SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
BUPATI SIDOARJO
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN BUPATI SIDOARJO
NOMOR 68 TAHUN 2021
TENTANG
GERAKAN BUDAYA LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SIDOARJO,
Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 98 ayat (1) huruf c Peraturan
Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan,
satuan pendidikan wajib melakukan pembinaan kepada peserta
didik untuk menanamkan budaya literasi, budaya belajar, dan
budaya peduli lingkungan;
b. bahwa dalam rangka mengoptimalkan penerapan gerakan
budaya literasi di lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat, perlu disusun pedoman pelaksanaannya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Gerakan Budaya Literasi di Kabupaten Sidoarjo;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan
Daerah Kabupaten di Djawa Timur (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah
Tingkat II Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Jogyakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4586);
4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774);
2
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 76, (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5531);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 2, (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6178);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 87, (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6676);
12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1072);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 157);
3
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8
Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan
Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 351);
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 954);
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 955);
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 971);
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30
Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan
Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1378);
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32
Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1687);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2017 Nomor 5 Seri D, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 81), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2019 Nomor 7 Seri D, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 97);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG GERAKAN BUDAYA LITERASI
DI KABUPATEN SIDOARJO.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sidoarjo.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
3. Bupati adalah Bupati Sidoarjo.
4. Dinas adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Sidoarjo.
5. Organisasi Perangkat Daerah adalah Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Sidoarjo.
6. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa di lingkungan
Kabupaten Sidoarjo.
7. Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan membaca
menyimak, membaca dan menulis serta keterampilan berfikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk
cetak, visualauditori dan digital.
4
8. Budaya literasi adalah kemampuan mengakses untuk
memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas yaitu membaca, melihat, menyimak, menulis
dan berbicara.
9. Literasi Dini adalah kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan tutur
yang dibentuk oleh pengalaman berinteraksi dengan
lingkungan sosial di rumah.
10. Literasi Dasar adalah kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung berkaitan
dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan,
mempersepsikan informasi, mengkomunikasikan, dan
menggambarkan informasi berdasarkan pemahaman dan
pemngambilan kesimpulan pribadi atau individu.
11. Literasi Baca Tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan
memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan
menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan,
mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk
berpartisipasi di lingkungan sosial.
12. Literasi Numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan
mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol
matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, dapat
menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai
bentuk grafik, tabel, bagan untuk mengambil keputusan.
13. Literasi Sain adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk
mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta
mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami
karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains
dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan
budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan
peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
14. Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau
jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat,
bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka
membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-
hari.
15. Literasi Finansial adalah pengetahuan dan kecakapan
untuk mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan
risiko, keterampilan, dan motivasi dan pemahaman agar dapat
membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial
untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu
maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan
masyarakat.
16. Literasi Budaya dan Kewargaan adalah pengetahuan dan
kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap
kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa, serta
pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan
kewajiban sebagai warga masyarakat.
17. Literasi Media adalah Kemampuan mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda seperti media cetak, media
elektronik, radio, televis, internet, dan media digital lainnya
dan dapat memahami tujuan penggunaannya.
5
18. Literasi Perpustakaan adalah kemampuan memahami cara
membedakan bacaan fiksi dan non fiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodik, menggunakan katalog dan
indeks
19. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,
karya cetak dan/ atau karya rekam secara professional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
para pemustaka termasuk di dalamnya taman bacaan dan
sudut baca.
20. Perpustakaan sekolah/ madrasah merupakan perpustakaan
yang berada di lingkungan sekolah/ madrasah, bertanggung
jawab kepada kepala sekolah dan bertugas untuk melayani
sivitas akademika sekolah tersebut.
21. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang
diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui APBD
kabupaten/ kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
22. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan layanan pendidikan pada jalur formal,
nonformal dan informal.
23. Warga sekolah/ madrasah adalah peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan, komite sekolah/ madrasah, yayasan,
orang tua/ wali peserta didik.
24. Warga belajar adalah anggota masyarakat tanpa batas umur
yang memerlukan suatu jenis pendidikan tertentu, mempunyai
hasrat untuk belajar yang terdiri dari peserta belajar, tutor,
guru pamong, instruktur.
25. Pemangku Kepentingan fungsi pendidikan mencakup
Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kementerian Agama,
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), Komunitas, dan
Asosiasi Profesi.
26. Merdeka belajar adalah upaya untuk menciptakan suatu
lingkungan belajar yang bebas untuk berekspresi, bebas dari
hambatan terutama tekanan psikologis dan fokus untuk
memaksimalkan pembelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan nasional namun tetap mengikuti kaidah
kurikulum.
27. Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) adalah pengukuran
kemampuan peserta didik dalam bernalar menggunakan
literasi dan numerasi.
28. Survei karakter adalah upaya untuk mengetahui kondisi
karakter peserta didik terkait dengan penerapan nilai-nilai
Pancasila benar-benar telah dirasakan oleh peserta didik dan
ekosistem pendidikan.
29. Survei lingkungan belajar adalah upaya untuk mengetahui
kondisi ekosistem belajar peserta didik di sekolah, keluarga
dan masyarakat.
30. Portofolio adalah kumpulan informasi bersifat reflektif-
integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu, berupa portofolio
dokumentasi, proses, dan pameran.
31. Penugasan adalah pemberian tugas untuk mengukur
dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau
meningkatkan pengetahuan secara individu maupun
kelompok.
6
32. Programme for International Student Assessment yang
selanjutnya disingkat PISA adalah studi internasional tentang
prestasi literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik
berusia 15 (lima belas) tahun.
33. Trends in International Mathematics and Science Study yang
selanjutnya disingkat TIMSS adalah studi internasional
tentang kecenderungan atau arah perkembangan kemampuan
peserta didik dalam bidang matematika dan sains.
34. Progress in International Reading Literacy Study yang
selanjutnya disingkat PIRLS adalah studi internasional tentang
literasi membaca untuk peserta didik sekolah dasar.
35. Metode pembelajaran berbasis Science, Technology,
Engineering, Arts, and Mathematics yang selanjutnya disingkat
STEAM adalah metode pembelajaran untuk meningkatkan
ketrampilan mendorong anak bertanya, bekerja bersama,
berpikir kreatif, menyelesaikan masalah, mengeksplorasi
sesuatu dan mengambil resiko yang telah diperhitungkan
dampaknya, menguji solusi dari suatu masalah, serta
menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu.
36. Loose parts adalah media pembelajaran berupa benda-benda
terlepas yang dapat dipindahkan, dimanipulasi dan cara
menggunakannya ditentukan oleh peserta didik untuk
meningkatkan kreativitas.
BAB II
PRINSIP, TUJUAN, SASARAN, KOMPONEN
DAN RANAH GERAKAN BUDAYA LITERASI
Bagian Kesatu
Prinsip Gerakan Budaya Literasi
Pasal 2
Prinsip gerakan budaya literasi adalah sebagai berikut :
a. berkesinambungan;
b. terintegrasi; dan
c. melibatkan semua pemangku kepentingan.
Bagian Kedua
Tujuan Gerakan Budaya Literasi
Pasal 3
Tujuan gerakan budaya literasi adalah sebagai berikut :
a. menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem
pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat;
b. mendorong peserta didik/ guru/ tenaga kependidikan/
masyarakat menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life
education);
c. meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah yang
literat;
d. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bernalar
menggunakan literasi dan numerasi untuk memenuhi standar
Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), survey karakter, dan survey
lingkungan belajar;
e. meningkatkan prestasi peserta didik dalam literasi membaca,
matematika, dan sains memenuhi standar minimal PISA,
TIMSS, PIRLS yang ditetapkan; dan
f. menjadikan sekolah/ kelompok belajar sebagai taman belajar
yang menyenangkan bagi peserta didik/ warga belajar dalam
mengelola pengetahuan dan keterampilan.
7
Bagian Ketiga
Sasaran Gerakan Budaya Literasi
Pasal 4
Sasaran gerakan budaya literasi yakni:
a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, dan SMP/ MTs;
b. satuan pendidikan nonformal dan informal; dan
c. masyarakat.
Bagian Keempat
Komponen Gerakan Budaya Literasi
Pasal 5
Komponen gerakan budaya literasi meliputi:
a. literasi dini;
b. literasi dasar; terdiri dari:
1. literasi baca dan tulis
2. literasi numerasi;
3. literasi sains;
4. literasi digital;
5. literasi finansial; dan
6. literasi budaya dan kewargaan;
c. literasi perpustakaan; dan
d. literasi media.
Bagian Kelima
Ranah Gerakan Budaya Literasi
Pasal 6
Ranah gerakan budaya literasi yakni:
a. gerakan literasi sekolah;
b. gerakan literasi keluarga; dan
c. gerakan literasi masyarakat.
BAB III
PERENCANAAN GERAKAN BUDAYA LITERASI
Pasal 7
(1) Dinas memasukkan gerakan budaya literasi dalam Rencana
Strategis dan Rencana Kerja Dinas sesuai peraturan
perundang-undangan.
(2) Dinas membentuk Satuan Tugas gerakan budaya literasi yang
melibatkan pejabat struktural, fungsional, dan instansi/
lembaga.
Pasal 8
(1) Satuan pendidikan memasukan program dan kegiatan gerakan
budaya literasi sekolah ke dalam Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM) sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS),
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dan dokumen I
kurikulum, sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Satuan pendidikan AUD, TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan
Pendidikan Non Formal dalam melaksanakan gerakan budaya
literasi melibatkan ekosistem pendidikan.
Pasal 9
(1) Program dan kegiatan gerakan budaya literasi keluarga dan
masyarakat dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes) sesuai peraturan perundang-
undangan untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan
literasi dan numerasi masyarakat.
(2) Pemerintah Desa/ Kelurahan membentuk Kelompok Kerja
(POKJA) gerakan budaya literasi desa/ kelurahan.
8
BAB IV
IMPLEMENTASI GERAKAN BUDAYA LITERASI BACA DAN TULIS
Bagian Kesatu
Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis di Satuan Pendidikan
Paragraf 1
Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis pada AUD/TK/RA
Pasal 10
Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA melaksanakan gerakan budaya
literasi baca dan tulis dengan:
a. menata sarana, prasarana dan lingkungan sekolah kaya literasi;
b. menciptakan ruang dan lingkungan sekolah kaya teks, gambar,
huruf, dan angka;
c. dapat bekerja sama dengan orang tua/ wali, tokoh masyarakat,
pengusaha, praktisi, OPD, instansi/ lembaga, Dunia Usaha
Dunia Industri, dalam pelaksanaan Gerakan budaya literasi
di sekolah.
Pasal 11
(1) Dalam pelaksanaan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis,
Pendidik PAUD/ TK/ RA wajib membacakan buku cerita kepada
peserta didik dengan alokasi waktu 5 (lima) sampai 10 (sepuluh
menit) di setiap akhir pembelajaran.
(2) Pendidik, tenaga kependidikan PAUD/ TK/ RA melaksanakan
Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan:
a. mengenalkan buku bacaan, mengenalkan huruf, suku kata,
dan angka;
b. menerapkan metode pembelajaran STEAM menggunakan
media pembelajaran Loose Part;
c. membaca minimal 6 (enam) judul buku non teks (setara
1.500 halaman) per tahun.
(3) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
dapat berupa buku cetak atau buku digital.
(4) Dalam pelaksanaan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis,
pendidik, tenaga kependidikan, dan warga sekolah pada PAUD/
TK/ RA wajib menjadi teladan dan berperan aktif dalam Tim
Literasi Sekolah (TLS) dan mengembangkan ruang kelas/
lingkungan sekolah kaya teks.
Paragraf 2
Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis pada SD/MI
Pasal 12
Satuan pendidikan SD/ MI melaksanakan gerakan budaya literasi
baca dan tulis dengan:
a. menata sarana, prasarana dan lingkungan sekolah kaya literasi;
b. menata ruang dan lingkungan sekolah literasi kaya teks;
c. bekerja sama dengan orang tua/ wali, alumni, OPD, Dunia
Usaha Dunia Industri, instansi/ lembaga, tokoh masyarakat,
pengusaha, praktisi dalam pelaksanaan Gerakan budaya literasi
di sekolah;
9
d. menerbitkan 1 (satu) buku dalam satu tahun dari karya peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan dan/ atau berupa
kumpulan hasil karya peserta didik dan pendidik, tenaga
pendidikan
Pasal 13
(1) Pendidik, tenaga kependidikan, warga sekolah SD/ MI wajib
menjadi teladan dan berperan aktif dalam Tim Literasi Sekolah
(TLS), serta mengembangkan ruang kelas/ lingkungan sekolah
kaya teks.
(2) Pendidik, tenaga kependidikan SD/ MI melaksanakan Gerakan
Budaya Literasi Dini dengan:
a. membiasakan peserta didik membaca buku non teks 15 (lima
belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu
pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan;
b. mengajarkan literasi membaca;
c. membaca minimal 9 (sembilan) judul buku non teks (setara
2.250 halaman) per tahun.
(3) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
dapat berupa buku cetak atau buku digital.
Pasal 14
(1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan SD/ MI
meliputi:
a. peserta didik SD/ MI kelas rendah mengenal/ membaca huruf,
suku kata dan angka;
b. peserta didik SD/ MI kelas rendah tampil bercerita di depan
kelas dan/atau di luar kelas;
c. peserta didik SD/ MI kelas tinggi membaca minimal sebanyak
6 (enam) judul buku non teks per tahun dan dapat
memanfaatkan perpustakaan/ pojok literasi, dan sejenisnya.
(2) Bagi Peserta didik anak berkebutuhan khusus dapat
menyesuaikan kondisi masing-masing dalam pelaksanaan
kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan difasilitasi
oleh Satuan pendidikan sesuai kemampuan.
Paragraf 3
Gerakan Budaya Literasi Baca Tulis
pada SMP/ MTs
Pasal 15
Satuan pendidikan SMP/ MTs melaksanakan gerakan budaya
literasi baca dan tulis dengan:
a. menata sarana, prasarana dan lingkungan sekolah kaya literasi,
baik di dalam kelas dan/atau di luar kelas berupa pojok baca,
dan sejenisnya;
b. menata ruang dan lingkungan sekolah literat kaya teks, gambar,
pajangan hasil karya pesertan didik;
c. bekerja sama dengan orang tua/wali, peserta didik, tokoh
masyarakat, pengusaha, praktisi OPD, Dunia Usaha dan
Industri, instansi/ lembaga dalam pelaksanaan Gerakan budaya
literasi di sekolah;
d. menerbitkan 2 (dua) buku dalam satu tahun dari karya peserta
didik, pendidik/ tenaga kependidikan atau berupa kumpulan
hasil karya peserta didik dan pendidik/ tenaga pendidikan.
10
Pasal 16
(1) Pendidik, tenaga kependidikan SMP/ MTs melaksanakan
Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan:
a. mengajarkan literasi membaca;
b. membaca minimal 12 (dua belas) buku non teks (setara 3.000
halaman) per tahun.
(2) Buku non teks dimaksud ayat (1) huruf b, dapat berupa buku
cetak atau buku digital.
(3) Pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik SMP/ MTs
melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan
memanfaatkan perpustakaan/ pojok baca, dan sejenisnya yang
ada di dalam kelas dan/ atau di lingkungan sekolah.
(4) Pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan warga sekolah
SMP/ MTs melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan
tulis dengan menjadi teladan dan berperan aktif dalam tim
literasi sekolah dan mengembangkan ruang kelas/ lingkungan
sekolah kaya teks.
Pasal 17
(1) Peserta didik pada satuan Pendidikan SMP/ MTs melaksanakan
kegiatan literasi baca dan tulis meliputi:
a. membaca minimal sebanyak 9 (sembilan) buku non teks
(setara 2.250 halaman) per tahun;
b. menulis karya tulis minimal sebanyak 12 (dua belas) karya
per tahun;
c. membiasakan membaca buku non teks 15 (lima belas) menit
sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu
pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan.
(2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
berupa buku cetak atau buku digital.
(3) Bagi Peserta didik berkebutuhan khusus dapat menyesuaikan
kondisi masing-masing dan difasilitasi sesuai kemampuan.
Paragraf 4
Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis
di Satuan Pendidikan Non Formal
Pasal 18
(1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan Non Formal
kejar paket A meliputi:
a. peserta didik kejar paket A membaca buku non teks 15 (lima
belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan;
b. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket A mengajarkan
literasi membaca;
c. peserta didik kejar paket A membaca minimal 3 (tiga) judul
buku non teks per tahun;
d. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket A membaca minimal
4 (empat) judul buku non teks per tahun.
(2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa buku cetak atau buku digital.
11
Pasal 19
(1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan Non Formal
kejar paket B meliputi:
a. peserta didik kejar paket B membaca buku non teks 15 (lima
belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu
pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan;
b. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket B mengajarkan
literasi membaca;
c. Peserta didik kejar paket B membaca minimal 4 (empat) judul buku
non teks per tahun;
d. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket B membaca minimal
5 (lima) judul buku non teks per tahun.
(2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa buku cetak atau buku digital.
Pasal 20
(1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan Non Formal
kejar paket C meliputi:
a. peserta didik membaca buku non teks 15 (lima belas) menit
sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu
pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan;
b. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket C mengajarkan
literasi membaca;
c. Peserta didik kejar paket C membaca miminal 5 (lima) judul buku
non teks pertahun;
d. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket C membaca minimal
6 (enam) judul buku non teks per tahun.
(2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa buku cetak atau buku digital.
Paragraf 5
Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis
di Satuan Pendidikan Informal
Pasal 21
Lembaga kursus melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan
tulis dengan :
a. menata sarana, prasarana dan lingkungan kaya literasi;
b. menata ruang dan lingkungan literat, kaya teks, gambar,
pajangan hasil karya warga belajar dan sumber belajar.
Bagian Kedua
Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis di Keluarga
Pasal 22
(1) Dalam pelaksanaan gerakan budaya literasi baca dan tulis
di Keluarga, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. keluarga mengupayakan/ menciptakan rumah kaya literasi
dan kegiatan membaca yang menyenangkan;
b. orang tua/ wali/ keluarga melaksanakan kegiatan
membacakan buku untuk anak usia dini minimal 15 menit
per hari.
(2) Kegiatan membacakan/ membaca buku sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
(3) Orang tua/ wali/ keluarga berperan aktif menjadi mitra sekolah
dalam gerakan budaya literasi.
12
Bagian Ketiga
Gerakan Budaya Literasi Baca Tulis di Masyarakat
Pasal 23
(1) Masyarakat/ kelompok masyarakat dapat berpartisipasi dalam
gerakan budaya literasi dengan membuat lingkungan masyarakat
kaya literasi misalnya kampung literasi, taman literasi, taman
baca, rumah pintar, taman tematik, dan sejenisnya.
(2) Dunia usaha dan dunia industri, pengusaha restoran/ kafe/
warkop, dan sejenisnya dapat berpartisipasi dalam gerakan
budaya literasi dengan menyiapkan pojok/ sudut literasi, menu
literasi, dan sejenisnya.
BAB V
IMPLEMENTASI GERAKAN BUDAYA LITERASI NUMERASI, SAINS,
DIGITAL, FINANSIAL, BUDAYA, DAN KEWARGAAN
Bagian Kesatu
Literasi Numerasi
Pasal 24
Gerakan Budaya Literasi Numerasi dilaksanakan sebagai berikut :
a. Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan
Pendidikan Non Formal menata lingkungan sekolah/ sarana
prasarana kaya literasi numerasi misalnya pemanfaatan tangga,
dinding, halaman pelataran sekolah, jendela dengan operasi
bilangan tambah, kurang, kali, bagi, grafik, tabel, permainan ular
tangga, rumah penjumlahan dengan menggunakan media/
bahan yang mudah diperoleh;
b. Pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali melibatkan
peserta didik/ anak dalam melakukan transaksi jual beli di pasar
tradisional, pasar modern, memperhatikan/ menghitung jarak
dan waktu tempuh saat berpergian;
c. Orangtua/ wali memanfaatkan fasilitas rumah dengan tampilan
numerasi misalnya alat pengukur tinggi badan, timbangan berat
badan, alat pengukur suhu badan, suhu udara, jam dinding,
dan sejenisnya;
d. Satuan pendidikan SD/ MI kelas tinggi, dan SMP/ MTs
menerapkan pembelajaran matematika dan non matematika
berbasis proyek masalah dan berbasis permasalahan riil yang
dialami peserta didik dalam kehidupan sehari hari.
Bagian Kedua
Literasi Sains
Pasal 25
Gerakan Budaya Literasi Sains dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan warga sekolah
lainnya pada satuan pendidikan AUD/ TK/RA, SD/ MI, SMP/
MTs, dan PNF membiasakan bernalar/ berfikir kritis apabila
melihat, mendengar, mengamati, mencermati kejadian/ peristiwa
dan/ atau permasalahan dan bersikap/ berperilaku dengan
kerangka berfikir ilmiah dengan cara mencari akar masalah,
mengumpulkan data/ fakta/ informasi, menemukan alternatif
pemecahan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat;
13
b. Satuan pendidikan AUD/TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan PNF:
1. menyediakan kantin sekolah sehat dan bergizi dengan
mencantumkan komposisi dan kandungan nutrisi, gizi pada
setiap jenis makanan/ minuman yang dijual;
2. memberikan label pada tanaman yang ada di taman obat
keluarga, tanaman hias, tanaman perindang, tanaman
produktif, dan sejenisnya di sekolah dan dilengkapi
keterangan tentang manfaat, asal usul, serta tidak
menghambat/ merusak pertumbuhan dan estetika tanaman;
dan/atau;
3. dapat mengembangkan kegiatan literasi sains yang lainnya;
c. Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, dan SMP/ MTs
membentuk forum diskusi/ kelompok minat bakat literasi sains
yang mempelajari dan merespon kejadian/ fenomena alam,
bencana alam, kebakaran, bencana sosial, dan sejenisnya.
Bagian Ketiga
Literasi Digital
Pasal 26
Gerakan Budaya Literasi digital dilaksanakan sebagai berikut:
a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan
Pendidikan Non Formal:
1. menjadi sekolah berbasis digital, memiliki Prosedur
Operasional Standar (POS) tentang penggunaan/ akses
internet dan menyediakan kelas virtual (e-learning) untuk
memfasilitasi peserta didik dalam penerapan konsep
pembelajaran di mana saja, kapan saja, apa saja, dan dari
siapa saja serta menerapkan model pembelajaran pembauran
(blended learning), dan pembelajaran sesuai kehidupan nyata;
2. mengimplementasikan literasi digital berbasis kelas, budaya
sekolah, dan masyarakat;
3. memiliki laman/website, e-mail, dan minimal 2 (dua) sosial
media seperti instagram, whatsapp, facebook, akun bisnis
(market place), dan sejenisnya;
b. pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, warga sekolah, dan
masyarakat cakap menggunakan internet/ multimedia sebagai
wahana belajar, entrepreneur dan komunikasi yang bertanggung
jawab.
Bagian Keempat
Literasi Finansial
Paragraf 1
Literasi Finansial pada Satuan Pendidikan
Pasal 27
(1) Gerakan Budaya Literasi Finansial pada satuan pendidikan
dilaksanakan sebagai berikut:
a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan
Pendidikan Non Formal melaksanakan pendidikan jiwa
kewirausahaan pada semua peserta didik dengan melibatkan
ekosistem pendidikan;
b. satuan pendidikan SMP/ MTs melaksanakan pendidikan
