita berpegang teguh kepada
hukumyang lebih tinggi nilainya dan
mutlak hukumnya yaitu hukum agama.
c. Kita harus yakin dan mantap dalam
memilih jalan untuk maju kedepan.
d. Kebenaran bukan dilihat dari jumlah
banyak orang yang mempercayainya,
tapiatas “dasar” sesuatu itu memang
dapat disebut benar atau tidak