SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
MAKALAH FISIKA MODERN
Tentang
Sifat Partikel dari Gelombang
Disusun Oleh :
Nama : Nadya Okta Fournika
NPM : 17110007
Jurusan : Pendidikan Fisika
DOSEN PEMIMBING
Silvi Trisna, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN (STKIP)
PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2019
A. Kuantisasi dan perilaku zarah kuantum cahaya
1. Kuantisasi besaran fisika
a. Kuantisasi Cahaya
Untuk menjelaskan fenomena fisis yang disebabkan oleh cahaya, dua sudut
pandang cahaya telah menyatu yaitu, cahaya dipandang sebagai : Corpuscel
(partikel) dan Gelombang.
Beberapa sifat cahaya dapat dijelaskan dengan teori tersebut, namun gejala
interferensi hanya dapat dijelaskan dengen teori gelombang. Keberhasilan teori
Elektrodinamik milik Maxwell, yang menginterpretasikan cahaya sebagai
gelombang elektromagnetik memperkuat bahwa cahaya adalah gelombang.
Penemuan efek fotolistrik memunculkan pandangan bahwa cahaya adalah sebagai
partikel.Partikel cahaya dinamakan Foton, keberadaan bersama antara gelombag
dan partikel dinamakan Dualisme Partikel Gelombang.
b. Efek Fotolistrik
Terlemparnya elektron dari permukaan logam yang disinari dengan cahaya disebut
dengan efek fotolistrik.eksperimen yang dilakukan oleh Philipp Lenard menunjukan
bahwa energi elektron yang terlempar dari permukaan logam ditentukan oleh
frekuensi radiasi yang jatuh ke logam
Bila cahaya monokromatik diradiasikan ke permukaan logam maka dihasilkan
elektron bebas dengan energi tertentu. Dengan naikknya intensitas radiasi
menyebabkan naiknya emisi elektron yang dibebaskan dan tidak merubah energi
elektron.
Bila berkas foton dengan energi E = ђ jatuh kepermukaan logam sehingga
menyebabkan elektron pada kulit bagian dalam terionisasi, maka elektron yang
terionisasi akan bergerak menuju anoda dengan kecepatan elektron :
Dimana = fungsi kerja yaitu energi ikat e dengan inti. Besarnya beda potensial yang
menyetop e bergerak
Grafik energi elektron bebas sebagai fungsi dari frekuensi cahaya yang
membebaskan elektron.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa
E α a ( a + b )
Untuk kesebandingan b yang ditemukan dari percobaan merupakan konstanta plank
dibagi dengan 2∏ , b = h/2∏ = ђ maka
E = ђ ( ω - ωa )
E = h ( v – va )
Energi terkecil dari proton disebut dengan energi ambang. Kuantum cahaya yang
dipostulatkan untuk memahami fenomena fotolistrik bergerak dengan kecepatan
cahaya. Maka menurut teori relativitas Einstein, massa diam foton adalah nol .
Dengan demikian diperoleh hubungan untuk energi total pada efek fotolistrik :
E2 = ( ђω )2 = ( m0c2 )2 + p2c2
Dimana, k = ω/c = angka gelombang
P = ђk = ђ ω/c
Arah momentum foton searah dengan arah rambatan gelombang cahaya , maka
P = ђk
c. Efek Compton
Pada Gambar mengilustrasikan mekanisme hamburan foton yang menumbuk
sebuah elektron.
Pada tumbukan antara foton dan elektron yang diilustrasikan pada gambar berlaku
hukum kekekalan energi , yaitu jumlah energi foton yang datang dan energi
elektron dihamburkan dengan energi elektron yang terpental yaitu :
Atau
Dan hukum kekekalan momentum adalah
Karena elektron bergerak secara relativistic maka persamaan energi relativistic pada
elektron dinyatakan sebagai
Faktor h/mo c disebut sebagai panjang gelombang foton yang terhambur atau
panjang gelombang Compton , λe, dari sebuah partikel dengan massa diam mo ,
dalam hal ini adalah elektron. Sementara , energi kinetik dari elektron yang
terhambur adalah :
d. Difraksi Elektron
Pada tahun 1933, De Broglie menggunakan analogi dengan prinsip fermat dalam
optika dan prinsip aksi terkecil dalam mekanika, untuk memunculkan konsep
dualisme partikel gelombang, partikel mempunyai sifat gelombang dalam situasi
tertentu yang dinyatakan sebagai:
λ= h/p
Dimana λ = panjang gelombang , h = ketetapan planck , p = momentum partikel.