proyek kewirausahaan dengan melibatkan ekosistem
pendidikan;
14
c. satuan pendidikan SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non
Formal memiliki minimal 1 (satu) jenis usaha, produk
barang/ jasa unggulan;
d. satuan pendidikan SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non
Formal menjalin kemitraan dengan DUDI, UKM, UMKM,
Industri Kreatif dengan bekerjasama saling menguntungkan
dalam proses produksi/ pengolahan dan pemasaran.
(2) Dalam melaksanakan proyek kewirausahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, Satuan pendidikan SMP/ MTs
melaksanakan kegiatan bazar/ pasar di sekolah (market day)
minimal 2 (dua) kali dalam setahun yang memperjualbelikan
hasil karya peserta didik dengan melibatkan orang tua/ wali,
alumni, DUDI, OPD, lembaga/ instansi, dan masyarakat.
Pasal 28
Gerakan Budaya Literasi Finansial dilaksanakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan sebagai berikut:
a. peserta didik PAUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan
Pendidikan Non Formal memiliki buku tabungan sekolah/
tabungan bank dan satuan pendidikan bekerjasama dengan
perbankan;
b. peserta didik PAUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/MTs, dan Pendidikan
Non Formal dikenalkan nilai mata uang, cara mendapatkan
uang, cara menyimpan/ menabung, cara membelanjakan uang
dan cara berbagi kepada sesame;
c. pendidik/ tenaga kependidikan memiliki buku tabungan dan
memenuhi kewajiban/ ketaatan pembayaran pajak/ retribusi
yang menjadi kewajibannya, misal PBB, PKB/ BPNKB, PPh, PPN,
dan lainnya sesuai ketentuan.
Paragraf 2
Literasi Finansial pada Keluarga dan Masyarakat
Pasal 29
Gerakan Budaya Literasi Finansial pada keluarga dan masyarakat
dilaksanakan sebagai berikut:
a. orangtua/ wali dapat memberikan uang saku kepada anak SD/
MI, SMP/ MTs sesuai kebutuhan untuk dibelanjakan sesuai
kebutuhan, dan dilaporkan kepada orang tua/ wali;
b. keluarga memberikan pendidikan literasi finansial sedini
mungkin dengan memanfaatkan aplikasi finansial;
c. keluarga melibatkan dan memberikan keteladanan anak dalam
pengelolaan keuangan, pengambilan keputusan keuangan
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis;
d. keluarga membiasakan praktik 4R (Reduce, Reuse, Recycle,
Recover/Repair) barang bekas menjadi bernilai ekonomis.
Bagian Kelima
Literasi Budaya dan Kewargaan
Pasal 30
Gerakan Budaya Literasi Budaya dan Kewargaan dilaksanakan
sebagai berikut :
a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs menata
lingkungan sekolah, sarana prasarana kaya literasi budaya dan
kewargaan misal barang-barang yang berlatar belakang budaya
atau nilai sejarah yang tinggi, seperti lukisan, kain tradisional,
foto dan simbol kenegaraan, dan/ atau pajangan karya belajar
yang memuat budaya dan kewargaan;
15
b. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA mengenalkan budaya dan
kewargaan melalui berbagai kegiatan misal menyanyikan lagu
daerah dan lagu nasional, membaca buku cerita daerah,
mengenakan baju adat atau baju perjuangan pada peringatan
hari besar nasional atau peringatan hari ulang tahun Kabupaten
Sidoarjo, mengenalkan permainan tradisional dan makanan/
minuman tradisional, kunjungan ke museum/ candi/ sanggar
seni-budaya;
c. satuan pendidikan SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non
Formal mengenalkan budaya dan kewargaan melalui berbagai
kegiatan misal menyanyikan lagu daerah dan lagu nasional,
membaca buku cerita daerah, mengenakan baju adat atau baju
perjuangan pada peringatan hari besar nasional atau peringatan
hari ulang tahun kabupaten sidoarjo, menggunakan bahasa
daerah pada hari tertentu di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler,
mengenalkan permainan tradisional dan makanan/ minuman
tradisional, kunjungan ke museum/ sanggar/ markas TNI/
kantor polisi, atau mengikuti kegiatan bela negara;
d. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs dapat
mendatangkan seniman/ budayawan misal penyair, novelis,
dramawan, pelukis, pemusik, dalang cilik, fotografer, dan
sutradara film, dan tokoh lain misal veteran, kesatuan TNI/
POLRI.
e. orangtua/ wali agar melibatkan peserta didik/ anak dalam
kunjungan keluarga ke rumah adat/ museum/ keraton,
menggunakan bahasa daerah di rumah.
BAB VI
IMPLEMENTASI LITERASI DINI,
LITERASI MEDIA, DAN PERPUSTAKAAN
Bagian Kesatu
Literasi Dini
Pasal 31
(1) Keluarga yang memiliki anak dalam kandungan dan sampai usia
2 (dua) tahun (1000 Hari Pertama Kehidupan/HPK) atau yang
disebut golden age, dan anak usia dini sampai berusia 6 (enam)
tahun, menerapkan literasi dini.
(2) Bentuk literasi dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan tumbuh kembang anak melalui tahapan
mendengar, menyimak, bergumam dan berceloteh, menyebut
kata, mengucapkan kalimat, pra-membaca, dan membaca dini.
Bagian Kedua
Literasi Media
Paragraf 1
Tujuan Literasi Media
Pasal 32
Tujuan Literasi Media adalah sebagai berikut:
a. individu, keluarga, dan masyarakat terbantu untuk
mengembangkan pemahaman substansi media yang lebih baik;
b. individu, keluarga, dan masyarakat terbantu dalam
mengendalikan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari;
16
c. individu, keluarga dan masyarakat memiliki kemampuan untuk
membedakan antara pesan media bersifat positif yang dapat
meningkatkan kualitas hidup dengan pesan media bersifat
negatif atau merusak;
d. pendidik/ tenaga kependidikan, peserta didik, warga sekolah
lainnya, orang tua, dan masyarakat memiliki kecerdasan/
kecakapan dalam menggunakan media digital secara beretika
dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan
berkomunikasi.
Pasal 33
(1) Bentuk literasi media dapat berupa media cetak, radio, tv, digital,
dan lainnya.
(2) Setiap tayangan yang mengandung unsur anak yang terdapat
dalam literasi media, memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. menjunjung tinggi hak anak;
b. terbebas dari unsur diskriminatif terhadap unsur ras, gender,
dan agama;
c. bersifat edukatif, meningkatkan kepedulian sosial, kepatuhan
pada orang tua, dan kesadaran beragama.
(3) Pemantauan pelaksanaan literasi media dilakukan dalam satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat.
Paragraf 2
Gerakan Literasi Media
di Satuan Pendidikan
Pasal 34
(1) Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Media, satuan pendidikan
berlangganan media cetak sesuai dengan kebutuhan usia peserta
didik dan pendidik dengan ketentuan sebagai berikut:
a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA berlangganan minimal
1 (satu) media cetak;
b. satuan pendidikan SD/ MI berlangganan minimal 2 (dua)
media cetak;
c. satuan pendidikan jenjang SMP/ MTs berlangganan minimal
3 (tiga) media cetak.
(2) Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Media, satuan pendidikan
dapat menggunakan:
a. media cetak berlangganan yang ditempatkan di pojok baca
atau perpustakaan sekolah dan mudah diakses oleh pendidik
dan peserta didik;
b. media audio untuk kegiatan pengembangan karakter peserta
didik, misalnya peribadatan mendengarkan lagu-lagu wajib,
lagu cinta tanah air/ mars sekolah;
c. media audiovisual (televisi beserta pendukungnya DVD/ LCD
player) yang digunakan untuk memutar film yang bersifat
edukatif dan menyenangkan sebagai perangkat pembelajaran;
d. media proyektor bersama kelengkapannya sebagai perangkat
pembelajaran.
(3) Pemantauan gerakan budaya literasi media di satuan pendidikan
dilakukan oleh kepala sekolah dan pendidik.
17
Paragraf 3
Gerakan Literasi Media
di Keluarga dan Masyarakat
Pasal 35
Gerakan Literasi Media di Keluarga dan Masyarakat dilaksanakan
sebagai berikut:
a. setiap keluarga dan masyarakat dihimbau untuk menggunakan
media cetak, radio, dan elektronik secara positif dan bijaksana;
b. setiap anggota keluarga yang termasuk dalam kategori
bimbingan orang tua wajib didampingi orang tua pada saat
melihat tayangan film, televise, atau media audiovisual lainnya;
c. orang tua membatasi waktu anak melihat media televisi atau
audiovisual lainnya yang diletakkan di ruang keluarga paling
lama 3 (tiga) jam per hari.
Pasal 36
Dalam pelaksanaan gerakan literasi media, setiap desa dihimbau
memiliki pojok baca atau perpustakaan desa yang berisi media cetak
berlanggangan yang mudah diakses oleh masyakarat.
BAB VII
PELAPORAN, EVALUASI, DAN PENILAIAN
GERAKAN BUDAYA LITERASI PADA SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 37
(1) Pelaporan, evaluasi, dan penilaian gerakan budaya literasi pada
satuan pendidikan dilakukan secara berjenjang mulai dari
peserta didik, orang tua/wali, guru/ tenaga kependidikan, kepala
sekolah, pengawas sekolah, kepala bidang, dan kepala dinas.
(2) Pelaporan, evaluasi, dan penilaian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan minimal setiap semester dan/ atau sewaktu-
waktu sesuai dengan kebutuhan.
(3) Pelaporan, evaluasi, dan penilaian gerakan budaya literasi
dilakukan menggunakan aplikasi.
(4) Dinas membuat aplikasi sistem informasi pelaporan, evaluasi,
dan penilaian Gerakan Budaya Literasi dengan nama aplikasi
Sidoarjo Cerdas “SI_CERDAS” (Sidoarjo_Cerdas, Empati, Relevan,
Disiplin, Adaptif, dan Solutif).
BAB VIII
APRESIASI DAN PENGHARGAAN
Pasal 38
(1) Pemerintah Daerah setiap tahun mengadakan kegiatan pekan
literasi tingkat kabupaten dan satuan pendidikan.
(2) Waktu, tempat, jenis, dan tema kegiatan pekan literasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
satuan tugas literasi kabupaten yang ditetapkan Bupati.
(3) Pemerintah Daerah, organisasi profesi, himpaudi, IGTKI- PGRI,
satuan pendidikan, organisasi/ lembaga lainnya dapat
mengadakan kegiatan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan
Buku (GERNAS BAKU).
(4) Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs dapat
mengadakan lomba literasi membaca antara lain: lomba
bercerita, pidato, mendongeng, mengarang, dan lainnya bagi
peserta didik pada bulan bahasa atau hari besar nasional
lainnya.
18
Pasal 39
(1) Pada upacara peringatan hari pendidikan nasional dan/atau hari
besar nasional lainnya pemerintah daerah dapat memberikan
penghargaan kepada peserta didik, guru, tenaga kependidikan,
pegiat literasi, instansi, dunia usaha, media, yang berprestasi/
menjadi teladan, mempunyai kepedulian tinggi dalam gerakan
budaya literasi.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan
berdasarkan hasil penilaian dengan kriteria dan memperhatikan
klasifikasi jenjang, wilayah, jumlah peserta didik, jenis/ kualitas
karya literasi.
BAB IX
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Pasal 40
(1) Dinas, organisasi perangkat daerah, desa/ kelurahan sesuai
tupoksi dan kewenangannya memberikan keteladanan,
mendampingi pelaksanaan dan melakukan monitoring serta
evaluasi gerakan budaya literasi.
(2) Satuan pendidikan memberikan keteladanan, mendampingi,
melaksanakan monitoring dan evaluasi gerakan budaya literasi.
(3) Pendidik/ tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua/
wali, komite sekolah, masyarakat memberikan keteladanan,
pendampingan, dan pengembangan gerakan budaya literasi.
Pasal 41
(1) Setiap ruang tunggu pelayanan dinas, badan, sekretariat, RSUD,
kecamatan, desa/ kelurahan menyediakan pojok literasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat.
(2) Setiap ruang tunggu badan usaha milik negara, daerah, swasta
menyediakan pojok literasi.
(3) Setiap ruang publik yang banyak dikunjungi orang menyediakan
pojok/ ruang/ taman literasi yang mudah dijangkau.
(4) Masyarakat secara kelompok/ komunitas maupun perorangan
atau pribadi dapat membuat kampung literasi, perpustakaan,
rumah pintar, rumah baca untuk masyarakat.
(5) Jenis literasi yang disediakan pada tempat-tempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), (2), (3), dan (4), dapat berupa literasi
perpustakaan, digital, audio visual, media, teks, majalah, komik,
novel, dan sejenisnya.
BAB X
PENDANAAN
Pasal 42
(1) Pendanaan gerakan budaya literasi di tingkat kabupaten dapat
bersumber dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten, dan
atau sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
(2) Pendanaan gerakan budaya literasi di satuan pendidikan dapat
bersumber dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten, dana
desa, dana BOSREG/ BOSDA, Corporate Social Responsibility
(CSR) dan/ atau sumber dana lainnya yang sah tidak mengikat
dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
19
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 43
(1) Pelaksanaan dan implementasi gerakan budaya literasi
dilakukan secara bertahap, dengan perkembangan pada setiap
tahunnya.
(2) Pelaksanaan dan implementasi gerakan budaya literasi
disesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan, peserta
didik, orang tua, pendidik/ tenaga kependidikan, instansi,
lembaga, dan masyarakat.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati
Sidoarjo Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan
Literasi di Kabupaten Sidoarjo (Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2016 Nomor 104), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 45
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Sidoarjo.
Ditetapkan di Sidoarjo
pada tanggal 8 Oktober 2021
BUPATI SIDOARJO,
ttd
AHMAD MUHDLOR
Ditetapkan di Sidoarjo
pada tanggal Oktober 2021
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SIDOARJO,
ttd
ACHMAD ZAINI
BERITA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2021 NOMOR 69
NOREG PERBUP : 68 Tahun 2021

