Dokumen tersebut merupakan kompilasi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro yang berisi ringkasan konsep-konsep dasar ekonomi mikro dan makro seperti teori produksi, permintaan, penawaran, biaya produksi, perilaku konsumen, serta analisis pasar kompetitif dan monopsi. Dokumen ini juga membahas manfaat mempelajari ekonomi mikro untuk merumuskan kebijakan, membuat ramalan, mempelajari perilaku konsumen dan
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Compilation tugas mikro ekonomi
1. i
Progam Studi Business Creation
Binus University
2017/2018
KOMPILASI TUGAS
EKONOMI MIKRO
Dosen Mata Kuliah : Febrizal Rahmana
Gebi Frissilia
2101652391
LA 28
2. ii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Kompilasi Ekonomi Mikro” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen atas
bimbingan yang telah diberikan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa
memberikan banyak manfaat.
Jakarta , 6 Juni 2018
Penyusunan
3. iii
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
EKONOMI MIKRO.................................................................................................1
1.1 Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro.......................................................1
1.2 Manfaat dari Mempelajari Ekonomi Mikro..............................................3
1.3 Kurva Penawaran .....................................................................................5
1.4 Kurva Permintaan ....................................................................................6
1.5 Elastisitas..................................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................8
PERILAKU KONSUMEN........................................................................................8
2.1 Perilaku Konsumen Terhadap Resiko.............................................................8
2.2 Kurva Resiko...................................................................................................8
2.3 Pendapat Teori Permintaan Konsumen...........................................................9
2.4 Kurva Produksi Total....................................................................................11
BAB III...................................................................................................................12
BIAYA PRODUKSI................................................................................................12
3.1 Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya Total...............................................12
3.2 Rumus dan Kurva Biaya Total......................................................................12
3.3 Increasing, Constant dan Decreasing Return of Scale....................................13
3.4 Economies of Scope, Diseconomies ofscope dan learning curve ....................14
3.5 Kurva Learning Curve..................................................................................15
BAB IV...................................................................................................................16
ANALISIS PASAR KOMPETITIF.........................................................................16
4.1 Konsumen dan Produsen Surplus..................................................................16
4.2 Deadweight Loss............................................................................................16
4.3 Market Fallure, Externalities dan Lack of Information.................................17
4.4 Quota , Tariff, Tax dan Subsidi.....................................................................17
4.5 Impor ............................................................................................................18
BAB V.....................................................................................................................20
ANALISA KEKUATANMONOPOLI....................................................................20
5.1 Kurva Monopoli............................................................................................20
5.2 Kurva Monopolistik Jangka Panjang dan daerah Profitnya..........................20
5.3 Competitive Price dan Collusion Price ..........................................................20
5.4 Kartel dan Oligopoli......................................................................................22
5.5 Mengatasi Praktek Kartel.............................................................................22
BAB VI ...................................................................................................................23
STRUKTUR PASAR ..............................................................................................23
6.1 Kurva Kompetisi Monopolistik, Elastisitas dan Jarak Angka Utilitas ...........23
6.2 Pasar Oligopoli..............................................................................................24
6.3 Game Theory.................................................................................................24
6.4 OPEC............................................................................................................25
6.5 Pasar Output dan Input.................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................32
4. 1
BAB I
EKONOMI MIKRO
1.1 Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro lebih mempelajari variable- variable ekonomi
secara agregat ( keseluruhan ). Variable – variable tersebut antara lain :
pendapatan nasional , kesempatan kerja dan atau pengangguran ,
jumlah uang beredar , laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun
neraca pembayaran internasional. Sejauh mana berbagai sumber daya
telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi, sejauh mana
perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang
moneter, dan sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan
disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan
terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya
cenderung memburuk.
Konsep Dasar Ekonomi Makro
Pengeluaran (Output) dan Pendapatan (Income) => Ukuran
output secara makro adalah Produk Domestik Bruto (PDB).
Tinggi rendahnya PDB suatu negara dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi, akumulasi modal, dan kualitas sumber
daya manusia. Jika suatu negara mampu mengadopsi teknologi
canggih, memiliki akumulasi modal yang tinggi, dan tingkat
pendidikan yang menunjukkan kualitas sumber daya manusia
yang tinggi, maka akan memiliki PDB yang tinggi pula. Hal ini
berlaku sebaliknya.
Tingkat Pengangguran => Akibat tingkat pengangguran tinggi,
maka beban negara semakin berat dan pertumbuhan ekonomi
menjadi lambat dikarenakan produksi nasional rendah. Selain
itu, pengangguran juga berdampak pada tingkat daya beli
masyarakat yang rendah sehingga mengakibatkan lesunya
perekonomian suatu negara.
5. 2
Inflasi dan Deflasi => Inflasi dan deflasi berkaitan dengan
moneter. Inflasi merupakan kenaikan harga umum, sedangkan
deflasi kebalikannya, yakni penurunan harga. Perubahan harga
yang begitu drastis baik inflasi maupun deflasi berisiko pada
terjadinya krisis perekonomian negara secara menyeluruh. Pada
kondisi seperti ini maka pemerintah perlu ikut campur tangan
dengan menerapkan kebijakan fiskal dan moneter.
Ilmu ekonomi mikro mempelajari variable – variable ekonomi dalam
lingkup kecil misalnya perusahaan , rumah tangga. Dalam ekonomi
mikro dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber
daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang
optimum. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh
kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Konsep Dasar Ekonomi Mikro:
Teori Produksi => Barang dan jasa ada karena diproduksi
terlebih dahulu. Pada produksinya memerlukan input sumber
daya yang dibutuhkan untuk menghasilkannya. Teori produksi
ini tidak lain merupakan pemahaman tentang teori produksi
yang berkaitan dengan kuantitas dan faktor-faktor produksi
seperti bahan baku, tenaga kerja, biaya produksi, dan lain
sebagainya.
Teori Harga => Harga adalah penentu nilai suatu barang atau
jasa. Selain itu, harga berkaitan erat dengan interaksi antara
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Jadi, penentuan
harga suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh tingkat
permintaan konsumen dan penawaran oleh produsen terhadap
barang atau jasa tersebut. Harga bersifat fluktuatif, pada teori
ini berlaku hukum permintaan dan penawaran.
Teori Distribusi => Produksi barang tidak bisa dilakukan tanpa
adanya pendistribusian bahan baku. Pengaplikasian modal
untuk distribusi, termasuk juga untuk upah pekerjanya. Selain
itu, distribusi juga dimaksudkan sebagai bagian dari kegiatan
6. 3
pemasaran (marketing) atau penyaluran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen. Pada proses ini muncul rantai distribusi
yang melibatkan peran dari distributor, pedagang grosir, dan
juga retail termasuk reseller dan dropshiper.
1.2 Manfaat dari Mempelajari Ekonomi Mikro
Merumuskan kebijakan ekonomi
Arus perekonomian setiap tahun selalu tidak stabil. Adanya teori
ini dapat membantu menganalisis kebijakan pemerintah dalam
mempengaruhi perekonomian negara. Teori ini dapat mempelajari
bagaimana pengaruh ekonomi dari segi harga, upah, atau alokasi
sumber dana.
Sebagai dasar untuk membuat ramalan
Ekonomi mikro dapat membantu dalam membuat ramalan, baik
ramalan bersyarat maupun ramalan kondisional. Dengan begitu,
aktivitas ekonomi dapat terprediksi, tetapi tetap melihat bagaimana
kondisi realitasnya.
Untuk memeriksa syarat kemakmuran perekonomian
Manfaat ini sangat berguna untuk mengetahui seberapa banyak
kekayaan ekonomi yang dimiliki. Melalui teori yang berlaku dapat
memperkirakan berapa keuntungan dan kerugian yang akan
diperoleh. Melalui cara ini, setiap individu dapat mempelajari apa
yang perlu dilakukan dalam mengalokasikan sumber dana.
Sebagai alat pengatur manajemen
Melalui teori ini, individu dapat mengatur sumber dana mulai dari
dana masuk sampai keluar. Metode yang digunakan dalam
mengaturnya menggunakan liner programming untuk menganalisis
permintaan dan biaya yang dibutuhkan.
Mempelajari perilaku seseorang sebagai konsumen
Meskipun teori ini merupakan teori ekonomi individu, tetapi juga
bermanfaat untuk mengetahui perilaku seorang konsumen.
Mempelajari konsumen sebagai pemilik sumber ekonomi atau
7. 4
sebagai produsen. Ekonomi mikro dapat menganalisis mereka
dengan pengamatan dan perhitungan yang sangat detail
Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa
Hal inilah yang sering terjadi dalam proses ekonomi sehari-hari,
khususnya dalam individu sebagai produsen. Teori ini dapat
membantu bagaimana siklus yang tepat untuk mendistribusikan
barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Teori yang ada juga
dapat digunakan sebagai strategi pendistribusian agar efektif.
Mempelajari bagaimana proses harga barang dan jasa dapat terbentu
Bagi konsumen mungkin tidak memperdulikan hal ini, tetapi
berbeda bagi produsen. Melalui proses ekonomi semua harga dapat
terbentuk, terutama untuk barang dan jasa. Melalui ekonomi mikro,
seorang produsen dapat menetapkan berapa harga yang
dikeluarkan. Hal itu juga berdasarkan permintaan dan penawaran
pasar. Ini merupakan langkah awal produsen untuk menyesuaikan
antara pembelian dan penjualan agar mendapatkan keuntungan
yang maksimal
Mempelajari produsen dalam menentukan tingkat produksi
Hal inilah yang menjadi faktor utama untuk mendapatkan
keuntungan. Melalui ekonomi mikro, seorang produsen dapat
mengatur dana agar mendapatkan keuntungan semaksimal
mungkin.
Mempelajari bagaimana rumah tangga atau konsumen dalam
mengalokasikan dana
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu proses ekonomi terus berjalan.
Terkadang, masih banyak konsumen yang tidak tahu bagaimana
mengalokasikan dana mereka, sehingga tidak mendapatkan
kepuasan secara maksimal. Ekonomi mikro dapat membantu
konsumen dalam mengalokasikan dana sehari-harinya. Dengan
begitu, selain konsumen bisa mengatur keuangan mereka untuk
mendapatkan keuntungan, konsumen juga bisa mendapatkan
kepuasan secara maksimal.
8. 5
1.3 Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga
barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Kurva
ini dibuat atas dasar data riel mengenai hubungan tingkat harga barang dan jumlah
penawaran barang tersebut yang dinyatakan dalam daftar penawaran (tabel
penawaran).
Faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran :
Harga barang itu sendiri
Harga barang-barang lain (barang-barang substitusi)
Biaya produksi
Tujuan-tujuan perusahaan
Tingkat teknologi yang digunakan
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan oleh penjual dan semua faktor yang mempengaruhinya.
Fungsi penawaran secara umum ditulis :
Qs = f (Pq, Pl.i, C, O, T)
di mana :
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
Pq = harga barang itu sendiri
Pl.i = harga barang-barang lain (i = 1,2, ….,n)
O = tujuan-tujuan perusahaan
T = tingkat teknologi yang digunakan.
Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri
Apabila pengaruh harga barang itu sendiri (Pq) terhadap jumlah barang yang
9. 6
ditawarkan (Qs) ditunjukkan oleh gerakan naik-turun di sepanjang kurve
penawaran, maka untuk pengaruh harga barang-barang lain (Pl), biaya produksi
(C), tujuan-tujuan perusahaan (O), dan teknologi (T) ditunjukkan oleh pergeseran
kurve penawaran ke kiri atau ke kanan.
1.4 Kurva Permintaan
Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga suatu produk
dengan kuantitas yang diminta. Permintaan ber-slope negatif terhadap
harga (hukum permintaan). Dengan kata lain, ketika harga naik
permintaan akan turun, dan ketika harga turun permintaan akan naik.
Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi pergeseran kurva permintaan:
Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap
orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak
barang meskipun harga barang tidak berubah.
Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan
membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.
Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah
satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja,
permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila
harga mobil berukuran kecil murah.
Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan
mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di
suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja,
daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk
dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India).
Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu,
pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain
sebagainya.
Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk
dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang
musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi
publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.
10. 7
Pergeseran Kurva Penawaran dan Permintaan
Pergeseran kurva permintaan dari garis D ke garis D1 menunjukan bahwa
peningkatan permintaan dapat mempengaruhi tingkat harga suatu
komoditas. Perusahaan akan cenderung meningkatkan harga suatu
komoditas, pada saat permintaan atas komoditas tersebut meningkat. hal itu
dilakukan untuk meningkatkan profit perusahaan.
1.5 Elastisitas
Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang di
tawarkan. Elastisitas bisa disebut sebagai tingkat kepekaan ( perubahan) suatu
gejala ekonomi yang lain.
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh
perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang
diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang
diminta terhadap perubahan harga barang.
Rumus: Ed = delta Q / delta P * P/Q
Elastisitas penawaran (elasticity of supply ) adalah pengaruh
perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang
ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barangyang
ditawarkan terhadap perubahan harga barang.
Rumus : Es = delta Q / delta P * P/Q
11. 8
BAB II
PERILAKU KONSUMEN
2.1 PerilakuKonsumen Terhadap Resiko
Risk Loving, kondisi dimana lebih memilih pendapatan yang beresiko
untuk pendapatan tertentu dengan nilai yang diharapkan akan sama.
Risk Premium, jumlah uang maksimum yang ditanggung oleh mereka
yang menghindari resiko dan memang tidak ingin mengambil resiko.
Risk Averse, kondisi dimana pada waktu saat investor dihadapkan
dengan dua investasi dengan hasil yang sama atau profit yang sama
dan lebih memilih yang memiliki resiko yang lebih rendah.
Risk Neutral, kondisi dimana lebih memilih pendapatan yang beresiko
untuk pendapatan atau profit tertentu dengan nilai yang diinginkan atau
diharapkan sama.
2.2 Kurva Resiko
12. 9
2.3 Pendapat Teori Permintaan Konsumen
Pendekatan guna batas Klasik (utility)
Dalam pendekatan ini, seorang konsumen dianggap mengkonsumsi
kombinasi barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal.
Selanjutnya kepuasan dianggap dapat dihitung dalam satuan
kepuasan (utility). Untuk memaksimumkan kepuasannya, seorang
konsumen akan mengkonsumsi atau meminta barang sedemikian
rupa sehingga kepuasan marginal dari barang X yang
dikonsumsinya dibagi dengan harga barang X itu sama dengan
kepuasan marginal barang Y yang dikonsumsinya dibagi dengan
harga barang Y tersebut, dan seterusnya.
Pendekatan Nilai Guna dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal, dianggap
manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen
dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Pendekatan Nilai Guna (Utility) Ordinal, manfaat atau
kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi
barang-barang tidak dikuantifikasi.
Contoh :
Jika konsumen mengurangi konsumsi barang X sebesar 1
unit, maka konsumsi barang Y akan naik sebesar 4 unit
dengan jumlah pengeluaran yang sama. Utilitas akan turun
sebesar 10 unit untuk penurunan 1 unit barang X tsb. Utilitas
akan naik sampai 20 unit jika tambahan konsumsi barang X
sebesar 4 unit. TU konsumen akan naik, jika rasio MU & P
adalah sama, maka konsumen tidak perlu mengatur lagi
pengalokasian pembelian untuk menaikkan TU-nya.
MUx/Px=10/4=2,5 MUy/Py=5/1=5
Asumsi bahwa MU semakin menurun (deminishing
marginal utility) mencerminkan bahwa kurva permintaan
akan ber slope negatif. Konsumen akan mengurangi jumlah
13. 10
barang yang dibelinya jika harga barang tsb naik, sesuai
dengan kaidah rasio di atas, ceteris paribus.
Pendekatan kurva tak acuh (indifference curve)
Pendekatan ordinal utility ini menggunakan pengukuran ordinal
dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi
permintaan. Tingkat-tingkat utilitas yang ditetapkan pada beberapa
kelompok barang menunjukkan peringkat dari barang tsb.
Sekelompok barang terdiri dari sejumlah barang dengan kuantitas
tertentu, ex : sebuah rumah, dua mobil, tiga sepeda motor dll.
Pendekatan “atribut”
Pendekatan atribut mendasar pada asumsi bahwa yang diperhatikan
oleh konsumen bukan terhadap produk yang dihasilkan
perusahaan, melainkan lebih pada atribut barang yang
bersangkutan. Pendekatan ini tetap menggunakan analisis kepuasan
digabungkan dengan analisis kurva tak acuh. Yang dimaksudkan
dengan atribut suatu barang adalah semua jasa yang dihasilkan dari
penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah
mobil antara lain meliputi jasa pengangkutan, prestise, privasi,
keamanan dan sebagainya
Dalam Pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga telah
membagi-bagi anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Misalnya
untuk makan, sandang, perumahan, kesehatan dan sebagainya.
Yang menjadi persoalan selanjutnya ialah bagaimana jatah
anggaran untuk makan didistribusikan diantara berbagai pilihan
makanan, bagaimana jatah untuk sandang dialokasikan, berapa
untuk membeli baju, sepatu, dan sebagainya
Konsumen mendapatkan kepuasan dari konsumsi atribut, namun
harus membeli barang untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi
barang itu merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam
14. 11
proses konsumsi. Setiap barang memberikan satu atribut atau lebih
dalam suatu perbandingan tertentu.
2.4 Kurva Produksi Total
Kurva produksi total adalah kurva yang menunjukkan hubungan produksi total
dengan 1 input variabel sedangkan input- input lainnya dianggap tetap.
Berikut gambar kurva
15. 12
BAB III
BIAYA PRODUKSI
3.1 Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya Total
Total cost
adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang atau jasa.
Contoh : produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya
tetap Rp 250.000 dan biaya variabel per unit Rp 4000.
Maka besarnya biaya total?
TFC = 250.000
TVC = 800 X 4000 = 3.200.000
TC = TFC+ TVC = 250.000 + 3.200.000 = 3.450.000
Fixed Cost
Adalah jumlah biaya yang tetap dan yang tidak
dipengaruhi oleh tingkat produksi.
Contoh : air, gaji, listrik, internet, sewa, penyusutan, dll.
Variabel Cost
Adalah jumlah biaya yang dibayarkan yang besarnya
berubah menurut tingkah yang dihasilkan( semakin banyak
yang di produksi biaya mengikuti).
Contoh: gaji tenaga kerja, biaya bahan mentah
3.2 Rumus dan Kurva Biaya Total
Berikut adalah gambar ketiga kurva diatas dan rumus biaya total :
Rumus
Total cost = Total Fixed Cost + Total Variabel Cost
Kurva
Total Cost
Fixed Cost
Variabel Cost
16. 13
3.3 Increasing, Constant dan Decreasing Return of Scale
Pengertian
Increasing return to scale : pengembalian skala yang
menguntungkan. Artinya ada peningkatan keuntungan
akibat penambahan jumlah produksi(output). Semakin
besar biaya per unit dari suatu produksi, keuntungan yang
di dapat semakin besar. Increasing return to scale
merupakan economies of scale.
Constant returns to scale :pengembalian skala yang
konstan. ada tidak ada peningkatan maupun peningkatan
keuntungan akibat penambahan jumlah produksi (output).
Semakin besar biaya per unit dari suatu produksi,
keuntungan yang didapat tetap konstan. Tidak ada
pengembalian yang signifikan.
Decresing returns to scale : pengembalian skala yang
merugikan. Artinya ada penurunan keuntungan akibat
penambahan jumlah produksi(output). Semakin besar biaya
per unit dari suatu produksi, keuntungan yang didapat
Rp
n A
0 Q
TC
TV
C
TF
C
17. 14
semakin kecil. Decreasing return to scale merupakan
diseconomics of scale.
Pilihan yang paling baik
increasing return to scale.
Karena, increasing return to scale memiliki keuntungan
kompetitif , karena kita dapat menjelaskan bagaimana
sebuah negara dapat memperoleh keuntungan dari
perdagangan ketika sebuah perusahaan menambah jumah
outputnya. Selain itu increasing return to scale merupakan
economies of scale. Jika suatu perusahaan memiliki
penambahan jumlah produksi maka keuntungan yang
didapat pun meningkat .
3.4 Economies of Scope, Diseconomies of scope dan learning curve
Economies of scope
Apabila perusahaan menghasilkan beragam jenis output maka
biaya rata- rata produksinya akan semakin kecil. Hanya dapat
diaplikasikan pada industry tertentu. Merupakan eksploitasi
sumber daya karena dapat membantu dalam memaksimumkan
pemanfaatan sumber daya dan memaksimalkan keuntungan.
Diseconomies of scope
Produksi multi-produk oleh perusahaan tunggal yang kurang
efisien daripada memilki perusahaan terpisah masing- masing
mengkhususkan diri dalam satu produk yang produksi.
Learning curve
Sebuah kurva garis yang menunjukkan hubungan antara waktu
yang diperlukan untuk produksi dan jumlah komulatif unit yang
diproduksi.
18. 15
3.5 Kurva Learning Curve
Kurva
Produksi komulatif
t rata- rata akumulasi
LC = 80%
8
4
2
20 40 80 100
Penjelasan
1. Bertambahnya pengalaman sampai pada batas tertentu dapat meningkatkan efisiensi.
2. Bila jumlah produksi meningkat dua kali maka waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan satu satuan unit produk berkurang dengan tingkat konstanta tertentu.
Misalnya, diketahui learning curve 80% artinya bila produks pertama membutuhkan
waktu 100 JTKL maka waktu rata- rata akumulasi setiap satuan unit produksi yang
kedua, kemdian keempat dan selanjutnya kedelapan adalah untuk yang kedua
sebesar 80% X 100 = 80, yang keempat adalah 80% X 80% X 1000 = 64 , dan yang
kedelapan sebesar 80% X 80% X 80% X 100 = 51
19. 16
BAB IV
ANALISIS PASAR KOMPETITIF
4.1 Konsumen dan Produsen Surplus
Surplus konsumen adalah selisih antara harga maksimum yang
membuat konsumen bersedia membayar dan harga sebenarnya
yang harus dibayarnya.
Surplus produser adalah selisih antar harga produsen yang sudah
disediakan dengan baik dan jumlah haga yang sebenarnya mereka
terima dari konsumen.
kurva surplus konsumen :
kurva surplus produser :
4.2 Deadweight Loss
Deadweight loss adalah pengurangan surplus konsumen dan
surplus produsen yang terjadi apabila output suatu produk dibatasi
sehingga lebih rendah dari tingkat efisiensi optimum. Hilangnya
efisiensi ekonomi bagi konsumen / produsen karena efisiensi
alokasi sumber daya tidak tercapai.
20. 17
Terjadi karena adanya inefisiensi pasar , lalu ketika penawaran dan
permintaan tidak berada di titik ekuilibrium.
4.3 Market Fallure, Externalities dan Lack of Information
Market failure : suatu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan
dalam menyediakan kebutuhan pasar secara effisien.
Externalities : biaya yang harus ditanggung atau manfaat tidak
langsung yang diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas ekonomi.
Lack of information : keadaan individu atau system dimana input
komunikasi kurang dari semestinya sehingga tidak dapat diproses
atau dgunakan dan dapat menimbulkan kesalahan dalam penerapan
informasi.
4.4 Quota , Tariff, Tax dan Subsidi
Quota adalah pembatasan jumlah barang yang dapat
diimpor/diekspor / diproduksi oleh suatu negara dari semua negara
atau dari negara- negara tertentu dalam jangka waktu yang
ditentukan.
-Contoh : pembatasan kuota impor daging tahun 2018
sebanyak 70.000 ton, batas maksimal kuota impor tahun
2018 adalah 70.000 sehingga pada tahun 2018 impor tidak
boleh melebihi batas yang sudah ditentukan.
21. 18
Tariff adalah pembebanan pajak atau costum duties terhadap
barang- barang yang melewati batas suatu negara.
-Contoh: sebuah perusahaan mengimpor barang dari suatu
negara, lalu barang- barang tersebut dikenakan tariff karena
telah melewati batas suatu negara.
Specific tax adalah tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu
jenis barang tertentu atau suatu satuan jenis barang tertentu
-Contoh : PT ASTPO mengimpor barang jenis „Z‟
sebanyak 1200 unit dengan harga per unit Rp110.000. Jika
tarif Bea Masuk atas impor barang Rp10.000 per unit, maka
besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah
Jumlah Barang Impor = 1200 unit
Tarif Bea Masuk Rp10.000, maka
Bea Masuk yang harus dibayar = Rp10.000 x 1200
= Rp12.000.000
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industry dalam negeri. Contoh :
keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi
harga, subsidi BBM, subsidi pangan, subsidi pendidikan, dll.
4.5 Impor
Dalam era globalisasi ini, semua asskpek dalam kehidupan menjadi
terhubung dengan dunia luar, dengan negara lain, termasuk juga
terhubungnya kegiatan ekonomi negara kita dengan negara luar,
dengan kegiatan ekspor dan impor. Salah satu kegiatannya adalah
impor dan ekspor garam dan gula.
Tujuan pemerintah melakukan impor garam dan gula adalah untuk
mengurangi pengeluaran negara Indonesia dan juga memaksimalkan
sumber daya yang ada di Indonesia, pemerintah Indonesia ingin
mengelola sepenuhnya sumber daya di Indonesia atau meningkatkan
22. 19
pengelolaan yang ada. Pemerintah Indonesia bingung kenapa harus
melakukan import padahal sumber daya yang ada di Indonesia
berlimpah.
23. 20
BAB V
ANALISA KEKUATAN MONOPOLI
5.1 Kurva Monopoli
Monopoli adalah kondisi dimana suatu pasar dikuasai oleh seorang
penjual. Monopoli memiliki kurva, sama seperti rata-rata teori ekonomi
lainnya. Berikut adalah gambar dari kurva monopolistik:
5.2 Kurva MonopolistikJangka Panjang dan daerah Profitnya
Perusahaan mendapatkan keuntungan, perusahaan- perusahaan baru
akan masuk dan kurva permintaan perusahaanyang lama akan bergeser ke
kiri. Namun , ketika pasar merugi sebagian perusahaan – perusahaan
keluar dan kurva permintaan perusahaan yang bertahan akan bergeser ke
kanan. Karena adanya pergeseran permintaan, perusahaan pasar
monopolistic akhirnya mencapai keseimbangan jangka panjang.
