SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
1
ISU MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENGEMBANGAN
PENGAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DI MADRASAH TSANAWIYAH PULAU SANGKAR
KABUPATEN KERINCI
PROVINSI JAMBI
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kulia
Manajemen Strategik
Dosen Pengampu:
Prof. DR. Hafzi Ali, CMA
DR. Armida, M. Pd
Oleh:
EDI PUTRA JAYA
DMP.17.181
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2
2018
ABSTRACT
Penelitian ini berjudul “Isu Manajemen Strategik dalam
Pengembangan Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi bagi Pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar Kabupaten kerinci provinsi jambi”.
Padatnya tuntutan akan ketercapaian kurikulum yang telah
ditetapkan dengan waktu yang relatif sedikit, memberikan pandangan
seolah-olah pihak Madrasah Tsanawiyah Negeri Pulau Sangkar tidak
memiliki waktu, akan tetapi dilapangan pembelajaran berbasis TIK tetap
dilaksanakan dengan baik.
Jenis penelitian kualitatif, sumber data: Kepala Madrasah, pendidik,
peserta didik dan segenap Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah
Pulau Sangkar, teknik pengumplan data: observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisa data: triangulasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Isu Manajemen
Strategik dalam Pengembangan Pengajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi bagi Pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah
Pulau Sangkar Kabupaten kerinci provinsi jambi, dengan mengkaji TIK
dalam pengembangan Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar. Kemudia mengkaji Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi Bagi Pendidik Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ABSTRAK ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
I. INSTRODUCTIONS ........................................................................... 1
II. LITERATURE REVIEW ...................................................................... 2
2.1 Pengertian Manajemen Strategik ............................................... 2
2.2 Tujuan dan Manfaat Manajemen Strategik ................................. 4
2.3 Proses Manajemen Strategik ...................................................... 9
2.4 Tipe-tipe Strategi ........................................................................ 15
2.5 Model Manajemen Strategik ....................................................... 17
2.6 Pengajaran dan Pembelajaran ................................................... 17
III. METHODS ......................................................................................... 20
IV. RESULT AND DISCUSSION ............................................................. 20
4.1 Profil Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkarv ............................ 20
4. 2 Struktur Organisasi ..................................................................... 21
4.2.1 Keadaan Pendidik ............................................................ 21
4.2.2 Keadaan Peserta Didik ..................................................... 21
4.3 Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bagi Pendidik Islam di Madrasah Tsanawiyah
Pulau Sangkar ........................................................................... 22
IV.3.1 Perkembangan TIK di Madrasah Tsanawiyah
Pulau Sangkar ............................................................... 22
IV.4 Manajemen Strategik dalam pengembangan
Pembelajaran Berbasis TIK di Madrasah Tsanawiyah
Pulau Sangkar .......................................................................... 25
V. CONCLUSIONS & RECOMENDATIONS .......................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33
LAMPIRAN
4
I. INTRODUCTION
Pada mulanya pikiran strategis dalam upaya pengelolaan
organisasi amat sederhana sesuai dengan lingkungan yang
mempengaruhi-nya. Ketika lingkungan organisasi cenderung stabil dan
selalu seirama dengan kepentingan organisasi maka model
perencanaan strategik yang ada amat sederhana hanya memberikan
titik berat pada pemenuhan standar operasional yang telah ditentukan
oleh manajemen, khususnya standar keuangan dan produktivitas.
Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara
yang paling baik sekalipun menjadi usang ketika lingkungan eksternal
dan internal organisasi berubah. Sangatlah penting bagi para
penyusun strategi untuk menelaah, mengevaluasi, dan mengontrol
pelaksanaan strategi secara sistematis. Makalah ini menyediakan
kerangka kerja yang bisa memandu usaha manajer dalam
mengevaluasi aktivitas manajemen strategis, memastikan ia bekerja
dengan baik, dan untuk melakukan perubahan antar waktu.
Sistem informasi manajemen sebagai alat yang selama ini dipakai
untuk mengevaluasi strategi juga akan didiskusikan. Panduan akan
diberikan dalam melakukan formulasi, implementasi, dan evaluasi
strategi. Proses manajemen strategis bisa menghasilkan keputusan
yang memiliki konsekuensi jangka panjang yang signifikan. Keputusan
strategi yang salah bisa mengakibatkan kerugian dan untuk
meemperbaiki kesalahan tersebut adalah hal yang sulit, bila tak mau
tidak mau dikatakan tidak mungkin.
II. LITERATURE REVIEW
II.1 Pengertian Manajemen Strategik
Manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu dalam hal
pembuatan (formulating) penerapan (implementing), dan evaluasi
(evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa
5
datang. Menurut Fred R. David Manajemen strategi adalah seni dan
ilmu untuk memformulasi, menginplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat
mencapai tujuan.
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana
seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan
manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini
dibanding masa-masa sebelumnya.
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik adalah “proses atau
rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar
dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang
dibuat oleh manajemen puncak dan dimplementasikan oleh seluruh
jajaran di dalam suatu organiasasi, untuk mencapai tujuannya”. 1
Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek yang penting,
antara lain :
a) Manajemen Strategik merupakan proses pengambilan keputusan.
b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh
yang berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam
kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara
melaksanakan atau cara mencapainya.
c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang –
kurangnya melibatkan pimpinan puncak (kepala sekolah), sebagai
penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan
organisasinya.
d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi
organisasi untuk mencapai tujuanstrategiknya dilakukan oleh
seluruh jajaran organisasi (warga sekolah), seluruhnya harus
1
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik,: (Yogyakarta: Gadjah Mada Pers, 2005),
h. 6-7
6
mengetahui dan menjalankan peranan sesuai wewenang dan
tanggung jawab masing – masing.
e) Keputusan manajemen puncak harus diimplementasikan oleh
seluruh warga sekolah dalam bentuk kegiatan/pelaksanaan
pekerjaan yang terarah pada tujuan strategik organisasi.
Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai suatu proses
yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan
mengimplementasikan strategi dalam penyediaan costumer value
terbaik untuk mewujudkan visi organisasi.
Dari definisi tersebut terdapat empat (4) frasa penting berikut ini:
1) Manajemen strategi merupakan suatu proses
2) Proses digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasikan
strategi.
3) Strategi digunakan untuk menyediakan costumer value terbaik
guna mewujudkan visi organisasi.
4) Manajer dan karyawan adalah pelaku manajemen strategi.
Sejarah perkembangan manajemen strategik digambarkan
dengan adanya perencana yang mulai memiliki tingkat kompleksitas
yang lebih tinggi. Manajemen tidak saja dituntut untuk mengantisipasi
masa depan, tetapi bahkan juga diminta untuk mempengaruhi masa
depan itu sendiri. Manajemen selalu diminta untuk memiliki skenario
banyak dan siap mengahadapi adanya diskontinuitas.
Pada tahap akhir, muncul kekhawatiran akan berkurangnya sifat
perencanaan yang konprenhensif, seiring dengan kemandi-rian unit
strategis yang dapat berakibat perbedaan kepentingan organisasi
secara menyeluruh dengan kepentingan unit strategis. Oleh sebab itu
untuk perencanaan perlu di-susun dari dua arah secara bersamaan.
Jadi tidak hanya berdasar pada prinsip perencanaan dari bawah tapi
juga perencanaan dari atas.
Di saat yang sama, mulai timbul kekhawatiran tentang adanya
penekanan yang berlebih-bihan pada aspek rasional dan analitis yang
7
melekat pada perencanaan yang mulai meninggalkan aspek seni dan
kepemimpinan, yang mengakibatkan pemberdayaan fungsi tertinggal
atau tidak diperhatikan, ada kecenderungan untuk secara berlebihan
memberikan perhatian pada pentingnya fungsi perencanaan, seolah
hanya dengan perencanaan yang tepat, organisasi dengan sendirinya
akan berjalan mencapai tujuannya. Perencanaan memang merupakan
fungsi penting oleh karena gagasan/pemikiran dan keputusan serta
tanggung jawab eksekutif berada di dalamnya. Akan tetapi itu saja
belum menjadikan jaminan adanya mobilisasi seluruh sumber daya
dan dana yang ada dalam organisasi.
II.2 Tujuan dan Manfaat Manajemen Strategik
2.2.1 Tujuan Manajemen Strategi, diantaranya:
a) Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara
efektif dan efisien.
b) Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi
serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika
terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
c) Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai
dengan perkembangan lingkungan eksternal.
d) Senantiasa meninjau kembali kekuatan,kelemahan,peluang dan
ancaman bisnis yang ada.
e) Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai
dengan selera konsumen.2
2.2.2 Manfaat Manajemen Strategi
a) Aktivitas formulasi strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
perusahaan.
