SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Radiasi benda hitam
Salah satu fenomena eksperimental yang tidak bisa dijelaskan secara memadai oleh fisika
klasik adalah radiasi benda hitam. Benda panas memancarkan radiasi elektromagnetik.
Membakar di atas kompor listrik yang paling bersinar merah pada pengaturan tertinggi. Jika
kita mengambil sepotong logam dan dipanaskan di api, ia mulai bersinar, merah gelap pada
awalnya, maka mungkin putih atau bahkan biru jika suhu cukup tinggi. Sebuah benda yang
sangat panas akan memancarkan sejumlah besar energi di daerah spektrum ultraviolet, dan
peneliti menghamburkan emisi energi di ujung lain dari spektrum. Kita bisa melihat energi
infra merah ini dengan menggunakan kacamata night vision(penglihatan malam). Spektrum
yang sebenarnya tergantung pada sifat-sifat material dan suhu. Sebuah benda hitam adalah
obyek yang ideal yang memancarkan semua frekuensi radiasi dengan distribusi spektral yang
hanya bergantung pada suhu dan bukan pada komposisinya. Radiasi yang dipancarkan oleh
obyek tersebut disebut radiasi benda hitam. Radiasi benda hitam dapat diperoleh secara
eksperimental dari lubang jarum di pelat yang berongga yang diadakan pada suhu konstan.
Efek fotolistrik
Efek fotolistrik diamati ketika radiasi elektromagnetik bereaksi dengan permukaan logam dan
perpindahan energi yang dihasilkan menyebabkan logam untuk memancarkan elektron.
Fenomena ini memainkan peran utama dalam penolakan fisika klasik dan pengembangan
mekanika kuantum.
Efek fotolistrik pertama kali didokumentasikan pada tahun 1887 oleh fisikawan Jerman
Heinrich Hertz dan karena itu kadang-kadang disebut sebagai efek Hertz. Ketika bekerja
dengan transmitter spark-gap (perangkat radio-siaran primitif), Hertz menemukan bahwa
setelah penyerapan frekuensi tertentu dari cahaya, zat akan mengeluarkan percikan. Pada
tahun 1899, percikan ini diidentifikasi sebagai elektron cahaya yang tereksitasi (juga disebut
elektron) meninggalkan permukaan logam oleh JJ Thomson. Salah satu Hertz '' mantan
asisten bernama Philipp Lenard melanjutkan studi efek ini dan dianugerahi Hadiah Nobel di
bidang fisika untuk usahanya. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotolistrik
matematis dengan mengusulkan konsep kuanta cahaya, atau foton. Kesimpulan ini
bertentangan dengan pemahaman fisika klasik dan lebih baik dipahami dalam konteks
dualitas gelombang-partikel.
Menurut pemahaman fisika klasik, ketika cahaya bersinar di permukaan, perlahan-lahan
transfer energi ke substansi. Hal ini meningkatkan energi kinetik dari partikel sampai
akhirnya, melepaskan elektron yang tereksitasi. Proses ini disebut emisi termal dan itu
dianggap sebagai penjelasan yang paling mungkin untuk efek fotolistrik. Mengingat
pembenaran ini, bahwa peningkatan intensitas cahaya, terlepas dari frekuensi, akan
menghasilkan foto elektron dengan energi kinetik yang lebih tinggi. Selain itu, zat tersebut
harus terlebih dahulu mencapai suhu kritis sebelum memulai elektron ejeksi, diharapkan
bahwa efek fotolistrik tidak akan diamati.
Dalam efek fotolistrik, peristiwa cahaya pada permukaan logam menyebabkan elektron akan
keluar. Jumlah elektron yang dipancarkan dan energi kinetik dapat diukur sebagai fungsi dari
intensitas dan frekuensi cahaya. Yang diharapkan, seperti yang dilakukan para ahli fisika
pada awal abad 20, bahwa energi dalam gelombang cahaya (intensitasnya di J / M2S) harus
ditransfer ke energi kinetik dari elektron yang dipancarkan. Juga, jumlah elektron yang
melepaskan diri dari logam harus berubah dengan frekuensi gelombang cahaya.
Ketergantungan pada frekuensi yang diharapkan karena medan listrik osilasi gelombang
cahaya menyebabkan elektron dalam logam untuk berosilasi bolak-balik, dan elektron
merespon logam pada frekuensi yang berbeda. Dengan kata lain, bahwa jumlah elektron yang
dipancarkan harus tergantung pada frekuensi, dan energi kinetik harus tergantung pada
intensitas gelombang cahaya.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1, hanya perilaku sebaliknya diamati dalam efek
fotolistrik. Intensitas mempengaruhi jumlah elektron, dan frekuensi mempengaruhi energi
kinetik dari elektron yang dipancarkan. Dari sketsa ini, kita melihat bahwa:
 energi kinetik dari elektron berbanding lurus dengan frekuensi radiasi di atas nilai
ambang ν0 (tidak ada arus diamati di bawah ν0), dan energi kinetik tidak bergantung
dari intensitas radiasi.
 jumlah elektron (yaitu arus listrik) sebanding dengan intensitas dan tidak bergantug
dari frekuensi radiasi di atas nilai ambang ν0 (tidak ada arus diamati di bawah ν0).
Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan pengamatan yang ditunjukkan pada Gambar 2.
dengan hipotesis yang dilakukan oleh cahaya energi ada di paket jumlah hν. Setiap paket atau
foton dapat menyebabkan satu elektron yang akan keluar, seperti partikel bergerak
bertabrakan dengan transfer energi untuk partikel stasioner. Jumlah elektron yang
dikeluarkan tergantung pada jumlah foton, yaitu intensitas cahaya. Beberapa energi dalam
