SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
MODULPERKULIAHAN
Hukum Bisnis
dan
Lingkungan
Anti Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1
10
HBL IntanDwi Kumalagusti
Abstract Kompetensi
Mengerti arti dari anti monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat
Para pembaca diharapkan dapat
memahami serta mampu
menjelaskan definisi dan tujuan dari
2015
2 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
anti monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat.
2015
3 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan
Pengertian
Menurut UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 1 UU Antimonopoli, Monopoliadalah
penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa
tertentu oleh suatu pelaku usaha atau suatu kelompok usaha. Persaingan usaha tidak
sehat (curang) adalah suatu persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi dan atau pemasaran barang atau jasa dilakukan dengan cara melawan
hukumatau menghambat persaingan usaha.
Dalam UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 6 UU Antimonopoli,’Persaingan curang
(tidak sehat ) adalah persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak
jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha’.
Asas dan Tujuan Antimonopoli dan Persaingan Usaha
Asas
Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan
kepentingan umum.
Tujuan
Undang-Undang (UU) persaingan usaha adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU
No.5/1999) yang bertujuan untuk memelihara pasar kompetitif dari pengaruh
kesepakatan dan konspirasi yang cenderung mengurangi dan atau menghilangkan
persaingan. Kepedulian utama dari UU persaingan usaha adalah promoting competition
dan memperkuat kedaulatan konsumen.
Kegiatan yang dilarang dalam anti monopoli
Dalam UU No.5/1999,kegiatan yang dilarang diatur dalam pasal 17 sampai dengan
pasal 24. Undang undang ini tidak memberikan defenisi kegiatan,seperti halnya
perjanjian. Namun demikian, dari kata “kegiatan” kita dapat menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kegiatan disini adalah aktivitas,tindakan secara sepihak. Bila dalam
perjanjian yang dilarang merupakan perbuatan hukum dua pihak maka dalam kegiatan
yang dilarang adalah merupakan perbuatan hukum sepihak.
Adapun kegiatan kegiatan yang dilarang tersebut yaitu
:
2015
4 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
1) Monopoli
Adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan
jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
2) Monopsoni
Adalah situasi pasar dimana hanya ada satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha
yang menguasai pangsa pasar yang besar yang bertindak sebagai pembeli
tunggal,sementara pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha yang bertindak sebagai
penjual jumlahnya banyak.
3) Penguasaan pasar
Di dalam UU no.5/1999 Pasal 19,bahwa kegiatan yang dilarang dilakukan pelaku usaha
yang dapat mengakibatkan terjadinya penguasaan pasar yang merupakan praktik
monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yaitu :
1. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan
usaha yang sama pada pasar yang bersangkutan;
2. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak
melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya;
3. membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar
bersangkutan;
4. melakukan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.
4) Persekongkolan
Adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain
dengan maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha
yang bersekongkol (pasal 1 angka 8 UU No.5/1999).
5) Posisi Dominan
Artinya pengaruhnya sangat kuat, dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 menyebutkan posisi dominan merupakan suatu keadaan dimana pelaku
usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan
pangsa yang dikuasai atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi diantara pesaingnya
di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses
pada pasokan, penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan dan
permintaan barang atau jasa tertentu.
2015
5 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
6) Jabatan Rangkap
Dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dikatakan bahwa seorang yang
menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan, pada waktu
yang bersamaan dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan
lain.
7) Pemilikan Saham
Berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dikatakan bahwa pelaku
usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis, melakukan
kegiatan usaha dalam bidang sama pada saat bersangkutan yang sama atau mendirikan
beberapa perusahaan yang sama.
8) Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan
Dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, mengatakan bahwa pelaku
usaha yang berbadan hukum maupun yang bukan berbadan hukum yang menjalankan
perusahaan bersifat tetap dan terus menerus dengan tujuan mencari keuntungan.
Perjanjian yang dilarang dalam Antimonopoli dan Persaingan Usah
Perjanjian yang dilarang dalam UU No.5/1999 tersebut adalah perjanjian dalam bentuk
sebagai berikut :
1. Oligopoli
2. Penetapan harga
3. Pembagian wilayah
4. Pemboikotan
5. Kartel
6. Trust
7. Oligopsoni
8. Integrasi vertikal
9. Perjanjian tertutup
10. Perjanjian dengan pihak luar negeri
Hal-hal yang Dikecualikan dalam UU Anti Monopoli
Hal-hal yang dilarang oleh Undang-Undang Anti Monopoli adalah sebagai berikut :
1. Perjanjian-perjanjian tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar,
yang terdiri dari:
(a) Oligopoli
(b) Penetapan harga
2015
6 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
(c) Pembagian wilayah
(d) Pemboikotan
(e) Kartel
(f) Trust
(g) Oligopsoni
(h) Integrasi vertical
(i) Perjanjian tertutup
(j) Perjanjian dengan pihak luar negeri
2. Kegiatan-kegiatan tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar,
yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
(a) Monopoli
(b) Monopsoni
(c) Penguasaan pasar
(d) Persekongkolan
3. Posisi dominan, yang meliputi :
(a) Pencegahan konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang bersaing
(b) Pembatasan pasar dan pengembangan teknologi
(c) Menghambat pesaing untuk bisa masuk pasar
(d) Jabatan rangkap
(e) Pemilikan saham
(f) Merger, akuisisi, konsolidasi
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
2015
7 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah sebuah lembaga independen di
Indonesia yang dibentuk untuk memenuhi amanat Undang-Undang no. 5 tahun 1999
tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Sanksi dalam Antimonopoli dan Persaingan Usaha
Pasal 36 UU Anti Monopoli, salah satu wewenang KPPU adalah melakukan penelitian,
penyelidikan dan menyimpulkan hasil penyelidikan mengenai ada tidaknya praktik
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Masih di pasal yang sama, KPPU juga
berwenang menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar UU
Anti Monopoli. Apa saja yang termasuk dalam sanksi administratif diatur dalam Pasal
47 Ayat (2) UU Anti Monopoli. Meski KPPU hanya diberikan kewenangan
menjatuhkan sanksi administratif, UU Anti Monopoli juga mengatur mengenai sanksi
pidana. Pasal 48 menyebutkan mengenai pidana pokok. Sementara pidana tambahan
dijelaskan dalam Pasal 49.
Implementasi Kasus
Kasus PT Carrefour Indonesia dan keputusan KPPU
Kasus PT Carrefour sebagai Pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999. Salah satu aksi
perusahaan yang cukup sering dilakukan adalah pengambil alihan atau akuisisi. Dalam
UU No.40/2007 tentang Perseroan terbatas disebutkan bahwa hanya saham yang dapat
diambil alih. Jadi, asset dan yang lainnya tidak dapat di akuisisi.
Akuisisi biasanya menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja
perusahaan. Dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan istilahacquisition atau take over .
pengertianacquisition atau take over adalah pengambilalihan suatu kepentingan
pengendalian perusahaan oleh suatu perusahaan lain. Istilah Take over sendiri memiliki
2 ungkapan , 1. Friendly take over(akuisisi biasa) 2. hostile take over (akuisisi yang
bersifat “mencaplok”) Pengambilalihan tersebut ditempuh dengan cara membeli saham
dari perusahaan tersebut.
Esensi dari akuisisi adalah praktek jual beli. Dimana perusahaan pengakuisisi akan
menerima hak atas saham dan perusahaan terakuisisi akan menerima hak atas sejumlah
2015
8 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
uang harga saham tersebut. Menurut pasal 125 ayat (2) UU No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang menjelaskan bahwa pengambilalihan dapat dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan. Jika pengambilalihan dilakukan oleh perseroan,
maka keputusan akuisisi harus mendapat persetujuan dari RUPS. Dan pasal yang sama
ayat 7 menyebutkan pengambilalihan saham perseroan lain langsung dari pemegang
saham tidak perlu didahului dengan membuat rancangan pengambilalihan ,tetapi
dilakukan langsung melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan
mengambil alih dengan pemegang saham dengan tetap memperhatikan anggaran dasar
perseroan yang diambil alih.
Dalam mengakuisisi perusahaan yang akan mengambilalih harus memperhatikan
kepentingan dari pihak yang terkait yang disebutkan dalam UU. No. 40 tahun 2007,
yaitu Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan perseroan, kreditor , mitra usaha
lainnya dari Perseroan; masyarakat serta persaingan sehat dalam melakukan usaha.
Dalam sidang KPPU tanggal 4 november 2009, Majelis Komisi menyatakan
Carrefour terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 17 (1) dan Pasal 25 (1)
huruf a UU No.5/1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat.. Pasal 17 UU No. 5/1999, yang memuat ketentuan mengenai larangan bagi pelaku
usaha untuk melakukan penguasaan pasar, sedangkan Pasal 25 (1) UU No.5/1999
memuat ketentuan terkait dengan posisi dominan.
majelis Komisi menyebutkan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh selama
pemeriksaan perusahaan itu pangsa pasar perusahaan ritel itu meningkat menjadi
57,99% (2008) pasca mengakuisisi Alfa Retailindo. Pada 2007, pangsa pasar
perusahaan ini sebesar 46,30%. sehingga secara hukum memenuhi kualifikasi
menguasai pasar dan mempunyai posisi dominan, sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 17 Ayat 2 UU No.5 Tahun 1999.
Berdasarkan pemeriksaan, menurut Majelis KPPU, penguasaan pasar dan posisi
dominan ini disalahgunakan kepada para pemasok dengan meningkatkan dan
memaksakan potongan-potongan harga pembelian barang-barang pemasok melalui
skema trading terms. Pasca akuisisi Alfa Retailindo, sambungnya, potongan trading
terms kepada pemasok meningkat dalam kisaran 13%-20%. Pemasok, menurut majelis
Komisi, tidak berdaya menolak kenaikan tersebut karena nilai penjualan pemasok di
Carrefour cukup signifikan.
ANALISIS :
Pelanggaran etika bisnis dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar
internasional. Ini bisa terjadi sikap para pengusaha kita. Kecenderungan makin
2015
9 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id
banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian
etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga
bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak
memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain:
1. Pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri untuk tidak
mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain
2. Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
3. Pelaku bisnis hendaknya menciptakan persaingan bisnis yang sehat
4. Pelaku bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang,
tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang
5. Pelaku bisnis harus konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah
disepakati bersama
Daftar Pustaka
http://naufalalfatih.wordpress.com/2012/10/10/anti-monopoli-dan-persaingan-tidak-
sehat/
http://gabrielsebastian100.blogspot.com/2013/07/anti-monopoli-dan-persaingan-
usaha.html
https://www.academia.edu/7231490/MAKALAH_ANTI_MONOPOLI_DAN_PERSAI
NGAN_CURANG_A
http://aryo-bony-anggoro.mhs.narotama.ac.id/2011/10/23/kasus-monopoli-pasar-
carrefour-indonesia
https://ovantaxphoapomeamey9492.wordpress.com/2013/05/20/anti-monopoli-dan-
persaingan-usaha-tidak-sehat-dan-contoh-kasus