5.3 Competitive Price dan Collusion Price
24. 21
Competitive Price : suatu bentuk persaingan antara para pemasok
yang bertujuan untuk menarik para langganan dengan menawarkan
suatu produk pada tingkat harga yang lebih rendah daripada harga
pesaing.
Strategi penentuan harga kompetitif ada 2 yaitu :
1. Relative Pricing / Harga Relatif
Strategi harga relative price adalah menentukan harga di atas,
di bawah atau sama dengan tingkat harga persaingan di mana
gerakan harganya mengikuti gerakan pesaing.
2. Follow The Leader Pricing
Strategi harga follow the leader price adalah penetapan harga
produk baik barang maupun jasa diserahkan para pimpinan
pasar / penimpin pasar dan tidak menetapkan harga sendiri.
Contoh :
1. Persaingan antara paper lunch dan wakacao, dengan harga yang
lebih murah konsumen bisa menikmati makanan yang sejenis
dengan harga yang lebih murah, tentu konsumen akan lebih
memilih wakacao khususnya bagi para mahasiswa.
2. Persaingan antara fish n co dan fish streat, dengan harga yang
lebih murah konsumen bisa menikmati jenis makanan fish and
chips dengan harga yang lebih murah.
Collusion price : proses illegal yang dianggap pelanggaran pidana
dimana sejumlah perusahaan menaikkan harga barang untuk
mendapatkan keuntungan lebih besar. Ini dilakukan agar pesaing
eksternal tidak masuk ke pasar tersebut.
Contoh : di suatu perusahaan terjadi collusion antara bagian
pembelian, bagian gudang, bagian keuangan dan supplier dalam
pembelian bahan atau barang.
25. 22
5.4 Kartel dan Oligopoli
Oligopoli : pasar yang terdapat beberapa penjual dan hanya enjual
satu jenis barang(homogeny) yang dikuasai oleh beberapa
perusahaan dan barang tersebut memiliki efisiensi dalam skala
besar.
Contoh : industry mobil dan rokok
Kartel : sebuah kelompok dari berbagai badan hukum usaha yang
berlainan yang bekerja sama untuk menaikkan keuntungan masing-
masing tanpa melalui persaingan usaha dengan pelaku usaha
lainnya.
Contoh : IBA (International Bauxtie Association) , dan IATA
(International Air Transport Association)
5.5 Mengatasi Praktek Kartel
pertama yang wajib dikerjakan pemerintah adalah berupaya keras
meningkatkan produksi pangan nasional. Anggaran di sector
pertanian perlu ditingkatkan dalam alokasi APBN (APBD).
Seluruh anggaran untuk pembangunan infrastruktur
pertanian dan juga untuk subsidi (benih, pupuk, dan
sebagainya)
bagi petani dan nelayan. Dengan cara ini, petani akan mendapat in
sentif dan dorongandalam
menggenjot produkti itas pertanian. Pemerintah juga
perlu mengawal produk pertanian domestik dari serbuan
barang impor, dengan tarif impor yang tinggi.
Kedua, pemerintah harus memperluas wewenang, anggaran, dan
fasilitas (gudang)Bulog dalam fungsinya sebagai stabilitator
harga pangan. Peran Bulog harus lebih kuat paling tidak
seperti sebelum krisis ekonomi 1997/1998di mana Bulog
berwenang mengatur pasokan dan harga sembilan kebutuhan
pokok. rakyat berharap besar pada Bulog agar mampu
mengalahkan kartel pangan dalam mengontrol harga pangan.
26. 23
BAB VI
STRUKTUR PASAR
6.1 Kurva Kompetisi Monopolistik, Elastisitas dan Jarak Angka Utilitas
Kurva Monopolistic competition merupakan dimana terdapat sebuah
market yang dimana sebuah perusahaan dapat masuk bebas, setiap produk
yang dihasilkan memiliki berbagai variasi dan perbedaan disetiap
produknya. Berikut adalah kurva monopolistic competition
Kurva perusahaan persaingan monopolistic merupakan peralihan dari kurva
perusahaan persaingan sempurna dan monopoli. Jadi hal itu menyebabkan
kurva
tersebut sedikit miring dari kiri atas ke kanan bawah, hal itu menunjukan
bahwa
elastisitas nya lebih kecil dari pada perusahaan persaingan sempurna, tetapi
lebih
besar dari elastisitas perusahaan monopoli.
27. 24
6.2 Pasar Oligopoli
Nash equilibrium terjadi karena situasi dalam pasar oligopoly terdapat
pilihan strategi sedemikian rupa sehingga tidak ada keuntungan yang dapat
diraih oleh perusahaan perusahaan dengan merubah strategi, dengan
mempertimbangkan strategi yang ada dari pesaingnya. Hal itu
keseimbangan nash merupakan respon terbaik oleh setiap perusahaan untuk
strategi tertentu. Strategi tersebut mengacu kepada keputusan yang
perusahaan buat.
Sedangkan collusive equilibrium terjadi karena Kesepakatan antara
perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan
produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”)
dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian
bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah
kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk persepakatan ini
biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh
dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang
sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian
secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya
jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama.
6.3 Game Theory
The Payoff matrix of a Game (Profit Matrix)
Strategi ini di berlakukan untuk dua (2) pelaku (Pelaku I dan Pelaku II)
dimana disebut Duopolis. Disini duopolis berkompetisi dalam
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam game ini, jumlah
keuntungan pihak I sama dengan kerugian yang didapatkan oleh pihak II,
dan keuntungan yang di dapat selalu diasumsikan sama, misalkan jumlah
keuntungan yang dibagikan untuk kedua duopolis ini adalah
Rp100.000.000;, jika duopolis I mendapatkan Rp60.000.000 maka
duopolis II akan mendapat Rp40.000.000. Dan sama halnya jika Duopolis
I mendapat Rp30.000.000, maka duopolis II akan mendapatkan
Rp70.000.000. Jadi berapapun beda pendapatan yang didapatkan oleh
28. 25
kedua belah pihak, jumlah keuntungan tetap sama, yaitu Rp100.000.000.
Karena itu kedua duopolis menggunakan strategi yang berbeda untuk
mendapatkan keinginannya. Secara umum, jika duopolis I menggunakan
m dan duopolis II menggunakan strategi n, kemungkinan hasil dari
permainan berdasarkan profit matrix. Profit Matrix juga dikenal sebagai
Pay-off matrix.
Tabel Payoff Matrix
Strategi Duopolis I Strategi Duopolis II Minimax
1 2 3
1
2
3
10 14 8
4 6 10
20 12 16
8
4
12
Maximin 20 14 16 12≠14
6.4 OPEC
OPEC adalah organisasi tempat berkumpulnya negara-negara pengekspor
minyak. Organisasi OPEC didirikan pada 14 September 1960 oleh lima
negara anggota: Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela, yaitu
setelah diselenggarakannya Konferensi Baghdad 10-14 Agustus 1960 yang
diikuti oleh lima negara produsen minyak tersebut. Markas OPEC semula
berada di Jenewa (21 Januari 1961-Agustus 1965) kemudian pindah ke
Wina. Di awal pembentukannya, disepakati bahwa OPEC bertujuan untuk
menjaga stabilitas harga minyak internasional demi kepentingan negara-
negara anggotanya.
Tujuan OPEC mempertahankan harga minyak dan menentang aksi
penurunan harga minyak secara sepihak oleh perusahaan minyak besar yang
disebut The Seven Mayor seperti Exxon, Texaco, Socal, Gulf, British
Petroleum, Shell. Perusahaan raksasa minyak bumi ini adalah dari negara-
negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, jerman Barat dan Jepang.
OPEC berusaha secara kolektif menentukan kebijakan harga dan jumlah
produksi minyak bumi di pasaran dunia.
29. 26
Anggota-anggota OPEC terdiri dari; Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan
Venezuela (September 1960, Negara pendiri). Di samping kelima negara
pendiri tersebut, para anggota OPEC adalah Qatar (bergabung pada
Desember 1960), Libya dan Indonesia (Desember 1962), Uni Emirat Arab
(November 1967), Aljazair (Juli 1969), Nigeria (Juli 1971), dan Ekuador
(November 1973), yang semuanya berstatus sebagai anggota penuh, serta
Gabon (Desember 1973) dengan status sebagai peninjau (associate
member).
Syarat utama bagi keanggotaan di dalam OPEC adalah bahwa:
Negara yang bersangkutan secara substansial merupakan pengekspor
minyak mentah.
Secara fundamental mempunyai kepentingan yang sama dengan negara-
negara (yang sudah menjadi) anggota;
Disepakati oleh mayoritas anggota OPEC.
6.5 Pasar Output dan Input
Pasar output adalah pasar yang memperjualbelikan barang dan jasa yang
merupakan output (hasil) dari kegiatan produksi.Pasar output punya dua
macam struktur, yakni pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
tidak sempurna.
1. Pasar Persaingan Sempurna
Ciri-ciri:
a. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
b. b Barang dan jasa yang diperjualbelikan homogen.
c. Pembeli dan penjual tahu keadaan pasar dengan sempurna.
d. Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar.
e. Faktor-faktor produksi bebas bergerak. perseorangan tidak
mampu mempengaruhi harga pasar.
Pembentukan harga pada pasar persaingan semurna; ditentukan oleh
kekuatan yang menarik antara permintaan dan penawaran di pasar. Harga
yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan pembeli dan penjual
secarakeseluruhan.
30. 27
Kebaikan : mampu mendorong penghematan; pembeli dan penjual bebas
bertindak; harga tidak dikendalikan oleh satupenjual atau satu pembeli.
Keburukan: tidak ada dana untuk penelitian dan pengembangan produk;
terbatasnya kebebasan memilih bagi pembeli; produsen memberigaji dan
upah terlalu rendah demi penghematan.
2. Pasar Persaingan tidak Sempurna
Arti : pasar yang terjadi bila satu atau beberapa ciri-ciri pasar persaingan
sempurna tidak terpenuhi. Atau pasar persaingan sempurna yang tidak
lengkap cirri cirinya.
Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna:
Pasar monopoli, pasar oligopoly, pasar persaingan monopolistik, pasar
monopsoni dan pasar oligopsoni.
Pasar Monopoli
Arti: pasar yang dikuasai satu penjual. Contoh: pasar listrik.
Jenis monopoli:
a. alamiah: muncul karena keadaan alam yang khas.
b. masyarakat: muncul karena kepercayaan masyarakat.
c. undang-undang: muncul karena pemberlakuan kebijakan/undang
undang. Terdiri atas monopoli negara, hak cipta, hak paten dan hak
merk.
d. kemampuan efisiensi. muncul karena mampu menghematl biaya
produksi,
e. Penguasaan bahan baku. muncul karena mengusai bahan baku.
f. Penguasaan teknologi dan tenaga ahli muncul karena menguasai
teknologi dan tenaga ahli
Ciri:
a. terdapat satu penjual
b. harga ditentukan penjual (monopoli)
31. 28
c. perusahaan lain sulit memasuki pasar d. konsumen tidak bisa pindah
walau rugi
e. bisa menimbulkan ketidakadilan/kerugian bagi masyarakat.
Pasar Oligopoli
Arti : pasar yang dikuasai beberapa penjual
Macam:
a. oligopoli murni; menjual barang yang homogen, contoh pasar
semen.
b. oligopoli diferensial; menjual barang yang berbeda corak, contoh,
pasar mobil, pasar sepeda motor.
Ciri:
a. terdapat beberapa penjual
b. barang yang dijual homogen atau beda corak
c. sulit dimasuki perusahaan baru
d. membutuhkan peran iklan
e. terdapat satu market leader (pemimpin pasar) harga jual tidak
mudah berubah
Pasar Persaingan Monopolistik
Arti: pasar yang bentuknya mendekati pasar persaingan sempurna
dan mendekati pasar monopoli, sehingga disebut pasar persaingan
monopolistik, contoh pasar pakaian dan pasar sepatu.
Ciri
a. jumlah penjual banyak tapi tidak sebanyak pada pasar persaingan
sempurna.
b. barang yang dijual berbeda corak.
c. Penjual I produsen harus aktif beriklan.
d. Perusahaan baru lebih mudah masuk pasar.
Pasar Monopsoni
Arti: pasar yang dikuasai satu pembeli, contoh: pasar sayur di daerah
terpencildan pasar susu sapi perah.
32. 29
Ciri:
a. Hanya ada satu pembeli.
b. Pembeli bukan konsumen tapi pedagang atau produsen.
c. Barang yang dijual merupakan bahan mentah.
d. Harga sangat ditentukan pembeli.
Pasar Oligopsoni
Arti: pasar yang dikuasai beberapa pembeli. Contoh: pasar wortel di
suatu desa.
Ciri:
a. terdapat beberapa pembeli.
b. pembeli bukan konsumen tapi pedagang atau produsen.
c. barang yang dijual merupakan bahan mentah.
d. harga cenderung stabil.
Campur Tangan Pemerintah Dalam Mekanisme Pembentukan Harga
a. Menetapkan harga : Harga eceran tertinggi (harga maksimun) Harga
eceran terendah (harga minimum/harga dasar)
b. Memberikan subsidi : Kepada pihak penghasil kebutuhan pokok.
Kepada perusahaan agar mampu bersaing dengan luar negeri.
c. Menetapkan pajak : Pajak rendah atau 0 untuk bahan baku industri.
Pajak tinggi untuk barang-barang mewah.
d. Melakukan operasi pasar : Dengan jalan membeli saat barang
melimpah dan menjual saat barang sedikit.
Pasar input adalah pasar yang memperjualbelikan faktor-faktor produksi,
yakni factor produksi alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.
1. Pasar faktor produksi alam
33. 30
Pasar faktor produksi alam adalah pasar yang memperjualbelikan factor
produksi alam, seperti tanah, bahan tambang, dan tumbuhan. Teori sewa
tanah:
a. Teori David Ricardo
b. Teori Von Thuner
c. Teori Harga Deviasi Tanah
2. Pasar faktor produksi tenaga kerja.
Pasar faktor produksi tenaga kerja adalah pasar yang memperjualbelikan
faktor produksi tenaga kerja.
Penggolongan:
a. Pasar tenaga kerja terdidik, terlatih, serta tidak terdidik dan tidak
terlatih
b. Pasar tenaga kerja utama dan biasa
c. Pasar tenaga kerja intern dan ekstern
d. Pasar tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri
Berdasarkan struktur pasar, pasar tenaga kerja dapat digolongkan
menjadi:
a. Pasar tenaga kerja persaingan sempurna
b. Pasar tenaga kerja monopoli
c. Pasar tenaga kerja monopsoni
d. Pasar tenaga kerja monopoli bilateral
Teori Upah:
a. Teori upah alami
b. Teori upah besi
c. Teori upah produktivitas – batas kerja
d. Teori upah etika
e. Teori upah diskriminasi
3. Pasar faktor produksi modal
Pasar faktor produksi modal adalah pasar yang memperjualbelikan
factor produksi modal.
34. 31
Modal terdiri atas modal barang dan modal uang. Modal uang dapat
diperoleh dari tabungan atau pinjaman. Pinjaman bisa diperoleh dari
orang lain, bank, pasar uang, atau pasar modal.
Teori bunga modal:
a. Teori pengorbanan
b. Teori produktivitas
c. Teori Agio
d. Teori preferensi likuiditas
4. Pasar faktor produksi kewirausahaan
Pasar faktor produksi kewirausahaan adalah pasar yang
memperjualbelikan faktor produksi kewirausahaan.
Teori laba wirausaha:
a. Teori inovasi
b. Teori nilai lebih
c. Teori residu