paket ini digunakan untuk mengatasi energi ikat elektron dalam logam. Energi ikat ini disebut
fungsi kerja, Φ. Energi yang tersisa muncul sebagai energi kinetik, 12mv2, dari elektron yang
dipancarkan.
Persamaan (2-3) dan (2-4) mengungkapkan konservasi energi untuk proses fotolistrik.
𝐸𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 = 𝑘 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 + 𝑤 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
ℎ𝑣 =
1
2
𝑚𝑣2
+ 𝜙
Menata ulang persamaan ini mengungkapkan ketergantungan linear energi kinetik pada
frekuensi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
1
2
𝑚𝑣2
= ℎ𝑣 − 𝜙
Kemiringan garis lurus yang diperoleh dengan memplot energi kinetik sebagai fungsi dari
frekuensi di atas frekuensi ambang batas hanya konstanta Planck, dan x-intercept, di mana
12mv2 = 0, hanya fungsi kerja logam, Φ = hν0.
Soal:
Logam natrium memiliki frekuensi ambang 4.40 × 1014 Hz. berapakah energi kinetik dari
fotoelektron yang dikeluarkan dari permukaan sepotong natrium ketika foton dikeluarkan
adalah 6,20 × 1014 Hz? berapakah kecepatan fotoelektron ini? Dari yang wilayah spektrum
elektromagnetik adalah foton?
Dengan analisis seperti Einstein memperoleh perjanjian dengan Planck bahwa nilai
disimpulkan dari distribusi spektral radiasi benda hitam. Fakta bahwa kuantisasi konstan yang
sama bisa berasal dari dua pengamatan eksperimental yang sangat berbeda dan membuat
konsep kuantisasi energi untuk kedua materi dan cahaya yang kredibel. Pada bagian
berikutnya kita akan melihat bahwa panjang gelombang dan momentum adalah properti yang
juga berhubungan baik dengan materi dan cahaya.
Percobaan atau ekperiment Lenard
Untuk menguji teori yang diusulkan oleh mekanika klasik, Lenard membangun alat
eksperimen di bawah ini.
Ketika cahaya mencapai katoda, elektron yang dipancarkan dan menyusuri tabung vakum
sampai mencapai anoda. Lenard bisa menentukan jumlah elektron mencapai anoda dengan
mengukur arus yang melalui kawat menggunakan potensi tegangan set (baterai).
Menggunakan perangkat ini, Lenard melakukan serangkaian percobaan di mana ia
mengubah-ubah frekuensi dan intensitas cahaya. Anehnya, Lenard menemukan bahwa di
bawah frekuensi ambang batas tertentu, tidak peduli seberapa intensitas cahaya itu, tidak ada
emisi elektron. Di atas frekuensi ambang, arus (yaitu # elektron mencapai anoda) adalah
berbanding lurus dengan intensitas cahaya.
Selain itu, seketika setelah lampu dinyalakan (Lenard mengukur untuk ketebalannya 0,1 s,
tapi telah diamati terjadi dalam 1 ns). Akhirnya, dengan memvariasikan potensial dan
mengamati perubahan tersebut, Lenard mampu menentukan energi kinetik dari elektron yang
dikeluarkan. Menariknya, ia menemukan bahwa cahaya frekuensi yang lebih tinggi
meningkatkan energi kinetik dari elektron, sementara mengubah intensitas cahaya tidak
berpengaruh pada energi kinetik. Jelas, temuan ini tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik
dan harus ada penjelasan lain untuk efek fotolistrik.
Penjelasan Quantum
Berdasarkan percobaan Lenard, para fisikawan muda Albert Einstein menjelaskan efek
fotolistrik menggunakan konsep foton (yaitu berbeda "paket" cahaya). Teori kontroversial ini
menyatakan bahwa cahaya, sementara mungkin memiliki sifat seperti gelombang, juga
dijelaskansebagian kecil, bahwa partikel tak bermassa energi. Pemahaman yang kompleks ini
radiasi elektromagnetik disebut sebagai dualitas gelombang-partikel. Dengan teori ini,
Einstein mengusulkan bahwa dalam efek fotolistrik, setiap foton sangat istimewa terutama
elektron tunggalnya dan menyebabkan ia mematahkan hubungannya dengan atom.
Namun, setiap elektron hanya akan menyerap energi dan akan dikeluarkan jika frekuensi
cahaya energi yang cukup berdasarkan persamaan:
E=h.v
di mana ν adalah frekuensi cahaya yang terjadi dan h adalah konstanta Planck = h = 6,626 *
10-34Js. Energi yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron dari atom disebut fungsi usaha
dan dilambangkan oleh simbol φ. Frekuensi ambang terendah pada partikel cahaya berenergi
yang dibutuhkan untuk memenuhi fungsi usaha ini (yaitu mengatasi afinitas elektron untuk
atom). Cahaya frekuensi yang lebih tinggi meningkatkan energi kinetik (KE) dari elektron
yang dikeluarkan menurut persamaan:
KE=hν−Φ.................(2)
Tabel berikut merupakan fungsi usaha untuk beberapa elemen:
Elemen Fungsi usaha Φ (eV) Energi Ionisasi (kJ/mole)
Potasium 2.30 418.8
Sodium 2.75 495.8
Aluminium 4.28 577.5
Tungsten 4.55 770
Tembaga 4.65 745.5
Besi 4.70 762.5
Emas 5.10 890.1
Karena setiap foton dari energi yang cukup mengeksitasi hanya satu elektron, meningkatkan
intensitas cahaya (yaitu jumlah foton / sec) hanya meningkatkan jumlah elektron dibebaskan
dan tidak dengan energi kinetik. Selain itu, tidak ada waktu yang diperlukan untuk atom yang
akan dipanaskan sampai suhu kritis dan pelepasan elektron hampir seketika setelah
penyerapan cahaya. Akhirnya, foton harus di atas energi tertentu untuk memenuhi fungsi
