Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri dari air toilet (WC) dengan melakukan isolasi, pewarnaan, uji katalase, dan uji motilitas.
2. Hasilnya mengidentifikasi dua jenis bakteri yaitu Salmonella sp. dari sampel WC1 dan Shigella sp. dari sampel WC2, keduanya bakteri gram negatif.
3
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Water Closet (WC)
1. 1
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI WATER CLOSET (WC)
Biologi 2017 D
Jurusan Biologi-Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang, Ketintang, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60231
ABSTRAK
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang renik yang tidak dapat
diamati dengan mata telanjang. Pengamatan terhadap mikroorganisme dapat
dilakukian dengan membuat biakan murni lalu diamati. Biakan murni diambil dari
sampel air WC yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara isolasi dan
karakterisasi bakteri. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental
dengan mengisolasi bakteri dengan metode Pour Platre Method dan
mengkatarakterisasi bakteri murni dengan pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif, pewarnaan gram, uji katalase, dan uji motilitas. Pada karakterisasi diambil
2 macam bakteri yaitu bakteri WC1 dan WC2 yang keduanya merupakan bakteri
gram negatif. Bakteri WC1 merupakan bakteri Salmonella, sedangkan bakteri
WC2 ditemukan bakteri Shigella.
Kata Kunci: Air WC, Bakteri, Isolasi, Karakterisasi
ABSTRACT
Microorganisms are microscopic living things that cannot be observed
with the naked eye. Observations of microorganisms can be carried out by making
pure cultures and then observed. Pure culture is taken from toilet water samples
which aim to know and understand the ways of isolating and characterizing
bacteria. The method used is the experimental method by isolating bacteria by the
method of Pour Platre Method and characterizing pure bacteria with simple
coloring, negative coloring, gram staining, catalase test, and motility test. In the
characterization, 2 types of bacteria were taken, namely WC1 and WC2 bacteria,
both of which are gram-negative bacteria. WC1 bacteria are Salmonella bacteria,
while WC2 bacteria are found by Shigella bacteria.
Keywords: WC Water, Bacteria, Isolation, Characterization
PENDAHULUAN
Air Water Closet (WC)
adalah limbah cair yang di dalamnya
terkandung mikroba. Mikroba
memiliki sifat-sifat pertumbuhan,
morfologi, dan sifat fisiologi yang
dapat dipelajari dengan isolasi
terlebih dahulu. Isolasi merupakan
metode untuk memisahkan mikroba
dari populasi campuran sehingga
memudahkan dalam proses
pengidentifikasian (Dwidjoseputro,
1998). Karakterisasi adalah kegiatan
untuk mengobservasi bakteri maupun
isolat. Dalam kegiatan karakterisasi
dapat dilakukan berdasarkan atas
sitologi (bentuk sel, gerak atau
motilitas, sifat gram), sifat morfologi
dan sifat fisiologi. Sifat morfologi
mencakup sifat koloni, seperti
ukuran, bentuk warna, tepian,
elevasi, pigmen, karakeristik optik
dan permukaan.
2. 2
Prinsip pewarnaan gram
adalah kemampuan dinding sel
terhadap zat warna dasar (kristal
violet) setelah pencucian alkohol
96%. Bakteri gram positif terlihat
berwarna ungu karena dinding selnya
mengikat kristal violet lebih kuat,
sedangkan sel gram negatif
mengandung lebih banyak lipid
sehingga pori-pori mudah membesar
dan kristal violet mudah larut saat
pencucian alkohol (Pelczar & Chan
2008). Uji motilitas berperan dalam
mengetahui pergerakan bakteri.
Bakteri yang dinyatakan positif motil
atau bergerak akan ditunjukan
dengan adanya kekeruhan pada
media uji yang menunjukan
pertumbuhan koloni (Aksoy et al,
2008). Uji katalase digunakan untuk
mengetahui aktivitas katalase pada
sampel bakteri. Enzim katalase
berperan dalam memecah H2O2
(Hidrogen Peroksida) menjadi H2O
dan O2. Hasil uji katalase positif
ditandai dengan adanya gelembung-
gelembung oksigen.
Tujuan dilakukannya
penelitian ini pada karakterisasi
mikrobia, pewarnaan, uji katalase
dan uji motilitas untuk
mengkarakterisasi suatu biakan
murni bakteri hasil isolasi dilakukan
dengan menentukan morfologi
koloni, memahami prosedur
pewarnaan, mengamati bentuk sel
bakteri, mengetahui dasar kimiawi
pewarnaan gram, membedakan
bakteri gram positif dan gram
negatif, memahami prosedur uji
katalase, membedakan bakteri
katalase positif dan katalase negatif,
memahami prosedur uji motilitas dan
mengamati motilitas mikroba.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental yang
dilaksanakan pada 10 September
2018. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Surabaya.
Alat yang dibutuhkan untuk
melihat karakteristik koloni bakteri
hanyalah dengan mata telanjang dan
penggaris, lalu diamati morfologinya
dan diukur diameternya. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu bakteri
air Water Closet (WC) pada cawan
petri. Kemudian karakterisasi
bakteri, meliputi pewarnaan bakteri
(pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif, pewarnaan gram), uji
katalase dan uji motilitas. Alat yang
digunakan dalam karakterisasi
bakteri yaitu lampu spiritus, jarum
inokulasi (ose), staining tray
(nampan untuk pewarnaan,
mikroskop, kertas lensa, kertas
bibulous, botol semprot, kaca benda,
botol semprot, botol untuk zat warna,
kertas hisap, pipet tetes, kaca benda
(cekung), kaca penutup. Bahan yang
digunakan yaitu biakan Escherichia
coli, methylene blue, crystal violet,
carbol fuchsin, larutan 10 g nigrosin
dalam 100 ml aquades, alcohol,
minyak imersi, gram`s- iodine, ethyl
alcohol 95%, safranin, H2O2 3% .
Pewarnaan sederhana
dilakukan dengan cara aseptis, kaca
benda ditetesi setetes aquades steril,
lalu ambil satu ose biakan bakteri
3. 3
dan suspensikan, kemudian kering
anginkan lalu lakukan fiksasi, setelah
dingin preparat ditetesi 1-2 tetes
methylene blue, biarkan 1-2 menit,
cuci dengan air mengalir, kering
anginkan, lalu amati dengan
mikroskop. Pewarnaan negatif
dilakukan secara aseptik, ambil 2
kaca benda, biakan bakteri diambil
diletakkan di atas kaca benda dekat
ujung kanan kaca benda, ditetesi 1
tetes tinta bak diatas bikan bakteri,
disuspensikan, letakkan kaca benda
dengan sudut 45º, dorong
menggunakan kaca benda yang
kedua menuju ke ujung kiri kaca
benda setipis mungkin, preparat
dikeringkan lalu amati dengan
mikroskop. Pewarnaan gram
dilakukan secara aseptik, kaca benda
ditetesi 1 tetes aquades, suspensikan
dengan biakan bakteri menggunakan
ose,campur dan ratakan, lakukan
fiksasi, tetesi preparat dengan crystal
violet, dibiarkan 1 menit, cuci
dengan air mengalir,tetesi preparat
dengan gram`s iodine mordant,
dibiarkan 1 menit, cuci dengan air
mengalir, dekolorisasi dengan ethyl
alcohol 95%, tambahkan reagen
setetes demi setetes sampai crystal
violet tercuci dari preparat, cuci
dengan air mengalir, tetesi safranin,
biarkan 1 menit, cuci dengan air
mengalir, kering anginkan lalu amati
dengan mikroskop. Uji katalase
dilakukan secara aseptik, biakan
diambil, diletakkan di tengah kaca
benda, ditetesi H2O2 3%, amati
dengan mikroskop, diperhatikan
terbentuknya gelembung O2. Uji
motilitas dilakukan secara aseptik,
air diteteskan pada gelas penutup,
ditambahkan bakteri, gelas penutup
diletakkan diatas gelas benda
cekung, tepi cekungan diolesi
parafin, amati dengan mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi dan Pewarnaan
Berdasarkan pengamatan
karakterisasi koloni bakteri pada
sampel air WC1 dan air WC2 yang
telah dilakukan, didapatkan hasil
pengamatan morfologi yang
disajikan pada tabel 1, tabel 2, dan
tabel 3.
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel Gambar
Kode
Koloni
Karakteristik
Optik
Krakteristik
Permukaan
Pigmentasi
10-1
WC1 Translucent
Halus
mengkilap
Merah
muda
10-2
10-3
10-1
WC2 Transparent
Halus
mengkilap
Merah
muda
10-2
10-3
4. 4
Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel Gambar
Kode
Koloni
Ukuran
(diameter)
Bentuk Elevasi
10-1
WC1 0,7 cm Circuler Convex10-2
10-3
10-1
WC2 0,65 cm Irreguler Umbonate10-2
10-3
Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel Gambar
Kode
Koloni
Bentuk
Tepian
10-1
WC1 Entire10-2
10-3
10-1
WC2 Entire10-2
10-3
Bakteri WC1 memiliki
karakteristik morfologi koloni yakni
karakteristik optik translucent,
karakteristik permukaan halus
mengkilap, pigmentasi merah muda,
ukuran 0,7 cm, bentuk circuler,
elevasi convex, dan bentuk tepian
entire. Bakteri WC2 memiliki
karakteristik morfologi koloni yakni
karakteristik optik transparent,
karakteristik permukaan halus
mengkilap, pigmentasi merah muda,
ukuran 0,65 cm, bentuk irrenguler,
elevasi umbonate, dan bentuk tepian
entire.
Tabel 4. Hasil karakterisasi sel bakteri sampel air WC
Kode
Bakteri
Pewarnaan Sederhana Pewarnaan Negatif Pewarnaan Gram
WC1
5. 5
Kode
Bakteri
Pewarnaan Sederhana Pewarnaan Negatif Pewarnaan Gram
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Biru
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Transparan
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Merah
Gram (+)/(-): Gram negatif
WC2
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Biru
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Transparan
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Merah
Gram (+)/(-): Gram negatif
Karakterisasi
mikroorganisme yakni bakteri
dilakukan dengan cara pewarnaan
sederhana, pewarnaan negatif, dan
pewarnaan gram tujuan agar dapat
mengamati bentuk sel mikrobia atau
menentukan morfologi sel mikrobia
pada biakan murni bakteri hasil
isolasi. Agar dapat mengamati
bentuk sel dan mengarakterisasi
suatu mikrobia maka terdapat
beberapa tahap uji pewarnaan, yakni
pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif dan pewarnaan gram.
Pada pewarnaan sederhana
menggunakan zat warna (methylene
blue) berfungsi untuk memberikan
warna pada bakteri agar mudah
diamati dengan mikroskop,
pewarnaan negatif menggunakan
tinta bak (tinta cina), tinta cina atau
nigrosin merupakan jenis pewarna
asam dan bermuatan negatif. Tinta
cina tidak akan bisa berikatan dengan
dinding sel dari bakteri karena sama-
sama bermuatan negatif, sehingga
tinta cina hanya akan mewarnai
permukaan preparat atau dengan kata
lain membuat gelap latar belakang
dari bakteri. Prinsip dari pengecatan
negatif adalah membuat kontras latar
belakang objek sehingga objek yang
transparan dan tidak terwarnai
menjadi lebih jelas terlihat (Benson,
2001; Harley & Prescott, 2002;
Tortora dkk., 2010). Sedangkan pada
pewarnaan gram menggunakan
beberapa zat warna seperti (crystal
violet, iodine dan safranin)
pemberian crystal sel akan
membentuk kompleks CV-1yang
akan berikatan dengan Mg-RNA
komponen dinding sel, membentuk
komplek Mg-RNA-CV-1yang tidak
larut dalam alkohol. Pemberian
iodine untuk memperkuat ikatan
primer, hasil ikatan komplek crystal
violet-iodine (CV-1) akan mewarnai
6. 6
sel secara intensif. Pemberian
alkohol sebagai pelarut lemak dan
agen dehidrasi protein. Pemberian
safranin pada sel gram negatif
setelah didekolorisasi pewarna
safranin akan deserap sehingga sel
berwarna merah sedangkan pada sel
gram positif pewarna safranin tidak
diserap sehingga sel akan berwarna
biru keunguan (Asri,dkk. 2016).
Pada sampel kode bakteri
WC1 dengan pewarnaan sederhana
sederhana ditemukan bakteri
Salmonella, monobacillus ditandai
dengan sel berwarna biru, pada
pewarnaan negatif ditemukan bakteri
Salmonella, monobacillus dengan sel
berwarna transaparan. Sedangkan,
pada pewarnaan gram ditemukan
bakteri Salmonella, monobacillus
ditandai dengan sel bewarna merah
yang mana merupakan bakteri gram
negatif.
