1. MATA KULIAH ETIKA KEGURUAN
Cecep Kustandi
081564878877
cecepkustandi@gmail.com
2. STANDAR KOMPETENSI
SASARAN
Mahasiswa Semester 3
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa dapat menguasai, memahami, menerima, menghayati dan
melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mengetahui tiga teori pembentukan etika
Mahasiswa memahami bagaimana sebuah etika dapat terbentuk
Mahasiswa dapat menggunakan teori-teori tersebut untuk
mengembangkan etika pendidikan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi perbedaan, kelebihan dan
kekurangan dari tiga teori pembentukan etika
3. Bagaimana suatu etika terbentuk?
Ada beberapa teori yang menjelaskan
bagaimana proses terbentuknya etika, di
antaranya adalah sebagai berikut:
5. 1. Teori Deontologi
Deontologi berasal dari kata deon yang artinya
kewajiban dan logos yang berarti ilmu
Teori Deontologi adalah teori yang
menyatakan bahwa suatu perilaku dinilai baik
atau tidak, berdasarkan ketentuan yang ada,
misalnya berdasarkan wahyu.
6. Contohnya:
Menurut teori deontologi ini, mencuri adalah
etika yang buruk, walaupun dengan tujuan
untuk membantu orang yang kesusahan. Hal
ini karena perbuatan mencuri dilarang oleh
semua agama.
7. Etika keguruan dapat dikembangkan
berdasarkan teori deontologi ini dengan
cara menelaah tuntunan wahyu ilahi
mengenai cara menjadi guru yang baik.
8. Kelemahan Teori Deontologi
Etika yang dibentuk berdasarkan teori ini sangat kaku.
Sulit untuk diterapkan dalam kondisi yang khusus, karena
teori ini berpijak pada norma-norma moral konkret yang
harus ditaati.
Etika ini menekankan kewajiban sebagai tolak ukur bagi
penilaian baik atau buruknya perbuatan manusia, dengan
mengabaikan aspek lain seperti rasa cinta, belas kasihan.
10. Teori Etika Taleologi adalah teori etika yang
mengukur baik dan buruknya suatu etika
berdasarkan tujuan atau kepentingan yang
hendak dicapai, atau berdasarkan konsekuensi
yang ditimbulkan dari etika tersebut
11. Etika taleologi ini biasanya diperoleh
berdasarkan pengalaman empiris. Dalam hal
ini etika diambil dari pengalaman dan
dirumuskan sebagai kesepakatan.
Atau bisa bila diperoleh melalui pemikiran
rasional. Dalam hal ini manusia menentukan
apa yang baik dan buruk berdasarkan
penalaran atau logika.
12. Kode etik adalah contoh dari etika yang
dibentuk oleh teori taleologis.
Kode Etik suatu profesi, seperti kode etik
kedokteran atau kode etik keguruan dibentuk
berdasarkan pengalaman atau konsekuensi
yang diharapkan akan timbul dari penerapaan
etika tersebut.
13. Kelemahan Teori Taleologis
Etika yang dibentuk berdasarkan teori ini
bersifat relatif dan cendrung absurd serta
cepat berubah sesuai situsi dan kondisi.
14. Teori Keutamaan
Teori keutamaan adalah teori yang menyebutkan bahwa
etika dibentuk berdasarkan model atau contoh manusia
teladan. Misalnya para nabi atau para tokoh terkemuka.
Etika keutamaan tidak mempersoalkan akibat dari suatu
tindakan. Etika keutamaan juga tidak mendasarkan
penilaian moral berdasarkan hukum moral universal. Etika
ini lebih mengutamakan pembangunan karakter moral
pada diri setiap orang.
Nilai moral muncul dalam bentuk teladan moral yang
nyata dipraktekkan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam
masyarakat.
15. Contohnya;
Anda dapat merumuskan etika keguruan
berdasarkan teladan yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah Saw.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara
menela’ah hadis-hadis yang bersumber dari
rasulullah Saw.
16. Kesimpulan
Paling tidak ada tiga cara untuk merumuskan etika. (1)
Berdasarkan nilai-nilai universal seperti Alquran misalnya,
atau (2) berdasarkan manfaat yang hendak dicapai, atau
(3) berdasarkan contoh tauladan tokoh tertentu.
Banyaknya cara untuk merumuskan etika ini,
mengisyaratkan bahwa etika keguruan sangatlah banyak,
tidak terbatas pada Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) saja.
KEGI hanyalah standard minimal etika keguruan. Untuk
kesempurnaan diri anda dapat mengembangkan sendiri
etika keguruan yang lebih mulia berdasarkan teori-teori
yang telah dikemukakan
17. DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Sony, Etika Lingkungan, (Jakarta: Penerbit
Buku Kompas, 2002).
Erni R. Ernawan, Business Ethic (bandung:
Alfabeta, 2007)