Mata Kuliah: Sistem Penunjang Keputusan
Pertemuan: 8
Jurusan: Sistem Informasi
Kampus: STMIK Swadharma
Sumber Gambar:
https://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_L._Saaty
https://en.wikipedia.org/wiki/Cherry
https://www.hipwee.com/tips/5-trik-jitu-memilih-semangka-yang-manis-dan-enak-tanpa-harus-membuka-dan-cicipi-isinya/
https://steemit.com/indonesia/@azharsigege/45-manfaat-buah-mengkudu-bagi-kesehatan
https://en.wiktionary.org/wiki/scales
https://emojiisland.com/products/thinking-face-emoji-icon
http://www.scquantitysurveyors.com/services/contractor-selection-tender-reporting/
https://www.peoplekeep.com/blog/bid/310976/the-aca-s-60-day-notice-of-material-modification
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Emblem-important-red.svg
https://www.istockphoto.com/vector/what-is-next-words-written-by-3d-man-gm535487967-57099720
https://pngtree.com/freepng/trophies-and-ranking_2759025.html
https://www.renthelen.com/
https://huskmitnavn.dk/blogs/projects/3d-drawings
3. ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS
Metode multi-criteria decision
making yang membuat semua
pembobotan kriteria dan
pemilihan alternatif pada setiap
kriteria menggunakan penilaian
perbandingan berpasangan
oleh pengambil keputusan.
Metode ini dibuat oleh Thomas
L. Saaty pada akhir tahun 1970
di Wharton School, USA.
5. MULTI-CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
Metode mencari alternatif optimal berdasarkan
kriteria tertentu dari beberapa alternatif.
Simple Additive Weighting (SAW), Weighted
Product (WP), TOPSIS, Analytic Hierarchical
Process (AHP).
7. TUJUAN
Apa yang ingin dilakukan kedepan oleh seorang
pengambil keputusan pada masalah keputusan
yang spesifik.
8. CONTOH TUJUAN
No Tujuan
1 Membeli smartphone terbaik untuk keperluan sehari-
hari
2 Memilih lokasi toko yang sesuai untuk berjualan
3 Mengidentifikasi pemohon modal yang layak untuk
penyaluran pembiayaan
10. CONTOH KRITERIA
Alternatif Kriteria
Smartphone Harga, CPU, RAM, kualitas kamera,
berat, keunikan, warna.
Lokasi Toko Jarak dengan gudang, jarak dengan pasar,
potensi pembeli, kompetitor yang ada,
transportasi, iklim, kepadatan penduduk,
luas lahan, keamanan, biaya investasi.
Pemohon
Modal
Kepribadian, kapasitas, aset yang dimiliki,
jaminan, keadaan perekonomian.
12. CONTOH ALTERNATIF
Tujuan Alternatif
Mencari smartphone untuk
keperluan sehari-hari
Samsung Galaxy J6+, Nokia
6.1 Plus, ASUS Zenfone Max
Pro, HTC Desire 12+
Memilih lokasi toko yang
tepat untuk berjualan
Grogol Selatan, Pondok
Pinang, Petamburan
Mengidentifikasi pemohon
modal yang layak untuk
penyaluran pembiayaan
Anderson, Jack, Keith, Luna
14. 4 LANGKAH DALAM ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS
1. Mendefinisikan masalah kedalam struktur
hirarki.
2. Melakukan penilaian pair-wise comparison
(perbandingan berpasangan) diantara masing-
masing kriteria.
3. Melakukan penilaian pair-wise comparison
diantara masing-masing alternatif pada setiap
kriteria yang ada.
4. Menyusun matriks pair-wise comparison.
15. 4 LANGKAH DALAM ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS
5. Melakukan sintesis yang menentukan prioritas
untuk setiap elemen didalam hirarki.
6. Mengevaluasi konsistensi sintesis.
7. Melakukan penjumlahan dari perkalian hasil
sintesis alternatif dengan kriterianya sehingga
diperoleh solusi alternatif terbaik berdasarkan
peringkat terbesar.
16. PAIR-WISE
COMPARISON
Ada 3 buah, yaitu
Ceri, Semangka,
dan Mengkudu.
Apabila dalam
pemilihan buah
terdapat kriteria
ukuran dan rasa,
bagaimanakah
cara pairwise
comparison-nya? Ceri
Mengkudu
Semangka
17. 1. MELAKUKAN PENILAIAN PAIR-WISE
COMPARISON (1)
Lakukan perbandingan berpasangan untuk setiap
buah tersebut dengan buah lainnya
menggunakan skala nilai. Skala nilai 1 sampai 9
yang digunakan untuk membandingkan antara A
dengan B. Penilaian dilakukan oleh seorang
pengambil keputusan yang ahli dalam masalah
ini.
18. 1. MELAKUKAN PENILAIAN PAIR-WISE
COMPARISON (2)
Intensitas
Kepentingan
Definisi
1 A sama pentingnya dengan B
3 A agak lebih penting dari B
5 A cukup penting dari B
7 A sangat penting dari B
9 Kepentingan A yang ekstrim dari B
2, 4, 6, 8 Nilai tengah diantara dua nilai pertimbangan yang
berdekatan
Berbalikan Jika A bernilai lebih tinggi dari B, maka B bernilai terbalik
ketika dibandingkan dengan A.
19. 1. MELAKUKAN PENILAIAN PAIR-WISE
COMPARISON (3)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Ceri X Semangka
Ceri X Mengkudu
Semangka X Mengkudu
Dibawah ini adalah data perbandingan masing-
masing buah pada kriteria ukuran menggunakan
skala nilai 1 sampai 9.
20. Analoginya adalah jika
Mengkudu ukurannya adalah
5 kali daripada Ceri, maka
Ceri ukurannya adalah 1/5
kali daripada Mengkudu.
21. 1. MELAKUKAN PENILAIAN PAIR-WISE
COMPARISON (4)
Sedangkan dibawah ini adalah data
perbandingan masing-masing buah pada kriteria
rasa.
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Ceri X Semangka
Ceri X Mengkudu
Semangka X Mengkudu
22. 2. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (1)
Ukuran Ceri Semangka Mengkudu
Ceri 1 1/9 1/5
Semangka 9 1 5
Mengkudu 5 1/5 1
Lalu olah data dari pairwise comparison
sebelumnya kedalam bentuk matriks.
Ukuran Ceri Semangka Mengkudu
Ceri 1 0.11 0.2
Semangka 9 1 5
Mengkudu 5 0.2 1
25. STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(1)
CEO di PT. Nusa Express ingin membangun
kantor cabang baru di Surabaya. Proyek
pembangunan kantor akan dilakukan oleh
kontraktor. Kriteria yang digunakan dalam
menentukan kontraktor ada 5 kriteria, yaitu
Harga, Performa, Pengalaman, Sumberdaya, dan
Beban Kerja.
26. STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(2)
Ada 3 perusahaan yang dapat dijadikan alternatif
berdasarkan balasan dari surat permintaan
penawaran jasa yang dikirimkan kebeberapa
perusahaan. Perusahaan tersebut adalah PT.
Enusa, PT. Bukit Baja, dan PT. ICG.
27. STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(3)
Berikut ini data pair-wise comparison yang
dikumpulkan dari hasil kuesioner oleh tim
manajemen proyek dan departemen
procurement yang terlibat dan memiliki kualifikasi
lebih pada proyek pembangunan kantor.
28. STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(4)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Harga X Performa
Harga X Pengalaman
Harga X Sumberdaya
Harga X Beban Kerja
Performa X Pengalaman
Performa X Sumberdaya
Performa X Beban Kerja
Pengalaman X Sumberdaya
Pengalaman X Beban Kerja
Sumberdaya X Beban Kerja
1. Perbandingan Masing-Masing Kriteria
29. 2. Perbandingan Kontraktor di Kriteria Harga
3. Perbandingan Kontraktor di Kriteria Performa
STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(4)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
PT. Enusa X PT. Bukit Baja
PT. Enusa X PT. ICG
PT. Bukit Baja X PT. ICG
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
PT. Enusa X PT. Bukit Baja
PT. Enusa X PT. ICG
PT. Bukit Baja X PT. ICG
30. 4. Perbandingan Kontraktor di Kriteria Pengalaman
5. Perbandingan Kontraktor di Kriteria Sumberdaya
STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(4)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
PT. Enusa X PT. Bukit Baja
PT. Enusa X PT. ICG
PT. Bukit Baja X PT. ICG
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
PT. Enusa X PT. Bukit Baja
PT. Enusa X PT. ICG
PT. Bukit Baja X PT. ICG
31. 6. Perbandingan Kontraktor di Kriteria Beban Kerja
STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(4)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
PT. Enusa X PT. Bukit Baja
PT. Enusa X PT. ICG
PT. Bukit Baja X PT. ICG
32. STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(8)
Pertanyaannya adalah bagaimana menentukan
perusahaan kontraktor yang tepat menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP)?
34. Langkah 2 dan 3 tidak dikerjakan
karena sudah didapatkan hasilnya dari
studi kasus.
35. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (1)
Kriteria Harga Performa Pengalaman
Sumber
daya
Beban Kerja
Harga 1 1 3 1/2 2
Performa 1 1 7 1 7
Pengalaman 1/3 1/7 1 1/4 3
Sumber
daya
2 1 4 1 7
Beban Kerja 1/2 1/7 1/3 1/7 1
1. Matriks Perbandingan Kriteria
Kriteria Harga Performa Pengalaman
Sumber
daya
Beban Kerja
Harga 1 1 3 0.5 2
Performa 1 1 7 1 7
Pengalaman 0.33 0.14 1 0.25 3
Sumber
daya
2 1 4 1 7
Beban Kerja 0.5 0.14 0.33 0.14 1
36. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
1. Matriks Perbandingan Harga
2. Matriks Perbandingan Performa
Harga PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 1/2 7
PT. Bukit Baja 2 1 1/5
PT. ICG 1/7 5 1
Harga PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 0.5 7
PT. Bukit Baja 2 1 0.2
PT. ICG 0.14 5 1
Performa PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 1/3 4
PT. Bukit Baja 3 1 1/2
PT. ICG 1/4 2 1
Performa PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 0.33 4
PT. Bukit Baja 3 1 0.5
PT. ICG 0.25 2 1
37. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
3. Matriks Perbandingan Pengalaman
4. Matriks Perbandingan Sumberdaya
Pengalaman PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 1/6 4
PT. Bukit Baja 6 1 1/3
PT. ICG 1/4 3 1
Pengalaman PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 0.17 4
PT. Bukit Baja 6 1 0.33
PT. ICG 0.25 3 1
Sumberdaya PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 7 1/9
PT. Bukit Baja 1/7 1 4
PT. ICG 9 1/4 1
Sumberdaya PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 7 0.11
PT. Bukit Baja 0.14 1 4
PT. ICG 9 0.25 1
38. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
5. Matriks Perbandingan Beban Kerja
Beban Kerja PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 3 2
PT. Bukit Baja 1/3 1 1/4
PT. ICG 1/2 4 1
Beban Kerja PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 3 2
PT. Bukit Baja 0.33 1 0.25
PT. ICG 0.5 4 1
39. 5. MELAKUKAN SINTESIS (1)
Sintesis dilakukan untuk memperoleh prioritas
secara keseluruhan pada setiap matriks pair-wise
comparison yang dibuat sebelumnya.
40. 5. MELAKUKAN SINTESIS (2)
Kriteria Harga Performa Pengalaman
Sumber
daya
Beban Kerja
Harga 1 1 3 0.5 2
Performa 1 1 7 1 7
Pengalaman 0.33 0.14 1 0.25 3
Sumber
daya
2 1 4 1 7
Beban Kerja 0.5 0.14 0.33 0.14 1
Total 4.83 3.28 15.33 2.89 20
Pertama menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom.
41. 5. MELAKUKAN SINTESIS (3)
Kriteria Harga Performa Pengalaman
Sumber
daya
Beban Kerja
Harga 1 / 4.83 1 / 3.28 3 / 15.33 0.5 / 2.89 2 / 20
Performa 1 / 4.83 1 / 3.28 7 / 15.33 1 / 2.89 7 / 20
Pengalaman 0.33 / 4.83 0.14 / 3.28 1 / 15.33 0.25 / 2.89 3 / 20
Sumber
daya
2 / 4.83 1 / 3.28 4 / 15.33 1 / 2.89 7 / 20
Beban Kerja 0.5 / 4.83 0.14 / 3.28 0.33 / 15.33 0.14 / 2.89 1 / 20
Selanjutnya membagi setiap nilai dari kolom dengan total
penjumlahan sebelumnya yang terkait.
Kriteria Harga Performa Pengalaman
Sumber
daya
Beban Kerja
Harga 0.21 0.3 0.2 0.17 0.1
Performa 0.21 0.3 0.46 0.35 0.35
Pengalaman 0.07 0.04 0.07 0.09 0.15
Sumber
daya
0.41 0.3 0.26 0.35 0.35
Beban Kerja 0.1 0.04 0.02 0.05 0.05
42. Kriteria Harga Performa Pengalaman
Sumber
daya
Beban Kerja
Harga 0.21 0.3 0.2 0.17 0.1
Performa 0.21 0.3 0.46 0.35 0.35
Pengalaman 0.07 0.04 0.07 0.09 0.15
Sumber
daya
0.41 0.3 0.26 0.35 0.35
Beban Kerja 0.1 0.04 0.02 0.05 0.05
Total 1 1 1 1 1
Hasil perhitungan bisa diuji dengan
menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom. Jika
menghasilkan 1, maka proses tidak salah.
43. Harga = 0.21 + 0.3 + 0.2 + 0.17 + 0.1
=
0.98
5
= 0.2
5. MELAKUKAN SINTESIS (5)
Setelah itu menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemennya (melakukan
perhitungan rata-rata).
Performa = 0.21 + 0.3 + 0.46 + 0.35 +
0.35
=
1.66
5
= 0.33
45. 5. MELAKUKAN SINTESIS (7)
Berikut ini hasil sintesis untuk masing-masing
kriteria.
Kriteria Hasil Sintesis
Harga 0.2
Performa 0.33
Pengalaman 0.08
Sumberdaya 0.34
Beban Kerja 0.05
Jika penjumlahan
semua nilai sintesis
menghasilkan nilai 1,
maka proses sintesis
tidak salah.
Artinya sumberdaya
merupakan kriteria terpenting.
46. Setelah melakukan sintesis pada matriks pair-wise
comparison untuk kriteria, maka lanjutkan proses sintesis
matriks pair-wise comparison yang lainnya.
47. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
1. Sintesis Matriks Perbandingan Harga
Harga PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 0.5 7
PT. Bukit Baja 2 1 0.2
PT. ICG 0.14 5 1
Total 3.14 6.5 8.2
Harga PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 / 3.14 0.5 / 6.5 7 / 8.2
PT. Bukit Baja 2 / 3.14 1 / 6.5 0.2 / 8.2
PT. ICG 0.14 / 3.14 5 / 6.5 1 / 8.2
Harga PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 0.32 0.08 0.85
PT. Bukit Baja 0.64 0.15 0.02
PT. ICG 0.04 0.77 0.12
48. PT. Enusa = 0.32 + 0.08 + 0.85
=
1.25
3
= 0.42
PT. Bukit Baja = 0.64 + 0.15 + 0.02
=
0.82
3
= 0.27
PT. ICG = 0.04 + 0.77 + 0.12
=
0.94
3
= 0.31
5. MELAKUKAN SINTESIS (10)
49. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
2. Sintesis Matriks Perbandingan Performa
Performa PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 0.33 4
PT. Bukit Baja 3 1 0.5
PT. ICG 0.25 2 1
Total 4.25 3.33 5.5
Performa PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 / 4.25 0.33 / 3.33 4 / 5.5
PT. Bukit Baja 3 / 4.25 1 / 3.33 0.5 / 5.5
PT. ICG 0.25 / 4.25 2 / 3.33 1 / 5.5
Performa PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 0.24 0.1 0.73
PT. Bukit Baja 0.71 0.3 0.09
PT. ICG 0.06 0.6 0.18
50. PT. Enusa = 0.24 + 0.1 + 0.73
=
1.06
3
= 0.35
PT. Bukit Baja = 0.71 + 0.3 + 0.09
=
1.1
3
= 0.37
PT. ICG = 0.06 + 0.6 + 0.18
=
0.84
3
= 0.28
5. MELAKUKAN SINTESIS (12)
51. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
3. Sintesis Matriks Perbandingan Pengalaman
Pengalaman PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 0.17 4
PT. Bukit Baja 6 1 0.33
PT. ICG 0.25 3 1
Total 7.25 4.17 5.33
Pengalaman PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 / 7.25 0.17 / 4.17 4 / 5.33
PT. Bukit Baja 6 / 7.25 1 / 4.17 0.33 / 5.33
PT. ICG 0.25 / 7.25 3 / 4.17 1 / 5.33
Pengalaman PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 0.14 0.04 0.75
PT. Bukit Baja 0.83 0.24 0.06
PT. ICG 0.03 0.72 0.19
52. PT. Enusa = 0.14 + 0.04 + 0.75
=
0.93
3
= 0.31
PT. Bukit Baja = 0.83 + 0.24 + 0.06
=
1.13
3
= 0.38
PT. ICG = 0.03 + 0.72 + 0.19
=
0.94
3
= 0.31
5. MELAKUKAN SINTESIS (14)
53. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
4. Sintesis Matriks Perbandingan Sumberdaya
Sumberdaya PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 7 0.11
PT. Bukit Baja 0.14 1 4
PT. ICG 9 0.25 1
Total 10.14 8.25 5.11
Sumberdaya PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 / 10.14 7 / 8.25 0.11 / 5.11
PT. Bukit Baja 0.14 / 10.14 1 / 8.25 4 / 5.11
PT. ICG 9 / 10.14 0.25 / 8.25 1 / 5.11
Sumberdaya PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 0.1 0.85 0.02
PT. Bukit Baja 0.01 0.12 0.78
PT. ICG 0.89 0.03 0.2
54. PT. Enusa = 0.1 + 0.85 + 0.02
=
0.97
3
= 0.32
PT. Bukit Baja = 0.01 + 0.12 + 0.78
=
0.92
3
= 0.31
PT. ICG = 0.89 + 0.03 + 0.2
=
1.11
3
= 0.37
5. MELAKUKAN SINTESIS (16)
55. 4. MENYUSUN MATRIKS PAIR-WISE
COMPARISON (3)
5. Sintesis Matriks Perbandingan Beban Kerja
Beban Kerja PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 3 2
PT. Bukit Baja 0.33 1 0.25
PT. ICG 0.5 4 1
Total 1.83 8 3.25
Beban Kerja PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 1 / 1.83 3 / 8 2 / 3.25
PT. Bukit Baja 0.33 / 1.83 1 / 8 0.25 / 3.25
PT. ICG 0.5 / 1.83 4 / 8 1 / 3.25
Beban Kerja PT. Enusa PT. Bukit Baja PT. ICG
PT. Enusa 0.55 0.38 0.62
PT. Bukit Baja 0.18 0.13 0.08
PT. ICG 0.27 0.5 0.31
56. PT. Enusa = 0.55 + 0.38 + 0.62
=
1.54
3
= 0.51
PT. Bukit Baja = 0.18 + 0.13 + 0.08
=
0.38
3
= 0.13
PT. ICG = 0.27 + 0.5 + 0.31
=
1.08
3
= 0.36
5. MELAKUKAN SINTESIS (18)
57. 5. MELAKUKAN SINTESIS (19)
Berikut ini hasil sintesis untuk masing-masing
alternatif disemua kriteria.
Alternatif/
Kriteria
Harga Performa Pengalaman
Sumber
daya
Beban
kerja
PT. Enusa 0.42 0.35 0.31 0.32 0.51
PT. Bukit Baja 0.27 0.37 0.38 0.31 0.13
PT. ICG 0.31 0.28 0.31 0.37 0.36
58. 6. MENGEVALUASI KONSISTENSI SINTESIS (1)
Dimana:
ο πΆπ = Nilai Consistency Ratio untuk melihat
konsistensi hasil sintesis.
ο πΆπΌ = Nilai Consistency Index.
ο π πΌ = Nilai Random Index yang didapatkan
sesuai dengan jumlah elemen.
πΆπ =
πΆπΌ
π πΌ
59. 6. MENGEVALUASI KONSISTENSI SINTESIS (2)
πΆπΌ =
π πππ₯ β π
π β 1
Dimana:
ο π πππ₯= penjumlahan dari perkalian hasil sintesis
dengan jumlah nilai kolom matriks pair-wise
comparison yang terkait.
ο π= jumlah banyak elemen.
60. 6. MENGEVALUASI KONSISTENSI SINTESIS (3)
Jumlah
Elemen
1, 2 3 4 5 6 7 8
RI 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41
Berikut ini adalah tabel untuk menentukan
random index. Misalkan jumlah elemennya 3,
maka nilai random index-nya adalah 0.58.
62. 6. MENGEVALUASI KONSISTENSI SINTESIS (1)
πΆπ =
0.08
1.12
= 0.08
Jika nilai Consistency Ratio kurang dari 0.1 (<10%),
maka bisa dikatakan hasil sintesis sudah konsisten.
Jika nilai lebih dari 0.1, maka diharuskan
melakukan penilaian pair-wise comparison ulang.
63. PT. Enusa = 0.42 Γ 0.2 + 0.35 Γ 0.33 +
0.31 Γ 0.08 + 0.32 Γ 0.34 +
0.51 Γ 0.05
PT. Bukit Baja = 0.27 Γ 0.2 + 0.37 Γ 0.33 +
0.38 Γ 0.08 + 0.31 Γ 0.34 +
0.13 Γ 0.05
PT. ICG = 0.31 Γ 0.2 + 0.28 Γ 0.33 +
0.31 Γ 0.08 + 0.37 Γ 0.34 +
0.36 Γ 0.05
7. MELAKUKAN PENJUMLAHAN DARI
PERKALIAN SINTESIS ALTERNATIF DENGAN
KRITERIANYA (1)
64. PT. Enusa = 0.08 + 0.12 + 0.03 + 0.11 +
0.03
= 0.37
PT. Bukit Baja = 0.05 + 0.12 + 0.03 + 0.1 +
0.01
= 0.31
PT. ICG = 0.06 + 0.09 + 0.03 + 0.12 + 0.02
= 0.32
7. MELAKUKAN PENJUMLAHAN DARI
PERKALIAN SINTESIS ALTERNATIF DENGAN
KRITERIANYA (2)
65. Nilai peringkat terbesar didapatkan oleh PT.
Enusa. Jadi PT. Enusa merupakan solusi alternatif
terbaik untuk dipilih.
7. MELAKUKAN PENJUMLAHAN DARI
PERKALIAN SINTESIS ALTERNATIF DENGAN
KRITERIANYA (3)
67. STUDI KASUS 2: PEMILIHAN KEPALA RUKUN
TETANGGA (1)
Komplek Bungur sedang dalam masa pemilihan
ketua Rukun Warga (RT) yang baru. Terdapat 3
kriteria yang digunakan dalam pemilihan ketua
RT, seperti tanggung jawab, jujur, dan disiplin.
Calon ketua RT yang memenuhi kualifikasi adalah
pak Ari, pak Edi, dan pak Ino.
68. STUDI KASUS 2: PEMILIHAN KEPALA RUKUN
TETANGGA (2)
Berikut ini data pair-wise comparison yang
dikumpulkan berdasarkan hasil musyawarah
beberapa warga komplek Bungur.
69. STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(4)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Tanggung Jawab X Jujur
Tanggung Jawab X Disiplin
Jujur X Disiplin
1. Perbandingan Masing-Masing Kriteria
70. 2. Perbandingan Calon di Kriteria Tanggung Jawab
3. Perbandingan Calon di Kriteria Jujur
STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(4)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Ari X Edi
Ari X Ino
Edi X Ino
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Ari X Edi
Ari X Ino
Edi X Ino
71. 4. Perbandingan Calon di Kriteria Disiplin
STUDI KASUS 1: MENENTUKAN KONTRAKTOR
(4)
Kolom A Nilai Kepentingan
untuk A
=
Nilai Kepentingan
untuk B
Kolom B
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Ari X Edi
Ari X Ino
Edi X Ino
72. STUDI KASUS 2: PEMILIHAN KEPALA RUKUN
TETANGGA (6)
Pertanyaannya adalah bagaimana memilih ketua
RT yang tepat menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP)?
73.
74. DAFTAR
PUSTAKA
ο Anjaryanti, S. Rendani, Y. Ramdhani (2017),
"Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pembiayaan Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process", Jurnal
Informatika, Vol. 4, No.1, hal. 82-93.
ο Balubaid, Mohammed & R. Alamoudi
(2015), "Application of the Analytical
Hierarchy Process (AHP) to Multi-Criteria
Analysis for Contractor Selection",
American Journal of Industrial and Business
Management, Vol.5, hal. 581-589.
ο Irawan, M. Isa (2014), Analytical Hierarchy
Process untuk Analisis Keputusan, Lecture
Handout: Analisis Sistem Keputusan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
ο Jones, Martyn (2016), Multi-Criteria
Decision Analysis Tools, Lecture Handout,
University of Manchester, Manchester.
75. DAFTAR
PUSTAKA
ο KoΓ§, Eylem & H. A. Burhan (2015) "An
Application of Analytic Hierarchy Process
(AHP) in a Real World Problem of Store
Location Selection", Advances in
Management & Applied Economics, Vol. 5,
No. 1, hal. 41-50.
ο Kurniawati, Ana (2013), Metode-Metode
Optimasi dengan Alternatif Terbatas,
Lecture Handout: Sistem Penunjang
Keputusan, Universitas Gunadarma, Depok.
ο Mauladani, Furqon (2019), Simple Additive
Weighting, Lecture Handout: Sistem
Penunjang Keputusan, STMIK Swadharma,
Jakarta.