SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DAN KEBUTUHAN 
SUMBER SERTA MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN 
KOMPETENSI PESERTA DIDIK DALAM MEMBUAT DAN MENYAJIKAN 
PETA TEMATIK DAN SIG 
Oleh : Rosmalia Eva 
Abstrak 
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi 
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, 
kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, 
bangsa dan Negara. 
Model belajar kooperatif learning merupakan suatu model pembelajaran yang 
membantu siswa dalam pengembangan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan 
kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan bekerja bersama-sama diantara 
sesama kelompok akan meningkatkan produktifitas dan perolehan belajar, serta 
mendorong siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemui selama proses 
pembelajaran. 
Tujuan penulisan artikel ini adalah mengetahui penerapan model cooperative 
learning pada materi pembuatan peta. Selain itu proses pembelajaran secara kognitif 
menekankan pada pemberian pengalaman langsung, sehingga dapat membantu siswa 
memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang pembuatan peta tematik, dan siswa 
mampu menganalisis penempatan suatu lokasi yang tepat dengan menggunakan SIG. 
Media sangat penting dalam suatu pembelajaran karena dapat membantu pendidik 
dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 
Dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa 
untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak 
dicapai. 
Pemanfaatan pembelajaran kooperatif learning untuk ,eningkatkan hasil belajar 
peserta didik, meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi 
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim 
untuk mencerna materi pembelajaran, meningkatkan rasa percaya diri dan 
memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama 
lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim, 
menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar 
kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang 
rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah, danmemadukan 
dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat peta tematik dan 
SIG. 
Model pembelajaran kooperatif learning dapat diterapkan pada kompetensi dasar 
pembuatan peta tematik dan SIG. Pembelajaran kooperatif pada standar kompetensi
ini lebih bermakna dengan menggunakan media peta yang cocok yang menghasilkan 
ingatan siswa dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap geografi. 
Kata Kunci: Pendidikan, kooperatif learning, media pembelajaran dan 
pemanfaatan model 
A. Pembelajaran Kooperatif Learning dalam pembelajaran Geografi 
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi 
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, 
kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, 
bangsa dan Negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan 
pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu; mengembangkan 
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam 
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi 
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang 
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi 
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 
Seperti diketahui di era globalisasi pendidikan merupakan salah satu kebutuhan 
sehingga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ketertinggalan bangsa 
Indonesia di bidang pendidikan dibandingkan negara-negara tetangga menyebabkan 
pemerintah terdorong untuk memacu diri untuk memiliki standar internasional. 
Dorongan tersebut bahkan dicantumkan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang 
Sisdiknas pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, "Pemerintah dan/atau pemerintah daerah 
menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang 
pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf 
internasional”(http://cfbe.grouply.com). 
Strategi pembelajaran di samping ditafsirkan sebagai urutan kegiatan 
pembelajaran, sering pula dikaitkan dengan metode pembelajaran bahkan ada yang 
menyamakan keduanya. Sedangkan metode pembelajaran sering pula dikaitkan 
dengan penggunaan media pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah penetapan 
komponen-komponen pembelajaran utama agar penyampaian isi pelajaran dapat 
mencapai sasaran belajar dan dapat dipahami oleh peserta didik secara efektif dan 
efisien. Dick and Carey (1985), mengatakan bahwa suatu strategi intruksional 
menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan intruksional dan 
prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk 
menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Ia menyebutkan lima 
komponen umum dari strategi pembelajaran sebagai berikut: 1) kegiatan pra 
pembelajaran, 2) penyajian informasi, 3) partisipasi mahasiswa dan 4) tes. 
Selanjutnya Soekartawi, dkk (1995), juga mengemukakan komponen-komponen
pembelajaran tersebut terdiri dari empat komponen, yaitu 1) urutan penyajian, 2) 
metode penyampaian, 3) media pembelajaran dan 4) waktu pembelajaran. 
Salah satu komponen utama pada strategi pembelajaran di luar urutan kegiatan 
pembelajaran adalah metode pembelajaran. Pada uraian sebelumnya telah 
diungkapkan bahwa tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam 
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Karena itu, guru harus memilih metode yang 
sesuai untuk setiap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 
Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyampaikan 
(menguraikan, member contoh dan member latihan) bahkan ajaran kepada peserta 
didik untuk mencapai tujuan tertentu. Di samping metode yang dapat dimanfaatkan 
sebagai penyalur bahan ajaran, media juga dapat digunakan sebagai penyalur isi 
bahan ajaran dalam kegiatan pembelajaran yang beraneka ragam. Guru dapat memilih 
salah satu atau beberapa di antaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi 
pembelajarannya. Media yang digunakan kegiatan pembelajaran karena memiliki 
kemampuan yang bermanfaat seperti yang dikemukakan oleh Soekartawi, dkk 
(1995:73). 
Berbagai hasil penelitian telah membuktikan adanya perkembangan dan 
peningkatan hasil belajar melalui pembelajaran kooperatif. Diantaranya adalah 
meningkatnya prestasi akademis, perbaikan perilaku, peningkatan kehadiran siswa, 
peningkatan rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa, serta bertambahnya rasa 
suka terhadap sekolah dan teman-teman sekelas. Disamping itu, pembelajaran 
kooperatif relatif mudah diterapkan dan tidak membutuhkan biaya besar. 
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya 
tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap 
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).Menurut 
Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan 
siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran 
kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja 
bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 
2000:25). Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif 
sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling 
membantu dalam mempelajari sesuatu. 
Model belajar kooperatif learning merupakan suatu model pembelajaran yang 
membantu siswa dalam pengembangan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan 
kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan bekerja bersama-sama diantara 
sesama kelompok akan meningkatkan produktifitas dan perolehan belajar, serta 
mendorong siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemui selama proses 
pembelajaran. 
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pembelajaran dengan kooperatif learning 
akan dapat mengembangkan kualitas diri siswa terutama aspek efektivitas siswa dapat 
dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip 
kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, 
afektif maupun konatif.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu strategi 
pembelajaran berdasarkan paham konstruktivis dimana siswa dikelompokkan dalam 
kelompok-kelompok kecil beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan yang 
berbeda, melakukan berbagai macam kegiatan belajar untuk memudahkan siswa 
dalam menguasai suatu mata pelajaran. Masing-masing anggota tim tidak hanya 
memiliki tanggung-jawab untuk belajar dan mempelajari apa yang sedang diajarkan, 
tapi juga harus membantu rekan sekelompok dalam belajar. Suatu kelompok bisa 
dikatakan belum tuntas menguasai suatu materi jika masih ada salah satu anggota 
belum menguasai materi tersebut. 
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut 
(Lungdren, 1994): 
 Adanya persepsi bahwa keberhasilan atau kegagalan kelompok berarti 
keberhasilan atau kegagalan bersama. 
 Rasa tanggung-jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, dan tanggung-jawab 
terhadap diri sendiri. 
 Pandangan bahwa semua memiliki tujuan yang sama. 
 Adanya pembagian tugas dan tanggung-jawab antara para anggota kelompok. 
 Evaluasi siswa berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 
 Kesempatan berbagi kepemimpinan antar anggota kelompok. 
 Ketrampilan bekerja-sama selama proses pembelajaran. 
 Setiap siswa akan diminta untuk mempertanggung-jawabkan secara individual 
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 
Menurut Thomson, et al. (1995), dalam kelompok kooperatif siswa belajar 
bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu dengan yang 
lain. Kelompok-kelompok kecil tersebut beranggotakan 4-6 siswa dengan 
kemampuan yang heterogen, juga jenis kelamin, dan suku. Heterogenitas ini 
bermanfaat untuk melatih siswa dalam menerima perbedaan serta bekerja sama 
dengan teman yang memiliki latar belakang berbeda. 
Pembelajaran kooperatif mengajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar siswa 
dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar 
yang baik. Selama kerja kelompok, siswa mendapat lembar kegiatan berisi 
pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan, dan tugas anggota 
kelompok adalah mencapai ketuntasan belajar. (Slavin, 1995) 
1. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif 
Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), 
yaitu; 
a. Student Teams Achievement Division (STAD) 
b. Group Investigation 
c. Jigsaw 
d. Structural Approach 
Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
a. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada 
pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai 
SD), dan 
b. Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika 
untuk tingkat 3-6 (setingkat TK). 
Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur 
tujuan, dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111). 
a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan 
siswa dalam kelas 
b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru 
pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga 
macam struktur tujuan, yaitu: 
 Struktur tujuan individualistik 
 Struktur tujuan kompetitif 
 Struktur tujuan kooperatif 
c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada 
kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama 
anggota kelompok. 
2. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif 
Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif 
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 
a. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi 
belajar, 
b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan 
rendah, 
c. jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin 
yang berbeda-beda, 
d. penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. 
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut 
(Ibrahim, M., dkk., 2000: 10) 
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran 
b. Menyampaikan informasi 
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 
d. Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok 
e. Evaluasi atau memberikan umpan balik. 
f. Memberikan penghargaan 
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya 
tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai
berikut: 
a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli 
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep 
yang sulit. 
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas 
sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling 
menghargai satu sama lain. 
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan 
ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam 
keterampilan sosial. 
4. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif 
Melalui model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki 
siswa tetapi juga ketrampilan yang lain. Keterampilan-keterampilan itu menurut 
Ibrahim, dkk. (2000:47-55), antara lain: 
a. Keterampilan-keterampilan Sosial 
b. Keterampilan Berbagi 
c. Keterampilan Berperan Serta 
d. Keterampilan-keterampilan Komunikasi 
e. Pembangunan Tim 
f. Keterampilan-keterampilan Kelompok 
5. Konsep Dasar Kooperatif Learning 
Dalam menggunakan model belajar kooperati learning di kelas, ada berbagai 
konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Konsep tersebut 
meliputi: 
a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas 
b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar 
c. Ketergantungan yang bersifat positif 
d. Interaktif yang bersifat terbuka 
e. Tanggung jawab individu 
f. Kelompok bersifat heterogen 
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial positif 
h. Tindak lanjut (follow up) 
i. Kepuasan dalam belajar 
6. Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif Learning 
Langkah-langkah dalam penggunaan model kooperatif learning secara umum (Stahl, 
1994, Slavin, 1983) dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut: 
a. Langkah pertama yang dilakukan guru adalah merancang rencana program
pembelajaran. Pada langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target 
pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru juga menetapkan 
sikap dan keterampilan sosial. Guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas 
siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Untuk 
memulai pembelajaran, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta 
keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama 
pembelajaran. Hal ini mutlak harus guru, karena dengan demikian siswa bisa 
mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar 
mengajar berlangsung. 
b. Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar 
observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam 
belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru menjelaskan 
pokok-pokok materi dengan tujuan agar siswa mempunyai wawasan dan orientasi 
yang memadai tentang materi yang diajarkan. Langkah berikutnya yang harus 
dilakukan adalah menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi 
pelajaran berdasarkan apa yang telah dipelajari. Berikutnya guru membimbing 
siswa untuk membuat kelompok pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa 
secara individual untuk menemukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk. 
Kegiatan ini dilaksanakan sambil menjelaskan tugas yang harus dilakukan 
mahasiswa dalam kelompoknya masing-masing. Dan pada saat mahasiswa belajar 
secara kelompok, maka guru mulai melakukan monitoring dan mengobservasi 
kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang 
sebelumnya. 
c. Langkah ketiga, dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru 
mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok 
dari segi memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama 
kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pilihan dan kritik membangun dari guru 
kepada siswa merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru pada 
saat siswa bekerja dalam kelompoknya. Di sampng itu, pada saat kegiatan 
berlangsung siswa terlibaht dalam diskusi dalam kelompoknya masing-masing, 
guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa baik secara individual 
maupun klasikal. 
d. Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing 
kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas 
ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan 
dan megkoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja 
yang telah ditampilkannya. 
7. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Learning 
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang 
menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada 
kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh 
keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk 
mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: 
a. Hasil belajar akademik 
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga 
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa 
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami 
konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa 
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada 
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 
Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, 
pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok 
bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas 
akademik. 
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu 
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas 
dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, 
dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa 
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung 
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan 
belajar saling menghargai satu sama lain. 
c. Pengembangan keterampilan sosial 
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada 
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan 
sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang 
dalam keterampilan sosial. 
8. Elemen-Elemen Pembelajaran Kooperatif 
Pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok belum tentu mencerminkan 
pembelajaran kooperatif. Secara teknis memang tampak proses belajar bersama, 
namun terkadang hanya merupakan belajar yang dilakukan secara bersama dalam 
waktu yang sama, namun tidak mencerminkan kerjasama antar anggota kelompok. 
Untuk itu agar benar-benar mencerminkan pembelajaran kooperatif, maka perlu 
diperhatikan elemen-elemen pembelajaran kooperatif sebagai berikut : 
a. Saling Ketergantungan Positif 
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. 
Wartawan mencari dan menulis berita, redaksi mengedit, dan tukang ketik 
mengetik tulisan tersebut. Rantai kerja sama ini berlanjut terus sampai dengan 
mereka yang di bagian percetakan dan loper surat kabar. Semua orang ini bekerja 
demi tercapainya satu tujuan yang sama, yaitu terbitnya sebuah surat kabar dan 
sampainya surat kabar tersebut di tangan pembaca.Untuk menciptakan kelompok
kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga 
setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain 
bisa mencapai tujuan mereka. Dalam metode 
Jigsaw, disarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat 
orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. 
Keempat anggota ini lalu berkumpul don bertukar informasi. Selanjutnya, 
pengajar akan mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, 
mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan 
tugasnya agar yang lain bisa berhasil.Penilaian juga dilakukan dengan cara yang 
unik. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok 
dibentuk dari “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap 
anggota menyumbangkan poin di atas nilai rata-rata mereka. Misalnya, nilai rata-rata 
si A adalah 65 don kali ini dia mendapat 72, dia akan menyumbangkan 7 
poin untuk nilai kelompok mereka. Dengan demikian, setiap siswa akan bisa 
mempunyai kesempatan untuk memberikan sumbangan nilai kelompok. Selain itu 
beberapa siswa yang kurang mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan 
mereka karena mereka juga memberikan sumbangan 
b. Tanggung Jawab Perseorangan 
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan 
pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative 
Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang 
terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam 
penyusunan tugasnya.Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran 
Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa 
sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung 
jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. 
Dalam teknik Jigsaw yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan bacaan dibagi 
menjadi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat dan membaca satu 
bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan 
diketahui dengan jelas clan mudah. Rekan-rekan dalam satu kelompok akan 
menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya. 
c. Tatap Muka 
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan 
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk 
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran 
beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. 
Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil 
masing-masing anggota.Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, 
meman-faatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap 
anggota kelompok mempunyai latar belakang pengalaman, keluarga, don sosial-ekonomi 
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan menjadi
modal utama dalam proses saling memperkaya antaranggota kelompok. Sinergi 
tidak didapatkan begitu saja dalam sekejap, tetapi merupakan proses kelompok 
yang cukup ponjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk 
saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka don 
interaksi pribadi. 
d. Komunikasi Antar Anggota 
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelaiar dibekali dengan berbagai 
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, 
pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa 
mempunyai keahlian mendengarkan don berbicara. Keberhasilan suatu kelompok 
juga bergantung pada kesediaon para anggotanya untuk saling mendengarkan don 
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 
Ada kalanya pembelajar perlu diberi tahu secara eksplisit mengenai cara-cara 
berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat 
orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Masih banyak orang 
yang kurang sensitif dan kurang bijaksana dalam menyatakan pendapat mereka. 
Tidak ada salahnya mengajar siswa beberapa ungkapan positif atau sanggahan 
dalam ungkapan yang lebih halus. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok 
ini jugs merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung 
