Dokumen tersebut membahas implementasi analisis Data Envelopment Analysis (DEA) untuk menilai efisiensi relatif kelompok tani tanaman hortikultura di Desa Temawang Muntai. DEA digunakan untuk menilai efisiensi 16 kelompok tani berdasarkan input seperti jumlah komoditas, tenaga kerja, luas lahan dan output seperti pendapatan dan produksi. Hasil analisis DEA menunjukkan proyeksi input dan output yang dibutuhkan kelompok tani untuk mencapai
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
Implementasi alat analisis dea (data envelopment analisys
1. Implementasi Alat Analisis DEA (Data
Envelopment Analisys) Pada Kasus Kelompok
Tani Tanaman Hortikultura Di Desa Temawang
Muntai Kecamatan Sepauk
Oleh:
DR. Windhu Putra, SE.,MS.
2. • DEA merupakan suatu teknik pemrograman matematis yang
digunakan untu mengevaluasi efisiensi relatif dari sebuah kumpulan
unit-unit pembuat keputusan (DMU) dalam mengelola sumber daya
(input) sehingga menjadi hasil (output) dimana hubungan bentuk
fungsi dari input ke output tidak diketahui.
• DMU adalah organisasi- organisasi atau entitas-entitas yang akan
diukur efisiensinya secara relatif terhadap sekelompok entitas lainnya
yang homogen.
• Homogen berarti input dan output dari DMU yang dievaluasi harus
sama/sejenis.
3. • DEA ditemukan pertama kali oleh Farrell pada tahun 1957 dan
dikembangkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes tahun 1978 yang
dikenal dengan model CCR.
• Dalam model ini, suatu tingkat efisiensi dihitung melalui rasio output
terhadap input dengan pembobotannya masing-masing. Untuk
menentukan bobot tersebut dilakukan dengan program linier.
Program linier merupakan sebuah model matematis yang mempunyai
2 komponen tujuan dan kendala.
• Fungsi tujuan (objective function) terdiri dari variabel-variable keputusan.
Contoh dari fungsi tujuan misalnya maksimasi laba atau minimasi biaya.
• Kendala merupakan pembatasan atas pencapaian yang ingin dicapai yang
didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki.
4. • Terdapat beberapa jenis model DEA yang mungkin digunakan tergantung
dari kondisi permasalahan yang dihadapi. Jenis model DEA dapat
diidentifikasi berdasarkan skala ekonomis dan orientasi dari model.
• Secara ringkas, model DEA dapat dilihat pada Gambar 3. Pada gambar
tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 4 model DEA yang dapat digunakan
dalam penelitian, yaitu
• CRS Input,
• CRS Output,
• VRS input, dan
• VRS Output.
• CRS dan VRS menunjukkan asumsi yang digunakan, sedangkan input dan
output menunjukkan orientasi dari penelitian.
7. Konsep-konsep Dasar DEA
• Dalam mengoperasikan DEA, perlu diperhatikan konsep-konsep dasar yang
harus dipenuhi, adalah:
1. Positivity, artinya DEA mensyaratkan semua variabel input dan output bernilai
positif (>0)
2. Isotonicity, artinya antara variabel input dan outputnya harus mempunyai
hubungan yang isotonis, yaitu untuk setiap kenaikan/pertambahan jumlah input
harus menghasilkan kenaikan setidaknya satu variabel output, dan tidak ada
variabel output yang mengalami penurunan
3. Jumlah DMU adalah tiga kali jumlah variabel input dan outputnya, untuk
memastikan adanya degrees of freedom
4. Homogenity, artinya DEA menuntut seluruh DMU memiliki variabel input dan
output yang sama jenisnya.
5. Pada prinsipnya semakin banyak jumlah input dan semakin banyak jumlah output
akan lebih baik dalam perhitungan skor efisiensi. Ukuran/besaran pada masing-
masing input dan output tidak perlu harus sama.
8. Keunggulan dan Kelemahan DEA
Keunggulan
1. Bisa mengolah banyak input dan
output
2. Tidak butuh asumsi adanya
hubungan fungsional antara
variabel input dengan output
3. DMU dibandingkan secara
langsung dengan sesamanya
(homogen).
4. Input dan output dapat memiliki
satuan pengukuran yang
berbeda
Kelemahan
1. Bersifat sample selection
2. Kesalahan pengukuran bisa berakibat fatal
3. Hanya mengukur efisiensi relatif dari DMU,
dan bukan efisiensi absolut
4. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA
sulit dilakukan karena merupakan
pengukuran non parametrik. Selain itu
pengukuran efisiensi atas sejumlah DMU
bukan dilakukan secara terpisah atau
individual, melainkan secara bersamaan.
Hal inilah yang mengakibatkan
perhitungan efisiensi secara manual sulit
dilakukan, terlebih jika berskala besar.
11. Kasus Kelompok Tani Tanaman
Hortikultura Di Desa Temawang
Muntai Kecamatan Sepauk
12. DATA AWAL (Primer)
Kelompok Tani Jumlah Komoditi Sayuran Tenaga Kerja (org) Luas Lahan (ha) Pendapatan (Rp) Produksi (ton)
Tani Subur 10 13 4.75 167,609.375 35,286.18
Ngudi Makmur 5 10 2 127,000.000 63,500.00
Karya Tani 5 11 2.38 90,351.563 37,962.84
Temawang Lebang 5 16 5 130,156.250 26,031.25
Usaha Bersama 7 13 6 411,531.250 68,588.54
Maju Terus 6 18 5.13 424,796.875 82,806.41
Dewi Sri 6 15 3.63 428,860.000 118,143.25
Bersatu 3 11 1.63 31,984.375 19,622.32
Tani Maju 4 5 4 732,522.500 183,130.63
Sido Makmur 4 12 6.38 436,468.750 68,412.03
Rawasari 3 10 2.38 1,735,679.688 729,277.18
Rukun Tani 5 9 3.25 272,851.563 83,954.33
Tunas Tani 5 6 3.13 24,101.563 7,700.18
Mekar Tani 4 12 2.5 532,271.250 212,908.50
Bukit Engkabang 4 9 2.25 194,523.438 86,454.86
13. Jenis Varistas Tanaman Petani
1. Buncis
2. Cabe
3. Gambas
4. Jagung Manis
5. Kacang Panjang
6. Labu
7. Pare
8. Perenggi
9. Sawi
10. Semangka
11. Terong
12. Timun
13. Tomat
14. Pertanyaan Penelitian
• Hubungan bentuk fungsi dari input ke output tidak diketahui.
• Apakah dengan Jumlah/Jenis Komoditi yang banyak, Tenaga Kerja yang besar,
luas lahan yang besar akan menghasilkan Pendapatan yang besar dan
produksi yang tinggi?
15. Tujuan Penelitian
1. Menentukan nilai efisiensi relative setiap kelompok tani
2. Menentukan proyeksi nilai input maupun output setiap kelompok
tani agar mencapai nilai efisiensi maksimal.
16. No. Kelompok Tani Score
Jumlah
Komoditi
Sayuran
Projection
(Jumlah
Komoditi
Sayuran)
Tenaga
Kerja (org)
Projection
(Tenaga
Kerja (org))
Luas Lahan
(ha)
Projection
(Luas
Lahan (ha))
Pendapatan
(rp)
Projection
(Pendapatan
(rp))
Produksi
(ton)
Projection
(Produksi
(ton))
11 Rawasari 1.00 3 3.00 10 10.00 2.38 2.38 1,735,679.688 1,735,679.688 729,277 729,277
9 Tani Maju 0.84 4 1.27 5 4.22 4 1.00 732,522.500 732,522.500 183,131 307,783
14 Mekar Tani 0.29 4 0.92 12 3.07 2.5 0.73 532,271.250 532,271.250 212,909 223,643
10 Sido Makmur 0.21 4 0.75 12 2.51 6.38 0.60 436,468.750 436,468.750 68,412 183,390
5 Usaha Bersama 0.18 7 0.71 13 2.37 6 0.56 411,531.250 411,531.250 68,589 172,912
12 Rukun Tani 0.17 5 0.47 9 1.57 3.25 0.37 272,851.563 272,851.563 83,954 114,644
7 Dewi Sri 0.16 6 0.74 15 2.47 3.63 0.59 428,860.000 428,860.000 118,143 180,193
6 Maju Terus 0.14 6 0.73 18 2.45 5.13 0.58 424,796.875 424,796.875 82,806 178,486
15 Bukit Engkabang 0.13 4 0.36 9 1.19 2.25 0.28 194,523.438 205,762.569 86,455 86,455
2 Ngudi Makmur 0.10 5 0.26 10 0.87 2 0.21 127,000.000 151,130.000 63,500 63,500
1 Tani Subur 0.07 10 0.29 13 0.97 4.75 0.23 167,609.375 167,609.375 35,286 70,424
3 Karya Tani 0.05 5 0.16 11 0.52 2.38 0.12 90,351.563 90,351.563 37,963 37,963
4
Temawang
Lebang 0.05 5 0.22 16 0.75 5 0.18 130,156.250 130,156.250 26,031 54,688
8 Bersatu 0.04 3 0.08 11 0.27 1.63 0.06 31,984.375 46,701.112 19,622 19,622
13 Tunas Tani 0.02 5 0.04 6 0.14 3.13 0.03 24,101.563 24,101.563 7,700 10,127
Pendekatan Input DEA
17. Pendekatan Output DEA
No.
Kelompok
Tani
Score
Jumlah
Komoditi
Sayuran
Projection
(Jumlah
Komoditi
Sayuran)
Tenaga
Kerja (org)
Projection
(Tenaga Kerja
(org))
Luas Lahan
(ha)
Projection
(Luas Lahan
(ha))
Pendapatan (rp)
Projection
(Pendapatan (rp))
Produksi (ton)
Projection
(Produksi (ton))
11 Rawasari 1.00 3 3.00 10 10.00 2.38 2.38 1,735,679.688 1,735,679.688 729,277 729,277
9 Tani Maju 0.84 4 1.50 5 5.00 4 1.19 732,522.500 867,839.844 183,131 364,639
14 Mekar Tani 0.29 4 3.15 12 10.50 2.5 2.50 532,271.250 1,823,192.949 212,909 766,047
10 Sido Makmur 0.21 4 3.60 12 12.00 6.38 2.86 436,468.750 2,082,815.625 68,412 875,133
5
Usaha
Bersama 0.18 7 3.90 13 13.00 6 3.09 411,531.250 2,256,383.594 68,589 948,060
12 Rukun Tani 0.17 5 2.70 9 9.00 3.25 2.14 272,851.563 1,562,111.719 83,954 656,349
7 Dewi Sri 0.16 6 4.50 15 15.00 3.63 3.57 428,860.000 2,603,519.531 118,143 1,093,916
6 Maju Terus 0.14 6 5.40 18 18.00 5.13 4.28 424,796.875 3,124,223.437 82,806 1,312,699
15
Bukit
Engkabang 0.13 4 2.70 9 9.00 2.25 2.14 194,523.438 1,562,111.719 86,455 656,349
2
Ngudi
Makmur 0.10 5 2.52 10 8.40 2 2.00 127,000.000 1,458,554.359 63,500 612,838
1 Tani Subur 0.07 10 3.90 13 13.00 4.75 3.09 167,609.375 2,256,383.594 35,286 948,060
3 Karya Tani 0.05 5 3.00 11 10.00 2.38 2.38 90,351.563 1,735,679.687 37,963 729,277
4
Temawang
Lebang 0.05 5 4.80 16 16.00 5 3.81 130,156.250 2,777,087.500 26,031 1,166,843
8 Bersatu 0.04 3 2.05 11 6.85 1.63 1.63 31,984.375 1,188,721.803 19,622 499,463
13 Tunas Tani 0.02 5 1.80 6 6.00 3.13 1.43 24,101.563 1,041,407.813 7,700 437,566