SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
DEFINISI RELIGI / AGAMA
DEFINISI RELIGI/AGAMA
1. Religi
a. Pengertian Religi
Secara bahasa, kata religi adalah kata kerja yang berasal dari kata benda religion. Religi
itu sendiri berasal dari kata re dan ligare artinya menghubungkan kembali yang telah putus,
yaitu menghubungkan kembali tali hubungan antara Tuhan dan manusia yang telah terputus
oleh dosa-dosanya (Mubarok, 2003:45). Menurut Gazalba (Rohilah,2010), bahwa religi
berasal dari bahasa latin religio yang berasal dari akar kata religare yang berarti mengikat.
Religi adalah kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam semesta, nilai
yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya. Sedangkan
Sarwono (2006) mendefinisikan religi sebagai suatu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu
zat yang mengatur alam semesta ini.
Istilah religi menunjukkan pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu dalam
hatinya (Mangunwijaya dalam Sudrajat, 2010). Dister (Sudrajat, 2010) menyatakan bahwa di
dalam religi terdapat unsur internalisasi agama dalam diri individu. Definisi lain menyatakan
bahwa religi merupakan perilaku terhadap agama yang berupa penghayatan terhadap nilai-
nilai agama yang dapat ditandai tidak hanya melalui ketaatan dalam menjalankan ibadah
ritual tetapi juga dengan adanya keyakinan, pengamalan, dan pengetahuan menganai agama
yang dianutnya (Ancok dan Suroso, 2008).
Glock dalam Paloutzian (Sudrajat, 2010) menyebut bahwa religi meupakan sebuah
komitmen beragama, yang dijadikan sebagai kebenaran beragama, apa yang dilakukan
seseorang sebagai bagian dari kepercayaan, bagaimana emosi atau pengamalan yang disadari
seseorang tercakup dalam agamanya, dan bagaimana seseorang hidup dan terpengaruh
berdasarkan agama yang dianutnya.
Terdapat dua istilah yang dikenal dalam agama yaitu kesadaran beragama (religious
conciousness) dan pengalaman beragama (religious experience). Kesadaran beragama adalah
segi agama yang terasa dalam fikiran dan dapat diuji melalui introspeksi atau dapat dikatakan
sebagai aspek mental dari aktivitas agama, sedangkan pengalaman beragama adalah unsur
perasaan dalam kesadaran beragama yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang
dihasilkan oleh tindakan (Drajat, 1989).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa religi adalah internalisasi dan penghayatan seorang
individu terhadap nilai-nilai agama yang diyakini dalam bentuk ketaatan dan pemahaman
terhadap nilai-nilai tersebut untuk kemudian dapat diimplentasikan dalam perilaku sehari-
hari. Sehingga tingkat religi seseorang dapat dilihat dari tingkah laku, sikap, dan perkataan,
serta kesesuaian hidup yang dijalani dengan ajaran agama yang dianutnya.
b. Dimensi Religi
Menurut R.Stark dan C.Y. Glock (Ancok dan Suroso, 2008) religi (religiosity) meliputi
lima dimensi yaitu keyakinan beragama (beliefs), praktik keagamaan (practice), rasa
keberagamaan (feelings), pengetahuan agama (knowledge), dan konsekuensi (effect) dari
keempat dimensi tersebut.
1) Keyakinan beragama (beliefs) adalah kepercayaan atas doktrin teologis, seperti percaya
terhadap adanya Tuhan, malaikat, hari akhirat, surga, neraka, takdir,dan lain-lain (Djarir,
2005). Ancok dan Surosa (2008) menyatakan bahwa orang religi berpegang teguh pada
pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Indikator dari
dimensi keyakinan adalah:
a) Keyakinan tentang Allah
b) Keyakinan tentang malaikat Allah
c) Keyakinan tentang kitab-kitab Allah
d) Keyakinan tentang Nabi/Rasul Allah
e) Keyakinan tentang hari akhir
f) Keyakina tentang qadha dan qadar Allah
g) Keyakinan tentang syurga dan neraka
2) Praktik agama (practice) merupakan dimensi yang berkaitan dengan seperangkat perilaku
yang dapat menunjukkan seberapa besar komitmen seseorang terhadap agama yang
diyakininya (Ancok dan Suroso, 2008). Indikator dari dimensi ini adalah :
a) Melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah
b) Melaksanakan puasa wajib maupun sunnah
c) Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh
d) Melakasanakan haji dan umrah
e) Membaca Al-Quran
f) Membaca doa dan dzikir
g) Melakukan I’tikaf di bulan ramadhan
3) Rasa/pengalaman keberagamaan (feelings) adalah dimensi yang berkaitan dengan
pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang
dialami oleh seseorang perasaan yang dialami oleh orang beragama, seperti rasa tenang,
tenteram, bahagia, syukur, patuh, taat, takut, menyesal, bertobat, dan lain-lain. Menurut
Ancok (Syachraeni,2010), dalam kacamata Islam dimensi ini berkaitan dengan pengalaman-
pengalaman yang unik dan yang merupakan keajaiban. Contohnya, doa yang dikabulkan,
diselamatkan dari suatu bahaya, dan lain-lain. Indikator dari dimensi ini adalah :
a) Perasaan dekat dengan Allah
b) Perasaan doa-doanya terkabul
c) Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah
d) Perasaan bertawakal kepada Allah
e) Persaan khusyuk ketika melaksanakan shalat dan berdoa
f) Perasaan bergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al- Quran
g) Perasaan bersyukur kepada Allah
h) Perasaan mendapatkan peringatan atau pertolongan dari Allah.
4) Pengetahuan agama (knowledge) merupakan dimensi yang mencakup informasi yang
dimiliki seseorang mengenai keyakinannya. Ancok dan Suroso (2008) mengatakan bahwa
dimensi pengetahuan berkaitan erat dengan keyakinan, karena pengetahuan mengenai suatu
keyakinan adalah syarat bagi penerimaannya. Indikator dari dimensi ini adalah :
a) Pengetahuan tentang isi Al-Quran
b) Pokok-pokok ajaran Islam yang harus diimani dan dilaksanakan
c) Pengetahuan tentang hukum-hukum Islam
d) Pengetahuan tentang sejarah Islam
e) Mengikuti aktivitas untuk menambah pengetahuan agama.
5) Konsekuensi keberagamaan (effect) merupakan dimensi yang mengacu pada identifikasi
akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari (Ancok dan Suroso, 2008). Dimensi konsekuensi ini mestinya
merupakan kulminasi dari dimensi lain. Menurut Ancok (Syachraeni, 2010), dalam Islam
dimensi ini memiliki arti sejauh mana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari
didorong oleh ajaran agama. Kenyataannya dimensi itu tidak selalu lengkap ada pada
seseorang, sedangkan sikap, ucapan dan tindakan seseorang tidak selalu atas dorongan ajaran
agama. Indikatir dari dimensi ini adalah :
a) Suka menolong
b) Suka bekerjasama
c) Suka menyumbangkan sebagian harta
d) Memiliki rasa empati dan solidaritas kepada orang lain
e) Berperilaku adil
f) Berperilaku jujur
g) Suka memaafkan
h) Menjaga lingkungan hidup
i) Menjaga amanah
j) Tidak berjudi, menipu, dan korupsi
k) Mematuhi norma-norma Islam dalam berperilaku
Berdasarkan paparan diatas, dapat dikatakan bahwa dimensi religi terdiri dari 5 yaitu:
kepercayaan seseorang terhadap ajaran agama (beliefs), pelaksanaan ajaran agama dalam
bentuk praktek ibadah-ibadah ritual (practice), kepahaman seseorang terhadap nilai- nilai dan
ajaran agama yang dianutnya d(knowledge), pengalaman- pengalaman agama yang dirasakan
oleh seseorang (experience), dan pengaruh dari kepercayaan, pelaksanaan, kepahaman, dan
pengalaman tentang agama terhadap sikap, ucapan, dan perilaku seseorang yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari (effect).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi religi
Secara umum religi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pembawaan, sedangkan
faktor eksternal faktor- faktor yang berasal dari lingkungan di luar diri individu seperti
keluarga, sekolah, dan masyarakat (Yusuf, 2007).
1) Faktor Internal
Thouless (Marsal dalam Sudrajat, 2010) menyebutkan bahwa faktor internal yang dapat
mempengaruhi sikap keagamaan seseorang yaitu faktor pengalaman dan kebutuhan.Faktor
pengalaman berkaitan dengan pengalaman- pengalaman mengenai keindahan, konflik
moral, dan pengalaman emosional keagamaan. Sedangkan faktor kebutuhan berkaitan
dengan kebutuhan rasa aman dan keselamatan, kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk
memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi religi seseorang meliputi
a) Lingkungan keluarga
Glock and Stark (Sudrajat, 2010) menyatakan bahwa fase sosialisasi awal bagi pembentukan
konsep religi seseorang adalah keluarga. Selain itu, Sigmund Freud (Boeree dalam
Sudrajat, 2010) melalui konsep father imege menjelaskan bagaimana citra seorang ayah akan
mempengaruhi perkembangan religi anaknya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa keluarga
sangat memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana religi seseorang.
b) Lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai peranan penting dalam upaya pengembangan religi siswanya. Upaya
pengembangan tersebut berkaitan dengan wawasan pemahaman siswa terhadap agama,
pembiasaan mengamalkan ibadah, dan mendidik siswa agar berakhlak yang baik dan dapat
mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari- hari. Terdapat tiga hal penting
dalam pendidikan formal yang mempengaruhi religi yaitu kurikulum, hubungan guru dan
siswa, serta hubungan antarsiswa.
c) Lingkungan masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan interaksi sosial dan sosiokultural yang potensial
mempengaruhi religi seseorang. Seseorang akan cenderung menampilkan perilakunya sesuai
dengan lingkungan pergaulannya. Thouless (Marsal dalam Sudrajat, 2010) berpendapat
bahwa tradisi-tradisi sosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan tekanan lingkungan
untuk menyesuaikan diri dengan berbagai sikap yang disepakati oleh lingkungan dapat
mempengaruhi religi seseorang. Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
religi seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang-orang di sekitarnya.
2. Makna pergeseran nilai-nilai religi
"Pengertian pergeseran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah peralihan,
perpindahan" (Depdikbut,2007:361). Pergeseran merupakan suatu perubahan secara sedikit
demi sedikit atau berkala pada seseorang yang di pengaruhi oleh perkara lain yang
mengkibatkan perubahan pandangan hidup seseorang.
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan
(Depdikbut,2007:783). Nilai merupakan suatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti itu berharga atau berguna bagi
kehidupan manusia.
Religi atau religi adalah lebih melihat aspek yang "di dalam lubuk hati", riak getaran hati
nurani pribadi; sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena
menapaskan intimitas jiwa, "du Coeur" dalam arti Pascal, yakni cita rasa yang mencakup
totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawi) ke dalam si pribadi manusia
( Mangunwijaya,1982:11).
Dari ketiga pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa pergeseran nilai-nilai religi
adalah berubahnya pandangan manusia terhadap apa yang diyakini secara sedikit demi sedikit
yang dipengaruhi oleh perkara lain sehingga terjadinya perubahan pandangan manusia.

More Related Content

What's hot

Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Asnita Meydelia C K
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralEka Zay
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakDini Audi
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaaneryeryey
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalahMeyLiontin
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4Uli Rahmawati
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamAhmad Rudi
 
penalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktifpenalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktifferry heriyanto
 
Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)21 Memento
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKDwi Oktalidiasari
 
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan padaBersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan padajasa profesional
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Akhlak dan etika profesi
Akhlak dan etika profesiAkhlak dan etika profesi
Akhlak dan etika profesiFakta Wiguna
 

What's hot (20)

Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
 
PowerPoint Haji
PowerPoint HajiPowerPoint Haji
PowerPoint Haji
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
 
34 provinsi di indonesia beserta pakaian
34 provinsi di indonesia beserta pakaian34 provinsi di indonesia beserta pakaian
34 provinsi di indonesia beserta pakaian
 
Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islam
 
penalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktifpenalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktif
 
Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
 
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan padaBersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Akhlak dan etika profesi
Akhlak dan etika profesiAkhlak dan etika profesi
Akhlak dan etika profesi
 

Viewers also liked

Pentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam KehidupanPentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam KehidupanHasbullah Marwan
 
demokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabNasria Ika
 
Seni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGI
Seni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGISeni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGI
Seni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGIluthfi abdillah
 
Aplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang plural
Aplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang pluralAplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang plural
Aplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang pluralbadar_SSTP
 
makalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 Cahaya
makalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 Cahayamakalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 Cahaya
makalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 CahayaAchmad Humaidy
 
Tutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux DebianTutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux DebianHasbullah Marwan
 
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seniPentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seniHasbullah Marwan
 
Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis
Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan HumanisMenjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis
Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan HumanisGiovanni Promesso
 
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologiSistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologiUIN Sunan Kalijaga
 
Skripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anakSkripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anakPoetra Chebhungsu
 
Diskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatDiskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatIlham Ismail
 
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenMakalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenPangeran Kristian
 
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas XPerilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas Xecstasya
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamLisa Tri Setiawati
 
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaBab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaNurmah Wijayanti
 

Viewers also liked (19)

Pentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam KehidupanPentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
Pentingnya Sikap Religius Dalam Kehidupan
 
Musik Religi
Musik ReligiMusik Religi
Musik Religi
 
demokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradab
 
Seni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGI
Seni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGISeni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGI
Seni Budaya ALIRAN MUSIK RELIGI
 
Sistem religi dan ilmu gaib
Sistem religi dan ilmu gaibSistem religi dan ilmu gaib
Sistem religi dan ilmu gaib
 
Aplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang plural
Aplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang pluralAplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang plural
Aplikasi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat yang plural
 
makalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 Cahaya
makalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 Cahayamakalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 Cahaya
makalah PEMAKNAAN NILAI religi dlm film 99 Cahaya
 
Tutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux DebianTutorial How to make Web Database Server Linux Debian
Tutorial How to make Web Database Server Linux Debian
 
Frase bahasa indonesia
Frase bahasa indonesiaFrase bahasa indonesia
Frase bahasa indonesia
 
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seniPentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
Pentingnya motivasi untuk menguasai ilmu teknologi dan seni
 
Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis
Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan HumanisMenjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis
Menjadi Pribadi yang Religius, Inklusif dan Humanis
 
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologiSistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologi
 
Skripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anakSkripsi membina kecerdasan spritual anak
Skripsi membina kecerdasan spritual anak
 
Diskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatDiskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debat
 
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenMakalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
 
Makalah musik
Makalah musikMakalah musik
Makalah musik
 
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas XPerilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
 
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaBab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 

Similar to Definisi religi

Hakekatreligiusitas
HakekatreligiusitasHakekatreligiusitas
Hakekatreligiusitaszaenizen
 
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 American Piety : The Nature of Religious Commitment American Piety : The Nature of Religious Commitment
American Piety : The Nature of Religious CommitmentArif Setyawan
 
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
1kebutuhan manusia  terhadap agama islam1kebutuhan manusia  terhadap agama islam
1kebutuhan manusia terhadap agama islamIfanBudiyanto2
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologiHary Ihsan
 
Pengertian religiusitas
Pengertian religiusitasPengertian religiusitas
Pengertian religiusitasAli Ahyadi
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingIis Nurul Fitriyani
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikDeep Walker
 
Psikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawanPsikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawanDIANTO IRAWAN
 
Psikologi agama 1
Psikologi agama 1Psikologi agama 1
Psikologi agama 1elmakrufi
 
Psikologi agama 1
Psikologi agama 1Psikologi agama 1
Psikologi agama 1elmakrufi
 
Psikologi agama 1
Psikologi agama 1Psikologi agama 1
Psikologi agama 1elmakrufi
 
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesinpengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesindian haryanto
 
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiapengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiadian haryanto
 

Similar to Definisi religi (20)

Hakekatreligiusitas
HakekatreligiusitasHakekatreligiusitas
Hakekatreligiusitas
 
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 American Piety : The Nature of Religious Commitment American Piety : The Nature of Religious Commitment
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
1kebutuhan manusia  terhadap agama islam1kebutuhan manusia  terhadap agama islam
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
 
Pai 3 kebutuhan agama 2003
Pai 3  kebutuhan agama 2003Pai 3  kebutuhan agama 2003
Pai 3 kebutuhan agama 2003
 
Ninian smart
Ninian smartNinian smart
Ninian smart
 
424-672-1-SM.pdf
424-672-1-SM.pdf424-672-1-SM.pdf
424-672-1-SM.pdf
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Pengertian religiusitas
Pengertian religiusitasPengertian religiusitas
Pengertian religiusitas
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
 
Pai 3 kebutuhan agama 2003
Pai 3  kebutuhan agama 2003Pai 3  kebutuhan agama 2003
Pai 3 kebutuhan agama 2003
 
Spe Bab6
Spe Bab6Spe Bab6
Spe Bab6
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Psikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawanPsikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawan
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
 
PSIKOLOGI_AGAMA[1].ppt
PSIKOLOGI_AGAMA[1].pptPSIKOLOGI_AGAMA[1].ppt
PSIKOLOGI_AGAMA[1].ppt
 
Psikologi agama 1
Psikologi agama 1Psikologi agama 1
Psikologi agama 1
 
Psikologi agama 1
Psikologi agama 1Psikologi agama 1
Psikologi agama 1
 
Psikologi agama 1
Psikologi agama 1Psikologi agama 1
Psikologi agama 1
 
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesinpengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
 
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiapengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
 

Definisi religi

  • 1. DEFINISI RELIGI / AGAMA DEFINISI RELIGI/AGAMA 1. Religi a. Pengertian Religi Secara bahasa, kata religi adalah kata kerja yang berasal dari kata benda religion. Religi itu sendiri berasal dari kata re dan ligare artinya menghubungkan kembali yang telah putus, yaitu menghubungkan kembali tali hubungan antara Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh dosa-dosanya (Mubarok, 2003:45). Menurut Gazalba (Rohilah,2010), bahwa religi berasal dari bahasa latin religio yang berasal dari akar kata religare yang berarti mengikat. Religi adalah kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya. Sedangkan Sarwono (2006) mendefinisikan religi sebagai suatu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini. Istilah religi menunjukkan pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu dalam hatinya (Mangunwijaya dalam Sudrajat, 2010). Dister (Sudrajat, 2010) menyatakan bahwa di dalam religi terdapat unsur internalisasi agama dalam diri individu. Definisi lain menyatakan bahwa religi merupakan perilaku terhadap agama yang berupa penghayatan terhadap nilai- nilai agama yang dapat ditandai tidak hanya melalui ketaatan dalam menjalankan ibadah ritual tetapi juga dengan adanya keyakinan, pengamalan, dan pengetahuan menganai agama yang dianutnya (Ancok dan Suroso, 2008). Glock dalam Paloutzian (Sudrajat, 2010) menyebut bahwa religi meupakan sebuah komitmen beragama, yang dijadikan sebagai kebenaran beragama, apa yang dilakukan seseorang sebagai bagian dari kepercayaan, bagaimana emosi atau pengamalan yang disadari
  • 2. seseorang tercakup dalam agamanya, dan bagaimana seseorang hidup dan terpengaruh berdasarkan agama yang dianutnya. Terdapat dua istilah yang dikenal dalam agama yaitu kesadaran beragama (religious conciousness) dan pengalaman beragama (religious experience). Kesadaran beragama adalah segi agama yang terasa dalam fikiran dan dapat diuji melalui introspeksi atau dapat dikatakan sebagai aspek mental dari aktivitas agama, sedangkan pengalaman beragama adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (Drajat, 1989). Dapat ditarik kesimpulan bahwa religi adalah internalisasi dan penghayatan seorang individu terhadap nilai-nilai agama yang diyakini dalam bentuk ketaatan dan pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut untuk kemudian dapat diimplentasikan dalam perilaku sehari- hari. Sehingga tingkat religi seseorang dapat dilihat dari tingkah laku, sikap, dan perkataan, serta kesesuaian hidup yang dijalani dengan ajaran agama yang dianutnya. b. Dimensi Religi Menurut R.Stark dan C.Y. Glock (Ancok dan Suroso, 2008) religi (religiosity) meliputi lima dimensi yaitu keyakinan beragama (beliefs), praktik keagamaan (practice), rasa keberagamaan (feelings), pengetahuan agama (knowledge), dan konsekuensi (effect) dari keempat dimensi tersebut. 1) Keyakinan beragama (beliefs) adalah kepercayaan atas doktrin teologis, seperti percaya terhadap adanya Tuhan, malaikat, hari akhirat, surga, neraka, takdir,dan lain-lain (Djarir, 2005). Ancok dan Surosa (2008) menyatakan bahwa orang religi berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Indikator dari dimensi keyakinan adalah: a) Keyakinan tentang Allah b) Keyakinan tentang malaikat Allah
  • 3. c) Keyakinan tentang kitab-kitab Allah d) Keyakinan tentang Nabi/Rasul Allah e) Keyakinan tentang hari akhir f) Keyakina tentang qadha dan qadar Allah g) Keyakinan tentang syurga dan neraka 2) Praktik agama (practice) merupakan dimensi yang berkaitan dengan seperangkat perilaku yang dapat menunjukkan seberapa besar komitmen seseorang terhadap agama yang diyakininya (Ancok dan Suroso, 2008). Indikator dari dimensi ini adalah : a) Melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah b) Melaksanakan puasa wajib maupun sunnah c) Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh d) Melakasanakan haji dan umrah e) Membaca Al-Quran f) Membaca doa dan dzikir g) Melakukan I’tikaf di bulan ramadhan 3) Rasa/pengalaman keberagamaan (feelings) adalah dimensi yang berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami oleh seseorang perasaan yang dialami oleh orang beragama, seperti rasa tenang, tenteram, bahagia, syukur, patuh, taat, takut, menyesal, bertobat, dan lain-lain. Menurut Ancok (Syachraeni,2010), dalam kacamata Islam dimensi ini berkaitan dengan pengalaman- pengalaman yang unik dan yang merupakan keajaiban. Contohnya, doa yang dikabulkan, diselamatkan dari suatu bahaya, dan lain-lain. Indikator dari dimensi ini adalah : a) Perasaan dekat dengan Allah b) Perasaan doa-doanya terkabul c) Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah
  • 4. d) Perasaan bertawakal kepada Allah e) Persaan khusyuk ketika melaksanakan shalat dan berdoa f) Perasaan bergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al- Quran g) Perasaan bersyukur kepada Allah h) Perasaan mendapatkan peringatan atau pertolongan dari Allah. 4) Pengetahuan agama (knowledge) merupakan dimensi yang mencakup informasi yang dimiliki seseorang mengenai keyakinannya. Ancok dan Suroso (2008) mengatakan bahwa dimensi pengetahuan berkaitan erat dengan keyakinan, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimaannya. Indikator dari dimensi ini adalah : a) Pengetahuan tentang isi Al-Quran b) Pokok-pokok ajaran Islam yang harus diimani dan dilaksanakan c) Pengetahuan tentang hukum-hukum Islam d) Pengetahuan tentang sejarah Islam e) Mengikuti aktivitas untuk menambah pengetahuan agama. 5) Konsekuensi keberagamaan (effect) merupakan dimensi yang mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari (Ancok dan Suroso, 2008). Dimensi konsekuensi ini mestinya merupakan kulminasi dari dimensi lain. Menurut Ancok (Syachraeni, 2010), dalam Islam dimensi ini memiliki arti sejauh mana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari didorong oleh ajaran agama. Kenyataannya dimensi itu tidak selalu lengkap ada pada seseorang, sedangkan sikap, ucapan dan tindakan seseorang tidak selalu atas dorongan ajaran agama. Indikatir dari dimensi ini adalah : a) Suka menolong b) Suka bekerjasama c) Suka menyumbangkan sebagian harta
  • 5. d) Memiliki rasa empati dan solidaritas kepada orang lain e) Berperilaku adil f) Berperilaku jujur g) Suka memaafkan h) Menjaga lingkungan hidup i) Menjaga amanah j) Tidak berjudi, menipu, dan korupsi k) Mematuhi norma-norma Islam dalam berperilaku Berdasarkan paparan diatas, dapat dikatakan bahwa dimensi religi terdiri dari 5 yaitu: kepercayaan seseorang terhadap ajaran agama (beliefs), pelaksanaan ajaran agama dalam bentuk praktek ibadah-ibadah ritual (practice), kepahaman seseorang terhadap nilai- nilai dan ajaran agama yang dianutnya d(knowledge), pengalaman- pengalaman agama yang dirasakan oleh seseorang (experience), dan pengaruh dari kepercayaan, pelaksanaan, kepahaman, dan pengalaman tentang agama terhadap sikap, ucapan, dan perilaku seseorang yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari (effect). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi religi Secara umum religi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pembawaan, sedangkan faktor eksternal faktor- faktor yang berasal dari lingkungan di luar diri individu seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat (Yusuf, 2007). 1) Faktor Internal Thouless (Marsal dalam Sudrajat, 2010) menyebutkan bahwa faktor internal yang dapat mempengaruhi sikap keagamaan seseorang yaitu faktor pengalaman dan kebutuhan.Faktor pengalaman berkaitan dengan pengalaman- pengalaman mengenai keindahan, konflik moral, dan pengalaman emosional keagamaan. Sedangkan faktor kebutuhan berkaitan
  • 6. dengan kebutuhan rasa aman dan keselamatan, kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi religi seseorang meliputi a) Lingkungan keluarga Glock and Stark (Sudrajat, 2010) menyatakan bahwa fase sosialisasi awal bagi pembentukan konsep religi seseorang adalah keluarga. Selain itu, Sigmund Freud (Boeree dalam Sudrajat, 2010) melalui konsep father imege menjelaskan bagaimana citra seorang ayah akan mempengaruhi perkembangan religi anaknya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa keluarga sangat memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana religi seseorang. b) Lingkungan sekolah Sekolah mempunyai peranan penting dalam upaya pengembangan religi siswanya. Upaya pengembangan tersebut berkaitan dengan wawasan pemahaman siswa terhadap agama, pembiasaan mengamalkan ibadah, dan mendidik siswa agar berakhlak yang baik dan dapat mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari- hari. Terdapat tiga hal penting dalam pendidikan formal yang mempengaruhi religi yaitu kurikulum, hubungan guru dan siswa, serta hubungan antarsiswa. c) Lingkungan masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan interaksi sosial dan sosiokultural yang potensial mempengaruhi religi seseorang. Seseorang akan cenderung menampilkan perilakunya sesuai dengan lingkungan pergaulannya. Thouless (Marsal dalam Sudrajat, 2010) berpendapat bahwa tradisi-tradisi sosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan tekanan lingkungan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai sikap yang disepakati oleh lingkungan dapat mempengaruhi religi seseorang. Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas religi seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang-orang di sekitarnya.
  • 7. 2. Makna pergeseran nilai-nilai religi "Pengertian pergeseran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah peralihan, perpindahan" (Depdikbut,2007:361). Pergeseran merupakan suatu perubahan secara sedikit demi sedikit atau berkala pada seseorang yang di pengaruhi oleh perkara lain yang mengkibatkan perubahan pandangan hidup seseorang. Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Depdikbut,2007:783). Nilai merupakan suatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Religi atau religi adalah lebih melihat aspek yang "di dalam lubuk hati", riak getaran hati nurani pribadi; sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena menapaskan intimitas jiwa, "du Coeur" dalam arti Pascal, yakni cita rasa yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawi) ke dalam si pribadi manusia ( Mangunwijaya,1982:11). Dari ketiga pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa pergeseran nilai-nilai religi adalah berubahnya pandangan manusia terhadap apa yang diyakini secara sedikit demi sedikit yang dipengaruhi oleh perkara lain sehingga terjadinya perubahan pandangan manusia.