MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
182575503 case-report-docx
1. 1
Get Homework/Assignment
Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
LAPORAN KASUS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA
BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK-
BEDAH KEPALA LEHER
STATUS PASIEN
No. MR: 33 57 23
A. IDENTITAS PENDERITA
1. Nama : Ridwan
2. Umur : 28 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Suku : Aceh
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Satpam RSU Datu Beru, Aceh Tengah
7. Alamat : Desa buket, Aceh Tengah
8. Tanggal pemeriksaan : 18 Desember 2012
B. ANAMNESIS
2. 2
1. Keluhan Utama : Hidung kanan sumbat
2. Keluhan Tambahan : Disangkal
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan hidung tersumbat terus
menerus sejak 5 tahun yang lalu dan memberat dalam 1 bulan ini, hidung
tersumbat yang dirasakan pasien membuat pasien sulit untuk bernafas
sehingga mengganggu aktifitas sehari-harinya.
Pasien mengaku sebelumnya pernah mengalami kecelakaan lalu lintas yang
mengakibatkan hidungnya terbentur keras dan mengeluarkan darah.
Pasien menyangkal adanya pilek-pilek, gatal hidung dan bersin-bersin,
demam (-), nyeri kepala (-).
4. Riwayat Penyakit dahulu :
Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas 5 tahun yang lalu
5. Riwayat penyakit lain : Disangkal
6. Riwayat penyakit keluarga : Disangkal
C. STATUS GENERALIS
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TD : 110/70 mmHg
D. STATUS LOKALIS
1) AURICULA Kanan / Kiri
1. PINNA : dbn / dbn
2. CANALIS AURICURALIS
Hiperemis : dbn / dbn
Edema : - / -
Furunkel : - / -
Tragus Sign : - / -
Serumen : - / -
Sekret : - / -
Corpus alienum : - / -
Lain-lain : - / -
3. MEMBRANA TIMPANI
Bentuk : intak / intak
Warna : putih mengkilat / Putih mengkilat
Reflek cahaya : + / +
4. 4
Reflek muntah : -
5. Palatum : dbn
6. Uvula : dbn
4) MAKSILOFASIAL
Simetris : Simetris
Parese N. Kranialis : - / -
Massa : - / -
Hematom : - / -
Lain-lain : - / -
5) COLLI
1. Pembesaran KGB
Upper juguler : - / -
Mid juguler : - / -
Lower juguler : - / -
Submental : - / -
Submandibular : - / -
Colli anterior : - / -
Supra klavikula : - / -
Kaku Kuduk : - / -
Retraksi Suprasternal : - / -
E. DIAGNOSIS BANDING
1. Septum deviasi dextra
2. Konka hipertrofi
F. DIAGNOSIS KERJA
Septum deviasi dextra
G. TERAPI
Operatif :
Septoplasti dengan general anastesi dengan tahap operasi sebagai berikut :
- Tidur terlentang, kepala lurus, fleksi.
- Desinfeksi lapangan operasi.
- Infiltrasi mukosa septum dengan pehacain yang diencerkan.
- Insisi mukosa septum, dibuat fenster ke sisi kontralateral, mukosa septum
dipisahkan dari lamina perpendikularis, krista, sampai dengan dasar cavum
nasi, kartilago septum dan lamina perpendikularis dipotong, dikeluarkan
kemudian dibentuk lalu ditata kembali di antara mukosa septum.
- Perdarahan diatasi.
- Luka insisi dijahit.
Medikamentosa : sesuai lampiran
5. 5
H. USUL PEMERIKSAAN
- Foto Rontgen Sinus Para Nasal posisi Water’s
- CT-Scan Sinus Para Nasal
I. PROGNOSIS
Quod ad vinam : dubia et bonam
Quod ad sanam : dubia et bonam
Quod ad fungsionam : dubia et bonam
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Laboratorium RSU Datu Beru Takengon
No. Lab : -
Tempat/ Tanggal : Aceh Tengah, 6 Desember 2012
Hemoglobin : 15,2 g% (Normal : L=13-18, P:12-16)
Eritrosit : 5,36/mm2 (Normal : L=4,5-6,5, P=3,8-5,8)
Leukosit : 6,2x103/mm2 (Normal : 4-11)
Monosit : 8% (Normal : 2-8%)
Basofil : 0% (Normal : 0-1%)
Eosinofil : 0% (Normal : 1-3%)
Lyposit : 42% (Normal : 20-40%)
N. STAB : 0% (Normal : 2-6%)
N. Seg : 50% (Normal : 50-70%)
Trombosit : 223x103/mm3(Normal : 200-400x103)
Bleeding time : 2 menit (Normal :<5)
Cloting time : 7 menit (Normal :5-11)
Golongan darah : B
6. 6
2. Laboratorium RSU Cut Meutia Aceh Utara
No. Lab : 12. 1788
Tempat/ Tanggal : Lhokseumawe, 17 Desember 2012
Hemoglobin : 12,9 g% (Normal : L=13-18, P:12-16)
Bleeding time : 1,15 (Normal : <5)
Clotting time : 8,30 (Normal : 5-11)
Golongan darah : B
HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto Roentgen Sinus Para Nasal posisi Water’s :
- Septum deviasi kanan
- Sinus maksilaris, etmoid, spenoid, frontal dalam batas normal
7. 7
Kesimpulan : Deviasi Septum Kanan
Follow Up
Tanggal S O A P
18 Des 2012 Nyeri pada
hidung, sakit
KU:
cukup/lemah
Post op
septoplasty
- Bed rest
- IVFD sol RL
8. 8
kepala,
Mual (-)
Muntah (-)
Perdarahan (-)
Sensorium:
CM
TD: 120/80
RR: 21 x/i
HR: 84 x/i
T : 37,2 oC
20tts/i
- Inj Cefotaxim
1 gr/12 jam
- Inj Ketorolac
30 mg/8jam
- Inj Tranex
acid 500 mg/8
jam
- Inj Ranitidine
50 mg/12 jam
19 Des 2012 Nyeri hidung,
Mual (-)
Muntah (-)
Perdarahan (-)
KU: baik
Sensorium:
CM
TD: 110/70
RR: 20 x/i
HR: 68 x/i
T : 36,6 oC
Post Op
Septolasty
(H +1)
- IVFD sol RL
20tts/i
- Inj seftriaxon
1 gr/12 jam
- Inj Ketorolac
30 mg/8jam
- Inj Tranex
acid 500 mg/8
jam
- Inj.Ranitidine
50 mg/12 jam
- obat oral :
- Vit.C 3x50 mg
- Vit. K 3x1
- B plex 3x1
- CTM 3x4mg
20 Des 2012 Keluar darah
dari hidung
(sedikit),
Sulit menelan,
KU: baik
Sensorium:
CM
TD: 110/70
Post Op
Septoplasty
(H+2)
- IVFD sol RL
20tts/i
- Inj seftriaxon
1 gr/12 jam
9. 9
Mual (-)
Muntah (-)
Demam (-)
RR: 20 x/i
HR: 70 x/i
T : 36,8 oC
- Inj Ketorolac
30 mg/8jam
- Inj Tranex
acid 500 mg/8
jam
- Inj Ranitidine
50 mg/12 jam
21 Des 2012 Sakit
tenggorokan,
susah
menelan,
KU: baik
Sensorium:
CM
TD: 110/70
RR: 21 x/i
HR: 72 x/i
T : 36,8 oC
Post Op
Septoplasty
(H+3)
- Aff tampon
kiri,
longgarkan
tampon kanan,
- Aff infus dan
injeksi bila
habis
- Obat oral :
- Ciprofloxacin
2x500 mg
- Na. diclofenac
2x50 mg
- CTM 2x4 mg
- Vit. C 3x50
mg
- Ranitidine
2x150 mg
22 Des 2012 Nyeri
tenggorokan
dan susah
menelan
KU: baik
Sensorium:
CM
TD: 110/70
Post Op
Septoplasty
(H+4)
- Aff tampon
kanan
- PBJ
- Obat oral :
10. 10
Mual (-)
Muntah (-)
Demam (-)
RR: 20 x/i
HR: 70 x/i
T : 36,5 oC
Diteruskan
- Obat cuci
hidung : NaCl
0,9 %
- Zalf
Cloramfenicol
1 % sue
RESUME
No. Reg : 33 57 23 Tanggal : 22 des 2012
1. Nama pasien : Ridwan
11. 11
2. Alamat : Takengon
3. Dokter merawat : Azwar Abdullah Sp, THT-KL
4. Diagnosa masuk : Septum deviasi
5. Diagnosa utama : Septum devasi
6. Jenis tindakan : Septoplasti
7. Pemeriksaan fisik (waktu masuk) :
- KU : baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- S/L : Septum deviasi kanan (+)
8. Pemeriksaan laboratorium : normal
9. Pemeriksaan lain : Roentgen SPN
10. Terapi :
- Ciprofloxacin 2x500 mg
- Natrium diclofenac 2x50 mg
- CTM 2x4 mg
- Vit C 3x50 mg
- NaCl 0,9% (untuk cuci hdung)
- Zalf Chloramfenicol 1 % 2x1 ue
11. Keadaan waktu pulang :
Telah dilakukan operasi septoplastidengan anastesi umum, keadaan pasien
pada saat pulang dari RSU Cut Meutia membaik, dengan phasase hidung
4 cm/4 cm
12. Kontrol Ulang tanggal : 27 desember 2012
Sebelum operasi:
13. 13
(Nuty W. Nizar dan Endang Mangunkusumo., 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
THT-KL FKUI, Jakarta : Balai penerbit FKUI)
Bentuk septum normal adalah lurus di tengah rongga hidung tetapi pada
orang dewasa biasannya septum nasi tidak lurus lagi di tengah atau dapat disebut
dengan deviasi septum. Deviasi septum yang ringan tidak akan menggagggu, akan
tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi
hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan
komplikasi.
Etiologi :
Penyebab yang paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah
lahir, pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intrauterin.
Penyebab lainnya adalah ketidakseimbangan pertumbuhan. Tulang rawan
septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap.
Dengan demikian terjadilah deviasi pada septum nasi itu.
Bentuk deformitas :
1. Deviasi biasanya berbentuk huruf C atau S
2. Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista maksila
dan masuk ke dalam ronga hidung
3. Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari depan
ke belakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina
4. Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka
dihadapannya disebut sinekia
Gejala klinis :
14. 14
Keluhan yang paling sering pada deviasi septum adalah sumbatan hidung.
Sumbatan bisa unilateral ataupun bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka
hipertrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi, sebagai
akibat mekanisme kompensasi. Keluhan lainnya ialah rasa nyeri dikepala dan
sekitar mata. Selain dari itu penciuman bisa terganggu, apabila terdapat deviasi
pada bagian atas septum. Deviasi septum juga dapat menyumbat ostium sinus,
sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis.
Terapi :
Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan
tindakan koreksi septum.
Ada dua jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada pasien dengan
keluhan yang nyata yaitu:
1. Reseksi submukosa (submucous septum resection SMR)
Pada operasi ini mukoperikondrium dan mukoperiostium kedua sisi
dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. bagian tulang atau tulang
rawan dari septum kemudian diangkat, sehingga mukoperikondrium dan
mukoperiosteum sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu di garis tengah.
Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadinya
tulang hidung pelana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung, oleh karena
bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat.
15. 15
2. Septoplasti (reposisi septum)
Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian
yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dicegah
komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi submukosa, seperti
terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.