2
Maisah, Manajemen Strategik dalam Perspektif Pendidikan Islam, (Jambi: Salim
Media Indonesia, 2016), h. 4
8
b) Proses manajemen strategi akan memberikan hasil keputusan
terbaik dikarenakan interaksi kelompok mengumpulkan
berbagai strategi yang lebih besar.
c) Keterlibatan karyawan di dalam formulasi strategi akan dapat
memperbaiki pengertian mereka atas penghargaan
produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi dan dengan
demikian dapat mempertinggi motivasi kerja mereka.
d) Penerapan manajemen strategi membuat manajemen
perusahaan menjadi lebih peka terhadap ancaman yang datang
dari luar perusahaan.
e) Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang
menggunakan konsep manajemen strategi akan lebih profitable
(menguntungkan) dan lebih berhasil daripada yang tidak
menerapkannya.
2.2.3 Fungsi manajemen strategis :
a) Membuat keputusan strategis
b) Menyusun planning strategis
c) Meninjauan atau evaluasi strategis.
d) Manajemen strategis merupakan proses dari suatu rangkaian
kegiatan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh,
yang di tetapkan oleh seorang pemimpin dan di
implementasikan oleh seluruh staff dalam suatu ruang linkup
organisasi, demi tercapainya tujuan yang di kehendaki.
e) Seni untuk mengatur 3
2.2.4 Dimensi–Dimensi Keputusan Strategik
a) Membutuhkan keputusan manajemen puncak
b) Membutuhkan sumber daya besar
c) Sering mempengaruhi kesejahteraan jangka panjang
3
Amir M Taufik, Manajemen StrategikKonsep dan Aplikasi, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2012), h. 12
9
d) Berorientasi ke masa depan
e) Mempunyai konsekuensi multifungsi /multi bisnis
f) Harus mempertimbangkan lingkungan eksternal
Berdasarkan pengertian dan karakteristiknya dapat disimpulkan
bahwa Manajemen Strategik memiliki beberapa dimensi atau bersifat
multidimensional. Dimensi-dimensi dimaksud adalah :
1) Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan
Manajemen Strategik dalam mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh
ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap
kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa
depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai Visi organisasi
yang akan diwujudkan 25 – 30 tahun lebih di masa depan.
Menurut Hadari Nawawi, Visi dapat diartikan sebagai
“kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di
masa depan”. Sehubungan dengan itu Lonnie Helgerson su dalam
bukunnya Hadari Nawawi mengatakan bahwa : “Visi adalah
gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum
tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca
oleh setiaporang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang
mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap
orang untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus
dirumuskan oleh manajemen puncak organisasi”.4
Menurut Kotler yang juga dikutip oleh Nawawi dikatakan
bahwa : “Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan,
kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang
dilayani, nilai-nilai yang diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita masa
depan. Sehingga secara sederhana Visi organisasi dapat diartikan
sebagai sudut pandang ke masa depan dalam mewujudkan tujuan
4
Hadari Nawawi, Op.Cit., h. 155
10
strategik organisasi, yang berpengaruh langsung pada misinya
sekarang dan di masa depan. Sehubungan dengan itu Misi
organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan tugas pokok
2) Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi Internal adalah kondisi organisasi non profit
(pendidikan), berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan
yang harus diketahui secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan
kegiatan Evaluasi Diri antara lain dengan menggunakan Analisis
Kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik.
sepenuhnya pada data kuantitatif, karena dapat juga
dilakukan dengan Analisis Kualitatif dengan menggunakan
berbagai informasi kualitatif atau sebagian data kuantitatif dan
sebagian lagi data kualitatif. Untuk Analisis Kualitatif dapat
dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimensi
lingkungan eksternal pada dasarnya merupakan analisis terhadap
lingkungan sekitar organisasi (sekolah), yang terdiri dari
Lingkungan Operasional, Lingkungan Nasional dan Lingkungan
Global, yang mencakup berbagai aspek atau kondisi, antara lain
kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya, kemajuan dan
perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat, agama, dll.5
3) Dimensi Pendayagunaan Sumber – Sumber.
