SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
17 NOVEMBER 2021
Kewajiban Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
Aspek Keselamatan Pertambangan
Dwinanto Herlambang
Subkoordinator Keselamatan Pertambangan Mineral
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
✓ Padat Modal
✓ Padat Teknologi
✓ Risiko Besar & Spesifik
✓ Dinamis (Hazard & Risiko Berpindah)
✓ UUD 1945
✓ UU No. 1 Tahun 1970
✓ UU No. 13 Tahun 2003
✓ UU No. 3 Tahun 2020
✓ PP No. 19 Tahun 1973
✓ PP No. 55 Tahun 2010
✓ PP No. 50 Tahun 2012
✓ Permen ESDM No. 26 Tahun 2018
✓ Permen ESDM No. 7 Tahun 2020
✓ Kepmen ESDM No 1827.K/30/MEM/2018
✓ Kepmen ESDM No 1806.K/30/MEM/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 308.k/30/DJB/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 309.k/30/DJB/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 185.k/37.04/DJB/2019
Konsep Akademis
Pengelolaan KP
Membangun Budaya KP
Karakteristik Pertambangan
UUD
1945
UU Nomor
1 Tahun 1970
UU Nomor
3 Tahun 2020
UU Nomor
13 Tahun 2003
LOREM IPSUM
DOLOR
3
1 •Manajemen Risiko
2 •Program Keselamatan Kerja
3 •Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja
4 •Kampanye
5 •Administrasi Keselamatan Kerja
6 •Manajemen Keadaaan Darurat
7 •Inspeksi Keselamatan Kerja
8 •Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
0
Komunikasi
dan
Konsultasi
Penetapan Konteks
Identifikasi Bahaya
Penilaian
dan
Pengendalian
Risiko
Pemantauan
dan
Peninjauan
MANAJEMEN RISIKO
6
Manajemen Keadaan Darurat
01
02
03
04
05
STEP
STEP
STEP
STEP
Identifikasi dan Penilaian Potensi
Keadaan Darurat
Pencegahan Keadaan Darurat
Kesiapsiagaan Keadaan Darurat
Respon / Tindakan Keadaan Darurat
Pemulihan Keadaan Darurat
STEP
Pra (sebelum)
Keadaan Darurat
Saat Terjadi Keadaan Darurat
Pasca (Setelah)
Keadaan Darurat
#1 pengumpulan
data dan informasi
• identifikasi
pekerjaan
• identifikasi
pekerja
#2 penyusunan analisis
kebutuhan pendidikan
dan pelatihan
(training need analysis)
#3 pelaksanaan
pendidikan
dan pelatihan
• on the job
• off the job
#5 tindaklanjut
perbaikan dan
peningkatan
#4 monitoring dan evaluasi
program pendidikan dan
pelatihan
• Reaction
• Learning
• Behaviour
• Result
Penyusunan Program Pendidikan dan Pelatihan
1
•Program Kesehatan Kerja
2
•Higiene dan Sanitasi
3
•Pengelolaan Ergonomi
4
•Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang
5
•Diagnosis & Pemeriksaan PAK
Program kesehatan kerja Pertambangan dengan
pendekatan promotif atau promosi kesehatan,
preventif atau pencegahan penyakit, kuratif atau
pengobatan dan rehabilitatif atau pemulihan
Program promotif dan preventif mengacu kepada
peraturan perundang-undangan dan standar terkait
yang berlaku; persyaratan lainnya yang terkait;
kebijakan perusahaan; hasil Manajemen Risiko
terhadap seluruh proses, kegiatan, dan area kerja;
evaluasi kinerja program kesehatan kerja
Pertambangan; hasil pemeriksaan terhadap Kejadian
Akibat Penyakit Tenaga Kerja (KAPTK) dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK); ketersediaan sumber daya,
antara lain manusia, finansial, peralatan.
Pengelolaan Kesehatan
Program Kesehatan kerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA, MELIPUTI
Pemeriksaan Kesehatan
Khusus
dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap pekerja atau
golongan pekerja tertentu, disesuaikan
dengan pajanan risiko pekerjaannya
Pemeriksaan Kesehatan
Akhir
dilakukan kepada pekerja yang sisa
masa kerjanya 1 (satu) tahun menjelang
pensiun
Pemeriksaan Kesehatan
Awal
dilakukan sebelum pekerja diterima
untuk melakukan pekerjaan atau
dipindahkan ke pekerjaan baru
Pemeriksaan Kesehatan
Berkala
dilakukan untuk mengetahui kondisi
pekerja sesudah berada dalam
pekerjaannya
Data hasil pemeriksaan kesehatan Pekerja dibuat,
didokumentasikan, dan dievaluasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Program Kesehatan kerja
Pelaksanaan P3K pada kecelakaan dengan ketentuan:
01
02
03
kotak P3K ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai,
terlindungi, dan diberi tanda, dan isinya disesuaikan dengan
risiko yang ada, serta diperiksa secara berkala paling sedikit
setiap bulan oleh penanggung jawab kotak P3K yang
namanya tertera pada kotak P3K.
KTT menyediakan petugas yang memiliki kompetensi, fasilitas
dan peralatan untuk melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan, pada setiap kelompok kerja
KTT membuat program pendidikan dan pelatihan
P3K secara berkala
Program Kesehatan kerja
Pengelolaan pencegahan kelelahan kerja (fatigue) dengan ketentuan:
• melakukan identifikasi, evaluasi,
dan pengendalian faktor yang
dapat menimbulkan kelelahan
pekerja tambang
• memberikan pelatihan dan
sosialisasi kepada semua
pekerja tambang tentang
pengetahuan pengelolaan dan
pencegahan kelelahan
khususnya bagi pekerja
dengan waktu kerja bergilir
(shift);
• mengatur pola gilir kerja (shift)
pekerja tambang; dan
• melakukan penilaian dan
pengelolaan tingkat kelelahan
pada pekerja tambang sebelum
awal gilir kerja (shift) dan saat
pekerjaan berlangsung.
➢ Pengelolaan pekerja yang bekerja pada tempat yang memiliki risiko tinggi
1. memastikan risiko yang ada sudah dikendalikan secara memadai melalui
proses penilaian risiko dan pemantauan
2. memberikan pemahaman cara kerja aman, konsekuensi, dan pemantauan
pekerjaan di area tersebut
3. bertanggung jawab terhadap efek yang ditimbulkan akibat pekerjaan tersebut
➢ Rekaman data kesehatan kerja
Rekaman data kesehatan kerja Pertambangan
dianalisis dan dievaluasi sebagai bahan untuk
perbaikan kinerja kesehatan kerja Pertambangan
Program Kesehatan kerja
pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP menyediakan
fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta melakukan
pengelolaan sanitasi di area kerja, paling sedikit meliputi
pengelolaan tempat sampah, toilet dan wastafel, kebersihan lantai
dan bangunan, dan ruang ganti pakaian dan kamar mandi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Higiene:
Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha kesehatan individu,
maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia.
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya
ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan
(Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986).
Hygiene is a concept related to medicine as well as to
personal and professional care practices related to most
aspects of living although it is most often associated with