Bukti dari kerja de Broglie dapat diamati dalam peristiwa difraksi elektron. Pada
eksperimen tersebut ditemukan bahwa dalam hamburan elektron oleh permukaan
kristal , hanya ada arah tertentu bagi elektron yang terhambur.
Berikut ini adalah penyederhanaan proses hamburan elektron :
Ada beda fase antara gelombang yang dihamburkan dari bidang – bidang kristal
yang berdekatan. Interferensi gelombang yang dihamburkan saling konstruktif .
Apabila beda fasenya bernilai 2∏n , maka:
Eksperimen difraksi partikel telah menggunakan atom He, H , dan neutron lambat.
Difraksi neutron sangat berguna untuk studi struktur kristal, gambaran kasar tentang
difraksi partikel, jarak kristal dalam orde Å (Amstrong).
e. Model Atom Bohr
Tahun 1908 , Geiger dan Marsden melakukan percobaan hamburan partikel x oleh
foil tipis, hal ini berlawanan dengan model atom tompson. Rutherford mengusulkan
model atom bahwa muatan partikel terkonsentrasi pada pusat atom dan ukurannya
sangat kecil..
Model atom rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum pada atom , yaitu :
Selain itu, model atom yang diberikan oleh Rutherford juga mempunyai kelemahan
salah satunya, yaitu tidak dapat stabil dikarenakan memancarkan gelombang
elektromagnetik sehingga dapat jatuh ke inti.
Bohr juga mengusulkan beberapa postulat, yaitu :
Elektron yang mengorbit ke inti berlaku momentum sudut elektron h = x =h /2∏’
dimana h = 1,0545x 10^27 erg sekon, sehingga elektron bergerak pada lintasan
berbentuk lingkaran memiliki momentum sebesar mvr= nħ tetapi elektron tidak
stationer.
Elektron dapat berpindah dari lintasans satu ke lintasan lainnya dan perubahan
energinya dapat menyebabkan timbulnya frekuensi.
Konsekuensi dari postulat ini diterapkan pada atom hydrogen dan sejenisnya yang
nomor atomnya dan menganggap massa intinya sangat besar, sehingga gaya
coloumb dapat diimbangi dengan gaya sentripentalnya
Jika persamaan ( ) disubtitusikan kedalam persamaan ( ) maka
didapatkan
Sehingga energi elekrtonnya
2. Radiasi benda hitam sempurna
Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi elektromagnetik termal yang
terjadi di dalam atau di sekitar benda dalam keadaan kesetimbangan termodinamika
dengan lingkungannya atau saat ada proses pelepasan dari benda hitam. Benda hitam
merupakan benda yang buram dan tidak memantulkan cahaya. Diasumsikan demi
perhitungan dan teori berada pada suhu konstan dan seragam. Radiasi ini memiliki
spektrum dan intensitas spesifik yang bergantung hanya benda temperatur benda.
Radiasi panas yang dilepaskan spontan oleh banyak benda dapat diperkirakan sebagai
radiasi benda hitam. Sebuah daerah terinsulasi sempurna yang berada pada
kesetimbangan termal secara internal berisi radiasi benda-hitam dan akan
melepaskannya melalui lubang yang dibuat pada dinding, lubang dibuat kecil
sehingga tidak berpengaruh pada kesetimbangan.
Benda-hitam pada suhu ruang terlihat hitam, karena semua energi yang ia radiasikan
adalah inframerah dan tak dapat dilihat mata manusia. Karena mata manusia tak dapat
melihat warna pada intensitas cahaya sangat rendah, sebuah benda hitam jika dilihat
dalam gelap terlihat berwarna abu-abu (namun ini hanya karena mata manusia hanya
sensitif terhadap hitam dan putih pada intensitas cahaya sangat rendah- pada
kenyataanya, frekuensi cahaya pada range terlihat tetaplah berwarna merah), meski
spektrum puncaknya berada pada kisaran inframerah. Jika sedikit dipanaskan,
warnanya terlihat merah tua. Jika temperatur dinaikkan terus maka menjadi biru-
putih.
Meski planet dan bintang tidak berada pada kesetimbangan termal dengan sekitarnya
dan juga bukanlah benda hitam sempurna, radiasi benda-hitam digunakan pertama
kali sebagai perkiraan untuk energi yang mereka lepas. Lubang hitam adalah benda
hitam yang mendekati sempurna, karena ia menyerap semua radiasi yang datang
