SlideShare a Scribd company logo
1 of 150
MENJADI PRIBADI YANG
RELIGIUS, INKLUSIF DAN HUMANIS
Pendidikan Agama dan Moral
Y.B. Prasetyantha, MSF
“Tuhan, kutahu cintaku terbatas dan tidak
sempurna, tetapi kumau mencintai-Mu tanpa
syarat, sebagaimana Engkau telah mencintaiku
tanpa syarat, dengan cinta-Mu yang sempurna dan
tiada batas.”
PENGANTAR
• Pendidikan Agama dan Moral → Matakuliah
Pengembangan Kepribadian Universitas
Atmajaya Yogyakarta:
– Mampu memberi sumbangan pada kualitas
kehidupan yang lebih baik melalui cahaya
kebenaran (serviens in Lumine Veritas)
– Bersikap Humanis dan Inklusif
– Berjiwa Unggul
Tujuan …
• Mahasiswa MENGENAL diri sebagai mahluk yang berproses
dalam seluruh aspek kepribadiannya untuk menjadi pribadi
yang bebas, dewasa dan unggul.
• Mahasiswa MEREFLEKSIKAN pengalaman hidup beragama
secara kritis dan bertanggung jawab dan menghayatinya
sebagai dasar hidup bersama dalam masyarakat yang plural
(inklusif) dan dalam menghargai martabat manusia
(humanis).
• Mahasiswa mampu MENGANALISA masalah-masalah moral
dan membuat keputusan yang dewasa, bebas dan
bertanggung jawab atas dasar prinsip-prinsip moral yang
benar.
REFLEKSI
“Hidup yang tidak direfleksikan adalah
hidup yang tidak layak dihidupi.”(Socrates)
REFLEKSI
• Melihat secara mendalam makna dan nilaiMelihat secara mendalam makna dan nilai
daridari pengalamanpengalaman; sehingga memunculkan; sehingga memunculkan
tanggapan AKSItanggapan AKSI
• Pertimbangan mendalam akan bahan,Pertimbangan mendalam akan bahan,
pengalamapengalamann, ide, tujuan, reaksi, dll. untuk, ide, tujuan, reaksi, dll. untuk
menangkap maknamenangkap makna && kebenaran terdalamkebenaran terdalam
• Membentuk suara hati, proses formatif danMembentuk suara hati, proses formatif dan
pembebasanpembebasan
Pengalaman:
Masa Lalu, Masa Kini, Masa Depan
“Hidup setiap orang atau setiap kelompok orang
sudah di mulai di masa lalu, sedang dijalani saat ini,
dan masih akan diteruskan di masa depan. Ketiga
masa-hidup itu dapat menjadi suatu kesatuan di
dalam kesadaran orang atau kelompok tersebut bila
pada saat ini masa lalunya itu direfleksikan secara
sadar dan bersungguh-sungguh, demi masa
depannya.”
(Purwa Hadiwardoyo, MSF)
Masa Depan
ada di
tanganmu!
PRIBADI YANG SEHAT:
DIMENSI PERSONAL DAN DIMENSI
SOSIAL KEPRIBADIAN
• Pertanyaan-pertanyaan
pokok:
– Apakah itu kepribadian?
– Apakah ciri-ciri pribadi yang
sehat?
– Apakah Anda termasuk
pribadi yang sehat?
Unsur-unsur pokok kepribadian …
• Kepribadian (personalitas): pola perilaku
seseorang di dalam dunia
• Pribadi (persona): akar struktural dari
kepribadian, suatu inti identitas manusia yang
terdalam
• Hidup manusia akan menjadi hidup otentik
atau hidup sejati apabila kepribadian sesuai
dengan pribadi
Delapan Kategori Pribadi
(Menurut Filsafat Ortega y Gasset) …
1. Pribadi tidak bisa diobyektivasi secara tuntas
karena selalu berkembang dan bertumbuh
2. Pribadi bukan sesuatu yang selesai melainkan
“Aku” yang oleh keterlibatannya dalam sejarahnya
sendiri menciptakan potensi-potensi yang baru
3. Pribadi tak terselami sampai ke dasar-dasarnya
4. Pribadi tidak bisa ditunjuk dengan nomor-nomor
dan hanya bisa terungkap manakala orang
menceritakan otobiografinya kepada orang lain
5. Pribadi sulit dikuantifikasi secara fisik-matematis
6. Pribadi tidak memiliki eksterioritas tetapi
mengungkapkan diri dalam kedirian orang lain secara
serta merta
7. Pribadi pun tak bisa didekati dengan teori
kemungkinan atau probabilitas karena persona
ditandai oleh kebebasan
8. Hadirnya sang diri bagi orang lain tidak pernah netral,
tetapi selalu efektif, selalu menggugah orang lain itu
bukan saja terhadap satu atau beberapa fungsi saja
melainkan secara menyeluruh
Manusia sebagai pribadi hanya bisa dimengerti
“dari dalam.” Dia akan mengembangkan dirinya
sesuai dengan hukum yang tertulis dalam hatinya
dan dengan bebas.
Unsur Pokok Kepribadian …
• Dimensi Personal:
kebebasan dan
tanggung jawab
personal
• Dimensi Sosial:
kebebasan dan
tanggung jawab
sosial
Dimensi Personal Kepribadian:
Orang yang terindividuasi (Model Jung)
“Setiap individu harus
menghadapi dan
memperhatikan
pengalaman-
pengalaman tak
sadar.”
(Carl Jung,1875-1961)
• Struktur Kepribadian
– “Aku” (ego): alam sadar, meliputi semua persepsi,
ingatan, pikiran dan perasaan yang selalu ada
dalam kesadaran kita pada setiap saat
– Ketidaksadaran pribadi: gudang dari bahan yang
tidak lagi sadar, tetapi dapat dengan mudah
muncul dalam kesadaran
– Ketidaksadaran kolektif: gudang pengalaman-
pengalaman masa lalu yang universal
• Orang yang
Terindividuasi:
– Individuasi: proses
menjadi seorang
individu yang unik,
satu ada yang
homogen; ‘menjadi
diri’ (selfhood) atau
‘realisasi-diri’
• Syarat orang terindividuasi:
– Syarat pertama: bahwa orang menyadari segi-segi
diri yang telah diabaikan (ketidaksadaran), karena
ketidaksadaran mewahyukan kepada kita diri kita
yang sebenarnya
– Syarat kedua: menjatuhkan “topeng” kita dan
mulai memegang erat-erat diri asli yang selama ini
disembunyikan
– Syarat ketiga: menyadari semua kekuatan dari
bayang-bayang yang bersifat destruktif dan
konstruktif
– Syarat keempat: menerima biseksualitas (animus
dan anima) psikologis kita
– Orang yang
terindividuasi adalah
orang yang sudah
mencapai: pengetahuan
diri, penerimaan diri,
integrasi diri, ungkapan
diri
– Orang yang sehat
memiliki kepribadian
yang universal
Dimensi sosial kepribadian:
Orang yang mengatasi-diri (Model Frankl)
“Dia yang memiliki
suatu mengapa untuk
hidup bagaimanapun
juga hampir dapat
menderita dengan
sabar.”
(Viktor Frankl, 1905-)
• Kodrat manusia dibangun atas tiga tiang:
– Kebebasan kemauan: kita bebas memilih reaksi
dan mengambil sikap kita terhadap kondisi-kondisi
dari luar
– Kemauan akan arti: kebutuhan kita yang terus
menerus mencari bukan diri kita melainkan suatu
yang memberi makna bagi eksistensi kita
– Arti kehidupan: tanggung jawab pribadi akan nilai
tertinggi yang mengatasi diri kita (kehidupan)
“Tidak ada orang atau sesuatu pun – bukan orang tua,
partner, atau bangsa – dapat memberi kita pengertian
tentang arti dan maksud dalam kehidupan kita.
Tanggung jawab kitalah untuk menemukan cara kita
sendiri dan tetap bertahan di dalamnya segera setelah
ditemukan.”
(Victor Frankl)
• Orang yang Mengatasi-Diri:
– Bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri
– Secara pribadi bertanggung jawab terhadap
tingkah laku hidupnya
– Tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar
diri
– Telah menemukan arti dalam kehidupan yang
cocok dengannya
– Secara sadar
mengontrol kehidupan
mereka
– Mampu
mengungkapkan nilai-
nilai daya cipta, nilai-
nilai pengalaman, atau
nilai-nilai sikap
– Telah mengatasi
perhatian terhadap diri
“Kekhasan manusia ialah dia hanya dapat hidup
dengan melihat ke masa depan.” (V. Frankl)
Ciri-ciri kepribadian yang sehat …
1.Orang-orang yang sehat secara psikologis
mengontrol kehidupan mereka secara sadar
2.Orang-orang yang sehat:
– mampu secara sadar dan bebas mengatur
tingkah laku mereka dan bertanggung jawab
terhadap nasib mereka sendiri
KEBEBASAN
TANGGUNG
JAWAB
3. Orang-orang yang sehat
secara psikologis
mengetahui diri mereka
siapa dan menerima
kekuatan-kekuatan,
kelemahan-kelemahan,
kebaikan-kebaikan,
keburukan-keburukan
mereka
4. Orang-orang yang sehat secara psikologis tidak
hidup dalam masa lampau
5. Orang-orang yang sehat secara psikologis bersandar
kuat pada masa sekarang
6. Dengan tetap berpijak
dan menaruh perhatian
pada kehidupan di sini
dan kini (hic et nunc),
orang-orang yang sehat
mempunyai pandangan
terhadap masa depan
dan berorientasi ke
tujuan-tujuan dan
tugas-tugas yang akan
datang
7. Orang-orang yang sehat secara psikologis tidak
merindukan ketenangan dan kestabilan, tetapi
merindukan tantangan dan kegembiraan dalam
kehidupan, tujuan-tujuan baru dan pengalaman-
pengalaman baru
PENGALAMAN RELIGIUS DALAM
AGAMA-AGAMA DUNIA
• Pengertian Pengalaman Religius:
– Pengalaman perjumpaan manusia akan Yang Ilahi,
Yang Transenden, Yang Kudus
– Pengalaman Religius:
• Universal: dialami oleh manusia seluas dunia
• Plural: dialami secara unik oleh setiap individu
• Eksistensial: dialami sebagai unsur (paling)
penting yang mempengaruhi keberadaan dan
keseluruhan hidup manusia
Manusia: Homo Religiosus
Oleh kodratnya, setiap manusia punya
keterarahan hati kepada Yang Ilahi, Yang
Transenden, Yang Kudus
– Rudolf Otto (1869-1937)
dalam bukunya Das Heilige
(The Idea of the Holy;
1917):
• Pengalaman Religius:
pengalaman pribadi
manusia akan
Mysterium tremendum
et fascinans
– Mysterium: Yang Kudus adalah sesuatu yang
misterius dan tak terpahami → SESUATU YANG
SAMA SEKALI LAIN
– Tremendum: Kemahakuasaan yang meliputi Yang
Kudus yang membuat manusia gentar, takut dan
menjauh → MISTERI YANG MENGETARKAN
– Fascinans: Kemahaindahan yang meliputi Yang
Kudus yang membuat manusia kagum, terpikat dan
mendekat → MISTERI YANG MENGAGUMKAN
Ciri-ciri Pengalaman Religius
(Moojan Momen, The Phenomenon of Religions):
• Suatu pengalaman yang amat mendalam dan
menggairahkan, suatu pengalaman yang penting,
menuntut hormat dan perhatian
• Suatu pengalaman yang membebaskan, termasuk
dari tuntutan-tuntutan dunia fisik (Ada rasa
ketergantungan pada “Yang Lain”)
• Suatu pengalaman yang membawa damai, sukacita
yang meluap-luap meskipun, dalam kesempatan
tertentu, bercampur rasa takut dan gentar (seperti
dikuasai oleh kekuatan dari “Luar”)
• Suatu pengalaman yang sepertinya memberi
seseorang suatu perasaan telah menerima insight,
pengetahuan (meski tidak selalu mudah untuk
menspesifikasi isi pengetahuan tersebut
• Waktu bisa jadi tampak berhenti dan ruang
sepertinya menjadi berubah. Itu nampak sebagai
pengalaman yang terjadi di luar ruang dan waktu
• Suatu pengalaman yang melibatkan seluruh pribadi,
yang mengubah dan yang mendorong yang
bersangkutan pada suatu misi tertentu
“Tuhan, Engkau menanamkan dalam hati kami
kesenangan untuk memuji-Mu. Engkau menciptakan
kami bagi-Mu dan hati kami gelisah sebelum
beristirahat pada-Mu.”
(Santo Augustinus)
Bentuk-bentuk Pengalaman Religius:
• Pengalaman Pembaruan (the regenerative experience):
– suatu pengalaman perjumpaan dengan suatu realitas
yang lebih besar dari diri kita dan yang mampu
mengubah hidup kita (bisa berupa: pertobatan,
peneguhan, perutusan)
• Pengalaman karismatis (the charismatic experience):
– Suatu pengalaman di mana orang yang terlibat di
dalamnya merasa menerima suatu anugerah (bisa
berupa: kedamaian, sukacita, kemampuan
menyembuhkan, membuat mujizat, dsb.)
– Pengalaman Mistik
(the mystical
experience):
• Suatu pengalaman
yang tak
terlukiskan dengan
kata-kata, yang
memberi
pencerahan atau
insight yang
berlangsung pasif
dan sekejap
Pentingnya Pengalaman Religius
• Oleh pengalaman religiusnya, manusia disadarkan
bahwa ia bukanlah asal dan tujuan adanya sendiri,
sebaliknya ia ambil bagian pada Ada yang tidak
berawal dan berakhir: Yang Transenden
• Dengan pengalaman religiusnya, manusia mampu
mengenal dan mencintai Yang Transenden
• Dengan kemampuan ini, manusia kiranya dapat
menanggapi pemberian diri Yang Transenden dalam
pewahyuan
Asal mula Agama-agama dunia
Sejak awal pula,
sepanjang sejarah
hingga sekarang,
manusia
mengekspresikan
pengalaman religiusnya
dalam keyakinan dan
tindakan: kisah suci,
doa, meditasi, kurban,
persembahan, aturan,
dan lain sebagainya.
PENGALAMAN IMAN AKAN
PEWAHYUAN
• Pengertian Pewahyuan
– Pengertian Umum: Suatu komunikasi (diri) Yang
Ilahi/ Yang Transenden/ Yang Kudus/ Allah kepada
manusia
• Unsur Pewahyuan:
1. Asal, sumber, subyek pewahyuan: Allah
2. Perantara atau pelaksana pewahyuan: Sabda,
malaikat, nabi, orang suci
3. Alamat pewahyuan:
pribadi manusia,
suatu kelompok,
suatu bangsa
4. Obyek pewahyuan:
Misteri Diri, rencana,
petunjuk, perintah,
janji Allah
Pewahyuan Khusus:
– Pewahyuan Yahudi (Perjanjian Lama):
• Allah menyatakan diri kepada umat-Nya (Kej 35:7,
Yes 22:14) dan misteri-Nya (Ul 29:29), kemuliaan-
Nya (Yes 40:15), keadilan-Nya (Mzm 98:2)
• Sabda Allah kepada Israel adalah anugerah-Nya
yang paling berharga, dengan mana Dia
menyatakan diri: "Akulah TUHAN" (Kej 28:13; Kel
6:2, 6:29) dan "tidak ada yang lain" (Yes 45:5, Joel
2:27)
– Pewahyuan Kristiani (Perjanjian Baru):
• Allah menyingkapkan, menyatakan, dan
memaklumkan Misteri yang tak mungkin
dihampiri manusia dengan kemampuannya
sendiri: Karya penyelamatan Allah dalam dan
melalui Kristus (Ef 1:1-10; 1Kor 15:28; 1Kor 11:7;
2Tes 1:7; Ef 4:13)
• “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali
dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek
moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka
pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada
kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibr 1:1-2)
– Pewahyuan Islam:
• Wahy (arab) → pewahyuan datang dari Allah,
biasanya melalui perantara Malaikat Jibril, berupa
kehendak, perintah, pengadilan, hukum, yang
merupakan petunjuk (huda) bagi manusia untuk
kembali kepada Fitrah
• Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad (c.
570-632), dalam rupa mimpi, penampakan,
pendengaran, diyakini bahwa ayat-ayat suci ini
diturunkan dari Buku Tak Tercipta yang ada di
Surga, yang isinya kebijaksanaan dan tuntunan
untuk hidup dan peringatan akan Pengadilan
Terakhir
– Pewahyuan Hindu (Veda):
• Kitab-kitab Shruti (yang didengar) dianggap
sebagai yang suci yang berasal dari kekekalan,
berisi tentang asal-usul segala sesuatu, Rig Veda,
kitab yang paling kuno dan suci, berisi puisi yang
merefleksikan kehidupan, Upanishad berisi ajaran
tentang Brahman dan atman
• Kitab-kitab Smrti (yang diingat) adalah kitab
tentang asal-usul manusia, yang diceritakan oleh
penutur-penutur terlatih, Ramayana dan
Mahabarata (Bhagavad Gita) merupakan sumber
ajaran dan nasehat spiritual
– Pewahyuan Buddha:
• Theravada (jalan bagi kaum tua-tua): Tipitaka (tiga
bakul): Vinaya Pitaka yg berbicara ttg Sangha;
Sutta Pitaka yg terdiri dari kotbah-kotbah Buddha;
Abhimdhamma Pitaka yg berisi analisis ajaran
Buddha
• Mahayana (kendaraan besar): Kitab Suci berisi
“sabda Buddha”, Vimalakirti Sutra yang berisi kisah
tentang seseorang yang berumah tangga tetapi
hidupnya lebih suci daripada semua Bodhisattva
Pengalaman Iman sebagai Tanggapan atas
Pewahyuan
• Pengertian Iman:
– IMAN: Kepercayaan dan Penyerahan diri manusia
sebagai tanggapan akan komunikasi Allah
– Hal-hal yang mendasar yang perlu diperhatikan:
• Dengan tindakan iman, pertama-tama, seseorang
menerima tawaran komunikasi Allah dan masuk
dalam kesatuan dengan-Nya
• Oleh karena itu, iman lebih dari sekedar
penerimaan-kesetujuan akan sejumlah kebenaran
tentang Allah
• Aspek-aspek Pengalaman Iman:
– Iman adalah PERJUMPAAN PRIBADI yang DINAMIS
yang menantang manusia menyerahkan hidup
seluruhnya (ultimate concern) kepada Allah yang
memanggil untuk berbagi Hidup
– Iman adalah OPSI FUNDAMENTAL untuk menjawab
sapaan Allah yang menyapa manusia untuk berbagi
hidup
– Iman DIUNGKAPKAN dengan lebih eksplisit dalam doa
dan DIWUJUDKAN dengan sungguh dalam tanggung
jawab moral
Skema 1:
Pengalaman Religius, Pewahyuan+Pengalaman Iman
Manusia
ALLAH
Manusia Manusia
Yang Ilahi ALLAH
Penghayatan Iman:
– Ungkapan iman:
tindakan orang beriman
untuk menampakkan
imannya lebih eksplisit
(segi kelihatan)
– Perwujudan iman:
tindakan orang beriman
untuk menyatakan
imannya lebih sungguh
(segi pembatinan)
“Katakan cinta dengan bunga, nyatakan cinta
dengan setia. Ungkapkan iman dalam doa,
wujudkan iman dalam perbuatan baik terhadap
sesama.”
AGAMA SEBAGAI REALITAS
RELIGIUS DAN SOSIAL
• Agama:Agama:
– Cicero: L.Cicero: L. religioreligio →→ re-ligerere-ligere: ber-penuh: ber-penuh
perhatian, memperhatikan → pemenuhan yangperhatian, memperhatikan → pemenuhan yang
sungguh terhadap kewajiban, kekaguman akansungguh terhadap kewajiban, kekaguman akan
yang kuasa yang lebih tinggiyang kuasa yang lebih tinggi
– Lactantius (260-340): L.Lactantius (260-340): L. religioreligio →→ re-ligarere-ligare::
mengikat, menjaga kesatuan suatu relasi yangmengikat, menjaga kesatuan suatu relasi yang
dekat dan terus dengan yang ilahidekat dan terus dengan yang ilahi
Agama sebagai realitas religius dan sosial
• Tujuh (7) Dimensi Agama:
– Eksperiensial dan emosional
– Praktikal dan ritual
– Naratif dan mitis
– Doktrinal dan filosofis
– Etikal dan legal
– Sosial dan institusional
– Material
PLURALITAS AGAMA DAN
KOMUNITAS DIALOGAL
• Pluralitas Agama:
– Pluralitas: realitas/kenyataan keberagaman
agama-agama dunia
– Pluralisme: paham yang menerima kenyataan
keberagaman agama-agama dunia
– Relativisme Agama: paham yang merelatifkan
semua agama dunia
– Absolutisme Agama: paham yang mengabsolutkan
satu agama terhadap agama lain
• Komunitas dialogal
– Komunitas yang dibangun atas dasar toleransi dan
apresiasi antar umat beragama di dunia demi
menciptakan suatu kehidupan yang lebih
bermartabat, masyarakat yang lebih berbudaya
dan dunia yang lebih baik
• Tujuh jiwa unggul (atmajaya) dalam mensikapi
pluralitas agama dan dalam membangun
komunitas dialogal:
Kriteria 1
• Realistis: Menerima pluralitas iman sebagai
realitas.
Kriteria 2
• Positive Thinking:
Melihat pluralitas
iman bukan saja
sebagai masalah
tetapi juga sebagai
berkat.
Masalah Berkat
Kriteria 3
• Praksis A Posteriori: Mengenal
agama-agama lain tidak
secara teoritis dan a priori
melainkan dalam perjumpaan
pribadi.
A priori A posteriori
Kriteria 4
• Living with Tension: Hidup
dengan ketegangan untuk
selalu
– setia pada kebenaran iman
sendiri sekaligus
– terbuka terhadap kebenaran
iman yang dihidupi oleh orang
lain.
Keseimbangan Kreativitas
Kriteria 5
• Persahabatan
sejati: Menerima
persamaan dan
perbedaan dengan
serius dan tulus.
Persamaan Perbedaan
Kriteria 6
• Beyond Tolerance: Menjadikan
perjumpaan pribadi sebagai:
– “suatu tindakan
perlawanan” (an act of
resistence) terhadap
kecenderungan untuk
‘mengimunisasi’ diri
– “suatu tindakan harapan”
(an act of hope) untuk
mencapai transformasi
spiritual.
Resistensi Harapan
Kriteria 7
• Kenosis:
Mengosongkan diri
dalam perjumpaan
antar pribadi.
• Ada seorang
guru besar
dari sebuah
universitas
yang berjalan
mencari arti
kehidupan. ...
....
PRINSIP-PRINSIP MORAL DASAR &
PERSOALAN MORAL HIDUP
• Pengertian:
– Moral:
• Asal kata: mos - mores (latin): kebiasaan, adat
• Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya
• Immoral: bertentangan dengan moral yang baik, secara
moral buruk, tidak etis
• Amoral: tidak berhubungan dengan konteks moral, di
luar suasana moral, non-moral (netral)
– Etika:
• Asal kata: ethos - ta etha (yunani): adat kebiasaan
• Nilai mengenai benar salah yang dianut suatu golongan
atau masyarakat (= moral)
• Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan moral
(= kode etik)
• Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral
• Etiket: sopan santun (hanya dalam pergaulan)
• Teori-teori Etika:
– Hedonisme:
• Asal kata: hedone (yunani): nikmat, kesenangan
• Axioma: carilah nikmat dan hindarilah perasaan-perasaan
yang menyakitkan
• Catatan kritis:
– Manusia menurut kodratnya cenderung mencari
kesenangan dan menghindari ketidaksenangan
– Namun manusia bukan bertindak hanya karena
dorongan spontan, tetapi juga rasional
– Nikmat yang sesaat (egois) tidak sama dengan
kebahagiaan yang lebih tahan lama
– Etika Pengembangan Diri:
• Kebahagiaan: kumpulan nilai-nilai kebenaran, pengetahuan,
kesosialan, tanggung jawab, estetis dan religius
• Tiga tahap pengembangan diri:
– Mengembangkan diri sedemikian rupa hingga bakat-
bakat yang potensial menjadi kenyataan (self realization)
– Melepaskan diri: mengembangkan diri dengan membuka
diri bagi tanggung jawab (tugas) obyektif (kepemimpinan,
pelayanan, dll)
– Menerima diri: mengembangkan diri dengan menerima
diri dalam batas-batas kita
– Utilitarisme:
• Asal kata: utilis (latin): berguna
• Prinsip: manusia wajib berusaha untuk selalu menghasilkan
kelebihan akibat-akibat baik yang sebesar-besarnya terhadap
akibat-akibat buruk apabila kita bertindak.
• Keuntungan:
– manusia bertanggung jawab atas akibat yang
dilakukannya
– Manusia bertanggung jawab terhadap sesamanya
• Kelemahan: tidak dapat menjamin keadilan
• Prinsip-prinsip Moral Dasar:
– Prinsip sikap baik:
• Bersikap baik berarti memandang seseorang dan
sesuatu tidak hanya sejauh berguna bagi saya,
melainkan menghendaki, menyetujui, membenarkan,
mendukung, membela perkembangnya, mendukung
kehidupan dan mencegah kematiannya demi dia itu
sendiri
• Tetapi kemampuan manusia untuk bersikap baik
terbatas
– Prinsip Hormat terhadap diri sendiri:
• Manusia wajib untuk selalu memperlakukan diri
sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri
(pribadi yang bermartabat)
• Arah pertama: kita tidak membiarkan diri diperas,
diperalat, disalahgunakan, diperkosa, atau diperbudak
• Arah kedua: kita jangan sampai membiarkan diri
terlantar
• Prinsip hormat terhadap diri sendiri ≠ egois
– Prinsip Keadilan:
• Adil pada hakekatnya
berarti kita
memberikan kepada
siapa saja apa yang
menjadi haknya
• Tuntutan paling
dasariah keadilan:
perlakuan yang sama
terhadap semua orang,
tentu dalam situasi
yang sama
• Tolok Ukur Moral:
– Norma Masyarakat
– Suara Hati:
• Suara hati adalah kesadaran moral kita dalam situasi
konkret
• Suara hati: kesadaran saya akan kewajiban dan
tanggung jawab saya sebagai manusia dalam situasi
konkret
• Suara hati adalah pangkal otonomi manusia, pusat
kemandirian, maka selalu harus ditaati
• Suara hati bukan soal perasaan tetapi masalah
kebenaran obyektif (“ya” atau “tidak”)
• Keutamaan Moral:
– Kejujuran
– Otentik
– Kesediaan bertanggung jawab
– Kemandirian moral
– Keberanian moral
– Kerendahan hati
– Realistik dan kritis
Persoalan Moral Hidup …
• Kasus Aborsi (Gadis SMP)
• Alasan orang melakukan aborsi dan penilaian
– Alasan Sosial Ekonomi (Keadaan sosial ekonomi
ibu dan keluarga sangat rendah)
– Penilaian:
• Aborsi tidak dapat diterima karena nilai yang
dikorbankan (bayi) lebih tinggi daripada yang mau
dicapai (uang, gengsi, rasa malu dll)
• Selain itu ada cara lain untuk mengatasi: dititipkan
pada panti asuhan atau diadopsi orang lain
– Alasan Psikis/Psikososial (keadaan psikis ibu yang masih
terlalu muda, hamil karena hubungan yang tidak benar,
akibat perkosaan, hamil sebelum nikah, hubungan gelap,
dll)
– Penilaian:
• Nilai yang dikorbankan masih lebih besar daripada
alasannya
• Terlalu memandang kesehatan manusia hanya dari segi
psikis, tidak utuh
• Aborsi malah menambah rasa bersalah pada wanita
• Untuk hamil di luar nikah: mengapa tidak mau
menanggung akibat dari perbuatannya? Hanya mau
enak?
– Untuk yang diperkosa:
» Perlu sadar bahwa dia tidak bersalah,
maka tidak usah malu
» Nilai hidup bayi lebih tinggi dari sait
ibu
» Bayi bukan agresor seperti
pemerkosanya, sehingga tidak boleh
ikut dihukum
» Perlu bersikap adil: menuntut yang
bersalah (si pemerkosa) dan bukan
yang tidak bersalah (si bayi)
» Perlu dibantu secara sosial dan
psikososial untuk dapat menerima
diri
PERSOALAN MORAL SEKSUAL DAN
MORAL PERKAWINAN
Moral Seksual …
• Pengertian:
– Seks: alat kelamin yang membedakan laki-laki dan
perempuan
– Seksualitas:
• seluruh cara keberadaan manusia sebagai laki-laki
atau perempuan (termasuk di dalamnya keadaan
fisik, psikologis, seks penampilan, cara berpikir,
cara bertindak, dll)
• Seksualitas mengandung unsur relational antara
laki-laki dan perempuan
• Terkandung di dalamnya bahwa laki-laki sendiri
belum lengkap, demikian juga perempuan sendiri
belum lengkap, maka mereka saling membutuhkan
dan melengkapi
• Kelengkapan ini berdimensi prokreasi, yaitu
terbuka akan kelangsungan keturunan
• Dalam pengalaman iman, laki-laki dan perempuan
diciptakan oleh Allah, Mereka ini baik adanya,
maka seksualitas adalah baik
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”
(Kejadian 1:27)
• Aspek etis dalam meninjau tindakan seksual
(berkaitan kasus seks pra nikah misalnya):
– Aspek pribadi/personal
• Apakah dengan tindakan itu seseorang semakin
berkembang dan pribadinya semakin menjadi utuh dan
baik?
• Apakah dengan tindakan itu ia menjadi pribadi yang
semakin bebas dan bertanggung jawab?
• Apakah dengan tindakan itu semakin mendekati citra
Allah?
– Aspek cinta sejati:
• Apakah di situ ada unsur
kerelaan, saling berkorban
dan membahagiakan?
• Apakah ada unsur
menghormati, menghargai
yang lain dalam tindakan
itu?
• Apakah ada unsur
kebebasan yang
membebaskan kedua belah
pihak?
– Aspek sosial:
• Apakah tindakan itu ada unsur demi orang lain dan
bukan hanya demi kepentingan diri sendiri?
• Apakah masyarakat dilibatkan dan ada pengakuan
dari masyarakat, sehingga kepastian akan relasi itu
dijamin?
– Aspek prokreasi:
• Apakah tindakan itu terbuka terhadap kedatangan
keturunan sebagai hasil kasih sayang mereka
berdua?
• Apakah ada unsur tanggung jawab terhadap akibat
perbuatan itu?
Moral Perkawinan …
• Bahan Diskusi:
– Apa tujuan orang kawin?
– Motivasi apa saja yang menyebabkan orang
kawin?
– Apa motivasi itu cukup kuat untuk menjadi dasar
perkawinan yang ideal? Mengapa?
– Apa yang menjadi dasar kuatnya suatu
perkawinan?
– Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam
mempersiapkan suatu perkawinan?
Perkawinan Katolik
• Tujuan Perkawinan:
– Untuk saling membahagiakan antara suami istri
– Untuk saling menjadikan utuh sebagai manusia
– Untuk melangsungkan kehidupan dengan
keturunan
– Untuk membahagiakan anak-anak sebagai buah
cinta kasih
• Dasar Perkawinan Ideal:
– Cinta sejati
– Kesadaran, kebebasan dan tanggung jawab untuk
saling membahagiakan
• Wujud Cinta Sejati:
– Saling menerima apa adanya
– Saling menghormati, menghargai dan membantu
– Saling terbuka, setia, percaya, jujur kepada yang
lain
– Mau berkurban demi kebahagiaan yang lain
– Bertanggung jawab
– Dll.
• Sifat Cinta Sejati:
– Utuh, penuh, maka hanya bisa
antara 2 pribadi
– Tidak bersyarat: untuk
selamanya
• Motivasi Pernikahan yang tidak ideal:
– Hanya demi keturunan
– Hanya demi uang/harta
– Hanya demi mentaati/hormat kepada orang tua
– Hanya demi kepuasan seks
– Hanya demi status/kedudukan
– Hanya demi rasa kasihan atau hutang budi
– Hanya demi meringankan beban hidup
– Hanya untuk pelarian
– Hanya karena “kecelakaan”
Unsur yang terpenting dalam perkawinan adalah
bahwa kedua pribadi saling mencinta dan dengan
sadar, bebas dan bertanggung jawab mau saling
membahagiakan.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan
perkawinan:
– Orang tua dan keluarga
– Keadaan ekonomi kedua calon: Apa punya penghasilan
tetap?
– Pendidikan keduanya agar dapat saling berkomunikasi
– Keadaan sosial mereka: agama, suku, bangsa, derajat dll.
– Kesehatan kedua calon
– Lingkungan dan rencana tempat tinggal
– Umur dan kedewasaan
Persoalan-persoalan Moral Perkawinan:
– Perkawinan campur
beda agama
– Poligami
– Perselingkuhan – Perceraian
PERSOALAN MORAL SOSIAL –
BUDAYA - EKONOMI
Moral Sosial …
• Kasus ketidakadilan sosial
• Ciri keadilan:
– Dapat dituntut dengan pasti, bukan soal perasaan. Misal
seorang juragan yang menggaji tidak adil karyawannya
– Menyangkut suatu tindakan lahiriah atau barang. Misal
adil dalam pembagian barang, uang, gaji, pelayanan
– Terarah pada orang lain. Misal saya adil terhadap
mahasiswa saya, bukan terarah pada diri sendiri
– Ada unsur: yang
diberikan = yang
diwajibkan
– Wajib diberikan
– Ada unsur tiap orang
memperoleh
bagian/hak yang sama
• Tiga macam keadilan
– Keadilan kommutatif: Keadilan perjanjian,
keadilan tukar menukar, Keadilan dengan
menepati persis apa yang dijanjikan
– Keadilan distributif: keadilan pembagian, keadilan
karena membagi secara sama suatu yang baik
atau yang tidak baik. Misal setiap orang harus
membayar pajak sama
– Keadilan legal, hukum: Setiap orang mendapat
perlakuan sama di depan hukum.
• Keadilan sosial:
– Keadilan sosial bukan keadilan tersendiri lepas
dari ketiga keadilan tadi, tetapi lebih memberikan
situasi agar keadilan di atas dapat terlaksana
– Tiap orang untuk dapat melaksanakan haknya
diperlukan situasi dasar minimal yang cukup,
itulah keadilan sosial yang menyangkut
penggunaan harta negara demi kepentingan
umum
– Pelaksanaan keadilan sosial ini tidak dapat
dijalankan oleh individu-individu sendiri, meski
mereka berkemauan baik. Tetapi pelaksanaan
keadilan sosial harus lebih ditentukan oleh
struktur masyarakat yang lebih luas/pemerintah
– Situasi masyarakat disebut tidak adil kalau: taraf
minimal untuk hidup terancam, yaitu
• Tidak bebas dari penderitaan karena kemiskinan dan
perkosaan hak
• Tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
manusia, yaitu kebutuhan biologis dan fungsional
(makan, sandang, papan, kesehatan
PERSOALAN MORAL LINGKUNGAN
HIDUP & ETIKA GLOBAL
BERIMAN DALAM DUNIA MODERN
Hubungan Iman dan Ilmu Pengetahuan
• Daftarlah 10 kegiatan yang paling menyita waktu
Anda!
– 1.
– 2.
– 3.
– 4.
– 5.
– 6.
– 7.
– 8.
– 9.
– 10.
• Apakah kegiatan yang berhubungan dengan
pengalaman religius dan iman (Agama) ada dalam
daftar TOP TEN tersebut?
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI
• Sisi Positif:
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi semakin
memungkinkan manusia
– semakin menjadi
manusia (HOMINISASI)
dan
– semakin menjadi
manusiawi
(HUMANISASI)
• Sisi Negatif:
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bisa
membuat manusia
– tidak lagi menjadi
dirinya sendiri (de-
hominisasi dan de-
humanisasi) dan
– tidak lagi
memanusiakan orang
lain (homo homini
lupus)
GLOBALISASI
• Suatu proses yang
membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin
terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi
dengan menyingkirkan
batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya
masyarakat.
• Ciri-ciri Globalisasi:
– Perubahan dalam konsep ruang dan waktu oleh
perkembangan teknologi komunikasi seperti
telepon genggam, televisi satelit dan internet
– Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang
berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat
dari pertumbuhan perdagangan internasional,
pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi
organisasi dunia (WTO & IMF)
– Peningkatan interaksi
kultural melalui
perkembangan media
massa (terutama televisi,
film, musik, transmisi
berita, olah raga
internasional)
– Meningkatnya masalah
bersama seperti global
warming, krisis
multinasional, terorisme
internasional
• Teori Globalisasi:
– Globalis: globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana
orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan
– Tradisionalis: Globalisasi adalah sebuah mitos semata
atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan
– Transformasionalis: Pengaruh globalisasi memang
terlalu dibesar-besarkan tetapi sangat bodoh jika
orang menyangkal keberadaannya
• Kebaikan Globalisasi (Ekonomi)
– Produksi global dapat ditingkatkan
– Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam
suatu negara
– Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
– Dapat memperoleh lebih banyak modal dan
teknologi yang lebih baik
– Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan
(ekonomi)
• Keburukan Globalisasi
(Ekonomi)
– Menghambat
pertumbuhan sektor
industri
– Memperburuk neraca
pembayaran
– Sektor keuangan
semakin tidak stabil
– Memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi
jangka panjang
• Reaksi Masyarakat:
– Pro-globalisasi
– Anti-globalisasi
SEKULARISASI
• Sekuler = “yang termasuk zaman dunia ini” atau “yang
bercorak duniawi” dan bukan keagamaan atau ketuhanan
• Pengertian: proses PEMBEDAAN antara bidang-bidang
duniawi dan bidang keagamaan atau rohani
• Tujuan: otonomi bidang-bidang hidup manusia seperti
ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, politik, ekonomi, dll.
• Akibat: agama dimurnikan dengan desakralisasi hal-hal
yang sebenarnya bukan sakral, misalnya soal kesehatan
Sekularisme
• Pengertian: ideologi untuk
membenarkan pendirian
bahwa dunia ini (saeculum,
latin) sebagai keseluruhan
dimengerti tanpa hubungan
apa pun (PEMISAHAN)
dengan yang Ilahi (Sang
Pencipta)
• Tujuan: memisahkan realitas
duniawi dengan yang
Transenden → bercorak ateis
• Akibat: Agama dibatasi pada
lingkungan gedung ibadat
dan urusan orang perorangan
saja
Bagaimana sikap Anda sebagai orang
beriman???
Ikut arus?
Melawan arus?
Membuat arus alternatif?
BE CREATIVE:
Think globally, Act locally!
TIGA HAL UTAMA:
Agama yang Berpijak
• Bila Agama adalah sebuah
institusi pencarian akan Allah
yang senantiasa lebih besar
(Deus semper maior), maka
“pencarian Allah tidak hanya
dicapai secara spekulatif-teoritis,
tetapi juga dengan PRAKSIS.
Agama lalu tidak bisa
melepaskan diri dari dunia. …
Tidak bisa tidak, agama perlu
BERPIJAK DI DUNIA, dalam
pergumulan hidup anak-anak
manusia.”
Agama yang Berpihak
• Bila agama adalah kepanjangan
tangan Allah di dunia, maka
“perhatian yang utuh terhadap
kehidupan menjadi mendesak di
tengah paradoks kehidupan
manusia. … Di sinilah agama
dituntut untuk BERPIHAK terhadap
mereka yang sungguh
membutuhkan sapaan dan pelukan
agar agama sungguh menjadi
konkretisasi keberpijakannya di
dunia, di tengah kancah kiprah
kehidupan manusia.”
Peran Agama dalam Dunia
Modern
• Peran iluminatif
(menerangi): dengan
memberikan wawasan
etis yang lebih luas atas
realitas ini
• Peran profetis
(kenabian): dengan
berfungsi kritis terhadap
tetapan-tetapan yang
dibuat manusia dengan
perspektif luas dari
pewahyuan
• Peran liberatif
(membebaskan): dengan
membebaskan diri dari
lubang-lubang jebakan
kultural yang
membelenggunya yang sering
mereduksi kemanusiaan
• Peran transformatif
(mengubah): dengan
menawarkan suatu realitas
alternatif yang konkret

More Related Content

What's hot

Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURSansanikhs
 
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanAncaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanFirda Saadah
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaNadia Eva
 
Pengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesiaPengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesiaTogar Simatupang
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptAisyah Turidho
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahYunitha Rahmah
 
Unsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasionalUnsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasionalYabniel Lit Jingga
 
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliyaKetahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliyanatal kristiono
 
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIPENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIsyoretta
 

What's hot (20)

Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
 
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanAncaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
 
Ideologi dan Macam-macamnya
Ideologi dan Macam-macamnyaIdeologi dan Macam-macamnya
Ideologi dan Macam-macamnya
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
 
Pengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesiaPengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesia
 
bullying.ppt
bullying.pptbullying.ppt
bullying.ppt
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
 
Unsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasionalUnsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasional
 
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliyaKetahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Analisa lingkungan titok widodo
Analisa lingkungan titok widodoAnalisa lingkungan titok widodo
Analisa lingkungan titok widodo
 
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIPENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
 

Viewers also liked

Pentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam KehidupanPentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam KehidupanHasbullah Marwan
 
Cara cepat meraih keimanan
Cara cepat meraih keimananCara cepat meraih keimanan
Cara cepat meraih keimananYusran Muis
 
Modul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusia
Modul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusiaModul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusia
Modul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusiaUwes Chaeruman
 
Tutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux DebianTutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux DebianHasbullah Marwan
 
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seniPentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seniHasbullah Marwan
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadianelmakrufi
 
Skripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anakSkripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anakPoetra Chebhungsu
 
Hakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragama
Hakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragamaHakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragama
Hakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragamaChrisdinar Intan
 
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas XPerilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas Xecstasya
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamLisa Tri Setiawati
 
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaBab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaNurmah Wijayanti
 

Viewers also liked (17)

Pentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam KehidupanPentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
 
Cara cepat meraih keimanan
Cara cepat meraih keimananCara cepat meraih keimanan
Cara cepat meraih keimanan
 
Modul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusia
Modul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusiaModul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusia
Modul 1 kb 1 kepribadian dan perilaku manusia
 
Gereja Berpolitik
Gereja BerpolitikGereja Berpolitik
Gereja Berpolitik
 
Pewahyuan kristiani
Pewahyuan kristianiPewahyuan kristiani
Pewahyuan kristiani
 
Tutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux DebianTutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux Debian
 
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seniPentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadian
 
Definisi religi
Definisi religiDefinisi religi
Definisi religi
 
Skripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anakSkripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anak
 
Teori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluargaTeori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluarga
 
Hakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragama
Hakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragamaHakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragama
Hakekat dan dimensi manusia sebagai pangkal hidup beragama
 
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas XPerilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
 
Kedewasaan rohani
Kedewasaan rohaniKedewasaan rohani
Kedewasaan rohani
 
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaBab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Musik Religi
Musik ReligiMusik Religi
Musik Religi
 

Similar to Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis

Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxSubjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxMukhammadLuqmanHakim4
 
Eksistensial humanistik
Eksistensial humanistikEksistensial humanistik
Eksistensial humanistikDevi novianti
 
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikMakalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikDevi novianti
 
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan PengembangannyaHakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan PengembangannyaHariyatunnisa Ahmad
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Ppt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistikPpt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistikbaeniikhwati
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
Manusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptxManusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptxbambanggunawan39
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaGiovanni Promesso
 
Falsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeFalsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeSiti Zulaikha
 
Isbd tugas
Isbd tugasIsbd tugas
Isbd tugasIsa Tuyo
 
Manusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikanManusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikanIwanAr
 
Carl roger sp
Carl roger  spCarl roger  sp
Carl roger spBen PHu
 

Similar to Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis (20)

Pertemuan 2 Hakikat manusia.pptx
Pertemuan 2 Hakikat manusia.pptxPertemuan 2 Hakikat manusia.pptx
Pertemuan 2 Hakikat manusia.pptx
 
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxSubjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
 
FM 14 - Review.ppt
FM 14 - Review.pptFM 14 - Review.ppt
FM 14 - Review.ppt
 
Eksistensial humanistik
Eksistensial humanistikEksistensial humanistik
Eksistensial humanistik
 
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIKEKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
 
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikMakalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan PengembangannyaHakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
 
Kepribadian makhluk manusia
Kepribadian makhluk manusiaKepribadian makhluk manusia
Kepribadian makhluk manusia
 
Teori kewujudan
Teori kewujudanTeori kewujudan
Teori kewujudan
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Ppt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistikPpt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistik
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Manusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptxManusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptx
 
Slide kepribadian erich fromm
Slide kepribadian erich frommSlide kepribadian erich fromm
Slide kepribadian erich fromm
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
 
Falsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeFalsafah Eksistensialisme
Falsafah Eksistensialisme
 
Isbd tugas
Isbd tugasIsbd tugas
Isbd tugas
 
Manusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikanManusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikan
 
Carl roger sp
Carl roger  spCarl roger  sp
Carl roger sp
 

More from Giovanni Promesso

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianGiovanni Promesso
 
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKGiovanni Promesso
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinGiovanni Promesso
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGiovanni Promesso
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGiovanni Promesso
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanGiovanni Promesso
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGiovanni Promesso
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaGiovanni Promesso
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Giovanni Promesso
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Giovanni Promesso
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGiovanni Promesso
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Giovanni Promesso
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGiovanni Promesso
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernGiovanni Promesso
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaGiovanni Promesso
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaGiovanni Promesso
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikGiovanni Promesso
 

More from Giovanni Promesso (20)

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
 
Eskatologi modern
Eskatologi modernEskatologi modern
Eskatologi modern
 
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
 
Gereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu BaruGereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu Baru
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan Indonesia
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
 
Libido Politik Agustinus
Libido Politik AgustinusLibido Politik Agustinus
Libido Politik Agustinus
 

Recently uploaded

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis

  • 1. MENJADI PRIBADI YANG RELIGIUS, INKLUSIF DAN HUMANIS Pendidikan Agama dan Moral Y.B. Prasetyantha, MSF
  • 2. “Tuhan, kutahu cintaku terbatas dan tidak sempurna, tetapi kumau mencintai-Mu tanpa syarat, sebagaimana Engkau telah mencintaiku tanpa syarat, dengan cinta-Mu yang sempurna dan tiada batas.”
  • 4. • Pendidikan Agama dan Moral → Matakuliah Pengembangan Kepribadian Universitas Atmajaya Yogyakarta: – Mampu memberi sumbangan pada kualitas kehidupan yang lebih baik melalui cahaya kebenaran (serviens in Lumine Veritas) – Bersikap Humanis dan Inklusif – Berjiwa Unggul
  • 5. Tujuan … • Mahasiswa MENGENAL diri sebagai mahluk yang berproses dalam seluruh aspek kepribadiannya untuk menjadi pribadi yang bebas, dewasa dan unggul. • Mahasiswa MEREFLEKSIKAN pengalaman hidup beragama secara kritis dan bertanggung jawab dan menghayatinya sebagai dasar hidup bersama dalam masyarakat yang plural (inklusif) dan dalam menghargai martabat manusia (humanis). • Mahasiswa mampu MENGANALISA masalah-masalah moral dan membuat keputusan yang dewasa, bebas dan bertanggung jawab atas dasar prinsip-prinsip moral yang benar.
  • 7. “Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak dihidupi.”(Socrates)
  • 8. REFLEKSI • Melihat secara mendalam makna dan nilaiMelihat secara mendalam makna dan nilai daridari pengalamanpengalaman; sehingga memunculkan; sehingga memunculkan tanggapan AKSItanggapan AKSI • Pertimbangan mendalam akan bahan,Pertimbangan mendalam akan bahan, pengalamapengalamann, ide, tujuan, reaksi, dll. untuk, ide, tujuan, reaksi, dll. untuk menangkap maknamenangkap makna && kebenaran terdalamkebenaran terdalam • Membentuk suara hati, proses formatif danMembentuk suara hati, proses formatif dan pembebasanpembebasan
  • 9. Pengalaman: Masa Lalu, Masa Kini, Masa Depan “Hidup setiap orang atau setiap kelompok orang sudah di mulai di masa lalu, sedang dijalani saat ini, dan masih akan diteruskan di masa depan. Ketiga masa-hidup itu dapat menjadi suatu kesatuan di dalam kesadaran orang atau kelompok tersebut bila pada saat ini masa lalunya itu direfleksikan secara sadar dan bersungguh-sungguh, demi masa depannya.” (Purwa Hadiwardoyo, MSF)
  • 11. PRIBADI YANG SEHAT: DIMENSI PERSONAL DAN DIMENSI SOSIAL KEPRIBADIAN
  • 12. • Pertanyaan-pertanyaan pokok: – Apakah itu kepribadian? – Apakah ciri-ciri pribadi yang sehat? – Apakah Anda termasuk pribadi yang sehat?
  • 13. Unsur-unsur pokok kepribadian … • Kepribadian (personalitas): pola perilaku seseorang di dalam dunia • Pribadi (persona): akar struktural dari kepribadian, suatu inti identitas manusia yang terdalam • Hidup manusia akan menjadi hidup otentik atau hidup sejati apabila kepribadian sesuai dengan pribadi
  • 14. Delapan Kategori Pribadi (Menurut Filsafat Ortega y Gasset) … 1. Pribadi tidak bisa diobyektivasi secara tuntas karena selalu berkembang dan bertumbuh 2. Pribadi bukan sesuatu yang selesai melainkan “Aku” yang oleh keterlibatannya dalam sejarahnya sendiri menciptakan potensi-potensi yang baru 3. Pribadi tak terselami sampai ke dasar-dasarnya 4. Pribadi tidak bisa ditunjuk dengan nomor-nomor dan hanya bisa terungkap manakala orang menceritakan otobiografinya kepada orang lain
  • 15. 5. Pribadi sulit dikuantifikasi secara fisik-matematis 6. Pribadi tidak memiliki eksterioritas tetapi mengungkapkan diri dalam kedirian orang lain secara serta merta 7. Pribadi pun tak bisa didekati dengan teori kemungkinan atau probabilitas karena persona ditandai oleh kebebasan 8. Hadirnya sang diri bagi orang lain tidak pernah netral, tetapi selalu efektif, selalu menggugah orang lain itu bukan saja terhadap satu atau beberapa fungsi saja melainkan secara menyeluruh
  • 16. Manusia sebagai pribadi hanya bisa dimengerti “dari dalam.” Dia akan mengembangkan dirinya sesuai dengan hukum yang tertulis dalam hatinya dan dengan bebas.
  • 17. Unsur Pokok Kepribadian … • Dimensi Personal: kebebasan dan tanggung jawab personal • Dimensi Sosial: kebebasan dan tanggung jawab sosial
  • 18. Dimensi Personal Kepribadian: Orang yang terindividuasi (Model Jung) “Setiap individu harus menghadapi dan memperhatikan pengalaman- pengalaman tak sadar.” (Carl Jung,1875-1961)
  • 19. • Struktur Kepribadian – “Aku” (ego): alam sadar, meliputi semua persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan yang selalu ada dalam kesadaran kita pada setiap saat – Ketidaksadaran pribadi: gudang dari bahan yang tidak lagi sadar, tetapi dapat dengan mudah muncul dalam kesadaran – Ketidaksadaran kolektif: gudang pengalaman- pengalaman masa lalu yang universal
  • 20. • Orang yang Terindividuasi: – Individuasi: proses menjadi seorang individu yang unik, satu ada yang homogen; ‘menjadi diri’ (selfhood) atau ‘realisasi-diri’
  • 21. • Syarat orang terindividuasi: – Syarat pertama: bahwa orang menyadari segi-segi diri yang telah diabaikan (ketidaksadaran), karena ketidaksadaran mewahyukan kepada kita diri kita yang sebenarnya – Syarat kedua: menjatuhkan “topeng” kita dan mulai memegang erat-erat diri asli yang selama ini disembunyikan
  • 22. – Syarat ketiga: menyadari semua kekuatan dari bayang-bayang yang bersifat destruktif dan konstruktif – Syarat keempat: menerima biseksualitas (animus dan anima) psikologis kita
  • 23. – Orang yang terindividuasi adalah orang yang sudah mencapai: pengetahuan diri, penerimaan diri, integrasi diri, ungkapan diri – Orang yang sehat memiliki kepribadian yang universal
  • 24. Dimensi sosial kepribadian: Orang yang mengatasi-diri (Model Frankl) “Dia yang memiliki suatu mengapa untuk hidup bagaimanapun juga hampir dapat menderita dengan sabar.” (Viktor Frankl, 1905-)
  • 25. • Kodrat manusia dibangun atas tiga tiang: – Kebebasan kemauan: kita bebas memilih reaksi dan mengambil sikap kita terhadap kondisi-kondisi dari luar – Kemauan akan arti: kebutuhan kita yang terus menerus mencari bukan diri kita melainkan suatu yang memberi makna bagi eksistensi kita – Arti kehidupan: tanggung jawab pribadi akan nilai tertinggi yang mengatasi diri kita (kehidupan)
  • 26. “Tidak ada orang atau sesuatu pun – bukan orang tua, partner, atau bangsa – dapat memberi kita pengertian tentang arti dan maksud dalam kehidupan kita. Tanggung jawab kitalah untuk menemukan cara kita sendiri dan tetap bertahan di dalamnya segera setelah ditemukan.” (Victor Frankl)
  • 27. • Orang yang Mengatasi-Diri: – Bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri – Secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidupnya – Tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri – Telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengannya
  • 28. – Secara sadar mengontrol kehidupan mereka – Mampu mengungkapkan nilai- nilai daya cipta, nilai- nilai pengalaman, atau nilai-nilai sikap – Telah mengatasi perhatian terhadap diri
  • 29. “Kekhasan manusia ialah dia hanya dapat hidup dengan melihat ke masa depan.” (V. Frankl)
  • 30. Ciri-ciri kepribadian yang sehat … 1.Orang-orang yang sehat secara psikologis mengontrol kehidupan mereka secara sadar
  • 31. 2.Orang-orang yang sehat: – mampu secara sadar dan bebas mengatur tingkah laku mereka dan bertanggung jawab terhadap nasib mereka sendiri KEBEBASAN TANGGUNG JAWAB
  • 32. 3. Orang-orang yang sehat secara psikologis mengetahui diri mereka siapa dan menerima kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan, kebaikan-kebaikan, keburukan-keburukan mereka
  • 33. 4. Orang-orang yang sehat secara psikologis tidak hidup dalam masa lampau
  • 34. 5. Orang-orang yang sehat secara psikologis bersandar kuat pada masa sekarang
  • 35. 6. Dengan tetap berpijak dan menaruh perhatian pada kehidupan di sini dan kini (hic et nunc), orang-orang yang sehat mempunyai pandangan terhadap masa depan dan berorientasi ke tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang
  • 36. 7. Orang-orang yang sehat secara psikologis tidak merindukan ketenangan dan kestabilan, tetapi merindukan tantangan dan kegembiraan dalam kehidupan, tujuan-tujuan baru dan pengalaman- pengalaman baru
  • 38. • Pengertian Pengalaman Religius: – Pengalaman perjumpaan manusia akan Yang Ilahi, Yang Transenden, Yang Kudus – Pengalaman Religius: • Universal: dialami oleh manusia seluas dunia • Plural: dialami secara unik oleh setiap individu • Eksistensial: dialami sebagai unsur (paling) penting yang mempengaruhi keberadaan dan keseluruhan hidup manusia
  • 39. Manusia: Homo Religiosus Oleh kodratnya, setiap manusia punya keterarahan hati kepada Yang Ilahi, Yang Transenden, Yang Kudus
  • 40. – Rudolf Otto (1869-1937) dalam bukunya Das Heilige (The Idea of the Holy; 1917): • Pengalaman Religius: pengalaman pribadi manusia akan Mysterium tremendum et fascinans
  • 41. – Mysterium: Yang Kudus adalah sesuatu yang misterius dan tak terpahami → SESUATU YANG SAMA SEKALI LAIN – Tremendum: Kemahakuasaan yang meliputi Yang Kudus yang membuat manusia gentar, takut dan menjauh → MISTERI YANG MENGETARKAN – Fascinans: Kemahaindahan yang meliputi Yang Kudus yang membuat manusia kagum, terpikat dan mendekat → MISTERI YANG MENGAGUMKAN
  • 42. Ciri-ciri Pengalaman Religius (Moojan Momen, The Phenomenon of Religions): • Suatu pengalaman yang amat mendalam dan menggairahkan, suatu pengalaman yang penting, menuntut hormat dan perhatian • Suatu pengalaman yang membebaskan, termasuk dari tuntutan-tuntutan dunia fisik (Ada rasa ketergantungan pada “Yang Lain”) • Suatu pengalaman yang membawa damai, sukacita yang meluap-luap meskipun, dalam kesempatan tertentu, bercampur rasa takut dan gentar (seperti dikuasai oleh kekuatan dari “Luar”)
  • 43. • Suatu pengalaman yang sepertinya memberi seseorang suatu perasaan telah menerima insight, pengetahuan (meski tidak selalu mudah untuk menspesifikasi isi pengetahuan tersebut • Waktu bisa jadi tampak berhenti dan ruang sepertinya menjadi berubah. Itu nampak sebagai pengalaman yang terjadi di luar ruang dan waktu • Suatu pengalaman yang melibatkan seluruh pribadi, yang mengubah dan yang mendorong yang bersangkutan pada suatu misi tertentu
  • 44. “Tuhan, Engkau menanamkan dalam hati kami kesenangan untuk memuji-Mu. Engkau menciptakan kami bagi-Mu dan hati kami gelisah sebelum beristirahat pada-Mu.” (Santo Augustinus)
  • 45. Bentuk-bentuk Pengalaman Religius: • Pengalaman Pembaruan (the regenerative experience): – suatu pengalaman perjumpaan dengan suatu realitas yang lebih besar dari diri kita dan yang mampu mengubah hidup kita (bisa berupa: pertobatan, peneguhan, perutusan) • Pengalaman karismatis (the charismatic experience): – Suatu pengalaman di mana orang yang terlibat di dalamnya merasa menerima suatu anugerah (bisa berupa: kedamaian, sukacita, kemampuan menyembuhkan, membuat mujizat, dsb.)
  • 46. – Pengalaman Mistik (the mystical experience): • Suatu pengalaman yang tak terlukiskan dengan kata-kata, yang memberi pencerahan atau insight yang berlangsung pasif dan sekejap
  • 47. Pentingnya Pengalaman Religius • Oleh pengalaman religiusnya, manusia disadarkan bahwa ia bukanlah asal dan tujuan adanya sendiri, sebaliknya ia ambil bagian pada Ada yang tidak berawal dan berakhir: Yang Transenden • Dengan pengalaman religiusnya, manusia mampu mengenal dan mencintai Yang Transenden • Dengan kemampuan ini, manusia kiranya dapat menanggapi pemberian diri Yang Transenden dalam pewahyuan
  • 48. Asal mula Agama-agama dunia Sejak awal pula, sepanjang sejarah hingga sekarang, manusia mengekspresikan pengalaman religiusnya dalam keyakinan dan tindakan: kisah suci, doa, meditasi, kurban, persembahan, aturan, dan lain sebagainya.
  • 50. • Pengertian Pewahyuan – Pengertian Umum: Suatu komunikasi (diri) Yang Ilahi/ Yang Transenden/ Yang Kudus/ Allah kepada manusia • Unsur Pewahyuan: 1. Asal, sumber, subyek pewahyuan: Allah 2. Perantara atau pelaksana pewahyuan: Sabda, malaikat, nabi, orang suci
  • 51. 3. Alamat pewahyuan: pribadi manusia, suatu kelompok, suatu bangsa 4. Obyek pewahyuan: Misteri Diri, rencana, petunjuk, perintah, janji Allah
  • 52. Pewahyuan Khusus: – Pewahyuan Yahudi (Perjanjian Lama): • Allah menyatakan diri kepada umat-Nya (Kej 35:7, Yes 22:14) dan misteri-Nya (Ul 29:29), kemuliaan- Nya (Yes 40:15), keadilan-Nya (Mzm 98:2) • Sabda Allah kepada Israel adalah anugerah-Nya yang paling berharga, dengan mana Dia menyatakan diri: "Akulah TUHAN" (Kej 28:13; Kel 6:2, 6:29) dan "tidak ada yang lain" (Yes 45:5, Joel 2:27)
  • 53. – Pewahyuan Kristiani (Perjanjian Baru): • Allah menyingkapkan, menyatakan, dan memaklumkan Misteri yang tak mungkin dihampiri manusia dengan kemampuannya sendiri: Karya penyelamatan Allah dalam dan melalui Kristus (Ef 1:1-10; 1Kor 15:28; 1Kor 11:7; 2Tes 1:7; Ef 4:13) • “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibr 1:1-2)
  • 54. – Pewahyuan Islam: • Wahy (arab) → pewahyuan datang dari Allah, biasanya melalui perantara Malaikat Jibril, berupa kehendak, perintah, pengadilan, hukum, yang merupakan petunjuk (huda) bagi manusia untuk kembali kepada Fitrah • Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad (c. 570-632), dalam rupa mimpi, penampakan, pendengaran, diyakini bahwa ayat-ayat suci ini diturunkan dari Buku Tak Tercipta yang ada di Surga, yang isinya kebijaksanaan dan tuntunan untuk hidup dan peringatan akan Pengadilan Terakhir
  • 55. – Pewahyuan Hindu (Veda): • Kitab-kitab Shruti (yang didengar) dianggap sebagai yang suci yang berasal dari kekekalan, berisi tentang asal-usul segala sesuatu, Rig Veda, kitab yang paling kuno dan suci, berisi puisi yang merefleksikan kehidupan, Upanishad berisi ajaran tentang Brahman dan atman • Kitab-kitab Smrti (yang diingat) adalah kitab tentang asal-usul manusia, yang diceritakan oleh penutur-penutur terlatih, Ramayana dan Mahabarata (Bhagavad Gita) merupakan sumber ajaran dan nasehat spiritual
  • 56. – Pewahyuan Buddha: • Theravada (jalan bagi kaum tua-tua): Tipitaka (tiga bakul): Vinaya Pitaka yg berbicara ttg Sangha; Sutta Pitaka yg terdiri dari kotbah-kotbah Buddha; Abhimdhamma Pitaka yg berisi analisis ajaran Buddha • Mahayana (kendaraan besar): Kitab Suci berisi “sabda Buddha”, Vimalakirti Sutra yang berisi kisah tentang seseorang yang berumah tangga tetapi hidupnya lebih suci daripada semua Bodhisattva
  • 57. Pengalaman Iman sebagai Tanggapan atas Pewahyuan • Pengertian Iman: – IMAN: Kepercayaan dan Penyerahan diri manusia sebagai tanggapan akan komunikasi Allah – Hal-hal yang mendasar yang perlu diperhatikan: • Dengan tindakan iman, pertama-tama, seseorang menerima tawaran komunikasi Allah dan masuk dalam kesatuan dengan-Nya • Oleh karena itu, iman lebih dari sekedar penerimaan-kesetujuan akan sejumlah kebenaran tentang Allah
  • 58. • Aspek-aspek Pengalaman Iman: – Iman adalah PERJUMPAAN PRIBADI yang DINAMIS yang menantang manusia menyerahkan hidup seluruhnya (ultimate concern) kepada Allah yang memanggil untuk berbagi Hidup – Iman adalah OPSI FUNDAMENTAL untuk menjawab sapaan Allah yang menyapa manusia untuk berbagi hidup – Iman DIUNGKAPKAN dengan lebih eksplisit dalam doa dan DIWUJUDKAN dengan sungguh dalam tanggung jawab moral
  • 59. Skema 1: Pengalaman Religius, Pewahyuan+Pengalaman Iman Manusia ALLAH Manusia Manusia Yang Ilahi ALLAH
  • 60. Penghayatan Iman: – Ungkapan iman: tindakan orang beriman untuk menampakkan imannya lebih eksplisit (segi kelihatan) – Perwujudan iman: tindakan orang beriman untuk menyatakan imannya lebih sungguh (segi pembatinan)
  • 61. “Katakan cinta dengan bunga, nyatakan cinta dengan setia. Ungkapkan iman dalam doa, wujudkan iman dalam perbuatan baik terhadap sesama.”
  • 62.
  • 64. • Agama:Agama: – Cicero: L.Cicero: L. religioreligio →→ re-ligerere-ligere: ber-penuh: ber-penuh perhatian, memperhatikan → pemenuhan yangperhatian, memperhatikan → pemenuhan yang sungguh terhadap kewajiban, kekaguman akansungguh terhadap kewajiban, kekaguman akan yang kuasa yang lebih tinggiyang kuasa yang lebih tinggi – Lactantius (260-340): L.Lactantius (260-340): L. religioreligio →→ re-ligarere-ligare:: mengikat, menjaga kesatuan suatu relasi yangmengikat, menjaga kesatuan suatu relasi yang dekat dan terus dengan yang ilahidekat dan terus dengan yang ilahi
  • 65. Agama sebagai realitas religius dan sosial
  • 66. • Tujuh (7) Dimensi Agama: – Eksperiensial dan emosional – Praktikal dan ritual – Naratif dan mitis – Doktrinal dan filosofis – Etikal dan legal – Sosial dan institusional – Material
  • 68. • Pluralitas Agama: – Pluralitas: realitas/kenyataan keberagaman agama-agama dunia – Pluralisme: paham yang menerima kenyataan keberagaman agama-agama dunia – Relativisme Agama: paham yang merelatifkan semua agama dunia – Absolutisme Agama: paham yang mengabsolutkan satu agama terhadap agama lain
  • 69. • Komunitas dialogal – Komunitas yang dibangun atas dasar toleransi dan apresiasi antar umat beragama di dunia demi menciptakan suatu kehidupan yang lebih bermartabat, masyarakat yang lebih berbudaya dan dunia yang lebih baik • Tujuh jiwa unggul (atmajaya) dalam mensikapi pluralitas agama dan dalam membangun komunitas dialogal:
  • 70. Kriteria 1 • Realistis: Menerima pluralitas iman sebagai realitas.
  • 71.
  • 72. Kriteria 2 • Positive Thinking: Melihat pluralitas iman bukan saja sebagai masalah tetapi juga sebagai berkat.
  • 74. Kriteria 3 • Praksis A Posteriori: Mengenal agama-agama lain tidak secara teoritis dan a priori melainkan dalam perjumpaan pribadi.
  • 75. A priori A posteriori
  • 76. Kriteria 4 • Living with Tension: Hidup dengan ketegangan untuk selalu – setia pada kebenaran iman sendiri sekaligus – terbuka terhadap kebenaran iman yang dihidupi oleh orang lain.
  • 78. Kriteria 5 • Persahabatan sejati: Menerima persamaan dan perbedaan dengan serius dan tulus.
  • 80. Kriteria 6 • Beyond Tolerance: Menjadikan perjumpaan pribadi sebagai: – “suatu tindakan perlawanan” (an act of resistence) terhadap kecenderungan untuk ‘mengimunisasi’ diri – “suatu tindakan harapan” (an act of hope) untuk mencapai transformasi spiritual.
  • 82. Kriteria 7 • Kenosis: Mengosongkan diri dalam perjumpaan antar pribadi.
  • 83. • Ada seorang guru besar dari sebuah universitas yang berjalan mencari arti kehidupan. ... ....
  • 84.
  • 85. PRINSIP-PRINSIP MORAL DASAR & PERSOALAN MORAL HIDUP
  • 86. • Pengertian: – Moral: • Asal kata: mos - mores (latin): kebiasaan, adat • Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya • Immoral: bertentangan dengan moral yang baik, secara moral buruk, tidak etis • Amoral: tidak berhubungan dengan konteks moral, di luar suasana moral, non-moral (netral)
  • 87. – Etika: • Asal kata: ethos - ta etha (yunani): adat kebiasaan • Nilai mengenai benar salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat (= moral) • Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan moral (= kode etik) • Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral • Etiket: sopan santun (hanya dalam pergaulan)
  • 88. • Teori-teori Etika: – Hedonisme: • Asal kata: hedone (yunani): nikmat, kesenangan • Axioma: carilah nikmat dan hindarilah perasaan-perasaan yang menyakitkan • Catatan kritis: – Manusia menurut kodratnya cenderung mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan – Namun manusia bukan bertindak hanya karena dorongan spontan, tetapi juga rasional – Nikmat yang sesaat (egois) tidak sama dengan kebahagiaan yang lebih tahan lama
  • 89. – Etika Pengembangan Diri: • Kebahagiaan: kumpulan nilai-nilai kebenaran, pengetahuan, kesosialan, tanggung jawab, estetis dan religius • Tiga tahap pengembangan diri: – Mengembangkan diri sedemikian rupa hingga bakat- bakat yang potensial menjadi kenyataan (self realization) – Melepaskan diri: mengembangkan diri dengan membuka diri bagi tanggung jawab (tugas) obyektif (kepemimpinan, pelayanan, dll) – Menerima diri: mengembangkan diri dengan menerima diri dalam batas-batas kita
  • 90. – Utilitarisme: • Asal kata: utilis (latin): berguna • Prinsip: manusia wajib berusaha untuk selalu menghasilkan kelebihan akibat-akibat baik yang sebesar-besarnya terhadap akibat-akibat buruk apabila kita bertindak. • Keuntungan: – manusia bertanggung jawab atas akibat yang dilakukannya – Manusia bertanggung jawab terhadap sesamanya • Kelemahan: tidak dapat menjamin keadilan
  • 91. • Prinsip-prinsip Moral Dasar: – Prinsip sikap baik: • Bersikap baik berarti memandang seseorang dan sesuatu tidak hanya sejauh berguna bagi saya, melainkan menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela perkembangnya, mendukung kehidupan dan mencegah kematiannya demi dia itu sendiri • Tetapi kemampuan manusia untuk bersikap baik terbatas
  • 92. – Prinsip Hormat terhadap diri sendiri: • Manusia wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri (pribadi yang bermartabat) • Arah pertama: kita tidak membiarkan diri diperas, diperalat, disalahgunakan, diperkosa, atau diperbudak • Arah kedua: kita jangan sampai membiarkan diri terlantar • Prinsip hormat terhadap diri sendiri ≠ egois
  • 93. – Prinsip Keadilan: • Adil pada hakekatnya berarti kita memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya • Tuntutan paling dasariah keadilan: perlakuan yang sama terhadap semua orang, tentu dalam situasi yang sama
  • 94. • Tolok Ukur Moral: – Norma Masyarakat – Suara Hati: • Suara hati adalah kesadaran moral kita dalam situasi konkret • Suara hati: kesadaran saya akan kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai manusia dalam situasi konkret • Suara hati adalah pangkal otonomi manusia, pusat kemandirian, maka selalu harus ditaati • Suara hati bukan soal perasaan tetapi masalah kebenaran obyektif (“ya” atau “tidak”)
  • 95. • Keutamaan Moral: – Kejujuran – Otentik – Kesediaan bertanggung jawab – Kemandirian moral – Keberanian moral – Kerendahan hati – Realistik dan kritis
  • 96. Persoalan Moral Hidup … • Kasus Aborsi (Gadis SMP) • Alasan orang melakukan aborsi dan penilaian – Alasan Sosial Ekonomi (Keadaan sosial ekonomi ibu dan keluarga sangat rendah) – Penilaian: • Aborsi tidak dapat diterima karena nilai yang dikorbankan (bayi) lebih tinggi daripada yang mau dicapai (uang, gengsi, rasa malu dll) • Selain itu ada cara lain untuk mengatasi: dititipkan pada panti asuhan atau diadopsi orang lain
  • 97. – Alasan Psikis/Psikososial (keadaan psikis ibu yang masih terlalu muda, hamil karena hubungan yang tidak benar, akibat perkosaan, hamil sebelum nikah, hubungan gelap, dll) – Penilaian: • Nilai yang dikorbankan masih lebih besar daripada alasannya • Terlalu memandang kesehatan manusia hanya dari segi psikis, tidak utuh • Aborsi malah menambah rasa bersalah pada wanita • Untuk hamil di luar nikah: mengapa tidak mau menanggung akibat dari perbuatannya? Hanya mau enak?
  • 98. – Untuk yang diperkosa: » Perlu sadar bahwa dia tidak bersalah, maka tidak usah malu » Nilai hidup bayi lebih tinggi dari sait ibu » Bayi bukan agresor seperti pemerkosanya, sehingga tidak boleh ikut dihukum » Perlu bersikap adil: menuntut yang bersalah (si pemerkosa) dan bukan yang tidak bersalah (si bayi) » Perlu dibantu secara sosial dan psikososial untuk dapat menerima diri
  • 99. PERSOALAN MORAL SEKSUAL DAN MORAL PERKAWINAN
  • 100. Moral Seksual … • Pengertian: – Seks: alat kelamin yang membedakan laki-laki dan perempuan – Seksualitas: • seluruh cara keberadaan manusia sebagai laki-laki atau perempuan (termasuk di dalamnya keadaan fisik, psikologis, seks penampilan, cara berpikir, cara bertindak, dll) • Seksualitas mengandung unsur relational antara laki-laki dan perempuan
  • 101. • Terkandung di dalamnya bahwa laki-laki sendiri belum lengkap, demikian juga perempuan sendiri belum lengkap, maka mereka saling membutuhkan dan melengkapi • Kelengkapan ini berdimensi prokreasi, yaitu terbuka akan kelangsungan keturunan • Dalam pengalaman iman, laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Allah, Mereka ini baik adanya, maka seksualitas adalah baik
  • 102. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian 1:27)
  • 103. • Aspek etis dalam meninjau tindakan seksual (berkaitan kasus seks pra nikah misalnya): – Aspek pribadi/personal • Apakah dengan tindakan itu seseorang semakin berkembang dan pribadinya semakin menjadi utuh dan baik? • Apakah dengan tindakan itu ia menjadi pribadi yang semakin bebas dan bertanggung jawab? • Apakah dengan tindakan itu semakin mendekati citra Allah?
  • 104. – Aspek cinta sejati: • Apakah di situ ada unsur kerelaan, saling berkorban dan membahagiakan? • Apakah ada unsur menghormati, menghargai yang lain dalam tindakan itu? • Apakah ada unsur kebebasan yang membebaskan kedua belah pihak?
  • 105. – Aspek sosial: • Apakah tindakan itu ada unsur demi orang lain dan bukan hanya demi kepentingan diri sendiri? • Apakah masyarakat dilibatkan dan ada pengakuan dari masyarakat, sehingga kepastian akan relasi itu dijamin? – Aspek prokreasi: • Apakah tindakan itu terbuka terhadap kedatangan keturunan sebagai hasil kasih sayang mereka berdua? • Apakah ada unsur tanggung jawab terhadap akibat perbuatan itu?
  • 106.
  • 107. Moral Perkawinan … • Bahan Diskusi: – Apa tujuan orang kawin? – Motivasi apa saja yang menyebabkan orang kawin? – Apa motivasi itu cukup kuat untuk menjadi dasar perkawinan yang ideal? Mengapa? – Apa yang menjadi dasar kuatnya suatu perkawinan? – Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan suatu perkawinan?
  • 108. Perkawinan Katolik • Tujuan Perkawinan: – Untuk saling membahagiakan antara suami istri – Untuk saling menjadikan utuh sebagai manusia – Untuk melangsungkan kehidupan dengan keturunan – Untuk membahagiakan anak-anak sebagai buah cinta kasih
  • 109. • Dasar Perkawinan Ideal: – Cinta sejati – Kesadaran, kebebasan dan tanggung jawab untuk saling membahagiakan
  • 110. • Wujud Cinta Sejati: – Saling menerima apa adanya – Saling menghormati, menghargai dan membantu – Saling terbuka, setia, percaya, jujur kepada yang lain – Mau berkurban demi kebahagiaan yang lain – Bertanggung jawab – Dll.
  • 111. • Sifat Cinta Sejati: – Utuh, penuh, maka hanya bisa antara 2 pribadi – Tidak bersyarat: untuk selamanya
  • 112. • Motivasi Pernikahan yang tidak ideal: – Hanya demi keturunan – Hanya demi uang/harta – Hanya demi mentaati/hormat kepada orang tua – Hanya demi kepuasan seks – Hanya demi status/kedudukan – Hanya demi rasa kasihan atau hutang budi – Hanya demi meringankan beban hidup – Hanya untuk pelarian – Hanya karena “kecelakaan”
  • 113. Unsur yang terpenting dalam perkawinan adalah bahwa kedua pribadi saling mencinta dan dengan sadar, bebas dan bertanggung jawab mau saling membahagiakan.
  • 114. • Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan perkawinan: – Orang tua dan keluarga – Keadaan ekonomi kedua calon: Apa punya penghasilan tetap? – Pendidikan keduanya agar dapat saling berkomunikasi – Keadaan sosial mereka: agama, suku, bangsa, derajat dll. – Kesehatan kedua calon – Lingkungan dan rencana tempat tinggal – Umur dan kedewasaan
  • 115. Persoalan-persoalan Moral Perkawinan: – Perkawinan campur beda agama – Poligami
  • 116. – Perselingkuhan – Perceraian
  • 117. PERSOALAN MORAL SOSIAL – BUDAYA - EKONOMI
  • 118. Moral Sosial … • Kasus ketidakadilan sosial • Ciri keadilan: – Dapat dituntut dengan pasti, bukan soal perasaan. Misal seorang juragan yang menggaji tidak adil karyawannya – Menyangkut suatu tindakan lahiriah atau barang. Misal adil dalam pembagian barang, uang, gaji, pelayanan – Terarah pada orang lain. Misal saya adil terhadap mahasiswa saya, bukan terarah pada diri sendiri
  • 119. – Ada unsur: yang diberikan = yang diwajibkan – Wajib diberikan – Ada unsur tiap orang memperoleh bagian/hak yang sama
  • 120. • Tiga macam keadilan – Keadilan kommutatif: Keadilan perjanjian, keadilan tukar menukar, Keadilan dengan menepati persis apa yang dijanjikan – Keadilan distributif: keadilan pembagian, keadilan karena membagi secara sama suatu yang baik atau yang tidak baik. Misal setiap orang harus membayar pajak sama – Keadilan legal, hukum: Setiap orang mendapat perlakuan sama di depan hukum.
  • 121. • Keadilan sosial: – Keadilan sosial bukan keadilan tersendiri lepas dari ketiga keadilan tadi, tetapi lebih memberikan situasi agar keadilan di atas dapat terlaksana – Tiap orang untuk dapat melaksanakan haknya diperlukan situasi dasar minimal yang cukup, itulah keadilan sosial yang menyangkut penggunaan harta negara demi kepentingan umum
  • 122. – Pelaksanaan keadilan sosial ini tidak dapat dijalankan oleh individu-individu sendiri, meski mereka berkemauan baik. Tetapi pelaksanaan keadilan sosial harus lebih ditentukan oleh struktur masyarakat yang lebih luas/pemerintah – Situasi masyarakat disebut tidak adil kalau: taraf minimal untuk hidup terancam, yaitu • Tidak bebas dari penderitaan karena kemiskinan dan perkosaan hak • Tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia, yaitu kebutuhan biologis dan fungsional (makan, sandang, papan, kesehatan
  • 124.
  • 125.
  • 126.
  • 127. BERIMAN DALAM DUNIA MODERN Hubungan Iman dan Ilmu Pengetahuan
  • 128. • Daftarlah 10 kegiatan yang paling menyita waktu Anda! – 1. – 2. – 3. – 4. – 5. – 6. – 7. – 8. – 9. – 10.
  • 129. • Apakah kegiatan yang berhubungan dengan pengalaman religius dan iman (Agama) ada dalam daftar TOP TEN tersebut?
  • 130. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI • Sisi Positif: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin memungkinkan manusia – semakin menjadi manusia (HOMINISASI) dan – semakin menjadi manusiawi (HUMANISASI)
  • 131. • Sisi Negatif: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa membuat manusia – tidak lagi menjadi dirinya sendiri (de- hominisasi dan de- humanisasi) dan – tidak lagi memanusiakan orang lain (homo homini lupus)
  • 132.
  • 133. GLOBALISASI • Suatu proses yang membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
  • 134. • Ciri-ciri Globalisasi: – Perubahan dalam konsep ruang dan waktu oleh perkembangan teknologi komunikasi seperti telepon genggam, televisi satelit dan internet – Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi organisasi dunia (WTO & IMF)
  • 135. – Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, transmisi berita, olah raga internasional) – Meningkatnya masalah bersama seperti global warming, krisis multinasional, terorisme internasional
  • 136. • Teori Globalisasi: – Globalis: globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan – Tradisionalis: Globalisasi adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan – Transformasionalis: Pengaruh globalisasi memang terlalu dibesar-besarkan tetapi sangat bodoh jika orang menyangkal keberadaannya
  • 137. • Kebaikan Globalisasi (Ekonomi) – Produksi global dapat ditingkatkan – Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara – Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri – Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik – Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan (ekonomi)
  • 138. • Keburukan Globalisasi (Ekonomi) – Menghambat pertumbuhan sektor industri – Memperburuk neraca pembayaran – Sektor keuangan semakin tidak stabil – Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
  • 139. • Reaksi Masyarakat: – Pro-globalisasi – Anti-globalisasi
  • 140. SEKULARISASI • Sekuler = “yang termasuk zaman dunia ini” atau “yang bercorak duniawi” dan bukan keagamaan atau ketuhanan • Pengertian: proses PEMBEDAAN antara bidang-bidang duniawi dan bidang keagamaan atau rohani • Tujuan: otonomi bidang-bidang hidup manusia seperti ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, politik, ekonomi, dll. • Akibat: agama dimurnikan dengan desakralisasi hal-hal yang sebenarnya bukan sakral, misalnya soal kesehatan
  • 141. Sekularisme • Pengertian: ideologi untuk membenarkan pendirian bahwa dunia ini (saeculum, latin) sebagai keseluruhan dimengerti tanpa hubungan apa pun (PEMISAHAN) dengan yang Ilahi (Sang Pencipta) • Tujuan: memisahkan realitas duniawi dengan yang Transenden → bercorak ateis • Akibat: Agama dibatasi pada lingkungan gedung ibadat dan urusan orang perorangan saja
  • 142. Bagaimana sikap Anda sebagai orang beriman???
  • 143. Ikut arus? Melawan arus? Membuat arus alternatif?
  • 144.
  • 147. Agama yang Berpijak • Bila Agama adalah sebuah institusi pencarian akan Allah yang senantiasa lebih besar (Deus semper maior), maka “pencarian Allah tidak hanya dicapai secara spekulatif-teoritis, tetapi juga dengan PRAKSIS. Agama lalu tidak bisa melepaskan diri dari dunia. … Tidak bisa tidak, agama perlu BERPIJAK DI DUNIA, dalam pergumulan hidup anak-anak manusia.”
  • 148. Agama yang Berpihak • Bila agama adalah kepanjangan tangan Allah di dunia, maka “perhatian yang utuh terhadap kehidupan menjadi mendesak di tengah paradoks kehidupan manusia. … Di sinilah agama dituntut untuk BERPIHAK terhadap mereka yang sungguh membutuhkan sapaan dan pelukan agar agama sungguh menjadi konkretisasi keberpijakannya di dunia, di tengah kancah kiprah kehidupan manusia.”
  • 149. Peran Agama dalam Dunia Modern • Peran iluminatif (menerangi): dengan memberikan wawasan etis yang lebih luas atas realitas ini • Peran profetis (kenabian): dengan berfungsi kritis terhadap tetapan-tetapan yang dibuat manusia dengan perspektif luas dari pewahyuan
  • 150. • Peran liberatif (membebaskan): dengan membebaskan diri dari lubang-lubang jebakan kultural yang membelenggunya yang sering mereduksi kemanusiaan • Peran transformatif (mengubah): dengan menawarkan suatu realitas alternatif yang konkret