-
Kaji preferensi makanan pasien
-
Kaji kemampuan menelan pasien
-
Kaji kebutuhan nutrisi pasien
-
Kaji status gizi pasien
-
Kaji faktor yang mempengaruhi intake
-
Kaji kemampuan memasak keluarga
-
Kaji kemampuan ekonomi keluarga
-
Kaji kemampuan mengunyah pasien
-
Kaji kemampuan menelan
2. DEFINISI
Ulkus peptikum merupakan ulkus kronik yang secara khas
dan timbul karna pajanan sekresi lambung yang asam.
Ulkus peptikum adalah erosi mukosa gastro intestinal yang
disebabkan oleh terlalu banyaknya asam hidroklorida
dan pepsin. Meskipun ulkus dapat terjadi pada
osofagus, lokasi paling umum adalah duodenum dan
lambung (Wardell, 1990).
3. ETIOLOGI
Ideopatik
H.
Pylori
Peningkatan asam hidrochlorida dan pepsin
stress atau marah
penggunaan kronis obat antiinflamasi non
steroid(NSAID)
Minum alkohol dan merokok berlebihan.
7. PATOFISIOLOGI
Penyebab
ulkus peptikum duodenum dan
gaster saat ini diperberat oleh H.pylori. Selain
H.pylori, dua mekanisme berbeda pada
terjadinya ulkus peptikum di lambung dan
duodenum
telah
diusulkan.
Di
lambung, diperkirakan terjadi kerusakan
perlindungan lapisan epitel secara normal dan
menyebabkan ulkus gaster.
Pada situasi normal, aliran asam hidroklorida
dari lumen lambung dicegah oleh adanya
hubungan yang sangat erat dan non
permeable antara sel-sel epitel dan lapisan
alkali mucus yang menyelimuti permukaan
epitel lambung.
8. PATOFISIOLOGI
Pada pembentukan ulkus peptikum gaster, barrier
difusi ini dapat dirusak oleh adanya cedera kronis
oleh
aspirin,
NSAID,
kortison,
hormone
adrenokortikosteroid (ACTH), kafein, fenilbutazon
(butazolidin), alcohol dan agen kemoterapi.
Zat-zat
ini
dapat
merangsang
produksi
asam, menyebabkam kerusakan mukosa local dan
atau menekan sekresi mucus. Zat-zat ini melepas
lapisan permukaan mucus dan menyebabkan
degenerasi membrane sel epitel, dan terjadi difusi
massif asam kembali ke epitel dinding lambung.
Factor pertama terjadinya ulkus peptikum adalah
kelebihan sekresi asam. Aktifitas saraf vagus
meningkat
pada
individu
dengan
ulkus
duodenum, terutama selama status puasa dan pada
malam hari.
9. PENATALAKSANAAN
MEDIKAL
Tujuan utamanya adalah
lambung. Ini dapat meliputi:
mengistirahatkan
Penetralan atau buffering asam hidroklorida
Menghambat sekresi asam
Penurunan aktivitas pepsin dan asam hidroklorida
Membasmi H.Pylori dari saluran gastrointestinal
Obat yang diresepkan pada klien dengan ulkus
peptikum untuk 4 alasan utama:
Untuk menghilangkan bakteri H.Pylori dari saluran
gastrointestinal (antibiotika)
Untuk
menurunkan sekresi (obat hiposekresi
antagonis reseptor H2, analog prostaglandin,
antikolonergik, inhibitor pompa proton, antasida).
Untuk menetralisasi asam (antasida)
Untuk melindungi barrier mukosa (sukralfat)
10. PENATALAKSANAAN BEDAH
Pembedahan untuk menurunkan keasaman
lambung adalah:
Mengangkat saraf yang merangsang sel yang
mensekresi asam
Mengangkat bagian lambung yang mensekresi
asam
Tindakan tersebut meliputi:
Vasotomi
Vagotomi dengan piroloplasti
Gastroenterostomi
Antrektomi
Gatrektomi sub total
Gastrektomi total
12. ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS
PEPTIKUM SECARA TEORITIS
PENGKAJIAN
Identitas klien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Jenis pekerjaan
Alamat
Suku/bangsa
agama
Tingkat pendidikan, dll.
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengkonsumsi rokok, kopi dan
alcohol dan klien juga merupakan seseorang yang emosional.
13. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri ulu hati, seperti tertusuk nyeri
biasanya hilang dengan makan, pasien mengalami
sensasi
luka
bakar
pada
esophagus
dan
lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang
disertai sendawa umum terjadi bila lambung pasien
kosong, mual dan muntah, konstipasi, perdarahan
pada buang air besar, mengatakan badan terasa
lemah dan letih, klien juga mengatakan berat badan
turun ( 20 % lebih di bawah BB ideal)
Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan anggota keluarga ada yang menderita
penyakit yang sama dengan klien.
14. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: lemah, pucat
Tanda vital : tacikardi, pernafasan cepat.
Wajah
Klien tampak meringis, konjungtiva anemis
Mulut :
Mukosa bibir kering, klien hanya menghabiskan 1/3 porsi
yang disediakan, otot menelan lemah
Dada
Inspeksi
: bentuk dada simetris kiri dan kanan,
pernafasan cepat.
Palpasi
: nyeri tekan
Perkusi
: bunyi ketok sonor
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
15. Abdomen
Inspeksi
: simetris kiri dan
memegang perut saat nyeri
Palpasi
: nyeri tekan abdomen
Perkusi
: bunyi ketok timpany
Auskultasi : bising usus ++
kanan,
klien
Integumen
warna kulit pucat, turgor kulit jelek
Ekstremitas
Takikardi, kekuatan otot lemah, klien dibantu
keluarga dalam beraktifitas
16. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan
dengan barium terhadap
atas dapat menunjukkan
saluran GI
adanya ulkus
Endoskopi GI mengidentifikasi perubahan
inflamasi, ulkus dan lesi.
Feces dapat diambil positif terhadap
darah samar.
Adanya
H. Pylory dapat ditentukan
dengan biopsy dan histology melalui
kultur
17. Data Fokus
Data Subjektif
Klien mengatakan nyeri biasanya hilang dengan
makan
Klien mengatakan nyeri uluhati, pasien mengalami
sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung,
yang naik ke mulut
Klien mengatakan sendawa umum terjadi bila
lambung pasien kosong
Klien mengatakan mual dan muntah
Klien mengatakan konstipasi
Klien mengatakan perdarahan pada buang air besar
Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih
Klien mengatakan berat badan turun (20% lebih di
bawah BB ideal)
18. SAMB….
Data Objektif
Klien tampak lemah
Klien tampak meringis
Wajah klien pucat
Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan
Bising usus ++
Turgor kulit jelek
Kekuatan otot lemah
Konjungtiva anemis
Takikardi
Klien dibantu keluarga dalam beraktifitas
Nyeri tekan pada thorak
Pernafasan cepat
Nyeri tekan abdomen
Klien memegang perut saat nyeri
Mukosa bibir kering
Otot menelan lemah
Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan
adanya ulkus
Endoskopi GI mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi.
Feces dapat diambil positif terhadap darah samar.
Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui
kultur
19. ANALISA DATA
No
1
Data-Data
Etiologi
DS:
Trauma
-Klien mengatakan nyeri biasanya hilang dengan refleks
makan
-Klien
sekunder
mengatakan
nyeri
uluhati,
pasien
mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan
lambung, yang naik ke mulut
DO:
-Klien tampak meringis
-Wajah klien pucat
-Nyeri tekan pada thorak
-Pernafasan cepat
-Nyeri tekan abdomen
-Klien memegang perut saat nyeri
Masalah
jaringan
dan Nyeri
spasme
otot
terhadap
gangguan visceral usus
20. SAMB…..
No
2.
Data-Data
DS:
-Klien mengatakan badan lemah dan letih
-Klien mengatakan berat badan turun (20% lebih di bawah
BB ideal)
DO:
-Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan
-Bising usus ++
-Turgor kulit jelek
-Mukosa bibir kering
-Otot menelan lemah
Etiologi
Intake yang tidak adekuat
Masalah
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan tubuh
dari
21. SAMB…..
No
3.
Data-Data
DS:
-Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih
-Klien mengatakan mengeluh nyeri tumpul, seperti
tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau
di punggung
DO:
-Kekuatan otot lemah
-Klien dibantu keluarga dalam beraktifitas
-Kekuatan otot lemah
-Konjungtiva anemis
-Wajah klien pucat
Etiologi
Kelemahan otot
Masalah
Intoleransi aktivitas
22. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri
berhubungan dengan trauma
jaringan dan refleks spasme otot
sekunder terhadap gangguan visceral
usus.
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan otot.
24. No
1.
Diagnosa
NOC
NIC
Nyeri berhubungan dengan trauma Kriteria hasil:
jaringan dan reflex spasme otot -
Mengenali
sekunder
1.
penyebab
terhadap
gangguan
visceral usus
Definisi:
-
sensori
menyenangkan
dan
yang
tidak
-
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
manage
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
ment
kualitas dan factor presipitasi
Menggunakan
metode
pengalaman
factor
Pain
Aktifitas
-
non
analgetik
Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
emosional yang muncul secara
mengurangi nyeri
actual atau potensial kerusakan -
Mengenali gejala-
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
jaringan
gejala nyeri
kebisingan
atau
menggambarkan
adanya kerusakan
ke
serangan -
-
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
Melaporkan nyeri
-
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
mendadak atau pelan intensitasnya
yang
-
Tingkatkan istirahat
dari ringan sampai berat yang dapat
terkontrol
-
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
sudah
diantisipasi dengan akhir yang Kriteria penilaian NOC:
dapat diprediksi dan dengan durasi 1.
Tidak
kurang dari 6 bulan
Analges -
Cek riwayat alergi
sama sekali
ic
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
Jarang dilakukan
adminis
Dilaporkan secara verbal atau 3.
Kadang dilakukan
tration
non verbal
4.
Sering dilakukan
analgesic ketika pemberian lebih dari satu, tentukan
-
Fakta dan observasi
5.
Selalu dilakukan
pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri
-
Tingkah laku berhati-hati
Batasan karakteristik:
-
2.
dilakukan 1.
-
frekuensi
-
Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan
-
Pilih rute IV, IM untuk pengobatan nyeri
-
Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
25. No
2.
Diagnosa
NOC
NIC
Ketidakseimbangan nutrisi kurang -
Nutritional status:
dari kebutuhan tubuh b/d intake
food
yang tidak adekuat
intake
and
1.
Aktifitas
fluid
Nutrition
-
Kaji adanya alergi makanan
management
-
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Definisi: intake, nutrisi tidak cukup Kriteria hasil:
-
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
untuk keperluan metabolisme tubuh -
Adanya
Batasan karakteristik:
peningkatan berat
-
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
badan
-
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-
Kolaborasi
-
Dilaporkan
adanya
intake
tinggi serat
sesuai
makanan yang kurang
-
dengan tujuan
Mudah
Mampu
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
mengidentifikasi
dibutuhkan pasien
sesaat
merasa
setelah
kenyang mengunyah
makanan
-
Keengganan untuk makan
-
ahli
gizi
kebutuhan nutrisi
-
Nutrition
-
BB pasien dalam batas normal
monitoring
-
monitor adanya penurunan berat badan
Tidak adanya nyeri
-
monitor lingkungan selama makan
abdominal
-
Adanya keinginan 1.
untuk makan
Nyeri abdominal dengan atau
tanpa patologi
dengan
-
monitor mual dan muntah
-
monitor kalori dan intake nutrisi
Kriteria penilaian NOC:
1.
Tidak
dilakukan
sama sekali
2.
Jarang dilakukan
3.
Kadang dilakukan
4.
Sering dilakukan
5.
Selalu dilakukan
untuk
26. No
3.
Diagnosa
NOC
NIC
Intoleransi aktifitas berhubungan -
Energy
dengan kelemahan otot
conservation
Definisi: ketidakcukupan energy
secara fisiologis maupun psikologis
untuk
meneruskan
menyelesaikan
aktifitas
atau
-
-
-
atau
aktifitas
atau
-
nadi
-
aktifitas
dan pernafasan
terhadap
Mampu melakukan
aktifitas sehari-hari
Respon abnormal dan tekanan
darah
Berpartisipasi
Monitor nutrisi dan sumber energy yang
adekuat
-
Monitor akan adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebih
tekanan darah, nadi
verbal
kelemahan
Kaji adanya factor yang menyebabkan
kelelahan
peningkatan
secara
Observasi adanya pembatasan klien dalam
beraktifitas
-
fisik tanpa disertai
kelelahan
adanya
-
management
Self care: ADL
dalam
diminta
Batasan karakteristik:
Melaporkan
Energy
Kriteria Hasil:
atau aktifitas sehari-hari
-
1.
Aktifitas
1.
Activity
-
therapy
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas
yang mampu dilakukan
-
Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang
Kriteria penilaian NOC:
sesuai
1.
psikologis
Tidak
dilakukan
sama sekali
-
dengan
kemampuan
fisik
dan
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
2.
Jarang dilakukan
aktifitas seperti kursi roda
3.
Kadang dilakukan
4.
Sering dilakukan
dalam merencanakan program terapi yang
5.
Selalu dilakukan
tepat
-
Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic