Bubur kacang hijau merupakan makanan khas indonesia yang mengandung bahan utama kacang hijau dan santan. Bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka tanpa pemanasan maupun pendinginan dapat memunculkan suatu bakteri. Media yang digunakan pada pertumbuhan bakteri bubur kacang hijau adalah media taoge agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi bakteri yang terkandung dalam bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka selama 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam. Karakterisasi bakteri meliputi penentuan sifat morfologi, pewarnaan bakteri (pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan pewarnaan gram), uji katalase untuk menentukan bakteri katalase postif atau negatif dan uji motilitas untuk mengetahui motilitas mikroba.
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang Hijau
1. 1
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI BUBUR KACANG HIJAU
Biologi D 2017
Jurusan Biologi-Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang, Ketintang, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60231
ABSTRAK
Bubur kacang hijau merupakan makanan khas indonesia yang
mengandung bahan utama kacang hijau dan santan. Bubur kacang hijau yang
dibiarkan terbuka tanpa pemanasan maupun pendinginan dapat memunculkan
suatu bakteri. Media yang digunakan pada pertumbuhan bakteri bubur kacang
hijau adalah media taoge agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakterisasi bakteri yang terkandung dalam bubur kacang hijau yang dibiarkan
terbuka selama 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam. Karakterisasi bakteri meliputi
penentuan sifat morfologi, pewarnaan bakteri (pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif dan pewarnaan gram), uji katalase untuk menentukan bakteri katalase
postif atau negatif dan uji motilitas untuk mengetahui motilitas mikroba.
Kata Kunci: Bubur kacang hijau, Bakteri, Karakterisasi
ABSTRACT
Green bean porridge is a typical Indonesian food that contains the main
ingredients of green beans and coconut milk. Green bean porridge which has left
open without heating or cooling could give rise to a bacterium. The media that
used in the growth of green bean porridge bacteria was agar sprout media. This
study aims to determine the characterization of bacteria contained in green bean
porridge which has left open for 0 hours, 1 hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours.
Characterization of bacteria included the determination of morphological
properties, bacterial staining (simple coloring, negative coloring and gram
staining), catalase test to determine positive or negative catalase bacteria and
motility test to determine microbial motility.
Key Word : Green bean porridge, Bacteria, Characterization
PENDAHULUAN
Bubur kacang hijau
merupakan makanan khas indonesia
yang mengandung bahan utama
kacang hijau dan santan. Santan
merupakan produk emulsi minyak
dalam air alami. Santan yang baru
diekstrak memiliki emulsi yang
relatif stabil. Jika didiamkan 5-10
jam, santan akan memisah menjadi 2
fase yaitu fase kaya air (skim) pada
bagian bawah, dan fase kaya minyak
(krim) bagian atas, hal ini
menyebabkan santan bersifat mudah
rusak karena mudah ditumbuhi oleh
mikroba pembusuk yaitu bakteri.
Kerusakan tersebut antara lain
pecahnya emulsi santan, timbulnya
aroma tengik dan terjadi perubahan
warna menjadi lebih gelap (Saprial
dkk., 2016)
Bubur kacang hijau dipilih
sebagai sampel uji karena dalam
kehidupan sehari-hari bubur kacang
hijau yang dibiarkan terbuka tanpa
pemanasan ataupun pendinginan
akan mudah basi, hal ini dikarenakan
adanya kandungan santan didalam
2. 2
bubur kacang hijau, sehingga akan
menimbulkan tumbuhnya suatu
bakteri.
Untuk menumbuhkan dan
mengembangkan suatu bakteri
diperlukan suatu media sebagai
tempat pertumbuhan. Media
pertumbuhan harus memenuhi
persyaratan nutrisi yang dibutuhkan
oleh suatu mikroorganisme (Atlas,
2004). Media yang digunakan pada
pertumbuhan bakteri bubur kacang
hijau adalah media taoge agar.
Ekstrak bubur kacang hijau yang
dituangkan pada medium agar akan
menghasilkan beberapa koloni
bakteri dengan karakteristik yang
berbeda. Karakteristik bakteri dapat
ditentukan melalui pengamatan
morfologi koloni bakteri. Menurut
Waluyo (2005) bentuk/morfologi
koloni bakteri sangat variatif, baik
bentuk koloni, bentuk elevasi, tepian
maupun struktur dalam koloni
bakteri. Dengan mengetahui ciri-ciri
morfologi koloni bakteri tersebut
maka akan mempermudah dalam
mengidentifikasi jenis bakteri.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental yang
dilakukan bulan Agustus 2018
hingga Oktober 2018. Penelitian
dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi FMIPA UNESA.
Alat yang digunakan pada
pengamatan bakteri ini
(karakterisasi) adalah lampu spirtus,
ose, botol spray berisi alkohol, pipet
tetes, kaca objek, dan tabung reaksi
berisi media taoge agar dan koloni
streak. Sasaran pada penelitian ini
adalah mahasiswa biologi sebagai
bahan pembelajaran maupun
wawasan penelitian yang berupa
artikel. Populasi pada penelitian ini
adalah semua bakteri yang terdapat
pada sampel bubur kacang hijau
(BKH). Sedangkan sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah
bakteri murni dengan yang telah
diisolasi dari bubur kacang hijau dan
ditumbuhkan pada media taoge agar.
Karakterisasi bakteri meliputi
penentuan sifat morfologi,
pewarnaan bakteri (pewarnaan
sederhana, pewarnaan negatif dan
pewarnaan gram), uji katalase untuk
menentukan bakteri katalase postif
atau negatif dan uji motilitas untuk
mengetahui motilitas mikroba.
Pewarnaan mikroba sangat penting
agar dapat mengidentifikasi dan
diklasifikasi bakteri apa yang telah
diisolasi. Pewarnaan bakteri pada
umumnya dilakukan melalui
beberapa tahapan dan hasil
pewarnaan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti: fiksasi,
substrat, dekolorisator, dan lain-lain.
Persiapan utama sebelum
pewarnaan adalah membersihkan
object glass untuk persiapan olesan
mikroba (dipastikan tidak ada
minyak atau lemak dari tangan yang
menempel pada permukaan object
glass). Kemudian meneteskan
aquadest 1-2 tetes diatas object
glass. Lalu mengambil bakteri yang
akan diberi pewarnaan dengan jarum
ose yang sudah dipanaskan dengan
lampu spirtus. Kemudian lakukan
perataan bakteri dengan aquadest
3. 3
pada object glass dan difiksasi
(dikeringanginkan diatas lampu
spirtus) hingga kering dan
meninggalkan bercak pada object
glass. Pewarnaan bisa dilakukan
setelah preparat bakteri sudah dibuat.
Warna yang akan digunakan adalah
methylene blue, crystal violet, dan
carbol fuchsin. Setelah dilakukan
pewarnaan, diamati ketiga teknik
pewarnaan dengan mikroskop lalu
tulis hasil pengamatan (sketsa, jenis
mikroorganisme, bentuk, susunan
dan warna sel).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang telah
diperoleh pada pengamatan jumlah
koloni bakteri pada bubur kacang
hijau, kemudian dilakukan
pengamatan bakteri dan disajikan
pengamatan morfologi koloni
sebagai berikut seperti pada tabel 2
dan tabel 3.
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel
Kode
Koloni
Karakteristik
Optik
Karakteristik
Permukaan
Pigmentasi
Ukuran
(diameter)
10-41 BKH1 Translucent Halus mengkilap Putih 1 cm
10-41 BKH2 Translucent Kasar Putih 4 mm
10-41 BKH4 Opaque Kasar Kuning 0,2 cm
10-41 BKH6 Transparent HalusMengkilkap Putih 0,8 cm
Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel
Kode
Koloni
Bentuk Elevasi
Bentuk
Tepian
10-41 BKH1 Irregular Flat Filamentous
10-41 BKH2 irreguler raised Undulate
10-41 BKH4 Circular Convex Entire
10-41 BKH6 Filamentous Raised Filamentous
Berikut ini merupakan hasil
pengamatan morfologi sel bakteri
pada bubur kacang hijau dengan
metode pewarnaan sederhana,
negatif, dan gram. Hasil pengamatan
dapat dilihat pada tabel 3.
4. 4
Tabel 3. Hasil karakterisasi sel bakteri
Kode Bakteri
Pewarnaan
Sederhana
Pewarnaan
Negatif
Pewarnaan
Gram
BKH1
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel: biru
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel:
transparan
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel:
Merah
Gram (+)/(-) :
negatif (-)
BKH2
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel: biru
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel:
transparan
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel:
Merah
Gram (+)/(-) :
negatif (-)
BKH4 Bentuk sel :
coccus
Susunan sel :
Monococcus
Warna sel: biru
tua
Bentuk sel :
coccus
Susunan sel :
Monococcus
Warna sel:
transparan
Bentuk sel :
coccus
Susunan sel :
Monococcus
Warna sel:
Merah
Gram (+)/(-) :
negatif (-)
5. 5
Kode Bakteri
Pewarnaan
Sederhana
Pewarnaan
Negatif
Pewarnaan
Gram
BKH6
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel: biru
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel:
transparan
Bentuk sel :
bacillus
Susunan sel :
Monobacillus
Warna sel:
Merah
Gram (+)/(-) :
negatif (-)
Pada uji katalase dapat
diketahui ada tidaknya enzim
katalase dengan menambahkan
larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke
dalam piaraan bakteri. Jika baktei
enghasilkan Oksigen (O2) saat
ditetesi hidrogen peroksida (H2O2),
maka bakteri tersebut merupakan
bakteri katalase (+). Untuk melihat
pergerakan suatu bakteri, maka dapat
diamati dengan menggunakan
metode preparat basah tetes gantung
sehingga dapat diketahui bakteri
yang diuji dapat bergerak atau tidak.
Tabel 4. Hasil uji katalase dan motilitas bakteri
No. Bakteri Uji Katalase Uji Motilitas
1. BKH1 Positif (+) Non motil
2. BKH2 Positif (+) Non motil
3. BKH4 Positif (+) Non Motil
4. BKH6 Positif (+) Non Motil
6. 6
Gambar 1. Hasil uji katalase dengan pemberian hidrogen peroksida (H2O2) pada
bakteri uji.
Isolasi Bakteri
Mikroorganisme di
lingkungan umumnya dalam keadaan
bercampur, sehingga diperlukan
isolasi untuk memisahkan
mikroorganisme tertentu dari
lingkungannya agar diperoleh suatu
biakan murni. Menurut Dewi (2008)
isolasi merupakan proses
pemindahan bakteri dari
lingkungannya yang kemudian
ditumbuhkan pada media buatan
sebagai biakan murni. Biakan murni
adalah biakan yang hanya
mengandung satu jenis bakteri (Lay,
1994). Cara mengisolasi mikroba ke
tempat yang diinginkan yaitu dengan
menumbuhkan suatu jenis koloni
mikroba pada cawan petri yang berisi
media taoge agar (TA). Digunakan
media taoge agar (TA) karena media
universal dan kompleks sehingga
segala macam mikroba sesuai dengan
nutrien yang ada. Dengan media
tersebut mikroba dapat tumbuh dan
berkembang.Sampel mikroorganisme
yang digunakan adalah bakteri dari
bubur kacang ijo yang sudah basi.
Bubur kacang iji tersebut dibeli di
kedai pak Edi samping masjid
UNESA dan didiamkan dalam waktu
yang berbeda-beda yaitu 0 jam, 2
jam, 4 jam, 6 jam. Bubur kacang ijo
yang telah basi tersebut kemudian
diambil kuahnya dan dilakukan
pengenceran dari 10-1 sampai 10-7.
Hasil pengenceran 10-5, 10-6, dan 10-7
yang kemudian ditumbuhkan pada
media taoge agar (TA) di cawan petri.
Kemudian diinokulasi sehingga
bakteri dalam cawan petri terjebak
oleh agar dan sel bakteri tidak dapat
bergerak lalu akhirnya membentuk
koloni yang terpisah.
Karakterisasi dan Pewarnaan
Bakteri memerlukan
perlakuan khusus untuk dapat dilihat
morfologinya. Diantara perlakuan
tersebut adalah karakterisasi dan
pewarnaan. Bakteri memiliki bentuk
umum yaitu coccus, basil dan spiral.
Coccus berbentuk menyerupai buah
beri kecil apabila dilihat di bawah
mikroskop. Bakteri yang terbentuk
coccus dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu monococcus
(satu), diplococcus (berpasangan),
streptococcus (bergandengan satu
dengan lainnya), tetracoccus
(mengelompok menjadi 4 buah),
stapilococcus (berbentuk untaian)
dan sarcina (mengelompok
Bakteri BKH1 Bakteri BKH2 Bakteri BKH3 Bakteri BKH4
7. 7
menyerupai kubus). Bentuk basil
berbentuk menyerupai batang atau
silinder. Bakteri basil dapat
dibedakan menjadi coccobasil,
monobasil, diplobasil. Ada bakteri
yang berbentuk helikoidal yang
berpilin-pilin seperti siral/ heliks dan
ada yang berbentuk seperti koma,
misalnya Vibrio cholera
Karakterisasi dapat dilakukan
dengan pewarnaan sederhana,
pewarnaan negative dan pewarnaan
gram. Tujuannya sama yaitu untuk
mengetahui morfologi dari bakteri.
Menurut Rostinawati (2008) untuk
mengetahui morfologi sel bakteri
serta membedakan gram positif dan
gram negative maka dilakukan
karakterisasi dengan pewarnaan
gram. Pewarnaan sederhana
menggunakan methylene blue,
pewarnaan negatif menggunakan
tinta bag dan pewarnaan gram
menggunakan crystal violet, iodine,
ethyl alkohol 95% dan safranin. pada
pewarnaan gram pemberian crystal
sel akan membentuk kompleks CV-
1yang akan berikatan dengan Mg-
RNA komponen dinding sel,
membentuk komplek Mg-RNA-CV-
1yang tidak larut dalam alkohol.
Pemberian iodine untuk memperkuat
ikatan primer, hasil ikatan komplek
crystal violet-iodine (CV-1) akan
mewarnai sel secara intensif.
Pemberian alkohol sebagai pelarut
lemak dan agen dehidrasi protein.
Pemberian safranin pada sel gram
negatif setelah didekolorisasi
pewarna safranin akan deserap
sehingga sel berwarna merah
sedangkan pada sel gram positif
pewarna safranin tidak diserap
sehingga sel akan berwarna biru
keunguan (Asri,dkk. 2016).
Pada pewarnaan sederhana
ditemukan bakteri basil dan coccus,
dan pada pewarnaan negatif
ditemukan bakteri dengan rangkaian
koloni monobacilus dan monococcus.
Lalu pewarnaan gram ditemukana
rangkaian koloni monobacilus adalah
bakteri dengan gram negatif ditandai
sel berwarna merah dan terdapat juga
yang gram positif ditandai sel
berwarna ungu, selain itu juga
terdapat rangkaian koloni
monococcus yang merupakan bakteri
gram negative ditandai sel berwarna
merah.
Karakterisasi selanjutnya
yaitu dengan uji katalase dan uji
motilitas. Tujuan uji katalase yaitu
untuk membedakan bakteri katalase
positif dan katalase negatif. Cara
pengujiannya yaitu dengan
meletakkan bakteri pada objek glass
lalu menetesinya dengan larutan
H2O2. Apabila hasinya
bergelembung, maka bakteri ternasuk
dalam bakteri katalase positif.
