MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
Β
MEMBACA PUISI
1. LAPORAN
PRAKTIK MEMBACA PUISI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah Pengembangan Keterampilan
Membaca yang diampu oleh
Muhamad Firman Alfalah, M.Pd.
Disusun oleh
Dira Alfiana 032117104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-
Nya saya bisa menyelesaikan tugas video dan laporan mengenai βPraktik Membaca
Puisiβ untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengembangan Keterampilan
Membaca ini.
Dengan laporan ini saya bermaksud memberikan informasi megenai hasil
observasi pembacaan puisi terhadap anak SMP. Dalam penyelesaian laporan ini saya
banyak mendapatkan kesulitan, tapi tetap dapat menyelesaikannya. Saya berharap
agar tugas ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Saya yakin tugas ini
belum sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik serta saran demi
penyempurnaan tugas ini. Semoga bermanfaat.
Bogor, 27 Juni 2018
Dira Alfiana
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 2
A. Membaca ......................................................................................................... 2
B. Teknik Membaca Puisi..................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................. 5
A. Teknik Membaca Puisi..................................................................................... 5
1. Pembacaan Puisi Pertama ........................................................................ 5
a. Kegiatan apa yang biasa dilakukan sebelum membaca puisi? ................ 5
b. Kendala apa saja yang dihadapi anak dalam membaca puisi?................. 5
c. Bagaimana perkembangan anak setelah mendapat pelatihan membaca
puisi?........................................................................................................ 5
d. Penemuan di lapangan saat melatih membacakan puisi? ........................ 5
e. Solusi apa yang diberikan kepada anak?................................................. 5
2. Pembacaan Puisi Kedua............................................................................ 6
BAB IV SIMPULAN ................................................................................................... 7
A. Kesimpulan........................................................................................................ 7
LAMPIRAN ................................................................................................................. 8
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali ketika kita membaca puisi kita tidak tau membaca puisi dengan baik.
Cara membaca puisi yang baik yaitu dengan memahami dan menghayati makna apa
yang terkandung dalam puisi. Pembaca puisi juga dapat berani menatap penonton
dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus
memperhatikan pula irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk
apapun seseorang sudah benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu.
Adakalanya anda menemui deretan baris atau bait yang satu dan yang lain
mempunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang secara tertulis,terpisah,sehingga
perlu jeda. Seorang penyair mempunyai beberapa kiat agar puisinya dapat dicerna
atau di nikmati pembaca.
B. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk memberikan hasil observasi terhadap pembacaan
puisi terhadap anak Sekolah Menengah Pertama. Dengan tugas ini kita dapat melihat
sejauh mana anak sekolah dapat membaca puisi dengan bedar. Dengan tugas ini juga
membuat saya sebagai calon guru dapat beradaptasi langsung dengan lingkungan.
5. 2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
tulisan. Membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada,
dan menjadi salah satu cara memperoleh informasi. Kemampuan membaca
diperlukan untuk dapat memahami pesan yang dapat disampaikan oleh penulis oleh
media kata-kata.1
Kegiatan membaca pada tataran yang lebih tinggi, pembaca harus mampu
memahami menerima, menolak, dan meyakini pendapat yang dikemukakan oleh
penulisnya. Para pengamat menyimpulkan bahwa membaca membutuhkan tingkat
konsentrasi tinggi guna menyerap gagasan-gagasan yang terkandung dalam suatu
bacaan. Membaca pada tingkat ini, pembaca tidak cukup hanya memahami apa yang
tersurat, lebih dari itu dapat menghubungkan kemungkinan maksud penulis
berdasarkan pengalaman pembaca. Di samping itu, pengetahuan tentang teknik-
teknik membaca sangat perlu dipahami oleh pembaca agar dapat memahami isi
bacaan dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan fakta di lapangan bahwa kemampuan sebagian masyarakat
memahami isi bacaan masih rendah. Kenyataan ini besar kemungkinannya karena
mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai dalam memahami isi bacaan
dengan tingkat keterbacaan secara optimal.
B. Teknik Membaca Puisi
1. Vokal
Sebuah puisi dibacakan agar pendengar bisa mendengar isi puisi
tersebut.Seperti kejelasan pelafalan fonem yang diucapkan oleh si
pembaca.Gerakan mulut tentu berpengaruh dengan kata yang
1 Ruslang, T. (2010). Statistik Ekonomi I Frekuensi Distribusi. Parepare: Scribd.
6. 3
diucapkan.Latihlah gerakan mulutmu agar lafal yang dikeluarkan terdengar
jelas.Misalnya kata (La,mu,po,um,oh,dsb).
