SlideShare a Scribd company logo
1 of 93
1




AUDITING
 DIKLAT SERTIFIKASI JFA
   Pembentukan Ahli


PRIYONO DWI NUGROHO AK MSI MM
2
     BAB V ; PROSEDUR, TEKNIK DAN
     BUKTI AUDIT
    SUB BAHASAN ;
    A. PENGERTIAN PROSEDUR DAN TEKNIK
       AUDIT
    B. PENGERTIAN BUKTI AUDIT
    C. HUBUNGAN BUKTI AUDIT, MATERIALITAS
       DAN RISIKO
    D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT
    E. TEKNIK-TEKNIK AUDIT
A. PENGERTIAN PROSEDUR & TEKNIK
    AUDIT
3



       Prosedur Audit = Urutan langkah yang harus
        ditempuh oleh auditor dalam rangka
        memperoleh bukti yg diperlukan sesuai dgn
        sasaran yg ingin dicapai dgn menggunakan
        teknik2 audit yg sesuai.
         Tiap   tahapan audit terdiri dari beberapa prosedur
         audit
       Teknik audit = Cara-cara yg ditempuh oleh
        auditor utk mendapatkan bukti-bukti yg
        diperlukan
         Tiap   prosedur audit terdiri dari beberapa teknik
B. PENGERTIAN BUKTI AUDIT
4




    Semua media informasi yang digunakan oleh
    auditor untuk mendukung
    argumentasi, pendapat atau simpulan dan
    rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat
    kesesuaian antara kondisi dengan kriterianya.
SYARAT-SYARAT BUKTI
5


        RELEVAN ( RE )
        KOMPETEN (KO)
        CUKUP (CU)
         +
        MATERIAL (MA)




         REKOCU+MA
relevan
6


     Relevan = Bukti yang secara logis mempunyai
      hubungan dengan permasalahannya.
     Contoh ;

      Pada audit atas pengelolaan penerimaan pajak
      daerah oleh Dispenda, bukti yg relevan spt
      Surat Ketetapan Pajak Daerah, BKU
      Penerimaan Pajak Daerah, serta bukti Setoran
      Pajak Daerah. Sedangkan bukti yg tdk relevan
      spt bukti-bukti pengeluaran anggaran
      Dispenda, walaupun bukti2 tsb juga
      mengandung nilai uang.
kompeten
7

   Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh ;
     sumber bukti = bukti ekstern umumnya lbh kompeten dari
      bukti intern.
     cara mendapatkan bukti = didapat dari pihak eksten, didapat
      melalui pengamatan langsung, dll.
     kelengkapan persyaratan juridis bukti tersebut =
       ada td tgn, stempel, tgl, td persetujuan.
       Bukti asli
       Bukti yg dilegalisir

   Contoh ;
    Bag keu SPM-nya baik, sdgkan bag. pengadaan SPM-nya lemah, maka
    bukti yg bersumber dari bag keu lebih meyakinkan atau lebih kompeten
    dibandingkan dengan bukti dari bagian pengadaan, khususnya untuk
    transaksi yang mengaitkan kedua bagian tersebut.
cukup
8


       Bukti yg cukup berkaitan dengan jumlah
        kualitas dan atau nilai keseluruhan bukti.
       Bukti yg cukup berarti dpt mewakili/
        menggambarkan keseluruhan keadaan/kondisi
        yg dipermasalahkan.
material
9


       Bukti yg mempunyai nilai yg cukup berarti &
        penting bagi pencapaian tujuan organisasi
       Materialitas dpt dilihat dari ;
         Besarya nilai uang atau yang bernilai uang besar.
         Pengaruhnya thd kegiatan (walaupun nilainya tdk
          seberapa)
         Hal yg menyangkut tujuan audit
         Pneting menurut pertauran
         Keinginan pemanfaat laporan
         Kegiatan yg pada saat audit dilakukan sedang jadi
          perhatian umum
C. HUBUNGAN BUKTI AUDIT DENGAN
        MATERIALITAS DAN RISIKO
10


        Pengumpulan bukti, terlebih dahulu harus ;
          memperhitungkan      materialitas = jk permasalahan
           ditetapkan material, mk bukti2 hrs dikumpulkan
           dan sebaliknya jk tdk maetrial mk bukti2 tdk perlu
           dikumpulkan.
          Mempertimbangkan risiko permasalahan yg diuji
           (risiko deteksi) utk menetapkan jumlah & jenis
           bukti.
D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT
11



     1. BUKTI PENGUJIAN FISIK
     2. BUKTI DOKUMEN 
        DOKUMEN,CATATAN
     3. BUKTI ANALISIS 
        ANALISIS
        AUDITOR, PERHITUNGAN
        AUDITOR, SPM
     4. BUKTI KETERANGAN 
        KONFIRMASI, LISAN, S
        PESIALIS
E. Teknik-teknik Audit
12




        Cara-cara yg ditempuh oleh auditor utk
         mendapatkan bukti-bukti yg diperlukan
          Tiap prosedur audit terdiri dari beberapa
           teknik audit.
E. TEKNIK-TEKNIK AUDIT
13


     1. ANALISIS             10. CROSS FOOTING
     2. OBSERVASI/PENGAMAT   11. VOUCHING
        AN                   12. TRASIR
     3. PERMINTAAN           13. SCANNING
        KETERANGAN
                             14. REKONSILIASI
     4. EVALUASI
                             15. KONFIRMASI
     5. INVESTIGASI
                             16. BANDINGKAN
     6. VERIFIKASI
                             17. INVENTARISASI/OPNA
     7. CEK                      ME
     8. UJI/TEST             18. INSPEKSI
     9. FOOTING
1. Teknik audit utk bukti fisik
14


     1) Observasi/pengamatan
         Peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara
         hati-hati, ilmiah dan kontinu selama kurun waktu
         tertentu utk membuktikan suatu keadaan atau
         masalah.
     2) Inventarisasi/opname
         Pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik
         barang, menilai kondisinya (rusak berat, ringan atau
         baik) & membandingkannya dgn saldo menurut
         pembukuan, kemudian mencari sebab2 terjadinya
         perbedaan jika ada.
         Hasil opname dituangkan dalam BA.
1. Teknik audit utk bukti fisik
15
     (lanjutan)


     3) Inspeksi
         Meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yg
         lazim pula disebut dgn on the spot inspection, yg
         dilakukan secara rinci dan teliti
         Inspeksi ini sering dilakukan secara mendadak
         dan biasanya dikuti dengan membuat BA.
2. Teknik audit utk bukti dokumen
16


     1) Verifikasi
         Pengujian secara rinci dan teliti tentang
         kebenaran, ketelitian
         perhitungan, kesahihan, pembukuan, pemilikan
         dan eksistensi dari suatu dokumen.
     2) Cek
         Menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu
         dengan teliti.
     3) Uji/test
         Test yg dilakukan mencakup hal-hal yang
         esensial.
2. Teknik audit utk bukti dokumen
     (lanjutan)
17




     4) Footing
         Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan
         total dari atas ke bawah (vertikal).
     5) Cross footing
         Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan
         total dari kiri ke kanan (horizontal)
2. Teknik audit utk bukti dokumen
     (lanjutan)
18



     6) Vouching
         Menelusuri suatu informasi/data dalam suatu
         dokumen ke pencatatan pendukungnya menuju
         kepada adanya bukti pendukungnya (vouchernya);
         atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur yg
         berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.
         Hanya mengecek adanya bukti, belum
         kesubstansinya.
     7) Trasir/Telusuri
         Menelusuri suatu bukti transaksi/kejadian menuju ke
         penyajian/informasi dalam suatu dokumen.
2. Teknik audit utk bukti dokumen
     (lanjutan)
19



     8) Scanning
         Penelaahan secara umum dan dilakukan dgn
         cepat tetapi teliti utk menemukan hal-hal yg tdk
         lazim atas suatu informasi.
     9) Rekonsiliasi
         Mencocokkan dua data yg terpisah, mgn hal yg
         sama yang dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yg
         berbeda.
3. Teknik audit utk bukti analisis
20



     1) Analisis
         Memecah/mengurai data/informasi ke dlm unsur2
         yg lebih kecil atau bagian-bagian shg dpt
         diketahui pola hubungan antar unsur penting yg
         tersembunyi.
         Analisis tsb antara lain dlm bentuk ;
         - Analisis rasio
         - Analisis statistik
         - Benchmarking
3. Teknik audit utk bukti analisis
     (lanjutan)
21



     2) Evaluasi
        Cara untuk memperoleh suatu kesimpulan atau
        pandangan/penilaian dgn mencari pola hubungan
        atau menghubungkan atau merakit berbagai
        informasi yg telah diperoleh, baik informasi/bukti
        intern maupun bukti ekstern.
        Evaluasi dpt dilakukan dgn ;
        - menyusun bagan arus (flowchart)
        - melaksanakan walktrough test
3. Teknik audit utk bukti analisis
     (lanjutan)
22



     3) Investigasi
         Suatu upaya utk mengupas secara intensif suatu
         permasalahan melalui
         penjabaran, menguraikan, atau meneliti secara
         mendalam.
     4) Pembandingan
         Membandingkan data dari satu unit kerja dengan
         data dari unit kerja yg lain, atas hal yg sama dan
         periode yg sama atau hal yg sama dari periode
         yg berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.
4. Teknik audit utk bukti keterangan
23



     1) Konfirmasi
        Memperoleh bukti sebagai peyakin bagi auditor
        dgn mendapatkan/meminta informasi yg sah dari
        pihak yg relevan, umumnya pihak luar auditan.
        Konfirmasi dpt dilakukan dgn ;
        - Konfirmasi lisan
        - Konfirmasi positif
        - Konfirmasi negatif
4. Teknik audit utk bukti keterangan
 (lanjutan)
24



     2) Permintaan Keterangan
         Dilakukan untuk menggali informasi
          tertentu dari berbagai pihak yang
          berkompeten.
         Pihak yang kompeten bisa berarti pegawai
          atau pejabat auditi yang berkaitan dengan
          permasalahan atau pihak ketiga termasuk
          para spesialis atau profesional suatu
          bidang ilmu.
         Teknik ini dapat dilakukan dengan
          mengajukannya secara tertulis maupun
25
     BAB VI
     KERTAS KERJA AUDIT ( KKA )
     SUB BAHASAN ;
     A.   PENGERTIAN KKA
     B.   HUBUNGAN PKA DENGAN KKA
     C.   TUJUAN DAN MANFAAT KKA
     D.   JENIS-JENIS KKA
     E.   PRINSIP PENYUSUNAN KKA
     F.   ISI KKA
     G.   FORMAT KKA
     H.   PENOMORAN KKA
     I.   PENGELOMPOKAN KKA
     J.   PENGUASAAN KKA
A. PENGERTIAN KKA
26


        Catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh auditor
         mengenai bukti-bukti yg dikumpulkan, berbagai
         teknik dan prosedur audit yang diterapkan, serta
         simpulan-simpulan yg dibuat selama melakukan
         audit. (SAS 41).
        Dokumentasi yang dibuat oleh auditor mengenai
         semua hal yang dilakukannya, yang berisi
         metodologi audit yang dipilih, prosedur audit
         yang ditempuh, bukti audit yang
         dikumpulkan, dan simpulan audit yang diambil
         selama audit. (SA - APIP)
A. PENGERTIAN KKA (Lanjutan)
27


     KKA mencerminkan ;
      Kegiatan audit mulai dari

       perencanaan, SP, Evaluasi SPM, pengujian
       substantif sd pelaporan dan TL.
      Langkah2 audit yg ditempuh, pengujian yg
       dilakukan, info yg diperoleh dan simpulan2
       hasil audit.
B. HUBUNGAN PKA DGN KKA
28




        PKA adalah rancangan prosedur dan teknik
         audit yg akan harus diikuti/dilaksanakan dan
         KKA adalah dokumentasi hasil pelaksanaan
         PKA.
        (Contoh lihat hal. 106)
Contoh Hubungan PKA dengan KKA




29
C. TUJUAN DAN MANFAAT KKA
30

       1.   PENDUKUNG LAPORAN AUDIT (LHA)
       2.   DOKUMENTASI INFORMASI
       3.   IDENTIFIKASI DAN DOKUMENTASI TEMUAN
            AUDIT
       4.   PENDUKUNG PEMBAHASAN
       5.   MEDIA REVIU PENGAWAS
       6.   BAHAN PEMBUKTIAN
       7.   REFERENSI
       8.   MEMBANTU AUDITOR EKSTERNAL
       9.   SARANA PENGENDALIAN MUTU AUDIT
D. JENIS-JENIS KKA
31




           KKA UTAMA
           KKA IKHTISAR
           KKA PENDUKUNG
Hubungan antar jenis KKA
32




      KKA IKHTISAR   KKA IKHTISAR    KKA IKHTISAR



     KKA PENDUKUNG   KKA PENDUKUNG   KKA PENDUKUNG
1. KKA Utama (top schedule)
33



        KKA yg berisi simpulan hasil audit utk
         keseluruhan/suatu segmen/bagian/kegiatan yg
         diaudit
        Umumnya memuat mengenai:
         - Informasi umum
         - Tujuan audit
         - Ruang Lingkup Audit
         - Temuan
         - Opini
         - Rekomendasi
2. KKA Ikhtisar
34



                   KKA yg berisi ringkasan info
                    dari KKA yg berisi info yg
                    sejenis/sekelompok dan
                    berkaitan dengan suatu
                    masalah tertentu.
                     Ringkasan temuan
                     Ringkasan statistik

                     Ringkasan hasil rapat
2. KKA Ikhtisar (lanjutan)
35


        KKA ikhtisar sangat membatu dalam ;
          Proses audit yg kompleks.
          Merangkum kelompok KKA yg berkaitan dgn maslah
           tertentu.
          Menghindarkan adanya permasalahan yg timbul
           setelah selsai audit.
          Membantu tim utk membiasakan diri dgn kepastian &
           ketepatan yg diperlukan dlm menganalisis data
           pendukung.
          Mendorong analisis dgn segera atas bukti yg
           diperoleh, dlm meruemuskan temuan atau sbg dasar
           pengambilan keputusan utk audit selanjutnya.
          Memungkinkan sbg bahan penyusunan konsep LHA.
3. KKA Pendukung (Supporting Schedule)


   KKA yg berisi info yg
    mendukung KKA utama
   Disusun secara logis, setiap
    KKA yg berada di belekang
    KKA yg lain adalah
    pendukung dari KKA
    sebelumnya.
   Dibuat mengikuti PKA dan
    ditulis Referensi PKA-nya.
   Dibuat setiap lembar utk
    setiap permasalahan
                                   36
E. PRINSIP PENYUSUNAN KKA
37




        1.   RELEVAN
        2.   SESUAI DENGAN PKA
        3.   LENGKAP DAN CERMAT
        4.   MUDAH DIFAHAMI
        5.   RAPI
        6.   EFISIEN
        7.   SERAGAM
F. ISI KKA
38

     1.    Perencanaan, termasuk PKA
     2.    Pengujian dan evaluasi atas kecukupan dan efektifitas
           SPM
     3.    Prosedur audit yg dilakukan, info yg diperoleh dan
           simpulan hasil audit.
     4.    Reviu dalnis
     5.    Pelaporan audit
     6.    Catatan atas TL yg dilakukan oleh auditan
     7.    Salianan kontrak dan perjanjian yg penting.
     8.    Hasil-hasil konfirmasi
     9.    Gambar, grafik, dan peraga lainnya.
     10.   Pengujian dan hasil transaksi
     11.   Hasil reviu analitis
     12.   Laporan audit dan tanggapan manajemen
     13.   Korespondensi audit yg relevan
G. FORMAT KKA
39




        Setiap instansi pengawasan memiliki format
         KKA masing-masing, tetapi secara umum
         informasi atau isinya sama.

     (Contoh format KKA lihat hal. 115)
H. PENOMORAN KKA
40


        Untuk ketertiban dan memudahkan
         penggunaan KKA sebagai referensi di waktu
         yang akan datang, serta memudahkan review.
        Pada dasarnya tidak terdapat patokan
         mengenai keharusan menggunakan pola
         penomoran tertentu. Namun demikian, sangat
         dianjurkan bahwa setiap instansi auditor
         menetapkan cara penomoran KKA yang
         diterapkan secara konsisten.
        dapat digunakan untuk referensi silang antar
         KKA (cross reference) untuk memudahkan
Contoh Penomoran pada KKA
41
     Utama
        No. KKA : A/II/1/1-2 diartikan sebagai berikut :
         A     : merupakan bagian dari KKA KONSEP LHA
           dan TINDAK LANJUT.
          /II : merupakan bagian dari ringkasan temuan
           hasil audit.
          /II/1 : merupakan segmen/kegiatan pembuatan
           gambar desain yang diberi kode keuangan 2,
           Produksi 3, dst.
          /II/1/1-2 : merupakan halaman 1 dari dua
           halaman seluruhnya.
I. PENGELOMPOKAN KKA
42


     1.   Dosir aktual (current file) = KKA yg berisi informasi yg
          terutama berhubungan dgn tahapan audit yg sdg
          berjalan (aktual) & tdk dipertimbangkan utk dipakai
          dlm penugasan berikutnya. Seperti ;
             PKA
             Hasil reviu thd SPM
             KKA analisis serta KKA lain pendukung pekerjaan audit
             Catatan mgn pembicaraan dgn auditan
             Korespondensi aktual
             Bukti yg dikumpulkan utk mendukung temuan
             Bahan dan KKA yg dikumpulkan dlm rangka penyiapan LHA
              termasuk konsepnya.
I. PENGELMPOKAN KKA
43
     (lanjutan)
     2. Dosir Tetap (permanen file) = KKA yg berisi
        informasi yg dpt digunakan berulang kali dlm
        audit yad dan dimutahirkan apabila perlu.
        Seperti ;
        Sejarah pendirian organisasi
        Peraturan per UU an yg relevan.
        SOTK dan kebijakan organisasi.
        Kebijakan dan prosedur baku.
        Rencana pembiayaan jk panjang/RJPP
        Kebijakan anggaran, akuntansi pelaporan dan
         prosedur
        Lokasi kegiatan
J. PENGUASAAN KKA
44

     1. Kepemilikan KKA
       •   KKA adalah hak milik instansi auditor
       •   Auditan tdk mpy hak atas KKA meskipun berisi
           data/info tentang auditan.
       (Tidak seorangpun mempunyai hak untuk memeriksa KKA
         kecuali digunakan oleh pengadilan sebagai bahan bukti
         yuridis formal)

     2. Kerahasiaan KKA
       •   KKA bersifat rahasia terhadap auditan maupun pihak
           ketiga
       •   Penggunaan KKA oleh pihak Kejaksaan atau
           Kepolisian harus sesuai dengan ketentuan yang
           berlaku
       •   Pihak luar dapat melakukan Peer Review atas KKA
J. PENGUASAAN KKA (lanjutan)
45


     3. Prinsip Pengelolaan KKA
       - KKA tidak boleh ditinggal sehingga pihak yang tidak
         berkepentingan bisa menelaahnya
       - Diluar jam kerja atau pada saat istirahat makan siang,
         KKA harus disimpan dalam keadaan terkunci
       - Dokumen yang bersifat rahasia harus disimpan dalam
         keadaan terkunci apabila sedang tidak dipakai
       - Penyimpanan untuk dokumen yang sifatnya sangat
         sensitif menggunakan lemari dengan kunci pengaman /
         kombinasi
       - Jika tidak terdapat indikasi mengenai kecurangan, auditor
         mungkin saja dapat mengambil manfaat dengan
         membahas hasil auditnya dengan pegawai instansi yang
         diaudit
BAB VII ; PENGUJIAN
46   SUBSTANTIF DAN
     PENGAMBANGAN TEMUAN
     A. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBSTANSTIF
     B.   TUJUAN
     C.   MANFAAT PENGUJIAN SUBSTANSTIF
     D.   AKTIFITAS
     E.   HASIL
     F.   PENGEMBANGAN TEMUAN
     G. PENGGUNANN TENAGA AHLI
     H.   PENDALAMAN TEMUAN YG BERINDIKASI
          FRAUD
     I.   MEMBUAT KKA DAN DAFTAR TEMUAN
A. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
47


         Pengujian substantif mempunyai arti yang
          hampir sama dengan audit rinci atau audit
          lanjutan.
         Pengujian substantif mpy arti yg lebih
          sempit  pengujian untuk menentukan
          apakah suatu masalah atau
          penyimpangan benar-benar terjadi atau
          tidak. Masalah atau penyimpangan
          tersebut tidak lain adalah firm audit
          objectives (FAO).
B. TUJUAN
48




        UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN
         BUKTI SEHINGGA DIPEROLEH KEYAKINAN
         ATAS KESESUAIAN KONDISI DENGAN
         KRITERIANYA.
C. MANFAAT PS
49


        Untuk lebih meyakini kondisi di FAO sbg
         landasan bagi penyusunan LHA.
        Mendapatkan penyebab hakiki, akibatnya
         serta keyakinan dari auditan dengan cara
         dilakukan pembahasan bersama auditan
        Merumuskan rekomendasi perbaikan yang
         harus di tindak lanjuti oleh auditan
D. AKTIFITAS
50


     1. Penetapan ururtan proritas PS (perumusan
        tujuan audit), dimana adanya keterbatasan
        sumberdaya.
     2. Penyusunan program kerja PS (PKA PS)
     3. Melaksanakan PKA PS, dan membuat KKA
        dan daftar temuan.
D. AKTIFITAS (lanjutan)
51


     Melaksanakan PKA PS, yaitu utk menilai ;
     1. Ketaatan setiap kegiatan kpd ketentuan/peraturan dan
         kebiajkan yg sdh ditetapkan.
     2. Pencapaian tujuan yg telah ditetapkan (efektifitas
         kegiatan)
     3. Kehematan dalam memperoleh sumebr dana &
         sumber daya
     4. Efisiensi penggunaan sumebr dana & sumber daya
     5. Kegiatan2 dan transaksi finansial yg meliputi ;
          1) Pengendalaian pengeluaran, penerimaan/pendapatan dan
             aktiva.
          2) Kelayakan pembukuan transaksi2 keuanagn & sumber2 dana
             dan daya
          3) Ketepatan, kebenaran dan kemanfaatan laporan2 keuangan
TEMUAN HASIL AUDIT
52




                  TEMUAN POSITIF, HAL
                   HAL YANG BAIK YANG
                   DAPAT DIJADIKAN
                   CONTOH
                  TEMUAN
                   NEGATIF,KETIDAK
                   TAATAN, TIDAK
                   EKONOMIS,TIDAK
                   EFISIEN, TIDAK EFEKTIF
E. HASIL
53


     Hasil dari tahap PS adalah temuan dengan unsur
        sbb ;
     1. KONDISI (apa yg sebenarnya terjadi)
     2. KRITERIA (apa yg seharusnya terjadi)
     3. SEBAB (mengapa terjadi perbedaan antara
        kondisi dgn kriteria)
     4. AKIBAT dan DAMPAK (apa akibat & dampak
        yg ditimbulkan adanya perbedaan kondisi dgn
        krteria)
     5. REKOMENDASI (apa yg dpt dilakukan utk
        memperbaikinya)
1. KONDISI
54


        Kondisi merupakan realita yg ada dari suatu
         pelaksanaan kegiatan yg mencakup
         apa, siapa, kapan, di mana dan bagaimana.
        Kelemahan yg ditemui pd penentuan kondisi
         antara lain ;
          Kondisi yg diungkap, tdk atau urang didukung fakta
           pembukuan yg kuat.
          Kondisi yg dikemukakan apabila diungkap, sebagian
           kurang berarti bila dikaitkan dgn keg auditan, baik
           secara materialitas maupun frekuensi kejadiannya.
          Akibat yg ditimbulkan dari kondisi yg diungkap tdk
           jelas atau kurang material.
2. KRITERIA
55


     Sumber kriteria antara lain ;
      Peraturan per UU an yg berlaku

      Ketentuan manajemen yg harus

       ditaati/dilaksanakan.
      Pengendalian manajemen yg handal

      Tolok ukur keberhasilan, efisiensi dan
       kehematan.
      Standar dan norma/kaidah.
2. KRITERIA (lanjutan)
56


        Jika kriteria tidak tersedia, maka alternatif yg dpt
         digunakan oleh auditor dgn kesepakatn auditan
         adalah ;
          Melakukan konfirmasi kpd pihak ketiga (mis
           konfirmasi harga)
          Bersama dgn auditan melakukan formulasi kriteria yg
           akan dipakai sebagai tolok ukur.
          Norma standar yg sama atau sejenis dgn kegiatan
           auditan shg norma/std tsb dpt digunakan sbg
           pembanding.
          Menggunakan keterangan tenaga ahli.
2. KRITERIA (lanjutan)
57


     Kendala dlm menetapkan kriteria antara lain ;
      Kesulitan dlm menetapkan kriteria yg tepat

      Auditan kurang tanggap bahkan tdk sepakat

       dgn kriteria yg diperoleh.
      Belum tersedia patokan harga yg memadai

      Kondisi pasar yg tdk menentu.
Pengembangan
58      Kriteria.
         Audit
                                                 Kriteria
      Pendahuluan
                                                  awal
                Pengujian
                  SPM
                            Audit                Kriteria
                          Lanjutan                akhir


     •Ideologi negara             kriteria politis      kriteria ekonomis
     •Stabilitas Polkam
     •Kesra
     •Lapangan kerja
                            •Sistem                  Proses                  Hasil
     •dll.
                            •Prosedur
                                                              •Efisiensi
                            •Pengendalian
                                                              •Ekonomis
                            •Operasi
                                                              •Efektivitas
Kriteria politis
59


        Yaitu kriteria yg digunakan utk menilai program
         dan atau kegiatan yg bersifat politis, dgn
         memperhatikan ;
          Pemantapan ideologi negara, kegiatan ini dlm rangka
           meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan
           bermasyarakat.
          Peningkatan kestabilan politik dan keamanan
          Peningkatan kesejahteraan masyarakat
          Penyediaan lapangan kerja
          Pembukaan teritorial.

     Penetapan kriteria ini tetap merujuk pd peratuaran
     per UU yg berlaku.
Kriteria ekonomis
60


        Yaitu kriteria yg digunakan utk menilai
         kegiatan2 dgn menggunakan kaidah
         ekonomi, yg digolongkan menjadi ;
          Kriteria input = apakah input yg digunakan
           dengan harga yang murah.
          Kriteria proses = apakah proses dlm menjalan
           kegiatan telah sesuai prosedur dan waktu yang
           ditetapkan.
          Kriteria hasil = apapakah sdh sesuai dgn tujuan
           yg ditetapkan semula.
3. PENENTUAN SEBAB
61


        Ciri penyebab antara lain ;
          Kegiatan  yg tdk/kurang dilaksanakan, ketentuan
           yg belum ada atau ketentuan yg tdk dilaksanakan
           dgn semestinya yg mengakibatkan timbulnya
           penyimpangan.
          Dpt diidentifikasikan pihak yg bertanggungjawab
           atas kelemahan pelaksanaan kegiatan suatu
           organisasi.
3. PENENTUAN SEBAB
62
     (lanjutan)
        Dlm menetuka penyebab, sering ditemui
         kelemahan antara lain ;
          Sebab yg diungkap tdk/kurang jelas
          Sebab yg diungkap belum sebab yg hakiki atau
           utama/material.
4. AKIBAT
63


        Yaitu suatu kejadian yg ditimbulkan dari
         ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria yang
         menentukan arti penting atau bobot temuan
         audit.
        Ciri akibat antara lain ;
          Ada pihak yg dirugikan
          Kerugian material yg timbul dpt dikuantifikasikan
           jumlahnya.
          Kinerja yg dicapai dpt dibandingkan secara langsung
           dgn tujuan yg diharapkan
          Dampak lingkungan yg timbul dan bentuknya jelas
           atau dpt dibuktikan secara ilmiah.
4. AKIBAT (lanjutan)
64


     Kelemahan dlm mengungkapkan “akibat” ;
      tdk jelas atau didukung oleh bukti yg memadai

      Justru lebih tepat apabila dijadikan kondisi

      Bersifat umum

      Masih bersifat potensial, belum pasti atau
       masih dpt dipertanyakan terjadinya di masa
       datang.
5. REKOMENDASI
65


        Materi rekomendasi hrs dirancang guna ;
          Memperbaiki kelemahan (menghilangkan penyebab)
          Meminimalisasi akibat dari kelemahan yg ada.

        Rekomendasi harus jelas ;
          Ditujukan kpd siapa
          Mengarah pd tindakan nyata

          Konsekuensi yg akan timbul apabila di TL

          Dapat dilaksanakan oleh auditan

          Apabila ada alternatif perbaikan tuangkanlah semua
           alternatif berikut alasannya masing-masing
5. REKOMENDASI (lanjutan)
66


        Dalam perumusan rekomendasi harus
         diperhatikan ;
          Biaya  yg akan terjadi dlm mengimplementasikan
           rekomendasi harus tdk melebihi manfaat yg akan
           diperolehnya.
          Jika terdapat beberapa alternatif rekomendasi
           dgn biaya yg terkait, harus diusulkan
          Rekomendasi harus dapat dilaksanakan.
5. REKOMENDASI
67


        Merupakan tindakan yang harus diambil yang akan menghilangkan
         atau mengubah faktor penyebab, dgn memperhatikan faktor cost &
         benefit. Dgn demikian diharapkan akibat yang terjadi tidak akan
         terulang.
        Kepada siapa ;
            yang meminta dilakukan audit,
            yang mempunyai tanggungjawab utama atas obyek audit,
            pejabat tertinggi dalam obyek audit/instansi bersangkutan.
        Kapan mengajukannya ;
         Apabila hasil audit memberikan indikasi perlunya tindakan perbaikan atau koreksi
         kekurangan apabila tindakan tersebut belum dilaksanakan sepenuhnya pada saat
         LHA disiapkan, walaupun tindakan korektif sudah dijanjikan atau dimulai.
Pembuktian Temuan
68

     Audit
                  KRITERIA




                 KONDISI
                 PEMBUKTIAN
                 RE-MA-KO-CU
      PENYEBAB                 AKIBAT
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
69


     Faktor2 yg harus dipertimbangkan ;
     1. Penekanan pd situasi dan kondisi pd saat
        kejadian, bukan pd saat dilakukan audit.
     2. Sifat kompelsitas, besarnya kegiatan (keu &
        fisik), program & fungsi yg sdg diaudit.
     3. Temuan hrs dianalisis secara jujur dan kritis
        utk menghindarkan pengungkapan
        kelemahan secara tdl logis.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan )
70


      4.    Kewenangan hukum atas kegiatan, program & fungsi
            yg diaudit, dimana perlu diungkapkan dlm LHA ;
           1)   Kasus ttg pelanggaran thd peraturan per UU an yg berlaku.
           2)   Pertimbangan auditor bila perlu diadakan perubaha thd
                peraturan per UU an yg berlaku.
           3)   Pengeluaran dana yg bertentangan dgn per UU an yg
                berlaku.
           4)   Dlm melaksanakan wewenangnya mungkin auditan
                mengambil keputusan yg tdk sesuai dengan pendapat auditor
                (sepattusnya tdk dikecam)
           5)   Kegiatan pengembangan temuan hrs cukup luas, shg dpt
                disjikan secara jelas dan cukup beralasan.
           6)   Pada umumnya suatu temuan hrs dikembangkan sampai
                tuntas selama temuan tsb berarti.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan )
71


      Lngakah-langkah pengembangan temuan ;
      1. Kenali secara khusus apa yg kurang dlm
         hubungannya dgn kriteria yg lazim.
      2. Auditor perlu meyakini kelayakan kriteria yg
         dipergunakan, dimana pd prinsipnya std yg
         dipergunakan oleh auditan merupakan tgg jwb
         auditan itu sendiri.
      3. Kenali batas wewenang & tgg jwb pejabat yg
         terlibat dlm pelaksanaan kegiatan, program &
         fungsi yg diaudit.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan )
72


      4. Auditor perlu mengenali batas wewenang
         pejaat yg bertggjwb langsung thd
         keg, program dan fungsi yg diaudit & jg
         menegtahui pejabat yg bertggjwb pd tkt yg
         lebih tinggi utk menegtahui pd siapa lap dan
         rekomendasi ditujukan.
      5. Pastikan sebab kelemahannya yg hakiki.
      6. Tentukan apakah kelemahan tsb merupakan
         kasus yg berdiri sendiri atau tersebar luas.
      7. Tentukan akibat atau arti penting kelemahan
      8. Mintakan komentar pejabat yg kompeten
      9. Mintakan kesediaan untuk
         menindaklanjutinya.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan )
73


      Pendekatan lain yg dpt digunakan oleh auditor ;
       Identifikasi masalah

       Menguraikan masalah (seberapa besar, dimana, kapan
        dan apakah sering terjadi)
       Mencari kemungkinan penyebabnya

       Buatlah alternatif2 tindakan utk menyelesaikan masalah.

       Analisis setiap alternatif, (apa kebaikan dan
        kelemahannya)
       Pilihlah alternatif tindakan yg paling baik.

       Buatlah rekomendasi utk dpt mengimpelementasikan
        alternatif tindakan yg paling baik tsb.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan )
74


      1. Penggunaan Tenaga Ahli
         Idealnya organisasi memiliki tenaga ahli dari
         berbagai disiplin ilmu utk mendukung dalam
         tahap pengujian substantif, namun bila tdk
         tersedia dpt menggunakan tenaga ahli tetapi
         tanggung jawab tetap sepenuhnya berada
         pada auditor.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan )
75


      2. Pendalaman Temuan yg Berindikasi Fraud
         Perlu diwaspadai bhw dlm simpulan yg
         diambil pada audit operasional, yg berkaitan
         dgn ketidakhematan, ketidakefisienan dan
         ketidakefektifan dapat disebabkan oleh
         adanya unsur tindakan melawan hukum
         (illegal act) atau penggelapan (fraud). Hasil
         audit operasional seharusnya dikembankan
         menjadi audit investigasi.
G. PENGGUNAAN TENAGA
76
     AHLI
        Masalah penggunaan tenaga ahli dari
         berbagai disiplin ilmu ini tidak terlepas dari
         standar umum audit yang mengatur
         pelaksanaan audit secara profesional. Standar
         ini menekankan tanggung jawab unit
         organisasi auditor dalam pelaksanaan audit.
        Hasil pekerjaan tenaga ahli tersebut apabila
         digunakan dalam audit sepenuhnya menjadi
         tanggung jawab auditor.
I. MEMBUAT KKA & DAFTAR TEMUAN
77


     1.   JUDUL TEMUAN
     2.   URAIAN TTG KONDISI
     3.   URAIAN TTG KRITERIA
     4.   URAIAN TTG SEBAB
     5.   URAIAN TTG AKIBAT ATAU DAMPAK
     6.   URAIAN TTG KOMENTAR AUDITAN
     7.   URAIAN TTG KOMENTAR AUDITOR
     8.   REKOMENDASI
78
79
     BAB VIII ; KOMUNIKASI DAN
     PELAPORAN HASIL AUDIT
     SUB BAHASAN ;
     A.   PENGOMUNIKASIAN HASIL AUDIT
     B.   LAPORAN HASIL AUDIT
     C.   TUJUAN PELAPORAN HASIL AUDIT
     D.   ISI DAN BENTUK LHA
     E.   STANDAR PELAPORAN
     F.   TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
A. PENGOMUNIKASIAN HASIL
 AUDIT
80


     Pengkomunikasian hasil audit mencakup ;
     1. Komunikasi lisan  untuk memperoleh
        kesepakatan mengenai hasil audit
     2. Komunikasi tertulis  dalam bentuk laporan
        hasil audit (LHA) yang resmi diterbitkan.
A. PENGOMUNIKASIAN HASIL
 AUDIT
81


     Masalah yg mungkin dpt menghambat efektifitas komunikasi
     :
     1. Tidak mempertimbangkan kedudukan/posisi komunikan.
     2. Mengabaikan tingkat emosi komunikan
     3. Gagal mengenali posisi pihak penerima informasi
     4. Penggunaan kata yang mempunyai arti ganda.
     5. Penyampaian pesan yang tidak jelas.
     6. Hambatan karena persepsi auditi yang menganggap
        bahwa auditor memiliki agenda pribadi.
     7. Pengaruh dari tindakan non verbal seperti nada suara,
        ekspresi wajah dan cara berkomunikasi.
     8. Gagal mempertimbangkan persepsi dan perasaan auditi.
B. PENGERTIAN LHA
82




        Sarana mengomunikasikan hasil audit kepada
         pemakai laporan secara tertulis.
          Harapan  pemakai lap = mengaharapkan informasi
           yg akurat & objektif.
          Kewajiban auditor = menyediakan informasi yg
           berguna & tepat waktu.
C. TUJUAN PELAPORAN HASIL
83
     AUDIT
     Fungsi utama dalam pelaporan hasil audit, bhw LHA hrs ;
      Mampu meyakinkan manajemen bhw seluruh risiko

       yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi
       telah diminimalisasi dengan adanya SPM yang handal,
       kecuali audit menunjukkan hal yang sebaliknya;
      Memberikan peringatan kpd manajemen mengenai

       bidang-bidang yang tidak cukup terlindungi dari
       kemungkinan risiko karena tidak memadainya SPM;
      Memberikan saran kpd manajemen mengenai langkah-

       langkah yang harus diambil untuk memperbaiki strategi
       penanggulangan risiko; serta
      Mendukung langkah perbaikan yg dibuat oleh
       manajemen.
D. ISI DAN BENTUK LHA
84


     1. Informasi Umum
       Berisi informasi mengenai ;
       - Dasar hukum audit
       - Tujuan audit
       - Ruang lingkup
       - Hasil pengujian SPM
       - Organisasi dan personalia
       - TL hasil audit yg lalu
       - Kegiatan, program dan atau fungsi yg diaudit
       - Sifat audit
D. ISI DAN BENTUK LHA
85
     (lanjutan)
     2. Temuan dan Rekomendasi
        Bagian atau bab temuan merupakan pesan
        penting yg menyangkut hal-hal ;
        1) Ketidakefisienan
        2) ketidakefektifan
        3) pemborosan/ketidakhematan
        4) penegluaran yg tdk sepatutnya atau
           pendapatan/penerimaan yg tdk sebenarnya
        5) ketidaktaatan thd peraturan perundang-
           undangan
D. ISI DAN BENTUK LHA
86
     (lanjutan)
        Syarat-syarat temuan ;
         1. Cukup berarti utk diteruskan kpd pihak yg
            berkepentingan yaitu akibat dari temuan tsb
            cukup material.
         2. Berdasarkan fakta dan bukti yg
            relevan, kompeten, cukup dan material.
         3. Dikembangkan secara objektif
         4. Berdasarkan pd kegiatan audit yg memadai
            guna mendukung setiap simpulan yg diambil.
         5. Meyakinkan, yaitu simpulan hrs logis dan
            jelas.
D. ISI DAN BENTUK LHA
87



        LHA BENTUK BAB
        LHA BENTUK SURAT

         (ISI PENTING LHA
         BENTUK BAB DAN
         BENTUK SURAT PADA
         DASARNYA
         SAMA, HANYA
         BENTUKNYA ATAU
         SUSUNANNYA YANG
         BERBEDA)
SUSUNAN( FORMAT )
     LAPORAN BENTUK BAB
88


                   BAGIAN I
          SIMPULAN DAN REKOMENDASI

     A. SIMPULAN
     B. REKOMENDASI
                             TANDA TANGAN
BAGIAN II
                   URAIAN HASIL AUDIT
89

     A. UMUM
       1.   DASAR HUKUM AUDIT
       2.   SASARAN DAN TUJUAN AUDIT
       3.   RUANG LINGKUP AUDIT
       4.   ORGANISASI DAN PERSONALIA
       5.   SIMPULAN MENGENAI SPM
       6.   TINDAK LANJUT HASIL AUDIT YL
     B. HASIL AUDIT
       1.   UMUM
       2.   TEMUAN HASIL AUDIT
            NO.1 ( K,K,S,A,TA,TA,REK )
            NO.2 ( A,K,S,K,TA,TA,REK )
            NO. DST
E. STANDAR PELAPORAN
90


     Standar pelaporan mencakup:
      4000 – Kewajiban Membuat Laporan

      4100 – Cara dan Saat Pelaporan

      4200 – Bentuk dan Isi Laporan

      4300 – Kualitas Laporan

      4400 – Tanggapan Auditi

      4500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
E. STANDAR PELAPORAN
91


     1. Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit telah
        dilaksanakan sesuai Standar Profesional APIP.
     2. Laporan auditor hrs dibuat secara tertulis &
        segera, yaitu pd kesempatan pertama stlh berakhirnya
        pelaksanaan audit.
     3. Laporan auditor hrs
        lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, jelas dan
        ringkas.
     4. Laporan auditor hrs didistribusikan kpd pihak-pihak yg
        berwenang sesuai ketentuan yg berlaku.
     5. Laporan auditor yg memuat temuan yg berindikasi
        adanya pelanggaran hukum harus dismapaikan kpd
        aparat penegak hukum terkait dlm upaya
        penindaklunjutan temuan tsb.
F. TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
92

        TL atas rekomendasi auditor merupakan tgg jwb pihak
         auditi.
        SA-APIP (Permenpan no ; PER/05/M.PAN/03/2008)
         menyatakan bhw ;
            Auditor harus mengomunikasikan kepada auditi bahwa tanggung
             jawab untuk menyelesaikan atau menindaklanjuti temuan audit
             (kinerja) dan rekomendasi berada pada pihak auditi.
            Auditor harus memantau dan mendorong TL atas temuan
             beserta rekomendasinya.
            Auditor harus melaporkan status temuan beserta rekomendasi
             audit (kinerja) sebelumnya yang belum ditindaklanjuti.
            Terhadap temuan yang berindikasi adanya tindakan
             ketidakpatuhan terhadap peraturan perUUan dan kecurangan,
             auditor harus membantu aparat penegak hukum terkait dlm
             upaya penindaklanjutan temuan tsb.
PENUTUP
93




                  SEKIAN, TERIMA
                   KASIH ATAS
                   PERHATIAN BAPAK
                   DAN IBU

                  Kalo ada yang kurang
                   mohon dimaafkan
                  Kalo BERMANFAAT
                   itu yang saya
                   harapkan

More Related Content

What's hot

Format penilaian lomba
Format penilaian lombaFormat penilaian lomba
Format penilaian lombaAde Supriadi
 
Tupoksi pengelola keuangan
Tupoksi pengelola keuanganTupoksi pengelola keuangan
Tupoksi pengelola keuanganHeyden Balang
 
Merancang laporan hasil evaluasi program
Merancang laporan hasil evaluasi programMerancang laporan hasil evaluasi program
Merancang laporan hasil evaluasi programHiszbul Bahri
 
1. spo pelaksanaan kegiatan spi
1. spo pelaksanaan kegiatan spi 1. spo pelaksanaan kegiatan spi
1. spo pelaksanaan kegiatan spi SPIRSUD
 
Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...
Laporan Aktualisasi Habituasi  Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...Laporan Aktualisasi Habituasi  Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...
Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...temanna #LABEDDU
 
ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIAN
 ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIAN ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIAN
ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIANNova Oktaharfianto
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPSEKP - UGM
 
STRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptx
STRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptxSTRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptx
STRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptxdidisuryadi12
 
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJProgram kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJSujatmiko Wibowo
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifAdy Setiawan
 
PEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSEN
PEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSENPEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSEN
PEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSENRelawan Jurnal Indonesia
 
Per 22 tahun 2013 Perjalanan Dinas
Per 22 tahun 2013 Perjalanan DinasPer 22 tahun 2013 Perjalanan Dinas
Per 22 tahun 2013 Perjalanan DinasAnggir Budiyanto
 
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nyaPengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nyaChenk Alie Patrician
 
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolLaporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolrsd kol abundjani
 

What's hot (20)

Format penilaian lomba
Format penilaian lombaFormat penilaian lomba
Format penilaian lomba
 
Anjab jfu bendahara
Anjab jfu bendaharaAnjab jfu bendahara
Anjab jfu bendahara
 
Tupoksi pengelola keuangan
Tupoksi pengelola keuanganTupoksi pengelola keuangan
Tupoksi pengelola keuangan
 
Merancang laporan hasil evaluasi program
Merancang laporan hasil evaluasi programMerancang laporan hasil evaluasi program
Merancang laporan hasil evaluasi program
 
1. spo pelaksanaan kegiatan spi
1. spo pelaksanaan kegiatan spi 1. spo pelaksanaan kegiatan spi
1. spo pelaksanaan kegiatan spi
 
Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...
Laporan Aktualisasi Habituasi  Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...Laporan Aktualisasi Habituasi  Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...
Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS Penataan arsip jadwal kegiatan res...
 
ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIAN
 ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIAN ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIAN
ANJAB ANALISA JABATAN PENGELOLA KEPEGAWAIAN
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBD
 
Anjab sekretaris
Anjab sekretarisAnjab sekretaris
Anjab sekretaris
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
STRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptx
STRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptxSTRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptx
STRATEGI ANALISIS DATA KUALITATIF.pptx
 
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJProgram kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
Program kerja audit terhadap kecurangan dalam PBJ
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
PEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSEN
PEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSENPEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSEN
PEMAHAMAN TERHADAP JURNAL TERAKREDITASI DAN IMPLIKASI PADA KARIR DOSEN
 
Per 22 tahun 2013 Perjalanan Dinas
Per 22 tahun 2013 Perjalanan DinasPer 22 tahun 2013 Perjalanan Dinas
Per 22 tahun 2013 Perjalanan Dinas
 
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nyaPengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
 
Anjab sekretaris
Anjab sekretarisAnjab sekretaris
Anjab sekretaris
 
Program Kerja
Program KerjaProgram Kerja
Program Kerja
 
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolLaporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
 
Kronologis
KronologisKronologis
Kronologis
 

Viewers also liked

Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenHeru Kurniawan
 
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANBAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANMelanie Sinambella
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShareSlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (8)

Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
 
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
Laporan Audit
Laporan AuditLaporan Audit
Laporan Audit
 
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANBAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Auditing2

Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxMichzanArobi
 
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpTugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpHilanglah Harapanku
 
Modul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerevModul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerevnoeljonathan
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxRiaMennita
 
(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti audit(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti auditIlham Sousuke
 
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxfadilaamalis
 
3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptx
3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptx3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptx
3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptxfajar710984
 
Audit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxAudit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxFathimah30
 
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...yenny yoris
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Sandy Setiawan
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Jiantari Marthen
 
Pengauditan bab 3 bukti audit
Pengauditan bab 3 bukti auditPengauditan bab 3 bukti audit
Pengauditan bab 3 bukti auditNatalia Anneliz
 
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianPresentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianNia Pratiwi
 

Similar to Auditing2 (20)

Audit.pptx
Audit.pptxAudit.pptx
Audit.pptx
 
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
 
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpTugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
 
Modul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerevModul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerev
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
 
(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti audit(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti audit
 
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
 
BUKTI AUDIT
BUKTI AUDITBUKTI AUDIT
BUKTI AUDIT
 
3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptx
3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptx3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptx
3 Pokok-Pokok Pengumpulan da Evaluasi Bukti.pptx
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Audit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxAudit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptx
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
 
Pengauditan bab 3 bukti audit
Pengauditan bab 3 bukti auditPengauditan bab 3 bukti audit
Pengauditan bab 3 bukti audit
 
Data, Teknik, Bukti Audit
Data, Teknik, Bukti AuditData, Teknik, Bukti Audit
Data, Teknik, Bukti Audit
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianPresentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

Auditing2

  • 1. 1 AUDITING DIKLAT SERTIFIKASI JFA Pembentukan Ahli PRIYONO DWI NUGROHO AK MSI MM
  • 2. 2 BAB V ; PROSEDUR, TEKNIK DAN BUKTI AUDIT SUB BAHASAN ; A. PENGERTIAN PROSEDUR DAN TEKNIK AUDIT B. PENGERTIAN BUKTI AUDIT C. HUBUNGAN BUKTI AUDIT, MATERIALITAS DAN RISIKO D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT E. TEKNIK-TEKNIK AUDIT
  • 3. A. PENGERTIAN PROSEDUR & TEKNIK AUDIT 3  Prosedur Audit = Urutan langkah yang harus ditempuh oleh auditor dalam rangka memperoleh bukti yg diperlukan sesuai dgn sasaran yg ingin dicapai dgn menggunakan teknik2 audit yg sesuai.  Tiap tahapan audit terdiri dari beberapa prosedur audit  Teknik audit = Cara-cara yg ditempuh oleh auditor utk mendapatkan bukti-bukti yg diperlukan  Tiap prosedur audit terdiri dari beberapa teknik
  • 4. B. PENGERTIAN BUKTI AUDIT 4 Semua media informasi yang digunakan oleh auditor untuk mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi dengan kriterianya.
  • 5. SYARAT-SYARAT BUKTI 5  RELEVAN ( RE )  KOMPETEN (KO)  CUKUP (CU) +  MATERIAL (MA) REKOCU+MA
  • 6. relevan 6  Relevan = Bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan permasalahannya.  Contoh ; Pada audit atas pengelolaan penerimaan pajak daerah oleh Dispenda, bukti yg relevan spt Surat Ketetapan Pajak Daerah, BKU Penerimaan Pajak Daerah, serta bukti Setoran Pajak Daerah. Sedangkan bukti yg tdk relevan spt bukti-bukti pengeluaran anggaran Dispenda, walaupun bukti2 tsb juga mengandung nilai uang.
  • 7. kompeten 7  Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh ;  sumber bukti = bukti ekstern umumnya lbh kompeten dari bukti intern.  cara mendapatkan bukti = didapat dari pihak eksten, didapat melalui pengamatan langsung, dll.  kelengkapan persyaratan juridis bukti tersebut =  ada td tgn, stempel, tgl, td persetujuan.  Bukti asli  Bukti yg dilegalisir  Contoh ; Bag keu SPM-nya baik, sdgkan bag. pengadaan SPM-nya lemah, maka bukti yg bersumber dari bag keu lebih meyakinkan atau lebih kompeten dibandingkan dengan bukti dari bagian pengadaan, khususnya untuk transaksi yang mengaitkan kedua bagian tersebut.
  • 8. cukup 8  Bukti yg cukup berkaitan dengan jumlah kualitas dan atau nilai keseluruhan bukti.  Bukti yg cukup berarti dpt mewakili/ menggambarkan keseluruhan keadaan/kondisi yg dipermasalahkan.
  • 9. material 9  Bukti yg mempunyai nilai yg cukup berarti & penting bagi pencapaian tujuan organisasi  Materialitas dpt dilihat dari ;  Besarya nilai uang atau yang bernilai uang besar.  Pengaruhnya thd kegiatan (walaupun nilainya tdk seberapa)  Hal yg menyangkut tujuan audit  Pneting menurut pertauran  Keinginan pemanfaat laporan  Kegiatan yg pada saat audit dilakukan sedang jadi perhatian umum
  • 10. C. HUBUNGAN BUKTI AUDIT DENGAN MATERIALITAS DAN RISIKO 10  Pengumpulan bukti, terlebih dahulu harus ;  memperhitungkan materialitas = jk permasalahan ditetapkan material, mk bukti2 hrs dikumpulkan dan sebaliknya jk tdk maetrial mk bukti2 tdk perlu dikumpulkan.  Mempertimbangkan risiko permasalahan yg diuji (risiko deteksi) utk menetapkan jumlah & jenis bukti.
  • 11. D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT 11 1. BUKTI PENGUJIAN FISIK 2. BUKTI DOKUMEN  DOKUMEN,CATATAN 3. BUKTI ANALISIS  ANALISIS AUDITOR, PERHITUNGAN AUDITOR, SPM 4. BUKTI KETERANGAN  KONFIRMASI, LISAN, S PESIALIS
  • 12. E. Teknik-teknik Audit 12  Cara-cara yg ditempuh oleh auditor utk mendapatkan bukti-bukti yg diperlukan  Tiap prosedur audit terdiri dari beberapa teknik audit.
  • 13. E. TEKNIK-TEKNIK AUDIT 13 1. ANALISIS 10. CROSS FOOTING 2. OBSERVASI/PENGAMAT 11. VOUCHING AN 12. TRASIR 3. PERMINTAAN 13. SCANNING KETERANGAN 14. REKONSILIASI 4. EVALUASI 15. KONFIRMASI 5. INVESTIGASI 16. BANDINGKAN 6. VERIFIKASI 17. INVENTARISASI/OPNA 7. CEK ME 8. UJI/TEST 18. INSPEKSI 9. FOOTING
  • 14. 1. Teknik audit utk bukti fisik 14 1) Observasi/pengamatan Peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara hati-hati, ilmiah dan kontinu selama kurun waktu tertentu utk membuktikan suatu keadaan atau masalah. 2) Inventarisasi/opname Pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang, menilai kondisinya (rusak berat, ringan atau baik) & membandingkannya dgn saldo menurut pembukuan, kemudian mencari sebab2 terjadinya perbedaan jika ada. Hasil opname dituangkan dalam BA.
  • 15. 1. Teknik audit utk bukti fisik 15 (lanjutan) 3) Inspeksi Meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yg lazim pula disebut dgn on the spot inspection, yg dilakukan secara rinci dan teliti Inspeksi ini sering dilakukan secara mendadak dan biasanya dikuti dengan membuat BA.
  • 16. 2. Teknik audit utk bukti dokumen 16 1) Verifikasi Pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian perhitungan, kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensi dari suatu dokumen. 2) Cek Menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu dengan teliti. 3) Uji/test Test yg dilakukan mencakup hal-hal yang esensial.
  • 17. 2. Teknik audit utk bukti dokumen (lanjutan) 17 4) Footing Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari atas ke bawah (vertikal). 5) Cross footing Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari kiri ke kanan (horizontal)
  • 18. 2. Teknik audit utk bukti dokumen (lanjutan) 18 6) Vouching Menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumen ke pencatatan pendukungnya menuju kepada adanya bukti pendukungnya (vouchernya); atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur yg berlaku dari hasil menuju awal kegiatan. Hanya mengecek adanya bukti, belum kesubstansinya. 7) Trasir/Telusuri Menelusuri suatu bukti transaksi/kejadian menuju ke penyajian/informasi dalam suatu dokumen.
  • 19. 2. Teknik audit utk bukti dokumen (lanjutan) 19 8) Scanning Penelaahan secara umum dan dilakukan dgn cepat tetapi teliti utk menemukan hal-hal yg tdk lazim atas suatu informasi. 9) Rekonsiliasi Mencocokkan dua data yg terpisah, mgn hal yg sama yang dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yg berbeda.
  • 20. 3. Teknik audit utk bukti analisis 20 1) Analisis Memecah/mengurai data/informasi ke dlm unsur2 yg lebih kecil atau bagian-bagian shg dpt diketahui pola hubungan antar unsur penting yg tersembunyi. Analisis tsb antara lain dlm bentuk ; - Analisis rasio - Analisis statistik - Benchmarking
  • 21. 3. Teknik audit utk bukti analisis (lanjutan) 21 2) Evaluasi Cara untuk memperoleh suatu kesimpulan atau pandangan/penilaian dgn mencari pola hubungan atau menghubungkan atau merakit berbagai informasi yg telah diperoleh, baik informasi/bukti intern maupun bukti ekstern. Evaluasi dpt dilakukan dgn ; - menyusun bagan arus (flowchart) - melaksanakan walktrough test
  • 22. 3. Teknik audit utk bukti analisis (lanjutan) 22 3) Investigasi Suatu upaya utk mengupas secara intensif suatu permasalahan melalui penjabaran, menguraikan, atau meneliti secara mendalam. 4) Pembandingan Membandingkan data dari satu unit kerja dengan data dari unit kerja yg lain, atas hal yg sama dan periode yg sama atau hal yg sama dari periode yg berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.
  • 23. 4. Teknik audit utk bukti keterangan 23 1) Konfirmasi Memperoleh bukti sebagai peyakin bagi auditor dgn mendapatkan/meminta informasi yg sah dari pihak yg relevan, umumnya pihak luar auditan. Konfirmasi dpt dilakukan dgn ; - Konfirmasi lisan - Konfirmasi positif - Konfirmasi negatif
  • 24. 4. Teknik audit utk bukti keterangan (lanjutan) 24 2) Permintaan Keterangan  Dilakukan untuk menggali informasi tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.  Pihak yang kompeten bisa berarti pegawai atau pejabat auditi yang berkaitan dengan permasalahan atau pihak ketiga termasuk para spesialis atau profesional suatu bidang ilmu.  Teknik ini dapat dilakukan dengan mengajukannya secara tertulis maupun
  • 25. 25 BAB VI KERTAS KERJA AUDIT ( KKA ) SUB BAHASAN ; A. PENGERTIAN KKA B. HUBUNGAN PKA DENGAN KKA C. TUJUAN DAN MANFAAT KKA D. JENIS-JENIS KKA E. PRINSIP PENYUSUNAN KKA F. ISI KKA G. FORMAT KKA H. PENOMORAN KKA I. PENGELOMPOKAN KKA J. PENGUASAAN KKA
  • 26. A. PENGERTIAN KKA 26  Catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh auditor mengenai bukti-bukti yg dikumpulkan, berbagai teknik dan prosedur audit yang diterapkan, serta simpulan-simpulan yg dibuat selama melakukan audit. (SAS 41).  Dokumentasi yang dibuat oleh auditor mengenai semua hal yang dilakukannya, yang berisi metodologi audit yang dipilih, prosedur audit yang ditempuh, bukti audit yang dikumpulkan, dan simpulan audit yang diambil selama audit. (SA - APIP)
  • 27. A. PENGERTIAN KKA (Lanjutan) 27 KKA mencerminkan ;  Kegiatan audit mulai dari perencanaan, SP, Evaluasi SPM, pengujian substantif sd pelaporan dan TL.  Langkah2 audit yg ditempuh, pengujian yg dilakukan, info yg diperoleh dan simpulan2 hasil audit.
  • 28. B. HUBUNGAN PKA DGN KKA 28  PKA adalah rancangan prosedur dan teknik audit yg akan harus diikuti/dilaksanakan dan KKA adalah dokumentasi hasil pelaksanaan PKA.  (Contoh lihat hal. 106)
  • 29. Contoh Hubungan PKA dengan KKA 29
  • 30. C. TUJUAN DAN MANFAAT KKA 30 1. PENDUKUNG LAPORAN AUDIT (LHA) 2. DOKUMENTASI INFORMASI 3. IDENTIFIKASI DAN DOKUMENTASI TEMUAN AUDIT 4. PENDUKUNG PEMBAHASAN 5. MEDIA REVIU PENGAWAS 6. BAHAN PEMBUKTIAN 7. REFERENSI 8. MEMBANTU AUDITOR EKSTERNAL 9. SARANA PENGENDALIAN MUTU AUDIT
  • 31. D. JENIS-JENIS KKA 31  KKA UTAMA  KKA IKHTISAR  KKA PENDUKUNG
  • 32. Hubungan antar jenis KKA 32 KKA IKHTISAR KKA IKHTISAR KKA IKHTISAR KKA PENDUKUNG KKA PENDUKUNG KKA PENDUKUNG
  • 33. 1. KKA Utama (top schedule) 33  KKA yg berisi simpulan hasil audit utk keseluruhan/suatu segmen/bagian/kegiatan yg diaudit  Umumnya memuat mengenai: - Informasi umum - Tujuan audit - Ruang Lingkup Audit - Temuan - Opini - Rekomendasi
  • 34. 2. KKA Ikhtisar 34  KKA yg berisi ringkasan info dari KKA yg berisi info yg sejenis/sekelompok dan berkaitan dengan suatu masalah tertentu.  Ringkasan temuan  Ringkasan statistik  Ringkasan hasil rapat
  • 35. 2. KKA Ikhtisar (lanjutan) 35  KKA ikhtisar sangat membatu dalam ;  Proses audit yg kompleks.  Merangkum kelompok KKA yg berkaitan dgn maslah tertentu.  Menghindarkan adanya permasalahan yg timbul setelah selsai audit.  Membantu tim utk membiasakan diri dgn kepastian & ketepatan yg diperlukan dlm menganalisis data pendukung.  Mendorong analisis dgn segera atas bukti yg diperoleh, dlm meruemuskan temuan atau sbg dasar pengambilan keputusan utk audit selanjutnya.  Memungkinkan sbg bahan penyusunan konsep LHA.