Pada sampel kode bakteri
WC2 dengan pewarnaan sederhana
ditemukan bakteri Shigella,
monobacillus ditandai dengan sel
berwarna biru, pada pewarnaan
negatif ditemukan bakteri Shigella,
monobacillus dengan sel berwarna
transparan. Sedangkan, pada
pewarnaan gram ditemukan
berwarna merah yang merupakan
bakteri gram negatif.
Uji Katalase dan Uji Motilitas
Uji katalase dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya enzim
katalase pada bakteri dengan
menambahkan larutan hidrogen
peroksida (H2O2) ke dalam bakteri
piaraan. Apabila baktei
menghasilkan oksigen (O2) saat
ditetesi hidrogen peroksida (H2O2),
maka bakteri tersebut merupakan
bakteri katalase (+). Uji motilitas
dilakukan untuk mengetahui bakteri
tersebut termasuk bakteri motil atau
non motil. Hasil uji katalasae dan
motolitas bakteri dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Hasil uji katalase dan motilitas bakteri
No. Bakteri Uji Katalase Uji Motilitas
1. WC1 Positif (+) Non Motil
2. WC2 Positif (+) Motil
Pada uji katalase dengan
sampel kode bakteri WC1 dan WC2
diperoleh bakteri bersifat positif
ditandai dengan terbentuknya
gelembung gas O2 (oksigen) setelah
ditetesi H2O2 yang mana bakteri
tersebut mampu menghasilkan enzim
katalase (katalase +). Karena
terbentuk gelembung gas O2 maka
terjadi pemecahana H2O2 oleh enzim
katalase yang dihasilkan oleh bakteri
itu sendiri yang mana oleh enzim
7. 7
katalase, H2O2 diurai dengan reaksi
sebagai berikut :
2H2O enzim katalase 2H2O O2
Pada uji motilitas dengan
metode “preparat basah tetes
gantung” dengan tujuan guna
mengetahui ada atau tidaknya
pergerakan mikroba. Pada sampel
kode bakteri WC1 dan WC2
didapatkan hasil bakteri bersifat non-
motil ditandai karena tidak adanya
pergerakan mikroba.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan
karakterisasi bakteri pada sampel air
WC. Bakteri WC1 dan WC2
memiliki karakteristik yang sama
yakni bentuk sel bacillus, susunan sel
monobacillus, gram negatif, katalase
positif, dan motil. Bakteri WC1
merupakan bakteri Salmonella,
sedangkan bakteri WC2 ditemukan
bakteri Shigella.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,1989, Bakteriologi Klinik,
Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan Depertamen
Kesehatan RI, Jakarta.
Asri, Mahanani Tri, dkk. 2016.
Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi Dasar.
Surabaya: Unesa Press
Benson. 2001. Microbial Application
Lab Manual, 8th ed.
California: The McGraw-Hill
Companies.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar- Dasar
Mikrobiologi. Jakarta:
Djambatan.
Etjang, dr. indan, 2003, Mikrobiologi
dan Parasitologi untuk Akper,
Citra Adityabakti, Bandung.
F. Brooks, Ge, Jenet. S. Butet, L.
Nicholas Ornstun, 1996,
Mikrobiologi Kedokteran,
EGC, Jakarta
Aksoy, H. M. and S. K. Ozman-
Sullivan. 2008. Isolation of
Bacillus megaterium from
Aphis pomi (Homoptera:
Aphididae) and assessment of
its pathogenicity. Journal
of Plant Pathology 90;
4490452.
Michael J. Pelczar, Jr, E.C.S. Chan,
1988, Dasar-dasar
Mikrobiologi, Universitas
Indonesia (VI-press), Jakarta.
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S.
2008. Dasar- Dasar
Mikrobiologi Jilid I. Jakarta:
UI Press.
Prescott, L.M. 2002. Prescott-
Harley-Klein: Microbiology
5th Edition. USA: The
McGrawth-Hill Companies.
Tortora, G. J., Funke, B. R. & Case,
C. L. 2010. Microbiology an
introduction 10th edition.
Pearson edition, Inc..
Publishing as Pearson
Benjamins Cummings. San
Francisco, 1301 Sansome.