More Related Content

What's hot

Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Dadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangDadang Solihin
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Dadang Solihin
 
Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN febi diostovel
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Ike Hanisyah
 
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATeguh Kristyanto
 
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...Dadang Solihin
 
Penyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxPenyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxJoseRizal53
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah Dadang Solihin
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptxIrwin Sopyanudin
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasDadang Solihin
 
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma prajaCelvinRamaPratama
 
Sk narasumber 2018
Sk narasumber 2018Sk narasumber 2018
Sk narasumber 2018aim38
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
 
Perdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desa
Perdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desaPerdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desa
Perdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desaari saridjo
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA93220872
 
Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah Syukriy Abdullah
 
PERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptx
PERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptxPERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptx
PERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptxRahmatBuludawa2
 

What's hot (20)

Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
 
Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN
 
Rencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunanRencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunan
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
 
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
 
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
 
Penyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxPenyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptx
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
 
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
 
Sk narasumber 2018
Sk narasumber 2018Sk narasumber 2018
Sk narasumber 2018
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
 
Perdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desa
Perdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desaPerdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desa
Perdes no. 2 tahun 2017 tentang kesehatan desa
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
 
Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah
 
PERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptx
PERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptxPERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptx
PERAN DESA DALAM KEGIATAN PKK DESA.pptx
 

Similar to Gerakan Literasi Sidoarjo

27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakter
27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakter27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakter
27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakterFajar Baskoro
 