2. Intonasi
Tekanan suara yang keluar dari mulut.Baik itu rendah,sedang,maupun tinggi.
Intonasi sangat berpengaruh pada arti sebuah kata dari puisi.Puisi tentunya
akan terdengar mengalun-alun apabila adanya tekanan puisi.Yang pada
akhirnya akan memberikan kemerduan isi puisi.Kamu bisa latihan olah
tekanan suara.Misalnya (Oh , Ooh , Ohh...,Ohhh...,Ras, Rass, Rasss).
Kemerduan suara dihasilkan oleh dinamika suara tinggi-rendah yang
baik.Dan memberikan gambaran maksud dari isi puisi kalian.
3. Jeda
Kalimat puisi yang diucapkan mestinya bisa dimengerti dari kata yang satu
maupun kebagian kata yang selanjutnya. Kamu harus mengatur tempat
singgah pembacaan atau jeda yang tepat pada suatu kalimat.Sehingga tidak
memotong kalimat tersebut dibagian kata yang sifatnya satu pengertian, yang
nantinya malah terdengar janggal ditelinga pendengar. Misalnya Rasa yang
terasa meniris jelma pedih kian meruntut.Kamu tidak boleh memotong
(menjeda) kalimat pada kata meniris, yang akhirnya antara
penyambungan jelma pedih kian meruntut,itu akan memecah suatu maksud isi
kalimat. Kalimat meniris jelma adalah satu kesatuan arti dari kalimat tersebut.
Apabila dipecah maka akan terdengar jelma pedih kian meruntut,ini akan
terdengar tidak berhubungan arti dengan kalimat selanjutnya.
4. Tempo
Selain jeda penghentian cepat-lambatnya tempo juga mempengaruhi isi suatu
kalimat. Tempo salah satu sentuhan awal untuk memberikan alunan suatu
puisi. Kalimat-kalimat puisi yang dialunkan akan terasa merdu apabila
pemberian temponya diperhatikan. Misalnya, puisi tentang kesedihan ini akan
lebih banyak tempo lambat, sebaliknya puisi tentang suatu kemarahan atau
rasa gelora yang bergejolak akan lebih banyak tempo cepat.
5. Penghayatan
Bacalah berulang-ulang naskah puisi yang akan kamu bawakan. Carilah
setiap kata-kata yang sulit dari puisimu untuk diingat dan difasihkan. Puisi
7. 4
akan terasa energik apabila kamu dapat menghayati setiap isi puisi tersebut.
Apabila kamu bisa memahami keseluruhan isi puisi,maka secara tidak
langsung itu akan terbawa dengan suara yang keluar dari mulutmu dalam
pembawaan puisi. Penghayatan yang bagus akan seolah-olah mengajak
pendengar mengikuti cerita dari isi puisi. Misalnya puisi tentang kesedihan,
maka penghayatannya juga sedih,bagitu pula sebaliknya.
6. Ekspresi
Sebuah puisi yang bertema kesedihan akan terasa aneh apabila si pembaca
membawakannya dengan ekspresi (raut muka) bahagia. Ekspresi yang
diungkapkan haruslah sesuai dengan isi puisi tersebut, entah itu sedih,
bahagia, gelisah, maupun murka. Pendengar akan tertarik pula dengan
ekspresi yang diungkapkan melalui bahasa tubuh (gerakan). Baik itu
tangan,kepala,maupun gerakan kecil lainnya. Cobalah membaca puisi didepan
cermin untuk memudahkanmu menentukan serta melihat ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang kamu lakukan.
7. Pernafasan
Pernapasan disini maksudnya napas panjang,pendek,datar,ataupun terengah-
engah.Ketika puisi bertema kesedihan kamu bawakan maka napas terengah-
engah perlu kamu terapkan.Maksudnya seolah sedang merasa tersiksa suatu
beban.Jadi,gunakanlah pernapasan yang tepat untuk puisi kalian.