More Related Content

Similar to HBL, 10, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Universitas Mercu Buana, 2018

10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...
10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...
10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...
Novi Siti
 
HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persa...
HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persa...HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persa...
HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persa...
Muhammad Ramadhan
 
Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persaigan bisn...
Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persaigan bisn...Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persaigan bisn...
Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persaigan bisn...
AgungAgungPangestu
 

Similar to HBL, 10, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Universitas Mercu Buana, 2018 (20)

10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...
10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...
10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...
 
10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...
10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...
10. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , anti monopoli dan persai...
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
 
10. hbl, maghfira arsyfa ganivy, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisn...
10. hbl, maghfira arsyfa ganivy, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisn...10. hbl, maghfira arsyfa ganivy, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisn...
10. hbl, maghfira arsyfa ganivy, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisn...
 
Hbl 10, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...
Hbl 10, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...Hbl 10, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...
Hbl 10, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...
 
Hbl, hayyu safitri, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan tidak sehat, univ...
Hbl, hayyu safitri, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan tidak sehat, univ...Hbl, hayyu safitri, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan tidak sehat, univ...
Hbl, hayyu safitri, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan tidak sehat, univ...
 
Hbl, agnes monica, anti monopoli dan persaingan sehat.doc
Hbl, agnes monica, anti monopoli  dan persaingan sehat.docHbl, agnes monica, anti monopoli  dan persaingan sehat.doc
Hbl, agnes monica, anti monopoli dan persaingan sehat.doc
 
HBL 10, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS...
HBL 10, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS...HBL 10, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS...
HBL 10, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS...
 
10, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
10, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 201910, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
10, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
01 hbll, angela regife laksmy situmorang, prof. dr. hapzi ali, cma, anti mono...
01 hbll, angela regife laksmy situmorang, prof. dr. hapzi ali, cma, anti mono...01 hbll, angela regife laksmy situmorang, prof. dr. hapzi ali, cma, anti mono...
01 hbll, angela regife laksmy situmorang, prof. dr. hapzi ali, cma, anti mono...
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak se...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak se...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak se...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak se...
 
Hbl 1, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak ...
Hbl 1, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak ...Hbl 1, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak ...
Hbl 1, dyana anggraini, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak ...
 
AntiMonopoli dan persaingan tidak sehat
AntiMonopoli dan persaingan tidak sehatAntiMonopoli dan persaingan tidak sehat
AntiMonopoli dan persaingan tidak sehat
 
HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persa...
HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persa...HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persa...
HBL10. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persa...
 
Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persaigan bisn...
Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persaigan bisn...Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli  persaigan bisn...
Hbl10, agung pangestu, hapzi ali, modul 10 hbl, anti monopoli persaigan bisn...
 
Hbl 10,nurcholis muttaqin,hapzi ali,anti monopoli dan persainagn bisnis tidak...
Hbl 10,nurcholis muttaqin,hapzi ali,anti monopoli dan persainagn bisnis tidak...Hbl 10,nurcholis muttaqin,hapzi ali,anti monopoli dan persainagn bisnis tidak...
Hbl 10,nurcholis muttaqin,hapzi ali,anti monopoli dan persainagn bisnis tidak...
 
HUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHAHUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHA
 
10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...
10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...
10. hbl,clara monalisa,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak s...
 
10, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...
10, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...10, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...
10, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak...
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 

More from intandwik_

HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
intandwik_
 
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
intandwik_
 
HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...
HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...
HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...
intandwik_
 
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
intandwik_
 
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
intandwik_
 
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
intandwik_
 
HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...
HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...
HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...
intandwik_
 
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
intandwik_
 
HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...
HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...
HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...
intandwik_
 

More from intandwik_ (12)

HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
 
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
 
HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...
HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...
HBL, 12, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Univ...
 
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
 
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
HBL, 9, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggung ...
 
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
 
HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...
HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...
HBL, 6, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Tindak Pencucian Uang, Universitas ...
 
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
 
HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...
HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...
HBL, 4, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Definisi Jenis Lembaga Pembiayaan d...
 
HBL, 3, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Bentuk Badan Hukum, dan Perseroan T...
HBL, 3, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Bentuk Badan Hukum, dan Perseroan T...HBL, 3, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Bentuk Badan Hukum, dan Perseroan T...
HBL, 3, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Bentuk Badan Hukum, dan Perseroan T...
 
HBL, 2, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Alternatif Resolusi Sengketa atau ...
HBL, 2, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Alternatif Resolusi Sengketa atau  ...HBL, 2, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Alternatif Resolusi Sengketa atau  ...
HBL, 2, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Alternatif Resolusi Sengketa atau ...
 
HBL, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu Bu...
HBL, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu Bu...HBL, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu Bu...
HBL, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu Bu...
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

HBL, 10, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Universitas Mercu Buana, 2018