Perdes No. 4 Tahun 2023
Perdes No. 4 Tahun 2023Perdes No. 4 Tahun 2023
Perdes No. 4 Tahun 2023NoerCholies1
 
Perdes No. 5 Tahun 2023
Perdes No. 5 Tahun 2023Perdes No. 5 Tahun 2023
Perdes No. 5 Tahun 2023NoerCholies1
 
00. dokumen rpjm desa tokelan
00. dokumen rpjm desa tokelan00. dokumen rpjm desa tokelan
00. dokumen rpjm desa tokelanSrie Maryati
 
Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_MuhSaiful2
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Pemdes Seboro Sadang
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Pemdes Seboro Sadang
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Pemdes Seboro Sadang
 
06. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 201706. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 2017Agus Turyono
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025Pemdes Wonoyoso
 
Perdes No. 2 Tahun 2023
Perdes No. 2 Tahun 2023Perdes No. 2 Tahun 2023
Perdes No. 2 Tahun 2023NoerCholies1
 
Draft perdes rkp desa 2020
Draft perdes rkp desa 2020Draft perdes rkp desa 2020
Draft perdes rkp desa 2020pemdesseling
 
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013Guss No
 

Similar to Gerakan Literasi Sidoarjo (20)

27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakter
27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakter27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakter
27. perbup 27_th_2021_-penguatan pendidikan karakter
 
Perdes No. 4 Tahun 2023
Perdes No. 4 Tahun 2023Perdes No. 4 Tahun 2023
Perdes No. 4 Tahun 2023
 
Perdes No. 5 Tahun 2023
Perdes No. 5 Tahun 2023Perdes No. 5 Tahun 2023
Perdes No. 5 Tahun 2023
 
00. dokumen rpjm desa tokelan
00. dokumen rpjm desa tokelan00. dokumen rpjm desa tokelan
00. dokumen rpjm desa tokelan
 
RPJMDES.pdf
RPJMDES.pdfRPJMDES.pdf
RPJMDES.pdf
 
Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_
 
Perda_Nomor 5.pdf
Perda_Nomor 5.pdfPerda_Nomor 5.pdf
Perda_Nomor 5.pdf
 
Perda_Nomor 5.pdf
Perda_Nomor 5.pdfPerda_Nomor 5.pdf
Perda_Nomor 5.pdf
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
 
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
Perdes no 2 tahun 2018 rkp desa tahun anggaran 2019
 
06. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 201706. perdes rkp desa 2017
06. perdes rkp desa 2017
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2020-2025
 
Perdes rkp desa 2020 seboro
Perdes rkp desa 2020 seboroPerdes rkp desa 2020 seboro
Perdes rkp desa 2020 seboro
 
Perdes No. 2 Tahun 2023
Perdes No. 2 Tahun 2023Perdes No. 2 Tahun 2023
Perdes No. 2 Tahun 2023
 
Draft perdes rkp desa 2020
Draft perdes rkp desa 2020Draft perdes rkp desa 2020
Draft perdes rkp desa 2020
 
Sk kpmd tpk 2017
Sk kpmd tpk 2017Sk kpmd tpk 2017
Sk kpmd tpk 2017
 
lampiran rkp .docx
lampiran rkp .docxlampiran rkp .docx
lampiran rkp .docx
 
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaanSk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
 
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
 

More from Fajar Baskoro

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxFajar Baskoro
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterFajar Baskoro
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanFajar Baskoro
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUSFajar Baskoro
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdfFajar Baskoro
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptxFajar Baskoro
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxFajar Baskoro
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimFajar Baskoro
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahFajar Baskoro
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaFajar Baskoro
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetFajar Baskoro
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfFajar Baskoro
 

More from Fajar Baskoro (20)

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolah
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
 
epl1.pdf
epl1.pdfepl1.pdf
epl1.pdf
 
user.docx
user.docxuser.docx
user.docx
 
Dtmart.pptx
Dtmart.pptxDtmart.pptx
Dtmart.pptx
 
DualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptxDualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptx
 
BADGE.pptx
BADGE.pptxBADGE.pptx
BADGE.pptx
 
womenatwork.pdf
womenatwork.pdfwomenatwork.pdf
womenatwork.pdf
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdf
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Gerakan Literasi Sidoarjo

  • 1. BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 68 TAHUN 2021 TENTANG GERAKAN BUDAYA LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 98 ayat (1) huruf c Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, satuan pendidikan wajib melakukan pembinaan kepada peserta didik untuk menanamkan budaya literasi, budaya belajar, dan budaya peduli lingkungan; b. bahwa dalam rangka mengoptimalkan penerapan gerakan budaya literasi di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, perlu disusun pedoman pelaksanaannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Gerakan Budaya Literasi di Kabupaten Sidoarjo; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774);
  • 2. 2 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); 6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 76, (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6676); 12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136); 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1072); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
  • 3. 3 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 351); 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 954); 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 955); 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 971); 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1378); 20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1687); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2017 Nomor 5 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 81), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019 Nomor 7 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 97); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG GERAKAN BUDAYA LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sidoarjo. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. 3. Bupati adalah Bupati Sidoarjo. 4. Dinas adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo. 5. Organisasi Perangkat Daerah adalah Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo. 6. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa di lingkungan Kabupaten Sidoarjo. 7. Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan membaca menyimak, membaca dan menulis serta keterampilan berfikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visualauditori dan digital.
  • 4. 4 8. Budaya literasi adalah kemampuan mengakses untuk memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas yaitu membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara. 9. Literasi Dini adalah kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan tutur yang dibentuk oleh pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosial di rumah. 10. Literasi Dasar adalah kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan, mempersepsikan informasi, mengkomunikasikan, dan menggambarkan informasi berdasarkan pemahaman dan pemngambilan kesimpulan pribadi atau individu. 11. Literasi Baca Tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. 12. Literasi Numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, dapat menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel, bagan untuk mengambil keputusan. 13. Literasi Sain adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains. 14. Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari- hari. 15. Literasi Finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan, dan motivasi dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. 16. Literasi Budaya dan Kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa, serta pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat. 17. Literasi Media adalah Kemampuan mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda seperti media cetak, media elektronik, radio, televis, internet, dan media digital lainnya dan dapat memahami tujuan penggunaannya.
  • 5. 5 18. Literasi Perpustakaan adalah kemampuan memahami cara membedakan bacaan fiksi dan non fiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodik, menggunakan katalog dan indeks 19. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/ atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka termasuk di dalamnya taman bacaan dan sudut baca. 20. Perpustakaan sekolah/ madrasah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah/ madrasah, bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan bertugas untuk melayani sivitas akademika sekolah tersebut. 21. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/ kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. 22. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan layanan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal. 23. Warga sekolah/ madrasah adalah peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah/ madrasah, yayasan, orang tua/ wali peserta didik. 24. Warga belajar adalah anggota masyarakat tanpa batas umur yang memerlukan suatu jenis pendidikan tertentu, mempunyai hasrat untuk belajar yang terdiri dari peserta belajar, tutor, guru pamong, instruktur. 25. Pemangku Kepentingan fungsi pendidikan mencakup Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kementerian Agama, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), Komunitas, dan Asosiasi Profesi. 26. Merdeka belajar adalah upaya untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang bebas untuk berekspresi, bebas dari hambatan terutama tekanan psikologis dan fokus untuk memaksimalkan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan nasional namun tetap mengikuti kaidah kurikulum. 27. Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) adalah pengukuran kemampuan peserta didik dalam bernalar menggunakan literasi dan numerasi. 28. Survei karakter adalah upaya untuk mengetahui kondisi karakter peserta didik terkait dengan penerapan nilai-nilai Pancasila benar-benar telah dirasakan oleh peserta didik dan ekosistem pendidikan. 29. Survei lingkungan belajar adalah upaya untuk mengetahui kondisi ekosistem belajar peserta didik di sekolah, keluarga dan masyarakat. 30. Portofolio adalah kumpulan informasi bersifat reflektif- integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu, berupa portofolio dokumentasi, proses, dan pameran. 31. Penugasan adalah pemberian tugas untuk mengukur dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan secara individu maupun kelompok.
  • 6. 6 32. Programme for International Student Assessment yang selanjutnya disingkat PISA adalah studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik berusia 15 (lima belas) tahun. 33. Trends in International Mathematics and Science Study yang selanjutnya disingkat TIMSS adalah studi internasional tentang kecenderungan atau arah perkembangan kemampuan peserta didik dalam bidang matematika dan sains. 34. Progress in International Reading Literacy Study yang selanjutnya disingkat PIRLS adalah studi internasional tentang literasi membaca untuk peserta didik sekolah dasar. 35. Metode pembelajaran berbasis Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics yang selanjutnya disingkat STEAM adalah metode pembelajaran untuk meningkatkan ketrampilan mendorong anak bertanya, bekerja bersama, berpikir kreatif, menyelesaikan masalah, mengeksplorasi sesuatu dan mengambil resiko yang telah diperhitungkan dampaknya, menguji solusi dari suatu masalah, serta menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu. 36. Loose parts adalah media pembelajaran berupa benda-benda terlepas yang dapat dipindahkan, dimanipulasi dan cara menggunakannya ditentukan oleh peserta didik untuk meningkatkan kreativitas. BAB II PRINSIP, TUJUAN, SASARAN, KOMPONEN DAN RANAH GERAKAN BUDAYA LITERASI Bagian Kesatu Prinsip Gerakan Budaya Literasi Pasal 2 Prinsip gerakan budaya literasi adalah sebagai berikut : a. berkesinambungan; b. terintegrasi; dan c. melibatkan semua pemangku kepentingan. Bagian Kedua Tujuan Gerakan Budaya Literasi Pasal 3 Tujuan gerakan budaya literasi adalah sebagai berikut : a. menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat; b. mendorong peserta didik/ guru/ tenaga kependidikan/ masyarakat menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life education); c. meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah yang literat; d. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bernalar menggunakan literasi dan numerasi untuk memenuhi standar Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), survey karakter, dan survey lingkungan belajar; e. meningkatkan prestasi peserta didik dalam literasi membaca, matematika, dan sains memenuhi standar minimal PISA, TIMSS, PIRLS yang ditetapkan; dan f. menjadikan sekolah/ kelompok belajar sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik/ warga belajar dalam mengelola pengetahuan dan keterampilan.
  • 7. 7 Bagian Ketiga Sasaran Gerakan Budaya Literasi Pasal 4 Sasaran gerakan budaya literasi yakni: a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, dan SMP/ MTs; b. satuan pendidikan nonformal dan informal; dan c. masyarakat. Bagian Keempat Komponen Gerakan Budaya Literasi Pasal 5 Komponen gerakan budaya literasi meliputi: a. literasi dini; b. literasi dasar; terdiri dari: 1. literasi baca dan tulis 2. literasi numerasi; 3. literasi sains; 4. literasi digital; 5. literasi finansial; dan 6. literasi budaya dan kewargaan; c. literasi perpustakaan; dan d. literasi media. Bagian Kelima Ranah Gerakan Budaya Literasi Pasal 6 Ranah gerakan budaya literasi yakni: a. gerakan literasi sekolah; b. gerakan literasi keluarga; dan c. gerakan literasi masyarakat. BAB III PERENCANAAN GERAKAN BUDAYA LITERASI Pasal 7 (1) Dinas memasukkan gerakan budaya literasi dalam Rencana Strategis dan Rencana Kerja Dinas sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Dinas membentuk Satuan Tugas gerakan budaya literasi yang melibatkan pejabat struktural, fungsional, dan instansi/ lembaga. Pasal 8 (1) Satuan pendidikan memasukan program dan kegiatan gerakan budaya literasi sekolah ke dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dan dokumen I kurikulum, sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Satuan pendidikan AUD, TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal dalam melaksanakan gerakan budaya literasi melibatkan ekosistem pendidikan. Pasal 9 (1) Program dan kegiatan gerakan budaya literasi keluarga dan masyarakat dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) sesuai peraturan perundang- undangan untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan literasi dan numerasi masyarakat. (2) Pemerintah Desa/ Kelurahan membentuk Kelompok Kerja (POKJA) gerakan budaya literasi desa/ kelurahan.
  • 8. 8 BAB IV IMPLEMENTASI GERAKAN BUDAYA LITERASI BACA DAN TULIS Bagian Kesatu Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis di Satuan Pendidikan Paragraf 1 Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis pada AUD/TK/RA Pasal 10 Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA melaksanakan gerakan budaya literasi baca dan tulis dengan: a. menata sarana, prasarana dan lingkungan sekolah kaya literasi; b. menciptakan ruang dan lingkungan sekolah kaya teks, gambar, huruf, dan angka; c. dapat bekerja sama dengan orang tua/ wali, tokoh masyarakat, pengusaha, praktisi, OPD, instansi/ lembaga, Dunia Usaha Dunia Industri, dalam pelaksanaan Gerakan budaya literasi di sekolah. Pasal 11 (1) Dalam pelaksanaan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis, Pendidik PAUD/ TK/ RA wajib membacakan buku cerita kepada peserta didik dengan alokasi waktu 5 (lima) sampai 10 (sepuluh menit) di setiap akhir pembelajaran. (2) Pendidik, tenaga kependidikan PAUD/ TK/ RA melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan: a. mengenalkan buku bacaan, mengenalkan huruf, suku kata, dan angka; b. menerapkan metode pembelajaran STEAM menggunakan media pembelajaran Loose Part; c. membaca minimal 6 (enam) judul buku non teks (setara 1.500 halaman) per tahun. (3) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, dapat berupa buku cetak atau buku digital. (4) Dalam pelaksanaan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis, pendidik, tenaga kependidikan, dan warga sekolah pada PAUD/ TK/ RA wajib menjadi teladan dan berperan aktif dalam Tim Literasi Sekolah (TLS) dan mengembangkan ruang kelas/ lingkungan sekolah kaya teks. Paragraf 2 Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis pada SD/MI Pasal 12 Satuan pendidikan SD/ MI melaksanakan gerakan budaya literasi baca dan tulis dengan: a. menata sarana, prasarana dan lingkungan sekolah kaya literasi; b. menata ruang dan lingkungan sekolah literasi kaya teks; c. bekerja sama dengan orang tua/ wali, alumni, OPD, Dunia Usaha Dunia Industri, instansi/ lembaga, tokoh masyarakat, pengusaha, praktisi dalam pelaksanaan Gerakan budaya literasi di sekolah;