8. 5
BAB III
PEMBAHSAN
A. Teknik Membaca Puisi
1. Pembacaan Puisi Pertama
a. Kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum membaca puisi ialah
menentukan puisi apa yang akan dibacakan dan akan mengangkat tema apa
puisi tersebut. Setelah menemukan puisi yang akan kit abaca lalu kita
pahami puisi tersebut mengenai apa lalu kit abaca berulangkali agar
penghayatan dalam membaca puisi tersebut didapat oleh si pembaca.
b. Kendala yang dialami anak saat membaca puisi ialah tidak percaya diri,
padahal mereka mampu membacakannya dengan baik. Pelafalan yang
kurang jelas dikarenakan ada bebera kata yang baru mereka ketahui dan
susah untuk diujapkan. Ekspresi dan gesture tidak ada karena mereka malu
atau tidak percaya diri.
c. Setelah saya memberikan pengajar bahkan contoh cara membaca puisi,
beberapa anak ada yang antusias mengikuti arahan saya dan menunjukan
perubahannya. Namun, kurangnya kepercayaan diri mereka akibat saya dan
anak-anak baru berkenalan itu menjadi kendala yang sangat besar.
d. Saat berada dilapangan saya melihat lingkungan di sekitar mereka tinggi
akan kesadaran sosialnya sehingga mereka dengan tulus dan senang hati
mau membantu saya dalam mengerjakan tugas ini. Saat saya menanyakan
apakah mereka pernah diajarkan membaca puisi mereka hanya menjawab
tidak pernah, mereka hanya pernah disuruh untuk membacakannya saja
oleh gurunya tanpa ada arahan apapun. Sayangnya anak-anak yang saya
latih ini kurang tertarik dalam bidang sastra mereka lebih tertarik dalam
bidang olahraga. Walupun mereka tidak tertarik dalam bidang sastra tetapi
mereka ada kesadaran untuk belajar dan menghargai sebuah karya sastra.
9. 6
e. Setelah saya mengetahui kendala yang dialami lalu saya memotivasi
mereka agar lebih percaya diri, dan yakin pada dirinya sendiri bahwa
mereka bias membacakan sebuah puisi dengan baik dan benar. Solusi yang
lainnya dengan saya memberika contoh cara membaca puisi pada mereka,
dengan itu mereka termotivasi agar lebih bagus dari saya.
2. Pembacaan Puisi Kedua
Saat pembacaan puisi kedua anak-anak lebih baik dari puisi
sebelumnya, mereka sudah mulai memperlihatkan perubahan sedikit demi
sedikit. Saat pembacaan puisi Syair Orang Lapar sepertinya disitu saya salah
memilihkan puisi untuk mereka karena bahasa yang kurang dimengerti dan
baru dimengerti oleh mereka yang masih anak SMP.
10. 7
BAB IV
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Dengan adanya tugas ini kita bias terjun langsung ke lapangan berbagi ilmu
kepada anak-anak sekolah. Bukan hanya mereka yang mendapatkan pelajaran tetapi
kitapun mendapatkan banyak pelajaran. Adanya tugas inipun membantu mereka
untuk nanti jika diberi tugas membaca di sekolahnya, juga membantu meningkatkan
minat membaca mereka dalam bidang sastra. Tugas inipun memberi tahu kita bahwa
tingkat kesadaran masyarakat sekitar terhdap sebuh karya sastra itu kurang, maka
dari itu kita sebagai calon guru harus meningkatkan minat dan bakat orang-orang
disekitar kita terhapat karya sastra.
12. 8
LAMPIRAN
A. Biodata Anak
A. Nama : Lisa Oktaviani
TTL : Bogor, 14 Oktober 2004
Alamat : Padurenan 01, Gunung Sindur
Sekolah : SMP Islam Al- Muhajirin
No. Hp : 089851895413
Hobi : Bermain Volly
Cita-cita : Atlet
Kendala : kurang penghayatan, pelafalan kurang jelas.
Solusi : perbanyak latihan dan membaca puisi
13. 9
B. Nama : Livia Rahma
TTL : Bogor, 12 Februari 2004
Alamat : Padurenan 01, Gunung Sindur
Sekolah : SMPN 03 Gunung Sindur
No. Hp : 08990821228
Hobi : Bermain Volly
Cita-cita : Dokter
Kendala : kurang percaya diri, intonasi kurang jelas, tidak ada gerak tubuh.
14. 10
C. Nama : Tesa Nopianti
TTL : Bogor, 19 November 2004
Alamat : Padurenan 01, Gunung Sindur
Sekolah : SMPN 03 Gunung Sindur
No. Hp : 089622671926
Hobi : Bermain Volly
Cita-cita : Pramugari
Kendala : pelafalan yang kurang jelas dan gerak tubuh masih belum percaya diri
Solusi : mencontohkan bagian-bagian yang susah diucapkan, dan memberikan contoh gerakan yang biasa dipakai dalam
membaca puisi
15. 11
D. Nama : Mela Latifaturrahmah
TTL : Bogor, 2 Mei 2005
Alamat : Padurenan 01, Gunung Sindur
Sekolah : SMPN 03 Gunung Sindur
No. Hp : 087812360881
Hobi : Bermain Volly
Cita-cita : Guru
Kendala : kurangnya gesture dan mimik wajah
Solusi : memberikan contong di setiap bars dalam puisi
E. Nama : Reva Riani
TTL : Bogor, 19 Mei 2005
Alamat : Padurenan 01, Gunung Sindur
Sekolah : SMPN 03 Gunung Sindur
No. Hp : -
Hobi : Bermain Bulutangkis
Cita-cita : Apoteker
Kendala : kurang percaya diri, tidak ada mimic wajah yang ditampilkan.
Solusi : harus diberikan contoh atau arahan, dan memotivasinya agar percaya diri
16. 12
NAMA TEMPAT
TANGGAL
LAHIR
ALAMAT ASAL
SEKOLAH
KENDALA
Lisa Oktaviani Bogor, 14 Oktober
2004
Padurenan 01,
Gunung Sindur
SMPN 01
Gunung Sindur
kurang
penghayatan,
pelafalan kurang
jelas
Livia Rahma Bogor, 12 Februari
2004
Padurenan 03,
Gunung Sindur
SMPN 03
Gunung Sindur
kurang percaya
diri, intonasi
kurang jelas, tidak
ada gerak tubuh.
Tesa Nopianti Bogor, 19 November
2004
Padurenan 03,
Gunung Sindur
SMPN 01
Gunung Sindur
pelafalan yang
kurang jelas dan
gerak tubuh masih
belum percaya diri
Mela
Latifaturrahmah
Bogor, 2 Mei 2005 Padurenan 01,
Gunung Sindur
SMPN 03
Gunung Sindur
kurangnya gesture
dan mimik wajah
Reva Riani Bogor, 19 Mei 2005 Padurenan 01,
Gunung Sindur
SMPN 03
Gunung Sindur
kurang percaya
diri, tidak ada
mimic wajah yang
ditampilkan
17. 13
FORMAT PENILAIAN
1. MEMBACA PUISI PERTAMA
No Nama
Penilaian
Penghayatan/
Ekspresi/
Penjiwaan
Gestur/
Mimik
Artikulasi/
Pelafalan
Intonasi/
Penekanan
1 2 3 4
1 Aulia Alfi Nur
Alifah
2 2 1 2
2 Arifah Andini 2 2 1 2
3 Ruby Miranda 2 2 1 1
4 Amara Aprilia 1 1 2 1
5 Nabila Safitri 2 1 2 1
Dst.
Keterangan:
4 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan sangat baik
3 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan baik
2 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan kurang baik
1 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan tidak baik
Penilaian:
Nilai Siswa =
π πππ π¦πππ ππππππππβ (9)
π πππ πππππ (16)
π₯ 100 = 56
PEDOMAN ACUAN PENILAIAN
81> sangat baik
61-80 Baik
41-60 kurang baik
21-40 tidak baik
0-20 Sangat tidak baik
18. 14
FORMAT PENILAIAN
1. MEMBACA PUISI KE DUA
No Nama
Penilaian
Penghayatan/
Ekspresi/
Penjiwaan
Gestur/
Mimik
Artikulasi/
Pelafalan
Intonasi/
Penekanan
1 2 3 4
1 Aulia Alfi Nur
Alifah
3 3 3 4
2 Arifah Andini 3 3 3 4
3 Ruby Miranda 3 3 3 3
4 Amara Aprilia 3 3 3 3
5 Nabila Safitri 3 3 3 3
Dst.
Penilaian :
Aulia Alfi Nur Alifah = 81 (sangat baik)
Arifah Andini = 81 (sangat baik)
Ruby Miranda = 75 (baik)
Amara Aprilia = 75 (baik)
Nabila Safitri = 75 (baik)
Keterangan:
4 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan sangat baik
3 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan baik
2 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan kurang baik
1 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan tidak baik
Penilaian:
Nilai Siswa =
π πππ π¦πππ ππππππππβ (9)
π πππ πππππ (16)
π₯ 100 = 56
PEDOMAN ACUAN PENILAIAN
81> sangat baik
61-80 Baik
41-60 kurang baik
21-40 tidak baik
0-20 Sangat tidak baik