1. Mikroorganisme normal yang ada pada mulut dan gigi antara lain Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan Lactobacillus.
2. Teknik pewarnaan Gram membedakan bakteri menjadi Gram positif yang berwarna ungu dan Gram negatif yang berwarna merah.
3. Pertumbuhan bakteri melalui pembelahan biner yang terdiri atas fase lag, eksponensial, stasioner, dan kematian.
1. KUIS
(REMEDIAL MATA KULIAH MIKROBIOLOGI )
OLEH :
HAJARUL ASWAT
01303090
D3. KEPERAWATAN GIGI
STIKES AMANAH MAKASSAR
KELAS RAHA
2014
2. 1. mikroganisme normal yang ada pada gigi dan mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikel-
partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan
bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada
kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril,
hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam
amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam
genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n Lactobacillus.
2. teknik pewarnaan pada bakteri gram negatif dan positif
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting
dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri
yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan
yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna
safranin atau air fuchsin
Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram
Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna
kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun
bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol,
dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau
safranin akan tampak berwarna merah.
Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pada
gram positif, dinding selnya dominan terdiri dari peptidoglikan dan sedikit lipid (lemak)
sehingga sewaktu dicuci dengan alcohol, warna ungu yang diserap peptidoglikan tidak akan
luntur dan akan tetap berwarna ungu. Pada gram negatif, dinding selnya dominan terdiri dari
lipid dan sedikit peptidoglikan sehingga sewaktu dicuci dengan alcohol, warna ungu akan
hilang tersapu dan akan tergantikan oleh warna merah yang berasal dari fucin air
Berikut ini langkah – langkah pewarnaan gram :
1. Fiksasi
2. Beri gentian violet
3. Cuci pakai air
4. Beri lugol (yodium)
5. Cuci pakai air
6. Cuci pakai aseton alcohol
7. Cuci pakai air
3. 8. Beri fucin air
9. Cuci pakai air
10. Amati perubahan warna ada mikroskop
3. Uraikan Dan Gambar Pembelajaran Bin Pada Bakteri
Pertumbuhan adalah meningkatnuya jumlah kuantitas massa sel dengan cara terbentuknya
sel-sel baru. Terjadinya proses pertumbuhan tergantung dari kemampuan sel dalam
membentuk protoplasma baru dari nutrient yang tersedia dilingkungan.
Pada bakteri, pertumbuhan secara aseksual disebut dengan pembelahan biner.
Pembelahan biner berlangsung dengan interval yang teratur dengan penambahan atau
kelipatan secara eksponensial. Pada setiap pertumbuhan bakteri dalam suatu medium terdapat
fase-fase atau tahapan pertumbuhan, tahapan tersebut antara lain fase lag, fase eksponensial,
fase stasioner dan fase kematian.
1. Fase lag
adalah kondisi dimana bakteri baru saja di inokulasikan atau dibiakan dalam medium. Pada
fase ini bakteri belum melakukan pembelahan, tetapi terjadi peningkatan massa volume,
sintesis enzim, protein, RNA dan peningkatan aktifitas metabolik. Pada fase tersebut bakteri
lebih banyak melakukan adaptasi dengan lingkungan.
2. Fase eksponensial
adalah fase dimana bakteri melakukan pembelahan secara biner dengan jumlah kelipatan
(eksponensial). Pada fase ini, terjadi lonjakan peningkatan jumlah biomassa sel, sehingga bisa
diketahui seberapa besar terjadi pertumbuhan secara optimal dan tingkatan produktifitas
biomassa sel.
3. Fase stasioner
adalah fase dimana bakteri sudah tidak melakukan pembelahan lagi.
Ada 3 penyebab utama yang menyebabkan fase tersebut, yaitu :
1. ketidaktersediaan nutrient,
2. penumpukan metabolit penghambat dan produk akhir,
3. kekurangan ruang gerak.
Pada fase stasioner juga disebut “lack of biological spaceâ
4. 4. Fase kematian
adalah fase dimana akan terjadi pengurangan jumlah sel bakteri yang hidup.
Pembelahan bakteri dapat ditentukan dalam hitungan waktu.
Pembelahan (waktu) bakteri tergantung pada :
1. jenis dan strain bakteri
2. faktor lingkungan,
a. nutrient
b. pH
c. temperature
d. kelembaban
Ada beberapa contoh bakteri yang membelah dengan satuan waktu, misalnya :
a. E. coli 17 menit.
b. Staphylococcus aureus 27-30 menit
c. Treponema pallidum 1980 menit.
Dengan demikian pertumbuhan bakteri berdasarkan waktu bisa diperkirankan.
Fase-fase pembelahan biner adalah sebagai berikut :
1. kromosom melekat pada membran sel dan terjadi penggandaan kromosom
2. membran, dan dinding sel memanjang. Bakteri menjadi dua kali ukuran semula
3. munculnya sekat diikuti oleh pertumbuhan dinding sel yang melintang
4. tahap terakhir terbentuk dua sel baru yang identik