  • 1. MODULPERKULIAHAN Hukum Bisnis dan Lingkungan Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1 10 HBL IntanDwi Kumalagusti Abstract Kompetensi Mengerti arti dari anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat Para pembaca diharapkan dapat memahami serta mampu menjelaskan definisi dan tujuan dari
  • 2. 2015 2 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
  • 3. 2015 3 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id Pembahasan Pengertian Menurut UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 1 UU Antimonopoli, Monopoliadalah penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh suatu pelaku usaha atau suatu kelompok usaha. Persaingan usaha tidak sehat (curang) adalah suatu persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa dilakukan dengan cara melawan hukumatau menghambat persaingan usaha. Dalam UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 6 UU Antimonopoli,’Persaingan curang (tidak sehat ) adalah persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha’. Asas dan Tujuan Antimonopoli dan Persaingan Usaha Asas Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum. Tujuan Undang-Undang (UU) persaingan usaha adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999) yang bertujuan untuk memelihara pasar kompetitif dari pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang cenderung mengurangi dan atau menghilangkan persaingan. Kepedulian utama dari UU persaingan usaha adalah promoting competition dan memperkuat kedaulatan konsumen. Kegiatan yang dilarang dalam anti monopoli Dalam UU No.5/1999,kegiatan yang dilarang diatur dalam pasal 17 sampai dengan pasal 24. Undang undang ini tidak memberikan defenisi kegiatan,seperti halnya perjanjian. Namun demikian, dari kata “kegiatan” kita dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kegiatan disini adalah aktivitas,tindakan secara sepihak. Bila dalam perjanjian yang dilarang merupakan perbuatan hukum dua pihak maka dalam kegiatan yang dilarang adalah merupakan perbuatan hukum sepihak. Adapun kegiatan kegiatan yang dilarang tersebut yaitu :
  • 4. 2015 4 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id 1) Monopoli Adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha 2) Monopsoni Adalah situasi pasar dimana hanya ada satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha yang menguasai pangsa pasar yang besar yang bertindak sebagai pembeli tunggal,sementara pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha yang bertindak sebagai penjual jumlahnya banyak. 3) Penguasaan pasar Di dalam UU no.5/1999 Pasal 19,bahwa kegiatan yang dilarang dilakukan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya penguasaan pasar yang merupakan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yaitu : 1. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar yang bersangkutan; 2. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya; 3. membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar bersangkutan; 4. melakukan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu. 4) Persekongkolan Adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol (pasal 1 angka 8 UU No.5/1999). 5) Posisi Dominan Artinya pengaruhnya sangat kuat, dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyebutkan posisi dominan merupakan suatu keadaan dimana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa yang dikuasai atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi diantara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan, penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan dan permintaan barang atau jasa tertentu.
  • 5. 2015 5 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id 6) Jabatan Rangkap Dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dikatakan bahwa seorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan, pada waktu yang bersamaan dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan lain. 7) Pemilikan Saham Berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dikatakan bahwa pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis, melakukan kegiatan usaha dalam bidang sama pada saat bersangkutan yang sama atau mendirikan beberapa perusahaan yang sama. 8) Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan Dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, mengatakan bahwa pelaku usaha yang berbadan hukum maupun yang bukan berbadan hukum yang menjalankan perusahaan bersifat tetap dan terus menerus dengan tujuan mencari keuntungan. Perjanjian yang dilarang dalam Antimonopoli dan Persaingan Usah Perjanjian yang dilarang dalam UU No.5/1999 tersebut adalah perjanjian dalam bentuk sebagai berikut : 1. Oligopoli 2. Penetapan harga 3. Pembagian wilayah 4. Pemboikotan 5. Kartel 6. Trust 7. Oligopsoni 8. Integrasi vertikal 9. Perjanjian tertutup 10. Perjanjian dengan pihak luar negeri Hal-hal yang Dikecualikan dalam UU Anti Monopoli Hal-hal yang dilarang oleh Undang-Undang Anti Monopoli adalah sebagai berikut : 1. Perjanjian-perjanjian tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar, yang terdiri dari: (a) Oligopoli (b) Penetapan harga
  • 6. 2015 6 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id (c) Pembagian wilayah (d) Pemboikotan (e) Kartel (f) Trust (g) Oligopsoni (h) Integrasi vertical (i) Perjanjian tertutup (j) Perjanjian dengan pihak luar negeri 2. Kegiatan-kegiatan tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (a) Monopoli (b) Monopsoni (c) Penguasaan pasar (d) Persekongkolan 3. Posisi dominan, yang meliputi : (a) Pencegahan konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang bersaing (b) Pembatasan pasar dan pengembangan teknologi (c) Menghambat pesaing untuk bisa masuk pasar (d) Jabatan rangkap (e) Pemilikan saham (f) Merger, akuisisi, konsolidasi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
  • 7. 2015 7 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah sebuah lembaga independen di Indonesia yang dibentuk untuk memenuhi amanat Undang-Undang no. 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Sanksi dalam Antimonopoli dan Persaingan Usaha Pasal 36 UU Anti Monopoli, salah satu wewenang KPPU adalah melakukan penelitian, penyelidikan dan menyimpulkan hasil penyelidikan mengenai ada tidaknya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Masih di pasal yang sama, KPPU juga berwenang menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar UU Anti Monopoli. Apa saja yang termasuk dalam sanksi administratif diatur dalam Pasal 47 Ayat (2) UU Anti Monopoli. Meski KPPU hanya diberikan kewenangan menjatuhkan sanksi administratif, UU Anti Monopoli juga mengatur mengenai sanksi pidana. Pasal 48 menyebutkan mengenai pidana pokok. Sementara pidana tambahan dijelaskan dalam Pasal 49. Implementasi Kasus Kasus PT Carrefour Indonesia dan keputusan KPPU Kasus PT Carrefour sebagai Pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999. Salah satu aksi perusahaan yang cukup sering dilakukan adalah pengambil alihan atau akuisisi. Dalam UU No.40/2007 tentang Perseroan terbatas disebutkan bahwa hanya saham yang dapat diambil alih. Jadi, asset dan yang lainnya tidak dapat di akuisisi. Akuisisi biasanya menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan. Dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan istilahacquisition atau take over . pengertianacquisition atau take over adalah pengambilalihan suatu kepentingan pengendalian perusahaan oleh suatu perusahaan lain. Istilah Take over sendiri memiliki 2 ungkapan , 1. Friendly take over(akuisisi biasa) 2. hostile take over (akuisisi yang bersifat “mencaplok”) Pengambilalihan tersebut ditempuh dengan cara membeli saham dari perusahaan tersebut. Esensi dari akuisisi adalah praktek jual beli. Dimana perusahaan pengakuisisi akan menerima hak atas saham dan perusahaan terakuisisi akan menerima hak atas sejumlah
  • 8. 2015 8 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id uang harga saham tersebut. Menurut pasal 125 ayat (2) UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menjelaskan bahwa pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan. Jika pengambilalihan dilakukan oleh perseroan, maka keputusan akuisisi harus mendapat persetujuan dari RUPS. Dan pasal yang sama ayat 7 menyebutkan pengambilalihan saham perseroan lain langsung dari pemegang saham tidak perlu didahului dengan membuat rancangan pengambilalihan ,tetapi dilakukan langsung melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan mengambil alih dengan pemegang saham dengan tetap memperhatikan anggaran dasar perseroan yang diambil alih. Dalam mengakuisisi perusahaan yang akan mengambilalih harus memperhatikan kepentingan dari pihak yang terkait yang disebutkan dalam UU. No. 40 tahun 2007, yaitu Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan perseroan, kreditor , mitra usaha lainnya dari Perseroan; masyarakat serta persaingan sehat dalam melakukan usaha. Dalam sidang KPPU tanggal 4 november 2009, Majelis Komisi menyatakan Carrefour terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 17 (1) dan Pasal 25 (1) huruf a UU No.5/1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.. Pasal 17 UU No. 5/1999, yang memuat ketentuan mengenai larangan bagi pelaku usaha untuk melakukan penguasaan pasar, sedangkan Pasal 25 (1) UU No.5/1999 memuat ketentuan terkait dengan posisi dominan. majelis Komisi menyebutkan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh selama pemeriksaan perusahaan itu pangsa pasar perusahaan ritel itu meningkat menjadi 57,99% (2008) pasca mengakuisisi Alfa Retailindo. Pada 2007, pangsa pasar perusahaan ini sebesar 46,30%. sehingga secara hukum memenuhi kualifikasi menguasai pasar dan mempunyai posisi dominan, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 17 Ayat 2 UU No.5 Tahun 1999. Berdasarkan pemeriksaan, menurut Majelis KPPU, penguasaan pasar dan posisi dominan ini disalahgunakan kepada para pemasok dengan meningkatkan dan memaksakan potongan-potongan harga pembelian barang-barang pemasok melalui skema trading terms. Pasca akuisisi Alfa Retailindo, sambungnya, potongan trading terms kepada pemasok meningkat dalam kisaran 13%-20%. Pemasok, menurut majelis Komisi, tidak berdaya menolak kenaikan tersebut karena nilai penjualan pemasok di Carrefour cukup signifikan. ANALISIS : Pelanggaran etika bisnis dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional. Ini bisa terjadi sikap para pengusaha kita. Kecenderungan makin
  • 9. 2015 9 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning Nama Dosen Peny usun http://www.mercubuana.ac.id banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri untuk tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain 2. Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, 3. Pelaku bisnis hendaknya menciptakan persaingan bisnis yang sehat 4. Pelaku bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang 5. Pelaku bisnis harus konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama Daftar Pustaka http://naufalalfatih.wordpress.com/2012/10/10/anti-monopoli-dan-persaingan-tidak- sehat/ http://gabrielsebastian100.blogspot.com/2013/07/anti-monopoli-dan-persaingan- usaha.html https://www.academia.edu/7231490/MAKALAH_ANTI_MONOPOLI_DAN_PERSAI NGAN_CURANG_A http://aryo-bony-anggoro.mhs.narotama.ac.id/2011/10/23/kasus-monopoli-pasar- carrefour-indonesia https://ovantaxphoapomeamey9492.wordpress.com/2013/05/20/anti-monopoli-dan- persaingan-usaha-tidak-sehat-dan-contoh-kasus