SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
Responsi
Aritmia: Atrial Fibrilasi
DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
DEPARTEMEN/KSM ILMU JANTUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
RSUP IGNG PROF. NGOERAH DENPASAR
2024
Ribka 2302612004
Ciputra 2302612008
Veronika 2302612006
Pembimbing
Dr. Agung Pradnyana Suwirya, SpJP
Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi adalah takiaritmia supraventrikular khas dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi. Aktivasi
atrium yang tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium. Pada elektrokardiogram
(EKG), ciri dari AF adalah tidak adanya konsistensi gelombang P dan digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi)
dengan amplitudo, bentuk dan durasi yang bervariasi. Atrial fibrilasi dapat didiagnosis dengan EKG permukaan,
elektrogram intrakardiak, atau keduanya. Sebuah episode AF didefinisikan sebagai suatu aritmia dengan
karakterisik EKG AF yang bertahan cukup lama untuk terekam pada EKG 12 sadapan atau terdokumentasi
dengan EKG sekurang-kurangnya 30 detik.
Berdasarkan lamanya kejadian:
• Atrial Fibrilasi yang pertama kali terdiagnosis
• Atrial Fibrilasi Paroksismal (7 hari)
• Atrial Fibrilasi Persisten (> 7 hari dan kurang dari <12 bulan)
• Atrial Fibrilasi Persisten jangka Panjang (12 bulan)
• Atrial Fibrilasi Permanen (AF menetap)
Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel (interval RR) :
• Atrial Fibrilasi dengan Rapid Ventricular Response (RVR): Laju ventrikel >100x/ menit
• Atrial Fibrilasi dengan Normal Ventricular Response (NVR): Laju ventrikel 60-100x/menit
• Atrial Fibrilasi dengan Slow Ventricular Response (SVR) : Laju ventrikel <60x/menit
Perhimpunan Doker Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana fibrilasi atrium. Centra Communication; 2014.
Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8
Epidemiologi
• Berdasarkan data dari FHS (Framingham Heart Study), prevalensi atrial fibrilasi meningkat 3 kali lipat
selama 50 tahun terakhir. Di Amerika Serikat, setidaknya 3 hingga 6 juta orang diperkirakan mengalami
atrial fibrilasi setiap tahunnya.
• Di Asia, atrial fibrilasi diperkirakan akan dialami setidaknya 72 juta orang pada tahun 2050, dengan
angka kejadian stroke terkait atrial fibrilasi diperkirakan sebesar 3 juta.
Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab yang sering ditemui antara lain:
a) Usia lanjut
b) Penyakit kardiovaskular
c) Peningkatan konsumsi alkohol
d) Hipertensi
e) Gangguan endokrin yaitu diabetes dan
hipertiroidisme
f) Faktor genetik
g) Gangguan neurologis yaitu
perdarahan subarachnoid atau stroke
Kornej J, et al. Epidemiology of Atrial Fibrillation in the 21st Century: Novel Methods and New Insights.
Circ Res. 2020 Jun 19;127(1):4-20. doi: 10.1161/CIRCRESAHA.120.316340. Epub 2020 Jun 18. PMID:
32716709; PMCID: PMC7577553.
Patofisiologi AF
• Patofisiologi atrial fibrilasi diduga melibatkan
adanya proses remodeling struktural, elektrikal, dan
kontraktilitas. Proses remodeling ini ditandai dengan
adanya proliferasi dan diferensiasi fibroblas menjadi
miofibroblas, sehingga meningkatkan deposisi
jaringan ikat dan fibrosis di atrium.
• Atrial fibrilasi terjadi oleh banyaknya wavelet yang
tersebar secara acak dan saling bertabrakan satu
sama lain.
Tanda dan Gejala AF
• Atrial Fibrilasi ditandai dengan peningkatan denyut
jantung, ketidakteraturan irama jantung (irregularly
irregular rhythm), adanya pulse deficit yakni nadi
pada perifer tidak seirama dengan denyut apikal.
• Gejala klinis dari Atrial Fibrilasi sangat bervariasi
antara satu orang dengan orang lainnya. Bisa tanpa
gejala (asimtomatik) hingga gejala berat. Gejala
Atrial Fibrilasi yang sering dirasakan yaitu pusing,
kelemahan, kelelahan, sesak nafas, nyeri dada,
palpitasi
Diagnosis AF
Terapi
• Tujuan penatalaksanaan pasien dengan Atrial Fibrilasi adalah penurunan risiko kejadian tromboemboli,
mengontrol irama jantung, dan mengontrol laju denyut jantung.
• Terapi antitrombotik yang dipergunakan untuk prevensi stroke pada pasien AF berupa antagonis vitamin
K (warfarin atau coumadin) adalah obat antikoagulan yang paling banyak digunakan untuk pencegahan
stroke pada AF.
• Pengobatan tergantung pada banyak faktor: jenis aritmia, usia, durasi, frekuensi, presentasi klinis,
toleransi dan fungsi jantung.
Prognosis
Prognosis atrial fibrilasi tidak begitu baik, terutama pada pasien usia lanjut. Atrial Fibrilasi mempunyai
keterkaitan yang signifikan dengan peningkatan risiko komplikasi mengakibatkan penurunan kualitas hidup,
disabilitas, peningkatan angka kematian. Komplikasi stroke akibat atrial fibrilasi lebih banyak terjadi pada
lansia.
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : NNP
Umur : 73 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Budha
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
No. RM : 24007170
Alamat : Jl. Raya Kuta GG Sadasari
MRS : 09 Februari 2024
ANAMNESIS
Berdebar-debar
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien perempuan usia 73 tahun, rujukan dari RS Siloam Denpasar (09/02/2024) dengan keluhan berdebar
sejak 3 hari SMRS. Keluhan disertai rasa tidak nyaman di saat berdebar. Pada tgl 10/02/2024 pasien juga
mengeluhkan sesak napas dirasakan sejak pagi. Pasien merasa ngos-ngosan bila berjalan jauh (> 100 meter) sejak
4 bulan terakhir, membaik bila istirahat. Pasien biasa tidur dengan 1 bantal. Pasien batuk berdahak warna putih
kekuningan yg memberat dan bertambah banyak sejak 3 hari SMRS. Riwayat batuk dahak putih hilang timbul sejak
4 bulan terakhir. Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari SMRS. Riwayat demam lama disangkal.
Mual-mual kadang disertai muntah sejak 1 hari SMRS. Nyeri dada maupun riwayat nyeri dada sebelumnya
disangkal. Penurunan nafsu makan disangkal. Keringat dingin malam hari tanpa aktivitas disangkal. Penurunan
berat badan disangkal . Keluhan lain : pilek, sakit tenggorokan, anosmia, ageusia disangkal. BAK dan BAB tidak
ada keluhan.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENGOBATAN
Tidak ada
RIWAYAT SOSIAL
Merokok (-), Alkohol (-), Memasak dengan kayu bakar (+)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Amlodipin 10 mg tiap 24 jam IO
IGD RS Siloam tgl 9/2/24:
- Digoxin 0.5 mg IV
- Amlodipin 1 x 5 mg po
- Ramipril 1 x 5 mg po
- Esomeprazole 40 mg IV
- Ondansetron 8 mg IV
- Flixotide 1 respul inhalasi
ANAMNESIS
Alergi obat (+) golongan Tetra, reaksi kulit melepuh
RIWAYAT ALERGI
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Riwayat hipertensi sejak 2 tahun terakhir rutin pengobatan
- Riwayat Maag sejak 10 tahun terakhir
- Riwayat asma, TBC, PPOK, DM, sakit jantung sebelumnya disangkal
- Riwayat MRS karena sesak napas dalam 1 tahun terakhir tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemah
Tinggi badan : 155cm
Berat badan : 45kg
BMI : 18.7 kg/m2
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Status Present
Tekanan darah : 103/67mmHg
Nadi : 136-147 x/menit, Irreguler
Respirasi : 23 x/menit
Suhu : 36.8 C
Saturasi oksigen : 94% on RA—> 97% on NC 2lpm
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebral (-), pupil (isokor)
Leher : JVP PR +1 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
THT
Telinga : Daun telinga N/N, sekret (-/-), pendengaran normal
Hidung : Sekret (-/-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1 hiperemis (-/-), faring hiperemis (-)
Mulut : Gusi berdarah (-), ulkus lidah(-), papil lidah atrofi (-), bibir pucat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks : Simetris saat statis dan dinamis
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi
Batas atas : ICS II
Batas kanan jantung : Parasternal line dekstra
Batas kiri jantung : Midclavicular line sinistra
Batas Bawah jantung : ICS V
Auskultasi : S1 normal S2 normal, regular, murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pulmo
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Vocal fremitus N, pergerakan simetris
Perkusi : Sonor di seluruh regio dada
Auskultasi : ves +++/+++, rh ++ / - - -kasar, wh - - -/- - -
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), scar (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Asites : Tidak ada
Ekstremitas : hangat ++/++, edema -/-, CRT <2
EKG Siloam Denpasar 09/02/2024
Irama : Atrial Rhytm
Rate :148 bpm
Axis : Normoaxis
Gel. P : P wave
undetermined
PR interval : undetermined
QRS Complex < 0.12 s,
ST-T Changes (-),
R/S V1<1, SV2+RV5 > 35 mm
Conclusion: Atrial Fibrillation RVR,
LV High Voltage
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG RSUP Prof Ngoerah Denpasar
09/02/2024
Irama : Atrial
Rhytm,
Rate : 124 bpm,
Axis :Normoaxis,
Ge. P :P wave
undetermined, PR interval :
undetermined,
QRS Complex < 0.12 s, ST-T
Changes (-), R/S V1<1, SV2+RV5 >
35 mm
Conclusion: Atrial Fibrillation RVR, LV
High Voltage
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan : Asidosis respiratorik terkompensasi metabolik sebagian dgn hipoksemia sedang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Soft tissue : tak tampak kelainan
- Tulang-tulang : tampak multiple osteophyte
pada CV Thoracalis
- Sinus pleura kanan kiri tajam
- Diaphragma kanan kiri normal
- Cor : ukuran kesan membesar, CTR 60%.
Kalsifikasi aortic knob (+)
- Trachea : letak di tengah, airway patent
- Pulmo : tampak konsolidasi pada zona tengah
hingga bawah paru kanan kiri. Corakan
bronchovaskuler normal
Kesan:
- Cardiomegaly dengan aortosclerosis (ASHD)
- Menyokong gambaran pneumonia
- Spondylosis thoracalis
IVSd 1.1 cm
LVIDd 3.1 cm
LVPWd 1.0 cm
LVIDs 2.1 cm
RWT 0.64
LVMI 67.74 g/m2
EF Teich 62%
EF BP 62.9%
E'''''''' Sept 0.05 m/s
E'''''''' Lat 0.09 m/s
PCWP 13.10 mmHg
Pv acct 103 ms
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LVOT Diam 1.6 cm
LVOT VTI 31 cm
MAP 79
HR 90 bpm
SV 62 mL
CO 5.6 lpm
TAPSE 1.9 cm
RV S 11.2 cm/s
IVC Max 1.8 cm
IVC Min 1.0 cm
eRAP 8 mmHg
LAVI 19
LVVI 23.4
Kesan :
Dimensi ruang jantung normal
LV concentric remodelling
Fungsi sistolik LV normal, EF BP 62.9%
Fungsi diastolik LV undertemined due to AF
Kontraktilitas RV normal, TAPSE 1.9 cm
Global normokinetik
Katup : Kesan Normal
eRAP 8 mmHg
Echo Bedside (09/02/2024)
ASSESSMENT
1. AF RVR
- CHADSVASc 4
- HASBLED 2
1. CHF FC II ec HHD
- HT Stage I
- EF BP 62.9%
Susp Pneumonia
Susp PPOK
PLANNING
● Rate Control
● Echocardiografi Full Study via poliklinik
● EKG ulang 6 jam pasca Digoxin IV bolus (Jam 22.00 WITA)
● EKG tiap pagi
● Co prodi paru dengan Susp Pneumonia + PPOK
TREATMENT
● IVFD NaCl 0.9% 8 tpm
● Warfarin 2mg tiap 24 jam
● Digoxin 0.5mg IV Bolus (Sudah di RS Siloam jam 16.00)
● Ramipril 5mg tiap 24 jam IO
● Amlodipin 5mg tiap 24 jam IO
● Bisoprolol 2.5 mg tiap 24 jam IO
● Digoxin 0.5 mg IV bolus jika HR > 110 bpm
● Parasetamol 500 mg tiap 8 jam IO jika Temp > 37.5oC
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia
Ad Functionam : dubia
Ad Sanationam : dubia
PEMBAHASAN STATUS PASIEN
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Atrial Fibrilasi (AF) merupakan kondisi
takiaritmia supraventrikular akibat tidak
terkoordinasinya aktivasi atrium sehingga
pemompaan mekanis atrium menjadi tidak
optimal. Pasien AF umumnya muncul dengan
palpitasi, mudah lelah, presinkop atau sinkop, dan
kelemahan umum, pusing.
Pasien perempuan usia 73 tahun, rujukan
dari RS Siloam Denpasar (09/02/2024) dengan
keluhan berdebar dirasakan sejak 3 hari SMRS.
Keluhan disertai rasa tidak nyaman saat berdebar.
Pasien merasa ngos-ngosan bila berjalan jauh (>
100 meter) sejak 4 bulan terakhir, membaik bila
istirahat. Pasien biasa tidur dengan 1 bantal.
Dada berdebar dirasakan sejak 3 hari SMRS,
keluhan disertai dengan rasa tidak nyaman di
dada. Riwayat berdebar sebelumnya disangkal.
Mual-mual kadang disertai muntah sejak 1 hari
SMRS. Nyeri dada maupun riwayat nyeri dada
sebelumnya disangkal.
Perhimpunan Doker Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana fibrilasi atrium. Centra Communication; 2014.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
● Faktor Resiko Fibrilasi Atrium berhubungan erat
dengan faktor-faktor risiko kardiovaskuler dan
usia. Hipertensi, diabetes, dan penyakit arteri
koroner dapat mempermudah terjadinya fibrilasi
atrium. Penyebab utama dari fibrilasi atrium
yaitu adanya gangguan hemodinamik dimana
peningkatan tekanan intra-atrial menyebabkan
perubahan dalam struktur atrium dan sistem
listrik sehingga menjadi faktor predisposisi
terjadinya fibrilasi atrium.
● Resiko atrial fibrilasi lebih tinggi insiden dan
prevalensinya pada laki-laki dibanding
perempuan, dan 1 dari 3 orang berusia 55
hingga 94 tahun beresiko mengalami AF.
Faktor resiko pada pasien ini adalah, pasien
merupakan perempuan berusia 73 tahun dan
memiliki riwayat hipertensi selama 2 tahun.
ESC, 2020. Diagnosis and management of AF developed in collaboration with EACTS
Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
● Kondisi fisik pasien AF memiliki beberapa
gejala khas diantaranya tanda vital berupa
denyut nadi irregular lebih dari 100x per menit.
Pada pasien ini, denyut nadi pasien adalah 136-
147 x/menit, Irreguler
ESC, 2020. Diagnosis and management of AF developed in collaboration with EACTS
Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
● Atrial Fibrilasi merupakan tipe aritmia yang
sering ditemukan dimana ditandai dengan heart
rate yang sangat cepat sehingga gelombang P
di dalam gambaran elektrokardiogram tidak
dapat diidentifikasi.
● Gambaran elektrokardiogram (EKG) atrial
fibrilasi adalah irama yang tidak teratur dengan
frekuensi laju jantung bervariasi (bisa
cepat/normal/lambat).
● Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel
(interval RR), FA dapat dibedakan menjadi:
○ FA dengan respon ventrikel cepat: Laju
ventrikel >100x/ menit
○ FA dengan respon ventrikel normal: Laju
ventrikel 60 - 100x/menit
○ FA dengan respon ventrikel lambat: Laju
ventrikel <60x/menit
Hasil EKG yang tampak pada pasien ini, meliputi:
gambaran gelombang p yang khas: sulit
teridentifikasi, dan tampak bergetar, interval
R-R yang tidak beraturan.
Pada pasien ini juga ditemukan laju jantung lebih
dari 100 kali per menit disebut atrial fibrilasi
dengan respon ventrikel cepat
(RVR).
Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
● Pemeriksaan foto toraks biasanya normal, tetapi
kadang-kadang dapat ditemukan bukti gagal
jantung atau tanda-tanda patologi parenkim
atau vaskular paru (misalnya emboli paru,
pneumonia).
Pada pasien ini hanya dilakukan pemeriksaan
chest radiography, dimana
didapatkan gambaran kardiomegali dengan CTR
> 50% (60%), dengan kalsifikasi aortic knob
(+).
Lalu tampak konsolidasi pada zona tengah hingga
bawah paru kanan kiri yang menyokong gambaran
pnemonia.
Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
ASSESSMENT
1. AF RVR
- CHA2DS2‐VASc 4
- HASBLED 2
1. CHF FC II ec HHD
- HT Stage I
- EF BP 62.9%
Susp Pneumonia
Susp PPOK
Deirdre A. Lane and Gregory Y.H. Lip. 2012. Use of the CHA2DS2-VASc and HAS- BLED Scores to
Aid Decision Making for Thromboprophylaxis in Nonvalvular Atrial Fibrillation
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.

Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxLaporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxDenaneerRahmadatu2
 
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxhamdhaniWs
 
Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1FadhilAulia7
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptxssuser40ff1a
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)M Afzalurrahman Putranda
 
peripheral arterial disease_desyrusianaa
peripheral arterial disease_desyrusianaaperipheral arterial disease_desyrusianaa
peripheral arterial disease_desyrusianaaDesyRusiana1
 
WOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdf
WOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdfWOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdf
WOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdfElsye Resimanuk
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxkamismisteri
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omihomeworkping3
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)M Afzalurrahman Putranda
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxRahmaDenada2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.pptPPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.pptsoniaaprilia3
 

Similar to Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation. (20)

xxx
xxxxxx
xxx
 
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxLaporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
 
bab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptxbab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptx
 
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
 
Laporan Kasus IPD.pptx
Laporan Kasus IPD.pptxLaporan Kasus IPD.pptx
Laporan Kasus IPD.pptx
 
Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptx
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
peripheral arterial disease_desyrusianaa
peripheral arterial disease_desyrusianaaperipheral arterial disease_desyrusianaa
peripheral arterial disease_desyrusianaa
 
PJR (1).pptx
PJR (1).pptxPJR (1).pptx
PJR (1).pptx
 
Omloop Tn. Usman Hadi.docx
Omloop Tn. Usman Hadi.docxOmloop Tn. Usman Hadi.docx
Omloop Tn. Usman Hadi.docx
 
paket 11 151-200
paket 11 151-200  paket 11 151-200
paket 11 151-200
 
WOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdf
WOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdfWOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdf
WOC Tetralogi Of Fallot (TOF) dan skenario kasus_UKIM AMBON .pdf
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptx
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
Hocm kasus
Hocm kasusHocm kasus
Hocm kasus
 
PPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.pptPPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pertemuan-5.ppt
 

Recently uploaded

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))jimmyp14
 

Recently uploaded (20)

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 

Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.

  • 1. Responsi Aritmia: Atrial Fibrilasi DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DEPARTEMEN/KSM ILMU JANTUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA RSUP IGNG PROF. NGOERAH DENPASAR 2024 Ribka 2302612004 Ciputra 2302612008 Veronika 2302612006 Pembimbing Dr. Agung Pradnyana Suwirya, SpJP
  • 2. Atrial Fibrilasi Atrial fibrilasi adalah takiaritmia supraventrikular khas dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi. Aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium. Pada elektrokardiogram (EKG), ciri dari AF adalah tidak adanya konsistensi gelombang P dan digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi) dengan amplitudo, bentuk dan durasi yang bervariasi. Atrial fibrilasi dapat didiagnosis dengan EKG permukaan, elektrogram intrakardiak, atau keduanya. Sebuah episode AF didefinisikan sebagai suatu aritmia dengan karakterisik EKG AF yang bertahan cukup lama untuk terekam pada EKG 12 sadapan atau terdokumentasi dengan EKG sekurang-kurangnya 30 detik. Berdasarkan lamanya kejadian: • Atrial Fibrilasi yang pertama kali terdiagnosis • Atrial Fibrilasi Paroksismal (7 hari) • Atrial Fibrilasi Persisten (> 7 hari dan kurang dari <12 bulan) • Atrial Fibrilasi Persisten jangka Panjang (12 bulan) • Atrial Fibrilasi Permanen (AF menetap) Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel (interval RR) : • Atrial Fibrilasi dengan Rapid Ventricular Response (RVR): Laju ventrikel >100x/ menit • Atrial Fibrilasi dengan Normal Ventricular Response (NVR): Laju ventrikel 60-100x/menit • Atrial Fibrilasi dengan Slow Ventricular Response (SVR) : Laju ventrikel <60x/menit Perhimpunan Doker Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana fibrilasi atrium. Centra Communication; 2014. Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8
  • 3. Epidemiologi • Berdasarkan data dari FHS (Framingham Heart Study), prevalensi atrial fibrilasi meningkat 3 kali lipat selama 50 tahun terakhir. Di Amerika Serikat, setidaknya 3 hingga 6 juta orang diperkirakan mengalami atrial fibrilasi setiap tahunnya. • Di Asia, atrial fibrilasi diperkirakan akan dialami setidaknya 72 juta orang pada tahun 2050, dengan angka kejadian stroke terkait atrial fibrilasi diperkirakan sebesar 3 juta. Etiologi dan Faktor Resiko Penyebab yang sering ditemui antara lain: a) Usia lanjut b) Penyakit kardiovaskular c) Peningkatan konsumsi alkohol d) Hipertensi e) Gangguan endokrin yaitu diabetes dan hipertiroidisme f) Faktor genetik g) Gangguan neurologis yaitu perdarahan subarachnoid atau stroke Kornej J, et al. Epidemiology of Atrial Fibrillation in the 21st Century: Novel Methods and New Insights. Circ Res. 2020 Jun 19;127(1):4-20. doi: 10.1161/CIRCRESAHA.120.316340. Epub 2020 Jun 18. PMID: 32716709; PMCID: PMC7577553.
  • 4. Patofisiologi AF • Patofisiologi atrial fibrilasi diduga melibatkan adanya proses remodeling struktural, elektrikal, dan kontraktilitas. Proses remodeling ini ditandai dengan adanya proliferasi dan diferensiasi fibroblas menjadi miofibroblas, sehingga meningkatkan deposisi jaringan ikat dan fibrosis di atrium. • Atrial fibrilasi terjadi oleh banyaknya wavelet yang tersebar secara acak dan saling bertabrakan satu sama lain. Tanda dan Gejala AF • Atrial Fibrilasi ditandai dengan peningkatan denyut jantung, ketidakteraturan irama jantung (irregularly irregular rhythm), adanya pulse deficit yakni nadi pada perifer tidak seirama dengan denyut apikal. • Gejala klinis dari Atrial Fibrilasi sangat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Bisa tanpa gejala (asimtomatik) hingga gejala berat. Gejala Atrial Fibrilasi yang sering dirasakan yaitu pusing, kelemahan, kelelahan, sesak nafas, nyeri dada, palpitasi
  • 6. Terapi • Tujuan penatalaksanaan pasien dengan Atrial Fibrilasi adalah penurunan risiko kejadian tromboemboli, mengontrol irama jantung, dan mengontrol laju denyut jantung. • Terapi antitrombotik yang dipergunakan untuk prevensi stroke pada pasien AF berupa antagonis vitamin K (warfarin atau coumadin) adalah obat antikoagulan yang paling banyak digunakan untuk pencegahan stroke pada AF. • Pengobatan tergantung pada banyak faktor: jenis aritmia, usia, durasi, frekuensi, presentasi klinis, toleransi dan fungsi jantung. Prognosis Prognosis atrial fibrilasi tidak begitu baik, terutama pada pasien usia lanjut. Atrial Fibrilasi mempunyai keterkaitan yang signifikan dengan peningkatan risiko komplikasi mengakibatkan penurunan kualitas hidup, disabilitas, peningkatan angka kematian. Komplikasi stroke akibat atrial fibrilasi lebih banyak terjadi pada lansia.
  • 8. Identitas Pasien Nama : NNP Umur : 73 thn Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Budha Status Pernikahan : Menikah Pekerjaan : Wiraswasta Suku/Bangsa : Bali/Indonesia No. RM : 24007170 Alamat : Jl. Raya Kuta GG Sadasari MRS : 09 Februari 2024
  • 9. ANAMNESIS Berdebar-debar KELUHAN UTAMA RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien perempuan usia 73 tahun, rujukan dari RS Siloam Denpasar (09/02/2024) dengan keluhan berdebar sejak 3 hari SMRS. Keluhan disertai rasa tidak nyaman di saat berdebar. Pada tgl 10/02/2024 pasien juga mengeluhkan sesak napas dirasakan sejak pagi. Pasien merasa ngos-ngosan bila berjalan jauh (> 100 meter) sejak 4 bulan terakhir, membaik bila istirahat. Pasien biasa tidur dengan 1 bantal. Pasien batuk berdahak warna putih kekuningan yg memberat dan bertambah banyak sejak 3 hari SMRS. Riwayat batuk dahak putih hilang timbul sejak 4 bulan terakhir. Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari SMRS. Riwayat demam lama disangkal. Mual-mual kadang disertai muntah sejak 1 hari SMRS. Nyeri dada maupun riwayat nyeri dada sebelumnya disangkal. Penurunan nafsu makan disangkal. Keringat dingin malam hari tanpa aktivitas disangkal. Penurunan berat badan disangkal . Keluhan lain : pilek, sakit tenggorokan, anosmia, ageusia disangkal. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
  • 10. ANAMNESIS RIWAYAT PENGOBATAN Tidak ada RIWAYAT SOSIAL Merokok (-), Alkohol (-), Memasak dengan kayu bakar (+) RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA - Amlodipin 10 mg tiap 24 jam IO IGD RS Siloam tgl 9/2/24: - Digoxin 0.5 mg IV - Amlodipin 1 x 5 mg po - Ramipril 1 x 5 mg po - Esomeprazole 40 mg IV - Ondansetron 8 mg IV - Flixotide 1 respul inhalasi
  • 11. ANAMNESIS Alergi obat (+) golongan Tetra, reaksi kulit melepuh RIWAYAT ALERGI RIWAYAT PENYAKIT DAHULU - Riwayat hipertensi sejak 2 tahun terakhir rutin pengobatan - Riwayat Maag sejak 10 tahun terakhir - Riwayat asma, TBC, PPOK, DM, sakit jantung sebelumnya disangkal - Riwayat MRS karena sesak napas dalam 1 tahun terakhir tidak ada
  • 12. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : lemah Tinggi badan : 155cm Berat badan : 45kg BMI : 18.7 kg/m2 Kesadaran : Compos mentis GCS : E4V5M6 Status Present Tekanan darah : 103/67mmHg Nadi : 136-147 x/menit, Irreguler Respirasi : 23 x/menit Suhu : 36.8 C Saturasi oksigen : 94% on RA—> 97% on NC 2lpm
  • 13. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Kepala : Normocephali Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebral (-), pupil (isokor) Leher : JVP PR +1 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-) THT Telinga : Daun telinga N/N, sekret (-/-), pendengaran normal Hidung : Sekret (-/-) Tenggorokan : Tonsil T1/T1 hiperemis (-/-), faring hiperemis (-) Mulut : Gusi berdarah (-), ulkus lidah(-), papil lidah atrofi (-), bibir pucat (-)
  • 14. PEMERIKSAAN FISIK Thoraks : Simetris saat statis dan dinamis Cor Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak Palpasi : Iktus kordis tidak teraba Perkusi Batas atas : ICS II Batas kanan jantung : Parasternal line dekstra Batas kiri jantung : Midclavicular line sinistra Batas Bawah jantung : ICS V Auskultasi : S1 normal S2 normal, regular, murmur (-)
  • 15. PEMERIKSAAN FISIK Pulmo Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-) Palpasi : Vocal fremitus N, pergerakan simetris Perkusi : Sonor di seluruh regio dada Auskultasi : ves +++/+++, rh ++ / - - -kasar, wh - - -/- - - Abdomen Inspeksi : Distensi (-), scar (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal Palpasi : Nyeri tekan (-) Perkusi : Timpani Asites : Tidak ada Ekstremitas : hangat ++/++, edema -/-, CRT <2
  • 16. EKG Siloam Denpasar 09/02/2024 Irama : Atrial Rhytm Rate :148 bpm Axis : Normoaxis Gel. P : P wave undetermined PR interval : undetermined QRS Complex < 0.12 s, ST-T Changes (-), R/S V1<1, SV2+RV5 > 35 mm Conclusion: Atrial Fibrillation RVR, LV High Voltage PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 17. EKG RSUP Prof Ngoerah Denpasar 09/02/2024 Irama : Atrial Rhytm, Rate : 124 bpm, Axis :Normoaxis, Ge. P :P wave undetermined, PR interval : undetermined, QRS Complex < 0.12 s, ST-T Changes (-), R/S V1<1, SV2+RV5 > 35 mm Conclusion: Atrial Fibrillation RVR, LV High Voltage PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 20. PEMERIKSAAN PENUNJANG Kesan : Asidosis respiratorik terkompensasi metabolik sebagian dgn hipoksemia sedang
  • 21. PEMERIKSAAN PENUNJANG - Soft tissue : tak tampak kelainan - Tulang-tulang : tampak multiple osteophyte pada CV Thoracalis - Sinus pleura kanan kiri tajam - Diaphragma kanan kiri normal - Cor : ukuran kesan membesar, CTR 60%. Kalsifikasi aortic knob (+) - Trachea : letak di tengah, airway patent - Pulmo : tampak konsolidasi pada zona tengah hingga bawah paru kanan kiri. Corakan bronchovaskuler normal Kesan: - Cardiomegaly dengan aortosclerosis (ASHD) - Menyokong gambaran pneumonia - Spondylosis thoracalis
  • 22. IVSd 1.1 cm LVIDd 3.1 cm LVPWd 1.0 cm LVIDs 2.1 cm RWT 0.64 LVMI 67.74 g/m2 EF Teich 62% EF BP 62.9% E'''''''' Sept 0.05 m/s E'''''''' Lat 0.09 m/s PCWP 13.10 mmHg Pv acct 103 ms PEMERIKSAAN PENUNJANG LVOT Diam 1.6 cm LVOT VTI 31 cm MAP 79 HR 90 bpm SV 62 mL CO 5.6 lpm TAPSE 1.9 cm RV S 11.2 cm/s IVC Max 1.8 cm IVC Min 1.0 cm eRAP 8 mmHg LAVI 19 LVVI 23.4 Kesan : Dimensi ruang jantung normal LV concentric remodelling Fungsi sistolik LV normal, EF BP 62.9% Fungsi diastolik LV undertemined due to AF Kontraktilitas RV normal, TAPSE 1.9 cm Global normokinetik Katup : Kesan Normal eRAP 8 mmHg Echo Bedside (09/02/2024)
  • 23. ASSESSMENT 1. AF RVR - CHADSVASc 4 - HASBLED 2 1. CHF FC II ec HHD - HT Stage I - EF BP 62.9% Susp Pneumonia Susp PPOK
  • 24. PLANNING ● Rate Control ● Echocardiografi Full Study via poliklinik ● EKG ulang 6 jam pasca Digoxin IV bolus (Jam 22.00 WITA) ● EKG tiap pagi ● Co prodi paru dengan Susp Pneumonia + PPOK
  • 25. TREATMENT ● IVFD NaCl 0.9% 8 tpm ● Warfarin 2mg tiap 24 jam ● Digoxin 0.5mg IV Bolus (Sudah di RS Siloam jam 16.00) ● Ramipril 5mg tiap 24 jam IO ● Amlodipin 5mg tiap 24 jam IO ● Bisoprolol 2.5 mg tiap 24 jam IO ● Digoxin 0.5 mg IV bolus jika HR > 110 bpm ● Parasetamol 500 mg tiap 8 jam IO jika Temp > 37.5oC
  • 26. PROGNOSIS Ad Vitam : dubia Ad Functionam : dubia Ad Sanationam : dubia
  • 28. PEMBAHASAN Teori Kasus Atrial Fibrilasi (AF) merupakan kondisi takiaritmia supraventrikular akibat tidak terkoordinasinya aktivasi atrium sehingga pemompaan mekanis atrium menjadi tidak optimal. Pasien AF umumnya muncul dengan palpitasi, mudah lelah, presinkop atau sinkop, dan kelemahan umum, pusing. Pasien perempuan usia 73 tahun, rujukan dari RS Siloam Denpasar (09/02/2024) dengan keluhan berdebar dirasakan sejak 3 hari SMRS. Keluhan disertai rasa tidak nyaman saat berdebar. Pasien merasa ngos-ngosan bila berjalan jauh (> 100 meter) sejak 4 bulan terakhir, membaik bila istirahat. Pasien biasa tidur dengan 1 bantal. Dada berdebar dirasakan sejak 3 hari SMRS, keluhan disertai dengan rasa tidak nyaman di dada. Riwayat berdebar sebelumnya disangkal. Mual-mual kadang disertai muntah sejak 1 hari SMRS. Nyeri dada maupun riwayat nyeri dada sebelumnya disangkal. Perhimpunan Doker Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana fibrilasi atrium. Centra Communication; 2014.
  • 29. PEMBAHASAN Teori Kasus ● Faktor Resiko Fibrilasi Atrium berhubungan erat dengan faktor-faktor risiko kardiovaskuler dan usia. Hipertensi, diabetes, dan penyakit arteri koroner dapat mempermudah terjadinya fibrilasi atrium. Penyebab utama dari fibrilasi atrium yaitu adanya gangguan hemodinamik dimana peningkatan tekanan intra-atrial menyebabkan perubahan dalam struktur atrium dan sistem listrik sehingga menjadi faktor predisposisi terjadinya fibrilasi atrium. ● Resiko atrial fibrilasi lebih tinggi insiden dan prevalensinya pada laki-laki dibanding perempuan, dan 1 dari 3 orang berusia 55 hingga 94 tahun beresiko mengalami AF. Faktor resiko pada pasien ini adalah, pasien merupakan perempuan berusia 73 tahun dan memiliki riwayat hipertensi selama 2 tahun. ESC, 2020. Diagnosis and management of AF developed in collaboration with EACTS Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
  • 30. PEMBAHASAN Teori Kasus ● Kondisi fisik pasien AF memiliki beberapa gejala khas diantaranya tanda vital berupa denyut nadi irregular lebih dari 100x per menit. Pada pasien ini, denyut nadi pasien adalah 136- 147 x/menit, Irreguler ESC, 2020. Diagnosis and management of AF developed in collaboration with EACTS Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
  • 31. PEMBAHASAN Teori Kasus ● Atrial Fibrilasi merupakan tipe aritmia yang sering ditemukan dimana ditandai dengan heart rate yang sangat cepat sehingga gelombang P di dalam gambaran elektrokardiogram tidak dapat diidentifikasi. ● Gambaran elektrokardiogram (EKG) atrial fibrilasi adalah irama yang tidak teratur dengan frekuensi laju jantung bervariasi (bisa cepat/normal/lambat). ● Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel (interval RR), FA dapat dibedakan menjadi: ○ FA dengan respon ventrikel cepat: Laju ventrikel >100x/ menit ○ FA dengan respon ventrikel normal: Laju ventrikel 60 - 100x/menit ○ FA dengan respon ventrikel lambat: Laju ventrikel <60x/menit Hasil EKG yang tampak pada pasien ini, meliputi: gambaran gelombang p yang khas: sulit teridentifikasi, dan tampak bergetar, interval R-R yang tidak beraturan. Pada pasien ini juga ditemukan laju jantung lebih dari 100 kali per menit disebut atrial fibrilasi dengan respon ventrikel cepat (RVR). Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
  • 32. PEMBAHASAN Teori Kasus ● Pemeriksaan foto toraks biasanya normal, tetapi kadang-kadang dapat ditemukan bukti gagal jantung atau tanda-tanda patologi parenkim atau vaskular paru (misalnya emboli paru, pneumonia). Pada pasien ini hanya dilakukan pemeriksaan chest radiography, dimana didapatkan gambaran kardiomegali dengan CTR > 50% (60%), dengan kalsifikasi aortic knob (+). Lalu tampak konsolidasi pada zona tengah hingga bawah paru kanan kiri yang menyokong gambaran pnemonia. Iung B, Leenhardt A, Extramiana F. Management of atrial fibrillation in patients with rheumatic mitral stenosis. Heart. 2018 Jul;104(13):1062–8.
  • 33. ASSESSMENT 1. AF RVR - CHA2DS2‐VASc 4 - HASBLED 2 1. CHF FC II ec HHD - HT Stage I - EF BP 62.9% Susp Pneumonia Susp PPOK Deirdre A. Lane and Gregory Y.H. Lip. 2012. Use of the CHA2DS2-VASc and HAS- BLED Scores to Aid Decision Making for Thromboprophylaxis in Nonvalvular Atrial Fibrillation