padanya. Telah diajukan bahwa mereka melepas radiasi benda hitam (disebut radiasi
Hawking), dengan suhu tergantung massa lubang hitam.
Istilah benda hitam pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Kirchhoff tahun 1860.
Radiasi benda-hitam disebut juga radiasi sempurna atau radiasi temperatur atau
radiasi termal.
Radiasi benda-hitam memiliki karakteristik yaitu spektrum frekuensi kontinu yang
bergantung hanya pada suhu benda, disebut spektrum Planck atau Hukum Planck.
Spektrum ini berpuncak pada frekuensi karakteristik yang bergeser ke frekuensi tinggi
jika suhu naik, dan pada suhu kamar sebagian besar emisinya berada pada daerah
inframerah pada spektrum elektromagnetik. Pada temperatur melewati 500 derajat
Celsius, benda hitam mulai melepas cahaya dalam jumlah besar sehingga dapat
terlihat. Jika dilihat dalam gelap, sinar yang pertama terlihat seperti abu-abu. Jika
suhu terus dinaikkan, cahaya menjadi merah gelap, kemudian kuning, dan akhirnya
menjadi biru-putih. Ketika benda terlihat putih, ia melepas sebagian energinya sebagai
radiasi ultraviolet. Matahari, dengan suhu efektif sekitar 5800 K, adalah benda hitam
dengan puncak spektrum emisi di tengah (warna kuning-hijau) pada spektrum terlihat,
tetapi kekuatannya di ultraviolet juga besar.
Radiasi benda-hitam memberikan pencerahan kepada keadaan kesetimbangan
termodinamika dari radiasi rongga. Jika setiap mode Fourier dari radiasi
kesetimbangan pada rongga kosong dengan dinding yang memantul sempurna
dianggap sebagai derajat kebebasan dimana energi dapat berpindah, maka menurut
teorema ekuipartisi di fisika klasik, akan ada jumlah energi yang sama di tiap mode.
Karena jumlah mode-nya tak terbatas maka berakibat pada kapasitas panas tak
terbatas (energi tak terbatas pada suhu tidak nol berapapun), begitu juga dengan
spektrum radiasi terlepas yang naik tanpa hubungan dengan naiknya frekuensi,
masalah yang dikenal dengan bencana ultraungu. Namun, pada teori kuantum
bilangan okupasi mode dikuantisasi, memotong spektrum pada frekuensi tinggi sesuai
dengan pengamatan eksperimen dan menyelesaikan masalah. Studi mengenai hukum
benda hitam dan kegagalan fisika klasik untuk menjelaskannya menjadi dasar bagi
mekanika kuantum
Hukum- hukum Mengenai Radiasi Benda Hitam
Para ilmuwan sebagai seseorang yang sangat berperan dalam ilmu penetahuan, tentu
sudah meneliti hal ini lebih dulu, maksudnya tentang radiasi benda hitam. Dengan
pemikiran para ilmuwan serta penelitian tentangnya, melahirkan berbagai hukum
mengenai radiasi benda hitam. Adapun beberapa hukum yang membahas dan
berkaitan dengan hal ini antara lain sebagai berikut:
1. Hukum Planck tentang Radiasi Benda Hitam
Hukum Planck menjelaskan tentang rapat spektrum radiasi elektromagnetik yang
dilepaskan oleh benda hitam dalam kesetimbangan termal dan pada temperatur
tertentu. Hukum ini diusulkan oleh Max Planck pada tahun 1990. Hukum ini memiliki
rumus matematis sebagai berikut:
Keterangan:
I(v,T)
= Daya atau energi per satuan waktu yang diradiasikan per satuan area
permukaan yang melepas pada arah normal per satuan solid angle per satuan
frekuensi oleh benda hitam pada temperatur T. Hal ini juga dikenal dengan
sebutan radiansi spektral.
h = Konstanta Planck
c = Kecepatan cahaya dalam ruang hampa
k = Konstanta Boltzmann
v = Frekuensi radiasi elektromagnetik
T = Temperatur absolut benda
Itulah rumus matematis dari hukum Planch tentang radiasi benda hitam beserta
keterangan- keterangannya. Selain hukum Planch, masih ada hukum lain yang juga
membahas tentang radiasi benda hitam.
1. Hukum Perpindahan Wien
Hukum selanjutnya yang menjelaskan tentang radiasi benda hitam adalah hukum
perpindahan Wien.hukum perpindahan Wien menjelaskan tentang bagaimana
spektrum radiasi benda- benda hitam pada suhu berapapun berkolerasi dengan
spektrum pada suhu yang lainnya. Jadi, apabila kita mengetahui bentuk spektrum
pada suatu suhu, maka bentuk spektrum pada suhu yang lainnya dapat kita hitung
juga. Intensitas dari spektrum dapat dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang
atau[un fungsi frekuensi. Sebuah akibat dari hukum perpindahan Wien adalah panjang
gelombang ketika instensitas per satuan panjang gelombang dari radiasi yang
dihasilkan benda hitam ketika maksimum. Secara fungsi, kita bisa melihatnya sebagai
berikut:
Simbol “b” dikenal dengan konstanta perpindahan Wien yang mana nilainya sama
dengan 2,8977729(17) x 10 pangkat -3 Km.
2. Hukum Stefan- Boltzmann
Hukum yang ketiga yang berkaitan dengan hal ini adalah Hukum Stefan- Boltzmann.
Hukum ini menyatakan bahwa daya yang dilepas per satuan luas dari permukaan
benda hitam berbanding lurus dengan pangkat empat suhu absolutnya
Dalam fungsi tersebut, j* merupakan total daya yang diradiasikan per satuan luas, T
adalah temperatur absolut dan σ = 5, 67 x 10 pangkat -8 W m pangkat -2 K pangkat -
4 merupakan konstanta Boltzmann. Hal ini didapatkan dengan mengintegralkan I(v,T)
terhadap frekuensi dan solid angle:
Faktor Muncul karena kita menganggap radias
I(v,T) independen terhadap sudut dan melewati integral solid angle, kemudian
masukkan rumus I(v,T)dan menghasilkan fungsi sebagai berikut:
Dengan x = hv/kT tanpa satuan. Integral terhadap x memiliki nilai π pangkat 4/ 15 ,
sehingga menghasilkan:
3. Efek fotolistrik
Suatu eksperimen dilakukan pada akhir abad ke-19 untuk mengamati fenomena
radiasi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa cahaya yang menumbuk permukaan
logam tertentu menyebabkan elektron terlepas dari permukaan logam tersebut.
Fenomena ini dikenal sebagai Efek Fotolistrik dan elektron yang terlepas disebut
sebagai fotoelektron. Skema eksperimen yang dilakukan dapat dilihat pada gambar
Eksperimen dilakukan dengan menembakkan berkas cahaya ke sebuah plat logam E
yang terdapat pada selubung gelas (agar kondisi eksperimen terkontrol). Terdapat
sebuah plat logam lain (plat C) yang diposisikan sejajar untuk menangkap elektron
yang keluar dari plat E. Kedua plat tersebut tersambung dengan sebuah sirkuit dimana
terdapat amperemeter untuk membaca aliran elektron dari plat E ke plat C.
Hubungan arus fotolistrik dengan perbedaan potensial (voltase) yang terbaca dari
hasil eksperimen plat E dan plat C untuk dua jenis intensitas cahaya ditunjukkan pada
grafik dibawah. Saat nilai voltase tinggi, besar arus menunjukkan nilai yang maksimal
dan besar arus tersebut tidak dapat bertambah naik. Besarnya arus maksimum dapat
bertambah jika intensitas cahaya ditingkatkan, hal ini terjadi karena semakin tinggi
intensitas cahaya yang ditembakkan maka semakin banyak elektron yang keluar dari
plat logam. Ketika besar beda potensial (voltase) makin mengecil dan bahkan nilainya
sampai minus (-V0), ternyata tidak ada arus yang mengalir yang menandakan tidak
ada fotoelektron yang mengalir dari plat E ke plat C. Potensial V0 disebut sebagai
potensial henti.
Dari hasil eksperimen yang dilakukan, ternyata nilai beda potensial tidak bergantung
pada intensitas cahaya yang diberikan, akan tetapi karena banyaknya muatan
fotoelektron yang keluar dari plat. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya energi
kinetik maksimum dari efek fotolistrik dirumuskan sebagai berikut:
Dimana,
e adalah muatan elektron (C),
Vo adalah potensial henti (volt),
Persamaan ini memungkinkan kita untuk mengukur besarnya nilai energi kinetik
maksimum secara eksperimental dengan menentukan beda potensial saat nilai arus
sama dengan nol.
Dari eksperimen efek fotolistrik yang dilakukan, ternyata teori klasik yang
menyatakan cahaya sebagai gelombang gagal menjelaskan mengenai sifat-sifat
cahaya yang terjadi pada efek fotolistrik. Oleh karena itu, teori kuantum Einstein
dipakai untuk menjelaskan sifat penting cahaya pada fenomena ini.

