5. Dispepsia
Dispepsia
• Dyspepsia merupakan kumpulan,
keluhan/gejala klinis yang terjadi dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas
yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Keluhan refluks
gastroesofagus klasik berupa rasa panas
di dada (heart burn) dan regurgitasi
asam lambung, kini tidak lagi termasuk
dyspepsia.
6. • Pengertian dyspepsia terbagi 2, yaitu :
• Dyspepsia organic, bila telah diketahui
adanya kelainan organic sebagai
penyebabnya
• Dispepsia non organic atau dyspepsia
disfungsional, atau dyspepsia non ulkus
(DNU) bila tidak jelas penyebabnya.
7. Diagnosis banding
nyeri/ketidaknyamanan abdomen atas
Dispepsia
• Organik
• Ulkus peptikronik (ulkus
ventrikuli,ulkus duodeni)
• Gastro-oesophageal refluks disease
(gord), dengan atau tanpa oesaphagitis
• Obat : OAINS, Aspirin,
•
10. • Manifestasi Klinis
• Klasifikasi klinis praktis, didasarkan
atas dasar keluhan/gejala yang
dominant, membagi dyspepsia menjadi
3 tipe :
•
11. • Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus
(ulcus-like dyspesia), dengan gejala :
– Nyeri epigastrium terlokalisasi.
– Nyeri hilang setelah makan atau pemberian
antacid.
– Nyeri saat lapar.
– Nyeri episodic
12. • Dispepsia dengan gejala seperti
dismotilitas (dysmotility-like
dyspepsia), dengan gejala :
– Mudah kenyang
– Perut cepat terasa penuh saat makan
– Mual
– Muntah
– Upper ubdominalbloating
– Rasa tak nyaman bertambah saat makan
13. • Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala
seperti kedua tipe diatas)
• Pembagian akut dan kronik berdasarkan
atas jangka waktu 3 bulan.
14. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan radiologi yaitu OMD
dengan kontras ganda, serologi,
helicobacter pylori, dan urea breath test
(belum tersedia di Indonesia).
Endoskopi merupakan pemriksaan baku
emas, selain sebagai diagnostik
sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan dengan endoskopi
adalah :
16. Pengobatan
• Pengobatan dyspepsia mengenal
beberapa golongan obat, yaitu :
• Antasid 20-150 ml per hari
• Golongan obat ini mudah didapat dan
murah. Anatasid akan menetralisir
sekresi asam lambung, campuran yang
biasanya terdapat dalam antacid antara
lain Na bikarbonat, Al (OH)3, Mg
(OH)2, dan Mg trisilikat.
17. • Pemakaian obat ini sebaiknya jangan
diberikan terus menerus, sifatnya hanya
simtomatis, untuk mengurangi rasa
nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai dalam
waktu lebih lama, juga berkhasiat
sebagai adsorben sehingga bersifat non
toxik, namun dalam dosis besar akan
menyebabkan diare karena terbentuk
senyawa MgCl2.
18. Antikolinergik
• Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini
tidak spesifik. Obat yang agak selektif
yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti
reseptor muskarinik yang dapat
menekan sekresi asam lambung sekitar
28-43%.pirenzepin juga memiliki efek
siptoprotektif.
•
19. Antagonis Reseptor
• Golongan obat ini banyak digunakan
untuk mengobati dispepsia organic atau
esensial seperti tukaka peptik. Obat
yang termasuk golongan antagonis
reseptor H2 antara lain simetidin,
roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
20. Sitopropektif
• Prostaglandin sintetik seperti misoprostol (
PGE ) dan enprostil ( PGE )2. Selain bersifat
Sitopretektif juga menekan sekresi asam
lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi
meningkatkan sekresi prostaglandin endogen,
yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi,
meningkatkan produksi mukus dan
meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa,
serta membentuk lapisan protektif (sebagai
site protective), yang bersenyawa dengan
protein sekitar lesi mukosa saluran cerna
bagian atas (SCBA).
21. Golongan prokinetik
• Obat yang termasuk golongan
prokinetik, yaitu sisaprid, domperidon
dan metoklopramid. Golongan ini cukup
efektif untuk mengobati dyspepsia
fungsional dan refleks esofagitis dengan
mencegah refluks dan memperbaiki
bersihan asam lambung (acid
clearance).
22. Tujuan Diet
• Tujuan Diet Penyakit Lambung adalah
untuk memberikan makanan dan cairan,
secukupnya yang tidak memberatkan
lambung serta mencegah dan
menetralkan sekresi asam lambung yang
berlebihan.
23. Syarat Diet
• Syarat-syarat Diet Penyakit Lambung
adalah:
• Mudah cerna, porsi kecil, dan sering
diberikan.
• Energi dan protein cukup, sesuai
kemampuan pasien untuk menerimanya.
• Lemak rendah, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total yang
ditingkatkari secara bertahap hingga
sesuai dengan kebutuhan.
24. Syarat Diet
• Rendah serat, terutama serat tidak larut
air yang ditingkatkan secara bertahap.
• Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
• Tidak mengandung bahan makanan atau
bumbu yang tajam, balk secara termis,
mekanis, maupun kimia (disesuaikan
dengan daya terima perorangan).
• Laktosa rendah bila ada gejala
intoleransi laktosa; umumnya tidak
dianjurkan minuet susu terlalu banyak.
25. Syarat Diet
• Makan secara perlahan di lingkungan
yang tenang.
• Pada Ease akut dapat diberikan
makanan parenteral saja selama 24-48
jam untuk memberi istirahat pada
lambung.