cleanliness and preventative measures.
Sanitasi :
Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia.
Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara
pengawasan masyarakat yang menitikberatkan
kepada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat.
Sanitation is the prevention od diseases by eliminating or
controlling the environmental factor which from links in
the chain of transmission (Ehler & Steel)
Higiene dan Sanitasi
Higiene dan Sanitasi dilakukan dengan menyediakan fasilitas untuk
menunjang tercapainya higienitas, serta melakukan pengelolaan sanitasi di
area kerja.
Program Kesehatan kerja
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola kesesuaian antara
pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja.
Tahapan pengelolaan ergonomi:
➢ Melakukan identifikasi dan penilaian risiko
ergonomi, serta pengendalian berdasarkan
hasil ergonomic risk assessment;
➢ Menyediakan sarana, prasarana, instalasi,
dan peralatan yang sesuai dengan
kemampuan, kondisi, dan postur pekerja;
➢ Menyediakan prosedur kerja sesuai dengan
kapasitas pekerja; dan
➢ Menyediakan perlengkapan penunjang untuk
mendukung pekerjaan.
Pengelolaan Ergonomi
Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus
untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan
IUJP melakukan pengelolaan makanan, minuman,
dan gizi Pekerja dengan melaksanakan analisis
bahaya dan pengendalian titik kritis (hazard
analysis and critical control points) untuk
memastikan bahwa penyediaan makanan dan
minuman telah memenuhi syarat keamanan,
kecukupan, dan higienitas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta
mempertimbangkan aspek keseimbangan gizi
Pekerja;
Pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja
Diagnosis penyakit akibat kerja
ditegakkan melalui serangkaian
tahapan pemeriksaan klinis,
kondisi pekerja tambang, serta
kondisi lingkungan kerja.
Status Penyakit Akibat Kerja
berdasarkan hasil pemeriksaan
setelah membuktikan hubungan
sebab akibat antara penyakit
dengan pekerjaan dan/atau
lingkungan kerjanya.
Diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja
•
•
19
Lagging indicator
RASIO KELAIKAN
KERJA
ANGKA KESAKITAN
KASAR/CRUDE
MORBIDITY RATE (CMR)
TINGKAT KEKERAPAN
SAKIT/MORBIDITY
FREQUENCY RATE (MFR)
TINGKAT KEPARAHAN
PENYAKIT/SPELL
SEVERITY RATE (SSR)
ABSENCE SEVERITY
RATE (ASR)
PENYAKIT AKIBAT
KERJA (PAK)
01
02
03
04
05
06
MFR =
Jumlah pekerja yang sakit
karena penyakit
Jumlah jam kerja
kumulatif
x 1.000.000
ASR =
Jumlah absensi karena
sakit
Jumlah jam kerja
kumulatif
x 1.000.000
=
Rasio
kelayakan
kerja
Jumlah pekerja yang layak
kerja berdasarkan
pemeriksaan
Jumlah pekerja kumulatif
x 100%
=
CMR
Jumlah pekerja yang sakit
karena penyakit
Jumlah pekerja kumulatif
x 100%
=
SSR
Jumlah absensi karena sakit
Jumlah spell
=
Rasio
PAK
Jumlah kasus PAK
Jumlah tenaga kerja
x 100%
21
Pengelolaan lingkungan kerja yang harus dilakukan oleh KTT/PTL:
➢ menunjuk petugas hygiene industry;
➢ melakukan IBPR lingkungan kerja terhadap pekerja di tempat kerja;
➢ menyusun, menetapkan, mensosialisasikan, menerapkan, mendokumentasi-
kan dan mengevaluasi prosedur pengelolaan;
➢ menyusun, mensosialisasikan, menerapkan dan mengevaluasi program
pengelolaan lingkungan kerja sesuai dokumen RKAB;
➢ melaksanakan pengukuran lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
➢ mengevaluasi, menindaklanjuti, dan mendokumentasikan hasil pengukuran;
➢ menyampaikan laporan berkala.
Pengelolaan Lingkungan Kerja
Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Antisipasi
Inventarisasi bahaya
dan risiko
Pengenalan
Pengenalan bahaya
melalui karakteristiknya
Pengendalian
Hierarki Pengendalian
Evaluasi
Pengukuran mengacu
ketentuan & standar
yg berlaku serta
melibatkan petugas
Hygene Industri
24
Pengelolaan Lingkungan Kerja
1
• Pengelolaan Debu
2
• Pengelolaan Kebisingan
3
• Pengelolaan Getaran
4
• Pengelolaan Pencahayaan
5
• Pengelolaan Kuantitas & Kualitas Udara
Kerja
6
• Pengelolaan Iklim Kerja
7
• Pengelolaan Radiasi
8
• Pengelolaan Faktor Kimia
9
• Pengelolaan Faktor Biologi
10
• Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Kerja
Pengelolaan Keselamatan Operasi
1 Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
2 Pengamanan Instalasi
3 Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang
Keselamatan Operasi
4 Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
5 Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
6 Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
7 Keselamatan Fasilitas Pertambangan
8 Keselamatan Eksplorasi
9 Keselamatan Tambang Permukaan
10 Keselamatan Tambang Bawah Tanah
11 Keselamatan Kapal Keruk/Isap
12 Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
26
Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
27
Kebijakan
Perencanaan
Organisasi dan
Personel
Implementasi
Pemantauan,
Evaluasi, dan
Tindak Lanjut
Dokumentasi
Tinjauan
Manajemen dan
Peningkatan Kinerja
SMKP Minerba,
merupakan bagian dari
sistem yang ada di
perusahaan secara
keseluruhan,
membantu perusahaan untuk
pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
Pertambangan dan
pelaksanaan Keselamatan
Operasional (KO)
Pertambangan
SMKP MINERBA
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.
Penilaian Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara atau Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan khusus pada
pengolahan dan/atau pemurnian.
Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.
KEWAJIBAN
SMKP
Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018
Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2020
Kepmen 1827.K/30/MEM/2018 Lampiran IV
Kepmen 1806.K/30/MEM/2018
Kepdirjen 185.K/37.04/DJB/2019 Lampiran II
“Perusahaan Pertambangan wajib menerapkan, melakukan
audit internal, melaporkan audit internal SMKP”
“Perusahaan pertambangan wajib menyusun dan menyampaikan Laporan
Berkala kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya yang meliputi (salah satunya) laporan audit internal
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan.”
Permen ESDM nomor 7 Tahun 2020 Pasal 83
Hasil pelaksanaan audit internal
penerapan SMKP dilaporkan
paling lambat 30 (tiga puluh
hari) setelah triwulan keempat.
(Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2020
Pasal 85)
Kepdirjen 185.K/37.04/DJB/2019
Lampiran II
“auditor internal memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis
audit dan disiplin ilmu yang relevan dengan bidang tugasnya, yang
