SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
200 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda
Berurutan Sederhana
May Sarah dan Hendra Gunawan
Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam
Abstrak – Penentuan struktur dan skala upah dengan menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana
dapat menentukan upah tertinggi pada golongan jabatan di bawahnya yang lebih kecil dari upah terendah dari
golongan jabatan di atasnya. Sehingga dalam menyusun struktur dan skala upah faktor-faktor seperti jabatan,
golongan, masa kerja, pendidikan, kompetensi karyawan, serta kondisi perusahaan harus diperhatikan.
Penentuan struktur dan skala upah menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana mengacu kepada
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.49/MEN/IV/2004 tentang
Ketentuan Struktur dan Skala Upah yaitu metode skala ganda dapat berbentuk skala ganda berurutan dan skala
ganda tumpang tindih.
Kata Kunci : Struktur Upah, Skala Upah, Penggajian
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Era globalisasi yang ditandai dengan
dihilangkannya hambatan-hambatan perdagangan
antar negara menjadikan persaingan bisnis dan
persaingan antar negara dalam bidang ekonomi sangat
meningkat intensitas dan kualitasnya. Globalisasi
produksi dan penjualan menunjukkan tingkat
persaingan semakin tinggi yang artinya semakin
banyak tuntutan perbaikan pengurangan biaya,
meningkatkan produktifitas karyawan dan melakukan
hal-hal dengan lebih baik serta murah (Dessler, 2006).
Salah satu jalan untuk dapat bertahan dalam
persaingan adalah dengan berusaha meningkatkan
produktivitas dan efisiensi organisasi. Peningkatan
produktivitas organisasi didahului dengan peningkatan
kinerja sumber daya manusia (SDM). Peningkatan
kinerja SDM biasanya dengan meningkatkan gaji,
upah dan imbalan lainnya yang dikaitkan dengan
prestasi dan tingkat produktivitas.
Ketenagakerjaan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan di setiap negara, termasuk di
Indonesia karena masalah ketenagakerjaan di
Indonesia merupakan masalah mendasar yang terkait
dengan gaji atau upah yang diberikan pada karyawan.
Perbedaan imbalan yang tepat dan adil antar setiap
pekerjaan dan jabatan dapat terwujud dengan cara
melakukan penerapan sebuah struktur patokan skala
gaji atau upah yang kompetitif dibandingkan dengan
perusahaan lain yang beroperasi pada sektor industri
yang sama. Struktur dan skala upah merupakan hal
yang biasa pada perusahaan-perusahaan modern,
tetapi mungkin merupakan hal yang baru untuk
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.
Struktur dan skala upah sangat ditentukan oleh
kondisi yang ada dalam setiap perusahaan. Oleh sebab
itu dalam membuat struktur dan skala upah harus
mempertimbangkan kesiapan teknis serta kemampuan
pembiayaan masing-masing perusahaan.
Penentuan struktur dan skala upah menggunakan
metode skala ganda berurutan sederhana dapat
diterapkan dengan menetapkan rangking terendah dan
tertinggi dari gaji atau upah. Berdasarkan perspektif
yang digunakan diharapkan dapat tercipta pemberian
imbalan yang sangat kompetitif kepada karyawan
yang dinilai berprestasi sehingga dapat mendorong
peningkatan produktifitas perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Gaji atau upah karyawan merupakan salah satu
biaya pengeluaran yang amat besar pada suatu
Article History
Received 13 October 2014
Accepted 17 November 2014
Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis
vol. 2, no. 2, 2014, 200-207
ISSN: 2337-7887 (print version)
201 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
perusahaan, sehingga permasalahan yang akan diteliti
yaitu bagaimanakah penentuan struktur dan skala upah
dengan menggunakan pendekatan metode skala ganda
berurutan sederhana dan bagaimanakah penerapan
pendekatan metode skala ganda berurutan sederhana.
1.3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk pada bagian
keuangan dan HRD (human resource development)
sebuah perusahaan pengembang aplikasi. Data dan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Data rekapitulasi karyawan, data rekapitulasi gaji
karyawan dan Formulir evaluasi penilaian karyawan.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan
teknik dokumentasi dengan mengamati laporan atau
dokumen untuk memperoleh data sekunder. Data yang
dikumpulkan terdiri atas beberapa hasil evaluasi
penilaian karyawan. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap hasil
evaluasi penilaian karyawan.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia
Undang-Undang Hubungan Pekerjaan Nasional
tahun 1935 (National Labour Relations Act of 1935
atau Wagner Act) dan keputusan-keputusan
perundangan serta keputusan pengadilan yang terkait
mensahkan gerakan atau aktivitas pekerja. Undang-
undang ini memberi perlindungan hukum kepada
serikat pekerja pada masa itu (Dessler, 2009).
Asal mula perkembangan hukum
ketenagakerjaan di Indonesia ditandai oleh lahirnya
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh pada masa
pemerintahan Abdurrahman Wahid yang telah
mengubah sistem keserikatburuhan di Indonesia.
Awalnya dibuat Undang-Undang
Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 1997 yang
kemudian diganti dengan Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena UU
terdahulu dirasa kurang efektif. Peraturan
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 menggantikan
sebanyak 15 (limabelas) peraturan ketenagakerjaan,
sehingga undang-undang ini merupakan payung bagi
peraturan lainnya.
Definisi yang terkait struktur dan skala upah ada
pada Pasal 92 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
yang menerangkan tentang ketentuan mengenai
struktur dan skala upah secara umum, sehingga
dikeluarkanlah Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Kep.49/Men/IV/2004 tentang
Ketentuan Struktur dan Skala Upah secara mendalam
dan terperinci.
2.2. Definisi Upah dan Gaji
Kompensasi karyawan merujuk kepada semua
bentuk bayaran atau hadiah bagi karyawan dan berasal
dari pekerjaan mereka. Kompensasi karyawan
memiliki dua komponen utama yaitu pembayaran
langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi,
dan bonus, dan pembayaran tidak langsung dalam
bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan
hiburan yang dibayar oleh pengusaha (Dessler, 2009).
Gaji umumnya merupakan pembayaran atas
penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang
mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah
umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan
jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh).
Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan,
sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja,
jam kerja atau jumlah satuan produk yang dihasilkan
(Mulyadi, 2001).
Berdasarkan pendapat di atas tersebut dapat
disimpulkan bahwa gaji merupakan balas jasa yang
diberikan kepada karyawan yang mempunyai ikatan
kerja kuat secara berkala berdasarkan ketentuan yang
berlaku di perusahaan dan sifatnya tetap. Sedangkan
upah merupakan balas jasa yang diberikan kepada
karyawan yang ikatan kerjanya kurang kuat
berdasarkan waktu kerja setiap hari ataupun setiap
minggu.
2.2.1. Komponen-komponen Upah dan Gaji
Menurut Ruky (2006), komponen-komponen
upah dan gaji secara garis besar dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu:
a. Imbalan langsung terdiri dari:
 Upah dan gaji pokok.
 Tunjangan tunai sebagai suplemen upah dan gaji
yang diterima setiap bulan atau minggu.
 Tunjangan Hari Raya Keagamaan.
 Bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan
dengan prestasi kerja atau kinerja perusahaan.
 Insentif sebagai penghargaan untuk prestasi
termasuk komisi bagi tenaga penjualan.
 Segala jenis pembagian catu (in natura) yang
diterima rutin.
b. Imbalan tidak langsung terdiri dari:
 Fasilitas atau kemudahan seperti transportasi,
pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain.
 Bantuan dan santunan untuk musibah.
202 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
 Iuran Jamsostek yang dibayar perusahaan.
 Iuran dana pensiun yang dibayar perusahaan.
 Premi asuransi jiwa, dan lain-lain.
2.3. Definisi terkait mengenai Struktur dan Skala
Upah
Pasal 92 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Tenaga Kerja menyebutkan bahwa
“Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan
memperhatikan golongan jabatan, masa kerja,
pendidikan dan kompetensi”. Menurut pasal 1
Kepmenakertrans No. 49/Men/IV/2004 tentang
Struktur dan Skala Upah dijelaskan definisi yang
terkait mengenai struktur dan skala upah diantaranya:
a. Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari
yang terendah sampai yang tertinggi atau
sebaliknya dari yang tertinggi sampai yang
terendah.
b. Skala upah adalah kisaran nilai nominal upah
menurut kelompok jabatan.
c. Pengertian jabatan adalah sekumpulan pekerjaan
dalam organisasi perusahaan.
d. Analisis jabatan merupakan proses metode secara
sistematis untuk memperoleh data jabatan,
mengolahnya menjadi informasi jabatan yang
dipergunakan untuk berbagai kepentingan program
kelembagaan, ketatalaksanaan dan manajemen
Sumber Daya Manusia.
e. Uraian jabatan yaitu ringkasan aktivitas-aktivitas
yang terpenting dari suatu jabatan, termasuk tugas
dan tanggung jawab dan tingkat pelaksanaan
jabatan tersebut.
f. Evaluasi jabatan adalah proses menganalisis dan
