2. Disusun oleh :
Azizah Puspitasari (4301412042)
Anggun Dwi A. (4301412049)
Nur Hamidah (4301412069)
Siti Nurjannah (4301412073)
3. Ikatan Van der Walls
ialah gaya tarik-menarik antara atom atau molekul, dimana gaya
ini relatif jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul
karena ikatan valensi dan besarnya gaya ini ialah 10-7 kali jarak
antara atom-atom atau molekul-molekul.
Gaya van der Walls dalam ilmu kimia merujuk pada jenis
tertentu gaya antar molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk
pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih
kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih
umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi
molekul menjadi dipol.
4. Gaya Van Der Walls terjadi akibat interaksi antara
molekul-molekul non polar (Gaya London), antara
molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara
molekul non polar dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol
terinduksi).
Ikatan Van Der Walls terdapat antar molekul zat cair atau
padat dan sangat lemah.
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukkan
semua jenis gaya tarik-menarik antar molekul. Namun kini
merujuk pada pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi
molekul yang terlemah menjadi dipole seketika.
5. Pada saat tertentu, moleku-molekul dapat berada dalam
fase dipole seketika ketika salah satu muatan negative
berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul
dapat menarik atau menolak electron lain dan
menyebabkan atom lain menjadi dipole.
Karena gaya ini sangat lemah maka zat yang mempunyai
ikatan van der waals akan mempunyai titik didih yang
sangat rendah. Meskipun demikian gaya van der walls
bersifat permanen dan lebih kuat dari gaya london.
6. Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa
hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4. Perbedaan
keelektronegatifan C (2,5) dengan H (2,1) sangat kecil,
yaitu sebesar 0,4.
Senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan van der walls
akan mempunyai titik didih sangat rendah, tetapi dengan
bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat sehingga titik
didih lebih tinggi.
Contohnya, titik didih C4H10>C3H8>C2H6>CH4.
7. Klasifikasi Gaya Van der Walls
Gaya Van Der Walls dapat dibagi berdasarkan jenis kepolaran molekulnya, yaitu
:
1.Interaksi ion – dipole
2. Interaksi dipol - dipol
3.Interaksi ion - dipol terinduksi
4. Interaksi dipol - dipol terinduksi
5. Interaksi dipol terinduksi - dipol terinduksi
8. 1. Interaksi ion – dipole
Gaya antarmolekul ini terjadi antara ion dan senyawa kovalen
polar.
Interaksi ion - dipol merupakan interaksi (berikatan) / tarik
menarik antara ion dengan molekul polar (dipol). Interaksi ini
termasuk jenis interaksi yang relatif cukup kuat.
Contoh : H+ + H2O → H3O+
Ag+ + NH3 → Ag(NH3)+
Sebagai contoh, NaCl (senyawa ion) dapat larut dalam air (pelarut
polar) dan AgBr (senyawa ion) dapat larut dalam NH3 (pelarut
polar).
9. 2. Interaksi dipol - dipol
Interaksi dipol - dipol merupakan interaksi antara sesama molekul
polar (dipol). Interaksi ini terjadi antara ekor dan kepala dimana
jika berlawanan kutub maka akan tarik-menarik dan sebaliknya.
Berikut ini contoh yang lain yang menunjukkan dominannya gaya
dispersi. Triklorometan, CHCl3, merupakan molekul dengan gaya
dispersi yang tinggi karena elektronegatifitas tiga klor. Hal itu
menyebabkan dayatarik dipol-dipol lebih kuat antara satu molekul
dengan tetangganya.
Dilain pihak, tetraklorometan, CCl4, adalah non polar. Bagian luar
molekul tidak seragam - in pada semua arah. CCl4 hanya
bergantung pada gaya disperse.
10. 3.Interaksi ion - dipol terinduksi
Interaksi ion - dipol terinduksi merupakan interaksi antara aksi ion
dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul
netral yang menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang
berada didekatnya. Partikel penginduksi tersebut dapat berupa ion
atau dipol lain dimana kemampuan menginduksi ion lebih besar
daripada kemampuan menginduksi dipol karena muatan ion yang
juga jauh lebih besar. Interaksi ini relatif lemah karena kepolaran
molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol permanen.
Contoh : I- + I2 → I3
11. 4.Interaksi dipol - dipol terinduksi
Suatu molekul polar yang berdekatan dengan molekul nonpolar,
akan dapat menginduksi molekul nonpolar. Akibatnya. Molekul
nonpolar memiliki dipol terinduksi.
Dipol dari molekul polar akan saling tarik-menarik dengan dipol
terinduksi dari molekul nonpolar. Contohnya terjadi pada interaksi
antara HCl (molekul polar) dengan Cl2 (molekul nonpolar).
12. 5. Interaksi dipol terinduksi - dipol terinduksi
Mekamisme terjadinya interaksi dipol terinduksi - dipol terinduksi :
Pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang
terikat selalu bergerak mengelilingi inti elektron yang bergerak
dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada tetangga sehingga
molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat molekul ini pula
dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk
molekul-molekul dipol sesaat.
13. Fakta Yang Menunjukkan Adanya Gaya Van der Walls
Banyak bukti menunjukkan bahwa ada gaya tarik antara molekul,contohnya Cl2.
Cl Cl . . . . . . . . Cl Cl
Gaya ini disebut gaya van der walls dan sangat lemah dibandingkan ikatan ion
dan kovalen.Dalam molekul Cl2 terdapat ikatn kovalen dengan energi ikatan 240
kj/mol,dan antara molekul Cl2 terdapat gaya van der waals sebesar 21 kj/mol.
Gaya van der waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda .sama
halnya dengan gaya kohesi (gaya antara partikel – partikel zat yang sama ) yang
di pelajari disekolah lanjutan. Gaya ini terjadi karena adanya sifat kepolaran
partikel tersebut. Makin kecil kepolaran makin kecil pula gaya van der waals-nya
14. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ikatan Van Der Walls
1. Jumlah electron dalam atom atau molekul
2. Bentuk molekul
3. Kepolaran molekul
4. Kenaikan titik didih gas