2. DEFINISI
Definisi dispepsia adalah kumpulan gejala saluran pencernaan atas meliputi rasa nyeri
atau tidak nyaman di area gastro-duodenum (epigastrium/uluhati), rasa terbakar, penuh,
cepat kenyang, mual atau muntah.
Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,
kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, dan sendawa. Keluhan ini sangat
bervariasi, baik dalam jenis gejala maupun intensitas gejala tersebut dari waktu ke waktu
dibagi menhjadi 2 :
● Dipepsia Organik
● Dispepsia Fungsional
3. Dispepsia organik adalah dispepsia yang teiah diketahui adanya keiainan organik
sebagai penyebabnya atau terdapat penyebab yang mendasari.
Dispepsia Organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan
pada usia >40 tahun.
4. Nyeri
Epigastrium
Mual Muntah Sendawa Nafsu
Makan
Turun
Kembung Pemeriksa
an
Khas
Gastritis + + + + + + Endoskopi
: Kerusakan
Mukosa
Lambung
UBT : (+)
infeksi
H.Pylori
Kadang terjadi
perdarahan :
Feses Berdarah.
Anemia
Ulkus Peptikum + + + + + + Endoskopi
& Radiologi
:
ditemukann
ya tukak di
lambung
atau
Duodenum
Ulkus Lambung :
memburuk saat
pagi, malam, tidak
makan.
Ulkus Duodenum
: memeburuk 2-3
jam setelah makan
Duodenitis - + + - - + sakit perut
menjalar ke
punggung
Pankreatitis + + + - - - nyeri mendadak
dan terus
menerus, nyeri
seperti
6. DEFINISI
Proses inflamasi pada mukosa dan submucosa lambung.
Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut atau kronis.
8. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
● NSAID (karena beberapa jenis NSAID dapat menghentikan produksi dari PGE2 dimana ini berfungsi
untu meregulasi perlindungan dari mukosa lambung. Dengan konsumsi NSAID berlebihan, mukosa
lambung bisa mengalami iritasi karena kurangnya perlindungan pada mukosa lambung)
● Infeksi kuman Helicobacter pylori (bakteri ini dapat melepaskan urease yang dapat menetralkan asam
lambung. Kemudian H. pylori menginfeksi mukosa lambung dan melepaskan toksin yang merusak
jaringan di mukosa lambung dan menyebabkan inflamasi)
● Pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gastritis karena Pada saat perut yang harusnya
diisi tetapi dibiarkan kosong atau ditunda pengisiannya maka asam lambung akan meningkat dan
mencerna lapisan mukosa lambung dan menimbulkan rasa nyeri.
● Kebiasaan minum minuman beralkohol, kebiasaan merokok, sering mengalami stres, kebiasaan makan
yaitu waktu makan tidak teratur, serta terlalu banyak mengonsumsi makanan yang pedas dan asam.
● Usia merupakan permasalahan yang timbul pada saat remaja yaitu kebiasaan makan yang buruk
seperti kebiasaan tidak makan pagi terjebak dengan pola makan tidak sehat yaitu menginginkan
penurunan berat badan secara drastis sehingga melakukan pengaturan makan/diet yang salah.
9. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh World Health Organization (WHO), didapati
kejadian gastritis di beberapa negara seperti, Inggris 22 %, China 31 %, Jepang 14,5 %, Kanada 35 %
dan Perancis 29,5.
Sedangkan, untuk di Asia Tenggara gastritis mencapai angka sekitar 583.635 kasus dari jumlah
penduduk setiap tahunnya.
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396
kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk.
10. KLASIFIKASI
Gastritis Akut
● dengan gejala yang tampak ringan dibandingkan kronik. Biasa pada gambaran patologisnya
terdapat inflamasi akut dan pengumpulan neutrophil pada mukosa edema.
