7. PENGERTIAN
Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang
menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang.
Nutrient
Zat kimia organik / anorganik
yang ditemukan dlm makanan
dan diperlukan u/berfungsinya tubuh.
Bila intake/ masukan adekuat
(cukup) = Nutrient essensial
9. 1. KARBOHIDRAT
+ 1 gr = 4 kkal, sumber energi utama
+ Monosakarida : glukosa(dekstrosa),
fruktosa
+ Disakarida : Sukrosa, laktosa, maltosa
+ Polisakarida : glikogen → serat (pektin,
gum, hemiselulosa, getah)
+ Glikogen : sumber energi utama saat
puasa
+ Sumber : nasi, gandum, jagung, roti
+ Asupan : 60 - 75% dr total kalori
10. 2. Protein
+Fungsi : u/pertumbuhan, pemeliharaan
dan perbaikan jar.tubuh
+1 gr = 4 kkal
+Bentuk sederhana : as.amino yg disimpan
dlm jaringan berbentuk hormon dan
enzim
+As amino esensial tdk dpt disintesis dlm
tubuh tapi harus di dapat dr makanan
+Sumber : daging, hewan ternak, susu, dan
telur
+Asupan : 10-15%
11. 3. Lemak
+Sumber energi paling besar
+1 gr = 9 kkal
+Lipid : lemak yg dpt membeku pd suhu
ruangan tertentu
+Lipid : trigliserid + as lemak
+Lipogenesis : proses sintesis as lemak
+Terdiri dari : as lemak essensial dan non
essensial
+ As lemak esensial : as lemak linoleat
+ As lemak non esensial : as lemak linolenat, arakidonat
+Asupan : 10 - 25%
12. 4. AIR
+Komponen kritis dlm tubuh
+Air menyusun 60-70% dr seluruh BB
+Sumber : konsumsi cairan, buah2an segar,
sayuran, dan air yg diproduksi selama
oksidasi makanan
+Pd org sehat : intake cairan = output
melalui eliminasi, respirasi, dan berkeringat
13. 5. Vitamin
+Vitamin larut air : Vit C dan B
+Vitamin larut lemak : Vit A, D, E, dan K
6. Mineral
+Elemen esensial nonorganik sebagai katalis dlm reaksi
biokimia
+Kalsium, Magnesium, Fosfor, dll
15. ROSES SUPLAY MAKANAN
KE SEL TUBUH MANUSIA
P
1.Ingesti
Proses
1.Pemasukkan makanan ke dalam mulut
(koord antara otot rangka & sistem saraf)
2.Pengunyahan
3.Menelan (koordinasi antara lidah, refleks
pharing & esophagus serta saraf cranial)
waktu : 5 – 15 detik
Intake makanan dari
lingk ke dlm tubuh
16. perubahan fisik & kimia makanan untuk
dapat diabsorbsi dengan bantuan enzim
dan coenzim (diatur oleh hormon dan
saraf) sehingga menjadi chyme
Nasi (karbohidrat ) monosacharida
Tahu (protein) asam amino
Keju (lemak) asam lemak
Waktu : 1 – 4 jam
2.DIGESTI
PROSES
17. proses masuknya partikel zat
makanan dari saluran pencernaan
ke dlm pembuluh darah dan limphe
3. Absorbsi
Proses
1. Mayoritas terjadi di usus halus
2. Gaster : berupa alkohol &aspirin
3. Sistem limpatik : zat makanan
yg larut dalam lemak
4. Kapiler darah : zat makanan yg
larut dalam air
18. proses masuknya zat makanan yang larut
dlm lemak maupun air ke dlm sel
Proses
1. Zat yang larut dalam air
Vaskuler vena porta hepatica hepar
sel
2. Zat yang larut dalam lemak
Kapiler limpatik pembulun limpe besar
ductus thoracsicus vena subclavia
sinistra / vena jugularis interna sinistra
vena cava jantung arteri hepatica
hepar sel
4. Transportasi
19. Faktor yg mempengaruhi Pola Diet :
1. Status Kesehatan : fungsi sistem pencernaan, proses penyakit, dll
2. Kultur dan Agama
3. Usia
4. Jenis kelamin
5. Pekerjaan
6. Status Sosioekonomi
7. Pilihan Pribadi
8. Faktor Psikologis
9. Alkohol dan Obat
10. Kesalahan Informasi & Keyakinan thd makanan
20. KEBUTUHAN NUTRISI
+Kebutuhan Kalori
+Kebutuhan Protein
+Kebutuhan Lemak
+Kebutuhan Vitamin & mineral
+Kebutuhan Cairan
Komposisi Diet :
KH : 60-75% energi (1 kkal = 4 gr KH)
Lemak : 10-25% energi (1 kkal = 9 gr Lemak)
Protein : 10-15% energi (1 kkal = 4 gr Protein)
21. MENGHITUNG KEBUTUHAN ENERGI
1. Kebutuhan Kalori Org Dewasa
(kkal/kgBB/hari) → cara Harris Benedict
Energi = AMB (Angka Metabolisme Basal) x Aktivitas Fisik (activity factor)
AMB Laki-laki = 66 + (13,7 xBB) + (5xTB)- (6,8 x U)
AMB Perempuan = 655 + (9,6 xBB) + (1,8xTB) – (4,7xU)
Ket:
BB = Berat badan (kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
U = Usia (th)
22. AF (Activity Factor)
1. Sangat Ringan : banyak duduk,bedrest
L : 1,3 P : 1,3
2. Ringan : pekerja kantoran, IRT
L : 1,6 P : 1,5
3. Sedang : petani, mahasiswa aktif
L : 1,7 P : 1,6
4. Berat : atlet di TC, tentara yg berlatih
L : 2,1 P : 1,9
5. Sangat Berat : pandai besi, pekerja
konstruksi wanita
L : 2,4 P : 2,3
23. LATIHAN MENGHITUNG NUTRISI
Seorang perempuan mempunyai BB 70 kg
dengan TB 165 cm dengan usia 28 th.
Aktivitas sehari-hari termasuk ringan.
Hitunglah :
1. Angka Metabolismes Basal
2. Kebutuhan Energi
3. Kebutuhan zat gizi :
1. Karbohidrat
2. Lemak
3. Lemak
24. Jawaban :
+AMB Perempuan = 655 + (9,6 x70) + (1,8x1,65) – (4,7x28) = 1461,57
+Kebutuhan energi = 1461,57 x 1,3 = 1900,041 kkal
+Karbohidrat = 70% x 1900,041 = 1330 kkal → 332 gram
+Lemak = 15% x 1900,041 = 285 kkal → 31,6 gram
+Protein = 15% x 1900,041 = 285 kkal → 71,25 gram
25. Kebutuhan Kalori pd Anak
Holliday Sugar
+10 kg : 100 kkal/kgBB/hari
+11-20 kg : + 50 kkal/kgBB/hari
+> 20 kg : + 20kkal/kgBB/hari
Neonatus
BBLR : 150 kkal/kgBB/hari
BBLN : 100 – 120 kkal/kgBB/hari
26. 2. Kebutuhan Protein
+Dewasa : 1 gr/kgBB/hari
+Neonatus prematur : 3 gr/kgBB/hari
+0-1 tahun : 2,5 gr/kgBB/hari
+2-13 tahun : 1,5-2 gr/kgBB/hari
+Remaja : 1-1,5 gr/kgBB/hari
27. 3. Kebutuhan Lemak
Rata- rata 35% dari total kalori
Untuk yg obesitas : 10% dr total kalori (pelarut
vitamin)
4. Kebutuhan Vitamin
RDA (Recommended Dietary Allowances) lihat
referensi PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2019
Ttg ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN
UNTUK MASYARAKAT INDONESIA
28. 5. Kebutuhan Cairan
+Dewasa : 35 ml/kgBB/hari
+Mineral2 penting :
Makro : Ca, P, Mg, S, Na, K, Cl
Mikro : Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, Zn, F,
Se, Mo
31. 3. TSF (Triceps Skin fold) : tonjolan kulit di
suprailiaca,biceps, triceps&subscapicula
Normal : L → >= 12,5 mm
P → >= 16,5 mm
Obese : L → > 18, 6 mm
P → > 25,1 mm
Sangat Kurang : L → <= 2,5 mm
P → <= 3,0 mm