usaha, frekuensi ambang di bawah yang ada foto elektron yang diamati. Frekuensi ini diukur
dalam Hertz (1 / detik) untuk menghormati penemu efek fotolistrik.
Jadi, penjelasan Einstein benar-benar menyumbangkan fenomena yang diamati dalam
percobaan Lenard dan penyelidikan dalam bidang yang disebut mekanika kuantum. Bidang
baru ini berusaha untuk memberikan penjelasan kuantum untuk mekanika klasik dan
menciptakan teori yang lebih terpadu antara fisika dan termodinamika. Studi tentang efek
fotolistrik juga telah mengarah pada penciptaan teori spektroskopi fotoelektron baru.
Notasi Bra-Ket
Notasi bra-ket adalah notasi standar untuk menggambarkan keadaan kuantum dalam teori
mekanika kuantum yang terdiri dari sudut kurung dan garis vertikal. Hal ini juga dapat
digunakan untuk menunjukkan vektor abstrak dan functionals linear dalam matematika.
Disebut demikian karena hasil (atau dot product) dari dua kondisi dilambangkan dengan
braket, <Φ | Ψ>, yang terdiri dari bagian kiri, <Φ |, disebut bra, dan bagian kanan, | Ψ> ,
disebut ket tersebut. Notasi diperkenalkan pada tahun 1939 oleh Paul Dirac, [1] dan juga
dikenal sebagai notasi Dirac. Notasi bra-ket tersebar luas dalam mekanika kuantum: hampir
setiap fenomena yang dijelaskan menggunakan mekanika kuantum-termasuk sebagian besar
fisika modern biasanya dijelaskan dengan bantuan notasi bra-ket.
Nilai eigen dan vaktor eigen
Secara umum, ket bukan kelipatan konstan |A>. Namun, ada beberapa kets khusus
yang dikenal sebagai eigenkets operator ....(1). Ini dilambangkan
<A|B>........(2)
dan memiliki properti
|x’>,|x’’> ,|x”’>,...,(3)
Dimana adalah nomor yang disebut nilai
eigen. dengan menerapkan ke salah satu eigenkets yang menghasilkan eigenket
yang sama dikalikan dengan nilai eigen terkait.
Pertimbangkan eigenkets dan nilai eigen dari operator Hermitian Ini
dilambangkan....(4)
dimana adalah eigenket terkait dengan nilai eigen yang . Tiga hasil
tersebut dapat disimpulkan:
(i) Nilai eigen semua bilangan real, dan eigenkets sesuai dengan nilai eigen yang berbeda
adalah ortogonal. Sejak merupakan Hermitian, persamaan ganda
untuk. untuk eigenvalue ) ditafsirkan menjadi
(45)
Jika kita dibiarkan-berlipat ganda Persamaan. oleh , kanan bertambah
banyak persamaan di atas dengan , dan mengambil perbedaan, kita
memperoleh
(46)
Misalkan nilai eigen dan adalah sama. Ini mengikuti dari atas bahwa
(47)
di mana berdasarkan fakta bahwa bukan ket nol. Hal ini membuktikan
bahwa nilai eigen adalah bilangan real. Misalkan nilai eigen dan berbeda. Oleh
karena itu
(48)
yang menunjukkan bahwa eigenkets sesuai dengan nilai eigen yang berbeda adalah ortogonal.
(ii) nilai eigen terkait dengan eigenkets adalah sama dengan nilai eigen terkait dengan
eigenbras. Sebuah eigenbra dari sesuai dengan nilai eigen
didefinisikan
(49)
Dalam dunia kuantum pastinya kita kenal dengan 3 notasi ini, yaitu Matriks, Bracket, dan
Integral. Bukan hanya dalam dunia kuantum saja, dalam dunia matematik pun kita pasti
bertemu dan mengenal 3 notasi tersebut. Dalam pembahasan ini hanya menjabarkan bracket
saja.
POISSON BRACKET RELATIVISTIK
jika u dan v berupa fungsi dari set variabel (q1, ..., qn, p1, ..., Pn). Maka ekspresi:
Disebut juga Poisson bracket
(Poisson 1809; Whittaker 1944, p 299.). Plummer (1960, p. 136) menggunakan notasi
alternatif {u, v}
Poisson braket adalah anticommutative,
(Plummer 1960, p. 136).
jika (U1, ..., U2n) menjadi fungsi independen 2n dari variabel (q1, ..., qn, p1, ..., Pn). Kemudian
braket Poisson (UR, us) terhubung dengan Lagrange braket [UR, us] oleh
dimana adalah delta Kronecker. Tapi ini kondisi penentu terbentuknya poisson yang
merupakan timbal balik (Whittaker 1944, p 300;. Plummer 1960, p 137.).
Jika A dan B adalah jumlah yang diamati seperti posisi, momentum, momentum sudut, atau
energi, maka bisa direpresentasikan sebagai non-Komuter operator kuantum mekanik sesuai
dengan mekanika kuantum formulasi Heisenberg. Pada kasus ini,
dimana [A, B] adalah komutator dan (A, B) adalah Poisson bracket
Jadi, misalnya, untuk satu partikel bergerak dalam satu dimensi dengan posisi q dan
momentum p, maka:
Dimana adalah -bar.
LAGRANNGE BRACKET
jika berupa fungsi dua variabel . Maka ekspresi
disebut braket Lagrange (Lagrange 1808; Whittaker 1944, p 298.).
Lagrange bracket adalah anticommutative,
(Plummer 1960, p. 136).
Jika adalah setiap fungsi variabel 2n , maka:
di mana penjumlahan di bagian kanan diambil alih semua pasangan variabel pada set
.
Tetapi jika transformasi dari ke adalah suatu
hubungan transformasi, kemudian
Memberikan
Selanjutnya, ini dapat dianggap sebagai persamaan diferensial parsial yang harus dipenuhi
oleh , dianggap sebagai fungsi agar transformasi
dari satu set variabel yang lain mungkin bisa berhubungan dengan transformasi. jika
menjadi fungsi independen 2n dari variabel . Kemudian
braket Poisson terhubung dengan Lagrange braket oleh
Dimana adalah Kronecker delta. Tapi ini kondisi penentu timbal balik (Whittaker 1944, p
300;. Plummer 1960, p 137.).
LIE BRACKET
Operasi pergantian
sesuai dengan produk Lie.

More Related Content

What's hot

What's hot (19)

Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Ketidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian HeisenbergKetidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian Heisenberg
 
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panasGetaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
Sifat gelombang dari_partikel
Sifat gelombang dari_partikelSifat gelombang dari_partikel
Sifat gelombang dari_partikel
 
Dinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristalDinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristal
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Lismafisika
LismafisikaLismafisika
Lismafisika
 
Fisika statistik
Fisika statistikFisika statistik
Fisika statistik
 
fisika modern
fisika modernfisika modern
fisika modern
 
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUSTEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
 
Dinamika relativitas
Dinamika relativitasDinamika relativitas
Dinamika relativitas
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 

Similar to Fisika Kuantum part 5

Similar to Fisika Kuantum part 5 (20)

Konsep dan fenomena_kuantum
Konsep dan fenomena_kuantumKonsep dan fenomena_kuantum
Konsep dan fenomena_kuantum
 
BAB II GEJALA KUANTUM
BAB II GEJALA KUANTUMBAB II GEJALA KUANTUM
BAB II GEJALA KUANTUM
 
tugas1
tugas1tugas1
tugas1
 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
 
Makalah fisika rbh
Makalah fisika rbhMakalah fisika rbh
Makalah fisika rbh
 
Efek fotolistrik
Efek fotolistrikEfek fotolistrik
Efek fotolistrik
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
 
fisika
 fisika fisika
fisika
 
fisika
 fisika fisika
fisika
 
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
Konsep dan Fenomena Kuantum
Konsep dan Fenomena KuantumKonsep dan Fenomena Kuantum
Konsep dan Fenomena Kuantum
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Elektron
ElektronElektron
Elektron
 