More Related Content

What's hot

Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)FauzulAreUzura
 
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitamFisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitamjayamartha
 
02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]
02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]
02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]ORCHIDSIGN
 
Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)
Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)
Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)Mira Sandrana
 
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Ismail Musthofa
 
Metode mekanika kuantum
Metode mekanika kuantumMetode mekanika kuantum
Metode mekanika kuantumAkhi_Fajar
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxDwi Karyani
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab51habib
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamMukhsinah PuDasya
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatMukhsinah PuDasya
 

What's hot (20)

Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
 
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitamFisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
 
02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]
02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]
02 teori kuantum_radiasi_[compatibility_mode]
 
tugas1
tugas1tugas1
tugas1
 
Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)
Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)
Radiasi benda hitam dan gejalanya (fisika)
 
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Fisika kuantum
Fisika kuantum Fisika kuantum
Fisika kuantum
 
Metode mekanika kuantum
Metode mekanika kuantumMetode mekanika kuantum
Metode mekanika kuantum
 
Mekanika kuantum
Mekanika kuantumMekanika kuantum
Mekanika kuantum
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
 
fisika modern
fisika modernfisika modern
fisika modern
 
Dualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang PartikelDualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang Partikel
 
Teori foton
Teori fotonTeori foton
Teori foton
 
Makalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantumMakalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantum
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
radiasi benda hitam
 radiasi benda hitam radiasi benda hitam
radiasi benda hitam
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
 

Similar to Makalah Fisika Modern]Sifat Partikel Gelombang Cahaya

Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5radar radius
 
Fisika Kuantum part 3
Fisika Kuantum part 3Fisika Kuantum part 3
Fisika Kuantum part 3radar radius
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxAgiesSahirwan
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertzFakhrun Nisa
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelauliarika
 
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6MarWin3
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelSiti Hartati
 
Resume fisika seri 4 (materi sks)
Resume fisika seri 4 (materi sks)Resume fisika seri 4 (materi sks)
Resume fisika seri 4 (materi sks)Syifa Dhila
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Saifurrahman Santoso
 

Similar to Makalah Fisika Modern]Sifat Partikel Gelombang Cahaya (20)

Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5
 
Fisika Kuantum part 3
Fisika Kuantum part 3Fisika Kuantum part 3
Fisika Kuantum part 3
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Konsep dan fenomena_kuantum
Konsep dan fenomena_kuantumKonsep dan fenomena_kuantum
Konsep dan fenomena_kuantum
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
Elektron
ElektronElektron
Elektron
 
Benda hitam astronomi
Benda hitam astronomiBenda hitam astronomi
Benda hitam astronomi
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Astro
AstroAstro
Astro
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
Konsep dan fenomena kuantum alfiansyah yulianto xii ipa 6
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Resume fisika seri 4 (materi sks)
Resume fisika seri 4 (materi sks)Resume fisika seri 4 (materi sks)
Resume fisika seri 4 (materi sks)
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Makalah Fisika Modern]Sifat Partikel Gelombang Cahaya

  • 1. MAKALAH FISIKA MODERN Tentang Sifat Partikel dari Gelombang Disusun Oleh : Nama : Nadya Okta Fournika NPM : 17110007 Jurusan : Pendidikan Fisika DOSEN PEMIMBING Silvi Trisna, M.Pd
  • 2. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2019 A. Kuantisasi dan perilaku zarah kuantum cahaya 1. Kuantisasi besaran fisika a. Kuantisasi Cahaya Untuk menjelaskan fenomena fisis yang disebabkan oleh cahaya, dua sudut pandang cahaya telah menyatu yaitu, cahaya dipandang sebagai : Corpuscel (partikel) dan Gelombang. Beberapa sifat cahaya dapat dijelaskan dengan teori tersebut, namun gejala interferensi hanya dapat dijelaskan dengen teori gelombang. Keberhasilan teori Elektrodinamik milik Maxwell, yang menginterpretasikan cahaya sebagai gelombang elektromagnetik memperkuat bahwa cahaya adalah gelombang. Penemuan efek fotolistrik memunculkan pandangan bahwa cahaya adalah sebagai partikel.Partikel cahaya dinamakan Foton, keberadaan bersama antara gelombag dan partikel dinamakan Dualisme Partikel Gelombang. b. Efek Fotolistrik Terlemparnya elektron dari permukaan logam yang disinari dengan cahaya disebut dengan efek fotolistrik.eksperimen yang dilakukan oleh Philipp Lenard menunjukan bahwa energi elektron yang terlempar dari permukaan logam ditentukan oleh frekuensi radiasi yang jatuh ke logam Bila cahaya monokromatik diradiasikan ke permukaan logam maka dihasilkan elektron bebas dengan energi tertentu. Dengan naikknya intensitas radiasi menyebabkan naiknya emisi elektron yang dibebaskan dan tidak merubah energi elektron.
  • 3. Bila berkas foton dengan energi E = ђ jatuh kepermukaan logam sehingga menyebabkan elektron pada kulit bagian dalam terionisasi, maka elektron yang terionisasi akan bergerak menuju anoda dengan kecepatan elektron : Dimana = fungsi kerja yaitu energi ikat e dengan inti. Besarnya beda potensial yang menyetop e bergerak Grafik energi elektron bebas sebagai fungsi dari frekuensi cahaya yang membebaskan elektron. Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa E α a ( a + b ) Untuk kesebandingan b yang ditemukan dari percobaan merupakan konstanta plank dibagi dengan 2∏ , b = h/2∏ = ђ maka E = ђ ( ω - ωa ) E = h ( v – va ) Energi terkecil dari proton disebut dengan energi ambang. Kuantum cahaya yang dipostulatkan untuk memahami fenomena fotolistrik bergerak dengan kecepatan cahaya. Maka menurut teori relativitas Einstein, massa diam foton adalah nol . Dengan demikian diperoleh hubungan untuk energi total pada efek fotolistrik : E2 = ( ђω )2 = ( m0c2 )2 + p2c2 Dimana, k = ω/c = angka gelombang P = ђk = ђ ω/c Arah momentum foton searah dengan arah rambatan gelombang cahaya , maka P = ђk c. Efek Compton
  • 4. Pada Gambar mengilustrasikan mekanisme hamburan foton yang menumbuk sebuah elektron. Pada tumbukan antara foton dan elektron yang diilustrasikan pada gambar berlaku hukum kekekalan energi , yaitu jumlah energi foton yang datang dan energi elektron dihamburkan dengan energi elektron yang terpental yaitu : Atau Dan hukum kekekalan momentum adalah Karena elektron bergerak secara relativistic maka persamaan energi relativistic pada elektron dinyatakan sebagai Faktor h/mo c disebut sebagai panjang gelombang foton yang terhambur atau panjang gelombang Compton , λe, dari sebuah partikel dengan massa diam mo , dalam hal ini adalah elektron. Sementara , energi kinetik dari elektron yang terhambur adalah : d. Difraksi Elektron Pada tahun 1933, De Broglie menggunakan analogi dengan prinsip fermat dalam optika dan prinsip aksi terkecil dalam mekanika, untuk memunculkan konsep dualisme partikel gelombang, partikel mempunyai sifat gelombang dalam situasi tertentu yang dinyatakan sebagai: λ= h/p
  • 5. Dimana λ = panjang gelombang , h = ketetapan planck , p = momentum partikel. Bukti dari kerja de Broglie dapat diamati dalam peristiwa difraksi elektron. Pada eksperimen tersebut ditemukan bahwa dalam hamburan elektron oleh permukaan kristal , hanya ada arah tertentu bagi elektron yang terhambur. Berikut ini adalah penyederhanaan proses hamburan elektron : Ada beda fase antara gelombang yang dihamburkan dari bidang – bidang kristal yang berdekatan. Interferensi gelombang yang dihamburkan saling konstruktif . Apabila beda fasenya bernilai 2∏n , maka: Eksperimen difraksi partikel telah menggunakan atom He, H , dan neutron lambat. Difraksi neutron sangat berguna untuk studi struktur kristal, gambaran kasar tentang difraksi partikel, jarak kristal dalam orde Å (Amstrong). e. Model Atom Bohr Tahun 1908 , Geiger dan Marsden melakukan percobaan hamburan partikel x oleh foil tipis, hal ini berlawanan dengan model atom tompson. Rutherford mengusulkan model atom bahwa muatan partikel terkonsentrasi pada pusat atom dan ukurannya sangat kecil.. Model atom rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum pada atom , yaitu : Selain itu, model atom yang diberikan oleh Rutherford juga mempunyai kelemahan salah satunya, yaitu tidak dapat stabil dikarenakan memancarkan gelombang elektromagnetik sehingga dapat jatuh ke inti. Bohr juga mengusulkan beberapa postulat, yaitu : Elektron yang mengorbit ke inti berlaku momentum sudut elektron h = x =h /2∏’ dimana h = 1,0545x 10^27 erg sekon, sehingga elektron bergerak pada lintasan berbentuk lingkaran memiliki momentum sebesar mvr= nħ tetapi elektron tidak stationer.
  • 6. Elektron dapat berpindah dari lintasans satu ke lintasan lainnya dan perubahan energinya dapat menyebabkan timbulnya frekuensi. Konsekuensi dari postulat ini diterapkan pada atom hydrogen dan sejenisnya yang nomor atomnya dan menganggap massa intinya sangat besar, sehingga gaya coloumb dapat diimbangi dengan gaya sentripentalnya Jika persamaan ( ) disubtitusikan kedalam persamaan ( ) maka didapatkan Sehingga energi elekrtonnya 2. Radiasi benda hitam sempurna Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi elektromagnetik termal yang terjadi di dalam atau di sekitar benda dalam keadaan kesetimbangan termodinamika dengan lingkungannya atau saat ada proses pelepasan dari benda hitam. Benda hitam merupakan benda yang buram dan tidak memantulkan cahaya. Diasumsikan demi perhitungan dan teori berada pada suhu konstan dan seragam. Radiasi ini memiliki spektrum dan intensitas spesifik yang bergantung hanya benda temperatur benda. Radiasi panas yang dilepaskan spontan oleh banyak benda dapat diperkirakan sebagai radiasi benda hitam. Sebuah daerah terinsulasi sempurna yang berada pada kesetimbangan termal secara internal berisi radiasi benda-hitam dan akan melepaskannya melalui lubang yang dibuat pada dinding, lubang dibuat kecil sehingga tidak berpengaruh pada kesetimbangan. Benda-hitam pada suhu ruang terlihat hitam, karena semua energi yang ia radiasikan adalah inframerah dan tak dapat dilihat mata manusia. Karena mata manusia tak dapat melihat warna pada intensitas cahaya sangat rendah, sebuah benda hitam jika dilihat dalam gelap terlihat berwarna abu-abu (namun ini hanya karena mata manusia hanya sensitif terhadap hitam dan putih pada intensitas cahaya sangat rendah- pada kenyataanya, frekuensi cahaya pada range terlihat tetaplah berwarna merah), meski spektrum puncaknya berada pada kisaran inframerah. Jika sedikit dipanaskan, warnanya terlihat merah tua. Jika temperatur dinaikkan terus maka menjadi biru- putih. Meski planet dan bintang tidak berada pada kesetimbangan termal dengan sekitarnya dan juga bukanlah benda hitam sempurna, radiasi benda-hitam digunakan pertama kali sebagai perkiraan untuk energi yang mereka lepas. Lubang hitam adalah benda
  • 7. hitam yang mendekati sempurna, karena ia menyerap semua radiasi yang datang padanya. Telah diajukan bahwa mereka melepas radiasi benda hitam (disebut radiasi Hawking), dengan suhu tergantung massa lubang hitam. Istilah benda hitam pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Kirchhoff tahun 1860. Radiasi benda-hitam disebut juga radiasi sempurna atau radiasi temperatur atau radiasi termal. Radiasi benda-hitam memiliki karakteristik yaitu spektrum frekuensi kontinu yang bergantung hanya pada suhu benda, disebut spektrum Planck atau Hukum Planck. Spektrum ini berpuncak pada frekuensi karakteristik yang bergeser ke frekuensi tinggi jika suhu naik, dan pada suhu kamar sebagian besar emisinya berada pada daerah inframerah pada spektrum elektromagnetik. Pada temperatur melewati 500 derajat Celsius, benda hitam mulai melepas cahaya dalam jumlah besar sehingga dapat terlihat. Jika dilihat dalam gelap, sinar yang pertama terlihat seperti abu-abu. Jika suhu terus dinaikkan, cahaya menjadi merah gelap, kemudian kuning, dan akhirnya menjadi biru-putih. Ketika benda terlihat putih, ia melepas sebagian energinya sebagai radiasi ultraviolet. Matahari, dengan suhu efektif sekitar 5800 K, adalah benda hitam dengan puncak spektrum emisi di tengah (warna kuning-hijau) pada spektrum terlihat, tetapi kekuatannya di ultraviolet juga besar. Radiasi benda-hitam memberikan pencerahan kepada keadaan kesetimbangan termodinamika dari radiasi rongga. Jika setiap mode Fourier dari radiasi kesetimbangan pada rongga kosong dengan dinding yang memantul sempurna dianggap sebagai derajat kebebasan dimana energi dapat berpindah, maka menurut teorema ekuipartisi di fisika klasik, akan ada jumlah energi yang sama di tiap mode. Karena jumlah mode-nya tak terbatas maka berakibat pada kapasitas panas tak terbatas (energi tak terbatas pada suhu tidak nol berapapun), begitu juga dengan spektrum radiasi terlepas yang naik tanpa hubungan dengan naiknya frekuensi, masalah yang dikenal dengan bencana ultraungu. Namun, pada teori kuantum bilangan okupasi mode dikuantisasi, memotong spektrum pada frekuensi tinggi sesuai dengan pengamatan eksperimen dan menyelesaikan masalah. Studi mengenai hukum benda hitam dan kegagalan fisika klasik untuk menjelaskannya menjadi dasar bagi mekanika kuantum Hukum- hukum Mengenai Radiasi Benda Hitam Para ilmuwan sebagai seseorang yang sangat berperan dalam ilmu penetahuan, tentu sudah meneliti hal ini lebih dulu, maksudnya tentang radiasi benda hitam. Dengan pemikiran para ilmuwan serta penelitian tentangnya, melahirkan berbagai hukum mengenai radiasi benda hitam. Adapun beberapa hukum yang membahas dan berkaitan dengan hal ini antara lain sebagai berikut: 1. Hukum Planck tentang Radiasi Benda Hitam Hukum Planck menjelaskan tentang rapat spektrum radiasi elektromagnetik yang dilepaskan oleh benda hitam dalam kesetimbangan termal dan pada temperatur