dibuktikan dengan surat keterangan atau sertifikat pelatihan audit SMKP
Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian dari
instansi pembina yang diregistrasi oleh KaIT.”
33
Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laporan Berkala
❑ Laporan tertulis
yang wajib disusun
dan disampaikan
secara rutin dalam
jangka waktu
tertentu.
Permen ESDM nomor 7 Tahun 2020
Pasal 82
Pemegang Izin wajib menyusun dan menyampaikan
laporan meliputi:
❑ Laporan tertulis
yang wajib disusun
dan disampaikan
mengenai hasil
akhir suatu kegiatan
yang dilakukan
Laporan Akhir
❑ Laporan tertulis
yang wajib disusun
dan disampaikan
dalam hal terdapat
kejadian atau
kondisi tertentu
Laporan Khusus
Peringatan Tertulis
Penghentian Sementara
Sebagian atau Seluruh
Kegiatan
Diberikan paling
banyak 3 (tiga)
kali dengan jangka
waktu peringatan
masing-masing
paling lama 30
(tiga puluh) hari
kalender
Dikenakan dalam
jangka waktu paling
lama 60 (enam puluh)
hari kalender
Tidak melaksanakan
kewajiban sampai
dengan berakhirnya
jangka waktu pengenaan
sanksi berupa
penghentian sementara
sebagian atau seluruh
kegiatan usaha
Saksi administrasi diberikan oleh Dirjen atas nama Menteri atau gubernur sesuai dengan
Pasal 95
Sanksi
Pencabutan Izin
Permen ESDM nomor 7 Tahun 2020
PELAPORAN
ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Pelaporan
Berkala
01
Laporan Bulanan
Dilaporkan paling lambat setelah 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan.
Laporan Triwulan
Dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap triwulan.
I. Pelaporan Bulanan
Form III-i : Pelaporan Kecelakaan Tambang kepada Kepala Inspektur Tambang (KAIT).
Form X-i : Pelaporan Kejadian Berbahaya kepada Kepala Inspektur Tambang (KAIT).
II. Pelaporan Triwulanan
Form IV-i : Daftar Persediaan dan Pemakaian Bahan Peledak.
Form V-i : Daftar Kecelakaan Tambang.
Form VI-i : Daftar Jumlah Tenaga Kerja.
Form VII-i : Daftar Jumlah Jam Kerja.
Form VIII-i : Daftar FR dan SR Kecelakaan Tambang.
Form IX-i : Perhitungan Biaya Kecelakaan Tambang.
Form XI-i : Daftar Kejadian Berbahaya.
Form XIII-i : Daftar Penyakit Tenaga kerja.
Form XIV-i : Daftar Persediaan dan Pemakaian Bahan Bakar Cair (BBC).
Laporan Persediaan dan Pemakaian Bahan Berbahaya dan Beracun.
Rencana dan Realisasi Program dan Biaya KP TW. I/II/III/IV.
III. Pelaporan Triwulan ke 4
Form XII-i : Data Kompetensi Tenaga Kerja.
Pengelolaan Lingkungan Kerja
Pengelolaan Kesehatan Kerja
Pelaporan Hasil Audit Internal SMKP
LAPORAN BERKALA
PELAPORAN
ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Pelaporan
Khusus
02
Laporan Khusus
Dilaporkan ketika terdapat kejadian atau kondisi tertentu
LAPORAN KHUSUS
1.Pelaporan Pemberitahuan Awal Kecelakaan
2.Pelaporan Pemberitahuan Awal Kejadian Berbahaya
3.Pelaporan Pemberitahuan Awal Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja
4.Pelaporan Pemberitahuan Awal Penyakit Akibat Kerja
5.Pelaporan Hasil Audit Eksternal SMKP
Setiap perusahaan hanya boleh
memiliki satu orang KTT
Pengusaha wajib menunjuk KTT serta
mendapat pengesahan berupa
surat keputusan yang diberikan oleh KaIT.
Kegiatan usaha pertambangan dapat
dimulai setelah pemegang Izin telah
memiliki KTT
KTT dapat disahkan apabila sudah memenuhi
persyaratan secara administrasi dan lulus uji aspek-
aspek yang ditetapkan KaIT
Perusahaan harus melaporkan apabila terjadi
perubahan Struktur Organisasi di lapangan
6
1
5
3
2
Ketentuan Kepala Teknik
Tambang
Pengusaha dapat mengajukan permohonan kepada
KaIT untuk mengangkat lebih dari seorang KTT apabila
dianggap perlu atau berdasarkan pertimbangan
tertentu dari KaIT.
4
KTT bekerja di perusahaan tersebut sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun sejak surat pengesahan
ditetapkan, kecuali terdapat alasan-alasan tertentu
7
Setiap pimpinan perusahaan harus melaporkan
kepada KaIT secara resmi apabila KTT sudah tidak
bekerja lagi di perusahaan tersebut
8
Kriteria PTL
• PTL Kelas III
• PTL Kelas II
• PTL Kelas I
Kriteria KTT
• KTT Kelas IV
• KTT Kelas III
• KTT Kelas II
• KTT Kelas I
LORUM IPSUM DOLOR
Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau Pengesahan
KTT, PTL, KTBT, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau PJO
LAMPIRAN I KEPMEN 1827
• KTT Kelas IV
• Untuk Pemegang IPR
• Mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui KAIT
• KTT Kelas III
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot, Bor, Terbuka Berjenjang Tunggal, Kuari, dan Kapal
Keruk dan/atau Kapal Isap
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
1) Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari atau sama dengan 150 metrik ton per hari
2) Mineral logam meliputi
i. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per hari
ii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per
hari
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 250 ton batuan
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau sama dengan 250 ton/hari
c. Tanpa menggunakan bahan peledak
d. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 orang
e. Memiliki sertifikat POP atau kualifikasi yang diakui KAIT
• KTT Kelas II
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang
Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Kuari, dan Kapal
Keruk dan/atau Kapal Isap
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
1) Tambang terbuka batubara kurang dari atau sama
dengan 500 metrik ton per hari
2) Mineral logam meliputi
i. Tambang terbuka untuk mineral logam kurang
dari atau sama dengan 1500 ton bijih per hari
ii. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan
5 ton bijih per hari
iii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan
menggunakan ponton kurang dari atau sama
dengan 5 ton bijih per hari
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 500 ton
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang
dari atau sama dengan 500 ton/hari
c. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 orang
d. Memiliki sertifikat POM atau kualifikasi yang diakui KAIT
• KTT Kelas I
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot
(hidrolis), Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, Kuari, dan Kapal
Keruk dan/atau Kapal Isap
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
1) Tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 metrik ton per
hari
2) Tambang bawah tanah untuk batubara pada semua kapasitas
produksi
3) Mineral logam meliputi
i. Tambang semprot lebih dari dengan 5 ton bijih per hari
ii. Tambang terbuka untuk mineral logam lebih dari 1500 ton
bijih per hari
iii. Tambang bawah tanah untuk mineral logam pada semua
kapasitas produksi
iv. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap lebih dari 5 ton bijih per
hari
4) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Mineral batuan atau bukan logam dengan produksi lebih
dari 500 ton/hari
ii. Tambang bawah tanah mineral bukan logam pada semua
kapasitas produksi
c. Jumlah pekerja lebih dari 200 orang
d. Memiliki sertifikat POU atau kualifikasi yang diakui KAIT
Persyaratan Administratif Permohonan Pengesahan
KTT/PTL/KTBT
❑ Surat Permohonan Perusahaan.
❑ Salinan Izin Usaha Pertambangan.
❑ Surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan, yang menyatakan
mendukung semua program kegiatan calon KTT/PTL/KTBT.
❑ Daftar Riwayat Hidup calon KTT/PTL/KTBT.
❑ Sertifikat kompetensi wajib calon KTT/PTL/KTBT yang sudah diregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT.
❑ Struktur Organisasi Perusahaan yang menggambarkan posisi calon KTT/PTL/KTBT yang ditandatangani oleh
pimpinan tertinggi perusahaan dan diberi cap basah perusahaan.
❑ Salinan pengesahaan calon KTT/PTL/KTBT apabila sebelumnya sudah pernah disahkan menjadi
KTT/PTL/KTBT
❑ Surat pernyataan bermaterai tentang kebenaran dokumen yang ditandatangani oleh pemohon.
❑ Softcopy dokumen sebagaimana dimaksud diatas
05
04
03
02
01
09
06
07
08
MANFAAT
Alur Permohonan KIM dan KPP Madya
Permohonan
oleh Perusahaan
Proses Evaluasi
• Surat Tanggapan
• Produk berupa KIM / KPP M
Paling kurang meliputi:
1. Salinan sertifikat kompetensi juru ledak kelas II atau Salinan sertifikat
pendidikan dan pelatihan juru ledak.
2. Penjelasan Job Descripction pemohon.
3. Tabel Beneficial Owner.
4. dan lain-lain.
Job Description KIM
• Menguji pola peledakan.
• menetapkan daerah bahaya peledakan.
• memerintahkan orang menyingkir dan berlindung.
• meledakkan lubang ledak.
• menangani kegagalan peledakan.
• menyambung sirkit peledakan ke sirkit detonator.
• mengendalikan akibat peledakan.
• memastikan hasil peledakan.
Job Description KPP MADYA
• Mengangkut bahan peledak .
• administrasi gudang bahan peledak.
• meramu bahan peledak.
• membuat primer.
• mengisi bahan peledak ke lubang ledak.
• merangkai dan menyambung bahan
peledak.
Job Description KPP
PERTAMA
• pengamanan bahan peledak.
• menyumbat lubang ledak.
www.perizinan.esdm.go.id/minerba
MANFAAT
Proses Perizinan KIM dan KPP Madya
Proses Kartu Izin Meledakkan (KIM) & Kartu Pekerja Peledakan (KPP MADYA):
(a)IUP mengajukan permohonan, hanya melalui sistem Perizinan On Line
:https://perizinan.esdm.go.id/minerba/
(b)Persyaratan permohonan (baru atau perpanjangan) tersebut, dapat juga dilihat & di download
di :https://www.minerba.esdm.go.id/perizinan/persyaratan
(c)Sertifikasi Juru Ledak dan Pekerja Peledakan, IUP dapat berkoordinasi lebih lanjut dengan
PPSDM GeoMinerba-ESDM, yaitu :
KIM : Sertifikat Kompetensi Juru Ledak Kls. 2
KPP Madya : Sertifikat Diklat Juru Ledak Kls.2 atau Diklat Pekerja Peledakan Madya
di http://ppsdm-geominerba.esdm.go.id/
47
MINERS
MINERS
Aspek
Keselamatan
Pertambangan
Pengawas
memiliki
KPO
KPO
(KARTU PENGAWAS OPERASIONAL)
Dasar peraturan terbitnya Kartu Pengawas Operasional berdasarkan Pasal 62
Ayat 3 huruf c Permen ESDM 7 Tahun 2020 dan turunannya.
“Pengawas Operasional memiliki Kartu Pengawas Operasional yang disahkan
oleh Kepala Inspektur Tambang.”
Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL dalam melaksanakan inspeksi,
pemeriksaan, dan pengujian kegiatan operasional pertambangan di wilayah
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.
Hal ini bertujuan agar dapat menjadi kontrol oleh Kepala Inspektur Tambang
dalam upaya meningkatkan sinergi antara Kepala Teknik Tambang/Penanggung
Jawab Teknik dan Lingkungan, Penanggung Jawab Operasional, serta
Pengawas dalam aktivitas pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Untuk proses pengajuan KPO :Mengajukan permohonan dengan mengisi dan
melengkapi form yang ada di https://miners.minerba.esdm.go.id
MANFAAT
Proses Kartu Pengawas Operasional
“Database tersimpan
dalam server MINERBA”
2
Subdirektorat Standardisasi dan Usaha Jasa
“Peserta lulus Uji
Kompetensi dan
evaluator melakukan
evaluasi untuk
menerbitkan Kode
Registrasi”
“LS menyampaikan
kepada peserta
apabila sudah
mendapat kode
registrasi”
Lembaga Sertifikasi (LS)
1
LS menginput peserta
yang lulus uji kompetensi
Perusahaan
KTT/PTL mengajukan
Permohonan KPO
3
4
“Evaluator melakukan evaluasi”
“Produk
keluar”
Subdirektorat Keselamatan Pertambangan
Perusahaan
Pemberitahuan kepada
Pengawas Operasional
5
Pelaksanaan SIPO
49
PROSES PERSETUJUAN GUDANG BAHAN PELEDAK DAN TANGKI PENIMBUNAN BBC
• Pelaku Usaha
Mencantumkan
rencana
pembangunan gudang
handak/ BBC dalam
dokumen RKAB tahun
N Lampiran Persetujuan
Pembangunan
Gdg.Handak/BBC
ditandatangani oleh
Dirjen Minerba
• 14 hari setelah RKAB disetujui ,
pelaku usaha menyampaikan surat
dan dokumen teknis pembangunan
gdg.Handak/BBCsesuai Kepdirjen
minerba N0.309 tahun 2018 untuk di
evaluasi dan mendapatkan surat
persetujuan membangun dari DTLMB
Pelaku Usaha Mendapat surat
persetujuan membangun
gudang handak/BBC dari
DTLMB • Pelaku usaha saat
progress
pembangunan
mencapai 80%
menyampaikan surat
ke DTLMB untuk
dilakukan verifikasi
DTLMB menugaskan
Inspektur Tambang
melakukan verifikasi
• Berdasarkan hasil
verifikasi yang
dituangkan dalam
Berita acara oleh
Inspektur tambang dan
KTT ditentukan jika
ada perbaikan untuk
mendapatkan izin
Pelaku Usaha
mendapatkan izin
Gudang handak/BBC
• Pelaku usaha
menyampaikan surat
permohonan perpanjangan
izin gudang handak/BBC
3 bulan sebelum habis masa
berlaku
DTLMB menugaskan
Inspektur Tambang
melakukan verifikasi
• Berdasarkan hasil verifikasi yang
dituangkan dalam Berita acara
oleh Inspektur tambang dan KTT
ditentukan jika ada perbaikan
untuk mendapatkan
perpanjangan
Pelaku Usaha
mendapatkan izin
Gudang handak/BBC
Persetujuan
Gudang
Handak/BBC
Persetujuan
baru
Persetujuan
Perpanjangan
MANFAAT
Persuratan ke Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara
Surat kepada Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba /
Kepala Inspektur Tambang (KaIT):
Silahkan di Email ke :
To : sekretariat.dbt@esdm.go.id
Cc : sekretaris.dbt@gmail.com
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptdennisjuntak
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiAl Marson
 