● Selain itu mukosa yang edema akan berwarna merah dan terjadi erosi kecil serta mengalami
perdarahan
Gastritis Kronik
● dengan gejala tampak lebih parah dibandingkan akut. Biasa terjadi karena fase akut yang tidak
ditatalaksana dengan benar.
● Selain itu bisa juga terjadi akibat adanya autoimmune seperti anemia pernisiosa dan atrophic
gastritis.
● Biasa pada gbaran patologisnya sudah terdapat atrofi pada kelenjar mukosa. Sel-sel parietal
sudah menghilang, dinding lambung menjadi tipis, serta mukosa lambung tampak rata.
11. GEJALA KLINIS
● Nyeri Epigastrium
● pusing
● Mual & Muntah
● nafsumakan Turun
● Feses Berdarah
● Kembung
● Kulit Pucat & Mata Ikterik
14. TATALAKSANA
Jika makanan tertentu, stress, alcohol, atau nicotin membuat masalah menjadi lebih parah bisa
dilakukan dengan diet sehat atau menghindari factor resiko tersebut. Jika perubahan gaya hidup ini tidak
cukup untuk meredakan gejala, pengobatan dipertimbangkan.
Gastritis biasanya diobati dengan obat penurun asam. Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan
gejalanya, obat-obatan berikut dapat digunakan:
● PPI seperti omeprazole atau pantoprazole mengurangi produksi asam lambung
● H2 blocker seperti ranitidine dan famotidine juga mengurangi produksi asam lambung
● Antacids seperti aluminium hidroksida atau magnesium hidroksida menetralkan asam yang sudah
ada.
Jika gastritis disebabkan oleh Helicobacter pylori maka PPI bisa di kombinasikan dengan dua atau tiga
antibiotic. PPI-Claritromicin-Amoksisilin selama 14-21 hari dianggap pengobatan lini pertama.
Klaritromisin lebih disukai daripada metronidazol karena tingkat kekambuhan dengan klaritromisin jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan terapi tiga kali lipat menggunakan metronidazol.
15. KOMPLIKASI
● Ulser Peptic
● Anemia
● Bleeding ulser
● Kanker lambung
Jika dibiarkan berlakur dan tatalaksana tidak adekuat bisa menyebabkan kematian juga
16. PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada penyebabnya. Bagi kebanyakan orang yang menjalani
pengobatan, gejalanya memang berkurang tetapi kekambuhan sering terjadi.
Pasien dengan gastritis yang diinduksi H.pylori juga memiliki risiko kecil terkena
kanker lambung di masa depan.
28. DEFINISI
Duodenitis adalah peradangan yang terjadi pada duodenum (usus dua belas jari) yang
merupakan bagian pertama dari usus halus.
Penyebab utama dari duodenitis yaitu infeksi lambung oleh bakteri Helicobacter pylori
(H. pylori). Infeksi biasanya menyebabkan radang lambung (gastritis) yang menyebar ke
usus halus. Inilah mengapa gastritis erat kaitannya dengan duodenitis.
29. ETIOLOGI
● Penyakit usus lainnya.
● Gangguan autoimun (celiac)
● Factor stres ekstrem yang disebabkan oleh operasi besar, trauma tubuh yang parah,
atau syok
● Cedera traumatis pada perut atau usus kecil
● Aliran balik empedu menuju lambung atau usus halus atau reflux empedu
● Kombinasi infeksi virus tertentu ketika sistem imun sedang lemah,
● Benturan yang berdampak pada usus halus
● Cedera traumatis pada perut atau usus kecil
● Menelan zat/benda beracun yang dapat merusak lapisan usus
● Penggunaan produk tembakau atau alkohol
● Terapi radiasi untuk kanker dan kemoterapi untuk kanker
30. EPIDEMIOLOGI
- Menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse,
sekitar 20 hingga 50 persen orang di Amerika Serikat mungkin
terinfeksi H. pylori
- 80 persen orang di beberapa negara berkembang terinfeksi
bakteri tersebut, yang dimana bakteri tersebut menyebabkan
penyakit duodenitis.