menilai suatu jabatan secara sistimatik untuk
mengetahui nilai relatif bobot jabatan-jabatan
dalam suatu organisasi.
Berdasarkan definisi tersebut, tahapan menyusun
struktur dan skala upah di Indonesia berdasarkan
Kepmenakertrans No. 49/Men/IV/2004 tentang
Struktur dan Skala Upah yaitu:
a. Analisis Jabatan
Tahapan yang pertama yaitu melakukan analisis
dengan cara merumuskan jabatan-jabatan baik
tenaga pelaksana, non manajerial, maupun
manajerial dalam suatu perusahaan.
b. Uraian Jabatan
Tahapan kedua yaitu melakukan uraian jabatan
dalam organisasi perusahaan meliputi:
 Identifikasi jabatan,
 Ringkasan tugas,
 Rincian tugas,
 Spesifikasi jabatan termasuk didalamnya;
pendidikan, pelatihan/kursus, pengalaman kerja,
psikologi atau bakat kerja, temperamen kerja dan
minat kerja, juga masa kerja,
 Hasil kerja,
 Tanggung jawab
c. Evaluasi Jabatan
Tahapan ketiga adalah menentukan faktor-faktor
yang diukur dan dinilai dalam evaluasi jabatan
yaitu:
 Tanggung jawab
 Andil jabatan terhadap perusahaan
 Resiko jabatan
 Tingkat kesulitan jabatan
Perusahaan harus memiliki sistem evaluasi yang
efektif dan efisien yang dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, komprehensif dan
mendalam dengan teknik yang modern (Umar, 2002).
Hasil evaluasi jabatan kemudian digunakan antara lain
untuk:
 Penetapan upah
 Penilaian pekerjaan
 Penetapan kebijakan pengembangan sumber daya
manusia perusahaan
2.3.1. Metode Penentuan Struktur dan Skala
Upah
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia nomor
Kep.49/MEN/IV/2014 menetapkan bahwa
penyusunan skala upah dapat dilakukan melalui:
a. Skala tunggal
Setiap jabatan pada golongan jabatan yang sama
mempunyai upah sama.
b. Skala ganda
Yaitu setiap golongan jabatan mempunyai nilai
upah nominal terendah dan tertinggi. Skala ganda
terbagi menjadi dua bentuk yaitu:
1) Skala ganda berurutan
Penentuan skala ganda berurutan yaitu
berdasarkan upah tertinggi pada golongan
jabatan di bawahnya tersebut lebih kecil dari
upah terendah dari golongan jabatan di atasnya.
2) Skala ganda tumpang tindih
Upah tertinggi dalam jabatan di bawahnya
lebih besar dari upah terendah pada golongan
jabatan di atasnya.
Perhitungan skala ganda berurutan dan skala
ganda tumpang tindih ini dapat melalui pendekatan
dua metode yaitu:
203 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
a. Metode sederhana
Perhitungan pada metode ini cukup dengan
menetapkan rangking terendah dan tertinggi dari
upah.
b. Metode regresi
Perhitungan pada metode ini dapat melalui
pendekatan yang menitikberatkan pada kesetaraan
internal atau dapat juga melalui pendekatan yang
menitikberatkan pada tingkat persaingan pasar
tenaga kerja. Dua pendekatan tersebut dapat
dikombinasikan sesuai dengan kondisi masing-
masing perusahaan.
Realitas yang terjadi saat ini, penentuan struktur
dan skala upah sangat ditentukan oleh kondisi yang
ada pada perusahaan, oleh sebab itu struktur dan skala
upah harus mempertimbangkan kesiapan teknis dan
kemampuan pembiayaan masing-masing perusahaan.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan
Upah dan Gaji
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan
upah dan gaji di sampel perusahaan yaitu:
a. Jabatan
Jabatan merupakan sekumpulan pekerjaan dalam
organisasi perusahaan. Semakin tinggi jabatan
yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,
maka semakin tinggi pula tanggung jawab yang
diemban. Perbedaan upah atau gaji terlihat dari
pebedaan jabatan, grade, dan golongan karyawan
tersebut.
b. Masa Kerja atau Loyalitas
Kenaikan upah atau gaji seorang karyawan
biasanya juga mengikuti lamanya masa kerja atau
loyalitas karyawan tersebut. Level Kompetensi
atau Skill
Perbedaan dapat dilihat dari penilaian pekerjaan
rutin (kinerja), penilaian kerjasama (sikap terhadap
pekerjaan), dan penilaian action plan atau biasa
disebut realisasi target yang diberikan oleh
perusahaan. Faktor ini dapat diketahui dari hasil
evaluasi jabatan setiap karyawan yang dijelaskan
pada sub bab selanjutnya.
3.2. Komponen-komponen Terkait Upah dan Gaji
Direksi menetapkan sistem dan peraturan
pengupahan yang berlaku di perusahaan dan diatur
dalam ketentuan sendiri, mengikuti peraturan
pemerintah yang berlaku. Komponen gaji karyawan di
perusahaan sampel terdiri atas:
a. Gaji pokok karyawan
Gaji pokok ditetapkan berdasarkan Undang-
Undang ketenagakerjaan.
b. Tunjangan tetap
Tunjangan tetap adalah upah tetap yang diterima
oleh karyawan secara berkala dan teratur sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya yang
digunakan untuk keperluan pekerjaan. Jenis-jenis
tunjangan tetap yang ada di perusahaan antara lain:
 Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan
yang memangku jabatan struktural organisasi
perusahaan atau koordinator proyek yang
memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih
besar, tunjangan ini diberikan dalam bentuk
uang.
 Tunjangan keluarga
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan
permanen yang sudah berkeluarga.
 Tunjangan perumahan
Pengusaha memberikan tunjangan perumahan
kepada semua karyawan dalam bentuk uang.
Tunjangan ini tidak diberikan bila karyawan
yang bersangkutan menempati rumah milik
perusahaan seperti asrama atau rumah yang
disewa oleh perusahaan.
 Tunjangan tidak tetap
Tunjangan tidak tetap adalah upah yang diterima
oleh karyawan untuk menambah motivasi dan
semangat bekerja karyawan.
(1) Tunjangan transportasi
Tunjangan transportasi diberikan kepada
karyawan untuk perjalanan berangkat dan
pulang kerja.
(2) Tunjangan Komunikasi
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan
untuk menunjang kebutuhan koordinasi
dalam bekerja baik di lingkungan perusahaan
maupun di luar lingkungan perusahaan.
(3) Tunjangan kesejahteraan
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan
sehungan dengan prestasi, tugas dan
tanggung jawab yang berkaitan dengan
kelancaran operasional perusahaan.
204 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
Gambar 1 Proses Penentuan Upah
c. Insentif
Perusahaan memberikan insentif keahlian dan
insentif istimewa kepada karyawan yang memiliki
kompetensi dan prestasi yang dianggap layak oleh
perusahaan.
d. Upah lain-lain
3.2.1. Evaluasi Pekerjaan
Formulir Evaluasi Penilaian Karyawan ini
berfungsi untuk mengetahui status, jabatan, grade, dan
gaji terbaru yang diusulkan dari hasil kerja karyawan
selama periode tertentu.
Satu bulan sebelum perjanjian kerja atau kontrak
kerja karyawan berakhir dibuat evaluasi hasil kerja
selama periode yang disepakati dari perjanjian atau
kontrak kerja tersebut. Fungsinya adalah untuk
menentukan apakah karyawan tersebut dapat
dilanjutkan masa kerjanya atau tidak diperpanjang.
Bagian administrasi Departemen HR/GA mengisi
formulir Evaluasi Penilaian Karyawan terlampir
berdasarkan unit kerja, status karyawan, periode
penilaian, serta bagian pertama yaitu data pribadi
karyawan tersebut.
Bagian administrasi selanjutnya memberikan
formulir evaluasi tersebut kepada Kepala departemen
atau atasan penilai. Kepala departemen selanjutnya
mengisi formulir Evaluasi Penilaian Karyawan yang
penilaiannya terdiri dari hasil kinerja rutin yang
dilakukan karyawan tersebut, sikap terhadap
pekerjaan, serta penilaian terhadap action plan atau
target yang diberikan kepada setiap karyawan
berdasakan job description. Tabel 1 menjelaskan
penilaian kinerja untuk memandu pengisian formulir
Evaluasi Penilaian Karyawan.
Tabel 1 Kriteria Penilaian Kinerja dan Sikap Terhadap
Pekerjaan
Kriteria Keterangan Nilai
A Excellent 9 - 10
B Good 7 - 8
C Average 5 - 6
D Poor 3 - 4
E Very Poor 1 - 2
Tabel 2 menjelaskan kriteria penilaian action plan
yang dilakukan oleh kepala departemen. Kepala
departemen menyerahkan kembali formulir Evaluasi
Penilaian Karyawan tersebut kepada bagian
administrasi Departemen HR/GA. Bagian administrasi
menghitung total penilaian keseluruhan dari hasil
evaluasi berdasarkan persentasi yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
Tabel 2 Kriteria Penilaian Action Plan
Kategori
(Tingkat Kesulitan) Poin Kriteria Poin
Difficult = 3 Excellent = 5
Standard = 2 Fairy Good = 4
Easy = 1 Good = 3
Not Reaching = 2
Far Away = 1
Tabel 3 merupakan kriteria penilaian secara
keseluruhan atas hasil evaluasi kinerja karyawan yang
dinilai langsung oleh Kepala departemen masing-
masing karyawan.
Berdasarkan hasil penilaian keseluruhan tersebut,
formulir Evaluasi Penilaian Karyawan yang telah
dinilai diserahkan kepada pihak manajemen yaitu
Manager HR/GA untuk menentukan status terbaru
dari perjanjian atau kontrak kerja karyawan, posisi
terbaru yaitu gaji terbaru karyawan tersebut
berdasarkan grade dan jabatannya yang dapat dilihat
pada tabel 4 tentang patokan kenaikan persentasi hasil
evaluasi penilaian karyawan.
Tabel 3 Kriteria Penilaian Keseluruhan Evaluasi Kinerja
Karyawan
No Item Penilaian Kompetensi Persentasi
(%)
1 Penilaian Pekerjaan Rutin
(Kinerja)
30 %
2 Penilaian Kerjasama (Sikap
Terhadap Pekerjaan)
25 %
3 Penilaian Action Plan 45 %
Hasil Total 100 %
Tabel 4 menjelaskan patokan persentasi hasil
evaluasi penilaian karyawan berdasarkan keseluruhan
item penilaian kompetensi. Total hasil penilaian yaitu
100%. Jika total hasil penilaian evaluasi adalah
minimal 76%, maka karyawan tersebut diberikan
kenaikan sebanyak 1 grade yang diikuti dengan
kenaikan upah atau gaji yang diterimanya. Sebaliknya
jika total hasil penilaian evaluasi adalah di bawah
205 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
76%, maka tidak ada kenaikan grade. Jika total hasil
penilaian evaluasi adalah minimal 81%, maka
karyawan tersebut diberikan kenaikan sebanyak 2
grade yang diikuti dengan kenaikan upah atau gaji
yang diterimanya. Sebaliknya jika total hasil penilaian
evaluasi adalah di bawah 81% tetapi masih di atas
76%, maka masih mendapatkan kenaikan sebanyak 1
grade. Sebaliknya jika total hasil penilaian evaluasi
adalah di bawah 81% dan tidak melebihi 76%, maka
tidak ada kenaikan grade bagi karyawan tersebut. Hal
ini juga berlaku untuk kenaikan 3 grade, 4 grade, serta
kenaikan untuk 5 grade.
Tabel 4 Patokan Persentasi Hasil Evaluasi Penilaian Karyawan
No Persentasi (%) Kenaikan
Grade
1 Minimal 76% 1 Grade
2 Minimal 81% 2 Grade
3 Minimal 86% 3 Grade
4 Minimal 91% 4 Grade
5 Minimal 96% 5 Grade
3.2.2. Metode Penentuan Struktur dan Skala
Upah
Berdasarkan rumus yang digunakan, data-data
yang diketahui yaitu:
a. Batas Upah Minimum (Min)
Merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah setiap tahunnya untuk memberikan
keseimbangan tingkat upah.
b. Kisaran Upah (Spread)
Merupakan data pasar yaitu tingkat inflasi Kota
selama satu tahun sebelumnya. Data yang diambil
penulis adalah data resmi dari Badan Pusat
Statistik Kota Batam yang diterbitkan tanggal 02
Januari Tahun 2013. Tingkat inflasi yang
diterbitkan merupakan laju inflasi Tahun kalender
(Januari – Desember) atau inflasi ‘year on year’
Tahun 2012 yang menjadi dasar kisaran upah awal
Tahun 2013 yaitu sebesar 2,02 persen.
c. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan kebijakan dari
perusahaan. Kisaran upah dapat ditentukan dengan
mengetahui kelas jabatan karyawan. Tabel 6
menjelaskan status dan penggolongan karyawan
berdasarkan grade dan kelas jabatan. Semakin
tinggi kelas jabatan yang diemban oleh karyawan,
maka grade serta golongannya juga semakin tinggi
diikuti kenaikan gaji dan upah masing-masing
karyawan tersebut.
Tabel 5 Rumus Perhitungan Skala Upah
Batas Batas Upah Kisaran Nilai Tengah
Upah
Minimu
m
(Min)
Maximum
(Max)
Upah
(Spread)
(Mid)
Diketahui
Min x
(Spread + 1)
Diketahui
Min x (Spread
+ 2)
2
Setelah mengetahui kelas jabatan karyawan, maka
contoh kasus yang digunakan yaitu menggunakan
kelas jabatan Staf Golongan 1.
Perhitungannya yaitu:
Batas Upah Maximum (Max) = Min x (Spread + 1)
=Rp2.040.000,- x (2,02 % + 100 %)
=Rp2.040.000,- x 102,02 %
=Rp2.081.208,-
Batas Upah Kelas Jabatan Staf Golongan 1
adalah: Mulai Rp2.040.000,- sampai Rp2.081.208,-
Setelah mengetahui skala dan kisaran upah untuk
jabatan staf golongan 1, maka selanjutnya mencari
nilai tengah (mid point) yaitu:
Nilai Tengah (Mid Point) = Min x (Spread + 2)
2
= Rp2.040.000,- x (2,02 % + 200 %)
2
= Rp4.121.208,- = Rp2.060.604,-
2
Nilai tengah upah jabatan staf golongan 1 adalah
Rp2.060.604,-
Nilai tengah (mid point) yang telah diketahui
selanjutnya dilakukan pemetaan upah. Hasil diketahui
yaitu untuk grade 1 kelas jabatan Staf Golongan 1
skala upah minimum yang diberikan yaitu
Rp2.040.000,- kemudian nilai tengah (mid point)
sebesar Rp2.060.604,- dan batas upah maksimum
untuk kelas jabatan staf golongan 1 adalah
Rp2.081.208,-
Tabel 6 Status dan Penggolongan Karyawan
206 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
Gambar 2 adalah hasil pemetaan upah yang
menjelaskan tentang hasil struktur dan skala upah
menggunakan metode skala ganda berurutan
sederhana. Terdapat nilai minimum, nilai tengah dan
maksimum untuk staf grade 1 berdasarkan masa kerja
atau loyalitas.
Pemetaan upah yang diperoleh kemudian
dijadikan acuan untuk menentukan gaji atau upah
setiap karyawan. Untuk membedakan gaji atau upah
yang diberikan kepada karyawan dalam satu grade
yang sama, Manager HR/GA menganalisisnya
berdasarkan periode lamanya karyawan tersebut
bekerja pada perusahaan. Semakin loyal atau setia
karyawan tersebut, maka rate gaji yang diberikan akan
semakin tinggi. Hal ini tetap mengacu kepada nilai
nominal pemetaan upah yang sudah dirancang atau
dibuat.
Gambar 2 Hasil Pemetaan Upah Metode Skala Ganda
Berurutan Sederhana
Struktur Patokan Skala Upah Bulanan
menunjukkan penyusunan struktur dan skala upah
dilakukan dengan memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja karyawan, kompetensi serta
mempertimbangkan kondisi perusahaan. Setelah nilai
nominal didapat dan disetujui oleh pihak manajemen
maka tahap yang terakhir adalah melakukan
pembayaran upah.
3.3. Kesesuaian Penerapan Struktur dan Skala
Upah mengikuti Peraturan Perundang-
undangan yang Berlaku
Ketentuan struktur dan skala upah perlu adanya
peraturan hukum yang mendasarinya agar diharapkan
dapat bersifat nasional pada setiap perusahaan atau
instansi yaitu:
a. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pada bagian
pengupahan pasal 90 ayat 1 menyebutkan
pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah
dari upah minimum. Upah Minimum Kota (UMK)
merupakan salah satu dasar untuk menghitung
besaran skala upah. Menurut keputusan Gubernur
Kepulauan Riau nomor 752 Tahun 2012,
penetapan UMK Batam Tahun 2013 adalah
Rp2.040.000,-. Menggunakan UMK Batam Tahun
2013 yaitu Rp2.040.000,- sebagai batas upah
minimum karyawannya. Data dapat dilihat pada
lampiran keputusan Gubernur Kepulauan Riau
nomor 752 Tahun 2012 tentang Penetapan Upah
Minimum Kota (UMK) Batam Tahun 2013.
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 bagian
pengupahan pasal 92 ayat 3 menyebutkan
ketentuan mengenai struktur dan skala upah diatur
dengan Keputusan Menteri. Menurut keputusan
menteri tenaga kerja dan transmigrasi Nomor
KEP.49/MEN/IV/2004 tentang Ketentuan Struktur
dan Skala Upah, terdapat dua metode untuk
menentukan struktur dan skala upah yaitu metode
skala ganda tunggal, dan skala ganda. Skala ganda
terbagi menjadi skala ganda berurutan, dan skala
ganda tumpang tindih dengan perhitungan
menggunakan metode sederhana dan regresi. PT
BKM menggunakan metode Skala ganda berurutan
sederhana dalam menentukan struktur patokan
skala upah bulanan karyawan. Rumus atau formula
yang digunakan mengacu kepada Menkertrans No.
KEP.49/MEN/IV/2004.
c. Ketika komponen upah terdiri dari upah pokok dan
tunjangan tetap maka besarnya upah pokok
sedikitnya 75% (tujuh puluh lima persen) dari
jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. Hal ini
mengikuti Undang-Undang No.13 Tahun 2003
bagian pengupahan pasal 94.
207 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887
4. Kesimpulan
4.1. Kesimpulan
Penentuan struktur dan skala upah menggunakan
metode skala ganda berurutan sederhana dimulai dari
melakukan analisis jabatan dan mendeskripsikan
pekerjaan setiap karyawan, tahap selanjutnya
melakukan evaluasi pekerjaan yang telah dilakukan
oleh karyawan pada periode tertentu. Setelah kepala
departemen beserta pihak manajemen mengevalusi
pekerjaan karyawan, maka tahap selanjutnya
menentukan patokan struktur dan skala upah
menggunakan metode skala ganda berurutan
sederhana dengan memperhatikan faktor-faktor
seperti; jabatan, golongan, masa kerja atau loyalitas,
kompetensi atau skill, pendidikan, serta kondisi
perusahaan.
Hasil dari analisis evaluasi penilaian karyawan,
diketahui batas upah minimum, batas upah
maksimum, nilai tengah atau mid point. Ketiga hasil
tersebut menjadi patokan dari penentuan struktur dan
skala upah bulanan karyawan menggunakan metode
skala ganda berurutan sederhana yaitu dengan
menetapkan upah tertinggi pada golongan jabatan di
bawahnya lebih kecil dari upah terendah pada
golongan jabatan di atasnya.
Menurut Kepmenakertrans No. KEP-
49/MEN/IV/2004 pasal 9 ayat 2 yaitu; dalam hal skala
ganda berurutan, upah tertinggi pada golongan jabatan
di bawahnya lebih kecil dari upah terendah dari
golongan jabatan di atasnya. Pada pasal 10 ayat 2
menyebutkan; penyusunan struktur dan skala upah
dilakukan dengan memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan, kompetensi, dan
mempertimbangkan kondisi perusahaan. Penerapan
pendekatan metode skala ganda berurutan sederhana
sudah mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4.2. Saran
Penentuan struktur dan skala upah perusahaan
harus memperhatikan pemberian bonus, insentif, serta
reward bagi karyawan. Semua hal tersebut dapat
berdampak kepada produktifitas karyawan, sehingga
kayawan dapat lebih termotivasi dan tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Daftar Pustaka
Dessler, G. (2006). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Edisi Kesepuluh, Jilid I). Jakarta:
Indeks.
__________, (2009). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Edisi Kesepuluh, Jilid II). Jakarta:
Indeks.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi (Edisi ketiga).
Jakarta: PT Salemba Emban Patria.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. Lembaran
Negara RI Tahun 2003, No. 39. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 49 Tahun
2004 tentang Ketentuan Stuktur dan Skala Upah.
Lembaran Negara RI Tahun 2004, No. 04.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2012). Keputusan Gubernur
Kepulauan Riau No. 752 Tahun 2012
tentangPenetapan Upah Minimum Kota (UMK)
Batam Tahun 2013. Lembaran Negara RI Tahun
2012. Sekretariat Negara. Jakarta.
Ruky, Achmad S. (2006). Manajemen Penggajian &
Pengupahan untuk Karyawan Perusahaan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Umar, H. (2002). Evaluasi Kinerja Perusahaan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

More Related Content

What's hot

Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiajiSeri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiajiDadang Budiaji
 
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDMTES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDMMala Wijayanti
 
Bab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku Organisasi
Bab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku OrganisasiBab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku Organisasi
Bab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku OrganisasiRizkiani Soraya
 
Tm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdmTm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdmMaizar Rahman
 
Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)
Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)
Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)DwiPrabowoWidiyanto
 
Anggaran HRD Departement
Anggaran HRD DepartementAnggaran HRD Departement
Anggaran HRD DepartementEko Mardianto
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptmaureen07
 
17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawan
17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawan17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawan
17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawanlegalakses636
 
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjanganTunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjanganUlfa Kudo
 
PPT Belajar merencanakan masa depan
PPT Belajar merencanakan masa depanPPT Belajar merencanakan masa depan
PPT Belajar merencanakan masa depanSun Ndary
 
PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR psepti17
 

What's hot (20)

Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiajiSeri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
 
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDMTES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
 
Bab 11 tunjangan pegawai
Bab 11 tunjangan pegawaiBab 11 tunjangan pegawai
Bab 11 tunjangan pegawai
 
Bab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku Organisasi
Bab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku OrganisasiBab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku Organisasi
Bab 9 dasar perilaku kelompok - Perilaku Organisasi
 
Stress kerja
Stress kerjaStress kerja
Stress kerja
 
Tm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdmTm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdm
 
Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)
Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)
Makalah manajemen kompensasi (tugas 2)
 
presentasi hrd.pptx
presentasi hrd.pptxpresentasi hrd.pptx
presentasi hrd.pptx
 
Anggaran HRD Departement
Anggaran HRD DepartementAnggaran HRD Departement
Anggaran HRD Departement
 
PRESENTASI PERENCANAAN KARIER
PRESENTASI PERENCANAAN KARIERPRESENTASI PERENCANAAN KARIER
PRESENTASI PERENCANAAN KARIER
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
 
6.pemisahan
6.pemisahan6.pemisahan
6.pemisahan
 
Motivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPTMotivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPT
 
17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawan
17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawan17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawan
17. draf surat keputusan promosi jabatan karyawan
 
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjanganTunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
08 pola & jalur karir
08 pola & jalur karir08 pola & jalur karir
08 pola & jalur karir
 
PPT Belajar merencanakan masa depan
PPT Belajar merencanakan masa depanPPT Belajar merencanakan masa depan
PPT Belajar merencanakan masa depan
 
3.kompensasi dan insentif
3.kompensasi dan insentif3.kompensasi dan insentif
3.kompensasi dan insentif
 
PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR
 

Similar to Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana

Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)Ratu Alfany
 
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdmMakalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdmevi oktaviani
 