32. 4. Lingkar Lengan Atas (LLA)
LLA < 12 cm : Gizi Buruk
LLA 12 – 13,5 cm : Gizi Kurang
LLA > 13,5 cm : Normal
33. 1. Pola kebiasaan makan
(waktu, jenis dan jumlah)
2. Makanan yang disukai, tidak disukai,
menimbulkan alergi, membahayakan
serta yang menguntungkan
3. Pembatasan makanan
(diet khusus, budaya, keyakinan)
4. Intake cairan
RIWAYAT DIET
34. 5. Penggunaan vitamin dan
mineral (jenis & frekuensi)
6. Problem diet (nafsu makan,
makanan yg menimbulkan diare
serta kembung)
7. Kesulitan mengunyah dan
menelan
35. 1. Diabetes Melitus
2. Heart Problem
3. Tumor
4. Batu ginjal/ empedu
5. Ulcus
6. Gangguan pada intestine
7. Hiper/ hipotiroid
RIWAYAT KESEHATAN
40. Langkah :
No Tindakan
1 Mendekatkan alat ke samping klien.
2 Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
3 Membantu klien pada posisi terlentang - semi fowler
4 Mencuci tangan
5 Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu lubang hidung saat
lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, bersihkan mucus dan
sekresi dari hidung dengan kassa/lidi kapas. Periksa adanya infeksi.
6 Memakai sarung tangan bersih
7 Buka kemasan selang NGT
8 Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara menempatkan ujung selang
dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu dilanjutkan sampai processus xipodeus
9 Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
10 Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut.
41. Lanjutan
No Tindakan
11 Meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan selang perlahan sepanjang 5-
10cm. Meminta klien untuk menundukkan kepala (fleksi) sambil menelan
12 Masukkan selang sampai batas yang ditandai
13 Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi. Anjurkan klien untuk tarik napas
dalam.
b. Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan masukkan ke hidung yang
lain kemudian masukkan kembali secara perlahan
c. Jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi tenggorokan lalu
melanjutkan memasukkan selang secara bertahap
14 Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem dibuka
jika ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak
adanyagelembung udara yang keluar.
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan
stetoskop. Bila terdengar bunyi kemudian udara dikeluarkan kembali dengan menarik
spuit.
15 Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk lambung
42. Lanjutan
No Tindakan
16 Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
17 Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
18 Merapikan dan membereskan alat
19 Melepas sarung tangan
20 Mencuci tangan
44. SOP pemberian nutrisi melalui NGT
No Tindakan Rasional
1 Identifikasi pasien dan jelaskan
prosedurnya pada pasien bahwa
proses pemberian makan tersebut
akan memakan waktu sekitar 10-30
menit jelaskan pula bahwa pasien akan
merasa penuh setelah selesai makan
Penjelasan yang benar akan
menghilangan kecemasan dan
memastikan kerjasama dari pasien.
Penjelasan diberikan juga pada pasien
yang koma atau tidak sadar karena
mereka mungkin masih bisa
mendengar dan memahami instruksi
2 Periksa apakah ada alergi makanan,
waktu makan terakhir, bising usus dan
hasil pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang benar akan
mencegah resiko komplikasi
3 Letakkan wadah berisis makanan
dalam air hangat
Menghangatkan cairan yang akan
diberikan ke pasien
Persiapan alat : Wadah formula, Wadah ukur, Spuit besar(30-
60 mL), Air dalam wadah, Stetoskop, Bengkok/nampan ginjal,
Handuk, Sarung tangan bersih
45. Lanjutan
No. Tindakan Rasional
4 Bantu pasien untuk berada dalam posisi fowler (25-45
derajat)
Posisi fowler meningkatkan
aliran graitasi makanan
melewati selang dan mencega
resiko aspirasi
5 Cuci tangan Mengurangi resiko transmisi
mikroorganisme
6 Buka handuk dan perlak diatas dada pasien Melindungi pasien dan sprei
agar tidak kotor
7 Pakai sarung tangan dan tempelkan spuit pada selang
nasogastrik
8 Aspirasi isi lambung bla kada keraguan terhadap posisi
selang beritahukan dokter dan dapatkan instruksi untuk
foto rontgen
Bila isi lambung melebihi 100
mL untuk pemberian makan
secara intermiten atau lebih
dari 1,5 kali laju perjam untuk
pemberian makan secara
kontinyu tunda pemberian
makan dan beritahu dokter
46. Lanjutan
no Tindakan Rasional
9 Jika sisa isi lambung berada pada batas normal dan
posisi selang sudah dipastikan, kembalikan isi lambung
ke dalam lambung dengan menggunakan spuit yang
menggunakan daya graitasi untuk mengatur aliran
Mengembalikan isi lambung ke
dalam lambung mencegah
terjadinya ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
10 Bila posisi selang sudah dipastikan dalam lambung, cubit
tekanan selang makan dan pasang tabung spuit makan
ke selang
Mencubit tekanan selang dapat
mencegah udara masuk
lambung dan menyebabkan
kembung
11 Isi tabung spuit dengan air dan biarkan cairan mengalir
masuk akibat daya gravitasi dengan meninggikan tabung
diatas kepala pasien
Air membersihkan selang dan
kecepatan aliran diatur dengan
meninggikan/menurunkan
spuit
12 Tuangkan makanan kedalam tabung spuit dan biarkan
mengalir akibat daya gravitas. Teruskan menuang
makanan kedalam tabung bila sudah tiga perempat
kosong. Cubit tekanan selang kapanpun diperlukan untuk
menghentikan aliran ketika sedang menunang.
Mencegah udara masuk selang
47. Lanjutan
no Tindakan Rasional
13 Setelah selesai memberikan makan. Bilas selang dengan
paling sedikit 30 mL air putih
Mencegah sumbatan selang
makan
14 Setelah selang sudah selesai dibilas, tutup ujung selang Mencegah kebocoran
15 Bilas peralatan dengan air hangat dan keringkan
16 Tetap naikkan kepala ranjang selama 30-60 menit setelah
selesai makan
Mencegah Aspirasi
17 Cuci tangan Mengurangi resiko transmisi
mikroorganisme
18 Catat jenis dan jumlah makanan, jumlah air yang
diberikan dan toleransi pemberian makanan
Mengevaluasi efek aspirasi
pada saluran pencernaan dan
efek terapi dan pemberian
makan
19 Pantau suara nafas, bising usus, distensi lambung, diare,
konstipasi, serta masukkan dan keluaran makanan
Dapat mengindikasikan
intoleransi pemberian makanan
20 Instruksikan pasien untuk memberitahu perawat jika ia
merasa kenyang, mual atau muntah
49. Sop pemberian nutrisi enteral (via oral)
+1. Piring
+2. Sendok
+3. Garpu
+4. Gelas
+5. Serbet
+6. Mangkok cuci tangan
+7. Pengalas
+8. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
50. Lanjutan
No Tindakan
1 Beri penjelasan
2 Cuci tangan
3 Atur pasien dengan duduk/ setengah duduk sesuai
kondisi pasien
4 Pasang pengalas
5 Tawarkan pasien melakukan ritual makan ( misalnya,
berdoa sebelum makan )
6 Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit
demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7 Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan
anjurkan duduk sebentar
8 Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan
9 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan