SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
ALKOHOL DAN ETER
Naila Amalia F.W
153020202
2
ALKOHOL
Alkohol adalah senyawa yang molekulnya
memiliki suatu gugus hidroksil, yang
terikat pada suatu atom karbon jenuh.
Metanol
Etanol
2-Propanol
(isopropil alkohol) 2-Metil-2-propanol
(tert-butil alkohol)
CH3OH
CH3CH2OH
CH3CHCH3
OH CH3 C CH3
OH
CH3
3
Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari
gugus alkenil atau gugus alkunil.
Atau dapat pula berupa suatu atom karbon jenuh dari
suatu cincin benzena.
CH2OH CH2 CHCH2OH
C CCH2OHH
Benzil alkohol
Suatu alkohol benzilik
2-Propenol (alil alkohol)
Suatu alkohol alilik
2-Propunol
(propargil alkohol)
4
• Senyawa yang memiliki suatu gugus hidroksil,
yang terikat langsung pada cincin benzena
disebut fenol.
OH OHH3C
Ar OH
Fenol p-Metilfenol
Rumus umum suatu fenol
Tata Nama: Alkohol
• OH ditunjukkan oleh
akhiran ol
• Rantai induk adalah
rantai terpanjang yang
mengandung C-OH
• Karbon dinomori dari
ujung rantai yang
terdekat –OH
• Alkohol dapat dilihat secara struktural:
a Sebagai turunan hidroksi dari alkana.
b Sebagai turunan alkil dari air.
• Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen
diganti dengan gugus hidroksil.
• Etil alkohol = air dimana satu hidrogen diganti
dengan gugus etil.
CH3CH3
CH3CH2
O
H
Gugus etil
Gugus hidroksil
1090
H
O
H
1050
AirEtil alkoholEtana
Pengelompokkan Alkohol
Alkohol dibagi dalam tiga
golongan:
• Alkohol primer (1º)
• Alkohol sekunder (2º)
• Alkohol tersier (3º)
Penggolongan didasarkan
pada derajat substitusi dari
atom karbon yang langsung
mengikat gugus hidroksil.
Jenis
alkohol
Pengertian
Rumus
umum
Contoh
a. Alkohol
primer
gugus – OH
terikat pada
atom C
primer
R – CH2 – OH
CH3 – CH2 – CH2 –
OH
1-propanol
b. Alkohol
sekunder
gugus – OH
terikat pada
atom C
sekunder
R – CH – OH
R1
CH3 – CH – OH
CH3
2 - propanol
c. Alkohol
tersier
gugus –OH
terikat pada
atom C tersier
R11
R – C – OH
R1
CH3
CH3 – C – OH
CH3
2-metil – 2 –
propanol
• Jika karbon tersebut mengikat satu atom
karbon lain, maka disebut karbon primer dan
alkoholnya disebut alkohol primer.
• Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga
mengikat dua atom karbon lain, maka disebut
karbon sekunder dan alkoholnya disebut
alkohol sekunder.
• Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga
mengikat tiga atom karbon lain, maka disebut
karbon tersier dan alkoholnya disebut alkohol
tersier.
9
CH2OH
Geraniol
(alkohol 10 dgn
aroma mawar)
C C C HH
H
H
O
H
Isopropil alkohol
(suatu alkohol 20)
H
H
H
CH3
CH3H3C
CH
OH
Mentol
(alkohol 20 dalam
minyak peppermint)
10
C C C HH
H
H
O
C
tert-Butil alkohol
(suatu alkohol 30)
H
H
H
H
HH C CH
OH
H
H
H
H
O
H3C
Noretindron
(kontrasepsi oral dgn gugus alkohol 30)
Pembuatan Alkohol
1. Dari alkil halida (RX) dengan ion hidroksida: Reaksi substitusi
nukleofilik
CHCH2CH2Br CHCH2CH2OH+ OH
-
+ Br
-
1-bromo propana 1-propanol
alkil halida primer alkohol primer
Bila alkil halida primer direaksikan dengan NaOH dalam air, terjadi
reaksi subsitusi nukleofilik bimolekuler. Sedangkan bila digunakan
alkohol sekunder dan tersier akan menjalani reaksi subsitusi
nukleofilik monomolekuler, karena disini juga terjadi produk reaksi
eliminiasi
2. Reaksi Grignard
C HH
O
C2H5MgX
H2O, H
+
C2H5CH2OH
formaldehid alkohol primer
C HCH3
O
H2O, H
+
C2H5MgX
CH3CHC2H5
OH
aldehid alkohol sekunder
CCH3 C3H7
O
C2H5MgX
H2O, H
+
keton
alkohol tersier
C
OH
CH3 C2H5
C3H7
Reaksi Grignard memberkian suatu cara yang sangat baik untuk
membuat alkohol yang berkerangka karbon rumit. Suatu reaksi
Grignard:
……Raegen Grignard
CH2CH2
O
C3H7MgX
H2O, H
+
C3H7CH2OH
alkohol primer
C
O
CH3 Cl
H2O, H
+
C3H7MgX
C
O
CH3 OC2H5
C3H7MgX
H2O, H
+
alkohol tersier
epoksida
asilhalida
ester
alkohol tersier
CH3 C
OH
C3H7
C3H7
CH3 C
OH
C3H7
C3H7
3. Reduksi Senyawa Karbonil
CH3CCH3
O
CH3CCH3
OH
H
NaBH4
H2O, H
+
O OH
H2, Ni katalis
kalor, tekanan
Alkohol dapat dibuat dari senyawa karboniil, dengan reaksi reduksi,
dimana atom-atom hidrogen ditambahkan kepada gugus
karbonilnya.
4. Alkohol dari Hidrasi alkena
OHH2O+ H
+
CH2=CH2 H2O+ CH3CH2OH
H
+
Bila suatu alkena diolah dengan air dan suatu asam kuat, yang
berperan sebagai katalis, unsur-unsur air (H+ dan OH- ) mengadisi
(ditambahkan kedalam) ikatan rangkap dalam suatu reaksi hidrasi.
Produknya adalah alkohol
Ingat kembali Reaksi Alkena dengan BH3, diikuti dengan penambahan H2O2/HO-
5. Etanol dari Peragian
C6H12O6 CH3CH2OH
Enzim
Glukosa Etanol
Karbohidrat
Asam aset
Ingat: etanol-air membentuk azeotrop (95/5)
Reaksi Substitusi Akohol
Dalam larutan asam, alkohol akan terprotonasi yang disebut dengan
suatu istilah ion oksonium
+
gugus pergi yang baik
Nu
H2OR NuR OH
H
R OH
H
+
+
• Bila jenis alkohol yang digunakan adalah alkohol sekunder dan
tersier, kadang-kadang mengalami reaksi penataan ulang,
sedangkan untuk alkohol primer tidak.  alkohol sekunder dan
tersier menjalani mekanisme reaksi SN1 dan alkohol primer
menjalani mekanisme reaksi SN2.
• Kemungkinan lain : b-eliminasi
CH3C
CH3
CCH3
H
H
OH
CH3C
CH3
CCH3
H
H
Br
CH3C
CH3
CCH3
H
Br H
HBr
+ + H2O
minor utama3-metil-2 butanol
A. Reaktivitas Hidrogen Halida
19
• Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen
halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi
menghasilkan suatu alkil halida dan air.
• Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah
HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif).
• Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil.
• Reaksi ini dikatalisis oleh asam.
• Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui
reaksi alkil halida dengan natrium halida dan
asam sulfat.
20
Konversi Alkohol menjadi Alkil halida
• Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi
menghasilkan alkil halida.
• Pereaksi yang paling sering digunakan adalah
hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor
tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2).
• Semua reaksi di atas merupakan hasil dari
pemutusan ikatan C–O dari alkohol.
21
• Alkohol sebagai asam
• Alkohol memiliki keasaman yang mirip dengan air.
• Metanol sedikit lebih asam dibanding air (pKa = 15,7).
Namun hampir semua alkohol adalah asam yang lebih
lemah dari air.
• Pada alkohol tanpa halangan ruang, molekul air akan
melingkupi dan mensolvasi oksigen negatif dari ion
alkoksida yang terbentuk jika suatu alkohol
melepaskan sebuah proton.
R O H O H
H
Alkohol
R O
Ion alkoksida
(terstabilkan oleh
solvasi)
O H
H
+ H
22
• Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi ion negatif
(alkoksida) terhambat sehingga ion alkoksida kurang terstabilkan
dan menjadi asam yang lebih lemah.
pKa
15,5
15,74
15,9
18,0
25
35
38
50
Harga pKa
beberapa asam lemah
CH3OH
H2O
CH3CH2OH
(CH3)3COH
HC CH
H2
NH3
CH3CH3
ASAM
23
• Alkohol bersifat asam yang lebih kuat dibandingkan
dengan alkuna, dan sangat lebih kuat dibandingkan
dengan hidrogen, amonia dan alkana.
• Keasaman relatif :
H2O > ROH > RC CH > H2 > NH3 > RH
• Basa konjugat dari alkohol adalah suatu ion alkoksida.
• Karena sebagian besar alkohol adalah asam yang
lebih lemah dibanding air, maka ion alkoksida adalah
basa yang lebih kuat dibanding ion hidroksida.
• Kebasaan relatif :
R¯ > NH2
¯ > H¯ > RC C¯ > RO¯ > OH¯
• Natrium dan kalium alkoksida sering dipakai sebagai
basa dalam sintesis organik.
24
Konversi Alkohol menjadi Alkil halida
• Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi
menghasilkan alkil halida.
• Pereaksi yang paling sering digunakan adalah
hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor
tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2).
• Semua reaksi di atas merupakan hasil dari
pemutusan ikatan C–O dari alkohol.
25
1 Reaksi alkohol dengan hidrogen halida
• Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen
halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi
menghasilkan suatu alkil halida dan air.
• Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah
HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif).
• Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil.
• Reaksi ini dikatalisis oleh asam.
• Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui
reaksi alkil halida dengan natrium halida dan
asam sulfat.
26
C O H
CH3
H3C
CH3
H O H
H
+ C O H
CH3
H3C
CH3
H
+ O H
H
Langkah 1
C O H
CH3
H3C
CH3
H
Langkah 2
cepat
lambat
C
CH3
H3C
CH3
+ O H
H
Langkah 3
C
CH3
H3C
CH3
+ Cl
cepat
C Cl
CH3
H3C
CH3
27
2 Reaksi alkohol dengan PBr3
• Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan
fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida.
• Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi
dengan PBr3 tidak melibatkan pembentukan
karbokation.
• Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang
dari kerangka karbon.
• Sering menjadi pereaksi terpilih untuk
mengubah suatu alkohol menjadi alkil bromida
yang bersesuaian.
• Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil
dibromofosfit terprotonasi.
28
• HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol
sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi 3 mol
alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol fosfor
tribromida.
P BrBr
Br
R CH2O PBr2 Br+RCH2OH
H
+
alkil dibromofosfit
terprotonasi
RCH2 OPBr2Br +
H
RCH2Br + HOPBr2
Gugus pergi yang baik
R OH + PBr3 R Br H3PO3+33
(10
atau 20
)
29
3 Reaksi alkohol dengan SOCl2
• Tionil klorida mengubah alkohol primer dan
sekunder menjadi alkil klorida (biasanya tanpa
penataan-ulang).
• Sering ditambahkan suatu amina tersier ke
dalam reaksi untuk memacu reaksi melalui
reaksinya dengan HCl.
• Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu
alkil klorosulfit.
• Kemudian suatu ion klorida (hasil reaksi R3N
dan HCl) melakukan substitusi SN2 terhadap
suatu gugus pergi yang baik ClSO2
¯.
• Dekomposisi ClSO2
¯ menjadi gas SO2 dan ion Cl¯
mendorong kesempurnaan reaksi.
R OH + SOCl2 R Cl SO2+
(10
atau 20
)
refluks
+ HCl
R3N + HCl R3NH + ClH
S ClCl
O
+RCH2OH
+alkil klorosulfit HCl
RCH2 O S Cl
O
RCH2 O S
Cl
O
H
Cl
RCH2 O S Cl
O
Cl + RCH2Cl + O S Cl
O
RCH2Cl + SO2 +Cl
31
2 Sintesis Williamson
• Suatu jalur penting pada preparasi eter non-
simetrik adalah suatu reaksi substitusi
nukleofilik yang disebut reaksi Williamson.
• Merupakan reaksi SN2 dari suatu natrium
alkoksida dengan alkil halida, alkil sulfonat,
atau alkil sulfat.
• Hasil terbaik dicapai jika alkil halida, alkil
sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah
primer (atau metil).
• Jika substrat adalah tersier maka eliminasi
sepenuhnya merupakan produk reaksi.
• Pada suhu rendah substitusi lebih unggul
dibanding dengan eliminasi.
32
R O Na + R' L R O R' + Na L
L = Br, I, OSO2R", atau OSO2OR"
CH3CH2CH2OH + Na CH3CH2CH2O Na + 1/2 H2
Propil alkohol Natrium propoksida
CH3CH2I
CH3CH2OCH2CH2CH3 + Na I
Etil propil eter
(70%)
33
3 Tert-butil eter dari alkilasi alkohol
• Alkohol primer dapat diubah menjadi tert-butil
eter dengan melarutkan alkohol tersebut
dalam suatu asam kuat seperti asam sulfat
dan kemudian ditambahkan isobutilena ke
dalam campuran tersebut. (Prosedur ini
meminimalkan dimerisasi dan polimerisasi dari
isobutilena).
34
• Metode ini sering dipakai untuk “proteksi”
gugus hidroksil dari alkohol primer sewaktu
reaksi-reaksi lainnya dilakukan terhadap
bagian lain dari molekul tersebut. Gugus
proteksi tert-butil dapat dihilangkan secara
mudah dengan penambahan larutan asam
encer.
4 Trimetilsilil eter (Sililasi)
• Suatu gugus hidroksil juga diproteksi dalam
larutan netral atau basa dengan mengubahnya
menjadi suatu gugus trimetilsilil eter, –
OSi(CH3)3.
35
• Reaksi ini, yang disebut sililasi, dilakukan
dengan membiarkan alkohol tersebut bereaksi
dengan klorotrimetilsilana dengan kehadiran
suatu amina tersier.
R OH + (CH3)3SiCl
(CH3CH2)3N
R O Si(CH3)3
Klorometilsilana
Gugus proteksi ini dapat dihilangkan dengan suatu
larutan asam.
R O Si(CH3)3
H3O+
/ H2O
R OH (CH3)3SiOH+
36
• Pengubahan suatu alkohol menjadi suatu
trimetilsilil eter membuat senyawa tersebut
lebih volatil (mudah menguap). (Mengapa?)
• Kenaikan volatilitas (sifat mudah menguap)
ini menjadikan alkohol (sebagai bentuk
trimetilsilil-nya) lebih memungkinkan untuk
menjalani analisis dengan kromatografi gas-
cair.
ETER
• Eter berbeda dari alkohol, dimana atom
oksigen dari suatu eter terikat pada dua atom
karbon. Gugus hidrokarbon dapat berupa alkil,
alkenil, vinil, atau aril.
• Eter memiliki rumus umum R-O-R atau R-O-
R’ dimana R’ adalah gugus alkil yang
berbeda dari gugus R.
• Eter = air dimana kedua atom hidrogen diganti
dengan gugus alkil.
38
TATANAMA ETER
• Eter sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional
umum.
• Dalam sistem IUPAC, eter dinamai sebagai alkoksialkana,
alkoksialkena, dan alkoksiarena.
• Gugus RO- merupakan suatu gugus alkoksi.
• Dua eter siklik yang sering dipakai sebagai solven memiliki
nama umum tetrahidrofuran (THF) dan 1,4-dioksana.
CH3OCH2CH3 CH3CH2OCH2CH3 C6H5OC
CH3
CH3
CH3
tert-Butil fenil eter
Dietil eterEtil metil eter
39
CH3CHCH2CH2CH3
2-Metoksipentana
OCH3
CH3CH3CH2O
1-Etoksi-4-metilbenzena
CH3OCH2CH2OCH3
1,2-Dimetoksietana
O
Tetrahidrofuran
(oksasiklopentana)
O
O
Dioksana
(1,4-dioksasikloheksana)
Eter Nama Titik didih alkohol Titik didih
CH3OCH3 Dimetil eter -23 CH3CH2OH 78,5
CH3OCH2CH3 Etil metil
eter
10,8 CH3CH2CH2O
H
82,4
CH3CH2OCH2CH3 Dietil eter 34,5 CH3(CH2)3OH 117,3
(CH3CH2CH2CH2)2
O
Dibutil eter 142 CH3(CH2)7OH 194,5
41
• Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi
diluar asam-asam.
• Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan
basa.
• Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men-
solvasi kation (dengan mendonorkan
sepasang elektron dari atom oksigen)
membuat eter berguna sebagai solven dari
banyak reaksi.
Reaksi-reaksi Eter
42
• Eter mengalami reaksi halogenasi seperti
alkana.
• Oksigen dari ikatan eter memberi sifat basa.
• Eter dapat bereaksi dengan donor proton
membentuk garam oksonium.
CH3CH2OCH2CH3 + HBr CH3CH2 O CH2CH3Br
H
Garam oksonium
Pemanasan dialkil eter dengan asam-asam sangat
kuat (HI, HBr, H2SO4) menyebabkan eter mengalami
reaksi dimana ikatan ikatan karbon – oksigen pecah.
43
• Mekanisme reaksi ini dimulai dari pembentukan
suatu ion oksonium. Kemudian suatu reaksi SN2
dengan ion bromida yang bertindak sebagai
nukleofil akan menghasilkan etanol dan etil
bromida.
CH3CH2OCH2CH3 + HBr 2 CH3CH2Br + H2O
CH3CH2OCH2CH3 + HBr CH3CH2O
H
CH2CH3 + Br
CH3CH2O
H
+ CH3CH2Br
Etanol Etil bromida
44
• Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru
terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk
satu mol ekivalen etil bromida yang ke dua.
CH3CH2OH + HBr CH3CH2 O H
H
Br +
CH3CH2 Br + O H
H
45
• Epoksida adalah eter siklik dengan cincin tiga
anggota. Dalam tatanama IUPAC, epoksida
disebut oksirana. Epoksida paling sederhana
memiliki nama umum etilena oksida.
Epoksida
O
CC
Suatu
epoksida
O
CH2H2C
IUPAC: Oksirana
Umum: Etilena oksida
1
2 3
46
• Metode yang paling umum digunakan untuk
mensintesa epoksida adalah reaksi dari suatu
alkena dengan suatu asam peroksi organik,
yaitu suatu proses yang disebut epoksidasi.
RCH CHR + R'C O
O
OH
Epoksidasi
O
CHRRHC R'C OH
O
+
Suatu epoksida
(atau oksirana)
Suatu alkena Suatu asam
peroksi
Dalam reaksi ini, asam peroksi memberikan suatu
atom oksigen kepada alkena. Mekanismenya adalah
seperti berikut ini.
47
• Adisi oksigen pada ikatan rangkap dalam
suatu reaksi epoksidasi adalah adisi syn.
Untuk membentuk suatu cincin dengan tiga
anggota, atom oksigen harus mengadisi
kedua atom karbon dari ikatan rangkap pada
sisi yang sama.
C
C
+
C
O
O R'
O
H
O
C
C
+
C
O R'
O
H
48
• Asam peroksi yang paling umum digunakan
adalah asam peroksiasetat dan asam
peroksibenzoat. Sebagai contoh,
sikloheksana bereaksi dengan asam
peroksibenzoat menghasilkan 1,2-epoksi-
sikloheksana dalam jumlah yang kuantitatif.
+ C6H5COOH
O
CH2Cl2
O
H
H
+ C6H5COH
O
Asam
peroksibenzoat
1,2-Epoksi-
sikloheksana
(100%)
49
Reaksi-reaksi Epoksida
• Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain)
yang sangat tinggi dalam molekul epoksida
menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap
substitusi nukleofilik dibandingkan dengan
eter yang lain.
• Katalisis asam membantu pembukaan cincin
epoksida dengan menyediakan suatu gugus
pergi yang lebih baik (suatu alkohol) pada
atom karbon yang mengalami serangan
nukleofilik.
50
• Katalisis ini sangat penting terutama jika
nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah
seperti air atau suatu alkohol:
¤ Pembukaan cincin dengan katalis asam
+ H+
_
H+
O
CC
O
CC
H
O HH
CCHO O H
H
CCHO OH
_
H+
51
• Pembukaan cincin dengan katalis basa
O
CC+RO CCRO O
ROH
CCHO OH
Nukleofil
kuat
Ion
alkoksida + RO
Jika epoksidanya tidak simetris, serangan
pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion
alkoksida berlangsung terutama pada atom karbon
yang kurang tersubstitusi. Sebagai contoh,
metiloksirana bereaksi dengan suatu ion alkoksida
terutama pada atom karbon primernya:
52
• Ini adalah apa yang seharusnya diharapkan:
Reaksi secara keseluruhan adalan reaksi SN2,
dan seperti telah dipelajari sebelumnya,
substrat primer bereaksi lebih cepat melalui
reaksi SN2 karena halangan ruangnya kecil.
O
CHCH3H2C+CH3CH2O
Metiloksirana
Atom karbon 10
kurang terhalangi
CH3CH2OCH2CHCH3
O
CH3CH2OH
CH3CH2OCH2CHCH3
OH
+ CH3CH2O
1-Etoksil-2-propanol
53
• Pada pembukaan cincin dengan katalis asam
dari epoksida tidak simetris, serangan
nukleofil terutama terjadi pada atom karbon
yang lebih tersubstitusi. Sebagai contoh:
CH3OH +
O
CH2CH3C
CH3
H+
OCH3
CH2OHCH3C
CH3
Alasan: Ikatan pada epoksida terprotonasi adalah tidak
simetris dengan atom karbon yang lebih tersubstitusi
mengemban suatu muatan yang positif sekali. Oleh
karena itu, nukleofil menyerang atom karbon tersebut
meskipun lebih tersubstitusi.
54
• Atom karbon yang lebih tersubstitusi
mengemban suatu muatan positif lebih besar
karena menyerupai suatu karbokation tersier
yang lebih stabil.
CH3OH +
O
CH2CH3C
CH3
H+
OCH3
CH2OHCH3C
CH3
H H
Atom karbon ini menyerupai
karbokation 30
+
+
Epoksida
terprotonasi
55
OO
O
H3C
H3C
O
CH3 O
CH3
O
CH3
O
O CH3
O
O
O
O
CH3
CH3
Nonactin

More Related Content

What's hot

Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonwd_amaliah
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)nailaamaliaa
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonDM12345
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiHensen Tobing
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anionEKO SUPRIYADI
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaFeren Jr
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTANPPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTANAdam Budiman
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 

What's hot (20)

Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbon
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan keton
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Stereokimia 010
Stereokimia 010Stereokimia 010
Stereokimia 010
 
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTANPPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 

Similar to Kimia Organik (Alkohol dan eter)

Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revMuhammad Luthfan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eter
ITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eterITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eter
ITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eterFransiska Puteri
 
Alkohol eter fenol yy
Alkohol eter fenol yyAlkohol eter fenol yy
Alkohol eter fenol yyterbutilasi
 
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdfSamy232124
 
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02Muhammad Luthfan
 
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eterSuraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eterSri ElflsparKyu
 
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.pptreaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.pptAdmajaConsultan
 
Paper Reaksi Friedel_Crafts
Paper Reaksi Friedel_CraftsPaper Reaksi Friedel_Crafts
Paper Reaksi Friedel_CraftsAlfiah Alif
 
alkohol & eter
alkohol & eteralkohol & eter
alkohol & eterKlik Bayoe
 
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-revKd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-revMuhammad Luthfan
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Raha Sia
 
Materi hidrokarbon
Materi hidrokarbonMateri hidrokarbon
Materi hidrokarbonRiestu Rate
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonFirda Shabrina
 

Similar to Kimia Organik (Alkohol dan eter) (20)

6. alkohol.ppt
6. alkohol.ppt6. alkohol.ppt
6. alkohol.ppt
 
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
 
ITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eter
ITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eterITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eter
ITP UNS SEMESTER 2 Alkohol & eter
 
Alkohol eter fenol
Alkohol eter fenolAlkohol eter fenol
Alkohol eter fenol
 
Alkohol
AlkoholAlkohol
Alkohol
 
Alkohol eter fenol yy
Alkohol eter fenol yyAlkohol eter fenol yy
Alkohol eter fenol yy
 
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
 
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
 
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eterSuraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
 
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.pptreaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
 
Paper Reaksi Friedel_Crafts
Paper Reaksi Friedel_CraftsPaper Reaksi Friedel_Crafts
Paper Reaksi Friedel_Crafts
 
Haloalkana
HaloalkanaHaloalkana
Haloalkana
 
alkohol & eter
alkohol & eteralkohol & eter
alkohol & eter
 
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-revKd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
 
Alkohol eter fenol yy(1)
Alkohol eter fenol yy(1)Alkohol eter fenol yy(1)
Alkohol eter fenol yy(1)
 
Tugas sutamin
Tugas sutaminTugas sutamin
Tugas sutamin
 
Materi hidrokarbon
Materi hidrokarbonMateri hidrokarbon
Materi hidrokarbon
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbon
 
Reaksi Eliminasi dari Alkil Halida
Reaksi Eliminasi dari Alkil Halida Reaksi Eliminasi dari Alkil Halida
Reaksi Eliminasi dari Alkil Halida
 

Kimia Organik (Alkohol dan eter)

  • 1. ALKOHOL DAN ETER Naila Amalia F.W 153020202
  • 2. 2 ALKOHOL Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat pada suatu atom karbon jenuh. Metanol Etanol 2-Propanol (isopropil alkohol) 2-Metil-2-propanol (tert-butil alkohol) CH3OH CH3CH2OH CH3CHCH3 OH CH3 C CH3 OH CH3
  • 3. 3 Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari gugus alkenil atau gugus alkunil. Atau dapat pula berupa suatu atom karbon jenuh dari suatu cincin benzena. CH2OH CH2 CHCH2OH C CCH2OHH Benzil alkohol Suatu alkohol benzilik 2-Propenol (alil alkohol) Suatu alkohol alilik 2-Propunol (propargil alkohol)
  • 4. 4 • Senyawa yang memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat langsung pada cincin benzena disebut fenol. OH OHH3C Ar OH Fenol p-Metilfenol Rumus umum suatu fenol
  • 5. Tata Nama: Alkohol • OH ditunjukkan oleh akhiran ol • Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung C-OH • Karbon dinomori dari ujung rantai yang terdekat –OH
  • 6. • Alkohol dapat dilihat secara struktural: a Sebagai turunan hidroksi dari alkana. b Sebagai turunan alkil dari air. • Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen diganti dengan gugus hidroksil. • Etil alkohol = air dimana satu hidrogen diganti dengan gugus etil. CH3CH3 CH3CH2 O H Gugus etil Gugus hidroksil 1090 H O H 1050 AirEtil alkoholEtana
  • 7. Pengelompokkan Alkohol Alkohol dibagi dalam tiga golongan: • Alkohol primer (1º) • Alkohol sekunder (2º) • Alkohol tersier (3º) Penggolongan didasarkan pada derajat substitusi dari atom karbon yang langsung mengikat gugus hidroksil. Jenis alkohol Pengertian Rumus umum Contoh a. Alkohol primer gugus – OH terikat pada atom C primer R – CH2 – OH CH3 – CH2 – CH2 – OH 1-propanol b. Alkohol sekunder gugus – OH terikat pada atom C sekunder R – CH – OH R1 CH3 – CH – OH CH3 2 - propanol c. Alkohol tersier gugus –OH terikat pada atom C tersier R11 R – C – OH R1 CH3 CH3 – C – OH CH3 2-metil – 2 – propanol
  • 8. • Jika karbon tersebut mengikat satu atom karbon lain, maka disebut karbon primer dan alkoholnya disebut alkohol primer. • Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat dua atom karbon lain, maka disebut karbon sekunder dan alkoholnya disebut alkohol sekunder. • Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat tiga atom karbon lain, maka disebut karbon tersier dan alkoholnya disebut alkohol tersier.
  • 9. 9 CH2OH Geraniol (alkohol 10 dgn aroma mawar) C C C HH H H O H Isopropil alkohol (suatu alkohol 20) H H H CH3 CH3H3C CH OH Mentol (alkohol 20 dalam minyak peppermint)
  • 10. 10 C C C HH H H O C tert-Butil alkohol (suatu alkohol 30) H H H H HH C CH OH H H H H O H3C Noretindron (kontrasepsi oral dgn gugus alkohol 30)
  • 11. Pembuatan Alkohol 1. Dari alkil halida (RX) dengan ion hidroksida: Reaksi substitusi nukleofilik CHCH2CH2Br CHCH2CH2OH+ OH - + Br - 1-bromo propana 1-propanol alkil halida primer alkohol primer Bila alkil halida primer direaksikan dengan NaOH dalam air, terjadi reaksi subsitusi nukleofilik bimolekuler. Sedangkan bila digunakan alkohol sekunder dan tersier akan menjalani reaksi subsitusi nukleofilik monomolekuler, karena disini juga terjadi produk reaksi eliminiasi
  • 12. 2. Reaksi Grignard C HH O C2H5MgX H2O, H + C2H5CH2OH formaldehid alkohol primer C HCH3 O H2O, H + C2H5MgX CH3CHC2H5 OH aldehid alkohol sekunder CCH3 C3H7 O C2H5MgX H2O, H + keton alkohol tersier C OH CH3 C2H5 C3H7 Reaksi Grignard memberkian suatu cara yang sangat baik untuk membuat alkohol yang berkerangka karbon rumit. Suatu reaksi Grignard:
  • 13. ……Raegen Grignard CH2CH2 O C3H7MgX H2O, H + C3H7CH2OH alkohol primer C O CH3 Cl H2O, H + C3H7MgX C O CH3 OC2H5 C3H7MgX H2O, H + alkohol tersier epoksida asilhalida ester alkohol tersier CH3 C OH C3H7 C3H7 CH3 C OH C3H7 C3H7
  • 14. 3. Reduksi Senyawa Karbonil CH3CCH3 O CH3CCH3 OH H NaBH4 H2O, H + O OH H2, Ni katalis kalor, tekanan Alkohol dapat dibuat dari senyawa karboniil, dengan reaksi reduksi, dimana atom-atom hidrogen ditambahkan kepada gugus karbonilnya.
  • 15. 4. Alkohol dari Hidrasi alkena OHH2O+ H + CH2=CH2 H2O+ CH3CH2OH H + Bila suatu alkena diolah dengan air dan suatu asam kuat, yang berperan sebagai katalis, unsur-unsur air (H+ dan OH- ) mengadisi (ditambahkan kedalam) ikatan rangkap dalam suatu reaksi hidrasi. Produknya adalah alkohol Ingat kembali Reaksi Alkena dengan BH3, diikuti dengan penambahan H2O2/HO-
  • 16. 5. Etanol dari Peragian C6H12O6 CH3CH2OH Enzim Glukosa Etanol Karbohidrat Asam aset Ingat: etanol-air membentuk azeotrop (95/5)
  • 17. Reaksi Substitusi Akohol Dalam larutan asam, alkohol akan terprotonasi yang disebut dengan suatu istilah ion oksonium + gugus pergi yang baik Nu H2OR NuR OH H R OH H + +
  • 18. • Bila jenis alkohol yang digunakan adalah alkohol sekunder dan tersier, kadang-kadang mengalami reaksi penataan ulang, sedangkan untuk alkohol primer tidak.  alkohol sekunder dan tersier menjalani mekanisme reaksi SN1 dan alkohol primer menjalani mekanisme reaksi SN2. • Kemungkinan lain : b-eliminasi CH3C CH3 CCH3 H H OH CH3C CH3 CCH3 H H Br CH3C CH3 CCH3 H Br H HBr + + H2O minor utama3-metil-2 butanol A. Reaktivitas Hidrogen Halida
  • 19. 19 • Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi menghasilkan suatu alkil halida dan air. • Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif). • Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil. • Reaksi ini dikatalisis oleh asam. • Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui reaksi alkil halida dengan natrium halida dan asam sulfat.
  • 20. 20 Konversi Alkohol menjadi Alkil halida • Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi menghasilkan alkil halida. • Pereaksi yang paling sering digunakan adalah hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2). • Semua reaksi di atas merupakan hasil dari pemutusan ikatan C–O dari alkohol.
  • 21. 21 • Alkohol sebagai asam • Alkohol memiliki keasaman yang mirip dengan air. • Metanol sedikit lebih asam dibanding air (pKa = 15,7). Namun hampir semua alkohol adalah asam yang lebih lemah dari air. • Pada alkohol tanpa halangan ruang, molekul air akan melingkupi dan mensolvasi oksigen negatif dari ion alkoksida yang terbentuk jika suatu alkohol melepaskan sebuah proton. R O H O H H Alkohol R O Ion alkoksida (terstabilkan oleh solvasi) O H H + H
  • 22. 22 • Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi ion negatif (alkoksida) terhambat sehingga ion alkoksida kurang terstabilkan dan menjadi asam yang lebih lemah. pKa 15,5 15,74 15,9 18,0 25 35 38 50 Harga pKa beberapa asam lemah CH3OH H2O CH3CH2OH (CH3)3COH HC CH H2 NH3 CH3CH3 ASAM
  • 23. 23 • Alkohol bersifat asam yang lebih kuat dibandingkan dengan alkuna, dan sangat lebih kuat dibandingkan dengan hidrogen, amonia dan alkana. • Keasaman relatif : H2O > ROH > RC CH > H2 > NH3 > RH • Basa konjugat dari alkohol adalah suatu ion alkoksida. • Karena sebagian besar alkohol adalah asam yang lebih lemah dibanding air, maka ion alkoksida adalah basa yang lebih kuat dibanding ion hidroksida. • Kebasaan relatif : R¯ > NH2 ¯ > H¯ > RC C¯ > RO¯ > OH¯ • Natrium dan kalium alkoksida sering dipakai sebagai basa dalam sintesis organik.
  • 24. 24 Konversi Alkohol menjadi Alkil halida • Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi menghasilkan alkil halida. • Pereaksi yang paling sering digunakan adalah hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2). • Semua reaksi di atas merupakan hasil dari pemutusan ikatan C–O dari alkohol.
  • 25. 25 1 Reaksi alkohol dengan hidrogen halida • Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi menghasilkan suatu alkil halida dan air. • Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif). • Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil. • Reaksi ini dikatalisis oleh asam. • Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui reaksi alkil halida dengan natrium halida dan asam sulfat.
  • 26. 26 C O H CH3 H3C CH3 H O H H + C O H CH3 H3C CH3 H + O H H Langkah 1 C O H CH3 H3C CH3 H Langkah 2 cepat lambat C CH3 H3C CH3 + O H H Langkah 3 C CH3 H3C CH3 + Cl cepat C Cl CH3 H3C CH3
  • 27. 27 2 Reaksi alkohol dengan PBr3 • Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida. • Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi dengan PBr3 tidak melibatkan pembentukan karbokation. • Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang dari kerangka karbon. • Sering menjadi pereaksi terpilih untuk mengubah suatu alkohol menjadi alkil bromida yang bersesuaian. • Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil dibromofosfit terprotonasi.
  • 28. 28 • HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi 3 mol alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol fosfor tribromida. P BrBr Br R CH2O PBr2 Br+RCH2OH H + alkil dibromofosfit terprotonasi RCH2 OPBr2Br + H RCH2Br + HOPBr2 Gugus pergi yang baik R OH + PBr3 R Br H3PO3+33 (10 atau 20 )
  • 29. 29 3 Reaksi alkohol dengan SOCl2 • Tionil klorida mengubah alkohol primer dan sekunder menjadi alkil klorida (biasanya tanpa penataan-ulang). • Sering ditambahkan suatu amina tersier ke dalam reaksi untuk memacu reaksi melalui reaksinya dengan HCl. • Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil klorosulfit. • Kemudian suatu ion klorida (hasil reaksi R3N dan HCl) melakukan substitusi SN2 terhadap suatu gugus pergi yang baik ClSO2 ¯.
  • 30. • Dekomposisi ClSO2 ¯ menjadi gas SO2 dan ion Cl¯ mendorong kesempurnaan reaksi. R OH + SOCl2 R Cl SO2+ (10 atau 20 ) refluks + HCl R3N + HCl R3NH + ClH S ClCl O +RCH2OH +alkil klorosulfit HCl RCH2 O S Cl O RCH2 O S Cl O H Cl RCH2 O S Cl O Cl + RCH2Cl + O S Cl O RCH2Cl + SO2 +Cl
  • 31. 31 2 Sintesis Williamson • Suatu jalur penting pada preparasi eter non- simetrik adalah suatu reaksi substitusi nukleofilik yang disebut reaksi Williamson. • Merupakan reaksi SN2 dari suatu natrium alkoksida dengan alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat. • Hasil terbaik dicapai jika alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah primer (atau metil). • Jika substrat adalah tersier maka eliminasi sepenuhnya merupakan produk reaksi. • Pada suhu rendah substitusi lebih unggul dibanding dengan eliminasi.
  • 32. 32 R O Na + R' L R O R' + Na L L = Br, I, OSO2R", atau OSO2OR" CH3CH2CH2OH + Na CH3CH2CH2O Na + 1/2 H2 Propil alkohol Natrium propoksida CH3CH2I CH3CH2OCH2CH2CH3 + Na I Etil propil eter (70%)
  • 33. 33 3 Tert-butil eter dari alkilasi alkohol • Alkohol primer dapat diubah menjadi tert-butil eter dengan melarutkan alkohol tersebut dalam suatu asam kuat seperti asam sulfat dan kemudian ditambahkan isobutilena ke dalam campuran tersebut. (Prosedur ini meminimalkan dimerisasi dan polimerisasi dari isobutilena).
  • 34. 34 • Metode ini sering dipakai untuk “proteksi” gugus hidroksil dari alkohol primer sewaktu reaksi-reaksi lainnya dilakukan terhadap bagian lain dari molekul tersebut. Gugus proteksi tert-butil dapat dihilangkan secara mudah dengan penambahan larutan asam encer. 4 Trimetilsilil eter (Sililasi) • Suatu gugus hidroksil juga diproteksi dalam larutan netral atau basa dengan mengubahnya menjadi suatu gugus trimetilsilil eter, – OSi(CH3)3.
  • 35. 35 • Reaksi ini, yang disebut sililasi, dilakukan dengan membiarkan alkohol tersebut bereaksi dengan klorotrimetilsilana dengan kehadiran suatu amina tersier. R OH + (CH3)3SiCl (CH3CH2)3N R O Si(CH3)3 Klorometilsilana Gugus proteksi ini dapat dihilangkan dengan suatu larutan asam. R O Si(CH3)3 H3O+ / H2O R OH (CH3)3SiOH+
  • 36. 36 • Pengubahan suatu alkohol menjadi suatu trimetilsilil eter membuat senyawa tersebut lebih volatil (mudah menguap). (Mengapa?) • Kenaikan volatilitas (sifat mudah menguap) ini menjadikan alkohol (sebagai bentuk trimetilsilil-nya) lebih memungkinkan untuk menjalani analisis dengan kromatografi gas- cair.
  • 37. ETER • Eter berbeda dari alkohol, dimana atom oksigen dari suatu eter terikat pada dua atom karbon. Gugus hidrokarbon dapat berupa alkil, alkenil, vinil, atau aril. • Eter memiliki rumus umum R-O-R atau R-O- R’ dimana R’ adalah gugus alkil yang berbeda dari gugus R. • Eter = air dimana kedua atom hidrogen diganti dengan gugus alkil.
  • 38. 38 TATANAMA ETER • Eter sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional umum. • Dalam sistem IUPAC, eter dinamai sebagai alkoksialkana, alkoksialkena, dan alkoksiarena. • Gugus RO- merupakan suatu gugus alkoksi. • Dua eter siklik yang sering dipakai sebagai solven memiliki nama umum tetrahidrofuran (THF) dan 1,4-dioksana. CH3OCH2CH3 CH3CH2OCH2CH3 C6H5OC CH3 CH3 CH3 tert-Butil fenil eter Dietil eterEtil metil eter
  • 40. Eter Nama Titik didih alkohol Titik didih CH3OCH3 Dimetil eter -23 CH3CH2OH 78,5 CH3OCH2CH3 Etil metil eter 10,8 CH3CH2CH2O H 82,4 CH3CH2OCH2CH3 Dietil eter 34,5 CH3(CH2)3OH 117,3 (CH3CH2CH2CH2)2 O Dibutil eter 142 CH3(CH2)7OH 194,5
  • 41. 41 • Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi diluar asam-asam. • Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan basa. • Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men- solvasi kation (dengan mendonorkan sepasang elektron dari atom oksigen) membuat eter berguna sebagai solven dari banyak reaksi. Reaksi-reaksi Eter
  • 42. 42 • Eter mengalami reaksi halogenasi seperti alkana. • Oksigen dari ikatan eter memberi sifat basa. • Eter dapat bereaksi dengan donor proton membentuk garam oksonium. CH3CH2OCH2CH3 + HBr CH3CH2 O CH2CH3Br H Garam oksonium Pemanasan dialkil eter dengan asam-asam sangat kuat (HI, HBr, H2SO4) menyebabkan eter mengalami reaksi dimana ikatan ikatan karbon – oksigen pecah.
  • 43. 43 • Mekanisme reaksi ini dimulai dari pembentukan suatu ion oksonium. Kemudian suatu reaksi SN2 dengan ion bromida yang bertindak sebagai nukleofil akan menghasilkan etanol dan etil bromida. CH3CH2OCH2CH3 + HBr 2 CH3CH2Br + H2O CH3CH2OCH2CH3 + HBr CH3CH2O H CH2CH3 + Br CH3CH2O H + CH3CH2Br Etanol Etil bromida
  • 44. 44 • Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk satu mol ekivalen etil bromida yang ke dua. CH3CH2OH + HBr CH3CH2 O H H Br + CH3CH2 Br + O H H
  • 45. 45 • Epoksida adalah eter siklik dengan cincin tiga anggota. Dalam tatanama IUPAC, epoksida disebut oksirana. Epoksida paling sederhana memiliki nama umum etilena oksida. Epoksida O CC Suatu epoksida O CH2H2C IUPAC: Oksirana Umum: Etilena oksida 1 2 3
  • 46. 46 • Metode yang paling umum digunakan untuk mensintesa epoksida adalah reaksi dari suatu alkena dengan suatu asam peroksi organik, yaitu suatu proses yang disebut epoksidasi. RCH CHR + R'C O O OH Epoksidasi O CHRRHC R'C OH O + Suatu epoksida (atau oksirana) Suatu alkena Suatu asam peroksi Dalam reaksi ini, asam peroksi memberikan suatu atom oksigen kepada alkena. Mekanismenya adalah seperti berikut ini.
  • 47. 47 • Adisi oksigen pada ikatan rangkap dalam suatu reaksi epoksidasi adalah adisi syn. Untuk membentuk suatu cincin dengan tiga anggota, atom oksigen harus mengadisi kedua atom karbon dari ikatan rangkap pada sisi yang sama. C C + C O O R' O H O C C + C O R' O H
  • 48. 48 • Asam peroksi yang paling umum digunakan adalah asam peroksiasetat dan asam peroksibenzoat. Sebagai contoh, sikloheksana bereaksi dengan asam peroksibenzoat menghasilkan 1,2-epoksi- sikloheksana dalam jumlah yang kuantitatif. + C6H5COOH O CH2Cl2 O H H + C6H5COH O Asam peroksibenzoat 1,2-Epoksi- sikloheksana (100%)
  • 49. 49 Reaksi-reaksi Epoksida • Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain) yang sangat tinggi dalam molekul epoksida menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap substitusi nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain. • Katalisis asam membantu pembukaan cincin epoksida dengan menyediakan suatu gugus pergi yang lebih baik (suatu alkohol) pada atom karbon yang mengalami serangan nukleofilik.
  • 50. 50 • Katalisis ini sangat penting terutama jika nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah seperti air atau suatu alkohol: ¤ Pembukaan cincin dengan katalis asam + H+ _ H+ O CC O CC H O HH CCHO O H H CCHO OH _ H+
  • 51. 51 • Pembukaan cincin dengan katalis basa O CC+RO CCRO O ROH CCHO OH Nukleofil kuat Ion alkoksida + RO Jika epoksidanya tidak simetris, serangan pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion alkoksida berlangsung terutama pada atom karbon yang kurang tersubstitusi. Sebagai contoh, metiloksirana bereaksi dengan suatu ion alkoksida terutama pada atom karbon primernya:
  • 52. 52 • Ini adalah apa yang seharusnya diharapkan: Reaksi secara keseluruhan adalan reaksi SN2, dan seperti telah dipelajari sebelumnya, substrat primer bereaksi lebih cepat melalui reaksi SN2 karena halangan ruangnya kecil. O CHCH3H2C+CH3CH2O Metiloksirana Atom karbon 10 kurang terhalangi CH3CH2OCH2CHCH3 O CH3CH2OH CH3CH2OCH2CHCH3 OH + CH3CH2O 1-Etoksil-2-propanol
  • 53. 53 • Pada pembukaan cincin dengan katalis asam dari epoksida tidak simetris, serangan nukleofil terutama terjadi pada atom karbon yang lebih tersubstitusi. Sebagai contoh: CH3OH + O CH2CH3C CH3 H+ OCH3 CH2OHCH3C CH3 Alasan: Ikatan pada epoksida terprotonasi adalah tidak simetris dengan atom karbon yang lebih tersubstitusi mengemban suatu muatan yang positif sekali. Oleh karena itu, nukleofil menyerang atom karbon tersebut meskipun lebih tersubstitusi.
  • 54. 54 • Atom karbon yang lebih tersubstitusi mengemban suatu muatan positif lebih besar karena menyerupai suatu karbokation tersier yang lebih stabil. CH3OH + O CH2CH3C CH3 H+ OCH3 CH2OHCH3C CH3 H H Atom karbon ini menyerupai karbokation 30 + + Epoksida terprotonasi

Editor's Notes

  1. 2
  2. 3
  3. 4
  4. 6
  5. 9
  6. 10
  7. 19
  8. 20
  9. 21
  10. 22
  11. 23
  12. 24
  13. 25
  14. 26
  15. 27
  16. 28
  17. 29
  18. 30
  19. 31
  20. 32
  21. 33
  22. 34
  23. 35
  24. 36
  25. 38
  26. 39
  27. 41
  28. 42
  29. 43
  30. 44
  31. 45
  32. 46
  33. 47
  34. 48
  35. 49
  36. 50
  37. 51
  38. 52
  39. 53
  40. 54
  41. 55