Safety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptxSafety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptxReniMutiaraSari
 
Materi lock out & tag out khoirul huda
Materi lock out & tag out   khoirul hudaMateri lock out & tag out   khoirul huda
Materi lock out & tag out khoirul hudahandiv
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3Herry Prakoso
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiSyamsul Arifin
 
HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)ibadil haqqi
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 

What's hot (20)

Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
 
Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
 
K3 PERTAMBANGAN 2.pdf
K3 PERTAMBANGAN 2.pdfK3 PERTAMBANGAN 2.pdf
K3 PERTAMBANGAN 2.pdf
 
Modul K3
Modul K3Modul K3
Modul K3
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Safety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptxSafety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptx
 
Materi lock out & tag out khoirul huda
Materi lock out & tag out   khoirul hudaMateri lock out & tag out   khoirul huda
Materi lock out & tag out khoirul huda
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3
 
PPT K3.pptx
PPT K3.pptxPPT K3.pptx
PPT K3.pptx
 
1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx
 
Dasar P3K ditempat kerja.ppt
Dasar P3K ditempat kerja.pptDasar P3K ditempat kerja.ppt
Dasar P3K ditempat kerja.ppt
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
 
K3 MEKANIK A.pdf
K3 MEKANIK A.pdfK3 MEKANIK A.pdf
K3 MEKANIK A.pdf
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
 
Confined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang TerbatasConfined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang Terbatas
 
HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Materi Alat Pelindung Diri (APD)
Materi Alat Pelindung Diri (APD)Materi Alat Pelindung Diri (APD)
Materi Alat Pelindung Diri (APD)
 

Similar to OPTIMASI KAIDAH TKPB

4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdf
4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdf4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdf
4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdfajengps11
 
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdfRinaAgustina57
 
Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri013AnggitaNurFadila
 
371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt
371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt
371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.pptMiniTriyuliani1
 
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkddmateri lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkddDeddy Rachman
 
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
K3 DI  LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.pptK3 DI  LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.pptKEPKNHM
 
Bagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.ppt
Bagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.pptBagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.ppt
Bagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.pptputrimandansari
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxAinur
 
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptxPERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptxBaniTamimAlHaq
 
3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerja3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerjaWinarso Arso
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaAl Marson
 
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)mataram indonesia
 
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Senia Firlania
 
BAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptxBAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptxyukeputri1
 

Similar to OPTIMASI KAIDAH TKPB (20)

4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdf
4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdf4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdf
4. Kesehatan Kerja.pdf- 4. Kesehatan Kerja.pdf-4. Kesehatan Kerja.pdf
 
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
 
Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri
 
371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt
371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt
371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt
 
Materi Sosialisasi Srening Pekerja.pptx
Materi Sosialisasi Srening Pekerja.pptxMateri Sosialisasi Srening Pekerja.pptx
Materi Sosialisasi Srening Pekerja.pptx
 
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkddmateri lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkdd
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
K3 DI  LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.pptK3 DI  LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
K3 DI LINGKUNGAN FASILITAS KESEHATAN.ppt
 
Bagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.ppt
Bagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.pptBagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.ppt
Bagi 'Dasar K3 dan Manajemen Resiko 04 Okt 2018.ppt'.ppt
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptx
 
Pencegahan
PencegahanPencegahan
Pencegahan
 
Higene perusahaan
Higene perusahaanHigene perusahaan
Higene perusahaan
 
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptxPERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
 
3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerja3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerja
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
 
Dasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.pptDasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.ppt
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
 
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
 
BAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptxBAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptx
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (7)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

