Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Presentasi kuliah ilmu pendidikan
1. KULIAH ILMU PENDIDIKAN
PENGERTIAN ILMU
FUNGSI ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN SBG PROSES
ILMU PENDIDIKAN
TUJUAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN SBG ILMU
ILMU-2 BANTU I. PENDDKN
SUBSTANSI I. PENDDKN
Oleh :
Zainal Arifin Ahmad
JURUSAN PENDIDIKAN BHS. ARAB (PBA)
FAKULTAS TARBIYAH UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2007
2. MENGAPA BELAJAR ILMU PENDIDIKAN?
SEVIANA: Agar th Roni: Utk mndpt
hakikat pendidikan modal awal dlm
mendidik.
dn bs menerapkan
Krn kita calon pendidik
Afron: Utk dpt Dg belajar IP, kita
mengaplikasikan akan mndptkan
ilmu pendidikan landasan yg tepat utk
Masykur: Memberi mendidik, dn
gambaran yg tepat mengkritisi praktik
penddkn yg salah.
mengenai konsep Agar dpt
pendidikan.
mengembangkan ilmu
pendidikan.
3.
4. MIND MAP KAJIAN ILMU PENDIDIKAN STATUS
KEBENARAN
PENDIDIKAN PENDIDIKAN SBG ILMU
PROSES/AKTIVITAS
ISI/SUBSTANSI
ILMU BANTU ILMU KONSEP ILMU ILMU
PENDIDIKAN (PENGET. ILMIAH)
TUJUAN
PENDIDIKAN ILMU
Biologi, fisiologi, psikologi, SEBAGAI ILMU
sosiologi, psikologi sosial, BEDA ILMU
ekonomi, antropologi, dan (PENGET. ILMIAH)
SYARAT FUNGSI
ilmu keagamaan DG NON- ILMU
ILMU ILMU
STRUKTUR ILMU
FUNGSI ILMU TUJUAN ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
OBYEK METODOLOGI SISTEMATIKA Perumusan masalah
Pengamatan dan
OBYEK
MATERIA 1 ) metode deskriptif deskripsi
3). Studi kasus dan studi
L dan inferensial klinikal;
2) studi genetik, 4). studi eksperimental; Penjelasan
perkembangan, atau 5) survei;
OBYEK pertumbuhan 6). metode historik dan analisis
FORMAL filosofik Ramalan dan kontrol
ISI/SUBSTANSI/PRODUK ILMU
PENDIDIKAN TEORI
KONSEP-2 DALIL (PROPOSISI,
HUKUM, GENERALISASI)
DEVINISI-2 ( PNDDKN,
PEMBELAJARAN,
BELAJAR, DSB.)
UNSUR DASAR/
KOMPONEN /FAKTOR
PENDIDIKAN TEORI DISIPLIN ILMU
FUNGSI PENDIDIKAN TEORI UMUM TEORI KHUSUS
LAIN YG JD RUJUKAN
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
MACAM/JENIS TEORI TEORI
PENDIDIKAN PRESKRIPTIF DESKRIPTIF
5. PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN PROSES
PENDIDIKAN
SEBAGAI
PENDIDIKAN PROSES/AKTIVITAS
/SENIENI
ISI/SUBSTAN
SI ILMU
ILMU BANTU
ILMU KONSEP ILMU
PENDIDIKAN (PENGET. STATUS
PENDIDIKAN ILMIAH) KEBENARAN
SEBAGAI ILMU
ILMU
Filsafat, Biologi, TUJUAN
fisiologi, psikologi, ILMU
sosiologi, psikologi
sosial, ekonomi, BEDA ILMU
antropologi, dan ilmu DG NON- FUNGSI
keagamaan ILMU SYARAT ILMU
ILMU
FUNGSI ILMU TUJUAN ILMU
STRUKTUR ILMU
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
6. STRUKTUR ILMU PENDIDIKAN
STRUKTUR ILMU
PENDIDIKAN
OBYEK METODO SISTEMA
Perumusan
LOGI TIKA masalah
OBYEK
MATERIAL 1) Metode deskriptif dan Pengamatan dan
inferensial; deskripsi
2) Studi genetik, perkembangan,
OBYEK atau pertumbuhan; Penjelasan
FORMAL 3) Studi kasus dan studi klinikal;
4) Studi eksperimental;
5) Survei; Ramalan
6) Metode historik dan analisis dan kontrol
filosofik.
ISI/SUBSTANSI/PRODUK
ILMU PENDIDIKAN
7. ISI/SUBSTANSI/PRODUK
ILMU PENDIDIKAN
TEORI PENDIDIKAN
KONSEP-2 DALIL (PROPOSISI,
HUKUM,
GENERALISASI)
DEVINISI-2/MAKNA
(PNDDKN,
PEMBELAJARAN,
BELAJAR, DSB.) UNSUR DASAR/
KOMPONEN /FAKTOR
PENDDKN/PEMBLJRN
FUNGSI DAN
TUJUAN
TEORI-2 TEORI-2
PENDIDIKAN
UMUM KHUSUS
LEMBAGA
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
MACAM/JENIS
PENDIDIKAN TEORI DISIPLIN
ILMU LAIN YG JD
TEORI
TEORI TEORI
TEORI RUJUKAN ILMU
DSB. PRESKRIPTIF DESKRIPTIF
PRESKRIPTIF DESKRIPTIF PENDIDIKAN
8. A. PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES
Pendidikan sebagai proses dapat diartikan:
Kegiatan mempengaruhi anak secara sadar, teratur dan sistematis, yang
dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab agar anak mempunyai
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Proses pemberian bantuan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan
jasmani maupun ruhani untuk mencapai tingkat dewasa.
Aktivitas interaktif antara pendidik dan subyek-didik untuk mencapai tujuan yang
baik, dengan cara baik, dan dalam konteks positif.
upaya terprogram dari pendidik mempribadi membantu subyek didik berkembang
ke tingkat yang normatif lebih baik dengan cara/jalan yang normatif juga baik.
Inti-inti yang terkandung dalam pengertian pendidikan sbg proses/aktivitas:
Bahwa pendidikan merupakan usaha dari manusia
Bahwa usaha itu dilakukan secara sadar, teratur, dan sistematis (terprogram)
Bahwa usaha itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa harus bertanggung
jawab (pendidik yang berkepribadian) kepada hari depan anak
Bahwa usaha itu selalu menuju ke arah suatu tujuan tertentu yg normatif baik
Bahwa usaha itu perlu dilaksanakan secara teratur dan sistematis dalam konteks
positif.
9. B. PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
B. PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
KONSEP ILMU /
KONSEP ILMU /
PENGETAHUAN ILMIAH
PENGETAHUAN ILMIAH
1. Pengertian Pengetahuan & Ilmu
Pengertian Pengetahuan (knowledge) :
“Segala sesuatu yg diketahui manusia.”
Pengertian ilmu (Science; ilmu pengetahuan; pengetahuan ilmiah,
Sains):
“Pengetahuan yang dicapai secara metodis (metode ilmiah) dan
disusun secara sistematis.”
Pengetahuan non-ilmiah:
“Pengetahuan yang dicapai tidak melalui metode ilmiah. Misalnya:
mitos, dogma (doktrin), pengetahuan intuitif, mimpi, dsb.”
Jadi ilmu (pengetahuan ilmiah) merupakan bagian dari
pengetahuan manusia. Tetapi tidak semua pengetahuan manusia
bersifat ilmiah.
10. 2. Syarat-2 Ilmu
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika
memenuhi 3 syarat pokok:
a. Memiliki obyek (sasaran, masalah, persoalan)
yang dapat dijangkau melalui metode ilmiah.
b. Memiliki metode yang diakui sebagai metode
ilmiah.
c. Disusun secara sistematis (memiliki sistematika
yang logis, runtut, koheren).
11. Syarat pengetahuan ilmiah lainnya:
Suatu ilmu harus mempunyai dinamika. Artinya ilmu
pengetahuan harus senantiasa tumbuh dan berkembang
untuk mencapai kesempurnaan diri.
Suatu ilmu harus praktis. Artinya, ilmu harus berguna
atau dapat dipraktikkan untuk kehidupan sehari-hari.
Suatu ilmu harus diabdikan untuk kesejahteraan umat
manusia. (Daien Indrakusuma, : 14-15).
Ilmu harus berada pada tahap intelektual, tidak sekadar
indrawi.
Ilmu harus ”pasti”, paling tidak jika peastian itu adalah
mungkin mengenai obyek yang dipertimbangkan oleh
orang yang mengetahui.
Harus memberikan suatu kajian mendalam terhadap
kausa-kausa dari obyek yang sedang dibahas. (Henry
van Laer, :3)
12. 2.a. Obyek Ilmu
Obyek suatu ilmu secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu:Obyek
material dan obyek formal.
Obyek material, yaitu bahan atau masalah yang menjadi sasaran
pembicaraan atau penyelidikan dari suatu ilmu. Misalnya, tentang
manusia, binatang, benda-benda, dan sebagainya.
Obyek formal, yaitu sudut tinjauan dari penyelidikan atau pembicaraan
suatu ilmu pengetahuan. Misalnya obyek material ”manusia” dapat dikaji
(dijadikan obyek formal) dari bermacam-macam sudut pandang.
Berbagai ilmu bisa memiliki obyek material sama. Tetapi obyek formalnya
harus berbeda antara satu ilmu dengan lainnya.
Contoh:
Manusia secara bersama-sama menjadi obyek material biologi, psikologi,
sosiologi, antropologi, dsb. Tetapi manusia dari segi biologik menjadi
obyek formal studi antropobiologi. Dari segi psikologik (kejiwaan dan
perilaku) menjadi obyek studi psikologi. Dari segi interaksi sosialnya
menjadi obyek formal sosiologi. dll.
13. 2.b. Metode Ilmu
Metode-metode yang dipergunakan dalam penyelidikan ilmiah
bermacam-macam, antara lain:
Metode deskriptif dan inferensial;
Studi genetik, perkembangan, atau
pertumbuhan;
Studi kasus dan studi klinikal;
Studi eksperimental;
Survei;
Metode historik dan analisis filosofik.
14. Metode Ilmu Lanjutan…
Metodologi penelitian dan pengembangan ilmu, tidak dapat dipisahkan
dari metode pengumpulan data.
Metode-metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penyelidikan ilmiah bermacam-macam, antara lain:
1. Metode observasi, yaitu pengamatan secara teliti terhadap peristiwa-
peristiwa, berulangkali, dalam jangka waktu yang cukup lama.
2. Metode eksperimen, yaitu dengan mengadakan percobaan-percobaan,
berulangkali, sehingga didapatkan suatu kesimpulan yang tetap.
3. Metode angket (questionaire), yaitu dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan secara tertulis untuk memperoleh jawaban. Dari jawaban
yang terkumpul diambil suatu kesimpulan.
4. Metode wawancara (interview), yaitu dengan mengajukan pertanyaan
langsung kepada responden untuk mendapatkan keterangan-keterangan
yang diperlukan, kemudian diolah dan disimpulkan.
5. Metode test, yaitu dengan memberikan test kepada seorang atau
sekelompok orang untuk dikerjakan. Dari hasil test tersebut kemudian
diadakan pembahasan. Test dapat berbentuk pertanyaan-pertanyaan,
suruhan-suruhan, atau tugas-tugas.
6. Dan lain sebagainya.
15. 2.c. Sistematika Ilmu
Ilmu sebagai sistem dapat diartikan bahwa ilmu
memiliki komponen-komponen yang berhubungan satu
sama lain. Karena itu, penyusunan ilmu harus
sistematis atau menggunakan sistematika tertentu.
Sedangkan sistematika dimaksudkan sebagai tata
urutan logis dalam pembahasan komponen-komponen
ilmu.
Contoh sistematika ilmu:
Perumusan masalah (Termasuk latar
belakang dan studi pendahuluan);
Pengamatan dan deksripsi;
Penjelasan (pembahasan);
Kesimpulan atau ramalan (hukum, teori)
dan kontrol.
16. 3. Fungsi/Peran Ilmu
Fungsi atau peran utama ilmu:
1. Menjelaskan scr rasional, logis,
sistematis, dan didukung data dan
fakta mengapa dan bagaimana
sesuatu hal terjadi.
2. Menemukan hukum-hukum,
kausa-kausa, hubungan-hubungan
antar variabel.
3. Menggunakan hukum-hukum
(teori) yang dimiliki untuk
memprediksi (meramalkan)
sesuatu yang akan terjadi. (A.F.
Chalmers, 1993:5)
17. 4. Tujuan Ilmu
Tujuan utama ilmu adalah menemukan pengetahuan
yang benar (kebenaran) sehingga dapat dipergunakan
untuk peningkatan kualitas hidup manusia.
Ada tiga teori kebenaran:
1. Teori Korespondensi, yaitu suatu pernyataan dikatakan
benar jika ada kesesuaian (korespondensi) dengan
‘fakta’.
2. Teori Koherensi, yaitu jika suatu pernyataan ada
konsistensi atau ada keselarasan seluruh pernyataan-
2nya.
3. Teori Pragmatis, yaitu bahwa kebenaran sesuatu terletak
pada kegunaannya, kemungkinan dapat
dilaksanakannya, atau konsekuensi-2 yang memuaskan.
18. 5. Status Kebenaran Ilmu
Kebenaran ilmu bukan satu-satunya
kebenaran. Kebenarannya juga bersifat
subyektif (relatif), tetapi relativitasnya
akan bernilai semakin tinggi apabila
mendapat dukungan intersubyektif. Lebih
dari itu, kebenaran ilmu lebih bisa
dipertanggungjawabkan dibandingkan
dengan pengetahuan lainnya, terutama
pengetahuan yang bersifat mitis (mitos).
19. 6. Substansi / Isi Ilmu
Pengetahuan ilmiah berisi konsep-konsep,
hukum-hukum dan teori-teori.
- Misalnya dari Astronomi: Planit-planit
bergerak menurut garis ellips mengitari
suryanya.
- Dari Psikologi: Binatang pada umumnya
mempunyai suatu kebutuhan inheren
untuk melampiaskan sesuatu yang agresif.
20. Struktur Ilmu Pendidikan (Obyek, Metode,
dan Sistematika Ilmu Pendidikan)
Pendidikan dpt dikategorikan sbg ilmu
jika memenuhi 3 syarat pokok,
yaitu: memiliki obyek, metode, dan
sistematika.
Dari ketiga syarat tsb., pendidikan
telah memenuhi, yakni memiliki
obyek, metode, dan sistematika
sebagaimana diuraikan berikut.
21. a. Obyek Ilmu Pendidikan
Obyek material ilmu pendidikan adalah manusia (subyek didik sbg
“obyek” utama).
Sedangkan obyek formal studi ilmu pendidikan: upaya membantu proses
perkembangan multifaset subyek-didik ke tingkat yang normatif lebih baik.
Perkembangan subyek didik tidak hanya satu faset (aspek) tetapi
multifaset, meliputi: Biologik-fisiologik, Psikologik, Sosiologik-ekonomik,
dan Antropologik-keagamaan. (Noeng Muhadjir, 1993: 16).
Mengingat pendidikan merupakan upaya membantu proses perkembangan
subyek didik, maka berbagai aspek yg terkait pengembangan subyek didik
juga menjadi obyek ilmu pendidikan, yaitu:
1. Pendidik
2. Materi Pendidikan
3. Metodologi Pengajaran
4. Evaluasi Pendidikan
5. Alat-alat, dan media pendidikan
6. Sumber belajar
7. Milieu/Lingkungan
8. Dasar dan Tujuan Pendidikan
22. b. Metode Ilmu Pendidikan
Metode dan teknik penelitian dan pengembangan yang dapat
dipakai untuk ilmu pendidikan mencakup enam klaster pokok,
yaitu:
1) metode deskriptif dan inferensial (baik yang kualitatif maupun
kuantitatif);
2) studi genetik, perkembangan, atau pertumbuhan (dengan teknik:
“cross-section” dan “longitudinal”);
3) Studi kasus dan studi klinikal;
4) studi eksperimental;
5) survei; dan
6) metode historik dan analisis filosofik. (Noeng Muhadjir, 1993:22)
Sedangkan metodologi proses berpikirnya adalah metode berfikir
induktio-deduktif, dan deduksio-induktif atau disebut dengan
istilah berpikir reflektif, di mana orang mundar-mandir antara
induksi dan deduksi tanpa memasalahkan mulainya dari mana.
(Noeng Muhadjir, 1993: 23)
23. c. Sistematika Ilmu Pendidikan
Alternatif sistematisasi studi ilmu pendidikan:
Pertama, bertolak dari lima unsur dasar pendidikan, yaitu: yang
memberi, yang menerima, tujuan baik, cara/jalan baik, dan
konteks positif.
Kedua, bertolak dari empat komponen pokok pendidikan, yaitu:
kurikulum, subyek didik, personifikasi pendidik, dan ko nteks
belajar-mengajar.
Ketiga, bertolak dari tiga fungsi pendidikan, yaitu: pendidikan
kreativitas, pendidikan moralitas, dan pendidikan produktivitas.
Keempat, bertolak dari pemaduan unsur dasar dan komponen
pokok pendidikan, yaitu: subyek didik, personifikasi pendidik,
tujuan normatif dan program pendidikan, dan konteks belajar-
mengajar yang mempunyai rentang dari proses belajar sampai ke
konteks belajar dan konteks sosial. (Noeng Muhadjir, 1993: 20-
22)
Kelima, bertolak dari cara kerja penelitian, yaitu: rumusan
masalah, metode, dan kesimpulan. (Perumusan masalah
(Termasuk latar belakang dan studi pendahuluan);
Pengamatan dan deksripsi; Penjelasan [pembahasan];
Kesimpulan atau ramalan [hukum, teori] dan kontrol).
24. d. Pengertian Ilmu Pendidikan
Dari uraian mengenai struktur ilmu
pendidikan di atas dapat disimpulkan
bahwa ilmu pendidikan adalah
pengetahuan ilmiah yang membahas
tentang upaya membantu subyek
didik berkembang menjadi lebih baik
dengan cara yang baik dan dalam
konteks positif
25. Fungsi Ilmu Pendidikan
1. Menjelaskan scr rasional, logis, sistematis, dan
didukung data dan fakta mengapa dan
bagaimana sesuatu hal terjadi dalam konteks
pendidikan.
2. Menemukan hukum-hukum, kausa-kausa,
hubungan-hubungan antar variabel dalam
konteks pendidikan.
3. Menggunakan hukum-hukum (teori) pendidikan
untuk memprediksi (meramalkan) kondisi masa
depan aspek-aspek yang terkait dengan
masalah pendidikan.
26. Tujuan Ilmu Pendidikan
Tujuan utama ilmu pendidikan
adalah menemukan pengetahuan
yang benar mengenai hukum-2 dan
teori-2 pendidikan sehingga dapat
dipergunakan untuk peningkatan
kualitas proses dan hasil pendidikan.
27. Ilmu-ilmu Bantu Ilmu Pendidikan
Ilmu-ilmu bantu ilmu pendidikan adalah ilmu-ilmu
yang dapat menjadi rujukan bagi ilmu
pendidikan, khususnya mengenai perkembangan
subyek didik, dan faktor-faktor pendidikan
lainnya, seperti pendidik, tujuan pendidikan, dsb.
Ilmu-ilmu bantu ilmu pendidikan antara lain:
filsafat, biologi, fisiologi, psikologi, sosiologi,
psikologi sosial, ekonomi, antropologi, dan ilmu
keagamaan. Ilmu-ilmu tersebut menjadi sumber
konsultasi untuk memahami proses
perkembangan subyek-didik yang multifaset agar
upaya membantu proses perkembangan subyek
didik dapat dilakukan dengan tepat. (Noeng
Muhadjir, 1993: 22)
28. Substansi Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan berisi Teori Pendidikan. Dengan demikian,
mempelajari ilmu pendidikan berarti mempelajari teori
pendidikan.
Teori Pendidikan berisi:
1. Konsep-konsep (pengertian-2) yang terkait dengan pendidikan,
seperti: Pengertian pendidikan, pelatihan,belajar, mengajar,
kurikulum, tujuan, metode, penilaian, subyek didik, pendidik,
dsb.
2. Dalil-dalil (proposisi, hukum-hukum) mengenai dan terkait
dengan pendidikan. Misal: prestasi belajar dipengaruhi oleh
motivasi.
Kata ”Teori” diartikan sebagai sistem dalil-dalil atau sebuah
rangkaian terpadu dari dalil-dalil.
Dalil (dalam perspektif teori) artinya pernyataan (statement) tentang
sifat fenomenon (hal yang nampak). Namun demikian, makna
istilah teori lebih menunjuk kepada aspek dalil.
29. C. TEORI-2 DLM ILMU PENDIDIKAN
C. TEORI-2 DLM ILMU PENDIDIKAN
Berbagai Konsep dalam Pendidikan
Konsep (concept/construct) secara bahasa berarti pengertian. Secara
istilah berarti simbol (bahasa, kata) yang digunakan untuk memaknai
fenomena tertentu.
Unsur konsep ada 3:
Simbol
Makna
Fenomena/fakta/objek/peristiwa/referensi empirik.
Contoh konsep “Mental Juara”:
Fenomena (kasus): Dalam pertandingan final sepakbola Piala Eropa antara Italia dengan
Perancis tahun 2000, Italia telah unggul 1-0 melalui gol Marco Delvecchio di awal babak
kedua yaitu menit ke 56. Keunggulan ini terus dinikmati Italia sampai dengan hitungan
detik sebelum pertandingan seluruhnya berakhir dalam injury time. Pada menit ke-94
Silvain Wiltord melesakkan bola ke gawang Italia dan mengubah skor menjadi 1-1. David
Rezequet mencipta kemenangan Perancis melalui gol-emasnya di menit ke-103. Perancis
memenangi Piala Eropa 2000 dan sekaligus menyandingkan kemenangan itu dengan
kemenangan lainnya dalam Piala dunia 1998.
Simbol:
Fenomena Perancis yang akhirnya memenangkan pertandingan dimana sebelumnya nyaris
kalah dari Italia, diberi simbol dengan kata mejemuk “Mental Juara”
Makna:
Makna dari ‘mental juara” adalah situasi hati yang tak pernah surut untuk berusaha.
30. 1. Pengertian Pendidikan
Secara umum pendidikan dapat diartikan:
Usaha sadar, teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh
orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk
mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat
sesuai dengan cita-cita pendidikan
Bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak
dalam pertumbuhan jasmani maupun ruhani untuk
mencapai tingkat dewasa.
Aktivitas interaktif antara pendidik dan subyek-didik untuk
mencapai tujuan baik dengan cara baik dalam konteks
positif.
upaya terprogram dari pendidik mempribadi membantu
subyek didik berkembang ke tingkat yang normatif lebih
baik dengan cara/jalan yang normatif juga baik.
31. 2. Pendidikan dan Belajar
Pendidikan merupakan bagian dari suatu rangkaian belajar.
Belajar tidak terbatasi oleh konteks kelembagaan seperti
sekolah.
Belajar dapat dilakukan scr mandiri (autodidak) atau dg
bantuan orang lain dan dapat berlangsung sepanjang
hayat.
Belajar dpt diartikan sbg proses yang menghasilkan
kemampuan menampilkan tingkah laku ‘manusiawi’ yang
baru atau yang berubah dari sebelumnya. Singkatnya,
belajar adalah perubahan tingkah laku.
Sebagai rangkaian dari belajar, pendidikan tidaklah terbatas
pada sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan tertentu.
Karena itu, pendidikan sebagaimana belajar adalah suatu
proses sepanjang hayat yang bisa mengambil tempat di
berbagai lingkungan dan konteks yang tak terbatas.
Bedanya dari belajar, pendidikan mengandung unsur
kontrol yang disengaja. Sedang belajar tidak mesti ada
kontrol dari pihak lain.
32. 3. Pendidikan, Pengajaran, dan Pelatihan
Pendidikan berbeda dari pengajaran dan
pelatihan.
Pendidikan mengandung konotasi tidak sekadar
menyampaikan ilmu pengetahuan atau
keterampilan sebagaimana pengajaran, tetapi
dlm pendidikan ada unsur penanaman nilai-nilai
luhur. Pengajaran hanyalah salah satu sarana
pendidikan.
Dibandingkan dengan pelatihan, pendidikan
mengandung unsur berpikir “reflektif”, yakni
pemahaman terhadap hubungan sebab-akibat,
sedangkan pelatihan lebih diartikan sebagai
aktivitas merespon yang tdk reflektif, tetapi
sekadar respons terhadap stimulan. Pelatihan
dapat diterapkan kepada binatang maupun
manusia. Sedangkan pendidikan tidak dapat
diterapkan kepada binatang.
33. 4. Pengajaran dan Pembelajaran
Ada perbedaan filosofis antara pengajaran
dan pembelajaran. Pengajaran dipandang
sekadar menyampaikan bahan ajar atau
keterampilan. Sedangkan pembelajaran
diartikan sbg upaya membuat subyek
didik belajar. Pengajaran lebih didasarkan
pada filosofi “Teacher Centered”, atau
guru sebagai pusat kegiatan pendidikan,
sedangkan pembelajaran lebih didasarkan
pada filosofi “Student Centered”, subyek
didik sebagai pusat kegiatan pendidikan.
34. 5. Unsur Dasar dan Komponen Pendidikan
Unsur dasar aktivitas pendidikan terdiri dari:
1. Subyek didik
2. Pendidik
3. Tujuan baik
4. Cara/metode yang baik
5. Konteks belajar yang positif.
Komponen pokok aktivitas pendidikan:
1. Kurikulum (penjabaran idealisme, cita-2, tuntutan masyarakat,
atau kebutuhan tertentu).
2. Subyek didik yang aktif-kreatif.
3. Personifikasi pendidik (orang yang memiliki kepribadian
pendidik).
4. Konteks belajar (informasi, layanan, peluang, penampilan,
dsb.).
35. 6. Komponen Pembelajaran
Komponen-komponen pembelajaran, secara
umum meliputi:
1. tujuan pembelajaran;
2. materi pelajaran;
3. metode pembelajaran;
4. sumber belajar;
5. media untuk belajar;
6. manajemen interaksi belajar-mengajar;
7. evaluasi hasil belajar;
8. anak yang belajar; dan
9. guru kompeten yang mengajar.
(Roestiyah N.K., Masalah Pengajaran ..., hlm.
39).
36. 7. Macam-2 Pendidikan
Macam Pendidikan dari segi falsafah atau
pandangan hidup:
1. Pendidikan Nasionalis
2. Pendidikan Kolonialis
3. Pendidikan Komunis
4. Pendidikan Liberal
5. Pendidikan Islam
6. Pendidikan Katholik
7. Dsb.
37. Macam Pendidikan dari segi
aspek pendidikan:
1. Pendidikan Akhlak/budi pekerti (nilai)
2. Pendidikan Kecerdasan
3. Pendidikan Keindahan/Estetika (nilai)
4. Pendidikan Kewarganegaraan
5. Pendidikan Jasmani,
6. Pendidikan Multikultural.
7. Pendidikan Demokrasi
8. Pendidikan Pluralisme
9. Dsb.
38. Macam Pendidikan dari segi
tingkatan-tingkatannya:
1. Pendidikan Pra-sekolah
2. Pendidikan Dasar
3. Pendidikan Menengah
4. Pendidikan Tinggi
39. Macam Pendidikan dari segi
umur:
1. Pendidikan Prenatal
2. Pendidikan Bayi
3. Pendidikan Anak
4. Pendidikan Pemuda
5. Pendidikan Orang dewasa
40. Macam Pendidikan dari segi tempat
pendidikan:
Pendidikan di rumah
Pendidikan sekolah/madrasah/pontren
Pendidikan di masyarakat
Macam Pendidikan dari segi isi
pendidikan:
Pendidikan Umum
Pendidikan Kejuruan
41. Macam Pendidikan dari segi sifat
atau keadaan anak yang dididik:
1. Pendidikan Biasa
2. Pendidikan Luar Biasa
Macam Pendidikan dari segi sifat
pelaksanaan:
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Non-Formal
3. Pendidikan Informal
42. 8. Lembaga Pendidikan
Pembicaraan mengenai lembaga pendidikan berkaitan dengan
siapa yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.
Macam-macam lembaga pendidikan a.l:
1. Orang tua (keluarga)
2. Yayasan-yayasan
3. Lembaga keagamaan
4. Negara
5. Dsb.
Sedangkan berkaitan dengan tempat/lingkungan pendidikan
dikenal ada istilah Tri Pusat Pendidikan, yaitu:
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan Masyarakat (lingkungan masyarakat memiliki
pengertian sangat luas seluas perkembangan masyarakat)
43. BERBAGAI TEORI (DALIL) DALAM PENDIDIKAN
Teori pendidikan adalah suatu pandangan atau serangkaian
pendapat ihwal pendidikan yang disajikan dalam bentuk
sebuah sistem konsep.
Dari segi keluasan, teori pendidikan dibedakan menjadi dua:
Teori-teori umum pendidikan, yaitu teori-teori yg berisi
pandangan tentang keseluruhan hal-ihwal pendidikan .
Teori-2 khusus pendidikan, yaitu teori-2 yg berisi pandangan
tentang sebagian dari keseluruhan hal-ihwal pendidikan.
Dari segi tujuan penyajiannya, teori-2 pendidikan, baik umum
maupun khusus, dibedakan menjadi dua kelompok:
Teori umum/khusus preskriptif, yaitu teori-teori pendidikan
yg menjelaskan bagaimana seharusnya hal-ihwal pendidikan
dilakukan.
Teori umum/khusus deskriptif, yaitu teori-2 yg bertujuan
menggambarkan bagaimana keadaan hal-ihwal pendidikan
dilakukan.
44. KLASIFIKASI TEORI-TEORI PENDIDIKAN
Teori-2 Umum Preskriptif
Teori-2 Umum
Pendidikan
Teori-2 Umum Deskriptif
Teori-2
Pendidikan
Teori-2 Khusus Preskriptif
Teori-2
Khusus
Pendidikan
Teori-2 Khusus Deskriptif
45. BEBERAPA TEORI UMUM PENDIDIKAN
Filsafat Teori-teori Pendidikan
Idealisme
Esensialisme
Realisme
Behaviorisme
Positivisme
Neoskolastisme Perenialisme
Rekonstruksionisme Futurisme
Pragmatisme Progresivisme
Humanisme
Eksistensialisme
46. TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Menurut C. Asri Budiningsih (2005:12-17), masalah
pembelajaran dapat dibedakan dalam dua perspektif teori,
yaitu teori preskriptif dan teori deskriptif. Teori preskriptif
berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan guru,
sedang teori deskriptif berkaitan dengan proses belajar
yang dilakukan atau yang terjadi pada siswa. Dengan kata
lain, teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan
proses-proses psikologis dalam diri si belajar, sedangkan
teori belajar mengungkapkan hubungan antara kegiatan si
belajar dengan proses-proses psikologis dalam diri si
belajar. Atau, teori belajar mengungkapkan hubungan
antara fenomena yang ada dalam diri si belajar.
47. HAKIKAT/PENGERTIAN
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Teori Belajar
*Teori belajar membicarakan hal-hal yang menyangkut cara organisme
belajar.
*Belajar scr umum diartikan sbg perubahan tingkah laku, baik dalam
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
* Pertanyaan pokok teori belajar: Bagaimana pada organisme terjadi
proses belajar atau perubahan tingkah laku?
Teori Pembelajaran
*Teori Pembelajaran membicarakan cara bagaimana seseorang
mempengaruhi organisme belajar.
* Pertanyaan pokok teori pembelajaran: apa yang harus dilakukan guru
untuk mempengaruhi individu agar terjadi proses belajar atau
perubahan tingkah laku?
Teori pembelajaran hendaklah menjawab tiga pertanyaan:
• bagaimana guru berlaku
• mengapa ia berlaku demikian
• apa hasil atau efek tingkahlaku itu.
Sumber:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana
Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1984/1985), hlm. 3-4, 13-14.
48. Relevansi Teori Belajar bagi
Teori Pembelajaran
Teori belajar mendasari teori
pembelajaran.
Teori belajar memberi masukan atau
informasi bagi pendidik/pengajar tentang
bagaimana secara obyektif dalam diri
individu terjadi proses belajar. Informasi
itu berguna sebagai dasar menentukan
cara paling tepat dalam mengajar atau
mempengaruhi individu agar belajar
(berubah tingkah laku).
49. MACAM-2 TEORI BELAJAR
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Kognitif
Teori Belajar Konstruktivistik
Teori Belajar Humanistik
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Revolusi-sosio-kultural
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple
Intelligence)
50. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Pengertian Belajar menurut teori Behavioristik:
* Belajar adl perubahan tk lk sbg akibat dari adanya interaksi
antara stimulus dan respon.
* Stimulus (rangsangan) adl apa saja yg diberikan guru kpd siswa.
* Respons adl reaksi atau tanggapan siswa thd stimulus yg
diberikan guru.
Jadi, mnrt teori ini suatu organisme akan berubah tk lknya (terjadi
proses belajar) jika ada interaksi antara stimulus dan respons.
Implikasi bg teori pembelajaran: agar terjadi proses belajar maka
guru harus memberikan stimulus yang membuat siswa memberikan
respons.
Tokoh2: Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skiner.
Kelemahan:
*teori ini masih sederhana, tdk mampu menjlskn situasi belajar yg
kompleks, seperti kondisi emosi siswa tidak mendapat perhatian.
*Teori ini tdk selalu sesuai dg kenyataan. Misalnya: tidak setiap
stimulus akan mendapatkan respons.