  • 8. tertentu. Hukum ini diusulkan oleh Max Planck pada tahun 1990. Hukum ini memiliki rumus matematis sebagai berikut: Keterangan: I(v,T) = Daya atau energi per satuan waktu yang diradiasikan per satuan area permukaan yang melepas pada arah normal per satuan solid angle per satuan frekuensi oleh benda hitam pada temperatur T. Hal ini juga dikenal dengan sebutan radiansi spektral. h = Konstanta Planck c = Kecepatan cahaya dalam ruang hampa k = Konstanta Boltzmann v = Frekuensi radiasi elektromagnetik T = Temperatur absolut benda Itulah rumus matematis dari hukum Planch tentang radiasi benda hitam beserta keterangan- keterangannya. Selain hukum Planch, masih ada hukum lain yang juga membahas tentang radiasi benda hitam. 1. Hukum Perpindahan Wien Hukum selanjutnya yang menjelaskan tentang radiasi benda hitam adalah hukum perpindahan Wien.hukum perpindahan Wien menjelaskan tentang bagaimana spektrum radiasi benda- benda hitam pada suhu berapapun berkolerasi dengan spektrum pada suhu yang lainnya. Jadi, apabila kita mengetahui bentuk spektrum pada suatu suhu, maka bentuk spektrum pada suhu yang lainnya dapat kita hitung juga. Intensitas dari spektrum dapat dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang atau[un fungsi frekuensi. Sebuah akibat dari hukum perpindahan Wien adalah panjang gelombang ketika instensitas per satuan panjang gelombang dari radiasi yang dihasilkan benda hitam ketika maksimum. Secara fungsi, kita bisa melihatnya sebagai berikut: Simbol “b” dikenal dengan konstanta perpindahan Wien yang mana nilainya sama dengan 2,8977729(17) x 10 pangkat -3 Km.
  • 9. 2. Hukum Stefan- Boltzmann Hukum yang ketiga yang berkaitan dengan hal ini adalah Hukum Stefan- Boltzmann. Hukum ini menyatakan bahwa daya yang dilepas per satuan luas dari permukaan benda hitam berbanding lurus dengan pangkat empat suhu absolutnya Dalam fungsi tersebut, j* merupakan total daya yang diradiasikan per satuan luas, T adalah temperatur absolut dan σ = 5, 67 x 10 pangkat -8 W m pangkat -2 K pangkat - 4 merupakan konstanta Boltzmann. Hal ini didapatkan dengan mengintegralkan I(v,T) terhadap frekuensi dan solid angle: Faktor Muncul karena kita menganggap radias I(v,T) independen terhadap sudut dan melewati integral solid angle, kemudian masukkan rumus I(v,T)dan menghasilkan fungsi sebagai berikut: Dengan x = hv/kT tanpa satuan. Integral terhadap x memiliki nilai π pangkat 4/ 15 , sehingga menghasilkan: 3. Efek fotolistrik Suatu eksperimen dilakukan pada akhir abad ke-19 untuk mengamati fenomena radiasi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa cahaya yang menumbuk permukaan logam tertentu menyebabkan elektron terlepas dari permukaan logam tersebut. Fenomena ini dikenal sebagai Efek Fotolistrik dan elektron yang terlepas disebut
  • 10. sebagai fotoelektron. Skema eksperimen yang dilakukan dapat dilihat pada gambar Eksperimen dilakukan dengan menembakkan berkas cahaya ke sebuah plat logam E yang terdapat pada selubung gelas (agar kondisi eksperimen terkontrol). Terdapat sebuah plat logam lain (plat C) yang diposisikan sejajar untuk menangkap elektron yang keluar dari plat E. Kedua plat tersebut tersambung dengan sebuah sirkuit dimana terdapat amperemeter untuk membaca aliran elektron dari plat E ke plat C. Hubungan arus fotolistrik dengan perbedaan potensial (voltase) yang terbaca dari hasil eksperimen plat E dan plat C untuk dua jenis intensitas cahaya ditunjukkan pada grafik dibawah. Saat nilai voltase tinggi, besar arus menunjukkan nilai yang maksimal dan besar arus tersebut tidak dapat bertambah naik. Besarnya arus maksimum dapat bertambah jika intensitas cahaya ditingkatkan, hal ini terjadi karena semakin tinggi intensitas cahaya yang ditembakkan maka semakin banyak elektron yang keluar dari plat logam. Ketika besar beda potensial (voltase) makin mengecil dan bahkan nilainya sampai minus (-V0), ternyata tidak ada arus yang mengalir yang menandakan tidak ada fotoelektron yang mengalir dari plat E ke plat C. Potensial V0 disebut sebagai potensial henti. Dari hasil eksperimen yang dilakukan, ternyata nilai beda potensial tidak bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan, akan tetapi karena banyaknya muatan fotoelektron yang keluar dari plat. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya energi kinetik maksimum dari efek fotolistrik dirumuskan sebagai berikut:
  • 11. Dimana, e adalah muatan elektron (C), Vo adalah potensial henti (volt), Persamaan ini memungkinkan kita untuk mengukur besarnya nilai energi kinetik maksimum secara eksperimental dengan menentukan beda potensial saat nilai arus sama dengan nol. Dari eksperimen efek fotolistrik yang dilakukan, ternyata teori klasik yang menyatakan cahaya sebagai gelombang gagal menjelaskan mengenai sifat-sifat cahaya yang terjadi pada efek fotolistrik. Oleh karena itu, teori kuantum Einstein dipakai untuk menjelaskan sifat penting cahaya pada fenomena ini.