1. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
WARNA NYALA SENYAWA LOGAM
ALKALI DAN ALKALI TANAH
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun untuk melengkapi nilai
Praktikum Kimia Semester I
Oleh:
Feren Jessica R. XII IPA 3/10
Jessica XII IPA 3/15
Niko Hartanto XII IPA 3/24
Sri Mulyati XII IPA 3/31
Vina Arisandra XII IPA 3/35
SMA STRADA ST. THOMAS AQUINO
TANGERANG
2012
2. I. Judul : Warna Nyala Senyawa Logam Alkali dan Alkali Tanah
II. Tujuan : Mengamati warna nyala senyawa logam alkali dan alkali
tanah
III. Dasar Teori :
WARNA NYALA LOGAM ALKALI
Salah satu ciri khas dari suatu unsur ialah spektrum emisinya. Unsur
yang tereksitasi, karena pemanasan ataupun sebab lainnya, memancarkan radiasi
elektromagnetik yang disebut spektrum emisi. Spektrum emisi teramati sebagai
pancaran cahaya dengan warna tertentu, tetapi sesungguhnya spektrum itu terdiri
atas beberapa garis warna (panjang gelombang) yang khas bagi setiap unsur. Dari
keunikannya, spektrum emisi dapat digunakan untuk mengenali suatu unsur.
Unsur-unsur logam dapat dieksitasikan dengan memanaskan atau
membakar senyawanya pada nyala api, misalnya pada pembakar bunsen atau
pembakar spiritus. Akan lebih baik jika yang digunakan garam klorida karena
relatif lebih mudah menguap.
Unsur Warna Nyala
Litium Merah
Natrium Kuning
Kalium Ungu
Rubidium Merah
Sesium Biru
WARNA NYALA LOGAM ALKALI TANAH
Logam alkali tanah adalah kelompok unsur kimia Golongan 2 pada tabel
periodik. Kelompok ini terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca),
stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra). Radium kadang tidak dianggap
sebagai alkali tanah karena sifat radioaktif yang dimilikinya.
Unsur Warna Nyala
Berilium Putih
Magnesium Putih
Kalsium Jingga – merah
Strontium Merah
Barium Hijau
ASAL USUL WARNA
Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam
yang terdapat dalam senyawa. Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan
tidak tereksitasi memiliki struktur 1s2
2s2
2p6
. Jika dipanaskan, elektron-elektron
akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital kosong manapun pada
level yang lebih tinggi – sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d
3. atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak energi yang diserap oleh
elektron tertentu dari nyala.
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi
dan lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun
kembali ke level dimana sebelumnya mereka berada – tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7
misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus.
Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat
sebagai cahaya dengan warna tertentu. Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun
sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat sebelumnya. Misalnya pada awalnya
di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.
Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi
tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing memiliki
warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah
spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan.
Warna yang anda lihat adalah kombinasi dari semua warna individual.
Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion
logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan
memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang
berbeda pula.
IV. Alat dan Bahan :
No. Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 2 Kristal NaCl -
2 Kawat nikrom 5 Kristal KCl -
3 Kaca Arloji 1 Kristal CaCl2 -
4 Labu Spiritus 1 Kristal BaCl2 -
5 Pipet tetes 1 Kristal SrCl2 -
6 Korek api 1 HCl pekat ±2 mL
7 Spatula 5
V. Langkah Kerja :
1. Menyiapkan kristal garam – garam berikut : NaCl, KCl, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2
ke dalam kaca arloji yang terpisah masing – masing.
2. Menuangkan larutan asam klorida pekat ke dalam dua tabung reaksi masing –
masing kira – kira sebanyak 1 mL.
4. VI. Hasil Pengamatan :
No. Senyawa Warna Kristal
sebelum dibakar
Warna Nyala
1. NaCl Putih Kuning
2. KCl Kecoklatan Ungu
3. CaCl2 Putih Merah
4. SrCl2 Putih Merah
5. BaCl2 Putih Hijau
Jawaban Pertanyaan:
1. Spesi yang memberi warna nyala adalah kation. Dikarenakan kation dari unsur
alkali dan alkali tanah memiliki warna yang khas. Pada NaCl, kation adalah
Na, dimana Natrium memiliki warna khas Kuning. Pada KCl, kation adalah K,
dimana Kalium memiliki warna khas Ungu. Pada CaCl2, kation adalah Ca,
dimana Kalsium memiliki warna khas Jingga-Merah (pada percobaan ini kami
hanya mendapatkan warna merahnya saja). Pada SrCl2, kation adalah Sr,
dimana Strontium memiliki warna khas Merah. Pada BaCl2, kation adalah Ba,
dimana Barium memiliki warna khas Hijau.
2. Unsur dapat menghasilkan spektrum warna disebabkan karena adanya
electron-elektron yang tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi ketika
menyerap energi (dalam bentuk api). Ketika berada pada tingkat energy yang
3. Menyelupkan ujung kawat nikrom ke dalam HCl pekat ke dalam tabung 1,
kemudian memasukkan kawat nikrom tersebut ke dalam lampu spiritus. Lalu
mengulangi pekerjaan ini sampai kawat nikrom menjadi bersih (tidak memberi
warna lain).
5. Setelah kawat nikrom yang dimasukkan ke dalam nyala api tesebut memberikan
warna, catat warna apa yang terjadi pada kristal NaCl yang dibakar tersebut.
4. Mencelupkan ujung kawat nikrom yang telah bersih ke dalam HCl pekat dalam
tabung 2, kemudian memasukkan kawat tersebut ke kristal NaCl (pada kaca
arloji). Selanjutnya memasukkan ujung kawat nikrom yang telah diberi kristal
NaCl tersebut ke dalam nyala api lampu spiritus.
6. Mengulangi prosedur 3, 4, dan 5 tersebut di atas dengan menggunakan kristal
senyawa yang lain : KCl, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2.
5. lebih tinggi, electron-elektron ini akan kembali ke keadaan dasar (dapat terjadi
sekaligus atau tidak sekaligus). Perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah
energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing
memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini,
sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan.
VII. Pembahasan :
Pada pembahasan kali ini, penulis akan membahas mengenai warna
nyala yang terjadi pada senyawa logam alkali dan alkali tanah. Dalam percobaan
ini digunakan senyawa klorida, yaitu NaCl dan KCl sebagai logam alkali, serta
CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 (logam alkali tanah). Kelima senyawa tersebut akan di
bakar di atas labu spiritus dan diamati perubahan warnanya.
Pertama-tama, penulis mengisi kedua tabung
reaksi yang telah disediakan dengan ± 1 mL HCl pekat.
Kemudian masing-masing diberi label Tabung reaksi I
dan Tabung reaksi II. Selanjutnya, penulis mengisi kaca
arloji dengan 5 kristal yang telah disediakan. Dibawah
kaca arloji itu diberi label sesuai dengan Kristal yang
didekatnya (seperti pada gambar).
Selanjutnya,
kawat nikrom yang telah
disediakan di celupkan
pada tabung reaksi I
kemudian dipanaskan
sampai kawat tersebut
bersih. Kawat yang telah
bersih di celupkan pada
HCl pekat di tabung
reaksi II dilanjutkan
melekatkan ujung kawat
nikrom yang sudah dibasahi HCl pekat itu dengan
Kristal yang mau diamati warna nyalanya.
Pada percobaan pertama, penulis
mengamati warna nyala Kristal NaCl. Kristal yang
melekat pada kawat nikrom tersebut dibakar dan
terlihat adanya perubahan warna menjadi kuning.
Walaupun tidak terlalu
jelas perbedaannya
dengan nyala api awal
(orange) tapi nyala api dari kristal NaCl lebih cerah
(orange cemerlang) dan warnanya juga ada di sekitar
kristal NaCl sehingga dapat dikatakan warnanya
kuning. Kristal NaCl menghasilkan warna kuning
6. karena ketika elektronnya kembali ke keadaan dasar, electron-elektron tersebut
membebaskan atau memancarkan energi yang jatuh pada panjang gelombang 570-
590 nm.
Pada percobaan
kedua, penulis mengamati
warna nyala Kristal KCl.
Ketika dibakar, kristal ini
menghasilkan warna nyala
ungu. Warna ungu yang
muncul cukup cerah (pucat). Namun, warna yang
muncul hanya sebentar (saat pertama kali kawat nikrom+KCl di bakar) sedangkan
dalam foto penulis warna ungu tersebut tidak tertangkap. Kristal KCl
menghasilkan warna ungu karena ketika elektronnya kembali ke keadaan dasar,
electron-elektron tersebut membebaskan atau memancarkan energi yang jatuh
pada panjang gelombang 380-450 nm.
Pada percobaan ketiga, penulis mengamati
warna nyala Kristal BaCl2. Ketika dibakar, kristal ini
menghasilkan warna hijau kekuningan (pengamatan
langsung). Bahkan yang tertangkap pada gambar adalah
warna kuning. Hal ini disebabkan spectrum cahaya
hijau (495-570 nm) tidak berbeda jauh dengan spectrum
cahaya kuning (570-590 nm) sehingga mengakibatkan kesulitan mata
membedakan warna. Gambar hasil pengamatan penulis dapat dibandingkan
dengan gambar yang diambil dari http://mylife-
diechemie.blogspot.com/2011/10/natriu
m-stronsium-barium-kalsium-dan.html
mengenai warna nyala senyawa barium.
Dari gambar yang didapat dari sumber
lain juga terlihat warna yang nampak
adalah warna kuning sehingga penulis
menyimpulkan warna senyawa Barium
adalah hijau kekuningan.
Pada percobaan keempat, penulis mengamati
warna nyala Kristal CaCl2. Ketika dibakar, kristal ini
menghasilkan warna jingga kemerahan. Hal ini
dikarenakan spektrum cahaya jingga (590-620 nm) tidak
berbeda jauh dengan spectrum cahaya merah (620-750
nm) sehingga bisa dikatakan warna nyala Kristal ini
jingga kemerahan.
Pada percobaan kelima, penulis mengamati
warna nyala Kristal SrCl2. Ketika dibakar, Kristal ini
menghasilkan warna merah. Hal ini dikarenakan electron-
elektron yang kembali ke keadaan dasar membebaskan
7. sejumlah energi yang memiliki panjang gelombang 620-750 nm.
VIII. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
warna nyala senyawa NaCl adalah kuning, KCl adalah ungu, BaCl2 adalah hijau
kekuningan, CaCl2 adalah jingga kemerahan, dan SrCl2 adalah merah bata.
IX. Daftar Pustaka
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta: Erlangga
id.wikipedia.org/wiki/Logam_alkali_tanah diakses 26 November 2012.
Romiyatun, Dwi Agustina. 2010. Warna Nyala Logam Alkali.
http://iniblognyaromi.blogspot.com/2010/03/warna-nyala-logam-
alkali_815.html diakses tanggal 26 November 2012.
No. Kriteria Penilaian Skor Perolehan
1 Kerapihan 20
2 Kelengkapan data 20
3 Kreativitas 25
4 Ketepatan waktu 20
5 Ketertiban 10