3. Kompetensi Dasar (KD)
Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
3.4 Menelaah unsur-unsur pembangun teks
puisi (perjuangan, lingkungan hidup,
kondisi sosial, dan lain-lain) yang
diperdengarkan atau dibaca.
3.4.1 Menelaah unsur-unsur pembangun teks
puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi
sosial, dan lain-lain) yang dibaca
4.4 Menyajikan gagasan, perasaan,
pendapat dalam bentuk teks puisi secara
tulis/ lisan dengan memperhatikan unsur-
unsur pembangun puisi
4.4.1 Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat
dalam bentuk teks puisi secara tulis dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun
puisi
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model project based
learning, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi dengan baik dan benar.
2. Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks puisi dengan baik dan
percaya diri.
4. MANFAAT BELAJAR TEKS PUISI
1. Meningkatkan kreatifitas dalam menggunakan kata-kata
2. Memberikan ketenangan
3. Meningkatkan rasa percaya diri
4. Mengembangkan daya imajinasi
5. Memperoleh penghasilan
5. Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
M. IzatulAdya Raka Enistari Fathur Rizki Sri Malinda Krisna
Ridwan Nur Annisa Kiki Farel Lastari Clara
Diki Syientia Uray Dika Reni Wicha
Uray Ayna Dimas Destari Agung Prayoga Denis
Nur Assifa Pajri Erni Rizki Ikhsan
Elis
DATA PEMBAGIAN KELOMPOK
6. Puisi merupakan hasil
ungkapan perasaan penyair
yang dituangkan melalui
kata-kata atau bahasa yang
indah untuk mewakili
perasaan.
7. PUISI DITULIS DENGAN BAHASA YANG
SINGKAT DAN PADAT, TETAPI MEMILIKI
MAKNA MENDALAM DAN BERAGAM.
Puisi merupakan jenis karya sastra yang
digunakan penyair untuk mengekspresikan
gagasan dan pikirannya.
8. CIRI-CIRI PUISI
1. Mempunyai rima
2. Mempunyai irama
3. Memperhatikan diksi (pemilihan kata)
4. Menggunakan bahasa yang padat
5. Mempunyai daya imajinatif dan figurative
6. Memperhatikan bentuk (tipografi)
9. Jenis-Jenis Puisi
Puisi Baru
Puisi Lama
Puisi lama atau puisi konvensional adalah jenis puisi
yang masih terikat oleh aturan-aturan seperti persajakan,
pengaturan larik dalam setiap bait, jumlah kata dalam
setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan.
Contoh puisi lama adalah pantun, syair, gurindam, bidal,
talibun, mantra, karmina
Puisi baru atau puisi modern atau puisi inkonvensional
adalah bentuk puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan-
aturan yang mengikat puisi lama sehingga cenderung
lebih bebas. Puisi baru berkembang dari puisi lama yang
telah mendapat pengaruh dari luar, puisinya tidak terikat
oleh aturan rima, jumlah baris, atau jumlah kata
12. Unsur Pembangun
Puisi
Struktur Batin
Unsur pembangun puisi yang bersifat
tersirat atau terkandung dalam setiap
kata, larik, dan bait puisi.
Struktur Lahir
Hal yang terlihat dan tersurat dalam puisi
sehingga secara lahiriah dapat ditangkap
oleh indera pembaca.
1. Tema
2. Perasaan
3. Nada/suasana
4. Amanat
1. Diksi
2. Imaji
3. Kata konkret
4. Rima
5. Bahasa figuratif/gaya
bahasa
6. Tipografi
14. Langkah-Langkah Menulis Puisi
1. Menentukan tema puisi.
2. Menuliskan yang terlintas dalam pikiran sejelas mungkin sesuai dengan
tema yang dipilih.
3. Mengembangkan pilihan kata yang sudah kamu pilih ke dalam larik-
larik beraturan.
4. Menyusun larik-larik puisi menjadi bait dengan memperhatikan rima
atau persamaan bunyi.
5. Memberi judul puisi yang kamu buat.
15. Menulis puisi membutuhkan proses dan waktu.
Puisi memiliki bahasa yang khas. Bahasa puisi
singkat, tetapi penuh makna. Pemilihan kata
menjadi hal yang sangat diutamakan untuk
menentukan ketepatan makna. Unsur bunyi juga
patut diperhatikan agar lebih indah saat dibaca.
Penggunaan majas pun mendukung penciptaan rasa
pada pembaca.
16. Menulis puisi dapat dimulai dengan menemukan gagasan yang
akan ditulis. Gagasan itu dapat diperoleh melalui berbagai sarana,
seperti objek gambar pemandangan, video, lagu, kisah inspiratif,
dan sebagainya. Dari objek- objek itu kita dapat menginventaris
kata. Sebagai contoh, dari gambar pemandangan pantai dengan
pasir dan bebatuan, kita inventaris kata ‘pantai’, ‘batu’, ‘pasir’,
‘langit’, ‘ombak’, ‘angin’, dan sebagainya. Ambil satu kata dan
rangkai dengan kata yang indah, misalnya ‘sebongkah batu’,
‘pasir putih, ‘langit yang syahdu’, ‘sepoi angin laut’, ‘deburan
ombak’, dan sebagainya. Selanjutnya, rangkailah menjadi
barisbaris puisi seperti berikut.
18. Langit
Awan
Pasir
Angin
Batu
Ombak
Langit yang cerah
Berselimut
awan
Pasir putih
Gerakan ombak
Tumpukan
bongkahan
batu
Tiupan angin laut
Di bawah langit yang cerah nan syahdu
Berselimut jejeran awan putih
Dengan deburan ombak yang tenang
Tiupan angin laut yang menyejukkan
Aku merangkai kata cinta di pasir putihnya
Lalu, kusembunyikan di bawah sebongkah batu
Berharap suatu saat bisa mengejanya bersamamu
19. Langkah-Langkah Membaca Puisi
1. Pemahaman dan penghayatan terhadap puisi.
2. Peningkatan konsentrasi atau pemusatan pikiran.
3. Pelatihan oleh vocal atau artikulasi.
4. Memperhatikan ekspresi.
5. Memperhatikan gerak tubuh.
Hal yang Diperhatikan dalam Membaca Puisi
1. Ekspresi
2. Pelafalan
3. Penekanan
4. Intonasi