Benda hitam astronomi
Benda hitam astronomiBenda hitam astronomi
Benda hitam astronomi
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Efek Fotolistrik
Efek FotolistrikEfek Fotolistrik
Efek Fotolistrik
 

More from radar radius

Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docxGas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docxradar radius
 
Urutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besarUrutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besarradar radius
 
Tauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islamTauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islamradar radius
 
Problematika dakwah
Problematika dakwahProblematika dakwah
Problematika dakwahradar radius
 
Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)radar radius
 
Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2radar radius
 
Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2radar radius
 
Fenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamatFenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamatradar radius
 
Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2radar radius
 
Doa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkapDoa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkapradar radius
 
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan HewanGerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan Hewanradar radius
 

More from radar radius (20)

Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docxGas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
 
IPA SMP_KK C.pdf
IPA SMP_KK C.pdfIPA SMP_KK C.pdf
IPA SMP_KK C.pdf
 
IPA SMP_KK B.pdf
IPA SMP_KK B.pdfIPA SMP_KK B.pdf
IPA SMP_KK B.pdf
 
الإيمان
الإيمانالإيمان
الإيمان
 
Wahyu
WahyuWahyu
Wahyu
 
Urutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besarUrutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besar
 
Toleransi
ToleransiToleransi
Toleransi
 
Toleransi (hadis)
Toleransi (hadis)Toleransi (hadis)
Toleransi (hadis)
 
Tauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islamTauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islam
 
Tajwid (mad)
Tajwid (mad)Tajwid (mad)
Tajwid (mad)
 
Qurdis 7 1
Qurdis 7 1Qurdis 7 1
Qurdis 7 1
 
Qurban
QurbanQurban
Qurban
 
Problematika dakwah
Problematika dakwahProblematika dakwah
Problematika dakwah
 
Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)
 
Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2
 
Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2
 
Fenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamatFenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamat
 
Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2
 
Doa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkapDoa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkap
 
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan HewanGerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
 

Recently uploaded

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Recently uploaded (20)