Demikian sebaliknya jika bakteri
tidak bergelembung maka bakteri
tersebut termasuk dalam bakteri
katalase negatif. Pada uji yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa
sebagian besar (3/4) bakteri yang
ditemukan bersifat katalase positif
sedangkan sebagian kecil (1/4) yang
lain bersifat katalase negatif. Hal ini
sesuai dengan yang dilaporkan oleh
Kitai et al. (2005); Todar (2005);
Yurdakul et al. (2013). Setelah
melakukan uji katalase, uji yang
8. 8
dilakukan berikutnya adalah uji
motilitas. Uji ini ditujukan untuk
mengetahui aktivitas bakteri. Apakah
bakteri yang ditemukan bergerak
atau tidak. Uji ini dilakukan dengan
cara preparat basah tetes gantung.
Pada uji yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa semua
bakteri yang ditemukan bersifat non-
motil.
KESIMPULAN
Bubur kacang hijau yang
dibuka tanpa pemanasan dan
pendinginan dapat memunculkan
baktrei-bakteri di dalamnya. Untuk
mengembangkan bakteri diperlukan
media yang cocok untuk
pertumbuhan bakteri. Media yang
digunakan untuk bakteri kacang hijau
adalah media taoge agar.
Karakterisasi bakteri dilakukan agar
mengetahui jenis bakteri yang
terdapat pada bubur kacang hijau.
Karakterisasi bakteri meliputi
penentuan sifat morfologi,
pewarnaan bakteri (pewarnaan
sederhana, pewarnaan negatif dan
pewarnaan gram), uji katalase untuk
menentukan bakteri katalase postif
atau negatif dan uji motilitas untuk
mengetahui motilitas mikroba.
Pewarnaan mikroba sangat penting
agar dapat mengidentifikasi dan
diklasifikasi bakteri apa yang telah
diisolasi. Pewarnaan bakteri pada
umumnya dilakukan melalui
beberapa tahapan dan hasil
pewarnaan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti: fiksasi,
substrat, dekolorisator, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Mahanani Tri, dkk. 2016.
Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi Dasar.
Surabaya: Unesa Press
Atlas, Ronald M. 2004. Handbook of
Microbiological Media fourth
Edition Volume 1.
United States of America:
CRC Press.
Dewi, I. M. 2008. Isolasi Bakteri dan
Uji Aktifitas Kitinase
Termofilik Kasar dari
Sumber Air Panas Tinggi
Raja, Simalungun, Sumatera
Utara. Tesis. Sekolah
Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Kitai, S., Shimizu, A., kawano, J.,
Sato, E., Nakano, C.,
Kitagawa, H., Fujio, K.,
Matsumura, K., Yasuda, R.,
dan Inamoto, T. 2005.
Prevalense and
characterization of
Staphylococcus aureus and
Enterotoxigenic
Staphylococcus aureus in
Retail raw chicken Meat
Throughout Japan.J. Vet Med
Sci. Vol. 67, No. 3, hal. 269-
74.
Lay, W. B. 1994. Analisis Mikroba
di Laboratorium. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Rostinawati, T. 2008. Skrining dan
Identifikasi Bakteri Penghasil
Enzim Kitinase Dari Air Laut
di Perairan Pantai Pondok
Bali. Penelitian Mandiri.
Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran Jatinangor.
Saprial., Gunawan, I.,
Febrinova, R. 2016. Analisis
Usaha Santan Kelapa
di Pasar Modern
9. 9
Pasir Pengaraian Kecamatan
Rambah Kabupaten Rokan
Halu. Universitas
Pasir Pengaraian.
Todar, K. 2005. Todar’s Online
Textbook of Bacteriology,
Staphylococcus. Diakses
melalui
http://textbookbacteriology.n
et/stap_2.html [20/4/2014].
Waluyo, L.
2005. Mikrobiologi Umum.
Malang: MM Press.
Yurdakul, N.E., Erginkaya, Z., and
Unal, E. 2013.Antibiotic Resistance
of Enterococci, Coagulase
Negative Staphylococci and
Staphylococcus aureusIsolated
from Chicken Meat.Czech J. Food
Sci. Vol. 31, No.1, hal. 14- 19.