menjadi komunikator yang handal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini 
merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya 
pengalaman belajar serta membina perkembangan mental emosional para siswa. 
e. Evaluasi 
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk 
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar 
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu 
diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa 
waktu setelah beberapa kali pembelaiar terlibat dalam kegiatan pembelajaran 
Cooperative Learning. 
9. Implikasi dalam pembelajaran Geografi 
Ada beberapa elemen dasar yang digunakan untuk mengangkat permasalahan 
dalam pembelajaran Geografi, diantaranya : 
a. Bentuk – bentuk bumi 
1) Bagaimana menggunakan peta dan kenampakan – kenampakan geografis 
untuk menginterpretasi dan menganalisis peristiwa peristiwa di dunia 
2) Bagaimana menggunakan peta pikiran untuk mengorganisasikan informasi 
3) Bagaimana mengorganisasikan analisis dan interaksi spasial, serta 
bagaimana menggunakan ide tersebut untuk mengambil keputusan
b. Wilayah dan Region 
1) Karakteristik fisik manusia di suatu wilayah 
2) Kreativitas penduduk dan variasi yang kompleks di muka bumi 
3) Bagaimana budaya dan pengalaman penduduk dalam mempersepsikan 
wilayah dan region 
c. Sistem Fisik 
1) Bentuk dan proses fisik, siklus – siklus di permukaan bumi 
2) Karakteristik, distribusi ekosistem, produktivitasnya, dan keragamannya 
d. Sistem Manusia 
1) Karakteristik, distribusi, migrasi penduduk, serta dampak terhadap fisik 
dan manusianya 
2) Karakteristik budaya, bagaimana perubahan budaya, bagaimana 
teknologinya mempunyai dampak terhadap standar kehidupan 
3) Bentuk dan fungsi pemukiman penduduk, lokasi dan struktur kota, serta hal 
– hal yang menyebabkan perubahan settlement 
4) Bentuk – bentuk dan jaringan ekonomi, dan bagaimana penduduk hidup 
dalam isu ekonomi lokal dan global 
5) Konflik atau kerjasama, bagaimana kekuatan konflik internal dan eksternal 
e. Lingkungan dan Masyarakat 
1) Bagaimana kegiatan manusia dapat mempengaruhi lingkungan fisik? 
Bagaimana masyarakat membuat devisa dari perubahan lingkungan? 
2) Bagaimana pengaruh sistem fisik teradap sistem manusia? Bagaimana 
bencana alam berpengaruh pada kehidupan manusia? 
3) Perubahan dalam memahami dan menggunakan sumberdaya, kebijakan 
terhadap sumberdaya, dan bagaimana mendaur ulang sumberdaya 
tersebut 
f. Kegunaan Geografi 
1) Bagaimana menginterpretasi masa lampau? Bagaimana proses – proses 
geografi kesejarahan? 
2) Bagaimana menginterpretasi dan merencanakan sesuatu ke depan untuk 
memecahkan permasalahan dan membuat keputusan (Gersmehl,2008 
dalam sumarmi, 2012) 
Topik – topik yang menarik untuk diangkat sebagai permasalahan bisa berupa 
:Earth subsystems,The carbon cycle,Rocks and minerals,Fossils resources,The 
soil,Gas hydrates,The sea,Drinking water,Earthquake,Climate changes dan 
Biodiversity changes. 
Hakikatnya, pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk 
membantu sisiwa atau anak didiknya agar mereka dapat belajar sesuai dengan 
kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha – usaha yang 
terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar 
dalam diri siswa (Sadiman dalam Kustandi dan sutjipto, 2011). 
10. Implikasi dalam Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar,dua unsur yang amat penting adalah metode 
mengajar dan media pembelajaran. Media berfungsi untuk tujuan pembelajaran, 
dimana informasi yang terdapat dalam media pembelajaran harus melibatkan siswa, 
baik dalam benak atau mental, maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata, sehingga 
pembelajaran dapat terjadi. Untuk dapat memperjelas makna pesan yang 
disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan 
sempurna maka diperlukan alat yang dapat membantu. Alat tersebut dikatakan 
sebagai media Pembelajaran. 
Kedudukan media pembelajaran dalam sistem pembelajaran adalah : alat bantu, 
alat penyalur pesan, alat penguatan, dan dapat mewakili guru menyampaikan 
informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik. Menurut Kemp dan Dayton (dalam 
Kustandi dan Sutjipto,2012), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama 
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendenga 
yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan 
informasi, (3) memberi intruksi. 
Dalam perkembangannya,media pembelajaran mengikuti arus perkembangan 
teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah 
sistem percetakan yang bekerja atas dasar prnsip mekanistik. Kemudian lahir 
teknologi audio visual, yang menggabungkan penemuan mekanistik dan elektronik 
untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikro – 
processor yang melahirkan pemakaian komputer dan kediatan interaktif (Kustandi 
dan Sutjipto, 2012). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, maka media 
pembelajaran dapat dikelompokkan kealam empat kelompok, yaitu (1) media hasil 
teknologi dan cetak, (2) media hasil teknologi audi visual, (3) media hasil teknologi 
yang berdasarkan komputer, (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer 
Berdasarkan pada pengklasifikasian para ahli, maka karakteristik atau ciri – ciri 
khas suatu media berbeda, berdasarkan tujuan dan maksud pengelompokannya. 
Untuk itu, sebenarnya media dipilih dan dignakan, disesuaikan dengan tujuan 
pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar, sehingga peseta didik 
dapat memahami materi yang disampaikan. Ada beberapa benda yang digunakan 
sebagai alat bantu dan dikatakan sebagai kelompokmedia sederhana, diantaranya : 
gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, poster, peta, globe, papan 
tulis, papan flanel, papanbuletin, flip chart, akuarium, bangun ruang, diorama dan 
herbarium. Ada pula ragam media pembelajaran lain yang dapat digunakan untuk 
membantu dalam proses belajar mengajar antara lain : media audio, media proyeksi, 
film dan video, komputer dan multimedia. 
Kustandi dan Sutjipto (2012) menjelaskan beberapa tips atau pertimbangan – 
pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media 
pembelajaran, yaitu : 
 Menyesuaikan jenis media dengan kurikulum 
 Keterjangkauan dalam pembiayaan 
 Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran 
 Ketersediaan mediapembelajaran di pasaran
 Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran. 
Menurut taksonomi Leshin (dalamKustandi dan Sutjipto,2012) media 
pembelajaran meliputi: media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media 
berbasis visual, media berbasis audio visual dan media berbasis komputer.Dalam 
pembelajaran berbasis masalah, penggunaan media pembelajaran yang paling tepat 
adalah penggunaan media berbasis manusia. Karena media berbasis manusia 
mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan 
bertanya ala socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalaha, 
dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. 
Langkah – langkah yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran adalah 
sebagai berikut : 
 Mengidentifikasi pokok – pokok bahasan 
 Mengembangkan sajian pembelajaran mencakup semua informasi yang 
diharapkan siswa jharus dikuasai 
 Menetapkan jenis informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan pertanyaan 
atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalisis, 
mensintesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan 
 Menentukan pesan – pesan yang ingin disampaikan 
 Menetapkan butir – butir diskusi penting. 
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menarik perhatian adalah : (a) 
memulai pembelajaran dengan memusatkan pada aplikasi isi berbagai isu yang 
relevan dengan siswa, abagaimana siswa akan menggunakan atau menerapkan 
informasi baru ini, (b) menginformasikan kepada siswa apa yang diharapkan dapat 
mereka kerjakan, dan (c) memulai dengan mengajukan pertanyaan atau mengajukan 
masalah yang memusatkan perhatian terhadap informasi yang harus dipelajari oleh 
siswa. 
11. Lingkungan belajar 
Geografi sebagi ilmu yang mempelajari tentang gejala – gejala dipermukaan bumi 
secara keseluruhan dalam hubungan interaksi dan keruangan, tanpa mengabaikan 
setiap gejala yang merupakan bagian dari keseluruhan ini sangat cocok untuk 
memanfaatkan alam sekitar sebagai lingkungan belajarnya. 
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam disekitarnya adalah 
gerakan pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain adalah Fr.Finger 
(1808 – 1888) disebut dengan “heimatkunde” (pengajaran alam sekitar) dan 
J.Ligthart (1815-1916) di Belanda dengan “het volle leven”(kehidupan senyatanya) 
(Sagala, 2010). Beberapa prinsip gerakan “heimatkunde” : 
a. Guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat – sifat atau dasar 
– dasar pengajaran 
b. Pengajaran di alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak – banyaknya agar 
anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja,dan; 
c. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas.
Alam sekitar tidak berbeda untuk anak maupun orang dewasa, segala kejadian di 
alam merupakan sebagian dari hidupnya sendiri. Kaitannya dengan Pembelajaran 
berbasis masalah adalah bagaimana lingkungan sekitar memberikan pembelajaran 
bagi siswa bahwa yang terjadi tidaklah terlepas dari masalah. Bagaimana siswa 
melihat krisis – krisis signifikan yang melanda dunia : perang, depresi, ekonomi, 
terorisme internasional, kelaparan, inflasi, dan percepatan peningkatan ekonomi. 
Setelah melihat hal tersebut, siswa membawa kedalam kelas, siswa dituntut untuk 
mmapu menganalisis dan memecahkan masalah terjadi dengan kacamatanya sendiri 
dan kapasitasnya sebagai peserta didik dan sebagai anggota masyarakat sesuai dengan 
tingkat usianya. 
B. Kebutuhan Media dan Sumber dalam Pembelajaran Kooperatif Learning 
1. Media dalam Pembelajaran Kooperatif Learning 
Media sangat penting dalam suatu pembelajaran karena dapat membantu pendidik 
dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 
Misalnya untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak 
mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau 
membelah dada manusia hanya umtuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, 
seperti cara kerja jantung ketika memompakan darah. Jadi media disini dapat 
dikatakan sebagai alat peraga pembelajaran yang membantu proses belajar. 
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar 
bagi siswa, Edgard Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut kemudian dinamakan 
kerucut pengalaman cone of experiment. 
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikan gambaraqn 
bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau 
mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui 
media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. 
Pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa 
verval. Hal ini di gambarkan oleh Edgar Dale, hal tersebut dapat memungkinkan 
terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami 
dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut sehingga dapat 
menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Olehnya itu sebaiknya diusahakan agar 
pengalaman siswa menjadi lebih kongkret, pesan yang ingin di capai, dilakukan 
melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa. 
Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat 
menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap 
pesan akan semakin berkurang, karena siswa kurang di ajak berpikir dan menghayati 
pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa 
baik fisik maupun psikis. 
Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk : 
a) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikan dengan 
foto, film, atau direkam melalui video atau radio. Kemudian peristiwa tersebut 
disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Misalnya guru dapat 
menjelaskan gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. 
b) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu 
Dengan media pembelajaran bahan pelajaran yang bersifat abstrak akan 
menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan 
verbalisme. 
Media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yang terlalu 
besar dan objek yang terlalu kecil. Untuk menampilkan objek tersebut, pendidik 
atau guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto, atau gambar. Benda-benda 
kecil dapat ditampilkan pula dengan memanfaatkan mikroskop dan 
microprojector. 
Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapat menampilkan 
suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan 
mobil, gerakan kapal terbang, atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan 
yang lambat seperti gerakan pertumbuhan tanaman. 
c) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa 
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga 
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran meningkat. 
Dari beberapa fungsi di atas maka media pembelajaran memiliki nilai praktis 
sebagai berikut: 
a) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa 
b) Media dapat mengatasi batas ruang kelas 
c) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan 
lingkungan 
d) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan 
e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat 
f) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar 
dengan baik 
g) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru 
h) Media dapat mengontrol kecepatan belaajar siswa 
i) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang 
kongkret sampai yang abstrak. 
Media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka 
ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya : 
a) Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai 
tujuan pembelajaran. 
b) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran 
c) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. 
d) Media yang digunakan memerhatikan efektivitas dan efesien.
e) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam 
mengoperasikannya. 
2. Sumber dalam Pembelajaran Kooperatif Learning 
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat 
dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai 
dengan tujuan yang hendak dicapai. 
Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan buku sebagai 
sumber belajar. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan 
standar proses pendidikan dan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 
khususnya teknologi informasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan sumber lainnya 
selain buku. 
Beberapa sumber balajar yang bias dimanfaatkan oleh guru khsusunya dalam 
setting proses pembelajaran didalam kelas diantaranya adalah : 
a) Manusia sumber 
b) Alat dan bahan pengajaran 
c) Berbagai aktivitas dan kegiatan 
d) Lingkungan atau setting 
C. Pemanfaatan model Pembelajaran Kooperatif Learning untuk 
Meningkatkan Kompetensi Peserta Didik Dalam Membuat Dan Menyajikan 
Peta Tematik Dan SIG 
Pembelajaran Kooperatif sangat tepat untuk mengaktifkan siswa di dalam kelas 
sehingga pemilihan metode ini yang diharapkan pembelajaran tidak membosankan 
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun manfaat pembelajaran 
kooperatif dalam meningkatkan kompetensi siswa diantaranya: 
1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 
2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan 
kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk 
mencerna materi pembelajaran. 
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat 
membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai 
andil terhadap keberhasilan tim. 
4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar 
kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang 
rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah. 
5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan. 
6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas. 
7. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya. 
Materi pembuatan peta tematik dan SIG terdapat pada materi SMA kelas XII pada 
program IPS. Tercantum pada kurikulum 2013 dengan kompetensi inti 4. mengolah, 
menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta 
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metodasesuai kaidah 
keilmuan. Dengan kompetensi dasar membuat dan menyajikan peta tematik dan SIG. 
Secara afektif, akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter yaitu siswa 
dapat menunjukkan sikap kerjasama memiliki tanggung jawab, terbuka dan 
mendengarkan pendapat orang lain yang menyampaikan pendapat selama 
pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa mampu mengapresiasikan kemampuan 
siswa dalam menggambar dan mengembangkan nilai estetisnya. Hal ini dapat pula 
mengembangkan keterampilan sosial. Selama proses pembelajaran siswa dapat 
menunjukkan keterampilan sosial seperti bertanya, mendengarkan pendapat orang 
lain, menerima kritik dan saran serta berkomunikasi dengan baik. 
Hal ini tentunya tidak lepas dari indikator yang akan dicapai oleh siswa yang 
meliputi indikator kognitif, afektif dan psikomotor. Indikator afektif dan psikomotor 
yang harus siswa pahami yaitu membuat peta tematik dan menganalisis penempatan 
suatu lokasi yang tepat dengan menggunakan SIG. Sedangkan indikator afektifnya 
meliputi karakter dan keterampilan sosial dimana siswa mematuhi aturan 
pembelajaran, bertanggung jawab mengerjakan tugas dan jujur selama kegiatan 
berlangsung. Bertanya, memberikan pendapat dan berkomunikasi dalam 
pembelajaran dalam pembuatan peta tematik dan SIG. 
Media yang diperlukan yaitu buku Geografi XII, LKS siswa kelas XII, peta, 5 
lembar Plastik transparan ukuran A4, spidol warna permanen dan penggaris. 
Dalam membuat dan menyajikan peta tematik dan SIG, hal yang paling utama 
dilaksanakan adalah pembuatan skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran ini 
didasarkan oleh pembuatan skenario praktek dan pembuatan peta tematik dan SIG. 
Langkah-langkah pembuatan ini dengan cara: (1) menyiapkan bahan-bahan untuk 
praktek, (2) interpretasi citra yang ditugaskan, (3) menentukan judul peta tematik 
yang siswa buat, (4) menentukan warna spidol yang tepat untuk menandakan simbol 
pada peta, misalnya: merah (jalan), coklat (pemukiman), hutan (hijau tua), 
kebun/tegalan (hijau muda), biru (sungai) dan lain sebagainya, (5) tumpang susun 
citra dan plastik transparan untuk menjiplak peta yang akan dibuat, (6) mengingatkan 
siswa untuk mencantumkan komponen-komponen dalam peta, (7) memastikan peta 
yang siswa buat telah memenuhi syarat, (8) melakukan uji kelengkapan komponen 
peta dan nilai keindahan, (9) menganalisis penentuan lokasi yang tepat pada peta 
penggunaan lahan yang telah di tumpang susun dan tahap terakhir (10) 
mempresentasikan hasil praktek. 
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam satu pertemuan (3 x 45 menit) 
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Tentunya guru telah merancang 
dan menuangkannya dalam bentuk desain pembelajaran berupa RPP dan Silabus. 
Pembuatan peta tematik dan SIG ini menggunakan metode kooperatif learning 
metode diskusi dengan kegiatan awal (15 menit) sebagai berikut: 
a. Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam kepada siswa. 
b. Guru mengecek presensi siswa. 
c. Guru memberikan apersepsi:
 Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan prasyarat yang berkaitan dengan 
materi yang dibahas. 
 Menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan 
sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar). 
d. Guru memberikan motivasi dengan menayangkan google earth. 
Kegiatan Inti (90 menit) sebagai berikut: 
a. Guru mengecek tugas kelompok siswa pada pertemuan sebelumnya. 
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan beranggotakan 5 orang. 
c. Setiap kelompok ditugaskan untuk membawa 3 peta daerah tertentu dengan 
dilengkapi dengan unsur-unsur peta dari internet. 
d. Siswa diminta untuk mengidentifikasi peta yang mereka bawa. 
e. Setelah itu, setiap kelompok diminta untuk menjiplak peta daerah tersebut di atas 
plastik tranparan dengan ketentuan satu tema. 
f. Misalnya, kelompok 1 membawa 3 peta daerah X, setiap siswa dalam kelompok 
ditugaskan untuk membuat salah satu peta, misalnya: 
 Siswa 1, membuat peta sungai daerah X. 
 Siswa 2, membuat peta jalan daerah X. 
 Siswa 3, membuat peta pemukiman daerah X. 
g. Setelah pembuatan peta dilakukan, siswa diminta tumpang susun peta tersebut 
dan menjadikannya sebuah peta penggunaan lahan daerah X. 
h. Siswa berdiskusi mengenai penempatan lokasi tertentu(misalnya, lokasi industri, 
pasar, menempatan poster, penempatan atm dan lain-lain) pada daerah X 
tersebut. 
i. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan analisisnya. 
Penutup (15 menit) 
a. Guru memberikan refleksi terhadap materi pembelajaran yang telah dibahas. 
b. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. 
c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa. 
Penilaian yang dilakukan dapat berupa jenis tagihan tugas kelompok yaitu 
mengumpulkan peta yang diperoleh dari internet. Selain itu instrument penilaian 
dilakukan sebelum, selama dan sesudah pembelajaran dengan memperhatikan diskusi 
dan hasil presentasi siswa. Adapun rubik penilaian peta yang dibuat siswa dilihat dari 
aspek keindahan/estetis, komponen kelengkapan peta, kerapihan dan ketelitian, 
keuletan ketika mengerjakan, sikap dalam kelompok dan kerjasama. 
Rubrik penilaian diskusi model kooperatif ini yaitu pemahaman materi 
pembahasan, kemampuan melakukan analisis, kemampuan menyampaikan pendapat, 
partisipasi dalam kelas dan kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi. 
Kriteria penilaian meliputi nilai kualitatif dan kuantitatif yaitu memuaskan (100), baik 
(90-80), cukup (70-65) dan kurang (<65).
Daftar Pustaka 
Anang.(2010). One Minute Before Teaching – Strategi Membangun Atmosfer 
Pembelajaran yang Dinamis dan Sarat Makna. Bandung : Alfabeta. 
Dick, W. and Carey, L. 1985. The Systematic Design of Instruction (2nd Ed,), 
Glecview, Illinois: Scot, Foresman and Company. 
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University 
Press. 
Rancangan Intruksional (Intructional Design): Untuk Memperbaiki Kualitas 
Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafinda Persada. 
Sadiman, Arif S, dkk. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengambangan 
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Kencana, 
Jakarta: 2010. 
Solihatin, Enting dan Raharja. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara,tt. 
Soekartawi, Suhardjono, T. Hartono Dan A. Ansharullah. 1995. Meningkatkan 
http://cfbe.grouply.com. Diunduh pada tanggal 05 Juni 2013. Pukul 20.15.

