1. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
DPP/DPJ : Ir. PATRICIUS SIPAYUNG, M.Si
OLEH :
FEBRINA SINAGA
130420017
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
2. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Cuaca dan iklim dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer
yang disebut dengan unsur cuaca atau unsur iklim yang terdiri dari radiasi surya,
suhu udara kelembapan udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin,
penutupan awan, hujan dan evaporasi atau evapotranspirasi.
Cuaca merupakan keadaan atau nilai sesaat dari atmosfer serta perubahan
dalam jangka pendek kira-kira kurang dari 1 jam hingga 24 jam pada suatu tempat
tertentu. Misalkan saja data cuaca di daerah A, pada pukul 07.00 WIB pada
tanggal 1 februari 2012, disajikan dalam bentuk tabel berikut.
UNSUR CUACA NILAI
Penerimaan Radiasi Surya 140 W/m2
Suhu Udara 22.4°C
Kelembaban Udara 85%
Tekanan Udara 995.1 mb
Kecepatan Angin 2 m/s
Arah Angin 45 (Timur Laut)
Penutupan Awan 0.4
Tabel 1. Cuaca Daerah A pada pukul 07.00 WIB, tanggal 1 februari 2013
Lintang : 06°31’, Bujur 106°45’ BT, ketinggian : 290 m dpl.
Nilai unsur-unsur cuaca saat demi saat selama 24 jam di suatu tempat akan
menunjukkan pola atau siklus yang disebut perubahan cuaca diurnal (pukul 00.00
hingga 24.00). Nilai tiap unsur cuaca tersebut dapat dirata-ratakan dan akan
menghasilkan dan akan menghasilkan cuaca pada tanggal tersebut.
Disetiap tempat, cuaca hari demi hari selalu berubah, setelah beberapa
tahun misalnya 40 tahun atau lebih. Dari rata-rata tiap unsur-unsur cuaca akan
mencerminkan sifat atmosfer yang dikenal dengan iklim. Rata-rata tiap unsur
cuaca akan mencerminkan sifat atmosfer yang dikenal dengan iklim. Rata-rata
data cuaca selanjutnya disebut data iklim. Iklim adalah sintesis atau kesimpulan
3. dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan)
dalam jangka waktu yang panjang disuatu tempat atau wilayah.
Agroklimatologi pertanian membutuhkan data dan perkiraan serta ramalan
tentang cuaca dan iklim agar mengetahui daerah yang baik dalam lahan pertanian,
kapan waktu untuk menanam pada lahan pertanian dan membantu dalam
menafsirkan masa bercocok tanam yang sesuai dengan waktu baik bagi petani
dalam menanam jenis-jenis tanaman pertanian. Oleh karena itu alat-alat yang
mengamati cuaca dan iklim yang dimiliki BMKG sangat membantu dalam
pertanian. Pengamatan iklim yang dilakukan terdiri dari pengamatan suhu udara,
pengamatan kelembapan udara, pengamatan angin, pengamatan penyinaran
matahari, pengamatan curah hujan dan pengamatan tekanan udara.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum agroklimatologi ini adalah agar
mahasiswa dapat mengenal alat-alat agroklimatologi dan mengetahui cara
kerjanya serta mampu menerapkan teknik kerja dari peralatan tersebut dalam
bidang pertanian.
4. BAB II PENGENALAN PERALATAN AGROKLIMATOLOGI DAN
CARA KERJA
Data cuaca/iklim terdiri dari data diskontinu dan data kontinu. Data unsur
cuaca yang sifatnya kontinu antara lain : radiasi dan lama penyinaran matahari,
prespitasi dan penguapan (evapotranspirasi). Penyajian dan analisisnya dalam
bentuk nilai akumulasi sedangkan penyajian grafiknya dalam bentuk kurva
histogram. Sedangkan data cuaca yang bersifat kontinu antara lain : temperatur,
kelembaban, tekanan udara dan kecepatan angin. Analisis dan penyajiannya dalam
bentuk angka rata-rata atau angka sesaat dan grafiknya dalam bentuk garis dan
atau kurva.
Sifat-sifat alat-alat meteorologi/klimatologi pada umumnya peka, teliti,
dipasang diluar ruangan atau di lapangan disesuaikan dengan penggunaan dan
tempatnya. Kenapa alat-alat meteorologi/klimatologi dipasang diluar ruangan atau
dilapangan dikarenakan agar alat tersebut langsung terkena radiasi surya, panas,
debu, hujan. Dan dapat digunakan atau diamati oleh pengamat atau observator.
Disisi lain peralatan cuaca juga disesuaikan dengan tempat dan petugas yang
menggunakannya.
Jenis peralatan meteorologi/klimatologi ditinjau dari segi pembacaanya,
peralatan tersebut dibagi atas dua (2) jenis, yaitu:
- bersifat recording
- bersifat nonrecording
Peralatan yang bersifat recording adalah peralatan yang dapat mencatat sendiri
atau otomatis data secara terus menerus sejak dilakukan pemasangan. Dari data
yang direkam atau diperoleh dapat ditentukan nilai maksimum dan nilai minimum
serta waktu terjadinya. Peralatan yang bersifat recording antara lain, barograph,
termohygrograph, pyrheliograph, solariagraph, evaporigraph dll. Peralatan yang
bersifat recording adlah alat yang harus dibaca secara manual pada waktu-waktu
tertentu untuk memperoleh data. Misalnya termometer, barometer, anemometer,
wind vane, evaporimeter, lysimeter dll.
5. NO NAMA ALAT FUNGSI
1 Actinograph Mengukur intensitas radiasi surya
2 Campbell stokes Mengukur lama penyinaran
3 Termometer bola kering Mengukur suhu udara
4 Termometer bola basah Bersama bola kering mengukur RH
5 Termometer maksimum Mengukur suhu udara tertinggi
6 Termometer minimum Mengukur suhu uara terendah
7 Termometer apung Mengukur suhu minimun dan maksimum
air
8 Termohygograph Merekam suhu dan kelembaban
9 Termometer tanah Mengukur suhu tanah
10 Psycrometer assman Mengukur suhu dan RH (portable)
11 Barograph Merekam data dan tekanan udara
12 Barometer Mengukur tekanan udara
13 Anemometer Mengukur kecepatan angin
14 Panci penguapan Mengukur penguapan
15 Piche evaporimeter Mengukur penguapan dalam ruangan
16 Lysimeter Mengukur evapotranspirasi
17 Penakar hujan obs Mengukur curah hujan
18 Penakar hujan hellman Merekam data curah hujan
19 Infiltrometer Mengukur peresapan air hujan dalam tanah
20 AWS (Automatic
Weather Station)
Mengukur unsur cuaca secara digital
21 ARWS (Automatic Rain
Weather Sampler)
Mengukur sampel air hujan
22 HV sampler Mengukur sampel debu
Tabel 2. Jenis peralatan meteorologi/klimatologi dan fungsinya
2.1 Lokasi pengamatan
Hari,tanggal : Senin, 26 januari 2015. Rabu, 28 januari 2015
Waktu : 14.00 WIB – 17.00 WIB. 09.00 WIB -12.00 WIB
6. Tempat : BMKG wilayah I
Jalan Ngumban Surbakti
Medan, Sumatera Utara
2.2 Cara kerja
A. TAMAN ALAT
Dalam melakukan pengamatan terhadap unsur-unsur meteorologi, tentu
memerlukan beberapa alat yang tepat dalam pengukuran. Ketelitian dalam suatu
pengamatan tergantung oleh beberapa faktor, diantaranya ketelitian alat,
observasi, metode yang digunakan serta pemasangan penempaan alat-alat. Oleh
karena itu hasil pengamatan dari berbagai stasiun meteorologi dan klimatologi
dapat dibandingkan pengamatan alatnya harus sama. Untuk mempermudah hal
terseut maka semua stasiun meteorologi dan klimatologi harus dibuat taman alat
dan sangkar metereologi untuk memgamankan alat-alat tersebut.
B. SANGKAR METEOROLOGI (ALAT PENGUKUR SUHU)
Sangkar metereologi dipasang dalam taman alat yang berbentuk seperti
rumah. Dalam sangkar metereologi dipasang alat-alat seperti thermometer bola
kering dan thermometer basah, thermometer maximum dan evaporasi jenis
piche.Semua alat ini dipasang didalam sangkar agar hasil pengamatan dari tempat
dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan. Selain itu alat dapat terlindungi dari
radiasi matahari langsung (panas), hujan(dingin), dan debu, sehingga data yang
diperoleh dapat akurat. Sangkar metereologi haruslah dibuat dari kayu yang kuat
agar tahan terhadap berbagai perubahan cuaca. Sangkar sengaja di cat putih agar
tidak banyak menyerap panas matahari. Sangkar metereologi di pasang di atas
tanah dengan ketinggian 120 cm. kaki sangkar sengaja dipasangi beton agar kuat
walaupun tertiup angin kencang. Pada dinding sangkar ini dibuat kisi-kisi yang
memungkinkan terjadinya aliran udara sehingga temperatur dan kelembapan
dalam sangkar seimbang dengan diluar sangkar.
7. Adapun pintu sangkar menghadap ke utara dan keselatan. Hal ini di
karenakan agar alat yang ada didalamnya tidah terkena radiasi matahari secara
langsung. Jika matahari ada di utara khatulistiwa maka pintu yang menghadap ke
selatan yang dibuka, begitu juga sebaliknya.
1. Thermometer Bola Kering
Tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara
sebenarnya.
Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair
Cara Kerja :
Dipasang sekaligus sebagai termometer bola kering pada psikrometer sangkar
Cara pengamatan :
a. Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitan
pembacaan 0,1ºC.
b. Mata pengamat harus tegak lurus terhadap kolom air raksa.
c. Pengamatan dilakukan tiga kali sehari, pada pukul 07.00, 13.00 dan
18.00.
d. Dapat digunakan sebagai pengukur suhu udara atau suhu tanah sesuai
dengan naik turunnya cairan atau perubahan sensor logam yang dapat
dibaca teraannya.
e. Biasanya diletakkan 120 cm dari permukaan tanah.
2. Thermometer Bola Basah
Tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik
jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. Alat ini
berfungsi untuk mengukur suhu udara. Pada saaat pengukuran alat ini dipasang
berdampingan dengan termometer bola kering pada tiang statis.
Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang didalamnya terdapat pipa kapiler.
Pada ujung yang lain dihubungkan dengan air yang ada pada bak
(dihubungkan dengan kain muslin dan baik air dihubungkan dengan udara
luar).
Cara kerja :
Termometer bola basah dalam proses kerjanya dihubungkan dengan udara luar
melalui kain muslin yang dihubungkan dengan air. Pada dasarnya alat ini
8. bekerja melalui proses penguapan. Pada saaat suhu naik maka air yang ada pada
kain muslin akan menguap sehingga air raksa dalam pipa kapiler bergerak
turun dan menyusut.
3. Thermometer Maximum
Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/
tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara
meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk
mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan
berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair yang dimofikiasi dengan celah sempit
Alat di pasang pada sangkar meteo dan dipasang miring ±2º terhadap sumbu
horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah
a) Suhu maksimum dapat dibaca tepat pada permukaan kolom air raksa.
b) Setelah pengamatan, alat dipasang pada posisibagian reservoir disebelah
luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat pemutusan kolom air raksa pada
celah sempit dan dipasang untuk pengamatan hasil selanjutnya.
c) Pengamatan dilakukan sore hari pada pukul 16.00.
4. Thermometer Minimum
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu
udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi
dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip
kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang
(indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan
indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap
pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30
derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan
untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada
diposisi bawah (suhu minimum).
5. Termometer Suhu Tanah
Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair
Alat bersifat portable, alat diletakkan diatas permukaan tanah
6. Termograf
9. Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini
adalah logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk
bimetal merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak
Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel
halus, sehingga letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena
melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada
kertas pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal
menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai,
thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam
sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmospher.
C. PENGUKUR RADIASI SURYA
7. Campbell stokes
Cara Kerja: Pemfokusan sinar matahari
Pemasangan alat sedemikian rupa sehingga mangkuk tempat pemasangna kertas
pias harus menunjukkan arah timur barat. Bagian bawah alat harus datar (diatur
dengan leveling). Lensa bola bersama dengan kertas pias dimiringkan sesuai
dengan letak lintang tempat pengamatan.
Cara pengamatan:
a. Kertas pias dipasang dan diganti tiap sore hari pada pukul 18.00.
b. Kertas pias yang digunakan ada tiga macam, yaitu bentuk lurus, bengkok
panjang dan bengkok pendek.
c. Jadwal penggunaan masing-masing bentuk kertas pias tergantung letak
pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut.
d. Pengukuran panjang penyinaran aktual dilakukan dengan ketelitian 0,1 jam
dengan ketentuan sebagai berikut :
Noda langsung bundar dihitung ½ panjang garis tengah noda.
Noda berbentuk titik, setiap dua atau tiga kali dihitung 0,1 jam .
Noda berbentuk garis berlubang, dihitung dikurangi 0,1 jam setiap
pemusatan.
Noda berbentuk garis tidak berlangsung, tidak pada dikoreksi
8. Actinograph
10. Actinograph merupakan alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari
langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk
mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang
langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer
Cara kerja :
jika terdapat radiasi matahari yang mengenai lempengan - lempengan tersebut,
lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga
logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih
yang sifatnya kurang menyerap panas. Diantara lempengan tersebut disambung
dengan pena yang apabila terjadi perubahan temperatur menyebabkan perubahan
panjang sehingga potongan lempeng logam tersebut akan menggerakkan pena.
Pena tersebut bergerak naik turun.Makin besar intensitas radiasi matahari yang
mengenai lempengan logam maka makin besar pula perbedaan temperatur kedua
logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur semakain besar pula perbedaan
panjang sehingga pena bergerak semakin tinggi. Sistem pencatatan pena pada pias
dilakukan secara mekanis. Pena bergerak naik turun pada pias yang yang digulung
pada silinder jam sehingga dapat membuat jejak (grafik) pada kertas pias yang
direkatkan pada silinder yang berputar. Kertas pias tersebut terdapat skala waktu
dan satuan luas Dari kertas pias tersebut dapat kita peroleh hasil rekaman
intensitas radiasi matahari total di suatu tempat selama waktu tertentu ( harian
atau mingguan).
Cara kerja alat :
Logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan, sedang logam hitam
bersifat menerimannya sehingga perbedaan murni akan dapat menunjukkan
besarnyaintensitas radiasa matahari yang ditangkap oleh sensor.
D. ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN
9. Anenometer
Cara kerja alat :
Alat dipasang pada tiang/menara dengan ketinggian 0,5 m, 2 m, atau 10 m sesuai
dengan masing-masing penggunaan. Pemasangan harus pada tempat yang terbuka,
jarak benda terdekat paling sedkit 10 kali tinggi benda tersebut.
Cara pengamatan :
11. a. Tiap pagi hari pukul 07.00 dibaca angka pada alat pencatat.
b. Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan hari II
dengan pembacaan I (jarak tempuh angin) dibagi dengan waktu antara
bedapengamatan tersebut (periode satu hari : 24 jam).
c. Satuan pengamatan adalah km/jam.
d. Arah angin diukur berdasarkan datangnya angin,sedangkan kecepatan diukur
berdasrkan jarak yang ditempuh oleh udara yang begerak dalam jangka waktu.
e. Anemograf,memiliki funsi yang sama namun alat itu bekerja dengan
menggunakan sensor yang menghasilkan grafik.
E. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN
10. Alat Penakar Hujan Type Hellman
Alat ini bekerja secara otomatis, Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya
curah hujan dalam satuan (mm) pengamatan yang dilakukan dimulai pada jam
07.00 pagi
Cara Kerja Alat :
Pada saat terjadi hujan, air hujan yang jatuh akan masuk kedalam mulut corong
kemudian diteruskan dalam saluran pelampung. Bila hujan berlangsung terus,
maka pelampung akan terangkat dan pena pencatat akan terangkat pula dan akan
membentuk grafik pada kertas pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka
10 maka pena tersebut akan kembali ke angka nol begitu seterusnya sampai hujan
berhenti dan apabiala air dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias
akan terdapat dua garis yaitu:
- Garis vertikal yang menunjukkan besar kecilnya curan hujan.
- Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama turunnya hujan.
Jumlah curah hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada kertas
11. Alat Penakar Hujan Tipe OBS (Observatorium)
Alat ini bekerja secara manual, alat ini terbuat dari aluminium yang bentuknya
menyerupai sebuah tabung yang berbentuk corong,dicat putih atau cat perak untuk
menghindarkan pengaruh radiasi sinar matahari dan mulut corong dibuat
menyempit untuk menghindarkan terjadinya penguapan.
12. Alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada
permukaan tanah selama 1 hari (24) jam, curah hujan ini dicatat dan diamati pada
jam 07.00 pagi.
Cara kerja:
Air hujan yang jauh kepermukaan bumi akan masuk melalui mulut corong dan
diteruskan kedalam bak penampung yang dialirkanmelalui pipa sempit yang ada
diujung corong penakar, air dalam tabung tersebut ditakar dengan cara air yang
berada dalam reservoir dikeluarkan melalui kran dan diamasukkan dalam gelas
ukur. Penunjukan intensitas air dalam gelas ukur menunjukkan jumlah curah
hujan dalam 1 hari (24 jam)
Bila tidak ada hujan,maka data ditulis (-)
Bila hujan lebih kecil dibulatkan ke nol (0)
Bila hujan lebih besar dari nol ditulis (1)
F. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
12. Panci Evaporasi ( Panci Penguapan)
Alat ini berfungsi untuk mengetahui besarnya penguapan radiasi langsung dari
matahari.
cara kerja :
Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5 cm,
pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam
tabung peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka
tabung pengaman didekatkan ke panci dengan maksud agar permukaan air
tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar
sambil melihat ujung panci dari hungging di dalam tabung pengaman. Skrup
pengontrol yaitu berada di atas penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan
atau menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala
turun angka yang dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus dengan sekrup
pengontrol. Air dalam panci dan merembes dan akan mengisi permukaan, selisih
pengamatan hari pertama dan pengamatan hari kedua diukur sebagai besarnya
penguapan pada hari itu.
Prinsip kerja : pengukur selisih tinggi permukaan air.
G. ALAT PENGUKUR KELEMBABAN
13. 13. Termohigrograph
Termohigrograph merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
udara. Alat ini untuk mengukur suhu dan kelembaban secara mekanis.Alat ini
dipasang didalam sangkar agar tidak terkena sinar matahari atau hujan dan angin
secara langsung.Terdapat sensor rambut yang dapat mengembang untuk
mengetahui temperatur dengan mencatat otomatis.Jika temperatur naik, sensor
rambut akan menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya.Sensor rambut
pada alat ini juga sebagai indikasi kelembaban nisbi udara.Bila udara lembab
rambut mengembang, menggerakkan engsel, diteruskan ketangkai pena sehingga
tangkai pena naik. Begitu juga sebaliknya.
Cara kerja :
kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga
rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena
kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.
Prinsip kerja : berdasarkan sifat kembang kerut benda HIgroskopis.
H. ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA
14. Barometer
Alat untuk mengukur Tekanan Udara. Satuan Milibar (mb). Tabung berisi air
raksa. Dilengkapi thermometer untuk mengetahui sauhu udara dalam
ruangan. Alat ini tidak boleh terkena sinar Matahari & angin langsung dipasang
tegak lurus pada dinding yang kuat. Tinggi bejan 1 m dari lantai. Baca
termometer yang menempel pada barometer kemudian stel nonius sehingga
menyinggung permukaan air raksa, baca skala barometer. Barometer merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan
dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca
yang "bersahabat", sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan
badai.
15. Barograph
Alat pencatat tekanan udara secara otomatis. Satuan Milibar.(mb). Sensor
menggunakan tabung hampa udara/kotak logam yang hampa udara yg terbuat dari
logam yang sangat lenting. Bila tekanan Atmosfer berubah volume kotak
14. berubah. Perubahan volume kotak di hubungkan dengan tangkai pena
dan menggores di pias.
I. PENGUKUR CUACA DIGITAL AWS (AUTOMATIC WEATHER
SATION)
AWS merupakan singkatan dari Automatic Weather Station atau alat
pengukur cuaca otomatis. Sesuai dengan namanya AWS akan mengukur cuaca
secara otomatis. AWS dapat mengukur curah hujan, laju angin, dan lain
sebagainya. AWS dapat mempermudah manusia dalam pengamatan terhadap
cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan tertentu
manjadi sulit untuk memperolehnya.
Oleh karena itu stasiun cuaca otomatis yang murah, akurat dan mudah
dioperasikan menjadi pilihan dimasa-masa sekarang ini.
Dengan kemajuan teknologi di bidang mikroprosesor, memungkinkan
manusia untuk melakukan sesuatu yang rumit dan kompleks. Mikrokontroler
sebagai aplikasi mikroprosesor dalam sistem kendali, pun mengalami
perkembangan yang pesat. Mikrokontroler kini telah banyak diaplikasikan dalam
berbagai bidang kehidupan.
Keberadaan mikrokontroler telah mendukung perkembangan peralatan
di bidang instrumentasi yang juga didorong dengan munculnya piranti sensor
digital yang akurat dan mudah digunakan. Kemajuan teknologi di bidang
komunikasi wireless juga telah memberikan banyak kemudahan dalam sistem
penginderaan jauh (remote sensing). Ukurannya yang kecil dan cakupan areanya
yang luas menjadikan pilihan yang tepat untuk membangun berbagai macam
aplikasi di bidang telemetri. Maka untuk memenuhi kebutuhan akan sistim
pengukuran elemen iklim dan cuaca yang otomatis, murah dan akurat serta dari
pertimbangan kemampuan mikrokontroler seperti yang telah diuraikan diatas,
dalam penelitian ini penulis ingin mengimplementasikan sebuah
stasiun cuaca otomatis yang dikendalikan oleh mikrokontroler AVR ATmega
16, datanya ditransmisikan menuju pusat pengamatan dengan sistem nirkabel dan
komputer sebagai media penampil dan perekam informasi cuaca.
15. BAB III CARA PERHITUNGAN BERBAGAI PARAMETER CUACA
3.1 Kelembaban Udara/Lembab Nisbi/RH
Dasar perhitungan :
E = 6,11 x 107,5TW/(237,3+TW)
E1 = E – 0,7947 x 10-3 Px (TT - TW)
E2 = E1/E2 x 100%
Dimana :
TT : suhu bola kering (°C)
TW : suhu bola basah (°C)
P : tekanan udara (mb)
Contoh :
Dari hasil pengamatan diketahui:
P = 1.012,3 mb
TT = 28,6°C
TW = 25,0°C
TT – TW = 3,6°C
Dengan tabel RH dari baris TT – TW
= 3,6°C
Kolom TW = 5
Diperoleh RH = 74%
3.2 Kecepatan angin rata-rata
a. Tanggal 1 februari 2003 pukul 07.00 WS, cup counter anemometer
menunjukkan angka 001980. Pada tanggal 2 februari 2003 pukul 07.00 WS
menunjukkan angka 002172. Jadi kecepatan angin rata-rata pada tanggal 1
februari 2003 adalah : =
002172 - 001980
24
= 8 km / jam
16. b. untuk hari yang sama, jam 18.00 WS angka menunjukkan 002305. Jadi
kecepatan angin rata-rata antara jam 14.00 WS – 18.00 WS adalah :
002305 – 002171 / 4 = 33,5 m / jam
3.3 Curah hujan
( Xx 10 mm ) + Ymm, dimana
X menyatakan beberapa kali tercapai
curah hujan 10 mm
Y menyatakan nilai skala terakhir
yang ditunjukkan pada grafik
Pada penggunaan pias baru, pena
harus dikembalikan pada kala nol,
misalkan kedudukan terakhir dari
pena adalah pada skala Y, maka
untuk mengembalikannya ke skala
nol harus ditambahkan air kedaam
penakar sejumlah (10 – Y )mm atau
tambahkan air kedalam penakar
hujan sampai pelampung turun.
3.4 Penguapan untuk selang waktu tertentu
1. waktu cuaca tidak ada hujan
Pada jam 07.00 WS tanggal 1 februari 2003, dibaca dan catat tinggi air.....68.3mm
Pukul 13.30 WS tanggal 1 februari tercatat ........66,1mm –
Jadi besarnya penguapan antara jam 07.30 WS s/d 13.30 WS adalah 2.2mm
Demikian juga dengan selang waktu yang lain, besarnya penguapan adalah tinggi
air pada waktu pengamatan mula-mula dikurangi tinggi air pengamatan
berikutnya.
2. waktu cuaca ada hujan kurang lebat
Pada pukul 13.30 WS tanggal 10 januari dibaca dan dicatat tinggi air 70.2 mm
Pukul 17.30 tanggal 10 Januari 69.1 mm
Maka, 70.2 mm - 69.1 mm = 1.1 mm
Hujan diukur dari penakaran antara pukul 13.30 WS s/d 17.30 WS 1.2 mm
17. Jadi, 1.1 mm + 1.2 mm = 2.3 mm merupakan penguapan antara pukul 13.30 s/d
17.30 pada 10 januari.
Untuk pembacaan lainnya hujan kurang lebat adalah tinggi air pada panci terbuka,
pada pembacaan pertama masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tinggi air
pada pembacaan berikutnya.
3. waktu cuaca ada hujan lebat
Pada pukul 07.30 1 desember tinggi air adalah 68.3 mm kemudian pukul 13.30
78.2 mm, jika dikurangkan hasilnya -9.9 mm. Kemudian jika ditambahkan dengan
hujan yang diukur dari penakaran antara jam 07.30 s/d 13.30 adalah 1.3 mm.
Hujan lebat, pembacaan tinggi air pada panci terbuka pembacaan pertama lebih
rendah bila dibandingkan dengan tinggi air pada pembacaan berikutnya.
4. penguapan piche
Penguapan tanggal 12-4-05 adalah penguapan pukul II + III tanggal 11-4-05 +
Pukul I tanggal 12-4-05 yang sama jumlahnya 1.3 + 1.0 +0.5 =2.8 Cm3
Diameter pipa gelas, 1,4 cm. Diamter filter 3.0 cm
Maka :
Jumlah penguapan = v/2π (R2 – r2) cm atau jumlah penguapan 10:11 x Vmm
Jadi penguapan pada tanggal 12-4-05 adalah 10:11x2.8 mm = 2.5 mm
3.5 Lama penyinaran matahari (%)
a. apabila alam satu jam pias terbakar terus menerus, berarti lama penyinaran
100%
b. bilamana selama 1 jam pias hanya terbakar separuhnya, berarti lam
penyinaran 50%
c. untuk pias yang hanya terbakar seperempatnya selama 1 jam berarti lamanya
penyinaran 25%
18. d. apabila dalam 1 jam pias tidak terbakar sama sekali berarti lama penyinaran
0%
cara perhitungan rata-rata harian lamanya pembakaran / penyinaran adalah:
banyaknya pias yang terbakar selama waktu yang ditentukan dalam persen dibagi
dengan jumlah waktu yang ditentukan.
3.6 Suhu udara rata-rata
Trata-rata = Tmax – Tmin / 2
Data BMKG, T = (2I +II +III)/4
19. BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan tentang Pengenalan Stasiun Meteorologi
dan Peralatannya dapat disimpulkan bahwa:
Stasiun klimatologi/meteorologi merupakan peralatan yang mengukur unsur-
unsur iklim/cuaca secara kontininu.
Alat-alat pengukur cuaca terdiri dari peralatan manual dan peralatan sistem
Automatic weather Station (AWS).
Alat-alat ini pengukur cuaca memiliki fungsinya masing-masing dan prinsip
kerja yang berbeda-beda.
Tingkat ketelitian alat dengan sistem AWS lebih tinggi dibandingkan dengan
peralatan manual.
Dalam Meteorologi/Klimatologi mengkaji aspek-aspek dan fenomena alam
yang berkaitan dengan cuaca dan iklim
Alat-alat meteorologi digunakan untuk mempermudah penelitian terutama
pada bidang pertanian.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi untuk
melakukan penulisan hasil pembacaaan atau pengukuran alat meteorologi.
Praktikan bisa membedakan alat-alat yang dipakai dalam setiap percobaan
sehingga memudahkan analisis tentang hal yang sedang diamati.
Alat-alat yang terdapat di BMKG antara lain:
Thermohigrograph , Open Pan Evaporimeter , Piche , Gun Bellani , Penakar
Hujan Obs , Actinograph Bimetal , Penakar Hujan Tipe Helman , Campbell
Stokes , Automatic Rain Sampler , Thermometer Bola Basah (Bb) , High
Volume Sampler , Thermometer Bola Kering (Bk) , Lightning Detector,
Thermometer Maximum , Synergie (Meteo France International Weather) ,
Thermometer Minimum , Display Radar Cuaca , Piche Evaporimeter ,
Automatic Weather Station (Aws) , Thermometer Tanah Gundul &
Berumput , Very Small Aparture Terminal , Internet Protocol (Vsat-Ip) ,
Barometer , Visual Satelite Internet Protocol (Vsat Ip), Barograph Anemometer
10m, 8m, 2m , Wind Direction , Cup Counter Anemometer.
20. 4.2 Saran
Ada baiknya mahasiswa yang mengikuti praktikum agroklimatologi tidak
hanya melihat alat-alat meteorologi/klimatologi namun juga mengetahui nama,
fungsi dari alat-alat tersebut dan dapat menerapkannya alam ilmu pertanian
sehingga membantu mempermudah praktik lapangan di lahan pertanian.
Sebaiknya juga mahasiswa menemukan hal baru dari praktikum agroklimatologi
terkhusus yang berkaitan dengan bidang pertanian.
21. DAFTAR PUSTAKA
Sipayung, P. 2015. Bahan Praktikum Agroklimatologi. Universitas Katolik
Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.
Siahaan,R. 2013. Pengantar Praktikum Agroklimatologi. Universitas
Katolik Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.
Wariono, Dkk .1987. Pngantar Meteorologi dan Klimatologi. Bina
Ilmu.Surabaya.