Makalah kompensasi yeti apriani 11140692
Makalah kompensasi yeti apriani   11140692Makalah kompensasi yeti apriani   11140692
Makalah kompensasi yeti apriani 11140692YetiApriani
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmrumintasihombing
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmrumintasihombing
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmevi oktaviani
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmrumintasihombing
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10maureen07
 
STRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJA
STRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJASTRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJA
STRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJASiti Rahimah Ikhsan
 
Manajemen penggajian dan peningkatan kinerja ok
Manajemen penggajian dan peningkatan kinerja okManajemen penggajian dan peningkatan kinerja ok
Manajemen penggajian dan peningkatan kinerja okHelmut Bunu
 
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuanganMsdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuanganSelfia Dewi
 

Similar to Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana (20)

Makalah penelitian
Makalah penelitian Makalah penelitian
Makalah penelitian
 
Penelitian uas
Penelitian uasPenelitian uas
Penelitian uas
 
Makalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade faujiMakalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade fauji
 
Makalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade faujiMakalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade fauji
 
Makalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade faujiMakalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade fauji
 
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
 
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdmMakalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
 
Makalah kompensasi yeti apriani 11140692
Makalah kompensasi yeti apriani   11140692Makalah kompensasi yeti apriani   11140692
Makalah kompensasi yeti apriani 11140692
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
 
MSDM - kompensasi
MSDM - kompensasiMSDM - kompensasi
MSDM - kompensasi
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasi
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
 
STRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJA
STRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJASTRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJA
STRATEGI PEMBAYARAN GAJI KEPADA PEKERJA
 
Manajemen penggajian dan peningkatan kinerja ok
Manajemen penggajian dan peningkatan kinerja okManajemen penggajian dan peningkatan kinerja ok
Manajemen penggajian dan peningkatan kinerja ok
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasi
 
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuanganMsdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
Msdm bab iv pembayaran kinerja dan insentif keuangan
 
assesment n-analyst_hc
assesment n-analyst_hcassesment n-analyst_hc
assesment n-analyst_hc
 

More from Hendra Gunawan

Wages and Employees Performance: The Quality of Work Life as Moderator
Wages and Employees Performance: The Quality of Work Life as ModeratorWages and Employees Performance: The Quality of Work Life as Moderator
Wages and Employees Performance: The Quality of Work Life as ModeratorHendra Gunawan
 
Mandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor Reaction
Mandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor ReactionMandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor Reaction
Mandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor ReactionHendra Gunawan
 
Wage System Manufacturing Company: Normative and Expectations
Wage System Manufacturing Company: Normative and ExpectationsWage System Manufacturing Company: Normative and Expectations
Wage System Manufacturing Company: Normative and ExpectationsHendra Gunawan
 
Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...
Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...
Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...Hendra Gunawan
 
Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...
Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...
Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...Hendra Gunawan
 
Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...
Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...
Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...Hendra Gunawan
 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...Hendra Gunawan
 
Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...
Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...
Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...Hendra Gunawan
 
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...Hendra Gunawan
 
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...Hendra Gunawan
 
How Intellectual Capital Effects Firm’s Financial Performance
How Intellectual Capital Effects Firm’s Financial PerformanceHow Intellectual Capital Effects Firm’s Financial Performance
How Intellectual Capital Effects Firm’s Financial PerformanceHendra Gunawan
 
The Relationship between Gender and Tax Payments
The Relationship between Gender and Tax PaymentsThe Relationship between Gender and Tax Payments
The Relationship between Gender and Tax PaymentsHendra Gunawan
 
The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...
The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...
The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...Hendra Gunawan
 
The Effect of Capital Structure on Company's Performance
The Effect of Capital Structure on Company's PerformanceThe Effect of Capital Structure on Company's Performance
The Effect of Capital Structure on Company's PerformanceHendra Gunawan
 
Penyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata Batam
Penyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata BatamPenyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata Batam
Penyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata BatamHendra Gunawan
 

More from Hendra Gunawan (15)

Wages and Employees Performance: The Quality of Work Life as Moderator
Wages and Employees Performance: The Quality of Work Life as ModeratorWages and Employees Performance: The Quality of Work Life as Moderator
Wages and Employees Performance: The Quality of Work Life as Moderator
 
Mandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor Reaction
Mandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor ReactionMandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor Reaction
Mandatory and Voluntary Disclosure of Annual Report on Investor Reaction
 
Wage System Manufacturing Company: Normative and Expectations
Wage System Manufacturing Company: Normative and ExpectationsWage System Manufacturing Company: Normative and Expectations
Wage System Manufacturing Company: Normative and Expectations
 
Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...
Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...
Impact of Information Technology Investment to Financial Performance on Banki...
 
Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...
Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...
Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning terhadap Kinerja Perusahaan M...
 
Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...
Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...
Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisi...
 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen dalam Pemilihan Perusahaa...
 
Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...
Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...
Penilaian Kesesuaian Persediaan Bahan Habis Pakai Dalam Lingkup Standar Akunt...
 
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
 
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
 
How Intellectual Capital Effects Firm’s Financial Performance
How Intellectual Capital Effects Firm’s Financial PerformanceHow Intellectual Capital Effects Firm’s Financial Performance
How Intellectual Capital Effects Firm’s Financial Performance
 
The Relationship between Gender and Tax Payments
The Relationship between Gender and Tax PaymentsThe Relationship between Gender and Tax Payments
The Relationship between Gender and Tax Payments
 
The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...
The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...
The Six Sigma Approach for the Development of Accounting Information System P...
 
The Effect of Capital Structure on Company's Performance
The Effect of Capital Structure on Company's PerformanceThe Effect of Capital Structure on Company's Performance
The Effect of Capital Structure on Company's Performance
 
Penyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata Batam
Penyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata BatamPenyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata Batam
Penyusunan Sistem Akuntansi Aliston Buana Wisata Batam
 

Recently uploaded

Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 

Recently uploaded (20)

Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 

Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana

  • 1. 200 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887 Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana May Sarah dan Hendra Gunawan Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam Abstrak – Penentuan struktur dan skala upah dengan menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana dapat menentukan upah tertinggi pada golongan jabatan di bawahnya yang lebih kecil dari upah terendah dari golongan jabatan di atasnya. Sehingga dalam menyusun struktur dan skala upah faktor-faktor seperti jabatan, golongan, masa kerja, pendidikan, kompetensi karyawan, serta kondisi perusahaan harus diperhatikan. Penentuan struktur dan skala upah menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana mengacu kepada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.49/MEN/IV/2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah yaitu metode skala ganda dapat berbentuk skala ganda berurutan dan skala ganda tumpang tindih. Kata Kunci : Struktur Upah, Skala Upah, Penggajian 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan dihilangkannya hambatan-hambatan perdagangan antar negara menjadikan persaingan bisnis dan persaingan antar negara dalam bidang ekonomi sangat meningkat intensitas dan kualitasnya. Globalisasi produksi dan penjualan menunjukkan tingkat persaingan semakin tinggi yang artinya semakin banyak tuntutan perbaikan pengurangan biaya, meningkatkan produktifitas karyawan dan melakukan hal-hal dengan lebih baik serta murah (Dessler, 2006). Salah satu jalan untuk dapat bertahan dalam persaingan adalah dengan berusaha meningkatkan produktivitas dan efisiensi organisasi. Peningkatan produktivitas organisasi didahului dengan peningkatan kinerja sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kinerja SDM biasanya dengan meningkatkan gaji, upah dan imbalan lainnya yang dikaitkan dengan prestasi dan tingkat produktivitas. Ketenagakerjaan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan di setiap negara, termasuk di Indonesia karena masalah ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah mendasar yang terkait dengan gaji atau upah yang diberikan pada karyawan. Perbedaan imbalan yang tepat dan adil antar setiap pekerjaan dan jabatan dapat terwujud dengan cara melakukan penerapan sebuah struktur patokan skala gaji atau upah yang kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain yang beroperasi pada sektor industri yang sama. Struktur dan skala upah merupakan hal yang biasa pada perusahaan-perusahaan modern, tetapi mungkin merupakan hal yang baru untuk perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Struktur dan skala upah sangat ditentukan oleh kondisi yang ada dalam setiap perusahaan. Oleh sebab itu dalam membuat struktur dan skala upah harus mempertimbangkan kesiapan teknis serta kemampuan pembiayaan masing-masing perusahaan. Penentuan struktur dan skala upah menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana dapat diterapkan dengan menetapkan rangking terendah dan tertinggi dari gaji atau upah. Berdasarkan perspektif yang digunakan diharapkan dapat tercipta pemberian imbalan yang sangat kompetitif kepada karyawan yang dinilai berprestasi sehingga dapat mendorong peningkatan produktifitas perusahaan. 1.2. Rumusan Masalah Gaji atau upah karyawan merupakan salah satu biaya pengeluaran yang amat besar pada suatu Article History Received 13 October 2014 Accepted 17 November 2014 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis vol. 2, no. 2, 2014, 200-207 ISSN: 2337-7887 (print version)
  • 2. 201 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887 perusahaan, sehingga permasalahan yang akan diteliti yaitu bagaimanakah penentuan struktur dan skala upah dengan menggunakan pendekatan metode skala ganda berurutan sederhana dan bagaimanakah penerapan pendekatan metode skala ganda berurutan sederhana. 1.3. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk pada bagian keuangan dan HRD (human resource development) sebuah perusahaan pengembang aplikasi. Data dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data rekapitulasi karyawan, data rekapitulasi gaji karyawan dan Formulir evaluasi penilaian karyawan. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan mengamati laporan atau dokumen untuk memperoleh data sekunder. Data yang dikumpulkan terdiri atas beberapa hasil evaluasi penilaian karyawan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap hasil evaluasi penilaian karyawan. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia Undang-Undang Hubungan Pekerjaan Nasional tahun 1935 (National Labour Relations Act of 1935 atau Wagner Act) dan keputusan-keputusan perundangan serta keputusan pengadilan yang terkait mensahkan gerakan atau aktivitas pekerja. Undang- undang ini memberi perlindungan hukum kepada serikat pekerja pada masa itu (Dessler, 2009). Asal mula perkembangan hukum ketenagakerjaan di Indonesia ditandai oleh lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid yang telah mengubah sistem keserikatburuhan di Indonesia. Awalnya dibuat Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 1997 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena UU terdahulu dirasa kurang efektif. Peraturan Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 menggantikan sebanyak 15 (limabelas) peraturan ketenagakerjaan, sehingga undang-undang ini merupakan payung bagi peraturan lainnya. Definisi yang terkait struktur dan skala upah ada pada Pasal 92 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menerangkan tentang ketentuan mengenai struktur dan skala upah secara umum, sehingga dikeluarkanlah Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.49/Men/IV/2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah secara mendalam dan terperinci. 2.2. Definisi Upah dan Gaji Kompensasi karyawan merujuk kepada semua bentuk bayaran atau hadiah bagi karyawan dan berasal dari pekerjaan mereka. Kompensasi karyawan memiliki dua komponen utama yaitu pembayaran langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, dan bonus, dan pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan hiburan yang dibayar oleh pengusaha (Dessler, 2009). Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan produk yang dihasilkan (Mulyadi, 2001). Berdasarkan pendapat di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang mempunyai ikatan kerja kuat secara berkala berdasarkan ketentuan yang berlaku di perusahaan dan sifatnya tetap. Sedangkan upah merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang ikatan kerjanya kurang kuat berdasarkan waktu kerja setiap hari ataupun setiap minggu. 2.2.1. Komponen-komponen Upah dan Gaji Menurut Ruky (2006), komponen-komponen upah dan gaji secara garis besar dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: a. Imbalan langsung terdiri dari:  Upah dan gaji pokok.  Tunjangan tunai sebagai suplemen upah dan gaji yang diterima setiap bulan atau minggu.  Tunjangan Hari Raya Keagamaan.  Bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi kerja atau kinerja perusahaan.  Insentif sebagai penghargaan untuk prestasi termasuk komisi bagi tenaga penjualan.  Segala jenis pembagian catu (in natura) yang diterima rutin. b. Imbalan tidak langsung terdiri dari:  Fasilitas atau kemudahan seperti transportasi, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain.  Bantuan dan santunan untuk musibah.
  • 3. 202 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887  Iuran Jamsostek yang dibayar perusahaan.  Iuran dana pensiun yang dibayar perusahaan.  Premi asuransi jiwa, dan lain-lain. 2.3. Definisi terkait mengenai Struktur dan Skala Upah Pasal 92 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja menyebutkan bahwa “Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi”. Menurut pasal 1 Kepmenakertrans No. 49/Men/IV/2004 tentang Struktur dan Skala Upah dijelaskan definisi yang terkait mengenai struktur dan skala upah diantaranya: a. Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai yang tertinggi atau sebaliknya dari yang tertinggi sampai yang terendah. b. Skala upah adalah kisaran nilai nominal upah menurut kelompok jabatan. c. Pengertian jabatan adalah sekumpulan pekerjaan dalam organisasi perusahaan. d. Analisis jabatan merupakan proses metode secara sistematis untuk memperoleh data jabatan, mengolahnya menjadi informasi jabatan yang dipergunakan untuk berbagai kepentingan program kelembagaan, ketatalaksanaan dan manajemen Sumber Daya Manusia. e. Uraian jabatan yaitu ringkasan aktivitas-aktivitas yang terpenting dari suatu jabatan, termasuk tugas dan tanggung jawab dan tingkat pelaksanaan jabatan tersebut. f. Evaluasi jabatan adalah proses menganalisis dan menilai suatu jabatan secara sistimatik untuk mengetahui nilai relatif bobot jabatan-jabatan dalam suatu organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, tahapan menyusun struktur dan skala upah di Indonesia berdasarkan Kepmenakertrans No. 49/Men/IV/2004 tentang Struktur dan Skala Upah yaitu: a. Analisis Jabatan Tahapan yang pertama yaitu melakukan analisis dengan cara merumuskan jabatan-jabatan baik tenaga pelaksana, non manajerial, maupun manajerial dalam suatu perusahaan. b. Uraian Jabatan Tahapan kedua yaitu melakukan uraian jabatan dalam organisasi perusahaan meliputi:  Identifikasi jabatan,  Ringkasan tugas,  Rincian tugas,  Spesifikasi jabatan termasuk didalamnya; pendidikan, pelatihan/kursus, pengalaman kerja, psikologi atau bakat kerja, temperamen kerja dan minat kerja, juga masa kerja,  Hasil kerja,  Tanggung jawab c. Evaluasi Jabatan Tahapan ketiga adalah menentukan faktor-faktor yang diukur dan dinilai dalam evaluasi jabatan yaitu:  Tanggung jawab  Andil jabatan terhadap perusahaan  Resiko jabatan  Tingkat kesulitan jabatan Perusahaan harus memiliki sistem evaluasi yang efektif dan efisien yang dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, komprehensif dan mendalam dengan teknik yang modern (Umar, 2002). Hasil evaluasi jabatan kemudian digunakan antara lain untuk:  Penetapan upah  Penilaian pekerjaan  Penetapan kebijakan pengembangan sumber daya manusia perusahaan 2.3.1. Metode Penentuan Struktur dan Skala Upah Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor Kep.49/MEN/IV/2014 menetapkan bahwa penyusunan skala upah dapat dilakukan melalui: a. Skala tunggal Setiap jabatan pada golongan jabatan yang sama mempunyai upah sama. b. Skala ganda Yaitu setiap golongan jabatan mempunyai nilai upah nominal terendah dan tertinggi. Skala ganda terbagi menjadi dua bentuk yaitu: 1) Skala ganda berurutan Penentuan skala ganda berurutan yaitu berdasarkan upah tertinggi pada golongan jabatan di bawahnya tersebut lebih kecil dari upah terendah dari golongan jabatan di atasnya. 2) Skala ganda tumpang tindih Upah tertinggi dalam jabatan di bawahnya lebih besar dari upah terendah pada golongan jabatan di atasnya. Perhitungan skala ganda berurutan dan skala ganda tumpang tindih ini dapat melalui pendekatan dua metode yaitu:
  • 4. 203 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887 a. Metode sederhana Perhitungan pada metode ini cukup dengan menetapkan rangking terendah dan tertinggi dari upah. b. Metode regresi Perhitungan pada metode ini dapat melalui pendekatan yang menitikberatkan pada kesetaraan internal atau dapat juga melalui pendekatan yang menitikberatkan pada tingkat persaingan pasar tenaga kerja. Dua pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan kondisi masing- masing perusahaan. Realitas yang terjadi saat ini, penentuan struktur dan skala upah sangat ditentukan oleh kondisi yang ada pada perusahaan, oleh sebab itu struktur dan skala upah harus mempertimbangkan kesiapan teknis dan kemampuan pembiayaan masing-masing perusahaan. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Upah dan Gaji Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan upah dan gaji di sampel perusahaan yaitu: a. Jabatan Jabatan merupakan sekumpulan pekerjaan dalam organisasi perusahaan. Semakin tinggi jabatan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, maka semakin tinggi pula tanggung jawab yang diemban. Perbedaan upah atau gaji terlihat dari pebedaan jabatan, grade, dan golongan karyawan tersebut. b. Masa Kerja atau Loyalitas Kenaikan upah atau gaji seorang karyawan biasanya juga mengikuti lamanya masa kerja atau loyalitas karyawan tersebut. Level Kompetensi atau Skill Perbedaan dapat dilihat dari penilaian pekerjaan rutin (kinerja), penilaian kerjasama (sikap terhadap pekerjaan), dan penilaian action plan atau biasa disebut realisasi target yang diberikan oleh perusahaan. Faktor ini dapat diketahui dari hasil evaluasi jabatan setiap karyawan yang dijelaskan pada sub bab selanjutnya. 3.2. Komponen-komponen Terkait Upah dan Gaji Direksi menetapkan sistem dan peraturan pengupahan yang berlaku di perusahaan dan diatur dalam ketentuan sendiri, mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku. Komponen gaji karyawan di perusahaan sampel terdiri atas: a. Gaji pokok karyawan Gaji pokok ditetapkan berdasarkan Undang- Undang ketenagakerjaan. b. Tunjangan tetap Tunjangan tetap adalah upah tetap yang diterima oleh karyawan secara berkala dan teratur sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang digunakan untuk keperluan pekerjaan. Jenis-jenis tunjangan tetap yang ada di perusahaan antara lain:  Tunjangan Jabatan Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan yang memangku jabatan struktural organisasi perusahaan atau koordinator proyek yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar, tunjangan ini diberikan dalam bentuk uang.  Tunjangan keluarga Tunjangan ini diberikan kepada karyawan permanen yang sudah berkeluarga.  Tunjangan perumahan Pengusaha memberikan tunjangan perumahan kepada semua karyawan dalam bentuk uang. Tunjangan ini tidak diberikan bila karyawan yang bersangkutan menempati rumah milik perusahaan seperti asrama atau rumah yang disewa oleh perusahaan.  Tunjangan tidak tetap Tunjangan tidak tetap adalah upah yang diterima oleh karyawan untuk menambah motivasi dan semangat bekerja karyawan. (1) Tunjangan transportasi Tunjangan transportasi diberikan kepada karyawan untuk perjalanan berangkat dan pulang kerja. (2) Tunjangan Komunikasi Tunjangan ini diberikan kepada karyawan untuk menunjang kebutuhan koordinasi dalam bekerja baik di lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan. (3) Tunjangan kesejahteraan Tunjangan ini diberikan kepada karyawan sehungan dengan prestasi, tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan kelancaran operasional perusahaan.
  • 5. 204 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887 Gambar 1 Proses Penentuan Upah c. Insentif Perusahaan memberikan insentif keahlian dan insentif istimewa kepada karyawan yang memiliki kompetensi dan prestasi yang dianggap layak oleh perusahaan. d. Upah lain-lain 3.2.1. Evaluasi Pekerjaan Formulir Evaluasi Penilaian Karyawan ini berfungsi untuk mengetahui status, jabatan, grade, dan gaji terbaru yang diusulkan dari hasil kerja karyawan selama periode tertentu. Satu bulan sebelum perjanjian kerja atau kontrak kerja karyawan berakhir dibuat evaluasi hasil kerja selama periode yang disepakati dari perjanjian atau kontrak kerja tersebut. Fungsinya adalah untuk menentukan apakah karyawan tersebut dapat dilanjutkan masa kerjanya atau tidak diperpanjang. Bagian administrasi Departemen HR/GA mengisi formulir Evaluasi Penilaian Karyawan terlampir berdasarkan unit kerja, status karyawan, periode penilaian, serta bagian pertama yaitu data pribadi karyawan tersebut. Bagian administrasi selanjutnya memberikan formulir evaluasi tersebut kepada Kepala departemen atau atasan penilai. Kepala departemen selanjutnya mengisi formulir Evaluasi Penilaian Karyawan yang penilaiannya terdiri dari hasil kinerja rutin yang dilakukan karyawan tersebut, sikap terhadap pekerjaan, serta penilaian terhadap action plan atau target yang diberikan kepada setiap karyawan berdasakan job description. Tabel 1 menjelaskan penilaian kinerja untuk memandu pengisian formulir Evaluasi Penilaian Karyawan. Tabel 1 Kriteria Penilaian Kinerja dan Sikap Terhadap Pekerjaan Kriteria Keterangan Nilai A Excellent 9 - 10 B Good 7 - 8 C Average 5 - 6 D Poor 3 - 4 E Very Poor 1 - 2 Tabel 2 menjelaskan kriteria penilaian action plan yang dilakukan oleh kepala departemen. Kepala departemen menyerahkan kembali formulir Evaluasi Penilaian Karyawan tersebut kepada bagian administrasi Departemen HR/GA. Bagian administrasi menghitung total penilaian keseluruhan dari hasil evaluasi berdasarkan persentasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tabel 2 Kriteria Penilaian Action Plan Kategori (Tingkat Kesulitan) Poin Kriteria Poin Difficult = 3 Excellent = 5 Standard = 2 Fairy Good = 4 Easy = 1 Good = 3 Not Reaching = 2 Far Away = 1 Tabel 3 merupakan kriteria penilaian secara keseluruhan atas hasil evaluasi kinerja karyawan yang dinilai langsung oleh Kepala departemen masing- masing karyawan. Berdasarkan hasil penilaian keseluruhan tersebut, formulir Evaluasi Penilaian Karyawan yang telah dinilai diserahkan kepada pihak manajemen yaitu Manager HR/GA untuk menentukan status terbaru dari perjanjian atau kontrak kerja karyawan, posisi terbaru yaitu gaji terbaru karyawan tersebut berdasarkan grade dan jabatannya yang dapat dilihat pada tabel 4 tentang patokan kenaikan persentasi hasil evaluasi penilaian karyawan. Tabel 3 Kriteria Penilaian Keseluruhan Evaluasi Kinerja Karyawan No Item Penilaian Kompetensi Persentasi (%) 1 Penilaian Pekerjaan Rutin (Kinerja) 30 % 2 Penilaian Kerjasama (Sikap Terhadap Pekerjaan) 25 % 3 Penilaian Action Plan 45 % Hasil Total 100 % Tabel 4 menjelaskan patokan persentasi hasil evaluasi penilaian karyawan berdasarkan keseluruhan item penilaian kompetensi. Total hasil penilaian yaitu 100%. Jika total hasil penilaian evaluasi adalah minimal 76%, maka karyawan tersebut diberikan kenaikan sebanyak 1 grade yang diikuti dengan kenaikan upah atau gaji yang diterimanya. Sebaliknya jika total hasil penilaian evaluasi adalah di bawah
  • 6. 205 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887 76%, maka tidak ada kenaikan grade. Jika total hasil penilaian evaluasi adalah minimal 81%, maka karyawan tersebut diberikan kenaikan sebanyak 2 grade yang diikuti dengan kenaikan upah atau gaji yang diterimanya. Sebaliknya jika total hasil penilaian evaluasi adalah di bawah 81% tetapi masih di atas 76%, maka masih mendapatkan kenaikan sebanyak 1 grade. Sebaliknya jika total hasil penilaian evaluasi adalah di bawah 81% dan tidak melebihi 76%, maka tidak ada kenaikan grade bagi karyawan tersebut. Hal ini juga berlaku untuk kenaikan 3 grade, 4 grade, serta kenaikan untuk 5 grade. Tabel 4 Patokan Persentasi Hasil Evaluasi Penilaian Karyawan No Persentasi (%) Kenaikan Grade 1 Minimal 76% 1 Grade 2 Minimal 81% 2 Grade 3 Minimal 86% 3 Grade 4 Minimal 91% 4 Grade 5 Minimal 96% 5 Grade 3.2.2. Metode Penentuan Struktur dan Skala Upah Berdasarkan rumus yang digunakan, data-data yang diketahui yaitu: a. Batas Upah Minimum (Min) Merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah setiap tahunnya untuk memberikan keseimbangan tingkat upah. b. Kisaran Upah (Spread) Merupakan data pasar yaitu tingkat inflasi Kota selama satu tahun sebelumnya. Data yang diambil penulis adalah data resmi dari Badan Pusat Statistik Kota Batam yang diterbitkan tanggal 02 Januari Tahun 2013. Tingkat inflasi yang diterbitkan merupakan laju inflasi Tahun kalender (Januari – Desember) atau inflasi ‘year on year’ Tahun 2012 yang menjadi dasar kisaran upah awal Tahun 2013 yaitu sebesar 2,02 persen. c. Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan kebijakan dari perusahaan. Kisaran upah dapat ditentukan dengan mengetahui kelas jabatan karyawan. Tabel 6 menjelaskan status dan penggolongan karyawan berdasarkan grade dan kelas jabatan. Semakin tinggi kelas jabatan yang diemban oleh karyawan, maka grade serta golongannya juga semakin tinggi diikuti kenaikan gaji dan upah masing-masing karyawan tersebut. Tabel 5 Rumus Perhitungan Skala Upah Batas Batas Upah Kisaran Nilai Tengah Upah Minimu m (Min) Maximum (Max) Upah (Spread) (Mid) Diketahui Min x (Spread + 1) Diketahui Min x (Spread + 2) 2 Setelah mengetahui kelas jabatan karyawan, maka contoh kasus yang digunakan yaitu menggunakan kelas jabatan Staf Golongan 1. Perhitungannya yaitu: Batas Upah Maximum (Max) = Min x (Spread + 1) =Rp2.040.000,- x (2,02 % + 100 %) =Rp2.040.000,- x 102,02 % =Rp2.081.208,- Batas Upah Kelas Jabatan Staf Golongan 1 adalah: Mulai Rp2.040.000,- sampai Rp2.081.208,- Setelah mengetahui skala dan kisaran upah untuk jabatan staf golongan 1, maka selanjutnya mencari nilai tengah (mid point) yaitu: Nilai Tengah (Mid Point) = Min x (Spread + 2) 2 = Rp2.040.000,- x (2,02 % + 200 %) 2 = Rp4.121.208,- = Rp2.060.604,- 2 Nilai tengah upah jabatan staf golongan 1 adalah Rp2.060.604,- Nilai tengah (mid point) yang telah diketahui selanjutnya dilakukan pemetaan upah. Hasil diketahui yaitu untuk grade 1 kelas jabatan Staf Golongan 1 skala upah minimum yang diberikan yaitu Rp2.040.000,- kemudian nilai tengah (mid point) sebesar Rp2.060.604,- dan batas upah maksimum untuk kelas jabatan staf golongan 1 adalah Rp2.081.208,- Tabel 6 Status dan Penggolongan Karyawan
  • 7. 206 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887 Gambar 2 adalah hasil pemetaan upah yang menjelaskan tentang hasil struktur dan skala upah menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana. Terdapat nilai minimum, nilai tengah dan maksimum untuk staf grade 1 berdasarkan masa kerja atau loyalitas. Pemetaan upah yang diperoleh kemudian dijadikan acuan untuk menentukan gaji atau upah setiap karyawan. Untuk membedakan gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan dalam satu grade yang sama, Manager HR/GA menganalisisnya berdasarkan periode lamanya karyawan tersebut bekerja pada perusahaan. Semakin loyal atau setia karyawan tersebut, maka rate gaji yang diberikan akan semakin tinggi. Hal ini tetap mengacu kepada nilai nominal pemetaan upah yang sudah dirancang atau dibuat. Gambar 2 Hasil Pemetaan Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana Struktur Patokan Skala Upah Bulanan menunjukkan penyusunan struktur dan skala upah dilakukan dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja karyawan, kompetensi serta mempertimbangkan kondisi perusahaan. Setelah nilai nominal didapat dan disetujui oleh pihak manajemen maka tahap yang terakhir adalah melakukan pembayaran upah. 3.3. Kesesuaian Penerapan Struktur dan Skala Upah mengikuti Peraturan Perundang- undangan yang Berlaku Ketentuan struktur dan skala upah perlu adanya peraturan hukum yang mendasarinya agar diharapkan dapat bersifat nasional pada setiap perusahaan atau instansi yaitu: a. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pada bagian pengupahan pasal 90 ayat 1 menyebutkan pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum. Upah Minimum Kota (UMK) merupakan salah satu dasar untuk menghitung besaran skala upah. Menurut keputusan Gubernur Kepulauan Riau nomor 752 Tahun 2012, penetapan UMK Batam Tahun 2013 adalah Rp2.040.000,-. Menggunakan UMK Batam Tahun 2013 yaitu Rp2.040.000,- sebagai batas upah minimum karyawannya. Data dapat dilihat pada lampiran keputusan Gubernur Kepulauan Riau nomor 752 Tahun 2012 tentang Penetapan Upah Minimum Kota (UMK) Batam Tahun 2013. b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 bagian pengupahan pasal 92 ayat 3 menyebutkan ketentuan mengenai struktur dan skala upah diatur dengan Keputusan Menteri. Menurut keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Nomor KEP.49/MEN/IV/2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah, terdapat dua metode untuk menentukan struktur dan skala upah yaitu metode skala ganda tunggal, dan skala ganda. Skala ganda terbagi menjadi skala ganda berurutan, dan skala ganda tumpang tindih dengan perhitungan menggunakan metode sederhana dan regresi. PT BKM menggunakan metode Skala ganda berurutan sederhana dalam menentukan struktur patokan skala upah bulanan karyawan. Rumus atau formula yang digunakan mengacu kepada Menkertrans No. KEP.49/MEN/IV/2004. c. Ketika komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikitnya 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. Hal ini mengikuti Undang-Undang No.13 Tahun 2003 bagian pengupahan pasal 94.
  • 8. 207 Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis | 2014 Vol. 2(2) 200-207 | ISSN: 2337-7887 4. Kesimpulan 4.1. Kesimpulan Penentuan struktur dan skala upah menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana dimulai dari melakukan analisis jabatan dan mendeskripsikan pekerjaan setiap karyawan, tahap selanjutnya melakukan evaluasi pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan pada periode tertentu. Setelah kepala departemen beserta pihak manajemen mengevalusi pekerjaan karyawan, maka tahap selanjutnya menentukan patokan struktur dan skala upah menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana dengan memperhatikan faktor-faktor seperti; jabatan, golongan, masa kerja atau loyalitas, kompetensi atau skill, pendidikan, serta kondisi perusahaan. Hasil dari analisis evaluasi penilaian karyawan, diketahui batas upah minimum, batas upah maksimum, nilai tengah atau mid point. Ketiga hasil tersebut menjadi patokan dari penentuan struktur dan skala upah bulanan karyawan menggunakan metode skala ganda berurutan sederhana yaitu dengan menetapkan upah tertinggi pada golongan jabatan di bawahnya lebih kecil dari upah terendah pada golongan jabatan di atasnya. Menurut Kepmenakertrans No. KEP- 49/MEN/IV/2004 pasal 9 ayat 2 yaitu; dalam hal skala ganda berurutan, upah tertinggi pada golongan jabatan di bawahnya lebih kecil dari upah terendah dari golongan jabatan di atasnya. Pada pasal 10 ayat 2 menyebutkan; penyusunan struktur dan skala upah dilakukan dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, kompetensi, dan mempertimbangkan kondisi perusahaan. Penerapan pendekatan metode skala ganda berurutan sederhana sudah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4.2. Saran Penentuan struktur dan skala upah perusahaan harus memperhatikan pemberian bonus, insentif, serta reward bagi karyawan. Semua hal tersebut dapat berdampak kepada produktifitas karyawan, sehingga kayawan dapat lebih termotivasi dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Daftar Pustaka Dessler, G. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Kesepuluh, Jilid I). Jakarta: Indeks. __________, (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Kesepuluh, Jilid II). Jakarta: Indeks. Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi (Edisi ketiga). Jakarta: PT Salemba Emban Patria. Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 39. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 49 Tahun 2004 tentang Ketentuan Stuktur dan Skala Upah. Lembaran Negara RI Tahun 2004, No. 04. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. (2012). Keputusan Gubernur Kepulauan Riau No. 752 Tahun 2012 tentangPenetapan Upah Minimum Kota (UMK) Batam Tahun 2013. Lembaran Negara RI Tahun 2012. Sekretariat Negara. Jakarta. Ruky, Achmad S. (2006). Manajemen Penggajian & Pengupahan untuk Karyawan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Umar, H. (2002). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.