More Related Content

What's hot

Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas TinggiHeru Supanji
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifmyrifa25
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifmyrifa25
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualGigyh Ardians
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarRizal M Suhardi
 
Bab i, ii, dan iii
Bab i, ii, dan iiiBab i, ii, dan iii
Bab i, ii, dan iiiUnima
 
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifMokhzani Fadir
 
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)Suaidin -Dompu
 
Pbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pkn
Pbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pknPbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pkn
Pbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pknAdang Senjaya
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalneviyarni
 
Tugas individu kurikulum dan pembelajaran
Tugas individu kurikulum dan pembelajaranTugas individu kurikulum dan pembelajaran
Tugas individu kurikulum dan pembelajaranShe Apriani
 
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022   lampiranPermendikbud th. 2016 no. 022   lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiranYadi Pura
 

What's hot (16)

Modul (kb 2) kolaboratif
Modul (kb 2) kolaboratifModul (kb 2) kolaboratif
Modul (kb 2) kolaboratif
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran Konstektual
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Bab i, ii, dan iii
Bab i, ii, dan iiiBab i, ii, dan iii
Bab i, ii, dan iii
 
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pkn
Pbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pknPbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pkn
Pbm p kn sd -6--strategi pembelajaran pkn
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikal
 
Tugas individu kurikulum dan pembelajaran
Tugas individu kurikulum dan pembelajaranTugas individu kurikulum dan pembelajaran
Tugas individu kurikulum dan pembelajaran
 
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022   lampiranPermendikbud th. 2016 no. 022   lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
 

Similar to PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaMar Tunis
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfDianaUlfah4
 
Pembelajaran kooperatif .....
Pembelajaran kooperatif .....Pembelajaran kooperatif .....
Pembelajaran kooperatif .....arif08
 
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus   copyStrategi pembelajaran kooperatif pak agus   copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copyanida juita
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranHilda Pujianti
 
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxPPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxasforone8
 
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Dedy Wiranto
 
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapAjrina Pia
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptxMODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptxTitinKartini19
 

Similar to PEMBELAJARAN KOOPERATIF (20)

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
 
Pembelajaran kooperatif .....
Pembelajaran kooperatif .....Pembelajaran kooperatif .....
Pembelajaran kooperatif .....
 
3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus   copyStrategi pembelajaran kooperatif pak agus   copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copy
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Seni rupa
Seni rupaSeni rupa
Seni rupa
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
 
Bab ii tps
Bab ii tpsBab ii tps
Bab ii tps
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxPPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
 
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptxMODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
 
JURNAL.docx
JURNAL.docxJURNAL.docx
JURNAL.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

More from Rosmalia Eva

Tugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guruTugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guruRosmalia Eva
 
Tes formatif 3 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 3 kb 1 profesional geografiTes formatif 3 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 3 kb 1 profesional geografiRosmalia Eva
 
Tes formatif 2 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 2 kb 1 profesional geografiTes formatif 2 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 2 kb 1 profesional geografiRosmalia Eva
 
Tes formatif m1 kb4 profesional geografi
Tes formatif m1 kb4 profesional geografiTes formatif m1 kb4 profesional geografi
Tes formatif m1 kb4 profesional geografiRosmalia Eva
 
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori PembelajaranTugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori PembelajaranRosmalia Eva
 
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruTugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruRosmalia Eva
 
Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21Rosmalia Eva
 
Daring modul 5 kb_1_ model pembelajaran
Daring modul 5 kb_1_ model pembelajaranDaring modul 5 kb_1_ model pembelajaran
Daring modul 5 kb_1_ model pembelajaranRosmalia Eva
 
Adaptasi dari desain model assure
Adaptasi dari desain model assureAdaptasi dari desain model assure
Adaptasi dari desain model assureRosmalia Eva
 
Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)
Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)
Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)Rosmalia Eva
 
Kecerdasan majemuk
Kecerdasan majemukKecerdasan majemuk
Kecerdasan majemukRosmalia Eva
 
Gaya Belajar Peserta Didik
Gaya Belajar Peserta DidikGaya Belajar Peserta Didik
Gaya Belajar Peserta DidikRosmalia Eva
 
kemampuan awal siswa
kemampuan awal siswakemampuan awal siswa
kemampuan awal siswaRosmalia Eva
 
Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikRosmalia Eva
 
Soal osk geografi 2016
Soal osk geografi 2016Soal osk geografi 2016
Soal osk geografi 2016Rosmalia Eva
 
Jawaban osk geografi 2016
Jawaban osk geografi 2016Jawaban osk geografi 2016
Jawaban osk geografi 2016Rosmalia Eva
 
Kelas kemampuan lahan
Kelas kemampuan lahanKelas kemampuan lahan
Kelas kemampuan lahanRosmalia Eva
 

More from Rosmalia Eva (20)

Tugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guruTugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guru
 
Tes formatif 3 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 3 kb 1 profesional geografiTes formatif 3 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 3 kb 1 profesional geografi
 
Tes formatif 2 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 2 kb 1 profesional geografiTes formatif 2 kb 1 profesional geografi
Tes formatif 2 kb 1 profesional geografi
 
Tes formatif m1 kb4 profesional geografi
Tes formatif m1 kb4 profesional geografiTes formatif m1 kb4 profesional geografi
Tes formatif m1 kb4 profesional geografi
 
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori PembelajaranTugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
 
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruTugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
 
Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Tugas Modul 1 Karakteristik Pembelajaran Abad 21
 
Daring modul 5 kb_1_ model pembelajaran
Daring modul 5 kb_1_ model pembelajaranDaring modul 5 kb_1_ model pembelajaran
Daring modul 5 kb_1_ model pembelajaran
 
Adaptasi dari desain model assure
Adaptasi dari desain model assureAdaptasi dari desain model assure
Adaptasi dari desain model assure
 
Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)
Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)
Materi ppt kemampuan awal peserta didik new (wecompress.com)
 
Kecerdasan majemuk
Kecerdasan majemukKecerdasan majemuk
Kecerdasan majemuk
 
Gaya Belajar Peserta Didik
Gaya Belajar Peserta DidikGaya Belajar Peserta Didik
Gaya Belajar Peserta Didik
 
kemampuan awal siswa
kemampuan awal siswakemampuan awal siswa
kemampuan awal siswa
 
Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta Didik
 
Soal osk geografi 2016
Soal osk geografi 2016Soal osk geografi 2016
Soal osk geografi 2016
 
Jawaban osk geografi 2016
Jawaban osk geografi 2016Jawaban osk geografi 2016
Jawaban osk geografi 2016
 
Manajemen Bencana
Manajemen BencanaManajemen Bencana
Manajemen Bencana
 
Model ASSURE
Model ASSUREModel ASSURE
Model ASSURE
 
Model ASSURE
Model ASSUREModel ASSURE
Model ASSURE
 
Kelas kemampuan lahan
Kelas kemampuan lahanKelas kemampuan lahan
Kelas kemampuan lahan
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

  • 1. PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DAN KEBUTUHAN SUMBER SERTA MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DALAM MEMBUAT DAN MENYAJIKAN PETA TEMATIK DAN SIG Oleh : Rosmalia Eva Abstrak Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Model belajar kooperatif learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam pengembangan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan bekerja bersama-sama diantara sesama kelompok akan meningkatkan produktifitas dan perolehan belajar, serta mendorong siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemui selama proses pembelajaran. Tujuan penulisan artikel ini adalah mengetahui penerapan model cooperative learning pada materi pembuatan peta. Selain itu proses pembelajaran secara kognitif menekankan pada pemberian pengalaman langsung, sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang pembuatan peta tematik, dan siswa mampu menganalisis penempatan suatu lokasi yang tepat dengan menggunakan SIG. Media sangat penting dalam suatu pembelajaran karena dapat membantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pemanfaatan pembelajaran kooperatif learning untuk ,eningkatkan hasil belajar peserta didik, meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran, meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim, menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah, danmemadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat peta tematik dan SIG. Model pembelajaran kooperatif learning dapat diterapkan pada kompetensi dasar pembuatan peta tematik dan SIG. Pembelajaran kooperatif pada standar kompetensi
  • 2. ini lebih bermakna dengan menggunakan media peta yang cocok yang menghasilkan ingatan siswa dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap geografi. Kata Kunci: Pendidikan, kooperatif learning, media pembelajaran dan pemanfaatan model A. Pembelajaran Kooperatif Learning dalam pembelajaran Geografi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Seperti diketahui di era globalisasi pendidikan merupakan salah satu kebutuhan sehingga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ketertinggalan bangsa Indonesia di bidang pendidikan dibandingkan negara-negara tetangga menyebabkan pemerintah terdorong untuk memacu diri untuk memiliki standar internasional. Dorongan tersebut bahkan dicantumkan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, "Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”(http://cfbe.grouply.com). Strategi pembelajaran di samping ditafsirkan sebagai urutan kegiatan pembelajaran, sering pula dikaitkan dengan metode pembelajaran bahkan ada yang menyamakan keduanya. Sedangkan metode pembelajaran sering pula dikaitkan dengan penggunaan media pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah penetapan komponen-komponen pembelajaran utama agar penyampaian isi pelajaran dapat mencapai sasaran belajar dan dapat dipahami oleh peserta didik secara efektif dan efisien. Dick and Carey (1985), mengatakan bahwa suatu strategi intruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan intruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Ia menyebutkan lima komponen umum dari strategi pembelajaran sebagai berikut: 1) kegiatan pra pembelajaran, 2) penyajian informasi, 3) partisipasi mahasiswa dan 4) tes. Selanjutnya Soekartawi, dkk (1995), juga mengemukakan komponen-komponen
  • 3. pembelajaran tersebut terdiri dari empat komponen, yaitu 1) urutan penyajian, 2) metode penyampaian, 3) media pembelajaran dan 4) waktu pembelajaran. Salah satu komponen utama pada strategi pembelajaran di luar urutan kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran. Pada uraian sebelumnya telah diungkapkan bahwa tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Karena itu, guru harus memilih metode yang sesuai untuk setiap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyampaikan (menguraikan, member contoh dan member latihan) bahkan ajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Di samping metode yang dapat dimanfaatkan sebagai penyalur bahan ajaran, media juga dapat digunakan sebagai penyalur isi bahan ajaran dalam kegiatan pembelajaran yang beraneka ragam. Guru dapat memilih salah satu atau beberapa di antaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajarannya. Media yang digunakan kegiatan pembelajaran karena memiliki kemampuan yang bermanfaat seperti yang dikemukakan oleh Soekartawi, dkk (1995:73). Berbagai hasil penelitian telah membuktikan adanya perkembangan dan peningkatan hasil belajar melalui pembelajaran kooperatif. Diantaranya adalah meningkatnya prestasi akademis, perbaikan perilaku, peningkatan kehadiran siswa, peningkatan rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa, serta bertambahnya rasa suka terhadap sekolah dan teman-teman sekelas. Disamping itu, pembelajaran kooperatif relatif mudah diterapkan dan tidak membutuhkan biaya besar. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 2000:25). Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Model belajar kooperatif learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam pengembangan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan bekerja bersama-sama diantara sesama kelompok akan meningkatkan produktifitas dan perolehan belajar, serta mendorong siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemui selama proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pembelajaran dengan kooperatif learning akan dapat mengembangkan kualitas diri siswa terutama aspek efektivitas siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif maupun konatif.
  • 4. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu strategi pembelajaran berdasarkan paham konstruktivis dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, melakukan berbagai macam kegiatan belajar untuk memudahkan siswa dalam menguasai suatu mata pelajaran. Masing-masing anggota tim tidak hanya memiliki tanggung-jawab untuk belajar dan mempelajari apa yang sedang diajarkan, tapi juga harus membantu rekan sekelompok dalam belajar. Suatu kelompok bisa dikatakan belum tuntas menguasai suatu materi jika masih ada salah satu anggota belum menguasai materi tersebut. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Lungdren, 1994):  Adanya persepsi bahwa keberhasilan atau kegagalan kelompok berarti keberhasilan atau kegagalan bersama.  Rasa tanggung-jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, dan tanggung-jawab terhadap diri sendiri.  Pandangan bahwa semua memiliki tujuan yang sama.  Adanya pembagian tugas dan tanggung-jawab antara para anggota kelompok.  Evaluasi siswa berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.  Kesempatan berbagi kepemimpinan antar anggota kelompok.  Ketrampilan bekerja-sama selama proses pembelajaran.  Setiap siswa akan diminta untuk mempertanggung-jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Menurut Thomson, et al. (1995), dalam kelompok kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu dengan yang lain. Kelompok-kelompok kecil tersebut beranggotakan 4-6 siswa dengan kemampuan yang heterogen, juga jenis kelamin, dan suku. Heterogenitas ini bermanfaat untuk melatih siswa dalam menerima perbedaan serta bekerja sama dengan teman yang memiliki latar belakang berbeda. Pembelajaran kooperatif mengajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar siswa dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik. Selama kerja kelompok, siswa mendapat lembar kegiatan berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan, dan tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan belajar. (Slavin, 1995) 1. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu; a. Student Teams Achievement Division (STAD) b. Group Investigation c. Jigsaw d. Structural Approach Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
  • 5. a. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan b. Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK). Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111). a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam struktur tujuan, yaitu:  Struktur tujuan individualistik  Struktur tujuan kompetitif  Struktur tujuan kooperatif c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama anggota kelompok. 2. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar, b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, c. jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda, d. penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk., 2000: 10) a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran b. Menyampaikan informasi c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar d. Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok e. Evaluasi atau memberikan umpan balik. f. Memberikan penghargaan 3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai
  • 6. berikut: a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain. c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. 4. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif Melalui model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi juga ketrampilan yang lain. Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. (2000:47-55), antara lain: a. Keterampilan-keterampilan Sosial b. Keterampilan Berbagi c. Keterampilan Berperan Serta d. Keterampilan-keterampilan Komunikasi e. Pembangunan Tim f. Keterampilan-keterampilan Kelompok 5. Konsep Dasar Kooperatif Learning Dalam menggunakan model belajar kooperati learning di kelas, ada berbagai konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Konsep tersebut meliputi: a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar c. Ketergantungan yang bersifat positif d. Interaktif yang bersifat terbuka e. Tanggung jawab individu f. Kelompok bersifat heterogen g. Interaksi sikap dan perilaku sosial positif h. Tindak lanjut (follow up) i. Kepuasan dalam belajar 6. Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif Learning Langkah-langkah dalam penggunaan model kooperatif learning secara umum (Stahl, 1994, Slavin, 1983) dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut: a. Langkah pertama yang dilakukan guru adalah merancang rencana program
  • 7. pembelajaran. Pada langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan sosial. Guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Untuk memulai pembelajaran, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini mutlak harus guru, karena dengan demikian siswa bisa mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru menjelaskan pokok-pokok materi dengan tujuan agar siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran berdasarkan apa yang telah dipelajari. Berikutnya guru membimbing siswa untuk membuat kelompok pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual untuk menemukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk. Kegiatan ini dilaksanakan sambil menjelaskan tugas yang harus dilakukan mahasiswa dalam kelompoknya masing-masing. Dan pada saat mahasiswa belajar secara kelompok, maka guru mulai melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya. c. Langkah ketiga, dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok dari segi memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pilihan dan kritik membangun dari guru kepada siswa merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya. Di sampng itu, pada saat kegiatan berlangsung siswa terlibaht dalam diskusi dalam kelompoknya masing-masing, guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa baik secara individual maupun klasikal. d. Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan megkoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. 7. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Learning Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
  • 8. menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: a. Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. b. Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. c. Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. 8. Elemen-Elemen Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok belum tentu mencerminkan pembelajaran kooperatif. Secara teknis memang tampak proses belajar bersama, namun terkadang hanya merupakan belajar yang dilakukan secara bersama dalam waktu yang sama, namun tidak mencerminkan kerjasama antar anggota kelompok. Untuk itu agar benar-benar mencerminkan pembelajaran kooperatif, maka perlu diperhatikan elemen-elemen pembelajaran kooperatif sebagai berikut : a. Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Wartawan mencari dan menulis berita, redaksi mengedit, dan tukang ketik mengetik tulisan tersebut. Rantai kerja sama ini berlanjut terus sampai dengan mereka yang di bagian percetakan dan loper surat kabar. Semua orang ini bekerja demi tercapainya satu tujuan yang sama, yaitu terbitnya sebuah surat kabar dan sampainya surat kabar tersebut di tangan pembaca.Untuk menciptakan kelompok
  • 9. kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Dalam metode Jigsaw, disarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini lalu berkumpul don bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar akan mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas nilai rata-rata mereka. Misalnya, nilai rata-rata si A adalah 65 don kali ini dia mendapat 72, dia akan menyumbangkan 7 poin untuk nilai kelompok mereka. Dengan demikian, setiap siswa akan bisa mempunyai kesempatan untuk memberikan sumbangan nilai kelompok. Selain itu beberapa siswa yang kurang mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan mereka karena mereka juga memberikan sumbangan b. Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. Dalam teknik Jigsaw yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan bacaan dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas clan mudah. Rekan-rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya. c. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota.Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, meman-faatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap anggota kelompok mempunyai latar belakang pengalaman, keluarga, don sosial-ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan menjadi
  • 10. modal utama dalam proses saling memperkaya antaranggota kelompok. Sinergi tidak didapatkan begitu saja dalam sekejap, tetapi merupakan proses kelompok yang cukup ponjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka don interaksi pribadi. d. Komunikasi Antar Anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelaiar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan don berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaon para anggotanya untuk saling mendengarkan don kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Ada kalanya pembelajar perlu diberi tahu secara eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Masih banyak orang yang kurang sensitif dan kurang bijaksana dalam menyatakan pendapat mereka. Tidak ada salahnya mengajar siswa beberapa ungkapan positif atau sanggahan dalam ungkapan yang lebih halus. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini jugs merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang handal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar serta membina perkembangan mental emosional para siswa. e. Evaluasi Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelaiar terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. 9. Implikasi dalam pembelajaran Geografi Ada beberapa elemen dasar yang digunakan untuk mengangkat permasalahan dalam pembelajaran Geografi, diantaranya : a. Bentuk – bentuk bumi 1) Bagaimana menggunakan peta dan kenampakan – kenampakan geografis untuk menginterpretasi dan menganalisis peristiwa peristiwa di dunia 2) Bagaimana menggunakan peta pikiran untuk mengorganisasikan informasi 3) Bagaimana mengorganisasikan analisis dan interaksi spasial, serta bagaimana menggunakan ide tersebut untuk mengambil keputusan
  • 11. b. Wilayah dan Region 1) Karakteristik fisik manusia di suatu wilayah 2) Kreativitas penduduk dan variasi yang kompleks di muka bumi 3) Bagaimana budaya dan pengalaman penduduk dalam mempersepsikan wilayah dan region c. Sistem Fisik 1) Bentuk dan proses fisik, siklus – siklus di permukaan bumi 2) Karakteristik, distribusi ekosistem, produktivitasnya, dan keragamannya d. Sistem Manusia 1) Karakteristik, distribusi, migrasi penduduk, serta dampak terhadap fisik dan manusianya 2) Karakteristik budaya, bagaimana perubahan budaya, bagaimana teknologinya mempunyai dampak terhadap standar kehidupan 3) Bentuk dan fungsi pemukiman penduduk, lokasi dan struktur kota, serta hal – hal yang menyebabkan perubahan settlement 4) Bentuk – bentuk dan jaringan ekonomi, dan bagaimana penduduk hidup dalam isu ekonomi lokal dan global 5) Konflik atau kerjasama, bagaimana kekuatan konflik internal dan eksternal e. Lingkungan dan Masyarakat 1) Bagaimana kegiatan manusia dapat mempengaruhi lingkungan fisik? Bagaimana masyarakat membuat devisa dari perubahan lingkungan? 2) Bagaimana pengaruh sistem fisik teradap sistem manusia? Bagaimana bencana alam berpengaruh pada kehidupan manusia? 3) Perubahan dalam memahami dan menggunakan sumberdaya, kebijakan terhadap sumberdaya, dan bagaimana mendaur ulang sumberdaya tersebut f. Kegunaan Geografi 1) Bagaimana menginterpretasi masa lampau? Bagaimana proses – proses geografi kesejarahan? 2) Bagaimana menginterpretasi dan merencanakan sesuatu ke depan untuk memecahkan permasalahan dan membuat keputusan (Gersmehl,2008 dalam sumarmi, 2012) Topik – topik yang menarik untuk diangkat sebagai permasalahan bisa berupa :Earth subsystems,The carbon cycle,Rocks and minerals,Fossils resources,The soil,Gas hydrates,The sea,Drinking water,Earthquake,Climate changes dan Biodiversity changes. Hakikatnya, pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk membantu sisiwa atau anak didiknya agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha – usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Sadiman dalam Kustandi dan sutjipto, 2011). 10. Implikasi dalam Media Pembelajaran
  • 12. Dalam suatu proses belajar mengajar,dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Media berfungsi untuk tujuan pembelajaran, dimana informasi yang terdapat dalam media pembelajaran harus melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental, maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Untuk dapat memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan sempurna maka diperlukan alat yang dapat membantu. Alat tersebut dikatakan sebagai media Pembelajaran. Kedudukan media pembelajaran dalam sistem pembelajaran adalah : alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguatan, dan dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Kustandi dan Sutjipto,2012), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendenga yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, (3) memberi intruksi. Dalam perkembangannya,media pembelajaran mengikuti arus perkembangan teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah sistem percetakan yang bekerja atas dasar prnsip mekanistik. Kemudian lahir teknologi audio visual, yang menggabungkan penemuan mekanistik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikro – processor yang melahirkan pemakaian komputer dan kediatan interaktif (Kustandi dan Sutjipto, 2012). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, maka media pembelajaran dapat dikelompokkan kealam empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi dan cetak, (2) media hasil teknologi audi visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer Berdasarkan pada pengklasifikasian para ahli, maka karakteristik atau ciri – ciri khas suatu media berbeda, berdasarkan tujuan dan maksud pengelompokannya. Untuk itu, sebenarnya media dipilih dan dignakan, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar, sehingga peseta didik dapat memahami materi yang disampaikan. Ada beberapa benda yang digunakan sebagai alat bantu dan dikatakan sebagai kelompokmedia sederhana, diantaranya : gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, poster, peta, globe, papan tulis, papan flanel, papanbuletin, flip chart, akuarium, bangun ruang, diorama dan herbarium. Ada pula ragam media pembelajaran lain yang dapat digunakan untuk membantu dalam proses belajar mengajar antara lain : media audio, media proyeksi, film dan video, komputer dan multimedia. Kustandi dan Sutjipto (2012) menjelaskan beberapa tips atau pertimbangan – pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran, yaitu :  Menyesuaikan jenis media dengan kurikulum  Keterjangkauan dalam pembiayaan  Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran  Ketersediaan mediapembelajaran di pasaran
  • 13.  Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran. Menurut taksonomi Leshin (dalamKustandi dan Sutjipto,2012) media pembelajaran meliputi: media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis audio visual dan media berbasis komputer.Dalam pembelajaran berbasis masalah, penggunaan media pembelajaran yang paling tepat adalah penggunaan media berbasis manusia. Karena media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalaha, dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Langkah – langkah yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :  Mengidentifikasi pokok – pokok bahasan  Mengembangkan sajian pembelajaran mencakup semua informasi yang diharapkan siswa jharus dikuasai  Menetapkan jenis informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan  Menentukan pesan – pesan yang ingin disampaikan  Menetapkan butir – butir diskusi penting. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menarik perhatian adalah : (a) memulai pembelajaran dengan memusatkan pada aplikasi isi berbagai isu yang relevan dengan siswa, abagaimana siswa akan menggunakan atau menerapkan informasi baru ini, (b) menginformasikan kepada siswa apa yang diharapkan dapat mereka kerjakan, dan (c) memulai dengan mengajukan pertanyaan atau mengajukan masalah yang memusatkan perhatian terhadap informasi yang harus dipelajari oleh siswa. 11. Lingkungan belajar Geografi sebagi ilmu yang mempelajari tentang gejala – gejala dipermukaan bumi secara keseluruhan dalam hubungan interaksi dan keruangan, tanpa mengabaikan setiap gejala yang merupakan bagian dari keseluruhan ini sangat cocok untuk memanfaatkan alam sekitar sebagai lingkungan belajarnya. Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam disekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain adalah Fr.Finger (1808 – 1888) disebut dengan “heimatkunde” (pengajaran alam sekitar) dan J.Ligthart (1815-1916) di Belanda dengan “het volle leven”(kehidupan senyatanya) (Sagala, 2010). Beberapa prinsip gerakan “heimatkunde” : a. Guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat – sifat atau dasar – dasar pengajaran b. Pengajaran di alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak – banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja,dan; c. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas.