Manajemen strategik sebagai kegiatan manajemen tidak
dapat melepaskan diri dari kemampuan mendayagunakan berbagai
sumber daya yang dimiliki, agar secara terintegrasi
terimplementasikan dalam fungsi-fungsi manajemen ke arah
tercapainya sasaran yang telah ditetapkan di dalam setiap RENOP,
dalam rangka mencapai Tujuan Strategik melalui pelaksanaan Misi
untuk mewujudkan Visi Organisasi (sekolah).
4) Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak (Pimpinan)
5
Engkoswara Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 138
11
Manajemen strategik yang dimulai dengan menyusun
Rencana Strategik merupakan pengendalian masa depan
organisasi, agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat
diwujudkan. Rencana Strategik harus mampu mengakomodasi
seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada
eksistensinya di masa depan merupakan wewenag dan tanggung
jawab manajemen puncak. Rencana Strategik sebagai keputusan
utama yang bersifat prinsipil, tidak saja ditetapkan dengan
mengikutsertakan, tetapi harus dilakukan secara proaktif oleh
manajemen puncak atau pimpinan, karena seluruh kegiatan yang
dilakukan guna untuk merealisasikannya adalah merupakan
tanggung jawabnya.
5) Dimensi Multi Bidang
Implementasian Manajemen Strategik sebagai Sistem, harus
didasari dengan menempatkan organisasi sebagai suatu sistem.
Dengan demikian berarti sebuah organisasi akan dapat menyusun
RENSTRA dan RENOP jika tidak memiliki keterikatan atau
ketergantungan sebagai bawahan pada organisasi lain sebagai
atasan. Dalam kondisi sebagai bawahan berarti tidak memiliki
kewenangan penuh dalam memilih dan menetapkan visi, misi,
tujuan dan strategi. Sekolah hanya berperan sebagai penyusun
RENOP dan program tahunan.
2.2.5 Karakteristik Manajemen Stratgeis
a) Manajemen Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan
berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di
lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Strategik (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi
PerencanaanOperasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan
pula dalam bentuk Program - program kerja.
12
b) Rencana Strategik berorientasi pada jangkauan masa depan
( 25 – 30 tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan
untuk setiap tahun atau setiap lima tahun.
c) VISI, MISI, pemilihan strategik yang menghasilkan Strategi
Utama (Induk) dan Tujuan Strategik Organisasi untuk jangka
panjang, merupakan acuan dalam merumuskan RENSTRA,
namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan
Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut
terdapat di dalamnya.
d) RENSTRA dijabarkan menjadi RENOP yang antara lain berisi
program – program operasional.
e) Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan
Manajemen Puncak (Pimpinan) karena sifatnya sangat
mendasar dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi.
f) Pengimplementasian strategi dalam program untuk mencapai
sasarannya yang dilakukan melalui fungsi manajemen
pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
II.3 Proses Manajemen Strategik
Strategi pada hakikatnya merupakan rencana tindakan yang
bersifat umum, berjangka panjang (berorientasi ke masa depan), dan
cakupannya luas. Oleh karena itu, strategi biasanya dirumuskan dalam
kalimat yang kandungan maknanya sangat umum dan tidak merujuk
pada tindakan spesifik atau rinci. Namun demikian, dalam manajemen
strategi tidak berarti bahwa .tindakan rinci dan spesifik. yang biasanya
dirumuskan dalam suatu program kerja tidak harus disusun.
Sebaliknya, program-program kerja tersebut harus direncanakan pula
dalam proses manajemen strategi dan bahkan harus dapat
dirumuskan atau diidentifikasi ukuran kinerjanya. Kegagalan dalam
merumuskan ukuran kinerja yang sesuai, seringkali menjadi penyebab
kegagalan organisasi dalam mencapai misinya.
13
Memandang manajemen strategi sebagai sebuah proses
mengandung beberapa implikasi penting. Pertama, suatu perubahan
pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa atau
semua komponen yang lain. Kedua, bahwa perumusan dan
implementasi strategi terjadi secara berurutan, dan ketiga akan
diperlukan umpan balik dari pelembagaan, tinjauan ulang (review), dan
evaluasi terhadap tahap-tahap awal proses ini.
Gordon E. Greenley menyatakan proses manajemen strategi
terdiri dari empat (4) tahap utama :Analysing the environment,
Planning direction, Planning strategy, dan Implementing strategy.
Menurut Jauch dan Glueck proses manajemen strategi adalah:
Cara atau jalan dimana para perencana strategi menentukan sasaran
dan mengambil keputusan. Beberapa tahapan penting yang
dirumuskan, yaitu :
1. Menetapkan misi dan tujuan perusahaan
2. Meneliti ancaman dan peluang
3. Meneliti kekuatan dan kelemahan
4. Mempertimbangkan alternatif strategi
5. Memilih strategi
6. Implementasi strategi
7. Evaluasi strategi
Sementara itu proses manajemen strategi menurut Pearce dan
Robinson, mengandung sembilan tugas penting yaitu :6
1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang
maksud keberadaan, filosofi, dan tujuan (goal).
2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi
intern dan kapabilitasnya.
3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing
maupun faktor-faktor kontekstual umum.
6
Hadari Nawawi, Op.Cit., h. 201
14
4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber
dayanya dengan lingkungan ekstern.
5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan
mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum
yang akan mencapai pilihan yang palingdikehendaki.
7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek
yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum.
8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan mengalokasikan
sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara
tugas, SDM, Struktur, teknologi, dan sistem imbalan
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi
pengambilan keputusan yang akan datang.7
Disisi lain proses manajemen stratgeis bisa dilihat dari langkah
sebagai berikut :
1. Pengamatan lingkungan
Pengamatan lingkungan meliputi analisis lingkungan
eksternal maupun internal. Analisis lingkungan eksternal digunakan
untuk memperoleh informasi mengenai peluang dan ancaman.
Peluang adalah kondisi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan strategis perusahaan dengan kekuatan yang kita miliki.
Sedangkan ancaman adalah kondisi eksternal yang dapat
mempersulit tercapainya tujuan strategis perusahaan.
Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kekuatan adalah kondisi internal, sumberdaya perusahaan, yang
dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi
ancaman. Kelemahan adalah kondisi internal perusahaan yang
dapat mempersulit untuk kita dapat memanfaatkan peluang dan
menghadapi ancaman.
7
Maisah, Op.Cit., h. 52-53
15
2. Permusan Strategi
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka
panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman
lingkungan , dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Perumusan strategi mwliputi menentukan misi perusahaan,
menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan
strategis, dan penetapan pedoman kebijakan.
Misi
Mis organisasi adalah tujuan atau alas an mengapa
organisasi hidup. Pernyataan misi yang disusun dengan baik
mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain dan mengidentifikasikan
jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan
pasar yang dilayani.
Tujuan
Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan
merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan
diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Istilah
sasaran (goal) sering rancu dengan tujuan (objective). Sasaran
adalah pernyataab terbuka yang berisi satu harapan yang akan
diselesaikan tanpa perhitungan apa yang akan dicapai dan tidak
ada penjelasan waktu penyelesaian.
Strategi
Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang baimana perusahaan akan mencapai misi
dan tujuannya.
Kebijakan
Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan
keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga
merupakan pedoman luas yang menghubungkan permusan tujuan
dan implementasi
16
3. Implementasi Strategi
Impelemtasi strategi adalah proses di mana manajemen
mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran, dan prosedur.
a. Program
Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-
langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali
pakai.
b. Anggaran
Adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uan,
setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang
dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan.
c. Prosedur
Kadang disebut sebagai Standard Operating procedures (SOP).
Prosedur adalah system langkah-langkah ataui teknik-teknik yang
berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana sustu
tugas atau pekerjaan diselesaikan.
4. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya
aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan
kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang
diinginkan.
Keunggulan implementasi manajemen strategik dapat
dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur sebagai berikut :
1) Profitabilitas
Keunggulan ini menunjukkan bahwa seluruh pekerjaan
diselenggarakan secara efektif dan efisien, dengan penggunaan
anggaran yang hemat dan tepat, sehingga diperoleh profit berupa
tidak terjadi pemborosan.
17
2) Produktivitas Tinggi
Keunggulan ini menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan yang dapat
diselesaikan cenderung meningkat. Kekeliruan atau kesalahan
dalam bekerja semakin berkurang dan kualitas hasilnya semakin
tinggi, serta yang terpenting proses dan hasil memberikan
pelayanan umum mampu memuaskan mereka.