  • 36. 3. KKA Pendukung (Supporting Schedule)  KKA yg berisi info yg mendukung KKA utama  Disusun secara logis, setiap KKA yg berada di belekang KKA yg lain adalah pendukung dari KKA sebelumnya.  Dibuat mengikuti PKA dan ditulis Referensi PKA-nya.  Dibuat setiap lembar utk setiap permasalahan 36
  • 37. E. PRINSIP PENYUSUNAN KKA 37 1. RELEVAN 2. SESUAI DENGAN PKA 3. LENGKAP DAN CERMAT 4. MUDAH DIFAHAMI 5. RAPI 6. EFISIEN 7. SERAGAM
  • 38. F. ISI KKA 38 1. Perencanaan, termasuk PKA 2. Pengujian dan evaluasi atas kecukupan dan efektifitas SPM 3. Prosedur audit yg dilakukan, info yg diperoleh dan simpulan hasil audit. 4. Reviu dalnis 5. Pelaporan audit 6. Catatan atas TL yg dilakukan oleh auditan 7. Salianan kontrak dan perjanjian yg penting. 8. Hasil-hasil konfirmasi 9. Gambar, grafik, dan peraga lainnya. 10. Pengujian dan hasil transaksi 11. Hasil reviu analitis 12. Laporan audit dan tanggapan manajemen 13. Korespondensi audit yg relevan
  • 39. G. FORMAT KKA 39  Setiap instansi pengawasan memiliki format KKA masing-masing, tetapi secara umum informasi atau isinya sama. (Contoh format KKA lihat hal. 115)
  • 40. H. PENOMORAN KKA 40  Untuk ketertiban dan memudahkan penggunaan KKA sebagai referensi di waktu yang akan datang, serta memudahkan review.  Pada dasarnya tidak terdapat patokan mengenai keharusan menggunakan pola penomoran tertentu. Namun demikian, sangat dianjurkan bahwa setiap instansi auditor menetapkan cara penomoran KKA yang diterapkan secara konsisten.  dapat digunakan untuk referensi silang antar KKA (cross reference) untuk memudahkan
  • 41. Contoh Penomoran pada KKA 41 Utama  No. KKA : A/II/1/1-2 diartikan sebagai berikut : A : merupakan bagian dari KKA KONSEP LHA dan TINDAK LANJUT.  /II : merupakan bagian dari ringkasan temuan hasil audit.  /II/1 : merupakan segmen/kegiatan pembuatan gambar desain yang diberi kode keuangan 2, Produksi 3, dst.  /II/1/1-2 : merupakan halaman 1 dari dua halaman seluruhnya.
  • 42. I. PENGELOMPOKAN KKA 42 1. Dosir aktual (current file) = KKA yg berisi informasi yg terutama berhubungan dgn tahapan audit yg sdg berjalan (aktual) & tdk dipertimbangkan utk dipakai dlm penugasan berikutnya. Seperti ;  PKA  Hasil reviu thd SPM  KKA analisis serta KKA lain pendukung pekerjaan audit  Catatan mgn pembicaraan dgn auditan  Korespondensi aktual  Bukti yg dikumpulkan utk mendukung temuan  Bahan dan KKA yg dikumpulkan dlm rangka penyiapan LHA termasuk konsepnya.
  • 43. I. PENGELMPOKAN KKA 43 (lanjutan) 2. Dosir Tetap (permanen file) = KKA yg berisi informasi yg dpt digunakan berulang kali dlm audit yad dan dimutahirkan apabila perlu. Seperti ;  Sejarah pendirian organisasi  Peraturan per UU an yg relevan.  SOTK dan kebijakan organisasi.  Kebijakan dan prosedur baku.  Rencana pembiayaan jk panjang/RJPP  Kebijakan anggaran, akuntansi pelaporan dan prosedur  Lokasi kegiatan
  • 44. J. PENGUASAAN KKA 44 1. Kepemilikan KKA • KKA adalah hak milik instansi auditor • Auditan tdk mpy hak atas KKA meskipun berisi data/info tentang auditan. (Tidak seorangpun mempunyai hak untuk memeriksa KKA kecuali digunakan oleh pengadilan sebagai bahan bukti yuridis formal) 2. Kerahasiaan KKA • KKA bersifat rahasia terhadap auditan maupun pihak ketiga • Penggunaan KKA oleh pihak Kejaksaan atau Kepolisian harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku • Pihak luar dapat melakukan Peer Review atas KKA
  • 45. J. PENGUASAAN KKA (lanjutan) 45 3. Prinsip Pengelolaan KKA - KKA tidak boleh ditinggal sehingga pihak yang tidak berkepentingan bisa menelaahnya - Diluar jam kerja atau pada saat istirahat makan siang, KKA harus disimpan dalam keadaan terkunci - Dokumen yang bersifat rahasia harus disimpan dalam keadaan terkunci apabila sedang tidak dipakai - Penyimpanan untuk dokumen yang sifatnya sangat sensitif menggunakan lemari dengan kunci pengaman / kombinasi - Jika tidak terdapat indikasi mengenai kecurangan, auditor mungkin saja dapat mengambil manfaat dengan membahas hasil auditnya dengan pegawai instansi yang diaudit
  • 46. BAB VII ; PENGUJIAN 46 SUBSTANTIF DAN PENGAMBANGAN TEMUAN A. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBSTANSTIF B. TUJUAN C. MANFAAT PENGUJIAN SUBSTANSTIF D. AKTIFITAS E. HASIL F. PENGEMBANGAN TEMUAN G. PENGGUNANN TENAGA AHLI H. PENDALAMAN TEMUAN YG BERINDIKASI FRAUD I. MEMBUAT KKA DAN DAFTAR TEMUAN
  • 47. A. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBSTANTIF 47  Pengujian substantif mempunyai arti yang hampir sama dengan audit rinci atau audit lanjutan.  Pengujian substantif mpy arti yg lebih sempit  pengujian untuk menentukan apakah suatu masalah atau penyimpangan benar-benar terjadi atau tidak. Masalah atau penyimpangan tersebut tidak lain adalah firm audit objectives (FAO).
  • 48. B. TUJUAN 48  UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN BUKTI SEHINGGA DIPEROLEH KEYAKINAN ATAS KESESUAIAN KONDISI DENGAN KRITERIANYA.
  • 49. C. MANFAAT PS 49  Untuk lebih meyakini kondisi di FAO sbg landasan bagi penyusunan LHA.  Mendapatkan penyebab hakiki, akibatnya serta keyakinan dari auditan dengan cara dilakukan pembahasan bersama auditan  Merumuskan rekomendasi perbaikan yang harus di tindak lanjuti oleh auditan
  • 50. D. AKTIFITAS 50 1. Penetapan ururtan proritas PS (perumusan tujuan audit), dimana adanya keterbatasan sumberdaya. 2. Penyusunan program kerja PS (PKA PS) 3. Melaksanakan PKA PS, dan membuat KKA dan daftar temuan.
  • 51. D. AKTIFITAS (lanjutan) 51 Melaksanakan PKA PS, yaitu utk menilai ; 1. Ketaatan setiap kegiatan kpd ketentuan/peraturan dan kebiajkan yg sdh ditetapkan. 2. Pencapaian tujuan yg telah ditetapkan (efektifitas kegiatan) 3. Kehematan dalam memperoleh sumebr dana & sumber daya 4. Efisiensi penggunaan sumebr dana & sumber daya 5. Kegiatan2 dan transaksi finansial yg meliputi ; 1) Pengendalaian pengeluaran, penerimaan/pendapatan dan aktiva. 2) Kelayakan pembukuan transaksi2 keuanagn & sumber2 dana dan daya 3) Ketepatan, kebenaran dan kemanfaatan laporan2 keuangan
  • 52. TEMUAN HASIL AUDIT 52  TEMUAN POSITIF, HAL HAL YANG BAIK YANG DAPAT DIJADIKAN CONTOH  TEMUAN NEGATIF,KETIDAK TAATAN, TIDAK EKONOMIS,TIDAK EFISIEN, TIDAK EFEKTIF
  • 53. E. HASIL 53 Hasil dari tahap PS adalah temuan dengan unsur sbb ; 1. KONDISI (apa yg sebenarnya terjadi) 2. KRITERIA (apa yg seharusnya terjadi) 3. SEBAB (mengapa terjadi perbedaan antara kondisi dgn kriteria) 4. AKIBAT dan DAMPAK (apa akibat & dampak yg ditimbulkan adanya perbedaan kondisi dgn krteria) 5. REKOMENDASI (apa yg dpt dilakukan utk memperbaikinya)
  • 54. 1. KONDISI 54  Kondisi merupakan realita yg ada dari suatu pelaksanaan kegiatan yg mencakup apa, siapa, kapan, di mana dan bagaimana.  Kelemahan yg ditemui pd penentuan kondisi antara lain ;  Kondisi yg diungkap, tdk atau urang didukung fakta pembukuan yg kuat.  Kondisi yg dikemukakan apabila diungkap, sebagian kurang berarti bila dikaitkan dgn keg auditan, baik secara materialitas maupun frekuensi kejadiannya.  Akibat yg ditimbulkan dari kondisi yg diungkap tdk jelas atau kurang material.
  • 55. 2. KRITERIA 55 Sumber kriteria antara lain ;  Peraturan per UU an yg berlaku  Ketentuan manajemen yg harus ditaati/dilaksanakan.  Pengendalian manajemen yg handal  Tolok ukur keberhasilan, efisiensi dan kehematan.  Standar dan norma/kaidah.
  • 56. 2. KRITERIA (lanjutan) 56  Jika kriteria tidak tersedia, maka alternatif yg dpt digunakan oleh auditor dgn kesepakatn auditan adalah ;  Melakukan konfirmasi kpd pihak ketiga (mis konfirmasi harga)  Bersama dgn auditan melakukan formulasi kriteria yg akan dipakai sebagai tolok ukur.  Norma standar yg sama atau sejenis dgn kegiatan auditan shg norma/std tsb dpt digunakan sbg pembanding.  Menggunakan keterangan tenaga ahli.
  • 57. 2. KRITERIA (lanjutan) 57 Kendala dlm menetapkan kriteria antara lain ;  Kesulitan dlm menetapkan kriteria yg tepat  Auditan kurang tanggap bahkan tdk sepakat dgn kriteria yg diperoleh.  Belum tersedia patokan harga yg memadai  Kondisi pasar yg tdk menentu.
  • 58. Pengembangan 58 Kriteria. Audit Kriteria Pendahuluan awal Pengujian SPM Audit Kriteria Lanjutan akhir •Ideologi negara kriteria politis kriteria ekonomis •Stabilitas Polkam •Kesra •Lapangan kerja •Sistem Proses Hasil •dll. •Prosedur •Efisiensi •Pengendalian •Ekonomis •Operasi •Efektivitas
  • 59. Kriteria politis 59  Yaitu kriteria yg digunakan utk menilai program dan atau kegiatan yg bersifat politis, dgn memperhatikan ;  Pemantapan ideologi negara, kegiatan ini dlm rangka meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.  Peningkatan kestabilan politik dan keamanan  Peningkatan kesejahteraan masyarakat  Penyediaan lapangan kerja  Pembukaan teritorial. Penetapan kriteria ini tetap merujuk pd peratuaran per UU yg berlaku.
  • 60. Kriteria ekonomis 60  Yaitu kriteria yg digunakan utk menilai kegiatan2 dgn menggunakan kaidah ekonomi, yg digolongkan menjadi ;  Kriteria input = apakah input yg digunakan dengan harga yang murah.  Kriteria proses = apakah proses dlm menjalan kegiatan telah sesuai prosedur dan waktu yang ditetapkan.  Kriteria hasil = apapakah sdh sesuai dgn tujuan yg ditetapkan semula.
  • 61. 3. PENENTUAN SEBAB 61  Ciri penyebab antara lain ;  Kegiatan yg tdk/kurang dilaksanakan, ketentuan yg belum ada atau ketentuan yg tdk dilaksanakan dgn semestinya yg mengakibatkan timbulnya penyimpangan.  Dpt diidentifikasikan pihak yg bertanggungjawab atas kelemahan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi.
  • 62. 3. PENENTUAN SEBAB 62 (lanjutan)  Dlm menetuka penyebab, sering ditemui kelemahan antara lain ;  Sebab yg diungkap tdk/kurang jelas  Sebab yg diungkap belum sebab yg hakiki atau utama/material.
  • 63. 4. AKIBAT 63  Yaitu suatu kejadian yg ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria yang menentukan arti penting atau bobot temuan audit.  Ciri akibat antara lain ;  Ada pihak yg dirugikan  Kerugian material yg timbul dpt dikuantifikasikan jumlahnya.  Kinerja yg dicapai dpt dibandingkan secara langsung dgn tujuan yg diharapkan  Dampak lingkungan yg timbul dan bentuknya jelas atau dpt dibuktikan secara ilmiah.
  • 64. 4. AKIBAT (lanjutan) 64 Kelemahan dlm mengungkapkan “akibat” ;  tdk jelas atau didukung oleh bukti yg memadai  Justru lebih tepat apabila dijadikan kondisi  Bersifat umum  Masih bersifat potensial, belum pasti atau masih dpt dipertanyakan terjadinya di masa datang.
  • 65. 5. REKOMENDASI 65  Materi rekomendasi hrs dirancang guna ;  Memperbaiki kelemahan (menghilangkan penyebab)  Meminimalisasi akibat dari kelemahan yg ada.  Rekomendasi harus jelas ;  Ditujukan kpd siapa  Mengarah pd tindakan nyata  Konsekuensi yg akan timbul apabila di TL  Dapat dilaksanakan oleh auditan  Apabila ada alternatif perbaikan tuangkanlah semua alternatif berikut alasannya masing-masing
  • 66. 5. REKOMENDASI (lanjutan) 66  Dalam perumusan rekomendasi harus diperhatikan ;  Biaya yg akan terjadi dlm mengimplementasikan rekomendasi harus tdk melebihi manfaat yg akan diperolehnya.  Jika terdapat beberapa alternatif rekomendasi dgn biaya yg terkait, harus diusulkan  Rekomendasi harus dapat dilaksanakan.
  • 67. 5. REKOMENDASI 67  Merupakan tindakan yang harus diambil yang akan menghilangkan atau mengubah faktor penyebab, dgn memperhatikan faktor cost & benefit. Dgn demikian diharapkan akibat yang terjadi tidak akan terulang.  Kepada siapa ;  yang meminta dilakukan audit,  yang mempunyai tanggungjawab utama atas obyek audit,  pejabat tertinggi dalam obyek audit/instansi bersangkutan.  Kapan mengajukannya ; Apabila hasil audit memberikan indikasi perlunya tindakan perbaikan atau koreksi kekurangan apabila tindakan tersebut belum dilaksanakan sepenuhnya pada saat LHA disiapkan, walaupun tindakan korektif sudah dijanjikan atau dimulai.
  • 68. Pembuktian Temuan 68 Audit KRITERIA KONDISI PEMBUKTIAN RE-MA-KO-CU PENYEBAB AKIBAT
  • 69. F. PENGEMBANGAN TEMUAN 69 Faktor2 yg harus dipertimbangkan ; 1. Penekanan pd situasi dan kondisi pd saat kejadian, bukan pd saat dilakukan audit. 2. Sifat kompelsitas, besarnya kegiatan (keu & fisik), program & fungsi yg sdg diaudit. 3. Temuan hrs dianalisis secara jujur dan kritis utk menghindarkan pengungkapan kelemahan secara tdl logis.
  • 70. F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan ) 70 4. Kewenangan hukum atas kegiatan, program & fungsi yg diaudit, dimana perlu diungkapkan dlm LHA ; 1) Kasus ttg pelanggaran thd peraturan per UU an yg berlaku. 2) Pertimbangan auditor bila perlu diadakan perubaha thd peraturan per UU an yg berlaku. 3) Pengeluaran dana yg bertentangan dgn per UU an yg berlaku. 4) Dlm melaksanakan wewenangnya mungkin auditan mengambil keputusan yg tdk sesuai dengan pendapat auditor (sepattusnya tdk dikecam) 5) Kegiatan pengembangan temuan hrs cukup luas, shg dpt disjikan secara jelas dan cukup beralasan. 6) Pada umumnya suatu temuan hrs dikembangkan sampai tuntas selama temuan tsb berarti.
  • 71. F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan ) 71 Lngakah-langkah pengembangan temuan ; 1. Kenali secara khusus apa yg kurang dlm hubungannya dgn kriteria yg lazim. 2. Auditor perlu meyakini kelayakan kriteria yg dipergunakan, dimana pd prinsipnya std yg dipergunakan oleh auditan merupakan tgg jwb auditan itu sendiri. 3. Kenali batas wewenang & tgg jwb pejabat yg terlibat dlm pelaksanaan kegiatan, program & fungsi yg diaudit.
  • 72. F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan ) 72 4. Auditor perlu mengenali batas wewenang pejaat yg bertggjwb langsung thd keg, program dan fungsi yg diaudit & jg menegtahui pejabat yg bertggjwb pd tkt yg lebih tinggi utk menegtahui pd siapa lap dan rekomendasi ditujukan. 5. Pastikan sebab kelemahannya yg hakiki. 6. Tentukan apakah kelemahan tsb merupakan kasus yg berdiri sendiri atau tersebar luas. 7. Tentukan akibat atau arti penting kelemahan 8. Mintakan komentar pejabat yg kompeten 9. Mintakan kesediaan untuk menindaklanjutinya.
  • 73. F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan ) 73 Pendekatan lain yg dpt digunakan oleh auditor ;  Identifikasi masalah  Menguraikan masalah (seberapa besar, dimana, kapan dan apakah sering terjadi)  Mencari kemungkinan penyebabnya  Buatlah alternatif2 tindakan utk menyelesaikan masalah.  Analisis setiap alternatif, (apa kebaikan dan kelemahannya)  Pilihlah alternatif tindakan yg paling baik.  Buatlah rekomendasi utk dpt mengimpelementasikan alternatif tindakan yg paling baik tsb.
  • 74. F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan ) 74 1. Penggunaan Tenaga Ahli Idealnya organisasi memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu utk mendukung dalam tahap pengujian substantif, namun bila tdk tersedia dpt menggunakan tenaga ahli tetapi tanggung jawab tetap sepenuhnya berada pada auditor.
  • 75. F. PENGEMBANGAN TEMUAN (lanjutan ) 75 2. Pendalaman Temuan yg Berindikasi Fraud Perlu diwaspadai bhw dlm simpulan yg diambil pada audit operasional, yg berkaitan dgn ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan dapat disebabkan oleh adanya unsur tindakan melawan hukum (illegal act) atau penggelapan (fraud). Hasil audit operasional seharusnya dikembankan menjadi audit investigasi.
  • 76. G. PENGGUNAAN TENAGA 76 AHLI  Masalah penggunaan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu ini tidak terlepas dari standar umum audit yang mengatur pelaksanaan audit secara profesional. Standar ini menekankan tanggung jawab unit organisasi auditor dalam pelaksanaan audit.  Hasil pekerjaan tenaga ahli tersebut apabila digunakan dalam audit sepenuhnya menjadi tanggung jawab auditor.
  • 77. I. MEMBUAT KKA & DAFTAR TEMUAN 77 1. JUDUL TEMUAN 2. URAIAN TTG KONDISI 3. URAIAN TTG KRITERIA 4. URAIAN TTG SEBAB 5. URAIAN TTG AKIBAT ATAU DAMPAK 6. URAIAN TTG KOMENTAR AUDITAN 7. URAIAN TTG KOMENTAR AUDITOR 8. REKOMENDASI
  • 78. 78
  • 79. 79 BAB VIII ; KOMUNIKASI DAN PELAPORAN HASIL AUDIT SUB BAHASAN ; A. PENGOMUNIKASIAN HASIL AUDIT B. LAPORAN HASIL AUDIT C. TUJUAN PELAPORAN HASIL AUDIT D. ISI DAN BENTUK LHA E. STANDAR PELAPORAN F. TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
  • 80. A. PENGOMUNIKASIAN HASIL AUDIT 80 Pengkomunikasian hasil audit mencakup ; 1. Komunikasi lisan  untuk memperoleh kesepakatan mengenai hasil audit 2. Komunikasi tertulis  dalam bentuk laporan hasil audit (LHA) yang resmi diterbitkan.
  • 81. A. PENGOMUNIKASIAN HASIL AUDIT 81 Masalah yg mungkin dpt menghambat efektifitas komunikasi : 1. Tidak mempertimbangkan kedudukan/posisi komunikan. 2. Mengabaikan tingkat emosi komunikan 3. Gagal mengenali posisi pihak penerima informasi 4. Penggunaan kata yang mempunyai arti ganda. 5. Penyampaian pesan yang tidak jelas. 6. Hambatan karena persepsi auditi yang menganggap bahwa auditor memiliki agenda pribadi. 7. Pengaruh dari tindakan non verbal seperti nada suara, ekspresi wajah dan cara berkomunikasi. 8. Gagal mempertimbangkan persepsi dan perasaan auditi.
  • 82. B. PENGERTIAN LHA 82  Sarana mengomunikasikan hasil audit kepada pemakai laporan secara tertulis.  Harapan pemakai lap = mengaharapkan informasi yg akurat & objektif.  Kewajiban auditor = menyediakan informasi yg berguna & tepat waktu.
  • 83. C. TUJUAN PELAPORAN HASIL 83 AUDIT Fungsi utama dalam pelaporan hasil audit, bhw LHA hrs ;  Mampu meyakinkan manajemen bhw seluruh risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi telah diminimalisasi dengan adanya SPM yang handal, kecuali audit menunjukkan hal yang sebaliknya;  Memberikan peringatan kpd manajemen mengenai bidang-bidang yang tidak cukup terlindungi dari kemungkinan risiko karena tidak memadainya SPM;  Memberikan saran kpd manajemen mengenai langkah- langkah yang harus diambil untuk memperbaiki strategi penanggulangan risiko; serta  Mendukung langkah perbaikan yg dibuat oleh manajemen.
  • 84. D. ISI DAN BENTUK LHA 84 1. Informasi Umum Berisi informasi mengenai ; - Dasar hukum audit - Tujuan audit - Ruang lingkup - Hasil pengujian SPM - Organisasi dan personalia - TL hasil audit yg lalu - Kegiatan, program dan atau fungsi yg diaudit - Sifat audit
  • 85. D. ISI DAN BENTUK LHA 85 (lanjutan) 2. Temuan dan Rekomendasi Bagian atau bab temuan merupakan pesan penting yg menyangkut hal-hal ; 1) Ketidakefisienan 2) ketidakefektifan 3) pemborosan/ketidakhematan 4) penegluaran yg tdk sepatutnya atau pendapatan/penerimaan yg tdk sebenarnya 5) ketidaktaatan thd peraturan perundang- undangan
  • 86. D. ISI DAN BENTUK LHA 86 (lanjutan)  Syarat-syarat temuan ; 1. Cukup berarti utk diteruskan kpd pihak yg berkepentingan yaitu akibat dari temuan tsb cukup material. 2. Berdasarkan fakta dan bukti yg relevan, kompeten, cukup dan material. 3. Dikembangkan secara objektif 4. Berdasarkan pd kegiatan audit yg memadai guna mendukung setiap simpulan yg diambil. 5. Meyakinkan, yaitu simpulan hrs logis dan jelas.
  • 87. D. ISI DAN BENTUK LHA 87  LHA BENTUK BAB  LHA BENTUK SURAT (ISI PENTING LHA BENTUK BAB DAN BENTUK SURAT PADA DASARNYA SAMA, HANYA BENTUKNYA ATAU SUSUNANNYA YANG BERBEDA)
  • 88. SUSUNAN( FORMAT ) LAPORAN BENTUK BAB 88 BAGIAN I SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN B. REKOMENDASI TANDA TANGAN
  • 89. BAGIAN II URAIAN HASIL AUDIT 89 A. UMUM 1. DASAR HUKUM AUDIT 2. SASARAN DAN TUJUAN AUDIT 3. RUANG LINGKUP AUDIT 4. ORGANISASI DAN PERSONALIA 5. SIMPULAN MENGENAI SPM 6. TINDAK LANJUT HASIL AUDIT YL B. HASIL AUDIT 1. UMUM 2. TEMUAN HASIL AUDIT NO.1 ( K,K,S,A,TA,TA,REK ) NO.2 ( A,K,S,K,TA,TA,REK ) NO. DST
  • 90. E. STANDAR PELAPORAN 90 Standar pelaporan mencakup:  4000 – Kewajiban Membuat Laporan  4100 – Cara dan Saat Pelaporan  4200 – Bentuk dan Isi Laporan  4300 – Kualitas Laporan  4400 – Tanggapan Auditi  4500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
  • 91. E. STANDAR PELAPORAN 91 1. Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai Standar Profesional APIP. 2. Laporan auditor hrs dibuat secara tertulis & segera, yaitu pd kesempatan pertama stlh berakhirnya pelaksanaan audit. 3. Laporan auditor hrs lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, jelas dan ringkas. 4. Laporan auditor hrs didistribusikan kpd pihak-pihak yg berwenang sesuai ketentuan yg berlaku. 5. Laporan auditor yg memuat temuan yg berindikasi adanya pelanggaran hukum harus dismapaikan kpd aparat penegak hukum terkait dlm upaya penindaklunjutan temuan tsb.
  • 92. F. TINDAK LANJUT HASIL AUDIT 92  TL atas rekomendasi auditor merupakan tgg jwb pihak auditi.  SA-APIP (Permenpan no ; PER/05/M.PAN/03/2008) menyatakan bhw ;  Auditor harus mengomunikasikan kepada auditi bahwa tanggung jawab untuk menyelesaikan atau menindaklanjuti temuan audit (kinerja) dan rekomendasi berada pada pihak auditi.  Auditor harus memantau dan mendorong TL atas temuan beserta rekomendasinya.  Auditor harus melaporkan status temuan beserta rekomendasi audit (kinerja) sebelumnya yang belum ditindaklanjuti.  Terhadap temuan yang berindikasi adanya tindakan ketidakpatuhan terhadap peraturan perUUan dan kecurangan, auditor harus membantu aparat penegak hukum terkait dlm upaya penindaklanjutan temuan tsb.
  • 93. PENUTUP 93  SEKIAN, TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN BAPAK DAN IBU  Kalo ada yang kurang mohon dimaafkan  Kalo BERMANFAAT itu yang saya harapkan