1. Guru dan Keprofesiannya
Guru adalah suatu profesi yang diharapkan untuk senantiasa meningkatkan keprofesiannya.
Keseharian seorang guru tidak terlepas tanggungjawab utamanya adalah mengajar siswa untuk
menjadi lebih baik dari hari ke hari. Mengajar suatu pekerjaan bagi sebagian orang begitu
mengasyikkan, tapi tentunya ada juga yang hanya sebagai rutinitas pekerjaan. Kedua hal ini
pada implementasinya akan terlihat sama, tetapi ada sesuatu yang berbeda yang kadang tidak
terlihat dengan jelas implikasinya di lapangan.
Implementasi guru yang mensikapi pekerjaan ini sangat mengasikkan tentunya akan berusaha
menjadikan profesinya menjadi lebih baik. Siswa akan dilayani sesuai dengan kemampuannya.
Pekerjaan mengajar akan senantiasa diteliti untuk selalu mengadakan perbaikan dan
pengayaan.
Perbaikan dan pengayaan yang dilakukan guru tidak akan terlepas dengan kemampuan yang
dimiliki oleh guru itu sendiri. Sehingga peningkatan kemampuan guru merupakan hal yang
cukup mendasar dan penting dilakukan. Proses peningkatan kemampuan tentunya bisa
dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai langkah, tetapi yang pertama dan utama harus
berangkat dari keinginan guru itu sendiri. Kemampuan tentunya harus diiringi dengan
kesempatan dan yang pertamanya kemauan.
Kemauan seorang guru akan lahir dari jiwa seorang guru yang mensikapi tugasnya sebagai
tugas mulia. Tugas mulia dalam hal ini bukan hanya sekedar bahwa seorang guru adalah
mengamalkan ilmu yang nantinya akan menjadikan dia sebagai seorang mulia di hadapan
Pencipta. Hal ini bahkan seakan dijadikan guru sebagai legitimasi ataupun bekal dia di akhir
nanti. Padahal kalaulah seorang guru itu mengamalkan ilmu merupakan jaminan di akhir kelak,
haruslah pengamalan ilmunya juga dalam kerangka tugas mulia sesuai awal pertama manusia
diciptakan. Tugas mulia itu harus mengerucut kepada tugas sebagai abdi Allah swt dalam
rangka menjalankan fungsi sebagai wakil-Nya di muka bumi yang dibatasi oleh perannya
mengemban amanah Allah swt.
Tugas mulia seperti itulah yang akan mendasari seorang guru memiliki kemauan yang tidak
akan habis oleh bergulirnya waktu dan keadaan. Setelah kemauan termiliki, tentunya akan
muncul usaha untuk meningkatkan kemampuan. Kemampuan dalam hal ini adalah segala hal
yang berkaitan dengan keprofesiannya sebagai guru. Baik kemampuan dalam hal yang
berkaitan dengan pengajaran, materi pembelajaran ataupun sesuatu yang berkaitan dengan
pendidikan dan keprofesiannya.
Kemampuan bisa diperoleh guru dengan berbagai cara, mulai dari dia sendiri memasuki
sekolah yang lebih tinggi ataupun mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
2. kependidikan. Media kegiatan pendidikan saat ini begitu banyak dan mudah diperoleh, mulai
dari seminar-seminar, workshop-workshop ataupun pendidikan dan pelatihan dari departemen
pendidikan nasional (depdiknas) ataupun dari pihak swasta yang bergelut di bidang pendidikan,
dan asosiasi mata pelajaran serta musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
Wawasan guru harus senantiasa terbuka, seiring dengan perkembangan globalisasi saat ini.
Guru tidak akan berkembang kemampuannya kalaulah hanya melaksanakan rutinitasnya
sehari-hari menghadapi siswa tanpa berdiskusi dengan sesama guru yang lain. Forum
musyawarah guru tentunya pada setiap sekolah ada dengan wadah MGMP. Tetapi sayang di
berbagai sekolah pelaksanaan ataupun kegiatan MGMP masih berbagai keaktifannya. Tentu
tidak terlepas dengan kebijakan yang diterapkan oleh pimpinan sekolah.
Kemampuan seorang guru tidak terlepas dengan kesempatan yang ada ataupun berusaha
diadakan. Kesempatan yang ada salah satunya adalah wadah MGMP. MGMP kegiatannya
harus berangkat dari kebersamaan guru yang memiliki kemauan sama untuk senantiasa
meningkatkan dirinya menjadi lebih baik. MGMP tidak terlepas dengan kebijakan yang
dilakukan oleh pimpinan di suatu sekolah. Dua hal ini cukup mempengaruhi untuk berjalannya
program ataupun kegiatan musyawarah guru pada suatu sekolah. Kegiatan MGMP di suatu
sekolah berjalan itu merupakan angka minimal, walaupun tidak cukup itu karena harus ada
salah satu anggota ataupun ahli dari luar yang memberikan informasi dan wawasan lebih
sehingga bisa berbagi di dalam musyawarah itu.
Informasi ataupun wawasan saat ini sebenarnya cukup terbuka lebar, baik melalui media
informasi komunikasi ataupun organisasi lain salah satunya asosiasi. Media informasi
komunikasi diperlukan guru untuk yang memiliki kemampuan menggunakannya,hal ini
memerlukan waktu dan keahlian yang tentunya bisa dipelajari. Alternatif lain saat ini adalah
dengan menjadi anggota Asosiasi mata pelajaran misalnya Asosiasi Guru Matematika. Dengan
menjadi anggota Asosiasi yang aktif merupakan salah satu alternatif yang cukup membuka
kesempatan guru untuk menambah wawasan bahkan meningkatkan kemampuannya.
Asosiasi guru mata pelajaran, khususnya Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) dewasa
ini lahir seiring perjalanan waktu yang memerlukan wadah untuk guru berkiprah mengadakan
perubahan menjadi lebih baik. AGMI bukanlah tandingan MGMP matematika, tetapi merupakan
organisasi yang sinergis dengan MGMP. Perbedaannya adalah AGMI merupakan wadah yang
independent yang dilindungi oleh Undang-Undang Guru dan Dosen. Keindependenant inilah
yang merupakan kesempatan guru untuk melahirkan keinginan ataupun kreativitas dengan
dipagari oleh rambu-rambu yang ada di dalamnya.
Keinginan ataupun kreativitas guru dapat lahir dalam wadah ini dengan misi yang sama yaitu
mengadakan perubahan yang lebih baik. Perubahan dalam hal ini bukan hanya yang bersifat
3. makro berkaitan dengan kebijakan, tetapi termasuk mikro berkaitan dengan kemampuan
sumber daya guru (SDG) itu sendiri. Kemampuan SDG contohnya meningkatkan kemampuan
guru dalam hal media pembelajaran, bidang informasi komunikasi ataupun keprofesian lainnya.
Makro berkaitan dengan kebijakan pendidikan yang disikapi, dievaluasi untuk dilihat, dikaji
sesuai atau tidaknya dengan kebutuhan pendidikan, bahkan senantiasa mencoba mengusulkan
program-program untuk peningkatan mutu pendidikan di negara tercinta ini.
Kesempatan yang ada sebetulnya cukup mendukung guru untuk dapat meningkatkan
kemampuannya. Tetapi tentu perlu disikapi guru danstakeholder dengan sikap terbuka.
Keterbukaan menerima dan menyaring informasi sesuai dengan apa adanya tanpa diiringi
dengan pandangan ataupun pendapat yang tidak dicek dahulu salah atau tidaknya. Sikap
terbuka akan menjadikan kehidupan semakin dinamis serta keilmuan dan peningkatan
kemampuan akan mudah diperoleh, karena kita akan mudah untuk menerima serta
mengembangkan sesuatu dimulai dari berpikir positif.
Cara pandang guru sebaiknya luas dan luwes. Luas dalam pengertian berpandangan jauh ke
depan sehingga wawasan akan bertambah sesuai perkembangan era globalisasi yang
menuntut guru senantiasa meningkatkan kemampuannya. Luwes dalam pengertian keilmuan
yang diperoleh senantiasa disaring dan dikembangkan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Dengan demikian akan lahir guru profesional melaksanakan tugas sesuai fungsi dan peran,
bukan dijadikan alat sesuai kepentingan ataupun melaksanakan tugas tanpa selektifitas. Guru
merupakan tugas mulia yang harus mampu melahirkan generasi lebih baik. Generasi yang akan
menjadi pelanjut untuk menjadikan negara ini sebagai tempat bergulir pelaksanaan orang-orang
yang sadar akan tugas hidupnya.Wallahu alam.