SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
MAKALAH
Kompensasi
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kompensasi
Dosen Pengampu : Ade Fauji, SE., MM
Di Susun Oleh
RUMINTA R SIHOMBING
11140494
7P-MSDM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
BANTEN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi memegang
peranan sangat penting. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu
memberikan output optimal. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi
oleh kinerja individu pegawai nya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan
selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa yang
menjadi tujuan organisasi akan tercapai. Dalam meningkatkan kinerja
karyawannya organisasi menempuh beberapa cara salah satunya melalui
pemberian kompensasi yang layak. Melalui proses tersebut, pegawai diharapkan
akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka.
Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan
sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian pegawai,
harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja,
namun yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak
kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa
lebih dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja.
Untuk menjamin tercapainya keselarasan tujuan, pimpinan organisasi bisa
memberikan perhatian dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi
merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber
daya manusia
Permasalahan yang terpenting mengenai kompensasi saat ini adalah belum
optimalnya kompensasi yang diterima pegawai apabila dibandingkan dengan
beban kerja yang dilakukan masing-masing pegawai. Dengan dituntutnya pegawai
untuk bekerja lebih profesional, disiplin dan mampu menyelesaikan program kerja
yang ada dengan tepat dan hasil kerja yang baik, sedangkan di sisi lain
kompensasi yang diterima pegawai dirasa belum optimal. Menurut Siagian ( 2007
) jika pegawai diliputi oleh rasa tidak puas atas kompensasi yang diterimanya
dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat negatif artinya apabila
permasalahan kompensasi tidak dapat terselesaikan dengan baik maka dapat
menurunkan kepuasan kerja pegawai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kompensasi Dan Sistem Kompensasi
Kompensasi merupakan hal yang penting, yang merupakan dorongan
atau motivasi utama seseorang karyawan untuk bekerja. Kompensasi
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dengan karyawan,
dalam hal tertentu, pemerintah memfasilitasi sebagai pembuat
kebijakan/regulasi di bidang ketenagakerjaan.
Sistem Waktu Kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu
seperti jam, minggu, atau bulan. Kebaikan mudah & besarnya tetap
kelemahan pekerja malas juga dibayar sama sistem hasil (output)
Kompensasi ditetapkan berdasarkan unit yang dihasilkan pekerja seperti per
potong, liter, kilogram. Kebaikan memotivasi karyawan, adil. Kelemahan
kualitas barang sering diabaikan.
Sistem Borongan suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya
jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
Besar/kecil kompensasi tergantung pada kecermatan kalkulasi yg dilakukan.
Dalam menerapkan kompensasi terdapat dua kepentingan -
kepentingan karyawan bahwa kompensasi yang diterimanya atas jasa yang
telah diberikan kepada perusahaan memungkinkan karyawan untuk
mempertahankan harkat dan martabatnya, mempertahankan taraf hidup yang
wajar,mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kepentingan
Organisasi penetapan kompensasi yang dikaitkan dengan prestasi kerja atau
produktivitas ditujukan untuk kelangsungan aktivitas organisasi program
perusahaan yang akan datang. Kompensasi perlu dibedakan dengan gaji dan
upah,karena konsep kompensasi tidak sama dengan konsep gaji atau upah.
Gaji dan upah merupakan salah satu bentuk konkret atas pemberian
kompensasi Menurut Thomas H Stone dalam bukunya “ Undestanding
Personal Management”, kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang
diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaaan yang mereka
berikan kepada majikan. Menurut Edwin B Plippo dalam bukunya
“Principles of Personal Management”, kompensasi merupakan pemberian
imbalan jasa yang layak dan adil kepada karyawan-karyawan karena mereka
telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi. Kompensasi
mempunyai arti yang luas, selain terdiri dari gaji dan upah, dapat pula
berbentuk fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, pakaian seragam,
tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, tunjangan pangan dan masih
banyak lagi yang lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung
diterima oleh karyawan secara tetap.
2.1.1 Asas Kompensasi
Asas – asas yang penting untuk diterapkan dalam pemberian
kompensasi. Asas keadilan, adanya konsistensi imbalan bagi para
karyawan yang melakukan tugas dengan bobot yang sama.
Kompensasi yang baik harus seminimal mungkin mengurangi keluhan
atau ketidakpuasan yang timbul dari karyawan. Asas keadilan akan
menciptakan suasana kerja sama yang baik,motivasi kerja,disiplin,
loyalitas,dan stabilitas karyawan yang lebih baik. Asas Kelayakan dan
Kewajaran. Kompensasi yang diterima karyawan harus dapat
memenuhi kebutuhan dirinya beserta keluarganya, pada tingkatan
yang layak dan wajar. Tolak ukur layak memang bersifat relatif, tetapi
penetapan besaran minimal kompensasi yang akan diberikan oleh
perusahaan harus mengacu kepada standar hidup daerah,dengan
berpijak pada standar Upah Minimum Regional, baik di tingkat
provinsi, maupun tingkat kota/kabupaten. Kompensasi yang wajar
berarti besaran kompensasi harus mempertimbangkan faktor-faktor
seperti prestasi kerja,pendidikan, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan,
tanggung jawab, jabatan dll. Manajer SDM harus selalu memantau
dan menyesuaikan kompensasi yang diterimaoleh karyawandengan
perkembangan lingkungan eksternal yang berlaku.
2.1.2 Tujuan Kompensasi
Pada dasarnya tujuan sistem kompensasi adalah menghargai prestasi
kerja pemberian kompensasi yang memadai merupakan suatu bentuk
penghargaan perusahaan terhadap prestasi kerja karyawannya.
Menjamin keadilan sistem kompensasi yang baik akan menjamin
terwujudnya keadilanbagi dan diantara karyawan dalam perusahaan.
Masing-masing karyawan akan memperoleh imbalan yang sesuai
dengan tugas, fungsi, jabatan dan prestasi kerja. Mempertahankan
karyawan sistem kompensasi yang baik akan membuat karyawan
betah sehingga akan mengurangi tingkat keluarnya karyawan.
Memperoleh karyawan yang bermutu sistem kompensasi yang baik
akan menarik lebih banyak calon karyawan, sehingga perusahaan akan
banyakalternatif dalam memilih karyawan yang bermutu.
Pengendalian biaya sistem kompensasi yang baik,akan mengurangi
seringnya melakukan rekrutmen, sebagai akibat dari makin banyaknya
pelamar yang keluar kerja, hal ini berarti penghematan biaya.
Memenuhi peraturan yang berlaku sistem administrasi kompensasi
yang baik akan mengadaptasi peraturan perundangan yang berlaku,
sehingga akan menghindari adanya gugatan dari pihak
karyawan,maupun pihak eksternal lainnya.
2.2 Survey Benchmarking Kompensasi
a. Survey Upah = Benchmarking
Mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat penggajian dan
kompensasi dipasaran dan tentang sistim yang digunakan secara
umum agar policy dikeluarkan secara tepat.
b. Data yang dicari dalam survey
Kebijakan pokok yang berlaku teknik yang digunakan dalam
penentuan tingkat upah nilai uang pada gaji pokok, tunjangan, fasilitas
dan komponen upah dari jabatan tertentu yang dijadikan sebagai
patokan (benchmarking). Komponen imbalan yang non financial
rencana perusahaan beberapa tahun mendatang.
c. Survey information
Provide a fair approximation of the going wage in the labor market.
Establish the starting pay for various jobs indicate the differences
between grades, compare your current wages with going wage in the
market. Permit you to adjust your wages to compete in the market.
Help support your position in the labor negotiations.
d. Salary survey : Untuk apa ?
1. Melihat atau mengetahui tingkat penggajian di”market”, apakah
kompetitif atau belum.
2. Mengadakan penyesuaian diperusahaan.
3. Meng-hindari karyawan di-highjack / dibajak oleh perusahaan lain.
4. Alat untuk memotivasi karyawan.
5. Ukuran untuk meninjau kenaikan / peninjauan upah.
e. Yang melaksanakan salary survey
Oleh perusahaan sendiri konsultan khusus survey upah gabung dengan
perusahaan lain yang melakukan ikut dalam survey upah perusahaan
lain. Ikut dalam survey upah konsultan.
f. Tahapan mengikuti salary survey
Tahap kordinasi antar perusahaan peserta, tahap persiapan
pengumpulan dan proses data menggunakan data survey.
g. Hasil salary survey
Upah dalam rupiah / total cash per bulan, upah dalam bentuk barang /
natura (in kind). Total remuneration (cash + in kind).
2.3 Pengertian Tunjangan
Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung) Meliputi seluruh
imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial
langsung. Merupakan wujud tanggung jawab organisasi terhadap para
karyawannya. Bisa berupa asuransi dan program-program lainnya untuk
kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan umum. Tunjangan
umumnya membebani perusahaan dengan uang, namun para karyawan
biasanya menerimanya secara tidak langsung. Sebagai contoh, sebuah
organisasi bisa membelanjakan beberapa ribu dolar setahun sebagai
pendanaan untuk premi asuransi kesehatan untuk setiap karyawan.
2.3.1 Tunjangan Wajib (Dipersyaratkan Secara Legal)
Perusahaan-perusahaan memberikan sebagian besar tunjangan secara
sukarela, namun hukum mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya.
Tunjangan-tunjangan tersebut meliputi (contoh di AS), jaminan social,
ganti rugi karyawan, asuransi pengangguran, cuti keluarga, dan
pengobatan.
2.3.2 Jenis – jenis Tunjangan Sukarela
1. Tunjangan pribadi
rancangan kesehatan rancangan perawatan gigi.
2. Penyeimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi :
cuti, hari libur, rekening perencanaan hidup, skedul kerja fleksibel,
telecommuting, dan penyelarasan minggu kerja.
3. Akumulasi Modal, Pembelian Saham, dan Pensiun:
401(k) Plan Rancangan Pembelian Saham Rancangan Pensiun.
4. Perlindungan Penghasilan dan Aset
Rancangan santunan sakit dan kecelakaan income rancangan
ketidakmampuan jangka panjang asuransi jiwa kelompok asuransi
kecelakaan perjalanan asuransi perawatan dalam jangka panjang.
5. Pengembangan Keterampilan
Penggantian biaya pendidikan cuti menjalani pendidikan
6. Program-program Karyawan Tambahan
Pusat - pusat kebugaran kursus - kursus pendidikan program -
program penghargaan pusat-pusat perencanaan karir keanggotaan
klub.
2.3.3 Mengomunikasikan Informasi Mengenai Paket Tunjangan
Tunjangan-tunjangan karyawan bisa membantu perusahaan merekrut
dan mempertahankan tenaga kerja berkualitas terbaik. Untuk menjaga
program tersebut tetap mutakhir, manajemen butuh masukan dari para
karyawan untuk menentukan perlu tidaknya perubahan tunjangan.
Selain itu, karena kesadaran karyawan mengenai tunjangan seringkali
terbatas, informasi program harus harus dikomunikasikan ke bawah.
2.3.4 Kompensasi Nonfinansial
Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang
dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau
fisik di mana orang tersebut bekerja. Komponen-komponen
kompensasi nonfinansial meliputi. Jabatan itu sendiri Lingkungan
kerja Kompensasi nonfinansial diupayakan untuk mewujudkan
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan yang menghasilkan
kehidupan yang lebih menyenangkan bagi para karyawan.
2.3.5 Jabatan Itu Sendiri sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial
Teori karakteristik jabatan. Dikembangkan oleh J. Richard Hackman
dan Greg Oldham. Menurut teori ini, para karyawan mengalami
kompensasi intrinsik jika dalam jabatan mereka secara signifikan
terdapat lima dimensi jabatan inti, yaitu. Variasi keterampilan,
Identitas tugas, Signifikansi tugas, Otonomi dan Umpan balik.
1. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini bisa memberikan banyak
petunjuk mengenai nilai jabatan itu sendiri:
a. Apakah jabatan berarti dan menantang?
b. Adakah pengakuan atas prestasi?
c. Apakah saya mendapatkan rasa berprestasi dari menjalankan
jabatan?
d. Apakah ada kemungkinan peningkatan tanggung jawab?
e. Apakah ada peluang pertumbuhan dan kemajuan?
f. Apakah saya menikmati melakukan pekerjaan tersebut
seorang diri?
2. Dimensi – dimensi Jabatan
Variasi keterampilan (skill variety). Tingkat sejauh mana jabatan
membutuhkan sejumlah aktivitas yang berbeda agar sukses.
Identitas tugas (task identity): Tingkat sejauh mana jabatan
mencakup unit pekerjaan yang jelas dari awal hingga akhir.
Signifikansi tugas (task significance). Dampak yang ditimbulkan
jabatan terhadap orang-orang lain sehingga karyawan bisa
merasakan makna prestasi yang sesungguhnya. Otonomi
(Autonomy). Tingkat kebebasan dan tanggung jawab individual
yang dimiliki para karyawan dalam menjalankan jabatan sehingga
mereka merasa bertanggung jawab atas hasil kerja. Umpan balik
(feedback): Informasi yang diterima para karyawan mengenai
seberapa baik mereka menjalankan jabatan.
2.3.6 Lingkungan Kerja sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial
Menjalankan sebuah jabatan yang penuh tanggung jawab dan
menantang di tempat yang jelek tidak akan menyenangkan bagi
sebagian besar orang. Para karyawan bisa memperoleh kepuasan dari
pekerjaan mereka melalui beberapa faktor nonfinansial berikut ini.
Kebijakan yang baik, manajer yang berkemampuan, karyawan yang
kompeten, rekan kerja yang bersahabat, simbol status yang pantas, dan
kondisi kerja.
Fleksibilitas Tempat Kerja (Keseimbangan Kerja-Kehidupan).
Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan
kebutuhan dan nilai dari tahap kehidupan para karyawan mereka.
Tujuan utama mencapai keseimbangan kerja-kehidupan (work-life
balance) adalah untuk meminimalkan stres. Para karyawan yang stres
berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi
mereka waktu hampir sama pentingnya dengan uang, bahkan lebih
penting bagi beberapa di antara mereka.
2.4 Jenis – Jenis Kompensasi
Dilihat dari Jenis-Jenis Kompensasi. Kompensasi langsung (Direct
Compensation) adalah pembayaran balas jasa yang berupa gaji, upah, dan
upah insentif. Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Contoh gaji akan tetap
dibayarkan walau tidak masuk kerja. Upah adalah balas jasa yang
dibayarkan kepada karyawan harian dengan pedoman sesuai peraturan atau
perjanjian kerja yang telah disepakati. Upah insentif adalah tambahan balas
jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu sesuai prestasinya diatas
prestasi standar yang ditentukan. Kompensasi tidak langsung (Indect
Compensation) adalah pembayaran balas jasa yang berupa kesejahteraan
karyawan. Contoh motivasi, promosi jabatan.
Sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi,
sistem waktu, dan sistem kontrak/borongan. Sistem Prestasi (Upah Sistem
Hasil). Suatu cara yang mengaitkan secara langsung antara besarnya upah
dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan.
Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter
dan sebagainya.
Sistem Waktu Suatu cara menentukan besarnya kompensasi dihitung
berdasarkan standar waktu, seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya
Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan
suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam
menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi.
Kelemahan dari sistem waktu adalah. Mengakibatkan mengendornya
semangat karyawan yang produktivitasnya tinggi (diatas rata-rata ). Tidak
membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan. Membutuhkan
pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh- sungguh bekerja. Kurang
mengakui adanya prestasi kerja karyawan. Sedangkan kelebihan sistem
waktu adalah. Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih
kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat. Menjamin
kepastian penerimaan upah secara periodik. Tidak memandang rendah
karyawan yang cukup lanjut usia.
Sistem kontrak/ borongan Suatu cara menentukan besarnya
kompensasi didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian
pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan
ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak
sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya
penyelesaian pekerjaan.
2.4.1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
Penawaran dan permintaan tenaga kerja. Kemampuan dan kesediaan
organisasi. Serikat Pekerja, atau organisasi karyawan. Produktivitas
kerja. Prestasi kerja, biaya hidup, pemerintah dan undang-undang
perburuhan baik tingkat daerah atau provinsi, atau keppres.
Pendidikan / pengalaman kerja, kondisi perekonomian, Jenis dan sifat
pekerjaan, konsistensi internal dan eksternal.
Berbagai faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi yang
diberikan perusahaan kepada karyawannya. Dikemukakan oleh
Hasibuan (2009:127-129) sebagai berikut :
1. Penawaran dan Permintaan
Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan
pekerja (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya
jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan
maka komoensasi relatif semakin besar.
2. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar
semakin baik, maka tingkat kompensasi akan semakin besar.
Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan
untuk membayar kurang, maka tingkat kompensasi relatif kecil.
3. Serikat buruh / organisasi karyawan
Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat
kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak
kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif
kecil.
4. Produktivitas Kerja Karyawan
Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka
kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas
kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.
5. Pemerintah dan Undang-undang dan keppres
Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan
besarnya batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemrintah
ini sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang
menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan. Pemerintah
berkewajiban melindungi masyarakat dan tindakan sewenang-
wenang.
6. Biaya Hidup
Apabila biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat
kompensasi / upah semakin besa. Sebaliknya, jika tingkat biaya
hidup didaerah itu rendah maka tingkat kompensai / upah relatif
kecil. Seperti tingkat upah di jakarta lebih besar dari pada di
Bandung.
7. Posisi Jabatan Karyawan
Karyawan yang menduduki jabatan Lebih tinggi akan menerima
gaji / kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang
menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji /
kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang ang
mendapat kewenangan dan tanggung jawab yang besar harus
mendapat gaji / kompensasi yang lebih besar pula.
8. Pendidikan dan pengalaman kerja
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama
maka gaji / balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan
serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang
berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka
tingkat gaji kompensasinya kecil.
2.4.2 Pengukuran Kontribusi Kompensasi
Kelayakan karyawan (job worth) kelayakan karyawan merupakan
sebuah kriteria yang menyangkut bagaimana kondisi karyawan.
Karakteristik perseorangan (personal characteristics) menyangkut
masalah senioritas dan yunioritas. Asumsi yang sering berlaku dan
diyakini adalah bahwa karyawan yang cukup senior dipandang telah
memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan yang masih yunior masih
perlu dikembangkan dan dibina lagi. Kualitas kinerja karyawan
melalui kinerja karyawan dapat diketahui bahwa sesungguhnya
analisis dan penilaian karyawan tidak sekadar berdasarkan senioritas
dan yunioritas. Senioritas belum tentu menentukan kemampuan kerja.
Bisa terjadi seseorang yang berstatus sebagai karyawan yunior dapat
bekerja dengan menunjukkan kinerja yang baik dibanding karyawan
yang senior.
2.5 Sistem Kompensasi Kerja
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah :
1. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu atau bulan.
2. Sistem Hasil
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan
unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter dan
kilogram.
3. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya
jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya (Anoki
Herdian Dito, 2010).
Menurut Simamora ( 2006 ) salah satu prinsip yang perlu diperhatikan
dalam perancangan dan pelaksanaan sistem kompensasi adalah keadilan.
Keadilan diartikan sebagai keseimbangan antara masukan yang dibawa
masuk oleh individu pegawai ke dalam sebuah pekerjaan dengan hasil yang
diperolehnya dari pekerjaan tersebut. Kompensasi menjadi penting bagi
pegawai sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan
ukuran nilai karya pegawai sendiri, keluarga dan masyarakat. Bagi
perusahaan, kompensasi sangat penting untuk diperhatikan karena hal
tersebut mencerminkan upaya perusahaan untuk mempertahankan sumber
daya manusia atau dengan kata lain agar pegawai mempunyai loyalitas dan
komitmen yang tinggi pada perusahaan ( Handoko, 1994 ) ( dalam Putri
Apriliatin dkk, 2010 ).
Menurut Steers & Porter ( 1991 ) bahwa tinggi rendahnya kinerja
pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian kompensasi yang diterapkan
oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian kompensasi
yang tidak tepat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang.
Ketidaktepatan pemberian kompensasi disebabkan oleh pemberian jenis
kompensasi yang kurang menarik dan pemberian penghargaan yang kurang
tepat tidak membuat para pekerja merasa tertarik untuk mendapatkannya.
Akibatnya para pekerja tidak memiliki keinginan meningkatkan kinerjanya
untuk mendapatkan kompensasi tersebut ( dalam Keke T. Aritonang, 2005).
Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan
setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk
karyawaan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Produktivitas
2. Kemampuan untuk membayar
3. Kesediaan untuk membayar
4. Suplai dan permintaan
5. Organisasi karyawan
6. Berbagai peraturan dan perundang-undangan.
Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi upah dan kebijakan
kompensasi adalah sesuatu yang berada diluar perusahaan, seperti pasar
tenaga kerja, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah dan serikat pekerja.
Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi kompensasi yaitu
anggaran tenaga kerja perusahaan dan siapa yang dilibatkan untuk membuat
keputusan untuk organisasi.
2.6 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Sistem Kompensasi
Pemberian kompensasi kepada karyawannya dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor a.l. Produktivitas setiap perusahaan pasti
menginginkan kinerja keuntungan yang optimal, untuk itu setiap perusahaan
harus mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Kemampuan
untuk Membayar Pemberian kompensasi tergantung kepada kemampuan
perusahaan dalam membayar. Kesediaan untuk Membayar. Kesediaan untuk
membayar akan berpengaruh terhadap kebijakan pemberian kompensasi
bagi karyawan. Suplai dan permintaan tenaga kerja banyak sedikitnya
tenaga kerja di pasar kerja akan mempengaruhi sistem pemberian
kompensasi. Serikat kerja serikat pekerja, serikat karyawan, atau serikat
buruh, akan mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi. Undang-
undang dan Peraturan yang Berlaku Undang-undang dan Peraturan akan
mempengaruhi sistem pemberian kompensasi bagi perusahaan, misalnya :
UU Tenaga kerja dan peraturan UMR.
Program pemberian kompensasi Program pemberian kompensasi
merupakan salah satu hal yang paling penting bagi perusahaan maupun
karyawan, karena akan memberikan gambaran sejauhmana perusahaan
berkepentingan terhadap karyawan, seberapa besar kontribusi yang akan
diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan. Organisasi administrasi
pemberian kompensasi perusahaan yang besar membutuhkan
pengorganisasian dan pengadministrasian pemberian kompensasi yang baik,
sebab pemberian kompensasi bukanlah sekedar memberikan dan
membagikan upah atau gaji kepada karyawan, melainkan harus
memperhitungkan kemampuan perusahaan serta produktivitas kerja
karyawan, serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan itu. Metode
pemberian kompensasi dalam pemberian kompensasi digunakan beberapa
metode a.l. Metode tunggal, metode penetapan gaji pokok yang hanya
didasarkan atas ijazah terakhir atau pendidikan formal terakhir yang
ditempuh karyawan. Metode Jamak, yi suatu metode dalam pemberian gaji
pokok berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ijazah, sifat
pekerjaan, pendidikan informal, serta pengalaman yang dimiliki. Standar
gaji pokok yang pasti tidak ada,ini terdapat pada perusahaan-perusahaan
swasta yang di dalamnya masih sering terdapat diskriminasi. Ada delapan
komponen penting dalam program pemberian kompensasi yang perlu
diperhatikan,a.l. Metode jamak dibedakan menjadi tiga cara pemberian
kompensasi, pemberian kompensasi berdasarkan satu jangka waktu tertentu.
Kebaikan sistemini adalah administrasi pengupahan mudah dan besarnya
kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem ini pekerja yang
malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian. Pemberian
kompensasi berdasarkan satuan produksi yang dihasilkan. Dalam sistem
hasil, besarnya kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan kepada
banyaknya hasil yang diberikan, bukan kepada lamanya waktu pengerjaan.
Sistem ini tidak dapat diterapkan kepada karyawan tetap dan jenis pekerjaan
yang tidak mempunyai standar fisik seperti bagi karyawan adminsitrasi.
Kebaikan dari sistem ini memberikan kesempatan kepada karyawan bekerja
sungguh-sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas jasa yang
lebih besar. Kelemahannya adalah kualitas barang yang dihasilkan
terkadang rendah. Suktur pemberian kompensasi struktur kompensasi yang
baik ialah menganut paham keadilan (tanggung jawab pekerjaannya).
Program pemberian Kompensasi sebagai perangsang kerja suatu program
pemberian kompensasi bukan semata-mata didasarkan sebagai imbalan atas
pengorbanan waktu,tenaga, dan pikiaran karyawan terhadap organisasi,
melainkan juga merupakan cara untuk merangsang dan meningkatkan
kegairahan kerja. Tambahan sumber pendapatan bagi karyawan program
kompensasi yang baik biasanya memberikan peluang bagi karyawan untuk
memperoleh tambahanpenghasilan,bukan hanya memperoleh upah atau gaji
yang rutin. Terjaminnya sumber pendapatan dan peningkatan jumlah
imbalan jam program pemberian kompensasi harus menjamin bahwa
perusahaan merupakan sumber utama pendapatan bagi karyawannya,
sehingga karyawan akan bekerja dengan maksimal. Kompensasi
bagikelompok manajerial, pimpinan atau manajer setiap perusahaan
merupakan kelompok yang bertanggung jawab terhadap hidup matinya
perusahaan. Wajar jika kompensasi yang diterima lebih besar dari karyawan
biasa. Prospek di masa depan untuk memperhitungkan prospek yang akan
datang, perlu memperhitungkan tiga dimensi waktu, sehingga dalam
menyusun program pemberian kompensasi, harus memperhitungkan
keadaan organisasi pada waktu yang lalu,kondisi organisasi saat ini,dan
prospek organisasi yang akan datang.
Kriteria pemberian kompensasi, faktor-faktor yang mempengaruhi
ketentuan pemberian kompensasi a.l keadaan perekonomian suatu
negara,kebijaksanaan pemerintah, tuntutan serikat pekerja, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi Ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam penentuan kebijakan pemberian kompensasi a.l. Biaya
hidup produktivitas kerja karyawan skala upah atau gaji yang berlaku
kemampuan membayar upah atau gaji sebagai alat untuk menarik,
mempertahankan, dan memberikan motivasi kepada karyawan penawaran
dan permintaan tenaga kerja serikat buruh atau organisasi karyawan posisi
jabatankaryawan pendidikan danpengalaman kerja.
Waktu pembayaran kompensasi artinya kompensasi harus dibayar
tepat pada waktunya,jangan sampai terjadi penundaan,supaya kepercayaan
karyawan terhadap bonafiditas perusahaan semakin besar,ketenangan dan
konsentrasi kerja akan lebih baik. Kebijakan waktu pembayaran kompensasi
ini hendaknya berpedoman, dari pada menunda lebih baik mempercepat
dan menetapkan waktu yang paling tepat. Misalnya :gaji dibayar setiap
tanggal satu,jika jatuh hari libur (minggu) sebaiknya gaji dibayarkan pada
hari sabtunya. Pemberian upah insentif dan kesejahteraan hendaknya
ditetapkan waktunya yang paling tepat misalnya pada saat tahun ajaran baru,
supaya pemberian tsb mempunyai dampak yang positif.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
1. Faktor Intern Organisasi
Faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi
adalah:
a. Dana Organisasi
Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat prestasi-prestasi kerja
yang telah ditujukan oleh karyawan. Maka Makin besarnya prestasi
kerja maka makin besar pula keuntungan organisasi/perusahaan.
Besarnya keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan
dana untuk kompensasi, maka pelaksanaan kompensasi akan makin
baik. Begitu pula sebaliknya.
b. Serikat pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat
mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam
suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi simbol kekuatan
pekerja di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat
pekerja perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan
oleh pihak manajemen.
2. Faktor Pribadi Karyawan
a. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja
merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan
kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi
dan jabatan yang sama mendapatkan kompensasi yang berbeda.
Pemberian kompensasi ini dimaksud untuk meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
b. Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya
kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi
menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki
organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam
organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi
pula kompensasi yang diterimanya.
c. Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga
merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi.
Pegawai yang lebih berpengalaman dan berpendidikan lebih tinggi
akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang
kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya.
Pertimbangan faktor ini merupakan wujud penghargaan organisasi
pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini juga dapat
memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda
dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga
kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan
pekerjaan adminsitratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan
manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian
kompensasi yang berbeda ini selain karena pertimbangan
profesionalisme pegawai juga karena besarnya resiko dan tanggung
jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai
contoh, kebanyakan organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas
di lapangan biasanya mendapatkan kompensasi antara 2-3 kali lipat
dari pekerjaan di dalam ruangan/kantor. Besarnya kompensasi
sejalan dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang
dipikulnya.
3. Faktor Ekstern
a. Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana
penawaran (supply) tenaga kerja ebih dari permintaan (demand)
akan menyebabkan rendahnya kompensasi yang diberikan.
Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah
permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka
kompensasi yang diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi
yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik calon
pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam
keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja
yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi
terabaikan.
b. Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan
besarnya biaya hidup (cost of living). Yang dimaksud biaya hidup
disini adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang
diberikan harus sama dengan atau diatas biaya hidup minimal. Jika
kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal,
maka yang terjadi adalah proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi
rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam
kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah
minimum, jam kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur
tertentu. Dengan peraturan tersebut pemerintah menjamin
berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga dapat
mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat memiskinkan
bangsa.
d. Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh
lebih besar dari yang diterima negara-negara berkembang dan atau
negara miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh
organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan kondisi
perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara terhadap
sumber daya manusianya.
2.7 Evaluasi Pekerjaan Kompensasi
Adalah perbandingan pekerjaan-pekerjaan yang diklasifikasikan guna
menentukan kompensasi yang pantas bagi pekerjaan-pekerjaan tersebut,
atau berbagai prosedur sistimatik untuk menentukan nilai relatif pekerjaan
beserta besarnya kompensasi masign-masing.
Tujuan dari evaluasi pekerjaan dan kompensasi adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menilai ulang semua hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
standarisasi pekerjaan tersebut, sehingga dapat ditentukan kompensasi
yang akan diberikan nantinya.
2. Untuk menentukan jenis pekerjaan dan karakter pekerjaan terhadap para
pekerja yang akan ditempatkan.
3. Untuk merancang besaran anggaran atas kompensasi yang akan
dikeluarkan, baik untuk jenis pekerjaan tertentu atau penggajian dari
semua lini struktur organisasi tersebut.
Dalam membahas masalah insentif, tidak terlepas dari masalah
kompensasi. Kompensasi yang berarti penghargaan/ganjaran ternyata tidak
sekedar berbentuk pemberian upah/gaji sebagai akibat dari
pengangkatannya menjadi tenaga kerja sebuah organisasi perusahaan.
Penghargaan atau ganjaran sebagai kompensasi dibedakan jenis-jenisnya
sebagai berikut:
1. Kompensasi Langsung
Kompensasi langsung adalah penghargaan/ganjaran yang disebut gaji
atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang
tetap. Sejalan dengan pengertian itu, upah atau gaji diartikan juga sebagai
pembayaran dalam bentuk uang tunai atau berupa natura yang diperoleh
pekerja untuk pelaksanaan pekerjaannya.
Upah diartikan juga sebagai harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan
oleh seseorang kepada orang lain. Sedang Dewan Penelitian Pengupahan
Nasional, mengartikan upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu
imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan
atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
2. Kompensasi Tidak Langsung
Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan /
manfaat lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat
berupa uang atau barang. Misalnya: THR, Tunjangan Natal dan lain-lain.
Dengan kata lain kompensasi tidak langsung adalah program pemberian
penghargaan/ ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai pemberian
bagian keuntungan organisasi/perusahaan. Disamping contoh di atas
dalam variasi yang luas itu maka dapat pula berupa jaminan kesehatan,
liburan, cuti, dan lain-lain.
3. Insentif.
Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi
para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau
sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan
terutama sekali diberikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau
yang berprestasi. Misalnya dalam bentuk pemberian bonus. Di samping
itu insentif dapat pula diberikan dalam bentuk barang.
Dari pengertian di atas, insentif merupakan salah satu jenis ganjaran
yang diberikan oleh organisasi/perusahaan terhadap pekerja. Terdapat suatu
perbedaan antara upah dan insentif, dua terminology ini pada intinya adalah
pemberian suatu imbalan terhadap pegawai atas jasa yang telah
diberikannya. Namun secara khusus terdapat perbedaannya yakni upah lebih
bersifat umum dan penentuannya berdasarkan suatu norma yang berlaku
umum dalam dunia ketenagakerjaan. Sedangkan insentif lebih bersifat
khusus, oleh karena pemberiannya selalu dikaitkan dengan prestasi kerja
yang telah dicapai oleh seorang pegawai. Dengan kata lain insentif
merupakan upah tambahan terhadap pegawai yang telah mencapai suatu
prestasi kerja tertentu.
Insentif tidak terbatas pada pemberian imbalan berupa uang, oleh
karena terdapat pula upah yang bersifat intangible apakah dalam bentuk
promosi, kesempatan untuk mengikuti pendidikan tertentu, atau
penghargaan lain yang pada intinya sebagai imbalan terhadap prestasi yang
telah dicapai oleh seorang pegawai.
Tujuan insentif adalah sebagai reward terhadap pegawai yang telah
mencapai suatu prestasi tertentu sesuai dengan standar kinerja, sehingga
tercermin adanya suatu keadilan dalam memperlakukan pegawai yang
berprestasi, di samping sebagai alat motivasi pegawai.
Mengacu pada variabel insentif, sistem insentif berfungsi dalam
memotivasi pekerja agar terus-menerus berusaha memperbaiki dan
meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang
menjadi kewajiban/tanggung jawabnya. Sistem Insentif ini merupakan
tambahan bagi upah gaji dasar yang diberikan sewaktu-waktu, dengan
membedakan antara pekerja yang berprestasi dengan yang tidak kurang
berprestasi dalam melaksanakan pekerjaan/tugas-tugasnya.
Dengan demikian, akan terjadi persaingan yang sehat dalam
berprestasi, sehingga timbul motivasi kerja berdasarkan pemberian insentif
tersebut. Dalam konteks itu berarti, organisasi/perusahaan perlu
menghindari pemberian insentif yang tanpa alasan atau dengan alasan yang
tidak ada hubungannya dalam upaya pemberian motivasi agar pekerja dapat
bekerja lebih baik lagi. Berdasarkan kenyataan itu dalam memberikan
insentif sebagai usaha memotivasi kerja, hendaknya diikuti prinsip-prinsip
pokok, yaitu insentif diberikan hanya kepada pekerja yang produktif,
promosikan pekerja sebagai insentif non finansial/non material, atas dasar
produktivitasnya dalam bekerja.
Dari uraian-uraian di atas dapat diartikan, bahwa insentif yang
diberikan harus dapat mendorong pekerja untuk melaksanakan tugasnya
secara baik, yang memang mungkin dilaksanakannya. Apabila sesuatu yang
diharapkan dalam bekerja tidak mungkin dilaksanakan, maka insentif tidak
akan berfungsi untuk memotivasi pekerja. Namun dalam kenyataannya,
dapat saja terjadi bahwa jumlah insentif yang kurang sesuai dengan
intensitas dan sifat pekerjaan, jenis insentif yang sangat terbatas sedangkan
jenis dan sifat pekerjaan terus berkembang dan manfaat insentif yang
dirasakan kurang bermakna bagi tuntutan para pegawai, menyebabkan
kebijakan pemberian insentif kurang efektif.
Dari paparan di atas berarti pula faktor insentif dapat menjadi faktor
dominan dan besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai
negeri sipil. Pengaruh ini tercakup dalam dimensi makna insentif.
2.8 Dasar Perhitungan Kompensasi Kerja
Dasar perhitungan kompensasi dipakai untuk mendapatkan sistem
pembayaran kompensasi yang adil, dan menjadikan perusahaan menarik,
mampu bertahan hidup dan mampu memotivasi karyawannya serta dapat
melakukan penghematan biaya. Menurut Gomez-Mejia, et al. ( 1995 ), dasar
perhitungan kompensasi dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
1. Pedekatan Kompensasi Berdasarkan Pekerjaan atau Jabatan
Pendekatan pekerjaan atau jabatan mengasumsikan bahwa pekerjaan
dapat dilakukan oleh orang yang dibayar untuk jabatan tertentu. Ada
tiga komponen kunci untuk mengembangkan rencana kompensasi
berdasarkan jabatan yaitu :
a. Mewujudkan keadilan internal melalui evaluasi jabatan.
Metode evaluasi jabatan memusatkan diri pada jabatan sebagai unit
kepentingan. Secara operasional, sistem ini mengandalkan tiga faktor
utama yang bisa dikompensasi yaitu pemecahan masalah (problem
solving), kecakapan ( know how ) dan pertanggungjawaban
(accountability). Evaluasi jabatan ini hanya untuk internal
perusahaan bukan untuk menghitung tingkat upah di pasar atau
perusahaan lain. Selain itu evaluasi jabatan ini hanya fokus pada
nilai tugas masing-masing jabatan, bukan pada orang yang
melaksanakannya.
b. Mewujudkan keadilan eksternal melalui survei pasar
Untuk mencapai keadilan eksternal, perusahaan harus melakukan
survei pasar. Dari hasil survei ini, perusahaan dapat membuat
kebijakan pembayaran kompensasi, apakah akan membayar lebih
tinggi, lebih rendah atau mengikuti pasar. Dasar pemikiran untuk
membayar lebih tinggi adalah memaksimalkan kemampuan
perusahaan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang
berkualitas dan untuk meminimalkan ketidakpuasan karyawan
terhadap kompensasi. Kebijakan untuk membayar lebih rendah dari
pasar akan mengakibatkan perusahaan terhalang dalam menarik
karyawan-karyawan yang potensial, sedangkan kebijakan yang lazim
dijalankan oleh perusahaan adalah mengimbangi persaingan.
c. Mencapai keadilan individu
Untuk mencapai keadilan individu, maka perusahaan harus
menyusun kriteria tingkat pembayaran. Keadilan individu mengarah
pada keadilan dalam keputusan pembayaran bagi karyawan yang
menempati jabatan yang sama.
2. Pendekatan Kompensasi Berdasarkan Keterampilan
Pendekatan keterampilan mengasumsikan bahwa karyawan tidak
dibayar karena jabatan yang disandangnya, tetapi lebih pada
kemampuannya untuk menyelesaikan tugas. Menurut Lawler ( 1983 ),
alasan digunakannya keterampilan sebagai dasar perhitungan
kompensasi adalah karena karyawan yang berkemampuan tinggi atau
yang mampu mengembangkan keterampilannya dapat menerima
kompensasi yang lebih tinggi, walaupun jabatannya tetap dan nilai
individu akan lebih tersorot daripada nilai pekerjaan yang
dilakukannya. Dalam sistem pembayaran kompensasi berdasarkan
keterampilan, tingkat pembayaran kompensasi awal bagi semua
karyawan adalah sama. Apabila terjadi peningkatan keterampilan, maka
masing-masing keterampilan baru yang mereka miliki dihargai satu
tingkat lebih tinggi. Jadi kompensasi hanya akan mengalami kenaikan
setelah karyawan memperlihatkan kemampuannya dalam melakukan
suatu pekerjaan tertentu ( dalam Ninuk Muljani, 2002 ).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan kepada
karyawan sebagai pertukaran pekerjaaan yang mereka berikan kepada
majikan. Menurut Edwin B Plippo dalam bukunya “Principles of Personal
Management”, kompensasi merupakan pemberian imbalan jasa yang layak
dan adil kepada karyawan-karyawan karena mereka telah memberi
sumbangan kepada pencapaian organisasi. Kompensasi mempunyai arti yang
luas, selain terdiri dari gaji dan upah, dapat pula berbentuk fasilitas
perumahan, fasilitas kendaraan, pakaian seragam, tunjangan keluarga,
tunjangan kesehatan, tunjangan pangan dan masih banyak lagi yang lainnya
yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterima oleh karyawan
secara tetap.
Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan
setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk
karyawaan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Produktivitas
2. Kemampuan untuk membayar
3. Kesediaan untuk membayar
4. Suplai dan permintaan
5. Organisasi karyawan
6. Berbagai peraturan dan perundang-undangan.

More Related Content

What's hot

Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusiaTugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusiaFuziati
 
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdmMakalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdmevi oktaviani
 
Makalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasiMakalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasiSerpatiSaid
 
Kompensasi 140105002608-phpapp02
Kompensasi 140105002608-phpapp02Kompensasi 140105002608-phpapp02
Kompensasi 140105002608-phpapp02Joseph Sitepu
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)evi oktaviani
 

What's hot (10)

Makalah kompensasi isi
Makalah kompensasi isiMakalah kompensasi isi
Makalah kompensasi isi
 
MSDM - kompensasi
MSDM - kompensasiMSDM - kompensasi
MSDM - kompensasi
 
kompensasi dalam sdm
kompensasi dalam sdmkompensasi dalam sdm
kompensasi dalam sdm
 
Makalah Kompensasi
Makalah KompensasiMakalah Kompensasi
Makalah Kompensasi
 
Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusiaTugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusia
 
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdmMakalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
 
Makalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasiMakalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasi
 
Kompensasi 140105002608-phpapp02
Kompensasi 140105002608-phpapp02Kompensasi 140105002608-phpapp02
Kompensasi 140105002608-phpapp02
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
 
Kompensasi
KompensasiKompensasi
Kompensasi
 

Similar to Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm

Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)evi oktaviani
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)evi oktaviani
 
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmMakalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmarinisilviyaniarini
 
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmMakalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmevi oktaviani
 
Jawaban small research
Jawaban small researchJawaban small research
Jawaban small researchyayulestari2
 
Jawaban small research
Jawaban small researchJawaban small research
Jawaban small researchyayulestari2
 
Jawaban small research[1]
Jawaban small research[1]Jawaban small research[1]
Jawaban small research[1]yayulestari2
 
Makalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasiMakalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasiSerpatiSaid
 
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)Ratu Alfany
 
Tugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasiTugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasisiskaulandari1
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasEvaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasBagusichwanto07
 

Similar to Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm (20)

Makalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade faujiMakalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade fauji
 
Makalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade faujiMakalah 2 pak ade fauji
Makalah 2 pak ade fauji
 
Makalah uas 2
Makalah uas 2 Makalah uas 2
Makalah uas 2
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
 
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmMakalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
 
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmMakalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
 
2. LINK MAKALAH UAS
2. LINK MAKALAH UAS 2. LINK MAKALAH UAS
2. LINK MAKALAH UAS
 
Jawaban small research
Jawaban small researchJawaban small research
Jawaban small research
 
Jawaban small research
Jawaban small researchJawaban small research
Jawaban small research
 
Jawaban small research[1]
Jawaban small research[1]Jawaban small research[1]
Jawaban small research[1]
 
Makalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasiMakalah sebelum uas penelitian kompensasi
Makalah sebelum uas penelitian kompensasi
 
Penelitian uas
Penelitian uasPenelitian uas
Penelitian uas
 
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm (1)
 
Tugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasiTugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasi
 
Makalah penelitian
Makalah penelitian Makalah penelitian
Makalah penelitian
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasi
 
Perilaku Organisasi
Perilaku OrganisasiPerilaku Organisasi
Perilaku Organisasi
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasEvaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (9)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm

  • 1. MAKALAH Kompensasi Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kompensasi Dosen Pengampu : Ade Fauji, SE., MM Di Susun Oleh RUMINTA R SIHOMBING 11140494 7P-MSDM PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2018
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi memegang peranan sangat penting. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu pegawai nya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa yang menjadi tujuan organisasi akan tercapai. Dalam meningkatkan kinerja karyawannya organisasi menempuh beberapa cara salah satunya melalui pemberian kompensasi yang layak. Melalui proses tersebut, pegawai diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka. Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian pegawai, harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja, namun yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa lebih dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja. Untuk menjamin tercapainya keselarasan tujuan, pimpinan organisasi bisa memberikan perhatian dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber daya manusia Permasalahan yang terpenting mengenai kompensasi saat ini adalah belum optimalnya kompensasi yang diterima pegawai apabila dibandingkan dengan beban kerja yang dilakukan masing-masing pegawai. Dengan dituntutnya pegawai untuk bekerja lebih profesional, disiplin dan mampu menyelesaikan program kerja
  • 3. yang ada dengan tepat dan hasil kerja yang baik, sedangkan di sisi lain kompensasi yang diterima pegawai dirasa belum optimal. Menurut Siagian ( 2007 ) jika pegawai diliputi oleh rasa tidak puas atas kompensasi yang diterimanya dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat negatif artinya apabila permasalahan kompensasi tidak dapat terselesaikan dengan baik maka dapat menurunkan kepuasan kerja pegawai.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kompensasi Dan Sistem Kompensasi Kompensasi merupakan hal yang penting, yang merupakan dorongan atau motivasi utama seseorang karyawan untuk bekerja. Kompensasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dengan karyawan, dalam hal tertentu, pemerintah memfasilitasi sebagai pembuat kebijakan/regulasi di bidang ketenagakerjaan. Sistem Waktu Kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan. Kebaikan mudah & besarnya tetap kelemahan pekerja malas juga dibayar sama sistem hasil (output) Kompensasi ditetapkan berdasarkan unit yang dihasilkan pekerja seperti per potong, liter, kilogram. Kebaikan memotivasi karyawan, adil. Kelemahan kualitas barang sering diabaikan. Sistem Borongan suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Besar/kecil kompensasi tergantung pada kecermatan kalkulasi yg dilakukan. Dalam menerapkan kompensasi terdapat dua kepentingan - kepentingan karyawan bahwa kompensasi yang diterimanya atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan memungkinkan karyawan untuk mempertahankan harkat dan martabatnya, mempertahankan taraf hidup yang wajar,mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kepentingan Organisasi penetapan kompensasi yang dikaitkan dengan prestasi kerja atau produktivitas ditujukan untuk kelangsungan aktivitas organisasi program perusahaan yang akan datang. Kompensasi perlu dibedakan dengan gaji dan upah,karena konsep kompensasi tidak sama dengan konsep gaji atau upah. Gaji dan upah merupakan salah satu bentuk konkret atas pemberian
  • 5. kompensasi Menurut Thomas H Stone dalam bukunya “ Undestanding Personal Management”, kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaaan yang mereka berikan kepada majikan. Menurut Edwin B Plippo dalam bukunya “Principles of Personal Management”, kompensasi merupakan pemberian imbalan jasa yang layak dan adil kepada karyawan-karyawan karena mereka telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi. Kompensasi mempunyai arti yang luas, selain terdiri dari gaji dan upah, dapat pula berbentuk fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, pakaian seragam, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, tunjangan pangan dan masih banyak lagi yang lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterima oleh karyawan secara tetap. 2.1.1 Asas Kompensasi Asas – asas yang penting untuk diterapkan dalam pemberian kompensasi. Asas keadilan, adanya konsistensi imbalan bagi para karyawan yang melakukan tugas dengan bobot yang sama. Kompensasi yang baik harus seminimal mungkin mengurangi keluhan atau ketidakpuasan yang timbul dari karyawan. Asas keadilan akan menciptakan suasana kerja sama yang baik,motivasi kerja,disiplin, loyalitas,dan stabilitas karyawan yang lebih baik. Asas Kelayakan dan Kewajaran. Kompensasi yang diterima karyawan harus dapat memenuhi kebutuhan dirinya beserta keluarganya, pada tingkatan yang layak dan wajar. Tolak ukur layak memang bersifat relatif, tetapi penetapan besaran minimal kompensasi yang akan diberikan oleh perusahaan harus mengacu kepada standar hidup daerah,dengan berpijak pada standar Upah Minimum Regional, baik di tingkat provinsi, maupun tingkat kota/kabupaten. Kompensasi yang wajar berarti besaran kompensasi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti prestasi kerja,pendidikan, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan dll. Manajer SDM harus selalu memantau
  • 6. dan menyesuaikan kompensasi yang diterimaoleh karyawandengan perkembangan lingkungan eksternal yang berlaku. 2.1.2 Tujuan Kompensasi Pada dasarnya tujuan sistem kompensasi adalah menghargai prestasi kerja pemberian kompensasi yang memadai merupakan suatu bentuk penghargaan perusahaan terhadap prestasi kerja karyawannya. Menjamin keadilan sistem kompensasi yang baik akan menjamin terwujudnya keadilanbagi dan diantara karyawan dalam perusahaan. Masing-masing karyawan akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan dan prestasi kerja. Mempertahankan karyawan sistem kompensasi yang baik akan membuat karyawan betah sehingga akan mengurangi tingkat keluarnya karyawan. Memperoleh karyawan yang bermutu sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon karyawan, sehingga perusahaan akan banyakalternatif dalam memilih karyawan yang bermutu. Pengendalian biaya sistem kompensasi yang baik,akan mengurangi seringnya melakukan rekrutmen, sebagai akibat dari makin banyaknya pelamar yang keluar kerja, hal ini berarti penghematan biaya. Memenuhi peraturan yang berlaku sistem administrasi kompensasi yang baik akan mengadaptasi peraturan perundangan yang berlaku, sehingga akan menghindari adanya gugatan dari pihak karyawan,maupun pihak eksternal lainnya. 2.2 Survey Benchmarking Kompensasi a. Survey Upah = Benchmarking Mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan tentang sistim yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara tepat.
  • 7. b. Data yang dicari dalam survey Kebijakan pokok yang berlaku teknik yang digunakan dalam penentuan tingkat upah nilai uang pada gaji pokok, tunjangan, fasilitas dan komponen upah dari jabatan tertentu yang dijadikan sebagai patokan (benchmarking). Komponen imbalan yang non financial rencana perusahaan beberapa tahun mendatang. c. Survey information Provide a fair approximation of the going wage in the labor market. Establish the starting pay for various jobs indicate the differences between grades, compare your current wages with going wage in the market. Permit you to adjust your wages to compete in the market. Help support your position in the labor negotiations. d. Salary survey : Untuk apa ? 1. Melihat atau mengetahui tingkat penggajian di”market”, apakah kompetitif atau belum. 2. Mengadakan penyesuaian diperusahaan. 3. Meng-hindari karyawan di-highjack / dibajak oleh perusahaan lain. 4. Alat untuk memotivasi karyawan. 5. Ukuran untuk meninjau kenaikan / peninjauan upah. e. Yang melaksanakan salary survey Oleh perusahaan sendiri konsultan khusus survey upah gabung dengan perusahaan lain yang melakukan ikut dalam survey upah perusahaan lain. Ikut dalam survey upah konsultan. f. Tahapan mengikuti salary survey Tahap kordinasi antar perusahaan peserta, tahap persiapan pengumpulan dan proses data menggunakan data survey. g. Hasil salary survey Upah dalam rupiah / total cash per bulan, upah dalam bentuk barang / natura (in kind). Total remuneration (cash + in kind).
  • 8. 2.3 Pengertian Tunjangan Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung) Meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. Merupakan wujud tanggung jawab organisasi terhadap para karyawannya. Bisa berupa asuransi dan program-program lainnya untuk kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan umum. Tunjangan umumnya membebani perusahaan dengan uang, namun para karyawan biasanya menerimanya secara tidak langsung. Sebagai contoh, sebuah organisasi bisa membelanjakan beberapa ribu dolar setahun sebagai pendanaan untuk premi asuransi kesehatan untuk setiap karyawan. 2.3.1 Tunjangan Wajib (Dipersyaratkan Secara Legal) Perusahaan-perusahaan memberikan sebagian besar tunjangan secara sukarela, namun hukum mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya. Tunjangan-tunjangan tersebut meliputi (contoh di AS), jaminan social, ganti rugi karyawan, asuransi pengangguran, cuti keluarga, dan pengobatan. 2.3.2 Jenis – jenis Tunjangan Sukarela 1. Tunjangan pribadi rancangan kesehatan rancangan perawatan gigi. 2. Penyeimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi : cuti, hari libur, rekening perencanaan hidup, skedul kerja fleksibel, telecommuting, dan penyelarasan minggu kerja. 3. Akumulasi Modal, Pembelian Saham, dan Pensiun: 401(k) Plan Rancangan Pembelian Saham Rancangan Pensiun. 4. Perlindungan Penghasilan dan Aset Rancangan santunan sakit dan kecelakaan income rancangan ketidakmampuan jangka panjang asuransi jiwa kelompok asuransi kecelakaan perjalanan asuransi perawatan dalam jangka panjang. 5. Pengembangan Keterampilan
  • 9. Penggantian biaya pendidikan cuti menjalani pendidikan 6. Program-program Karyawan Tambahan Pusat - pusat kebugaran kursus - kursus pendidikan program - program penghargaan pusat-pusat perencanaan karir keanggotaan klub. 2.3.3 Mengomunikasikan Informasi Mengenai Paket Tunjangan Tunjangan-tunjangan karyawan bisa membantu perusahaan merekrut dan mempertahankan tenaga kerja berkualitas terbaik. Untuk menjaga program tersebut tetap mutakhir, manajemen butuh masukan dari para karyawan untuk menentukan perlu tidaknya perubahan tunjangan. Selain itu, karena kesadaran karyawan mengenai tunjangan seringkali terbatas, informasi program harus harus dikomunikasikan ke bawah. 2.3.4 Kompensasi Nonfinansial Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang tersebut bekerja. Komponen-komponen kompensasi nonfinansial meliputi. Jabatan itu sendiri Lingkungan kerja Kompensasi nonfinansial diupayakan untuk mewujudkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan yang menghasilkan kehidupan yang lebih menyenangkan bagi para karyawan. 2.3.5 Jabatan Itu Sendiri sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial Teori karakteristik jabatan. Dikembangkan oleh J. Richard Hackman dan Greg Oldham. Menurut teori ini, para karyawan mengalami kompensasi intrinsik jika dalam jabatan mereka secara signifikan terdapat lima dimensi jabatan inti, yaitu. Variasi keterampilan, Identitas tugas, Signifikansi tugas, Otonomi dan Umpan balik. 1. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini bisa memberikan banyak petunjuk mengenai nilai jabatan itu sendiri:
  • 10. a. Apakah jabatan berarti dan menantang? b. Adakah pengakuan atas prestasi? c. Apakah saya mendapatkan rasa berprestasi dari menjalankan jabatan? d. Apakah ada kemungkinan peningkatan tanggung jawab? e. Apakah ada peluang pertumbuhan dan kemajuan? f. Apakah saya menikmati melakukan pekerjaan tersebut seorang diri? 2. Dimensi – dimensi Jabatan Variasi keterampilan (skill variety). Tingkat sejauh mana jabatan membutuhkan sejumlah aktivitas yang berbeda agar sukses. Identitas tugas (task identity): Tingkat sejauh mana jabatan mencakup unit pekerjaan yang jelas dari awal hingga akhir. Signifikansi tugas (task significance). Dampak yang ditimbulkan jabatan terhadap orang-orang lain sehingga karyawan bisa merasakan makna prestasi yang sesungguhnya. Otonomi (Autonomy). Tingkat kebebasan dan tanggung jawab individual yang dimiliki para karyawan dalam menjalankan jabatan sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas hasil kerja. Umpan balik (feedback): Informasi yang diterima para karyawan mengenai seberapa baik mereka menjalankan jabatan. 2.3.6 Lingkungan Kerja sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial Menjalankan sebuah jabatan yang penuh tanggung jawab dan menantang di tempat yang jelek tidak akan menyenangkan bagi sebagian besar orang. Para karyawan bisa memperoleh kepuasan dari pekerjaan mereka melalui beberapa faktor nonfinansial berikut ini. Kebijakan yang baik, manajer yang berkemampuan, karyawan yang kompeten, rekan kerja yang bersahabat, simbol status yang pantas, dan kondisi kerja.
  • 11. Fleksibilitas Tempat Kerja (Keseimbangan Kerja-Kehidupan). Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan kebutuhan dan nilai dari tahap kehidupan para karyawan mereka. Tujuan utama mencapai keseimbangan kerja-kehidupan (work-life balance) adalah untuk meminimalkan stres. Para karyawan yang stres berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi mereka waktu hampir sama pentingnya dengan uang, bahkan lebih penting bagi beberapa di antara mereka. 2.4 Jenis – Jenis Kompensasi Dilihat dari Jenis-Jenis Kompensasi. Kompensasi langsung (Direct Compensation) adalah pembayaran balas jasa yang berupa gaji, upah, dan upah insentif. Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Contoh gaji akan tetap dibayarkan walau tidak masuk kerja. Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada karyawan harian dengan pedoman sesuai peraturan atau perjanjian kerja yang telah disepakati. Upah insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu sesuai prestasinya diatas prestasi standar yang ditentukan. Kompensasi tidak langsung (Indect Compensation) adalah pembayaran balas jasa yang berupa kesejahteraan karyawan. Contoh motivasi, promosi jabatan. Sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem waktu, dan sistem kontrak/borongan. Sistem Prestasi (Upah Sistem Hasil). Suatu cara yang mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya. Sistem Waktu Suatu cara menentukan besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu, seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan
  • 12. suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi. Kelemahan dari sistem waktu adalah. Mengakibatkan mengendornya semangat karyawan yang produktivitasnya tinggi (diatas rata-rata ). Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan. Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh- sungguh bekerja. Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan. Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah. Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat. Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik. Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia. Sistem kontrak/ borongan Suatu cara menentukan besarnya kompensasi didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan. 2.4.1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi Penawaran dan permintaan tenaga kerja. Kemampuan dan kesediaan organisasi. Serikat Pekerja, atau organisasi karyawan. Produktivitas kerja. Prestasi kerja, biaya hidup, pemerintah dan undang-undang perburuhan baik tingkat daerah atau provinsi, atau keppres. Pendidikan / pengalaman kerja, kondisi perekonomian, Jenis dan sifat pekerjaan, konsistensi internal dan eksternal. Berbagai faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Dikemukakan oleh Hasibuan (2009:127-129) sebagai berikut :
  • 13. 1. Penawaran dan Permintaan Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerja (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan maka komoensasi relatif semakin besar. 2. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik, maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang, maka tingkat kompensasi relatif kecil. 3. Serikat buruh / organisasi karyawan Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil. 4. Produktivitas Kerja Karyawan Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil. 5. Pemerintah dan Undang-undang dan keppres Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemrintah ini sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dan tindakan sewenang- wenang. 6. Biaya Hidup Apabila biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat kompensasi / upah semakin besa. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup didaerah itu rendah maka tingkat kompensai / upah relatif
  • 14. kecil. Seperti tingkat upah di jakarta lebih besar dari pada di Bandung. 7. Posisi Jabatan Karyawan Karyawan yang menduduki jabatan Lebih tinggi akan menerima gaji / kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji / kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang ang mendapat kewenangan dan tanggung jawab yang besar harus mendapat gaji / kompensasi yang lebih besar pula. 8. Pendidikan dan pengalaman kerja Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji / balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka tingkat gaji kompensasinya kecil. 2.4.2 Pengukuran Kontribusi Kompensasi Kelayakan karyawan (job worth) kelayakan karyawan merupakan sebuah kriteria yang menyangkut bagaimana kondisi karyawan. Karakteristik perseorangan (personal characteristics) menyangkut masalah senioritas dan yunioritas. Asumsi yang sering berlaku dan diyakini adalah bahwa karyawan yang cukup senior dipandang telah memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan yang masih yunior masih perlu dikembangkan dan dibina lagi. Kualitas kinerja karyawan melalui kinerja karyawan dapat diketahui bahwa sesungguhnya analisis dan penilaian karyawan tidak sekadar berdasarkan senioritas dan yunioritas. Senioritas belum tentu menentukan kemampuan kerja. Bisa terjadi seseorang yang berstatus sebagai karyawan yunior dapat bekerja dengan menunjukkan kinerja yang baik dibanding karyawan yang senior.
  • 15. 2.5 Sistem Kompensasi Kerja Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah : 1. Sistem Waktu Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu atau bulan. 2. Sistem Hasil Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter dan kilogram. 3. Sistem Borongan Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya (Anoki Herdian Dito, 2010). Menurut Simamora ( 2006 ) salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam perancangan dan pelaksanaan sistem kompensasi adalah keadilan. Keadilan diartikan sebagai keseimbangan antara masukan yang dibawa masuk oleh individu pegawai ke dalam sebuah pekerjaan dengan hasil yang diperolehnya dari pekerjaan tersebut. Kompensasi menjadi penting bagi pegawai sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya pegawai sendiri, keluarga dan masyarakat. Bagi perusahaan, kompensasi sangat penting untuk diperhatikan karena hal tersebut mencerminkan upaya perusahaan untuk mempertahankan sumber daya manusia atau dengan kata lain agar pegawai mempunyai loyalitas dan komitmen yang tinggi pada perusahaan ( Handoko, 1994 ) ( dalam Putri Apriliatin dkk, 2010 ). Menurut Steers & Porter ( 1991 ) bahwa tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian kompensasi yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian kompensasi yang tidak tepat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang. Ketidaktepatan pemberian kompensasi disebabkan oleh pemberian jenis
  • 16. kompensasi yang kurang menarik dan pemberian penghargaan yang kurang tepat tidak membuat para pekerja merasa tertarik untuk mendapatkannya. Akibatnya para pekerja tidak memiliki keinginan meningkatkan kinerjanya untuk mendapatkan kompensasi tersebut ( dalam Keke T. Aritonang, 2005). Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawaan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Produktivitas 2. Kemampuan untuk membayar 3. Kesediaan untuk membayar 4. Suplai dan permintaan 5. Organisasi karyawan 6. Berbagai peraturan dan perundang-undangan. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi upah dan kebijakan kompensasi adalah sesuatu yang berada diluar perusahaan, seperti pasar tenaga kerja, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah dan serikat pekerja. Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi kompensasi yaitu anggaran tenaga kerja perusahaan dan siapa yang dilibatkan untuk membuat keputusan untuk organisasi. 2.6 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Sistem Kompensasi Pemberian kompensasi kepada karyawannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor a.l. Produktivitas setiap perusahaan pasti menginginkan kinerja keuntungan yang optimal, untuk itu setiap perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Kemampuan untuk Membayar Pemberian kompensasi tergantung kepada kemampuan perusahaan dalam membayar. Kesediaan untuk Membayar. Kesediaan untuk membayar akan berpengaruh terhadap kebijakan pemberian kompensasi bagi karyawan. Suplai dan permintaan tenaga kerja banyak sedikitnya
  • 17. tenaga kerja di pasar kerja akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi. Serikat kerja serikat pekerja, serikat karyawan, atau serikat buruh, akan mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi. Undang- undang dan Peraturan yang Berlaku Undang-undang dan Peraturan akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi bagi perusahaan, misalnya : UU Tenaga kerja dan peraturan UMR. Program pemberian kompensasi Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang paling penting bagi perusahaan maupun karyawan, karena akan memberikan gambaran sejauhmana perusahaan berkepentingan terhadap karyawan, seberapa besar kontribusi yang akan diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan. Organisasi administrasi pemberian kompensasi perusahaan yang besar membutuhkan pengorganisasian dan pengadministrasian pemberian kompensasi yang baik, sebab pemberian kompensasi bukanlah sekedar memberikan dan membagikan upah atau gaji kepada karyawan, melainkan harus memperhitungkan kemampuan perusahaan serta produktivitas kerja karyawan, serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan itu. Metode pemberian kompensasi dalam pemberian kompensasi digunakan beberapa metode a.l. Metode tunggal, metode penetapan gaji pokok yang hanya didasarkan atas ijazah terakhir atau pendidikan formal terakhir yang ditempuh karyawan. Metode Jamak, yi suatu metode dalam pemberian gaji pokok berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal, serta pengalaman yang dimiliki. Standar gaji pokok yang pasti tidak ada,ini terdapat pada perusahaan-perusahaan swasta yang di dalamnya masih sering terdapat diskriminasi. Ada delapan komponen penting dalam program pemberian kompensasi yang perlu diperhatikan,a.l. Metode jamak dibedakan menjadi tiga cara pemberian kompensasi, pemberian kompensasi berdasarkan satu jangka waktu tertentu. Kebaikan sistemini adalah administrasi pengupahan mudah dan besarnya kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem ini pekerja yang
  • 18. malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian. Pemberian kompensasi berdasarkan satuan produksi yang dihasilkan. Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan kepada banyaknya hasil yang diberikan, bukan kepada lamanya waktu pengerjaan. Sistem ini tidak dapat diterapkan kepada karyawan tetap dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik seperti bagi karyawan adminsitrasi. Kebaikan dari sistem ini memberikan kesempatan kepada karyawan bekerja sungguh-sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas jasa yang lebih besar. Kelemahannya adalah kualitas barang yang dihasilkan terkadang rendah. Suktur pemberian kompensasi struktur kompensasi yang baik ialah menganut paham keadilan (tanggung jawab pekerjaannya). Program pemberian Kompensasi sebagai perangsang kerja suatu program pemberian kompensasi bukan semata-mata didasarkan sebagai imbalan atas pengorbanan waktu,tenaga, dan pikiaran karyawan terhadap organisasi, melainkan juga merupakan cara untuk merangsang dan meningkatkan kegairahan kerja. Tambahan sumber pendapatan bagi karyawan program kompensasi yang baik biasanya memberikan peluang bagi karyawan untuk memperoleh tambahanpenghasilan,bukan hanya memperoleh upah atau gaji yang rutin. Terjaminnya sumber pendapatan dan peningkatan jumlah imbalan jam program pemberian kompensasi harus menjamin bahwa perusahaan merupakan sumber utama pendapatan bagi karyawannya, sehingga karyawan akan bekerja dengan maksimal. Kompensasi bagikelompok manajerial, pimpinan atau manajer setiap perusahaan merupakan kelompok yang bertanggung jawab terhadap hidup matinya perusahaan. Wajar jika kompensasi yang diterima lebih besar dari karyawan biasa. Prospek di masa depan untuk memperhitungkan prospek yang akan datang, perlu memperhitungkan tiga dimensi waktu, sehingga dalam menyusun program pemberian kompensasi, harus memperhitungkan keadaan organisasi pada waktu yang lalu,kondisi organisasi saat ini,dan prospek organisasi yang akan datang.
  • 19. Kriteria pemberian kompensasi, faktor-faktor yang mempengaruhi ketentuan pemberian kompensasi a.l keadaan perekonomian suatu negara,kebijaksanaan pemerintah, tuntutan serikat pekerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam penentuan kebijakan pemberian kompensasi a.l. Biaya hidup produktivitas kerja karyawan skala upah atau gaji yang berlaku kemampuan membayar upah atau gaji sebagai alat untuk menarik, mempertahankan, dan memberikan motivasi kepada karyawan penawaran dan permintaan tenaga kerja serikat buruh atau organisasi karyawan posisi jabatankaryawan pendidikan danpengalaman kerja. Waktu pembayaran kompensasi artinya kompensasi harus dibayar tepat pada waktunya,jangan sampai terjadi penundaan,supaya kepercayaan karyawan terhadap bonafiditas perusahaan semakin besar,ketenangan dan konsentrasi kerja akan lebih baik. Kebijakan waktu pembayaran kompensasi ini hendaknya berpedoman, dari pada menunda lebih baik mempercepat dan menetapkan waktu yang paling tepat. Misalnya :gaji dibayar setiap tanggal satu,jika jatuh hari libur (minggu) sebaiknya gaji dibayarkan pada hari sabtunya. Pemberian upah insentif dan kesejahteraan hendaknya ditetapkan waktunya yang paling tepat misalnya pada saat tahun ajaran baru, supaya pemberian tsb mempunyai dampak yang positif. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi 1. Faktor Intern Organisasi Faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi adalah: a. Dana Organisasi Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat prestasi-prestasi kerja yang telah ditujukan oleh karyawan. Maka Makin besarnya prestasi kerja maka makin besar pula keuntungan organisasi/perusahaan. Besarnya keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan
  • 20. dana untuk kompensasi, maka pelaksanaan kompensasi akan makin baik. Begitu pula sebaliknya. b. Serikat pekerja Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen. 2. Faktor Pribadi Karyawan a. Produktivitas kerja Produktivitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompensasi yang berbeda. Pemberian kompensasi ini dimaksud untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. b. Posisi dan Jabatan Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula kompensasi yang diterimanya. c. Pendidikan dan Pengalaman Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih berpengalaman dan berpendidikan lebih tinggi akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini merupakan wujud penghargaan organisasi
  • 21. pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya. d. Jenis dan Sifat Pekerjaan Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan adminsitratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang berbeda ini selain karena pertimbangan profesionalisme pegawai juga karena besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh, kebanyakan organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di lapangan biasanya mendapatkan kompensasi antara 2-3 kali lipat dari pekerjaan di dalam ruangan/kantor. Besarnya kompensasi sejalan dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikulnya. 3. Faktor Ekstern a. Penawaran dan Permintaan kerja Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran (supply) tenaga kerja ebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan rendahnya kompensasi yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik calon pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi terabaikan.
  • 22. b. Biaya hidup Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup (cost of living). Yang dimaksud biaya hidup disini adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang diberikan harus sama dengan atau diatas biaya hidup minimal. Jika kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi adalah proses pemiskinan bangsa. c. Kebijaksanaan Pemerintah Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah minimum, jam kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur tertentu. Dengan peraturan tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga dapat mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa. d. Kondisi Perekonomian Nasional Kompensasi yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih besar dari yang diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya manusianya. 2.7 Evaluasi Pekerjaan Kompensasi Adalah perbandingan pekerjaan-pekerjaan yang diklasifikasikan guna menentukan kompensasi yang pantas bagi pekerjaan-pekerjaan tersebut, atau berbagai prosedur sistimatik untuk menentukan nilai relatif pekerjaan beserta besarnya kompensasi masign-masing. Tujuan dari evaluasi pekerjaan dan kompensasi adalah sebagai berikut:
  • 23. 1. Untuk menilai ulang semua hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan standarisasi pekerjaan tersebut, sehingga dapat ditentukan kompensasi yang akan diberikan nantinya. 2. Untuk menentukan jenis pekerjaan dan karakter pekerjaan terhadap para pekerja yang akan ditempatkan. 3. Untuk merancang besaran anggaran atas kompensasi yang akan dikeluarkan, baik untuk jenis pekerjaan tertentu atau penggajian dari semua lini struktur organisasi tersebut. Dalam membahas masalah insentif, tidak terlepas dari masalah kompensasi. Kompensasi yang berarti penghargaan/ganjaran ternyata tidak sekedar berbentuk pemberian upah/gaji sebagai akibat dari pengangkatannya menjadi tenaga kerja sebuah organisasi perusahaan. Penghargaan atau ganjaran sebagai kompensasi dibedakan jenis-jenisnya sebagai berikut: 1. Kompensasi Langsung Kompensasi langsung adalah penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap. Sejalan dengan pengertian itu, upah atau gaji diartikan juga sebagai pembayaran dalam bentuk uang tunai atau berupa natura yang diperoleh pekerja untuk pelaksanaan pekerjaannya. Upah diartikan juga sebagai harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Sedang Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, mengartikan upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. 2. Kompensasi Tidak Langsung Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan / manfaat lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang. Misalnya: THR, Tunjangan Natal dan lain-lain. Dengan kata lain kompensasi tidak langsung adalah program pemberian
  • 24. penghargaan/ ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai pemberian bagian keuntungan organisasi/perusahaan. Disamping contoh di atas dalam variasi yang luas itu maka dapat pula berupa jaminan kesehatan, liburan, cuti, dan lain-lain. 3. Insentif. Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan terutama sekali diberikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau yang berprestasi. Misalnya dalam bentuk pemberian bonus. Di samping itu insentif dapat pula diberikan dalam bentuk barang. Dari pengertian di atas, insentif merupakan salah satu jenis ganjaran yang diberikan oleh organisasi/perusahaan terhadap pekerja. Terdapat suatu perbedaan antara upah dan insentif, dua terminology ini pada intinya adalah pemberian suatu imbalan terhadap pegawai atas jasa yang telah diberikannya. Namun secara khusus terdapat perbedaannya yakni upah lebih bersifat umum dan penentuannya berdasarkan suatu norma yang berlaku umum dalam dunia ketenagakerjaan. Sedangkan insentif lebih bersifat khusus, oleh karena pemberiannya selalu dikaitkan dengan prestasi kerja yang telah dicapai oleh seorang pegawai. Dengan kata lain insentif merupakan upah tambahan terhadap pegawai yang telah mencapai suatu prestasi kerja tertentu. Insentif tidak terbatas pada pemberian imbalan berupa uang, oleh karena terdapat pula upah yang bersifat intangible apakah dalam bentuk promosi, kesempatan untuk mengikuti pendidikan tertentu, atau penghargaan lain yang pada intinya sebagai imbalan terhadap prestasi yang telah dicapai oleh seorang pegawai.
  • 25. Tujuan insentif adalah sebagai reward terhadap pegawai yang telah mencapai suatu prestasi tertentu sesuai dengan standar kinerja, sehingga tercermin adanya suatu keadilan dalam memperlakukan pegawai yang berprestasi, di samping sebagai alat motivasi pegawai. Mengacu pada variabel insentif, sistem insentif berfungsi dalam memotivasi pekerja agar terus-menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban/tanggung jawabnya. Sistem Insentif ini merupakan tambahan bagi upah gaji dasar yang diberikan sewaktu-waktu, dengan membedakan antara pekerja yang berprestasi dengan yang tidak kurang berprestasi dalam melaksanakan pekerjaan/tugas-tugasnya. Dengan demikian, akan terjadi persaingan yang sehat dalam berprestasi, sehingga timbul motivasi kerja berdasarkan pemberian insentif tersebut. Dalam konteks itu berarti, organisasi/perusahaan perlu menghindari pemberian insentif yang tanpa alasan atau dengan alasan yang tidak ada hubungannya dalam upaya pemberian motivasi agar pekerja dapat bekerja lebih baik lagi. Berdasarkan kenyataan itu dalam memberikan insentif sebagai usaha memotivasi kerja, hendaknya diikuti prinsip-prinsip pokok, yaitu insentif diberikan hanya kepada pekerja yang produktif, promosikan pekerja sebagai insentif non finansial/non material, atas dasar produktivitasnya dalam bekerja. Dari uraian-uraian di atas dapat diartikan, bahwa insentif yang diberikan harus dapat mendorong pekerja untuk melaksanakan tugasnya secara baik, yang memang mungkin dilaksanakannya. Apabila sesuatu yang diharapkan dalam bekerja tidak mungkin dilaksanakan, maka insentif tidak akan berfungsi untuk memotivasi pekerja. Namun dalam kenyataannya, dapat saja terjadi bahwa jumlah insentif yang kurang sesuai dengan intensitas dan sifat pekerjaan, jenis insentif yang sangat terbatas sedangkan jenis dan sifat pekerjaan terus berkembang dan manfaat insentif yang
  • 26. dirasakan kurang bermakna bagi tuntutan para pegawai, menyebabkan kebijakan pemberian insentif kurang efektif. Dari paparan di atas berarti pula faktor insentif dapat menjadi faktor dominan dan besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai negeri sipil. Pengaruh ini tercakup dalam dimensi makna insentif. 2.8 Dasar Perhitungan Kompensasi Kerja Dasar perhitungan kompensasi dipakai untuk mendapatkan sistem pembayaran kompensasi yang adil, dan menjadikan perusahaan menarik, mampu bertahan hidup dan mampu memotivasi karyawannya serta dapat melakukan penghematan biaya. Menurut Gomez-Mejia, et al. ( 1995 ), dasar perhitungan kompensasi dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu : 1. Pedekatan Kompensasi Berdasarkan Pekerjaan atau Jabatan Pendekatan pekerjaan atau jabatan mengasumsikan bahwa pekerjaan dapat dilakukan oleh orang yang dibayar untuk jabatan tertentu. Ada tiga komponen kunci untuk mengembangkan rencana kompensasi berdasarkan jabatan yaitu : a. Mewujudkan keadilan internal melalui evaluasi jabatan. Metode evaluasi jabatan memusatkan diri pada jabatan sebagai unit kepentingan. Secara operasional, sistem ini mengandalkan tiga faktor utama yang bisa dikompensasi yaitu pemecahan masalah (problem solving), kecakapan ( know how ) dan pertanggungjawaban (accountability). Evaluasi jabatan ini hanya untuk internal perusahaan bukan untuk menghitung tingkat upah di pasar atau perusahaan lain. Selain itu evaluasi jabatan ini hanya fokus pada nilai tugas masing-masing jabatan, bukan pada orang yang melaksanakannya. b. Mewujudkan keadilan eksternal melalui survei pasar Untuk mencapai keadilan eksternal, perusahaan harus melakukan survei pasar. Dari hasil survei ini, perusahaan dapat membuat
  • 27. kebijakan pembayaran kompensasi, apakah akan membayar lebih tinggi, lebih rendah atau mengikuti pasar. Dasar pemikiran untuk membayar lebih tinggi adalah memaksimalkan kemampuan perusahaan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas dan untuk meminimalkan ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi. Kebijakan untuk membayar lebih rendah dari pasar akan mengakibatkan perusahaan terhalang dalam menarik karyawan-karyawan yang potensial, sedangkan kebijakan yang lazim dijalankan oleh perusahaan adalah mengimbangi persaingan. c. Mencapai keadilan individu Untuk mencapai keadilan individu, maka perusahaan harus menyusun kriteria tingkat pembayaran. Keadilan individu mengarah pada keadilan dalam keputusan pembayaran bagi karyawan yang menempati jabatan yang sama. 2. Pendekatan Kompensasi Berdasarkan Keterampilan Pendekatan keterampilan mengasumsikan bahwa karyawan tidak dibayar karena jabatan yang disandangnya, tetapi lebih pada kemampuannya untuk menyelesaikan tugas. Menurut Lawler ( 1983 ), alasan digunakannya keterampilan sebagai dasar perhitungan kompensasi adalah karena karyawan yang berkemampuan tinggi atau yang mampu mengembangkan keterampilannya dapat menerima kompensasi yang lebih tinggi, walaupun jabatannya tetap dan nilai individu akan lebih tersorot daripada nilai pekerjaan yang dilakukannya. Dalam sistem pembayaran kompensasi berdasarkan keterampilan, tingkat pembayaran kompensasi awal bagi semua karyawan adalah sama. Apabila terjadi peningkatan keterampilan, maka masing-masing keterampilan baru yang mereka miliki dihargai satu tingkat lebih tinggi. Jadi kompensasi hanya akan mengalami kenaikan setelah karyawan memperlihatkan kemampuannya dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu ( dalam Ninuk Muljani, 2002 ).
  • 28. BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaaan yang mereka berikan kepada majikan. Menurut Edwin B Plippo dalam bukunya “Principles of Personal Management”, kompensasi merupakan pemberian imbalan jasa yang layak dan adil kepada karyawan-karyawan karena mereka telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi. Kompensasi mempunyai arti yang luas, selain terdiri dari gaji dan upah, dapat pula berbentuk fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, pakaian seragam, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, tunjangan pangan dan masih banyak lagi yang lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterima oleh karyawan secara tetap. Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawaan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Produktivitas 2. Kemampuan untuk membayar 3. Kesediaan untuk membayar 4. Suplai dan permintaan 5. Organisasi karyawan 6. Berbagai peraturan dan perundang-undangan.