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

Fisika Kuantum part 5

  • 1. Radiasi benda hitam Salah satu fenomena eksperimental yang tidak bisa dijelaskan secara memadai oleh fisika klasik adalah radiasi benda hitam. Benda panas memancarkan radiasi elektromagnetik. Membakar di atas kompor listrik yang paling bersinar merah pada pengaturan tertinggi. Jika kita mengambil sepotong logam dan dipanaskan di api, ia mulai bersinar, merah gelap pada awalnya, maka mungkin putih atau bahkan biru jika suhu cukup tinggi. Sebuah benda yang sangat panas akan memancarkan sejumlah besar energi di daerah spektrum ultraviolet, dan peneliti menghamburkan emisi energi di ujung lain dari spektrum. Kita bisa melihat energi infra merah ini dengan menggunakan kacamata night vision(penglihatan malam). Spektrum yang sebenarnya tergantung pada sifat-sifat material dan suhu. Sebuah benda hitam adalah obyek yang ideal yang memancarkan semua frekuensi radiasi dengan distribusi spektral yang hanya bergantung pada suhu dan bukan pada komposisinya. Radiasi yang dipancarkan oleh obyek tersebut disebut radiasi benda hitam. Radiasi benda hitam dapat diperoleh secara eksperimental dari lubang jarum di pelat yang berongga yang diadakan pada suhu konstan. Efek fotolistrik Efek fotolistrik diamati ketika radiasi elektromagnetik bereaksi dengan permukaan logam dan perpindahan energi yang dihasilkan menyebabkan logam untuk memancarkan elektron. Fenomena ini memainkan peran utama dalam penolakan fisika klasik dan pengembangan mekanika kuantum. Efek fotolistrik pertama kali didokumentasikan pada tahun 1887 oleh fisikawan Jerman Heinrich Hertz dan karena itu kadang-kadang disebut sebagai efek Hertz. Ketika bekerja dengan transmitter spark-gap (perangkat radio-siaran primitif), Hertz menemukan bahwa setelah penyerapan frekuensi tertentu dari cahaya, zat akan mengeluarkan percikan. Pada tahun 1899, percikan ini diidentifikasi sebagai elektron cahaya yang tereksitasi (juga disebut elektron) meninggalkan permukaan logam oleh JJ Thomson. Salah satu Hertz '' mantan asisten bernama Philipp Lenard melanjutkan studi efek ini dan dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika untuk usahanya. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotolistrik matematis dengan mengusulkan konsep kuanta cahaya, atau foton. Kesimpulan ini bertentangan dengan pemahaman fisika klasik dan lebih baik dipahami dalam konteks dualitas gelombang-partikel. Menurut pemahaman fisika klasik, ketika cahaya bersinar di permukaan, perlahan-lahan transfer energi ke substansi. Hal ini meningkatkan energi kinetik dari partikel sampai akhirnya, melepaskan elektron yang tereksitasi. Proses ini disebut emisi termal dan itu dianggap sebagai penjelasan yang paling mungkin untuk efek fotolistrik. Mengingat pembenaran ini, bahwa peningkatan intensitas cahaya, terlepas dari frekuensi, akan menghasilkan foto elektron dengan energi kinetik yang lebih tinggi. Selain itu, zat tersebut harus terlebih dahulu mencapai suhu kritis sebelum memulai elektron ejeksi, diharapkan bahwa efek fotolistrik tidak akan diamati. Dalam efek fotolistrik, peristiwa cahaya pada permukaan logam menyebabkan elektron akan keluar. Jumlah elektron yang dipancarkan dan energi kinetik dapat diukur sebagai fungsi dari intensitas dan frekuensi cahaya. Yang diharapkan, seperti yang dilakukan para ahli fisika pada awal abad 20, bahwa energi dalam gelombang cahaya (intensitasnya di J / M2S) harus ditransfer ke energi kinetik dari elektron yang dipancarkan. Juga, jumlah elektron yang
  • 2. melepaskan diri dari logam harus berubah dengan frekuensi gelombang cahaya. Ketergantungan pada frekuensi yang diharapkan karena medan listrik osilasi gelombang cahaya menyebabkan elektron dalam logam untuk berosilasi bolak-balik, dan elektron merespon logam pada frekuensi yang berbeda. Dengan kata lain, bahwa jumlah elektron yang dipancarkan harus tergantung pada frekuensi, dan energi kinetik harus tergantung pada intensitas gelombang cahaya. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1, hanya perilaku sebaliknya diamati dalam efek fotolistrik. Intensitas mempengaruhi jumlah elektron, dan frekuensi mempengaruhi energi kinetik dari elektron yang dipancarkan. Dari sketsa ini, kita melihat bahwa:  energi kinetik dari elektron berbanding lurus dengan frekuensi radiasi di atas nilai ambang ν0 (tidak ada arus diamati di bawah ν0), dan energi kinetik tidak bergantung dari intensitas radiasi.  jumlah elektron (yaitu arus listrik) sebanding dengan intensitas dan tidak bergantug dari frekuensi radiasi di atas nilai ambang ν0 (tidak ada arus diamati di bawah ν0). Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan pengamatan yang ditunjukkan pada Gambar 2. dengan hipotesis yang dilakukan oleh cahaya energi ada di paket jumlah hν. Setiap paket atau foton dapat menyebabkan satu elektron yang akan keluar, seperti partikel bergerak bertabrakan dengan transfer energi untuk partikel stasioner. Jumlah elektron yang dikeluarkan tergantung pada jumlah foton, yaitu intensitas cahaya. Beberapa energi dalam paket ini digunakan untuk mengatasi energi ikat elektron dalam logam. Energi ikat ini disebut fungsi kerja, Φ. Energi yang tersisa muncul sebagai energi kinetik, 12mv2, dari elektron yang dipancarkan. Persamaan (2-3) dan (2-4) mengungkapkan konservasi energi untuk proses fotolistrik. 𝐸𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 = 𝑘 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 + 𝑤 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
  • 3. ℎ𝑣 = 1 2 𝑚𝑣2 + 𝜙 Menata ulang persamaan ini mengungkapkan ketergantungan linear energi kinetik pada frekuensi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. 1 2 𝑚𝑣2 = ℎ𝑣 − 𝜙 Kemiringan garis lurus yang diperoleh dengan memplot energi kinetik sebagai fungsi dari frekuensi di atas frekuensi ambang batas hanya konstanta Planck, dan x-intercept, di mana 12mv2 = 0, hanya fungsi kerja logam, Φ = hν0. Soal: Logam natrium memiliki frekuensi ambang 4.40 × 1014 Hz. berapakah energi kinetik dari fotoelektron yang dikeluarkan dari permukaan sepotong natrium ketika foton dikeluarkan adalah 6,20 × 1014 Hz? berapakah kecepatan fotoelektron ini? Dari yang wilayah spektrum elektromagnetik adalah foton? Dengan analisis seperti Einstein memperoleh perjanjian dengan Planck bahwa nilai disimpulkan dari distribusi spektral radiasi benda hitam. Fakta bahwa kuantisasi konstan yang sama bisa berasal dari dua pengamatan eksperimental yang sangat berbeda dan membuat konsep kuantisasi energi untuk kedua materi dan cahaya yang kredibel. Pada bagian berikutnya kita akan melihat bahwa panjang gelombang dan momentum adalah properti yang juga berhubungan baik dengan materi dan cahaya. Percobaan atau ekperiment Lenard Untuk menguji teori yang diusulkan oleh mekanika klasik, Lenard membangun alat eksperimen di bawah ini. Ketika cahaya mencapai katoda, elektron yang dipancarkan dan menyusuri tabung vakum sampai mencapai anoda. Lenard bisa menentukan jumlah elektron mencapai anoda dengan mengukur arus yang melalui kawat menggunakan potensi tegangan set (baterai). Menggunakan perangkat ini, Lenard melakukan serangkaian percobaan di mana ia mengubah-ubah frekuensi dan intensitas cahaya. Anehnya, Lenard menemukan bahwa di bawah frekuensi ambang batas tertentu, tidak peduli seberapa intensitas cahaya itu, tidak ada emisi elektron. Di atas frekuensi ambang, arus (yaitu # elektron mencapai anoda) adalah berbanding lurus dengan intensitas cahaya.
  • 4. Selain itu, seketika setelah lampu dinyalakan (Lenard mengukur untuk ketebalannya 0,1 s, tapi telah diamati terjadi dalam 1 ns). Akhirnya, dengan memvariasikan potensial dan mengamati perubahan tersebut, Lenard mampu menentukan energi kinetik dari elektron yang dikeluarkan. Menariknya, ia menemukan bahwa cahaya frekuensi yang lebih tinggi meningkatkan energi kinetik dari elektron, sementara mengubah intensitas cahaya tidak berpengaruh pada energi kinetik. Jelas, temuan ini tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik dan harus ada penjelasan lain untuk efek fotolistrik. Penjelasan Quantum Berdasarkan percobaan Lenard, para fisikawan muda Albert Einstein menjelaskan efek fotolistrik menggunakan konsep foton (yaitu berbeda "paket" cahaya). Teori kontroversial ini menyatakan bahwa cahaya, sementara mungkin memiliki sifat seperti gelombang, juga dijelaskansebagian kecil, bahwa partikel tak bermassa energi. Pemahaman yang kompleks ini radiasi elektromagnetik disebut sebagai dualitas gelombang-partikel. Dengan teori ini, Einstein mengusulkan bahwa dalam efek fotolistrik, setiap foton sangat istimewa terutama elektron tunggalnya dan menyebabkan ia mematahkan hubungannya dengan atom. Namun, setiap elektron hanya akan menyerap energi dan akan dikeluarkan jika frekuensi cahaya energi yang cukup berdasarkan persamaan: E=h.v di mana ν adalah frekuensi cahaya yang terjadi dan h adalah konstanta Planck = h = 6,626 * 10-34Js. Energi yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron dari atom disebut fungsi usaha dan dilambangkan oleh simbol φ. Frekuensi ambang terendah pada partikel cahaya berenergi yang dibutuhkan untuk memenuhi fungsi usaha ini (yaitu mengatasi afinitas elektron untuk atom). Cahaya frekuensi yang lebih tinggi meningkatkan energi kinetik (KE) dari elektron yang dikeluarkan menurut persamaan:
  • 5. KE=hν−Φ.................(2) Tabel berikut merupakan fungsi usaha untuk beberapa elemen: Elemen Fungsi usaha Φ (eV) Energi Ionisasi (kJ/mole) Potasium 2.30 418.8 Sodium 2.75 495.8 Aluminium 4.28 577.5 Tungsten 4.55 770 Tembaga 4.65 745.5 Besi 4.70 762.5 Emas 5.10 890.1 Karena setiap foton dari energi yang cukup mengeksitasi hanya satu elektron, meningkatkan intensitas cahaya (yaitu jumlah foton / sec) hanya meningkatkan jumlah elektron dibebaskan dan tidak dengan energi kinetik. Selain itu, tidak ada waktu yang diperlukan untuk atom yang akan dipanaskan sampai suhu kritis dan pelepasan elektron hampir seketika setelah penyerapan cahaya. Akhirnya, foton harus di atas energi tertentu untuk memenuhi fungsi usaha, frekuensi ambang di bawah yang ada foto elektron yang diamati. Frekuensi ini diukur dalam Hertz (1 / detik) untuk menghormati penemu efek fotolistrik. Jadi, penjelasan Einstein benar-benar menyumbangkan fenomena yang diamati dalam percobaan Lenard dan penyelidikan dalam bidang yang disebut mekanika kuantum. Bidang baru ini berusaha untuk memberikan penjelasan kuantum untuk mekanika klasik dan menciptakan teori yang lebih terpadu antara fisika dan termodinamika. Studi tentang efek fotolistrik juga telah mengarah pada penciptaan teori spektroskopi fotoelektron baru. Notasi Bra-Ket Notasi bra-ket adalah notasi standar untuk menggambarkan keadaan kuantum dalam teori mekanika kuantum yang terdiri dari sudut kurung dan garis vertikal. Hal ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan vektor abstrak dan functionals linear dalam matematika. Disebut demikian karena hasil (atau dot product) dari dua kondisi dilambangkan dengan braket, <Φ | Ψ>, yang terdiri dari bagian kiri, <Φ |, disebut bra, dan bagian kanan, | Ψ> , disebut ket tersebut. Notasi diperkenalkan pada tahun 1939 oleh Paul Dirac, [1] dan juga dikenal sebagai notasi Dirac. Notasi bra-ket tersebar luas dalam mekanika kuantum: hampir setiap fenomena yang dijelaskan menggunakan mekanika kuantum-termasuk sebagian besar fisika modern biasanya dijelaskan dengan bantuan notasi bra-ket. Nilai eigen dan vaktor eigen Secara umum, ket bukan kelipatan konstan |A>. Namun, ada beberapa kets khusus yang dikenal sebagai eigenkets operator ....(1). Ini dilambangkan <A|B>........(2) dan memiliki properti |x’>,|x’’> ,|x”’>,...,(3) Dimana adalah nomor yang disebut nilai eigen. dengan menerapkan ke salah satu eigenkets yang menghasilkan eigenket yang sama dikalikan dengan nilai eigen terkait.
  • 6. Pertimbangkan eigenkets dan nilai eigen dari operator Hermitian Ini dilambangkan....(4) dimana adalah eigenket terkait dengan nilai eigen yang . Tiga hasil tersebut dapat disimpulkan: (i) Nilai eigen semua bilangan real, dan eigenkets sesuai dengan nilai eigen yang berbeda adalah ortogonal. Sejak merupakan Hermitian, persamaan ganda untuk. untuk eigenvalue ) ditafsirkan menjadi (45) Jika kita dibiarkan-berlipat ganda Persamaan. oleh , kanan bertambah banyak persamaan di atas dengan , dan mengambil perbedaan, kita memperoleh (46) Misalkan nilai eigen dan adalah sama. Ini mengikuti dari atas bahwa (47) di mana berdasarkan fakta bahwa bukan ket nol. Hal ini membuktikan bahwa nilai eigen adalah bilangan real. Misalkan nilai eigen dan berbeda. Oleh karena itu (48) yang menunjukkan bahwa eigenkets sesuai dengan nilai eigen yang berbeda adalah ortogonal. (ii) nilai eigen terkait dengan eigenkets adalah sama dengan nilai eigen terkait dengan eigenbras. Sebuah eigenbra dari sesuai dengan nilai eigen didefinisikan
  • 7. (49) Dalam dunia kuantum pastinya kita kenal dengan 3 notasi ini, yaitu Matriks, Bracket, dan Integral. Bukan hanya dalam dunia kuantum saja, dalam dunia matematik pun kita pasti bertemu dan mengenal 3 notasi tersebut. Dalam pembahasan ini hanya menjabarkan bracket saja. POISSON BRACKET RELATIVISTIK jika u dan v berupa fungsi dari set variabel (q1, ..., qn, p1, ..., Pn). Maka ekspresi: Disebut juga Poisson bracket (Poisson 1809; Whittaker 1944, p 299.). Plummer (1960, p. 136) menggunakan notasi alternatif {u, v} Poisson braket adalah anticommutative, (Plummer 1960, p. 136). jika (U1, ..., U2n) menjadi fungsi independen 2n dari variabel (q1, ..., qn, p1, ..., Pn). Kemudian braket Poisson (UR, us) terhubung dengan Lagrange braket [UR, us] oleh dimana adalah delta Kronecker. Tapi ini kondisi penentu terbentuknya poisson yang merupakan timbal balik (Whittaker 1944, p 300;. Plummer 1960, p 137.). Jika A dan B adalah jumlah yang diamati seperti posisi, momentum, momentum sudut, atau energi, maka bisa direpresentasikan sebagai non-Komuter operator kuantum mekanik sesuai dengan mekanika kuantum formulasi Heisenberg. Pada kasus ini, dimana [A, B] adalah komutator dan (A, B) adalah Poisson bracket Jadi, misalnya, untuk satu partikel bergerak dalam satu dimensi dengan posisi q dan momentum p, maka: Dimana adalah -bar. LAGRANNGE BRACKET
  • 8. jika berupa fungsi dua variabel . Maka ekspresi disebut braket Lagrange (Lagrange 1808; Whittaker 1944, p 298.). Lagrange bracket adalah anticommutative, (Plummer 1960, p. 136). Jika adalah setiap fungsi variabel 2n , maka: di mana penjumlahan di bagian kanan diambil alih semua pasangan variabel pada set . Tetapi jika transformasi dari ke adalah suatu hubungan transformasi, kemudian Memberikan Selanjutnya, ini dapat dianggap sebagai persamaan diferensial parsial yang harus dipenuhi oleh , dianggap sebagai fungsi agar transformasi dari satu set variabel yang lain mungkin bisa berhubungan dengan transformasi. jika menjadi fungsi independen 2n dari variabel . Kemudian braket Poisson terhubung dengan Lagrange braket oleh Dimana adalah Kronecker delta. Tapi ini kondisi penentu timbal balik (Whittaker 1944, p 300;. Plummer 1960, p 137.). LIE BRACKET Operasi pergantian