Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi di bidang IT, termasuk definisi, fungsi, prinsip dasar, pelanggaran, dan dampaknya terhadap aspek teknologi, hukum, pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya."
1. PROFESSIONAL CODES OF
ETHICS
D3 Sistem Informasi Akuntansi
S1 Sistem Informasi
Heni Sulistiani
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Teknokrat Indonesia
2. Learning Objectives
What key characteristics distinguish a professional
from other kinds of workers, and is an IT worker
considered a professional?
What factors are transforming the professional
services industry?
What relationships must an IT worker manage, and
what key ethical issues can arise in each?
How do codes of ethics, professional organizations,
certification, and licensing affect the ethical behavior
of IT professionals?
3. Mengapa harus Profesional di Bidang
IT?
IT merupakan ilmu yang selalu berkembang secara
“revolusioner” (perkembangan hardware) dan
“evolusioner” (software”
Konsekuesinya, maka para pelaku profesional IT
dituntut untuk selalu terus mengembangkan ilmu
yang dimilikinya dengan jalan selalu mengikuti
perkembangan IT
Hal ini berarti bahwa seseorang yang sudah sampai
level “ahli” di satu bidang pada saat ini dapat saja
ketinggalan pada bidang yang sama di masa depan
jika tidak mengikuti perkembangan yang ada saat
ini.
4. Persyaratan Profesional IT
Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai
bagian dari masyarakat teknologi dan masyarakat
ilmu pengetahuan di era revolusi industri 4.0
Penguatan kiat-kiat profesi yang dilakukan
berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya
merupakan teori atau konsep belaka
Pengembangan kemampuan dari sikap profesional
yang berkesinambungan. Profesi bidang IT akan
berkembang terus menerus, sehingga para
pelakunya harus selalu pro aktif dan tidak boleh
pasif.
5. Peyebab Tidak Profesional Bidang
IT
Penyebab utamanya adalah:
a. Banyak yang tidak menekuni profesinya secara
total
b. Belum adanya konsep yang jelas tentang norma
dan etika profesi pekerja di bidang IT
c. Belum ada organisasi profesional yang menangani
profesional di bidang IT
6. Peyebab Tidak Profesional Bidang
IT
Profesonalisasi harus dipandang sebagai “proses”
yang terus menerus. Untuk itu, maka proses ini
harus selalu diikuti oleh pekerja di bidang IT,
termasuk juga perantara, penegakan kode etik,
sertifikasi, pembinaan dari organisasi profesi dan
lain-lain.
8. Menjadi Profrsional dengan
Sertifikasi
Ada beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi
untuk profesional di bidang IT:
a. Bahwa untuk menuju pada tingkat level yang
diharapkan, maka pekerjaan bidang IT
membutuhkan suatu expertise (kepakaran).
Penguasaan secara mendalam tersebut dapat
dibuktikan melalui sertifikasi karena untuk mampu
sertifikasi ada proses ujian yang tidak mudah dan
memenuhi standar tertentu
b. Profesi bidang IT dapat dikatakan profesi menjual
jasa dan bisnis jasa dan bisnis jasa itu bersifat
kepercayaan.
9. Definisi Kode Etik
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati
oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya
termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki
sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode
etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
10. Kode Etik Profesi IT
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan
apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional yang menjadi
anggota dari sebuah organisasi profesi
Tujuan kode etik adalah agar para pelaku profsi dapat
menjalankan tugas dan kewajiban serta
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
pemakai jasa profesi tersebut.
11. Fungsi Kode Etik
• Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu
para pelaksana sebagai seseorang yang professional
supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal
pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
a) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap
anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
12. b) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya
bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan kerja (kalangan sosial).
c) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan
bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Fungsi Kode Etik
13. Prinsip Dasar Kode Etik
Profesi
Merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku
profesional diantaranya:
Prinsip tanggung jawab profesi : setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan
moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukan
Prinsip kepentingan publik : setiap anggita
berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik dan
menunjukkan komitmen atas profesinalisme
14. Prinsip Dasar Kode Etik
Profesi
Prinsip Integritas : pelau profesi harus menjunjung
tingagi nilai tanggung jawab profesional dengan
integritas tinggi untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik
Prinsip Obyektifitas : pelaku profesi harus
mengesampingkan kepentingan pribadi dalam
menjalankan tugasnya
Prinsip perilaku profesional : setiap anggota
harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi
yang baik
15. Kode Etik Profesi
Kewajiban para pelaku profesi terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kewajiban pelaku profesi terhadap masyarakat
Kewajiban pelaku profesi terhadap sesama
pengemban ilmiah
Kewajiban pelaku profesi terhadap sesama umat
manusia dan linkungan hidup
Dari berbagai poin dalam kode etik ilmuwan Indonesia di atas,
terlihat bahwa salah satu tujuan kode etik profesi adalah adar
pelaku profesional dapat menjalankan tugas dan kewajiban
serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
pemakai jasa profesi tersebut
16. Tanggung Jawab Moral
Titik penekanan dari profesionalisme adalah pada
penguasaan pengetahuan dan kemampuan
manajemen beserta strategi penerapannya.
Sikap etis di dalam penggunaan teknologi modern, dalam
rangka menunjang pekerjaan tertentu, diturunkan dari prinsip
dasar tanggung-jawab moral dari masing-masing pelakunya.
Pemahaman mendasar akan teknologi sebagai sebuah
sistem dan dampak serta implikasi etisnya, haruslah menjadi
dasar pemahaman sebelum menentukan sikap etis
pengguna.
17. Setiap orang yang menghormati diri dan profesinya,
akan bertanggung jwab terhadap peran/profesinya.
Profesional selalu mengacu ke satu bidang
penguasaan tertentu sebagai pekerjaan uatam
seseorang. Profesi adalah sebuah institusi sosial
yang memiliki standar dan kode etik sendiri
Namun demikian, tanggungjawab profesional “tidak” dapat
memupus tanggung moral dan integritas seseorang sebagai
person. Integritas adalah suatu sifat dasar yang harus
dimiliki seseorang sebagai suatu keutuhan. Pribadinya tidak
terkorak-kotak. Konsekuen dan bersikap sama dalam
berbagai dimensi kehidupan dan bertindak selaku dirinya
sendiri.
18. Manusia modern memang cenderung mengkotak-
kotakkan hidupnya sendiri, tetapi integritas moral
menuntut seseorang di dalam menjalankan
profesinya untuk tidak main kotor dan tidak
mengkhianati teman seprofesinya. Ia tidak akan lari
dari tanggung jawab sekalipun tidak dikontrol.
19. Bertanggung jawab untuk setiap kerugian jika itu
adalah konsekuensi dari sesuatu yang kita lakukan
atau jika itu terjadi dalam rangka intervensi kita
terhadap suatu proses.
Bertanggung jawab jika kerugian terjadi karena ada faktor
kelalaian
Bertanggung jawab untuk kerugian yang timbul jika
mengetahui bahwa ada orang yang akan melakukan sesuatu
yang menimbulkan kerugian dan hal itu lalu membiarkannya
iu terjadi.
Tiga Prinsip Tanggung Jawab Moral
20. Pelanggaran Kode Etik Profesi IT
• Aspek-Aspek Tinjauan Pelanggaran Kode Etik Profesi IT :
a. Aspek Teknologi
• Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat
digunakan untuk tujuan baik dan jahat. Contoh teknologi
nuklir dapat memberikan sumber energi tetapi nuklir juga
menghancurkan kota hirosima. Seperti halnya juga
teknologi kumputer, orang yang sudah memiliki keahlian
dibidang computer bias membuat teknologi yang
bermanfaat tetapi tidak jarang yang melakukan kejahatan.
21. Pelanggaran Kode Etik Profesi IT
b. Aspek Hukum
• Hukum untuk mengatur aktifitas di internet terutama yang
berhubungan dengan kejahatan maya antara lain masih
menjadi perdebatan. Ada dua pandangan mengenai hal
tersebut antara lain:
1. Karakteristik aktifitas di internet yang bersifat lintas batas
sehingga tidak lagi tunduk pada batasan-batasan
territorial.
2. Sistem hukum tradisiomal (The Existing Law) yang justru
bertumpu pada batasanbatasan teritorial dianggap tidak
cukup memadai untuk menjawab persoalan-persoalan
hukum yang muncul akibat aktifitas internet.
22. • Dilema yang dihadapi oleh hokum tradisional
dalam menghadapi fenomena-fenomena
cyberspace ini merupakan alasan utama
perlunya membentuk satu regulasi yang cukup
akomodatif terhadap fenomena fenomena baru
yang muncul akibat pemanfaatan internet.
• Aturan hukum yang akan dibentuk itu harus
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hukum
(the legal needs) para pihak yang terlibat di
dalam transaksi-transaksi lewat internet.
23. Hukum harus diakui bahwa yang ada di Indonesia
sering kali belum dapat menjangkau penyelesaian
kasus kejahatan computer.
Untuk itu diperlukan jaksa yang memiliki wawasan
dan cara pandang yang luas mengenai cakupan
teknologi yang melatar belakangi kasus tersebut.
Sementara hukum di Indonesia itu masih memiliki
kemampuan yang terbatas didalam penguasaan
terhadap teknologi informasi.
24. Pelanggaran Kode Etik Profesi IT
c. Aspek Pendidikan
• Dalam kode etik hacker ada kepercayaan bahwa berbagi
informasi adalah hal yang sangat baik dan berguna, dan
sudah merupakan kewajiban (kode etik) bagi seorang
hacker untuk membagi hasil penelitiannya dengan cara
menulis kode yang open source dan memberikan
fasilitas untuk mengakses informasi tersebut dan
menggunakan peralatan pendukung apabila
memungkinkan.
• Disini kita bisa melihat adanya proses pembelajaran.
25. • Yang menarik dalam dunia hacker yaitu terjadi
strata-strata atau tingkatan yang diberikan oleh
komunitas hacker kepada seseorang karena
kepiawaiannya bukan karena umur atau
senioritasnya.
• Untuk memperoleh pengakuan atau derajat
seorang hacker mampu membuat program untuk
ekploit kelemahan system menulis tutorial/ artikel
aktif diskusi di mailing list atau membuat situs
web, dsb.
26. Pelanggaran Kode Etik Profesi IT
d. Aspek Ekonomi
• Untuk merespon perkembangan di Amerika
Serikat sebagai pioneer dalam pemanfaatan
internet telah mengubah paradigma ekonominya
yaitu paradigma ekonomi berbasis jasa (From a
manufacturing based economy to service –
based economy).
• Akan tetapi pemanfaatan teknologi yang tidak
baik (adanya kejahatan didunia maya) bisa
mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak
sedikit.
27. Pelanggaran Kode Etik Profesi IT
e. Aspek Sosial Budaya
• Akibat yang sangat nyata adanya cyber crime
terhadap kehidupan sosial budaya di Indonesia
adalah ditolaknya setiap transaksi di internet
dengan menggunakan kartu kredit yang
dikeluarkan oleh perbankan Indonesia.
Masyarakat dunia telah tidak percaya lagi
dikarenakan banyak kasus credit card PRAUD
yang dilakukan oleh netter asal Indonesia.