- Dari kasus-kasus gastrointestinal yang dilakukan pemeriksaan
menggunakan endoskopi SCBA (Saluran Cerna Bagian Atas)
didapatkan kelainan yang sering yaitu gastritis diikuti gastritis
erosif dan duodenitis dengan presentase 7,67%
31. FAKTOR RESIKO
● Berusia lanjut.
● Konsumsi berlebihan obat pereda nyeri.
● Gangguan autoimun.
● Gaya hidup.
● Konsumsi alkohol.
● Penyakit lainnya.
32. GEJALA KLINIS
● Cepat merasa kenyang ketika makan sehingga terkadang merasa kurang nafsu makan
● Gangguan pencernaan seperti terasa kembung atau terasa seperti banyak gas dalam perut
● Mual dan muntah
● Sakit perut yang menjalar ke punggung
● Kram perut
● Perut terasa panas dan seperti sensasi terbakar
● Anemia defisiensi besi
● Pendarahan dari usus
● Obstruksi usus
33. DIAGNOSIS
- Anamnesis dan Pemeriksaan
Fisik
- Pemeriksaan penunjang
● Endoskopi
● Tes darah
● Tes nafas
● Tes sampel tinja
34. TATALAKSANA
a. Non farmakologi :
● Menghindari kebiasaan merokok.
● Menjaga kebersihan diri untuk
mencegah infeksi.
● Membatasi konsumsi makanan
pemicu asam lambung, seperti
makanan pedas dan asam
● Mengurangi atau menghentikan
sama sekali konsumsi alkohol.
● Membatasi konsumsi obat pereda
nyeri NSAID, seperti aspirin,
naproxen, dan ibuprofen
B. Farmakologi :
- Antibiotik
- Obat penurun asam
lambung
- Obat penetral asam
lambung
35. KOMPLIKASI
● Perdarahan usus
● Perforasi usus
● Muntah darah atau muntah yang berwarna hitam
● Tinja berwarna hitam
● Sakit perut yang parah
● Sakit yang tidak kunjung sembuh
● Penurunan berat badan drastic atau sangat cepat
● Jika peradangannya parah, itu dapat menyebabkan obstruksi usus.
● Kasus duodenitis yang parah dapat menyebabkan luka pada lapisan yang
disebut ulkus. Kasus ini disebut duodenitis peptikum.
36. PROGNOSIS
Kasus duodenitis yang tidak diobati dapat menjadi kronis. Hal ini dapat
menyebabkan sakit maag dan pendarahan lambung. Dalam beberapa kasus,
peradangan kronis pada lapisan perut dapat mengubah sel dari waktu ke
waktu dan meningkatkan risiko terkena kanker perut
37. REFERENSI
● Gastrointestinal System At A Glance second Edition. Satish Keshav and Adam Bailey
● clinical Gastroenterlogy 3rd Ed
● (2021, 10 4). Retrieved from http://eprints.umpo.ac.id/8292/4/BAB%202.pdf
● Azer, S. A., & Akhondi., H. (2022, January 19). Gastritis. Retrieved from StatPearls:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544250/
● Elizabeth P. Rantung, W. P. (2019). Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Gastritis di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado. Jurnal e-Biomedik, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019, Page 130-136.
● Gastritis : Overview. (2018, June 28). Retrieved from InformedHealth:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK310265/
● Novi Rosiana, B. R. (2020). HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GASTRITIS DENGAN MOTIVASI
UNTUK MENCEGAH KEKAMBUHAN GASTRITIS. Journal of Nursing Sciences, Volume 9, Nomor 1, Page
10-18.
● Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, PAPDI bab 68-97 Gastroenterologi
● Joffe SN, Lee FD, Blumgart LH. Duodenitis. Clin Gastroenterol. 1978 Sep;7(3):635-50. PMID: 361306.
● https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5583440/
● https://www.healthline.com/health/gastritis-duodenitis#TOC_TITLE_HDR_1
● https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/361306/