  • 9. 9 d. menerbitkan 1 (satu) buku dalam satu tahun dari karya peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan/ atau berupa kumpulan hasil karya peserta didik dan pendidik, tenaga pendidikan Pasal 13 (1) Pendidik, tenaga kependidikan, warga sekolah SD/ MI wajib menjadi teladan dan berperan aktif dalam Tim Literasi Sekolah (TLS), serta mengembangkan ruang kelas/ lingkungan sekolah kaya teks. (2) Pendidik, tenaga kependidikan SD/ MI melaksanakan Gerakan Budaya Literasi Dini dengan: a. membiasakan peserta didik membaca buku non teks 15 (lima belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan; b. mengajarkan literasi membaca; c. membaca minimal 9 (sembilan) judul buku non teks (setara 2.250 halaman) per tahun. (3) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, dapat berupa buku cetak atau buku digital. Pasal 14 (1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan SD/ MI meliputi: a. peserta didik SD/ MI kelas rendah mengenal/ membaca huruf, suku kata dan angka; b. peserta didik SD/ MI kelas rendah tampil bercerita di depan kelas dan/atau di luar kelas; c. peserta didik SD/ MI kelas tinggi membaca minimal sebanyak 6 (enam) judul buku non teks per tahun dan dapat memanfaatkan perpustakaan/ pojok literasi, dan sejenisnya. (2) Bagi Peserta didik anak berkebutuhan khusus dapat menyesuaikan kondisi masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan difasilitasi oleh Satuan pendidikan sesuai kemampuan. Paragraf 3 Gerakan Budaya Literasi Baca Tulis pada SMP/ MTs Pasal 15 Satuan pendidikan SMP/ MTs melaksanakan gerakan budaya literasi baca dan tulis dengan: a. menata sarana, prasarana dan lingkungan sekolah kaya literasi, baik di dalam kelas dan/atau di luar kelas berupa pojok baca, dan sejenisnya; b. menata ruang dan lingkungan sekolah literat kaya teks, gambar, pajangan hasil karya pesertan didik; c. bekerja sama dengan orang tua/wali, peserta didik, tokoh masyarakat, pengusaha, praktisi OPD, Dunia Usaha dan Industri, instansi/ lembaga dalam pelaksanaan Gerakan budaya literasi di sekolah; d. menerbitkan 2 (dua) buku dalam satu tahun dari karya peserta didik, pendidik/ tenaga kependidikan atau berupa kumpulan hasil karya peserta didik dan pendidik/ tenaga pendidikan.
  • 10. 10 Pasal 16 (1) Pendidik, tenaga kependidikan SMP/ MTs melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan: a. mengajarkan literasi membaca; b. membaca minimal 12 (dua belas) buku non teks (setara 3.000 halaman) per tahun. (2) Buku non teks dimaksud ayat (1) huruf b, dapat berupa buku cetak atau buku digital. (3) Pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik SMP/ MTs melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan memanfaatkan perpustakaan/ pojok baca, dan sejenisnya yang ada di dalam kelas dan/ atau di lingkungan sekolah. (4) Pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan warga sekolah SMP/ MTs melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan menjadi teladan dan berperan aktif dalam tim literasi sekolah dan mengembangkan ruang kelas/ lingkungan sekolah kaya teks. Pasal 17 (1) Peserta didik pada satuan Pendidikan SMP/ MTs melaksanakan kegiatan literasi baca dan tulis meliputi: a. membaca minimal sebanyak 9 (sembilan) buku non teks (setara 2.250 halaman) per tahun; b. menulis karya tulis minimal sebanyak 12 (dua belas) karya per tahun; c. membiasakan membaca buku non teks 15 (lima belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan. (2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa buku cetak atau buku digital. (3) Bagi Peserta didik berkebutuhan khusus dapat menyesuaikan kondisi masing-masing dan difasilitasi sesuai kemampuan. Paragraf 4 Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis di Satuan Pendidikan Non Formal Pasal 18 (1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan Non Formal kejar paket A meliputi: a. peserta didik kejar paket A membaca buku non teks 15 (lima belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan; b. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket A mengajarkan literasi membaca; c. peserta didik kejar paket A membaca minimal 3 (tiga) judul buku non teks per tahun; d. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket A membaca minimal 4 (empat) judul buku non teks per tahun. (2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa buku cetak atau buku digital.
  • 11. 11 Pasal 19 (1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan Non Formal kejar paket B meliputi: a. peserta didik kejar paket B membaca buku non teks 15 (lima belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan; b. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket B mengajarkan literasi membaca; c. Peserta didik kejar paket B membaca minimal 4 (empat) judul buku non teks per tahun; d. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket B membaca minimal 5 (lima) judul buku non teks per tahun. (2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa buku cetak atau buku digital. Pasal 20 (1) Kegiatan literasi baca dan tulis di satuan Pendidikan Non Formal kejar paket C meliputi: a. peserta didik membaca buku non teks 15 (lima belas) menit sebelum pelajaran pertama dimulai atau waktu pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan; b. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket C mengajarkan literasi membaca; c. Peserta didik kejar paket C membaca miminal 5 (lima) judul buku non teks pertahun; d. tutor pendidikan kesetaraan kejar paket C membaca minimal 6 (enam) judul buku non teks per tahun. (2) Buku non teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa buku cetak atau buku digital. Paragraf 5 Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis di Satuan Pendidikan Informal Pasal 21 Lembaga kursus melaksanakan Gerakan Budaya Literasi baca dan tulis dengan : a. menata sarana, prasarana dan lingkungan kaya literasi; b. menata ruang dan lingkungan literat, kaya teks, gambar, pajangan hasil karya warga belajar dan sumber belajar. Bagian Kedua Gerakan Budaya Literasi Baca dan Tulis di Keluarga Pasal 22 (1) Dalam pelaksanaan gerakan budaya literasi baca dan tulis di Keluarga, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. keluarga mengupayakan/ menciptakan rumah kaya literasi dan kegiatan membaca yang menyenangkan; b. orang tua/ wali/ keluarga melaksanakan kegiatan membacakan buku untuk anak usia dini minimal 15 menit per hari. (2) Kegiatan membacakan/ membaca buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. (3) Orang tua/ wali/ keluarga berperan aktif menjadi mitra sekolah dalam gerakan budaya literasi.
  • 12. 12 Bagian Ketiga Gerakan Budaya Literasi Baca Tulis di Masyarakat Pasal 23 (1) Masyarakat/ kelompok masyarakat dapat berpartisipasi dalam gerakan budaya literasi dengan membuat lingkungan masyarakat kaya literasi misalnya kampung literasi, taman literasi, taman baca, rumah pintar, taman tematik, dan sejenisnya. (2) Dunia usaha dan dunia industri, pengusaha restoran/ kafe/ warkop, dan sejenisnya dapat berpartisipasi dalam gerakan budaya literasi dengan menyiapkan pojok/ sudut literasi, menu literasi, dan sejenisnya. BAB V IMPLEMENTASI GERAKAN BUDAYA LITERASI NUMERASI, SAINS, DIGITAL, FINANSIAL, BUDAYA, DAN KEWARGAAN Bagian Kesatu Literasi Numerasi Pasal 24 Gerakan Budaya Literasi Numerasi dilaksanakan sebagai berikut : a. Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal menata lingkungan sekolah/ sarana prasarana kaya literasi numerasi misalnya pemanfaatan tangga, dinding, halaman pelataran sekolah, jendela dengan operasi bilangan tambah, kurang, kali, bagi, grafik, tabel, permainan ular tangga, rumah penjumlahan dengan menggunakan media/ bahan yang mudah diperoleh; b. Pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali melibatkan peserta didik/ anak dalam melakukan transaksi jual beli di pasar tradisional, pasar modern, memperhatikan/ menghitung jarak dan waktu tempuh saat berpergian; c. Orangtua/ wali memanfaatkan fasilitas rumah dengan tampilan numerasi misalnya alat pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, alat pengukur suhu badan, suhu udara, jam dinding, dan sejenisnya; d. Satuan pendidikan SD/ MI kelas tinggi, dan SMP/ MTs menerapkan pembelajaran matematika dan non matematika berbasis proyek masalah dan berbasis permasalahan riil yang dialami peserta didik dalam kehidupan sehari hari. Bagian Kedua Literasi Sains Pasal 25 Gerakan Budaya Literasi Sains dilaksanakan sebagai berikut: a. Pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan warga sekolah lainnya pada satuan pendidikan AUD/ TK/RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan PNF membiasakan bernalar/ berfikir kritis apabila melihat, mendengar, mengamati, mencermati kejadian/ peristiwa dan/ atau permasalahan dan bersikap/ berperilaku dengan kerangka berfikir ilmiah dengan cara mencari akar masalah, mengumpulkan data/ fakta/ informasi, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat;
  • 13. 13 b. Satuan pendidikan AUD/TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan PNF: 1. menyediakan kantin sekolah sehat dan bergizi dengan mencantumkan komposisi dan kandungan nutrisi, gizi pada setiap jenis makanan/ minuman yang dijual; 2. memberikan label pada tanaman yang ada di taman obat keluarga, tanaman hias, tanaman perindang, tanaman produktif, dan sejenisnya di sekolah dan dilengkapi keterangan tentang manfaat, asal usul, serta tidak menghambat/ merusak pertumbuhan dan estetika tanaman; dan/atau; 3. dapat mengembangkan kegiatan literasi sains yang lainnya; c. Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, dan SMP/ MTs membentuk forum diskusi/ kelompok minat bakat literasi sains yang mempelajari dan merespon kejadian/ fenomena alam, bencana alam, kebakaran, bencana sosial, dan sejenisnya. Bagian Ketiga Literasi Digital Pasal 26 Gerakan Budaya Literasi digital dilaksanakan sebagai berikut: a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal: 1. menjadi sekolah berbasis digital, memiliki Prosedur Operasional Standar (POS) tentang penggunaan/ akses internet dan menyediakan kelas virtual (e-learning) untuk memfasilitasi peserta didik dalam penerapan konsep pembelajaran di mana saja, kapan saja, apa saja, dan dari siapa saja serta menerapkan model pembelajaran pembauran (blended learning), dan pembelajaran sesuai kehidupan nyata; 2. mengimplementasikan literasi digital berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat; 3. memiliki laman/website, e-mail, dan minimal 2 (dua) sosial media seperti instagram, whatsapp, facebook, akun bisnis (market place), dan sejenisnya; b. pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, warga sekolah, dan masyarakat cakap menggunakan internet/ multimedia sebagai wahana belajar, entrepreneur dan komunikasi yang bertanggung jawab. Bagian Keempat Literasi Finansial Paragraf 1 Literasi Finansial pada Satuan Pendidikan Pasal 27 (1) Gerakan Budaya Literasi Finansial pada satuan pendidikan dilaksanakan sebagai berikut: a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal melaksanakan pendidikan jiwa kewirausahaan pada semua peserta didik dengan melibatkan ekosistem pendidikan; b. satuan pendidikan SMP/ MTs melaksanakan pendidikan proyek kewirausahaan dengan melibatkan ekosistem pendidikan;
