2. Pertanyaan
Pemantik
1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau
membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak.
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Silakan mengangkat tangan secara berurutan, misal S,TS,STS (berarti 1 : setuju, 2 : tidak
setuju, 3: sangat tidak setuju)
Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
3. 1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
3. Keyakinan Kelas
4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
5. Restitusi: 5 Posisi Kontrol
6. Restitusi: Segitiga Restitusi
Topik dalam Eksplorasi Konsep
5. Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan
Ada A dan B(Anda dan teman Anda).
Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat
berharga untukAnda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam
benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan.
TemanAnda (B)akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai
cara untuk memintaAnda memberikan benda tersebut. Bbisa membujuk,
mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka
kepalan tangan Anda.
Apa yang terjadi?
6. Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
● Ilusi guru mengontrol murid.
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
7. Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol
Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?
Stimulus Respon Teori Kontrol
Kita mencoba mengubah orang agar
berpandangan sama dengan kita.
Kita berusaha memahami pandangan orang
lain tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.
Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-
pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
8. Makna Disiplin
Belajar kontrol diri
dengan menggali
potensi kita, agar
tercapai tujuan
mulia, yaitu
sesuatu menjadi
seseorang yang
kita inginkan
berdasarkan nilai-
nilai yang kita
hargai.
Nilai-Nilai
Kebajikan Universal
1. Untuk menghindari hukuman
Keyakinan Kelas
5 Kebutuhan Dasar Manusia
Bertahan Hidup
Penguasaan
Kasih sayang dan Rasa Diterima
Kesenangan
Kebebasan
5 Posisi Kontrol
1. Menstabilkan Identitas
Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser)
Realitas(kebutuhan) kita berbeda.
Kita berusaha memahami
pandangan orang lain tentang
dunia.
Setiap orang memilikigambaran
berbeda.
Semua perilaku
memilikitujuan.
Anda tidak bisa
mengontrol orang lain,
hanya Anda yang bisa
mengontrol diri Anda.
- Model Berpikir Menang-
menang,
- Kolaborasi dan
konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru.
2. Untuk mendapatkan imbalan
3. Untukmenghargai diri sendiri
Teori Motivasi
3.Teman
4.Pemantau
5. Manajer
1. Penghukum
2. Pembuat Rasa Bersalah
Disiplin Positif
Motivasi
Intrinsik
Motivasi
Ekstrinsik
2. Validasi kebutuhan
3. Menanyakan Keyakinan
Segitiga Restitusi
9. • Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari
murid-murid Socrates dan Plato.
"Disiplin diri membuat orang menggali potensinya
menuju sebuah tujuan, apa yang dia hargai"
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah
menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum
adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau
pencapaian suatu tujuan mulia.
Apakah makna ‘Disiplin’?
Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur
DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
10. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap
individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.
● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr
. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984)
● Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun,
sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane
Gossen, 1998)
● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
- Mandiri
- BernalarKritis
- Berkebinekaan Global
- Bergotong royong
- Kreatif
Nilai-Nilai Kebajikan Universal
12. “Merdeka”
menurut Ki Hajar Dewantara
“...merdeka itu artinya; tidak
hanya terlepas dari perintah;
akan tetapi juga cakap
buat memerintah diri sendiri”
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi,
Cetakan Kelima,
Keteladanan, Sikap Merdeka,
2013, Halaman 469)
13. Motivasi Internal
(Tujuan Disiplin Positif)
3. Untuk menghargai diri sendiri
Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya
melakukannya?
Teori Motivasi Perilaku Manusia
Motivasi Eksternal
2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi
Apa yang akan saya dapatkan apabila saya
melakukannya?
Motivasi Eksternal
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?
14. TINDAKAN GURU HUKUMAN
ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat
lagi”, karena terlambat ke sekolah.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di
sekolah.
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan
masker ke sekolah.
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat
belajar.
Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah,
karena tidak mengenakan sepatu hitam.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit
untuk pelajaran PJOK.
Hukuman
Konsekuensi
Hukuman
Hukuman
Konsekuensi
Konsekuensi
Hukuman
15. Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka
waktu lama
Membuat anak merasa tidak nyaman dalam
jangka waktu pendek
Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin
Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri
Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik
Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan
Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak
dihargai
Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan
untuk sementara (time out)
Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur
16. Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka
Panjang
Penghargaan menghukum
Penghargaan mengurangi ketepatan
Penghargaan tidak efektif
Penghargaan merusak hubungan
Penghargaan menurunkan kualitas
Penghargaan mematikan kreatifitas
Penghargaan mengurangi motivasi
intrinsik
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
17. Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga
mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan
karakter yang lebih kuat.
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang
mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk
masalah mereka, dan membantu murid berpikir
tentang orang seperti apa yang mereka ingin
menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
18. 9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokuspada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
21. Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan
Kelas?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat
mengikuti pelatihan?
Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan
lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian
peraturan-peraturan.
24. Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T& Y
HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk menghormati semua orang dan
barang milikorang lain
BEKERJA
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk mengerjakan segala pekerjaan
atau mengikuti kegiatan yang telah
ditugaskan.
DITERIMA DAN DIMILIKI
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk merasa diterima pada suatu
kelompok dan saling peduli satu
dengan yang lain.
Hormat
Terdengar
Terlihat Berperilaku
Terdengar
Terlihat
Berperilaku
HORMAT
BEKERJA
TampakSeperti Tidak Tampak Seperti
TampakSeperti
BekerjaTidak Tampak Seperti
Diterima dan dimiliki
TampakSeperti Tidak Tampak Seperti
26. Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya Tanggung jawab
Dilarang Mengganggu Orang Lain Menghormati Orang Lain
Hadir di sekolah 15 menit
sebelum pembelajaran
dimulai
Menghormati Orang Lain, Berkomitmen
Dilarang Melakukan Kekerasan
Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Bersabar
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor Keselamatan, Keamanan
28. Pertanyaan Pemantik
Ibu Ambar, guru wali kelas kelas 2A di SD Pelita Hati,
sedang bingung menghadapi ulah salah satu murid di
kelasnya, Doni. Beberapa anak di kelas 2A telah datang
pada bu Ambar dan mengeluhkan perilaku Doni yang sering
meminta bekal makan siang teman-temannya dengan paksa.
Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Ambar, apa yang
akan anda lakukan? Menurut anda, kira-kira apa alasan Doni
melakukan hal itu?
29. Kebutuhan Dasar Manusia
Penguasaan
Kasih Sayang dan
Rasa Diterima
Kesenangan Kebebasan
Bertahan
Hidup
Seluruh tindakan
manusia memiliki tujuan
tertentu. Semua yang
kita lakukan adalah
usaha terbaik kita untuk
mendapatkan apa yang
kita inginkan. Ketika kita
mendapatkan apa yang
kita inginkan, sebetulnya
saat itu kita sedang
memenuhi satu atau
lebih dari satu
kebutuhan dasar kita.
Ketika seorang murid
melakukan suatu
perbuatan yang
bertentangan dengan
nilai-nilai kebajikan, atau
melanggar peraturan,
hal itu sebenarnya
dikarenakan mereka
gagal memenuhi
kebutuhan dasar
mereka. Untuk lebih
jelasnya, mari kita lihat
satu persatu kelima
kebutuhan dasar ini.
30. Jawaban DONI
Kebutuhan Yang
Ingin dipenuhi?
“Saya lapar, karena ibu saya tidak memberi saya bekal”
“Agar teman-teman memperhatikan saya”
“Saya hebat kan bu? Teman-teman jadi takut sama saya”
“Saya bosan ama bekal yang diberikan ibu saya”
“Saya senang mengganggu teman-teman, habisnya wajah
mereka jadi lucu-lucu”
Bertahan Hidup
Penguasaan
Kesenangan
Kebebasan
Cinta dan Kasih
Sayang
32. 5 POSISI KONTROL
MOTIVASI:
IDENTITAS GAGAL
(Kontrol dari Luar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol dari Luar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol Diri)
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau
Ketergantungan pada Orang Lain
Menghargai Diri Sendiri
PENGHUKUM PEMBUAT
ORANG MERASA
BERSALAH
TEMAN PEMANTAU MANAJER
Guru Berbuat: Menghardik
Menunjuk-
nunjuk
Menyakiti
Menyindir
Berceramah dan
mengatakan,
“Seharusnya…”
“Ibu kecewa…”
Membuatkan alasan-alasan
untuk muridnya.
Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak
melakukannya, awas ya!
Rasakan!”
“Kamu seharusnya
sudah tahu. Ibu
lelah sekali
mengatakannya. Ibu
stress…”
“Ayolah, lakukan demi
Ibu…”
“Masa kamu tidak mau,
ingat tidak Ibu pernah
bantu…”
“Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
Apa yang bisa kau kerjakan untuk
memperbaiki masalah ini?”
Hasil: Memberontak
Menyalahkan orang lain
Berbohong
Menyembunyikan
Menyangkal
Berbohong
Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila
diawasi
Menguatkan pribadi
Kaitan
dengan Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru
di luar Dunia Berkualitas
Murid meletakkan
guru di dalam
Dunia Berkualitas
Murid meletakkan guru di
sebagai orang yang
sangat penting di Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru
peraturan dan hukum di
dunia Berkualitas
Murid meletakkan dirinya sebagai
individu yang positif dalam
Dunia Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti
juga marah-marah lagi.”
“Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu
teman saya. Ternyata
begitu.”
“Berapa banyak bintang
yang saya harus peroleh?”
“Berapa halaman yang
harus saya tulis?”
“Bagaimana caranya saya bisa
memperbaiki keadaan?”
Dampak pada
Murid:
Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri,
tergantung
Menitikberatkan pada
sanksi atau hadiah
untuk dirinya.
Mengevaluasi diri, bagaimana cara
memperbaiki diri?
33. Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
“Saya kecewa sekali dengan
kamu…”
Pembuat orang merasa bersalah
“Kamu tidak pernah benar
melakukannya….”
Penghukum
“Ayolah, lakukan demi
Ibu/Bapak…”
Teman
“Apakah kamu mau
mendapatkan stiker bintang
hari ini?”
Pemantau
“Bagaimana kamu bisa
menyelesaikan masalah
ini?”
Manajer
“Kamu selalu yang paling
terakhir…”
Penghukum
35. Restitusi adalah metode untuk penyusunan kembali model
disiplin di sekolah.
Restitusi berfokus pada solusi atau pemecahan
masalah yang bisa dilakukan, bukan pada masalahnya.
Restitusi mengajak murid untuk mengidentifikasi kembali
tindakannya, sehingga dia bisa menganalisis dan memikirkan
langkah yang tepat dalam pemecahan masalahnya.
~ Diane Gossen ~
Apa Itu Restitusi…?
36. 1. Kesalahan adalah hal yang normal, karena manusia berbuat salah setiap
harinya.
2. Setiap manusia tahu jika berbuat salah
3. Semakin disalahkan dan dikritik, membuat dia menjadi tidak percaya diri dan
berfokus pada kesalahan.
4. Proses dari restitusi menguatkan setiap individu, karena diri sendirilah yang
menyelesaikan dan memperbaiki kesalahan.
5. Proses restitusi membuka banyak kesempatan bagi setiap murid untuk meraih
“sukses” pertamanya, merasa dihargai dan lebih terbuka untuk percaya pada
diri sendiri juga orang lain.
6. Individu yang tumbuh dalam proses restitusi menjadi lebih mengerti bahwa
kesalahan adalah hal yang biasa. Sehingga, dia pun akan melakukan proses
restitusi pada orang sekitarnya.
Landasan Filosofi Restitusi
37. 1. Ciptakan suasana positif
2. Ajak murid untuk berpikir dan menganalisis
kesalahannya
3. Beri ruang pada murid untuk memikirkan
solusi terbaik
3 Langkah Utama dalam Restitusi
38.
39. Menstabilkan Identitas
Guru Berkata:
• Berbuat salah itu hal yang manusiawi Tidak ada manusia yang
sempurna Bapak/Ibu juga buat salah
• Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
• Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa
yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah.
• Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah
kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
Untuk membuat anak yang merasa gagal karena
berbuat salah menjadi positif terhadap dirinya
40. Validasi Kebutuhan
Guru Berkata:
• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?
• Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
• Apa yang penting bagi kamu?
• Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru,
• Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus
memukul?
• Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Membantu siswa mengenali basic need/kebutuhan yang
ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu.
Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah
memenuhi basic needs, apakah itu power, freedom, love
and belonging, fun atau survival….
41. Menanyakan Keyakinan
Guru Berkata
• Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah
kita? Nilai-nilai universal apa yang telah kita
sepakati? Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
• Kamu ingin jadi anak seperti apa?
• Apa yang kamu rasakan?
• Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi orang yang seperti
apa?
Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan
norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari
manusia berinteraksi dengan orang lain.
42. Intervensi 30 detik
Intervensi ini bisa membantu murid kembali ke tujuan semula, dengan cukup singkat dan dengan cara non-konfrontatif.
● Apakah kamu ingin berbuat lebih baik?
● Apakah saat ini kamu sedang menjadi orang yang sedang kamu inginkan?
● Apakah kamu bisa mengubah kegiatan/perilaku kamu saat ini menjadi sikap yang lebih
membantu?
● Apakah wajar membuat kesalahan? Bisakah kita memperbaikinya?
● Apa yang kamu lakukan saat ini sesuai (ok)?
● Kapan kamu siap untuk mulai?
● Peraturannya apa?
● Sepertinya kamu punya masalah, saya bisa bantu apa?
● Saat ini kamu seharusnya berbuat apa?
● Apa yang bisa saya bantu agar kamu bisa melakukannya?
● Apakah saya bisa bantu kamu agar dapat segera mulai?
● Apakah tugas kamu saat ini?
● Bagaimana kamu ingin diperlakukan pada kegiatan ini? Bisakah kamu melakukannya?
● Apa yang kamu inginkan, peraturannya apa?
44. CONTOH BUDAYA POSITIF YANG SUDAH DILAKUKAN
“MENYUSUN KESEPAKATAN KELAS”
1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru, dan orang tua murid terkait budaya positif yang akan
dikembangkan di kelas
BERSAMA ORANG TUA BERSAMA KEPALA SEKOLAH DAN GURU
45. CONTOH BUDAYA POSITIF YANG SUDAH DILAKUKAN
“KESEPAKATAN KELAS”
2. Mengidentifikasi budaya positif yang akan
dikembangkan di kelas berdasarkan pendapat dari
murid
3. Melakukan survey tentang ide murid dalam mencapai
kelas impian yang mereka inginkan
46. CONTOH BUDAYA POSITIF YANG SUDAH DILAKUKAN
“KESEPAKATAN KELAS”
4. Mengambil kesimpulan dari ide-ide murid
5. Mengubahsuaikan ide-ide tersebut menjadi kesepakatan kelas
47. CONTOH BUDAYA POSITIF YANG SUDAH DILAKUKAN
“KESEPAKATAN KELAS”
6. Refleksi (melihat kembali kontrak
kesepakatan), saat ada yang melakukan
hal yang tidak sesuai dengan
kesepakatan, atau sebelum melakukan
aktivitas baru.
7. Pelaksanaan tindakan selama 4 minggu
8. Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan