2. PENGENALAN AREA PERTAMBANGAN SECARA
UMUM
Area pertambangan terbagi dari beberapa
bagian :
1. Loading Point / Front Loading
2. Hauling Road / Jalan muatan
3. Dumping Area / Area Pembuangan
4. Pit Area
3. DEFINISI
Loading Point Adalah Suatu luasan area dalam wilayah
pertambangan yang menjadi konsentrasi pembongkaran dan
pemuatan barang tambang.
Hauling Road Adalah Jalan muatan Adalah jalan
tambang,jalan masuk kearea front penambangan yang
dibuat guna memperlancar kegiatan hauling dari front
penambangan ke stock yard.
Dumping Area Adalah Suatu area untuk membuang material
tanah penutup sehingga tidak menutupi area yang masih
mengandung bahan galian yang ekonomis.
Pit Area Adalah Tempat yang sangat berbahaya untuk bekerja
karena semua alat berat bergerak.
10. Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja.
Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu :
suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan
kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi
pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian
makan dan minum bergizi.
11. Tanggung-jawab Karyawan terhadap
K3”
Mematuhi instruksi pimpinan
Memakai pakaian dan Alat Pelindung
Diri (APD) yang benar
Dilarang merusak peralatan
keselamatan
Melaporkan semua bahaya yang tidak
mampu ditanggulangi oleh diri
sendiri
Melaporkan setiap
kejadian/kecelakaan.
Memberikan keterangan yang benar
kepada pimpinan
12. PENGENALAN PERATURAN K3
PERTAMBANGAN
Di pertambangan terdapat beberapa sumber bahaya yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan , oleh karena itu dibutuhkan
pengelolaan K3 yang baik dengan menerapkan beberapa aturan
sebagai berikut :
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri
2. Peraturan ID Card dan Kimper
3. Penggunaan Radio Komunikasi
4. Kendaraan ringan dan prosedur penggunaannya
5. Prosedur lalu lintas di tambang
6. Prosedur Memasuki Wilayah Front Loading
7. Mengenal Blind Spot
8. Mengenal Tagging / Pelabelan
9. Manual Handling dan Resikonya bagi tubuh pekerja
10. Bekerja pada ketinggian
11. Prosedur Pelaporan kecelakaan
12. Jenis APAR dan Kegunaannya
13.
14.
15. Dilarang mematikan atau menghidupkan
tombol yang tidak berada dalam Otoritas
perusahaan yang berada dalam proyek
Dilarang menyentuh dan memindahkan
bahan kimia yang tidak diketahui
identitasnya
Dilarang memindahkan tanda larangan
pengoperasian yang dipasang
Jika terjadi keadaan darurat, diharap
mengikuti petunjuk tanggap darurat dalam
rangka evakuasi.
20. ID – CARD
Kartu Tanda Karyawan yang dikeluarkan untuk
mengontrol karyawan keluar masuk proyek yang tertera
di kartu tersebut.
21. KIMPER
.
Setiap Karyawan yang mengendarai kendaraan harus mempunyai
KIMPER (Kartu Ijin Mengemudi Perusahaan) sebelum
mengoperasikan kendaraan di suatu area proyek .
SNC sudah mengimplementasikan sistem manajemen untuk otoritasi
personal yang mengoperasikan peralatan / kendaraan khusus yang
mempunyai resiko tinggi
23. RADIO KOMUNIKASI
Radio hanya dipergunakan untuk berkomunikasi
kerja seperlunya seperti :
Informasi kerja
Kejadian Darurat
Kecelakaan
Dilarang menggunakan sarana radio untuk
menginformasikan hal-hal yang tidak perlu / di luar
kepentingan pekerjaan.
24.
25. Kendaraan Ringan
Umum
Pengemudi kendaraan ringan harus mempunyai SIM
(Surat Ijin Mengemudi) yang berlaku dari kepolisian
dan KIMPER ( Kartu Ijin Mengemudi Perusahaan )
Pengemudi kendaraan ringan harus mematuhi segala
aturan & Rambu lalulintas
Pengemudi kendaraan ringan harus melakukan
pemeriksaan awal sebelum mengoperasikan
kendaraan.
Pengecekan Awal ? Prestart Check
Level oli , minyak atau air
Kondisi instrument panel
Kondisi roda
Kondisi semua lampu
Kondisi keseluruhan body kendaraan
26. KENDARAAN RINGAN
Pengecekan awal lanjutan
Periksa alat pemadam api ringan dan
kotak P3K
Periksa kondisi lampur flashlight /
rotary light
Periksa alarm mundur
Periksa sabuk pengaman
27.
28. Memberikan Jalan (Give Way)
Kendaraan tidak di ijinkan berhenti disamping kendaraan lainnya ketika
sedang berhenti di Stop Sign atau Give Way Sign. Kendaraan harus
menjaga jarak aman bila di belakang kendaraan lain, kemudian
menunggu pada gilirannya menyeberang atau berubah arah (berbelok)
di persimpangan.
Semua kendaraan harus berhati-hati dan menurunkan kecepatannya
ketika mendekati persimpangan. Kendaraan Ringan / Kecil harus
memberi jalan terlebih dahulu kepada kendaraan besar / alat berat
lainnya.
Berikan jalan buat kendaraan emergency (ambulan, fire brigade, Truk air
yang akan membantu penyemprotan) yang menggunakan sirene dan
flashing lights, tepikan kendaraan yang digunakan pasang rem tangan
sampai kendaraan emergency lewat
Di area yang tidak ada tanda rambu lalu-lintas, kendaraan ringan / kecil
harus memberikan jalan terlebih dahulu pada kendaraaan besar / alat
berat terlebih dahulu.
29. MUNDUR
Sewaktu memundurkan
kendaraan ringan / alat berat
harus berhati-hati dan
memastikan bahwa area buat
mundur bebas dari penghalang
dan kendaraan / alat berat
lainnya.
30. TANDA BUNYI KLAKSON
Semua operator kendaraan / alat berat harus
memberi tanda klakson yang benar sebelum
menyalakan mesin dan sebelum bergerak ke
arah manapun;
1 kali sebelum menghidupkan mesin
2 kali sebelum bergerak maju
3 kali sebelum mundur
4 kali panjang untuk keadaan darurat /
emergency.
31. 1. Tidak mendahului di lokasi :
Blind Spot (titik buta)
Tikungan
Tanjakan / turunan
Penyempitan jalan
Pada rambu dilarang mendahului
2. Tidak ada unit/kendaraan dari arah depan sejauh 200 m
3. Mendapat isyarat dari unit di depan sebagai tanda diberi
kesempatan untuk mendahului
4. Tidak mendahului unit Water truck yang sedang melakukan
penyiraman kecuali diberi kesempatan mendahului dengan tanda
Sprayer telah dikurangi/dihentikan
32. Prosedur memberhentikan/parkir
unit/kendaraan yaitu :
A. Tidak di lokasi :
Blind Spot (titik buta)
Tikungan
Tanjakan / turunan
Penyempitan jalan
Kaki tebing
Bibir tebing
B. Bila tersedia area parkir khusus , parkirlah pada
tempat yang telah disediakan
C. Memasang Safety cone di depan dan di belakang
unit yang mengalami kerusakan/break down
35. • Parkirkan kendaraan ringan 30 meter dari tempat alat berat beroperasi
atau tempat yang dianggap aman. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya suasana yang sempit pada area kerja alat berat
dan meminimumkan resiko kecelakaan
• Dilarang mendekati unit alat berat yang sedang beroperasi tanpa seijin
Supervisor/Foreman yang bertugas
• Informasikan maksud kedatangan anda kepada Supervisor/Foreman
yang bertugas untuk mendapatkan ijinnya
• Informasikan kepada Supervisor/Foreman yang sedang bertugas untuk
menghentikan operasi alat berat bila akan melakukan pengecekan unit
ataupun lokasi kerja
Prosedure Mendekati Alat Berat / Memasuki
front Loading
36. Prosedure Mendekati Alat Berat / Memasuki
front Loading Lanjutan
• Pastikan bahwa operator alat berat mengetahui kehadiran anda baik
melalui kontak pandang, alat komunikasi radio atau melalui cara lainnya
• Pastikan bahwa operator alat berat mengerti maksud kedatangan anda
dan mengetahui persis lokasi anda selama berada disekitar alat berat
tersebut
• Pastikan bahwa operator mengetahui bahwa anda telah selesai
melakukan pekerjaan dan meninggalkan area alat berat yang beroperasi
• Informasikan Supervisor/Foreman yang bertugas bahwa anda telah
menyelesaikan pekerjan.
41. Mengenal Tagging / Sistem Pelabelan
WARNING TAG - KARTU PERINGATAN
FUNGSINYA :
memberitahukan bahwa alat / unit yang
ditempel kartu tersebut sedang rusak/
tidak dapat dipakai.
PERSONAL DANGER TAG
KARTU BAHAYA PRIBADI
FUNGSINYA:
Sebagai penunjuk bahwa orang yang di
sebutkan namanya pada kartu tersebut
sedang bekerja pada alat/unit yang di
tempelkan kartu tersebut.
42. Sistem Pelabelan Pada Unit
LV ( Light Vehicle ) Volvo BM Dozer
Excavator Genset Mesin Las
44. Manual handling adalah aktivitas seseorang atau
kelompok untuk memindahkan suatu benda secara
manual atau dengan menggunakan alat bantu.
Aktivitas yang termasuk manual handling
mencakup, aktivitas mengangkat, menarik,
mendorong, meluncurkan, menggelindingkan,
menumpuk, membawa, dan menahan. Termasuk juga
aktivitas yang membutuhkan gerakan berulang-ulang
seperti mengemas barang, mengetik, kegiatan
perakitan, pembersihan, dan penyortiran, baik
menggunakan perkakas manual atau mesin.
45. Radang otot dan keseleo
Gangguan sendi dan tulang pada
tangan, bahu, tulang belakang, dan
kaki
Cedera otot sekitar leher dan kepala
Cedera pada jaringan lunak seperti
saraf, ligamen, dan tendon
Hernia abdominalis
Sakit kronis
46. Prosedur yang benar pada proses Manual
Handling
1) Membuat perencanaan sebelum melakukan aktivitas manual
handling
Berapa berat beban yang diangkat? Apakah memerlukan alat bantu
atau bantuan rekan kerja? Apakah harus menghilangkan hambatan
seperti membuang bahan pembungkus barang? Jika jarak
pengangkatan jauh, pastikan Anda beristirahat menurunkan beban
pada meja atau bangku untuk mengubah posisi pegangan
2) Lakukan tes stabilitas
Pastikan posisi Anda saat hendak mengangkat benda dalam kondisi
stabil. Posisi kaki berada dekat dengan beban yang akan diangkat,
idealnya jarak antar kaki 20-30 cm untuk menjaga keseimbangan.
Hindari mengenakan pakaian yang ketat atau alas kaki yang tidak
tepat karena bisa menghambat proses manual handling.
47. 3) Tekuk lutut, posisikan tubuh untuk berjongkok
Pastikan tulang punggung harus tegak saat mengangkat
beban. Angkat beban sedekat mungkin dengan tubuh.
Berdirilah dengan menekan kaki agar beban diserap oleh
otot kaki.
4) Jaga kestabilan tubuh saat bergerak
Jagalah agar beban tetap dekat dengan pinggang ketika
benda dipindahkan dan jangan memutar tubuh Anda.
Pastikan pandangan harus bebas dari hambatan dan
keadaan area kerja tidak ada gangguan.
5) Pastikan kepala Anda tetap tegak dan pandangan lurus
ke depan
48. 6) Jangan mengangkat beban melebihi batas berat beban
maksimum.
Jika Anda ragu untuk mengangkat beban, mintalah bantuan
dari rekan kerja atau gunakan alat bantu
7) Letakkan benda pada posisi yang diinginkan.
53. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
PENILAIAN RESIKO / HIRA
Pengertian
Suatu sistem untuk mengenal bahaya dan mengetahui
Nilai Resiko.
Dan sebagai pengendaliannya atau sebagai tools untuk nilai
resiko dalam IBPR / HIRA diperlukan JSA. jadi antara HIRA
dan JSA saling berhubungan.
Agar dapat mengidentifikasi Nilai resiko dalam HIRA perlu
untuk mengetahui :
• Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera/loss ?
• Target apa saja yang terkena/terpengaruh bahaya ?
• Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul ?
54. IBPR lanjutan
Tujuan IBPR / HIRA dibuat adalah
untuk mengetahui nilai resiko dari
suatu pekerjaan yang dilaksanakan
atau yang dikerjakan
55. Teknik Mengidentifikasi Bahaya
Berkeliling tempat kerja dan perhatikan hal-hal yang
bisa menjadi sumber kecelakaan.
Hiraukan hal sepele dan konsentrasi pada bahaya
yang bisa menyebabkan cedera serius.
Tanyakan kepada pekerja pemikiran dan
pertimbangan mereka!
Cermati instruksi lembaran data pabrik pembuat, hal
ini bisa membantu mengidentifikasi bahaya.
56. Insiden / Kecelakaan
Insiden/Kejadian: suatu peristiwa yang
mempunyai potensi mendorong kearah suatu
kecelakaan.
Catatan: Insiden adalah tidak menimbulkan
kerugian property dan non property. “near-miss”
termasuk insiden.
Kecelakaan: peristiwa tak diinginkan yang
menimbulkan kerugian property dan non
property.
57. Melaporkan Kecelakaan
Ketika anda melaporkan kecelakaan, anda
sudah:
Membuat setiap orang sadar akan masalahnya
Memperbolehkan atasan / manajemen menyelidiki
masalah;
Memberikan inisatif untuk perbaikan;
membuat tempat kerja lebih aman, dengan
meningkatkan praktek kerja aman
Memenuhi standar hukum dan perundangan;
Memungkinkan menyelamatkan rekan kerja dari
cidera atau kematian
58. Laporan Insiden dan
Kecelakaan
Laporkan kejadian kepada
Supervisor.
Laporkan detail kecelakaan
Investigasi insiden atau
kecelakaan secara menyeluruh.
Lengkapi “Form Laporan
Kejadian” . Tulis dengan jelas!
Lakukan “Tindakan Koreksi”
yang teridentifikasi selama
proses investigasi.
Siapkan tindak lanjut pada
tindakan korektif yang telah
diambil.
59. Prosedur dasar komunikasi radio
dalam keadaan darurat ( Emergency )
•Sebutkan “Emergency,Emergency,Emergency”.
•Bila kontak telah tersambung sebutkan
• Nama anda;
• Lokasi yang tepat terjadinya
keadaan darurat;
• Jenis cidera ( bila diketahui );
• Jumlah orang yang terlibat;
• Bantuan apa yang anda perlukan;
dan
• Bahaya apa yang sedang terjadi.
60.
61. Dalam manajemen K3 Kebakaran, kebakaran di
klasifikasikan ke dalam 4 kategori
1.Klas A : Kebakaran yang berasal dari bahan biasa padat yang
mudah terbakar.
Contoh : kertas, kayu, plstik, karet, dll.
2.Klas B : Kebakaran yang berasal dari bahan cair dan gas yang
mudah menyala
Contoh : minyak tanah, bensin, solar, thinner, LNG, LPG, dll.
3.Klas C : Kebakaran yang berasal dari peralatan listrik
(hubungan arus pendek)
Contoh : generator listrik, setrika listrik, dll.
4.Klas D : Kebakaran yang berasal dari bahan logam
Contoh : magnesium, potassium, lithium, calcium, dll.
62. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Tipe APAR yang sering digunakan;
APAR ini memadamkan api
dengan cara memutuskan
reaksi kimia antara oxygin
dan bahan bakar
Dry Chemical Powder
(APAR serbuk kimia kering)
APAR ini memadamkan api
dengan cara memutuskan
reaksi kimia antara oxygin
dan bahan bakar
Digunakan untuk
bahan padat, cair, gas,
peralatan listrik dan
minyak goreng
Foam Extinguishers
(APAR busa)
APAR ini memadamkan
api dengan busa
mengandung 93% air
dan 7% zat kimia
Digunakan untuk bahan
padat dan cair Carbon Dioxide
(APAR CO2)
APAR ini memadamkan
api dengan penutupan /
selimuti serta sekaligus
pendinginan bahan
bakar yang terbakar.
Digunakan untuk peralatan listrik
63. Tanggung Jawab Anda..
Biasakan diri dengan kebijakan,
sistem dan peraturan lingkungan
Ambil tindakan cepat untuk
mengontrol dan melaporkan insiden
dan bahaya lingkungan
Melakukan tindakan preventif dan
perawatan yang baik
Mendorong orang lain untuk bekerja
sesuai dengan peraturan
lingkungan
Patuhi seluruh prosedur lingkungan
64. Kata kunci SAFETY…
S STANDAR
A AKTIF
F FLEKSIBEL
E EFEKTIF
T TERENCANA
Y YUKS BERDOA
Bekerja berdasarkan standar bukan opini
Pro aktif bukan reaktif dalam tindakan
Fleksibel dalam menghadapi masalah
Sistem kendali yang efektif sesuai hirarki
Terencana dalam eksekusi program
Tidak lupa berdoa karena segala sesuatu
atas kehendaknya