  • 14. 14 c. satuan pendidikan SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal memiliki minimal 1 (satu) jenis usaha, produk barang/ jasa unggulan; d. satuan pendidikan SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal menjalin kemitraan dengan DUDI, UKM, UMKM, Industri Kreatif dengan bekerjasama saling menguntungkan dalam proses produksi/ pengolahan dan pemasaran. (2) Dalam melaksanakan proyek kewirausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Satuan pendidikan SMP/ MTs melaksanakan kegiatan bazar/ pasar di sekolah (market day) minimal 2 (dua) kali dalam setahun yang memperjualbelikan hasil karya peserta didik dengan melibatkan orang tua/ wali, alumni, DUDI, OPD, lembaga/ instansi, dan masyarakat. Pasal 28 Gerakan Budaya Literasi Finansial dilaksanakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan sebagai berikut: a. peserta didik PAUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal memiliki buku tabungan sekolah/ tabungan bank dan satuan pendidikan bekerjasama dengan perbankan; b. peserta didik PAUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/MTs, dan Pendidikan Non Formal dikenalkan nilai mata uang, cara mendapatkan uang, cara menyimpan/ menabung, cara membelanjakan uang dan cara berbagi kepada sesame; c. pendidik/ tenaga kependidikan memiliki buku tabungan dan memenuhi kewajiban/ ketaatan pembayaran pajak/ retribusi yang menjadi kewajibannya, misal PBB, PKB/ BPNKB, PPh, PPN, dan lainnya sesuai ketentuan. Paragraf 2 Literasi Finansial pada Keluarga dan Masyarakat Pasal 29 Gerakan Budaya Literasi Finansial pada keluarga dan masyarakat dilaksanakan sebagai berikut: a. orangtua/ wali dapat memberikan uang saku kepada anak SD/ MI, SMP/ MTs sesuai kebutuhan untuk dibelanjakan sesuai kebutuhan, dan dilaporkan kepada orang tua/ wali; b. keluarga memberikan pendidikan literasi finansial sedini mungkin dengan memanfaatkan aplikasi finansial; c. keluarga melibatkan dan memberikan keteladanan anak dalam pengelolaan keuangan, pengambilan keputusan keuangan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis; d. keluarga membiasakan praktik 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recover/Repair) barang bekas menjadi bernilai ekonomis. Bagian Kelima Literasi Budaya dan Kewargaan Pasal 30 Gerakan Budaya Literasi Budaya dan Kewargaan dilaksanakan sebagai berikut : a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs menata lingkungan sekolah, sarana prasarana kaya literasi budaya dan kewargaan misal barang-barang yang berlatar belakang budaya atau nilai sejarah yang tinggi, seperti lukisan, kain tradisional, foto dan simbol kenegaraan, dan/ atau pajangan karya belajar yang memuat budaya dan kewargaan;
  • 15. 15 b. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA mengenalkan budaya dan kewargaan melalui berbagai kegiatan misal menyanyikan lagu daerah dan lagu nasional, membaca buku cerita daerah, mengenakan baju adat atau baju perjuangan pada peringatan hari besar nasional atau peringatan hari ulang tahun Kabupaten Sidoarjo, mengenalkan permainan tradisional dan makanan/ minuman tradisional, kunjungan ke museum/ candi/ sanggar seni-budaya; c. satuan pendidikan SD/ MI, SMP/ MTs, dan Pendidikan Non Formal mengenalkan budaya dan kewargaan melalui berbagai kegiatan misal menyanyikan lagu daerah dan lagu nasional, membaca buku cerita daerah, mengenakan baju adat atau baju perjuangan pada peringatan hari besar nasional atau peringatan hari ulang tahun kabupaten sidoarjo, menggunakan bahasa daerah pada hari tertentu di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, mengenalkan permainan tradisional dan makanan/ minuman tradisional, kunjungan ke museum/ sanggar/ markas TNI/ kantor polisi, atau mengikuti kegiatan bela negara; d. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs dapat mendatangkan seniman/ budayawan misal penyair, novelis, dramawan, pelukis, pemusik, dalang cilik, fotografer, dan sutradara film, dan tokoh lain misal veteran, kesatuan TNI/ POLRI. e. orangtua/ wali agar melibatkan peserta didik/ anak dalam kunjungan keluarga ke rumah adat/ museum/ keraton, menggunakan bahasa daerah di rumah. BAB VI IMPLEMENTASI LITERASI DINI, LITERASI MEDIA, DAN PERPUSTAKAAN Bagian Kesatu Literasi Dini Pasal 31 (1) Keluarga yang memiliki anak dalam kandungan dan sampai usia 2 (dua) tahun (1000 Hari Pertama Kehidupan/HPK) atau yang disebut golden age, dan anak usia dini sampai berusia 6 (enam) tahun, menerapkan literasi dini. (2) Bentuk literasi dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan tumbuh kembang anak melalui tahapan mendengar, menyimak, bergumam dan berceloteh, menyebut kata, mengucapkan kalimat, pra-membaca, dan membaca dini. Bagian Kedua Literasi Media Paragraf 1 Tujuan Literasi Media Pasal 32 Tujuan Literasi Media adalah sebagai berikut: a. individu, keluarga, dan masyarakat terbantu untuk mengembangkan pemahaman substansi media yang lebih baik; b. individu, keluarga, dan masyarakat terbantu dalam mengendalikan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari;
  • 16. 16 c. individu, keluarga dan masyarakat memiliki kemampuan untuk membedakan antara pesan media bersifat positif yang dapat meningkatkan kualitas hidup dengan pesan media bersifat negatif atau merusak; d. pendidik/ tenaga kependidikan, peserta didik, warga sekolah lainnya, orang tua, dan masyarakat memiliki kecerdasan/ kecakapan dalam menggunakan media digital secara beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi. Pasal 33 (1) Bentuk literasi media dapat berupa media cetak, radio, tv, digital, dan lainnya. (2) Setiap tayangan yang mengandung unsur anak yang terdapat dalam literasi media, memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. menjunjung tinggi hak anak; b. terbebas dari unsur diskriminatif terhadap unsur ras, gender, dan agama; c. bersifat edukatif, meningkatkan kepedulian sosial, kepatuhan pada orang tua, dan kesadaran beragama. (3) Pemantauan pelaksanaan literasi media dilakukan dalam satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Paragraf 2 Gerakan Literasi Media di Satuan Pendidikan Pasal 34 (1) Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Media, satuan pendidikan berlangganan media cetak sesuai dengan kebutuhan usia peserta didik dan pendidik dengan ketentuan sebagai berikut: a. satuan pendidikan AUD/ TK/ RA berlangganan minimal 1 (satu) media cetak; b. satuan pendidikan SD/ MI berlangganan minimal 2 (dua) media cetak; c. satuan pendidikan jenjang SMP/ MTs berlangganan minimal 3 (tiga) media cetak. (2) Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Media, satuan pendidikan dapat menggunakan: a. media cetak berlangganan yang ditempatkan di pojok baca atau perpustakaan sekolah dan mudah diakses oleh pendidik dan peserta didik; b. media audio untuk kegiatan pengembangan karakter peserta didik, misalnya peribadatan mendengarkan lagu-lagu wajib, lagu cinta tanah air/ mars sekolah; c. media audiovisual (televisi beserta pendukungnya DVD/ LCD player) yang digunakan untuk memutar film yang bersifat edukatif dan menyenangkan sebagai perangkat pembelajaran; d. media proyektor bersama kelengkapannya sebagai perangkat pembelajaran. (3) Pemantauan gerakan budaya literasi media di satuan pendidikan dilakukan oleh kepala sekolah dan pendidik.
  • 17. 17 Paragraf 3 Gerakan Literasi Media di Keluarga dan Masyarakat Pasal 35 Gerakan Literasi Media di Keluarga dan Masyarakat dilaksanakan sebagai berikut: a. setiap keluarga dan masyarakat dihimbau untuk menggunakan media cetak, radio, dan elektronik secara positif dan bijaksana; b. setiap anggota keluarga yang termasuk dalam kategori bimbingan orang tua wajib didampingi orang tua pada saat melihat tayangan film, televise, atau media audiovisual lainnya; c. orang tua membatasi waktu anak melihat media televisi atau audiovisual lainnya yang diletakkan di ruang keluarga paling lama 3 (tiga) jam per hari. Pasal 36 Dalam pelaksanaan gerakan literasi media, setiap desa dihimbau memiliki pojok baca atau perpustakaan desa yang berisi media cetak berlanggangan yang mudah diakses oleh masyakarat. BAB VII PELAPORAN, EVALUASI, DAN PENILAIAN GERAKAN BUDAYA LITERASI PADA SATUAN PENDIDIKAN Pasal 37 (1) Pelaporan, evaluasi, dan penilaian gerakan budaya literasi pada satuan pendidikan dilakukan secara berjenjang mulai dari peserta didik, orang tua/wali, guru/ tenaga kependidikan, kepala sekolah, pengawas sekolah, kepala bidang, dan kepala dinas. (2) Pelaporan, evaluasi, dan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan minimal setiap semester dan/ atau sewaktu- waktu sesuai dengan kebutuhan. (3) Pelaporan, evaluasi, dan penilaian gerakan budaya literasi dilakukan menggunakan aplikasi. (4) Dinas membuat aplikasi sistem informasi pelaporan, evaluasi, dan penilaian Gerakan Budaya Literasi dengan nama aplikasi Sidoarjo Cerdas “SI_CERDAS” (Sidoarjo_Cerdas, Empati, Relevan, Disiplin, Adaptif, dan Solutif). BAB VIII APRESIASI DAN PENGHARGAAN Pasal 38 (1) Pemerintah Daerah setiap tahun mengadakan kegiatan pekan literasi tingkat kabupaten dan satuan pendidikan. (2) Waktu, tempat, jenis, dan tema kegiatan pekan literasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh satuan tugas literasi kabupaten yang ditetapkan Bupati. (3) Pemerintah Daerah, organisasi profesi, himpaudi, IGTKI- PGRI, satuan pendidikan, organisasi/ lembaga lainnya dapat mengadakan kegiatan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (GERNAS BAKU). (4) Satuan pendidikan AUD/ TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs dapat mengadakan lomba literasi membaca antara lain: lomba bercerita, pidato, mendongeng, mengarang, dan lainnya bagi peserta didik pada bulan bahasa atau hari besar nasional lainnya.
  • 18. 18 Pasal 39 (1) Pada upacara peringatan hari pendidikan nasional dan/atau hari besar nasional lainnya pemerintah daerah dapat memberikan penghargaan kepada peserta didik, guru, tenaga kependidikan, pegiat literasi, instansi, dunia usaha, media, yang berprestasi/ menjadi teladan, mempunyai kepedulian tinggi dalam gerakan budaya literasi. (2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan berdasarkan hasil penilaian dengan kriteria dan memperhatikan klasifikasi jenjang, wilayah, jumlah peserta didik, jenis/ kualitas karya literasi. BAB IX PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN Pasal 40 (1) Dinas, organisasi perangkat daerah, desa/ kelurahan sesuai tupoksi dan kewenangannya memberikan keteladanan, mendampingi pelaksanaan dan melakukan monitoring serta evaluasi gerakan budaya literasi. (2) Satuan pendidikan memberikan keteladanan, mendampingi, melaksanakan monitoring dan evaluasi gerakan budaya literasi. (3) Pendidik/ tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua/ wali, komite sekolah, masyarakat memberikan keteladanan, pendampingan, dan pengembangan gerakan budaya literasi. Pasal 41 (1) Setiap ruang tunggu pelayanan dinas, badan, sekretariat, RSUD, kecamatan, desa/ kelurahan menyediakan pojok literasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. (2) Setiap ruang tunggu badan usaha milik negara, daerah, swasta menyediakan pojok literasi. (3) Setiap ruang publik yang banyak dikunjungi orang menyediakan pojok/ ruang/ taman literasi yang mudah dijangkau. (4) Masyarakat secara kelompok/ komunitas maupun perorangan atau pribadi dapat membuat kampung literasi, perpustakaan, rumah pintar, rumah baca untuk masyarakat. (5) Jenis literasi yang disediakan pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3), dan (4), dapat berupa literasi perpustakaan, digital, audio visual, media, teks, majalah, komik, novel, dan sejenisnya. BAB X PENDANAAN Pasal 42 (1) Pendanaan gerakan budaya literasi di tingkat kabupaten dapat bersumber dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten, dan atau sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat. (2) Pendanaan gerakan budaya literasi di satuan pendidikan dapat bersumber dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten, dana desa, dana BOSREG/ BOSDA, Corporate Social Responsibility (CSR) dan/ atau sumber dana lainnya yang sah tidak mengikat dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 19. 19 BAB XI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 43 (1) Pelaksanaan dan implementasi gerakan budaya literasi dilakukan secara bertahap, dengan perkembangan pada setiap tahunnya. (2) Pelaksanaan dan implementasi gerakan budaya literasi disesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan, peserta didik, orang tua, pendidik/ tenaga kependidikan, instansi, lembaga, dan masyarakat. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 44 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Literasi di Kabupaten Sidoarjo (Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 Nomor 104), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 45 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo. Ditetapkan di Sidoarjo pada tanggal 8 Oktober 2021 BUPATI SIDOARJO, ttd AHMAD MUHDLOR Ditetapkan di Sidoarjo pada tanggal Oktober 2021 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIDOARJO, ttd ACHMAD ZAINI BERITA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2021 NOMOR 69 NOREG PERBUP : 68 Tahun 2021