11. YANG AKAN DIBAHAS
Pengertian Kelembaban (DITHA)
Ukuran dan penyebaran kelembaban
(ASLAM)
Prinsip kelembaban (INDRA)
Alat-Alat Pengukur Kelembaban (INDRA)
Sebaran dan variasi kelembaban (AL)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelembaban (AL)
12. PENGERTIAN KELEMBABAN
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara.
Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam
kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif. Alat untuk mengukur
kelembapan disebut higrometer.
Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur
tingkat kelembapan udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah pengawal lembab.
13. Kelembaban udara disuatu tempat
berbeda-beda, tergantung pada
tempatnya. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya:
Jumlah radiasi yang dipancatkan
matahari yang diterima bumi,
pengaruh daratan atau lautan,
pengaruh ketinggian dan pengaruh
angin (Handoko, 1994).
14. Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat
permukaan pada siang hari disebabkan karena
penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari
permukaan. Proses ini berlangsung karena permukaan
tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari
tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses
kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap
air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan
uap air di udara dekat permukaan tersebut akan
berkurang (Benjamin, 1994).
15. Ukuran dan penyebaran kelembaban udara
1. Kelembaban absolut
Kelembaban absolute mendefinisikan massa dari uap
air pada volume tertentu campuranudara atau gas, dan
umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m
3
).
16. 2. Kelembaban Spesifik
Specific humidity (q)
Perbandingan antara massa uap air (mv), dengan massa
udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-
sama uap air tersebut (mv)
q = m/(md + mv)
NIsbah campuran (r) (mixing ratio), massa uap air
dibandingkan dengan massa udara kering
r = mv/md
17. 3. Kelembapan nisbi(RH)
perbandingan antara kandungan/ jumlah uap air diudara(ė
a
)
dengan kapasitas udara untuk menampung auap air(es).
RH = (ea/es) x 100%
Kapasitas uap jenuh pada suhu udara, T >> maka es>>
Jika ea tetap dan terjadi kenaikan suhu, maka RH <<
Jika ea tetap dan terjadi penurunan suhu maka RH>>
Bila RH mencapai 100 akan terjadi pengembunan,
meskipun nilai ea rendah.
RH= 100 berarti ea= es
(udara jenuh)
18. 4. Kerapatan Uap Air
Massa uap air per satuan volume udara yang
mengandung uap air tersebut.(kelembaban
mutlak)
Ρv = kerapatan uap air (kg m-3
)
Mv= massa uap air (kg) pada volume udara
sebesar V
V = volume udara (m3
)
ρv = mv /V
19. Pada daerah lembab seperti di daerah
tropis, ρv akan lebih tinggi daripada
daerah temperate yang relatif kering
terutama pada musim dingin (winter).
Pada musim dingin kapasitas udara untuk
menampung uap air menjadi kecil
20. 5. Tekanan Uap Air
Hukum Gas Ideal :
ea = Tekanan uap air (mb)
R = Tetapan gas umum (8.3143 J K-1
mol -1
)
T = suhu mutlak (K)
V = volume udara (m3
)
Jumlah mol adalah n = m/Mv dan Mv = 18.016
untuk uap (H2O), serta ρv = mv /V, maka
ea = n R T/V
21. Berdasarkan persamaan di atas, maka tekanan
uap ditentukan oleh kerapatan uap air (ρv ) serta
suhu udara (T)
ea = mv RT/(18.016 V)
= 0.056 ρv RT
22. 6. Defisit Tekanan Uap Air (vpd)
Selisih antara kapasitas jenuh dan kandungan uap air aktual.
Semakin tinggi nilai vpd maka udara semakin kering
vpd = es- ea
7. Suhu Titik Embun (td)
Suhu pada saat nilai ea=es akibat penurunan es yang
dipengaruhi oleh penurunan T
Bila T turun maka es akan menurun sehingga nilai RH >>, pada
saat ea=es maka nilai nilai RH =100, penurunan suhu terus
turun menyebabkan terjadinya kondensasi membentuk air.
Pengembunan terjadi pagi hari dan didasar awan (lapse rate)
23. . Prinsip
Kelembaban
Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam
pengukuran kelembaban udara yaitu metode pertambahan
panjang dan berat pada benda-benda higroskopis, serta
metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara
secara umum disebut higrometer sedangkan yang
menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer
(Kartasapoetra, 1990).
24. ALAT-ALAT MENGUKUR KELEMBABAN
1 PSYCHROMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
1. Thermometer Bola Kering :
tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur
suhu udara sebenarnya.
2. Thermometer Bola Basah :
tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik
jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
26. Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air
raksa dengan pelindung logam mengkilat. Kedua bola
thermometer terpasang dalam tabung logam mengkilat. Kipas
angin terletak diatas tabung pada tengah alat.
Gunanya untuk mengalirkan (menghisap) udara dari bawah
melalui kedua bola. Thermometer langsung menuju keatas. Alat
dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam
mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer,
terutama pada angin lemah dan sinar matahari yang kuat.
PSYCHROMETER ASSMANN
27. PSYCHROMETER PUTAR (WHIRLING)
Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling.
Alat ini terdiri dari 2 Thermometer yang dipasang
pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola
basah dibasahi dengan air murni. Psychrometer diputar
cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit,
dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar
lagi, dihentikan dan dibaca seterusnya sampai
diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola
basah terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah
yang diambil suhu bola kering.
•Keuntungan : bentuknya yang portable dan kemurahan
harganya dibandingkan dengan Psychrometer Assmann.
•Kerugian :
a. Karena harus diputar diluar sangkar, kedua
Thermometernya dipengaruhi radiasi dan dari badan
si pengamat.
b. Waktu hujan tetesan air hujan bias melekat
sehingga merendahkan pembacaan.
c. Kecepatan udara (ventilasi) mungkin terlalu kecil.
28. HYGROMETER RAMBUT
Menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban
udara berubah-ubah. Perubahan dimensi dapat
dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi udara.
Hygrometer rambut ada yang bersifat non
recording dan recording (Hygrograph).
29. Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
udara.Satuan meteorologi dari tekanan udara adalah mbar (milibar),
cmHg dan atm. Barometer ada dua jenis yaitu barometer raksa dan
barometer aneroid. Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu
mengukur tekanan udara
Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording
yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang
diinginkan.Selain itu, Barometer juga termasuk dalam alat
metorologi yang dipakai di permukaan bumi.Jenis alat ini umumnya
terdapat pada stasiun meteorologi untuk peramalan cuaca
klimatologi dan maritim.
30. Sebaran Kelembaban
1. Sebaran Vertikal
Oleh karena sumber kelembaban udara adalah
permukaan bumi, maka sebagian besar uap air akan
terkumpul di lapisan yang lebih bawah. Uap air itu
jumlahnya turun dengan cepat dengan naiknya
temperatur. Kelembaban udara yang lebih tinggi pada
dekat permukaan pada siang hari disebabkan karena
penambahan uap air hasil evapontranspirasi dari
permukaan. Pada malam hari, akan berlangsung proses
kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap
air yang berasala dari udara dekat permukaan akan
berkurang.
31. 2.Sebaran horizontal
Uap air di udara yang dinyatakan dalam kelembaban
spesifik atau tekanan uap mempunyai harga tertinggi di ekuator dan
terendah di kutub. Ini sama dengan sebaran temperatur yang
merupakan faktor penentukan besarnya kapasitas udara.
3.Sebaran kelembaban relatif
Kelembaban relatif terbesar di ekuator dan
menurun di daerah kutub sampai ke lintang sekitar 30
derajat (U/S). Daerah ini adalah daerah anti siklon. Dari
30 derajat kearah kutub,kelembaban relatif naik sebagai
akibat turunnya temperatur.
32. 3. Sebaran Kelembapan Relatif
1. Sebaran Kelembapan Nisbi menurut waktu
Siang hari : T>>, maka RH <<
Malam Hari : T<< maka RH >> Maka pada pagi hari,
terjadi pengembunan jika udara bersentuhan dgn
benda yang bersuhu lebih rendah dr T titik embun.(td).
Tropika Basah : Nilai RH rata2 harian /bulanan tetap
berkisar 60%. Sebab variasi T kecil
Sub Tropik : Nilai Rh rata harian /bualanan bervariasi,
karena besarnya variasi T sebab adanya 4 musim
33. 2. Sebaran Kelembapan Nisbi menurut Tempat
Kandungan uap air aktual tergantung ketersediaan air dan
jumlah energi radiasi ultraviolet pemanasan.
Suatu wilayah yg basah dan panas, mk penuapan >>
berakibat nilai RH>> dan pv >>.
Wilayah dataran tinggi/pengunungan, nilai RH besar
umumnya disebabkan Nilai T yang rendah.
Scr Makro : Nilai RH >> pada daerah pusat tekanan
udara rendah, yang berkaitan dengan naiknya masa
udara.... (awan & hujan)
Pada daerah dgn curah hujan >> , maka nilai RH>>
Pada pusat tekanan udara tertinggi, RH << karena
terkondensasi menjadi awan.
34. Variasi Kelembaban
1.Variasi Kelembaban Spesifik
Apabila temperatur tinggi kelembaban spesifik
juga tinggi. Variasi kelembaban harian di atas daratan
ada 2 maksimum dan 2 minimum selama 24 jam.
Minimum utama pada saat temperatur minimum,
kemudian naik dan maksimum I menjelang tengah hari.
Minimum II pada saat temperatur maksimum karena
terjadi konveksi turbulensi dan maksimum II (utama)
senja hari.
36. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMBABAN
a) Suhu
Daerah yang memiliki suhu udara yang tinggi memiliki kelembaban
rendah karena suhu udara yang tinggi dapat mempercepat
penguapan air di suatu tempat sehingga uap air yang
terkandung di tempat tersebut sangat sedikit, begitu pula pada
daerah yang memiliki suhu rendah pasti memiliki kelembaban
yang tinggi.
b) Kuantitas dan kualitas penyinaran
Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan.
Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis,
fototropisme, dan fotoperiodisme.
c) Pergerakan angin
Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih
mempercepat pegangkatan uap air menggempul di udara.
.
37. d) Tekanan udara
Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakan angin.
e) Vegetasi
Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin
mempengaruhi tingkat kelembaban suatu daerah,
mengingat tanaman termasuk salah satu penghasil uap
air melalaui proses transpirasi.
f) Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah)
Ketersedian air yang banyak pada suatu tempat
menyebabkan tingkat penguapan air ke udara
meningkat.