2. Gaya Antarmolekul
Gaya antarmolekul adalah gaya yang terjadi
di antara atom-atom sehingga dapat membentuk
molekul ataupun senyawa tertentu. Gaya
antarmolekul terdiri dari gaya London atau dipol-
dipol, gaya Van der Waals, dan ikatan hidrogen.
3. Gaya London
Gaya London Gaya london adalah gaya tarik menarik antaratom
karena adanya dipol sesaat. Atom memiliki elektron yang selalu bergerak,
pergerakan ini menimbulkan ketidakmerataan elektron pada atom. Akan ada
sisi atom yang penuh dengan muatan negatif yaitu elektron dan satu sisinya
bermuatan positif. Kondisi ini menyebabkan adanya dipol sesaat. Dipol sesaat
ini akan memengaruhi atom di sekitarnya. Dipol negatif akan menarik dipol positif dan
sebaliknya, sehinga kedua atom akan menempel. Gaya inilah yang disebut dengan
gaya London. Gaya London bersifat lemah, sehingga dapat terputus pada titik leleh
dan titik didih yang rendah.
4. Gaya Van der Waals
Gaya van der Waals atau gaya dipol-dipol hampir sama dengan
gaya London. Bedanya, gaya Van der Waals disebabkan oleh dipol listrik
permanen. Pada dasarnya, gaya van der Waals terjadi pada molekul
polar (memiliki dipol permanen). Meski dapat terjadi juga pada
molekul nonpolar. Jika suatu molekul polar berada didekat molekul non
polar, muatan nonpolar tersebut dapat terdistraksi dan terpolarisasi
membentuk dipol-dipol listrik. Setelah kedua molekul memiliki dipol,
maka terjadilah gaya tarik van der Waals antar molekul tersebut.
Seperti gaya London, gaya van der Waals juga merupakan ikatan yang
sifatnya lemah.
5. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan antarmolekul yang lebih kuat dari gaya
London dan gaya van der Waals, namun lebih lemah dari ikatan ionik ataupun
ikatan kovalen. Ikatan hidrogen terjadi apabila atom H yang bersifat negatif
berikatan dengan atom yang bersifat positif yaitu atom F, N, dan O. Contoh dari
ikatan hidrogen adalah air atau H2O dan ikatan hidrogen-basa nitrogen pada
materi genetik DNA.