OPTIMASI KAIDAH TKPB

  • 1. DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA 17 NOVEMBER 2021 Kewajiban Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik Aspek Keselamatan Pertambangan Dwinanto Herlambang Subkoordinator Keselamatan Pertambangan Mineral
  • 2. DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA ✓ Padat Modal ✓ Padat Teknologi ✓ Risiko Besar & Spesifik ✓ Dinamis (Hazard & Risiko Berpindah) ✓ UUD 1945 ✓ UU No. 1 Tahun 1970 ✓ UU No. 13 Tahun 2003 ✓ UU No. 3 Tahun 2020 ✓ PP No. 19 Tahun 1973 ✓ PP No. 55 Tahun 2010 ✓ PP No. 50 Tahun 2012 ✓ Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 ✓ Permen ESDM No. 7 Tahun 2020 ✓ Kepmen ESDM No 1827.K/30/MEM/2018 ✓ Kepmen ESDM No 1806.K/30/MEM/2018 ✓ Kepdirjen Minerba No 308.k/30/DJB/2018 ✓ Kepdirjen Minerba No 309.k/30/DJB/2018 ✓ Kepdirjen Minerba No 185.k/37.04/DJB/2019 Konsep Akademis Pengelolaan KP Membangun Budaya KP Karakteristik Pertambangan UUD 1945 UU Nomor 1 Tahun 1970 UU Nomor 3 Tahun 2020 UU Nomor 13 Tahun 2003
  • 4. 1 •Manajemen Risiko 2 •Program Keselamatan Kerja 3 •Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja 4 •Kampanye 5 •Administrasi Keselamatan Kerja 6 •Manajemen Keadaaan Darurat 7 •Inspeksi Keselamatan Kerja 8 •Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
  • 6. 6 Manajemen Keadaan Darurat 01 02 03 04 05 STEP STEP STEP STEP Identifikasi dan Penilaian Potensi Keadaan Darurat Pencegahan Keadaan Darurat Kesiapsiagaan Keadaan Darurat Respon / Tindakan Keadaan Darurat Pemulihan Keadaan Darurat STEP Pra (sebelum) Keadaan Darurat Saat Terjadi Keadaan Darurat Pasca (Setelah) Keadaan Darurat
  • 7. #1 pengumpulan data dan informasi • identifikasi pekerjaan • identifikasi pekerja #2 penyusunan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan (training need analysis) #3 pelaksanaan pendidikan dan pelatihan • on the job • off the job #5 tindaklanjut perbaikan dan peningkatan #4 monitoring dan evaluasi program pendidikan dan pelatihan • Reaction • Learning • Behaviour • Result Penyusunan Program Pendidikan dan Pelatihan
  • 8. 1 •Program Kesehatan Kerja 2 •Higiene dan Sanitasi 3 •Pengelolaan Ergonomi 4 •Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang 5 •Diagnosis & Pemeriksaan PAK
  • 9. Program kesehatan kerja Pertambangan dengan pendekatan promotif atau promosi kesehatan, preventif atau pencegahan penyakit, kuratif atau pengobatan dan rehabilitatif atau pemulihan Program promotif dan preventif mengacu kepada peraturan perundang-undangan dan standar terkait yang berlaku; persyaratan lainnya yang terkait; kebijakan perusahaan; hasil Manajemen Risiko terhadap seluruh proses, kegiatan, dan area kerja; evaluasi kinerja program kesehatan kerja Pertambangan; hasil pemeriksaan terhadap Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja (KAPTK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK); ketersediaan sumber daya, antara lain manusia, finansial, peralatan. Pengelolaan Kesehatan
  • 10. Program Kesehatan kerja PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA, MELIPUTI Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap pekerja atau golongan pekerja tertentu, disesuaikan dengan pajanan risiko pekerjaannya Pemeriksaan Kesehatan Akhir dilakukan kepada pekerja yang sisa masa kerjanya 1 (satu) tahun menjelang pensiun Pemeriksaan Kesehatan Awal dilakukan sebelum pekerja diterima untuk melakukan pekerjaan atau dipindahkan ke pekerjaan baru Pemeriksaan Kesehatan Berkala dilakukan untuk mengetahui kondisi pekerja sesudah berada dalam pekerjaannya Data hasil pemeriksaan kesehatan Pekerja dibuat, didokumentasikan, dan dievaluasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 11. Program Kesehatan kerja Pelaksanaan P3K pada kecelakaan dengan ketentuan: 01 02 03 kotak P3K ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai, terlindungi, dan diberi tanda, dan isinya disesuaikan dengan risiko yang ada, serta diperiksa secara berkala paling sedikit setiap bulan oleh penanggung jawab kotak P3K yang namanya tertera pada kotak P3K. KTT menyediakan petugas yang memiliki kompetensi, fasilitas dan peralatan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan, pada setiap kelompok kerja KTT membuat program pendidikan dan pelatihan P3K secara berkala
  • 12. Program Kesehatan kerja Pengelolaan pencegahan kelelahan kerja (fatigue) dengan ketentuan: • melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian faktor yang dapat menimbulkan kelelahan pekerja tambang • memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada semua pekerja tambang tentang pengetahuan pengelolaan dan pencegahan kelelahan khususnya bagi pekerja dengan waktu kerja bergilir (shift); • mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja tambang; dan • melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat kelelahan pada pekerja tambang sebelum awal gilir kerja (shift) dan saat pekerjaan berlangsung.
  • 13. ➢ Pengelolaan pekerja yang bekerja pada tempat yang memiliki risiko tinggi 1. memastikan risiko yang ada sudah dikendalikan secara memadai melalui proses penilaian risiko dan pemantauan 2. memberikan pemahaman cara kerja aman, konsekuensi, dan pemantauan pekerjaan di area tersebut 3. bertanggung jawab terhadap efek yang ditimbulkan akibat pekerjaan tersebut ➢ Rekaman data kesehatan kerja Rekaman data kesehatan kerja Pertambangan dianalisis dan dievaluasi sebagai bahan untuk perbaikan kinerja kesehatan kerja Pertambangan Program Kesehatan kerja
  • 14. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP menyediakan fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja, paling sedikit meliputi pengelolaan tempat sampah, toilet dan wastafel, kebersihan lantai dan bangunan, dan ruang ganti pakaian dan kamar mandi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Higiene: Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia. Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Hygiene is a concept related to medicine as well as to personal and professional care practices related to most aspects of living although it is most often associated with cleanliness and preventative measures. Sanitasi : Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sanitation is the prevention od diseases by eliminating or controlling the environmental factor which from links in the chain of transmission (Ehler & Steel) Higiene dan Sanitasi
  • 15. Higiene dan Sanitasi dilakukan dengan menyediakan fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja. Program Kesehatan kerja
  • 16. Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola kesesuaian antara pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja. Tahapan pengelolaan ergonomi: ➢ Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi, serta pengendalian berdasarkan hasil ergonomic risk assessment; ➢ Menyediakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan yang sesuai dengan kemampuan, kondisi, dan postur pekerja; ➢ Menyediakan prosedur kerja sesuai dengan kapasitas pekerja; dan ➢ Menyediakan perlengkapan penunjang untuk mendukung pekerjaan. Pengelolaan Ergonomi
  • 17. Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP melakukan pengelolaan makanan, minuman, dan gizi Pekerja dengan melaksanakan analisis bahaya dan pengendalian titik kritis (hazard analysis and critical control points) untuk memastikan bahwa penyediaan makanan dan minuman telah memenuhi syarat keamanan, kecukupan, dan higienitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mempertimbangkan aspek keseimbangan gizi Pekerja; Pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja
  • 18. Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian tahapan pemeriksaan klinis, kondisi pekerja tambang, serta kondisi lingkungan kerja. Status Penyakit Akibat Kerja berdasarkan hasil pemeriksaan setelah membuktikan hubungan sebab akibat antara penyakit dengan pekerjaan dan/atau lingkungan kerjanya. Diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja
  • 20. Lagging indicator RASIO KELAIKAN KERJA ANGKA KESAKITAN KASAR/CRUDE MORBIDITY RATE (CMR) TINGKAT KEKERAPAN SAKIT/MORBIDITY FREQUENCY RATE (MFR) TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT/SPELL SEVERITY RATE (SSR) ABSENCE SEVERITY RATE (ASR) PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) 01 02 03 04 05 06
  • 21. MFR = Jumlah pekerja yang sakit karena penyakit Jumlah jam kerja kumulatif x 1.000.000 ASR = Jumlah absensi karena sakit Jumlah jam kerja kumulatif x 1.000.000 = Rasio kelayakan kerja Jumlah pekerja yang layak kerja berdasarkan pemeriksaan Jumlah pekerja kumulatif x 100% = CMR Jumlah pekerja yang sakit karena penyakit Jumlah pekerja kumulatif x 100% = SSR Jumlah absensi karena sakit Jumlah spell = Rasio PAK Jumlah kasus PAK Jumlah tenaga kerja x 100% 21
  • 22. Pengelolaan lingkungan kerja yang harus dilakukan oleh KTT/PTL: ➢ menunjuk petugas hygiene industry; ➢ melakukan IBPR lingkungan kerja terhadap pekerja di tempat kerja; ➢ menyusun, menetapkan, mensosialisasikan, menerapkan, mendokumentasi- kan dan mengevaluasi prosedur pengelolaan; ➢ menyusun, mensosialisasikan, menerapkan dan mengevaluasi program pengelolaan lingkungan kerja sesuai dokumen RKAB; ➢ melaksanakan pengukuran lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku; ➢ mengevaluasi, menindaklanjuti, dan mendokumentasikan hasil pengukuran; ➢ menyampaikan laporan berkala.
  • 23. Pengelolaan Lingkungan Kerja Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Antisipasi Inventarisasi bahaya dan risiko Pengenalan Pengenalan bahaya melalui karakteristiknya Pengendalian Hierarki Pengendalian Evaluasi Pengukuran mengacu ketentuan & standar yg berlaku serta melibatkan petugas Hygene Industri
  • 24. 24 Pengelolaan Lingkungan Kerja 1 • Pengelolaan Debu 2 • Pengelolaan Kebisingan 3 • Pengelolaan Getaran 4 • Pengelolaan Pencahayaan 5 • Pengelolaan Kuantitas & Kualitas Udara Kerja 6 • Pengelolaan Iklim Kerja 7 • Pengelolaan Radiasi 8 • Pengelolaan Faktor Kimia 9 • Pengelolaan Faktor Biologi 10 • Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Kerja
  • 25. Pengelolaan Keselamatan Operasi 1 Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan 2 Pengamanan Instalasi 3 Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang Keselamatan Operasi 4 Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan 5 Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan 6 Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan 7 Keselamatan Fasilitas Pertambangan 8 Keselamatan Eksplorasi 9 Keselamatan Tambang Permukaan 10 Keselamatan Tambang Bawah Tanah 11 Keselamatan Kapal Keruk/Isap 12 Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
  • 26. 26 Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • 27. 27 Kebijakan Perencanaan Organisasi dan Personel Implementasi Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut Dokumentasi Tinjauan Manajemen dan Peningkatan Kinerja SMKP Minerba, merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan, membantu perusahaan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan dan pelaksanaan Keselamatan Operasional (KO) Pertambangan SMKP MINERBA
  • 28. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus pada pengolahan dan/atau pemurnian. Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus pada pengolahan dan/atau pemurnian. Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus pada pengolahan dan/atau pemurnian. KEWAJIBAN SMKP
  • 29. Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018 Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2020 Kepmen 1827.K/30/MEM/2018 Lampiran IV Kepmen 1806.K/30/MEM/2018 Kepdirjen 185.K/37.04/DJB/2019 Lampiran II “Perusahaan Pertambangan wajib menerapkan, melakukan audit internal, melaporkan audit internal SMKP”
  • 30. “Perusahaan pertambangan wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya yang meliputi (salah satunya) laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan.” Permen ESDM nomor 7 Tahun 2020 Pasal 83
  • 31. Hasil pelaksanaan audit internal penerapan SMKP dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh hari) setelah triwulan keempat. (Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2020 Pasal 85)
  • 32. Kepdirjen 185.K/37.04/DJB/2019 Lampiran II “auditor internal memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu yang relevan dengan bidang tugasnya, yang dibuktikan dengan surat keterangan atau sertifikat pelatihan audit SMKP Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian dari instansi pembina yang diregistrasi oleh KaIT.”
  • 33. 33 Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • 34. Laporan Berkala ❑ Laporan tertulis yang wajib disusun dan disampaikan secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Permen ESDM nomor 7 Tahun 2020 Pasal 82 Pemegang Izin wajib menyusun dan menyampaikan laporan meliputi: ❑ Laporan tertulis yang wajib disusun dan disampaikan mengenai hasil akhir suatu kegiatan yang dilakukan Laporan Akhir ❑ Laporan tertulis yang wajib disusun dan disampaikan dalam hal terdapat kejadian atau kondisi tertentu Laporan Khusus
  • 35. Peringatan Tertulis Penghentian Sementara Sebagian atau Seluruh Kegiatan Diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu peringatan masing-masing paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender Dikenakan dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender Tidak melaksanakan kewajiban sampai dengan berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi berupa penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha Saksi administrasi diberikan oleh Dirjen atas nama Menteri atau gubernur sesuai dengan Pasal 95 Sanksi Pencabutan Izin Permen ESDM nomor 7 Tahun 2020
  • 36. PELAPORAN ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA Pelaporan Berkala 01 Laporan Bulanan Dilaporkan paling lambat setelah 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan. Laporan Triwulan Dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap triwulan.
  • 37. I. Pelaporan Bulanan Form III-i : Pelaporan Kecelakaan Tambang kepada Kepala Inspektur Tambang (KAIT). Form X-i : Pelaporan Kejadian Berbahaya kepada Kepala Inspektur Tambang (KAIT). II. Pelaporan Triwulanan Form IV-i : Daftar Persediaan dan Pemakaian Bahan Peledak. Form V-i : Daftar Kecelakaan Tambang. Form VI-i : Daftar Jumlah Tenaga Kerja. Form VII-i : Daftar Jumlah Jam Kerja. Form VIII-i : Daftar FR dan SR Kecelakaan Tambang. Form IX-i : Perhitungan Biaya Kecelakaan Tambang. Form XI-i : Daftar Kejadian Berbahaya. Form XIII-i : Daftar Penyakit Tenaga kerja. Form XIV-i : Daftar Persediaan dan Pemakaian Bahan Bakar Cair (BBC). Laporan Persediaan dan Pemakaian Bahan Berbahaya dan Beracun. Rencana dan Realisasi Program dan Biaya KP TW. I/II/III/IV. III. Pelaporan Triwulan ke 4 Form XII-i : Data Kompetensi Tenaga Kerja. Pengelolaan Lingkungan Kerja Pengelolaan Kesehatan Kerja Pelaporan Hasil Audit Internal SMKP LAPORAN BERKALA
  • 38. PELAPORAN ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA Pelaporan Khusus 02 Laporan Khusus Dilaporkan ketika terdapat kejadian atau kondisi tertentu
  • 39. LAPORAN KHUSUS 1.Pelaporan Pemberitahuan Awal Kecelakaan 2.Pelaporan Pemberitahuan Awal Kejadian Berbahaya 3.Pelaporan Pemberitahuan Awal Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja 4.Pelaporan Pemberitahuan Awal Penyakit Akibat Kerja 5.Pelaporan Hasil Audit Eksternal SMKP
  • 40. Setiap perusahaan hanya boleh memiliki satu orang KTT Pengusaha wajib menunjuk KTT serta mendapat pengesahan berupa surat keputusan yang diberikan oleh KaIT. Kegiatan usaha pertambangan dapat dimulai setelah pemegang Izin telah memiliki KTT KTT dapat disahkan apabila sudah memenuhi persyaratan secara administrasi dan lulus uji aspek- aspek yang ditetapkan KaIT Perusahaan harus melaporkan apabila terjadi perubahan Struktur Organisasi di lapangan 6 1 5 3 2 Ketentuan Kepala Teknik Tambang Pengusaha dapat mengajukan permohonan kepada KaIT untuk mengangkat lebih dari seorang KTT apabila dianggap perlu atau berdasarkan pertimbangan tertentu dari KaIT. 4 KTT bekerja di perusahaan tersebut sekurang- kurangnya 2 (dua) tahun sejak surat pengesahan ditetapkan, kecuali terdapat alasan-alasan tertentu 7 Setiap pimpinan perusahaan harus melaporkan kepada KaIT secara resmi apabila KTT sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut 8
  • 41. Kriteria PTL • PTL Kelas III • PTL Kelas II • PTL Kelas I Kriteria KTT • KTT Kelas IV • KTT Kelas III • KTT Kelas II • KTT Kelas I LORUM IPSUM DOLOR Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau Pengesahan KTT, PTL, KTBT, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dan/atau PJO LAMPIRAN I KEPMEN 1827