  • 14. Alam sekitar tidak berbeda untuk anak maupun orang dewasa, segala kejadian di alam merupakan sebagian dari hidupnya sendiri. Kaitannya dengan Pembelajaran berbasis masalah adalah bagaimana lingkungan sekitar memberikan pembelajaran bagi siswa bahwa yang terjadi tidaklah terlepas dari masalah. Bagaimana siswa melihat krisis – krisis signifikan yang melanda dunia : perang, depresi, ekonomi, terorisme internasional, kelaparan, inflasi, dan percepatan peningkatan ekonomi. Setelah melihat hal tersebut, siswa membawa kedalam kelas, siswa dituntut untuk mmapu menganalisis dan memecahkan masalah terjadi dengan kacamatanya sendiri dan kapasitasnya sebagai peserta didik dan sebagai anggota masyarakat sesuai dengan tingkat usianya. B. Kebutuhan Media dan Sumber dalam Pembelajaran Kooperatif Learning 1. Media dalam Pembelajaran Kooperatif Learning Media sangat penting dalam suatu pembelajaran karena dapat membantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Misalnya untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada manusia hanya umtuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika memompakan darah. Jadi media disini dapat dikatakan sebagai alat peraga pembelajaran yang membantu proses belajar. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgard Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut kemudian dinamakan kerucut pengalaman cone of experiment. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikan gambaraqn bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verval. Hal ini di gambarkan oleh Edgar Dale, hal tersebut dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut sehingga dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Olehnya itu sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih kongkret, pesan yang ingin di capai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa. Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin berkurang, karena siswa kurang di ajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis. Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk : a) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
  • 15. Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau radio. Kemudian peristiwa tersebut disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Misalnya guru dapat menjelaskan gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. b) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu Dengan media pembelajaran bahan pelajaran yang bersifat abstrak akan menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar dan objek yang terlalu kecil. Untuk menampilkan objek tersebut, pendidik atau guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto, atau gambar. Benda-benda kecil dapat ditampilkan pula dengan memanfaatkan mikroskop dan microprojector. Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat seperti gerakan pertumbuhan tanaman. c) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran meningkat. Dari beberapa fungsi di atas maka media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut: a) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa b) Media dapat mengatasi batas ruang kelas c) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan d) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat f) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik g) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru h) Media dapat mengontrol kecepatan belaajar siswa i) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang kongkret sampai yang abstrak. Media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya : a) Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. b) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran c) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. d) Media yang digunakan memerhatikan efektivitas dan efesien.
  • 16. e) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. 2. Sumber dalam Pembelajaran Kooperatif Learning Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan buku sebagai sumber belajar. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan sumber lainnya selain buku. Beberapa sumber balajar yang bias dimanfaatkan oleh guru khsusunya dalam setting proses pembelajaran didalam kelas diantaranya adalah : a) Manusia sumber b) Alat dan bahan pengajaran c) Berbagai aktivitas dan kegiatan d) Lingkungan atau setting C. Pemanfaatan model Pembelajaran Kooperatif Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Peserta Didik Dalam Membuat Dan Menyajikan Peta Tematik Dan SIG Pembelajaran Kooperatif sangat tepat untuk mengaktifkan siswa di dalam kelas sehingga pemilihan metode ini yang diharapkan pembelajaran tidak membosankan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun manfaat pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan kompetensi siswa diantaranya: 1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran. 3. Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim. 4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah. 5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan. 6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas. 7. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya. Materi pembuatan peta tematik dan SIG terdapat pada materi SMA kelas XII pada program IPS. Tercantum pada kurikulum 2013 dengan kompetensi inti 4. mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
  • 17. dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metodasesuai kaidah keilmuan. Dengan kompetensi dasar membuat dan menyajikan peta tematik dan SIG. Secara afektif, akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter yaitu siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama memiliki tanggung jawab, terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain yang menyampaikan pendapat selama pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa mampu mengapresiasikan kemampuan siswa dalam menggambar dan mengembangkan nilai estetisnya. Hal ini dapat pula mengembangkan keterampilan sosial. Selama proses pembelajaran siswa dapat menunjukkan keterampilan sosial seperti bertanya, mendengarkan pendapat orang lain, menerima kritik dan saran serta berkomunikasi dengan baik. Hal ini tentunya tidak lepas dari indikator yang akan dicapai oleh siswa yang meliputi indikator kognitif, afektif dan psikomotor. Indikator afektif dan psikomotor yang harus siswa pahami yaitu membuat peta tematik dan menganalisis penempatan suatu lokasi yang tepat dengan menggunakan SIG. Sedangkan indikator afektifnya meliputi karakter dan keterampilan sosial dimana siswa mematuhi aturan pembelajaran, bertanggung jawab mengerjakan tugas dan jujur selama kegiatan berlangsung. Bertanya, memberikan pendapat dan berkomunikasi dalam pembelajaran dalam pembuatan peta tematik dan SIG. Media yang diperlukan yaitu buku Geografi XII, LKS siswa kelas XII, peta, 5 lembar Plastik transparan ukuran A4, spidol warna permanen dan penggaris. Dalam membuat dan menyajikan peta tematik dan SIG, hal yang paling utama dilaksanakan adalah pembuatan skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran ini didasarkan oleh pembuatan skenario praktek dan pembuatan peta tematik dan SIG. Langkah-langkah pembuatan ini dengan cara: (1) menyiapkan bahan-bahan untuk praktek, (2) interpretasi citra yang ditugaskan, (3) menentukan judul peta tematik yang siswa buat, (4) menentukan warna spidol yang tepat untuk menandakan simbol pada peta, misalnya: merah (jalan), coklat (pemukiman), hutan (hijau tua), kebun/tegalan (hijau muda), biru (sungai) dan lain sebagainya, (5) tumpang susun citra dan plastik transparan untuk menjiplak peta yang akan dibuat, (6) mengingatkan siswa untuk mencantumkan komponen-komponen dalam peta, (7) memastikan peta yang siswa buat telah memenuhi syarat, (8) melakukan uji kelengkapan komponen peta dan nilai keindahan, (9) menganalisis penentuan lokasi yang tepat pada peta penggunaan lahan yang telah di tumpang susun dan tahap terakhir (10) mempresentasikan hasil praktek. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam satu pertemuan (3 x 45 menit) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Tentunya guru telah merancang dan menuangkannya dalam bentuk desain pembelajaran berupa RPP dan Silabus. Pembuatan peta tematik dan SIG ini menggunakan metode kooperatif learning metode diskusi dengan kegiatan awal (15 menit) sebagai berikut: a. Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam kepada siswa. b. Guru mengecek presensi siswa. c. Guru memberikan apersepsi:
  • 18.  Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan prasyarat yang berkaitan dengan materi yang dibahas.  Menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar). d. Guru memberikan motivasi dengan menayangkan google earth. Kegiatan Inti (90 menit) sebagai berikut: a. Guru mengecek tugas kelompok siswa pada pertemuan sebelumnya. b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan beranggotakan 5 orang. c. Setiap kelompok ditugaskan untuk membawa 3 peta daerah tertentu dengan dilengkapi dengan unsur-unsur peta dari internet. d. Siswa diminta untuk mengidentifikasi peta yang mereka bawa. e. Setelah itu, setiap kelompok diminta untuk menjiplak peta daerah tersebut di atas plastik tranparan dengan ketentuan satu tema. f. Misalnya, kelompok 1 membawa 3 peta daerah X, setiap siswa dalam kelompok ditugaskan untuk membuat salah satu peta, misalnya:  Siswa 1, membuat peta sungai daerah X.  Siswa 2, membuat peta jalan daerah X.  Siswa 3, membuat peta pemukiman daerah X. g. Setelah pembuatan peta dilakukan, siswa diminta tumpang susun peta tersebut dan menjadikannya sebuah peta penggunaan lahan daerah X. h. Siswa berdiskusi mengenai penempatan lokasi tertentu(misalnya, lokasi industri, pasar, menempatan poster, penempatan atm dan lain-lain) pada daerah X tersebut. i. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan analisisnya. Penutup (15 menit) a. Guru memberikan refleksi terhadap materi pembelajaran yang telah dibahas. b. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa. Penilaian yang dilakukan dapat berupa jenis tagihan tugas kelompok yaitu mengumpulkan peta yang diperoleh dari internet. Selain itu instrument penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah pembelajaran dengan memperhatikan diskusi dan hasil presentasi siswa. Adapun rubik penilaian peta yang dibuat siswa dilihat dari aspek keindahan/estetis, komponen kelengkapan peta, kerapihan dan ketelitian, keuletan ketika mengerjakan, sikap dalam kelompok dan kerjasama. Rubrik penilaian diskusi model kooperatif ini yaitu pemahaman materi pembahasan, kemampuan melakukan analisis, kemampuan menyampaikan pendapat, partisipasi dalam kelas dan kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi. Kriteria penilaian meliputi nilai kualitatif dan kuantitatif yaitu memuaskan (100), baik (90-80), cukup (70-65) dan kurang (<65).
  • 19. Daftar Pustaka Anang.(2010). One Minute Before Teaching – Strategi Membangun Atmosfer Pembelajaran yang Dinamis dan Sarat Makna. Bandung : Alfabeta. Dick, W. and Carey, L. 1985. The Systematic Design of Instruction (2nd Ed,), Glecview, Illinois: Scot, Foresman and Company. Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Rancangan Intruksional (Intructional Design): Untuk Memperbaiki Kualitas Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafinda Persada. Sadiman, Arif S, dkk. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengambangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Kencana, Jakarta: 2010. Solihatin, Enting dan Raharja. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara,tt. Soekartawi, Suhardjono, T. Hartono Dan A. Ansharullah. 1995. Meningkatkan http://cfbe.grouply.com. Diunduh pada tanggal 05 Juni 2013. Pukul 20.15.