  • 42. • KTT Kelas IV • Untuk Pemegang IPR • Mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui KAIT • KTT Kelas III a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot, Bor, Terbuka Berjenjang Tunggal, Kuari, dan Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap b. Jumlah Produksi Rata-Rata: 1) Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari atau sama dengan 150 metrik ton per hari 2) Mineral logam meliputi i. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per hari ii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per hari 3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi: i. Kuari kurang dari atau sama dengan 250 ton batuan ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau sama dengan 250 ton/hari c. Tanpa menggunakan bahan peledak d. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 orang e. Memiliki sertifikat POP atau kualifikasi yang diakui KAIT
  • 43. • KTT Kelas II a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Kuari, dan Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap b. Jumlah Produksi Rata-Rata: 1) Tambang terbuka batubara kurang dari atau sama dengan 500 metrik ton per hari 2) Mineral logam meliputi i. Tambang terbuka untuk mineral logam kurang dari atau sama dengan 1500 ton bijih per hari ii. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan 5 ton bijih per hari iii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 5 ton bijih per hari 3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi: i. Kuari kurang dari atau sama dengan 500 ton ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau sama dengan 500 ton/hari c. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 orang d. Memiliki sertifikat POM atau kualifikasi yang diakui KAIT • KTT Kelas I a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, Kuari, dan Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap b. Jumlah Produksi Rata-Rata: 1) Tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 metrik ton per hari 2) Tambang bawah tanah untuk batubara pada semua kapasitas produksi 3) Mineral logam meliputi i. Tambang semprot lebih dari dengan 5 ton bijih per hari ii. Tambang terbuka untuk mineral logam lebih dari 1500 ton bijih per hari iii. Tambang bawah tanah untuk mineral logam pada semua kapasitas produksi iv. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap lebih dari 5 ton bijih per hari 4) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi: i. Mineral batuan atau bukan logam dengan produksi lebih dari 500 ton/hari ii. Tambang bawah tanah mineral bukan logam pada semua kapasitas produksi c. Jumlah pekerja lebih dari 200 orang d. Memiliki sertifikat POU atau kualifikasi yang diakui KAIT
  • 44. Persyaratan Administratif Permohonan Pengesahan KTT/PTL/KTBT ❑ Surat Permohonan Perusahaan. ❑ Salinan Izin Usaha Pertambangan. ❑ Surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan, yang menyatakan mendukung semua program kegiatan calon KTT/PTL/KTBT. ❑ Daftar Riwayat Hidup calon KTT/PTL/KTBT. ❑ Sertifikat kompetensi wajib calon KTT/PTL/KTBT yang sudah diregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT. ❑ Struktur Organisasi Perusahaan yang menggambarkan posisi calon KTT/PTL/KTBT yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan dan diberi cap basah perusahaan. ❑ Salinan pengesahaan calon KTT/PTL/KTBT apabila sebelumnya sudah pernah disahkan menjadi KTT/PTL/KTBT ❑ Surat pernyataan bermaterai tentang kebenaran dokumen yang ditandatangani oleh pemohon. ❑ Softcopy dokumen sebagaimana dimaksud diatas 05 04 03 02 01 09 06 07 08
  • 45. MANFAAT Alur Permohonan KIM dan KPP Madya Permohonan oleh Perusahaan Proses Evaluasi • Surat Tanggapan • Produk berupa KIM / KPP M Paling kurang meliputi: 1. Salinan sertifikat kompetensi juru ledak kelas II atau Salinan sertifikat pendidikan dan pelatihan juru ledak. 2. Penjelasan Job Descripction pemohon. 3. Tabel Beneficial Owner. 4. dan lain-lain. Job Description KIM • Menguji pola peledakan. • menetapkan daerah bahaya peledakan. • memerintahkan orang menyingkir dan berlindung. • meledakkan lubang ledak. • menangani kegagalan peledakan. • menyambung sirkit peledakan ke sirkit detonator. • mengendalikan akibat peledakan. • memastikan hasil peledakan. Job Description KPP MADYA • Mengangkut bahan peledak . • administrasi gudang bahan peledak. • meramu bahan peledak. • membuat primer. • mengisi bahan peledak ke lubang ledak. • merangkai dan menyambung bahan peledak. Job Description KPP PERTAMA • pengamanan bahan peledak. • menyumbat lubang ledak. www.perizinan.esdm.go.id/minerba
  • 46. MANFAAT Proses Perizinan KIM dan KPP Madya Proses Kartu Izin Meledakkan (KIM) & Kartu Pekerja Peledakan (KPP MADYA): (a)IUP mengajukan permohonan, hanya melalui sistem Perizinan On Line :https://perizinan.esdm.go.id/minerba/ (b)Persyaratan permohonan (baru atau perpanjangan) tersebut, dapat juga dilihat & di download di :https://www.minerba.esdm.go.id/perizinan/persyaratan (c)Sertifikasi Juru Ledak dan Pekerja Peledakan, IUP dapat berkoordinasi lebih lanjut dengan PPSDM GeoMinerba-ESDM, yaitu : KIM : Sertifikat Kompetensi Juru Ledak Kls. 2 KPP Madya : Sertifikat Diklat Juru Ledak Kls.2 atau Diklat Pekerja Peledakan Madya di http://ppsdm-geominerba.esdm.go.id/
  • 47. 47 MINERS MINERS Aspek Keselamatan Pertambangan Pengawas memiliki KPO KPO (KARTU PENGAWAS OPERASIONAL) Dasar peraturan terbitnya Kartu Pengawas Operasional berdasarkan Pasal 62 Ayat 3 huruf c Permen ESDM 7 Tahun 2020 dan turunannya. “Pengawas Operasional memiliki Kartu Pengawas Operasional yang disahkan oleh Kepala Inspektur Tambang.” Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL dalam melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian kegiatan operasional pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik. Hal ini bertujuan agar dapat menjadi kontrol oleh Kepala Inspektur Tambang dalam upaya meningkatkan sinergi antara Kepala Teknik Tambang/Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan, Penanggung Jawab Operasional, serta Pengawas dalam aktivitas pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara. Untuk proses pengajuan KPO :Mengajukan permohonan dengan mengisi dan melengkapi form yang ada di https://miners.minerba.esdm.go.id
  • 48. MANFAAT Proses Kartu Pengawas Operasional “Database tersimpan dalam server MINERBA” 2 Subdirektorat Standardisasi dan Usaha Jasa “Peserta lulus Uji Kompetensi dan evaluator melakukan evaluasi untuk menerbitkan Kode Registrasi” “LS menyampaikan kepada peserta apabila sudah mendapat kode registrasi” Lembaga Sertifikasi (LS) 1 LS menginput peserta yang lulus uji kompetensi Perusahaan KTT/PTL mengajukan Permohonan KPO 3 4 “Evaluator melakukan evaluasi” “Produk keluar” Subdirektorat Keselamatan Pertambangan Perusahaan Pemberitahuan kepada Pengawas Operasional 5 Pelaksanaan SIPO
  • 49. 49 PROSES PERSETUJUAN GUDANG BAHAN PELEDAK DAN TANGKI PENIMBUNAN BBC • Pelaku Usaha Mencantumkan rencana pembangunan gudang handak/ BBC dalam dokumen RKAB tahun N Lampiran Persetujuan Pembangunan Gdg.Handak/BBC ditandatangani oleh Dirjen Minerba • 14 hari setelah RKAB disetujui , pelaku usaha menyampaikan surat dan dokumen teknis pembangunan gdg.Handak/BBCsesuai Kepdirjen minerba N0.309 tahun 2018 untuk di evaluasi dan mendapatkan surat persetujuan membangun dari DTLMB Pelaku Usaha Mendapat surat persetujuan membangun gudang handak/BBC dari DTLMB • Pelaku usaha saat progress pembangunan mencapai 80% menyampaikan surat ke DTLMB untuk dilakukan verifikasi DTLMB menugaskan Inspektur Tambang melakukan verifikasi • Berdasarkan hasil verifikasi yang dituangkan dalam Berita acara oleh Inspektur tambang dan KTT ditentukan jika ada perbaikan untuk mendapatkan izin Pelaku Usaha mendapatkan izin Gudang handak/BBC • Pelaku usaha menyampaikan surat permohonan perpanjangan izin gudang handak/BBC 3 bulan sebelum habis masa berlaku DTLMB menugaskan Inspektur Tambang melakukan verifikasi • Berdasarkan hasil verifikasi yang dituangkan dalam Berita acara oleh Inspektur tambang dan KTT ditentukan jika ada perbaikan untuk mendapatkan perpanjangan Pelaku Usaha mendapatkan izin Gudang handak/BBC Persetujuan Gudang Handak/BBC Persetujuan baru Persetujuan Perpanjangan
  • 50. MANFAAT Persuratan ke Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Surat kepada Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba / Kepala Inspektur Tambang (KaIT): Silahkan di Email ke : To : sekretariat.dbt@esdm.go.id Cc : sekretaris.dbt@gmail.com