3) Posisi Kompetitif
Keunggulan ini terlihat pada eksistensi sekolah yang diterima,
dihargai dan dibutuhkan masyarakat. Sifat kompetitif ini terletak
pada produknya yang memuaskan masyarakat yang dilayani.
4) Keunggulan Teknologi
Semua tugas pokok berlangsung dengan lancar dalam arti
pelayanan umum dilaksanakan secara cepat, tepat waktu, sesuai
kualitas berdasarkan tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang
harus diselesaikan dengan tingkat rendah, karena mampu
mengadaptasi perkembangan dan kemajuan teknologi.
5) Keunggulan SDM
Di lingkungan organisasi pendidikan dikembangkan budaya
organisasi yang menempatkan manusia sebagai faktor sentral, atau
sumberdaya penentu keberhasilan organisasi. Oleh karena itu SDM
yang dimiliki terus dikembangkan dan ditingkatkan pengetahuan,
ketrampilan, keahlian dan sikapnya terhadap pekerjaannya.
Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah pada masa
sekarang dan untuk mengantisipasi masalah – masalah yang
timbul sebagai pengaruh globalisasi di masa yang akan datang.
6) Iklim Kerja
Tolak ukur ini menunjukkan bahwa hubungan kerja formal dan
informal dikembangkan sebagai budaya organisasi berdasarkan
nilai-nilai kemanusiaan. Di dalam budaya organisasi pendidikan,
setiap SDM sebagai individu dan anggota organisasi terwujud
18
hubungan formal dan hubungan informal antar personil yang
harmonis sesuai dengan posisi, wewenang dan tanggung jawab
masing – masing di dalam dan di luar jam kerja.
7) Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tolak ukur ini menunjukkan bahwa dalam bekerja terlaksana dan
dikembangkan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, dengan
selalu mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi, kelompok dan/atau organisasi.8
2.4 Tipe-tipe Strategi
Miles dan Snow mengklasifikasikan perusahaan dengan pola-
pola keputusan adaptif mereka pada defender, prospektor, analyzer
dan reaktor. Adapun keempat tipe strategi ini, sebagai berikut :
a. Defender
Strategy defender meneliti pada stabilitas pasar, dan
menawarkan serta mencoba untuk melindungi lini produk yang
terbatas untuk segmen yang sempit dari pasar yang potensial.
Defender mencoba membagi-bagi dan memperbaiki ceruk pasar ke
dalam industri dimana pesaing menemukanya sulit untuk penetrasi.
Mereka bersaing utamanya pada basis harga, kualitas,
pengantaran, dan jasa serta konsentrasi pada efisiensi operasi dan
kontrol biaya yang ketat untuk memelihara persaingan mereka.
b. Prospektor
Prospektor hampir kebalikan dari defender. Kekuatan mereka
adalah menemukan dan mengeksploitasi produk baru dan peluang
pasar. Perusahaan yang mengadopsi strategi ini cenderung
menekankan pada kreatifitas dan fleksibilitas di atas efisiensi dalam
perintah untuk merespon perubahan kondisi pasar dan mengambil
keuntungan dari peluang pasar baru. Struktur organisasi dari
perusahaan prospektor adalah informal dan terdesentralisasi.
8
Ibid
19
c. Analyzer
Analyzer meminimalkan resiko dan memaksimalkan peluang
untuk memperoleh laba. Strategi mereka adalah hanya akan
bergerak ke produk baru atau pasar baru, setelah keberhasilannya
dibuktikan oleh prospektor. Analyzer hidup dari imitasi. Mereka
mengambil alih ide-ide yang sukses dari prospektor dan kemudian
menirunya. Analyzer cenderung untuk beroperasi dalam paling
sedikit dua wilayah pasar produk yang berbeda, yaitu: satu stabil,
yang mereka tekankan pada efisiensi dan satu variabel, yang
mereka tekankan pada inovasi.
d. Reaktor
Reaktor mewakili strategi sisa. Nama untuk menjelaskan
pola yang tidak konsisten dan tidak stabil yang timbul jika salah
satu dari ketiga strategi lainnya dikejar secara tidak benar. Pada
umumnya, reaktor memberikan tanggapan secara tidak benar.
Reaktor secara sederhana bereaksi pada perubahan lingkungan
dan membuat strategik menyesuaikan hanya kapan tekanan
datang. Mereka secara karakteristik kurang strategi koheren dan
tidak dapat merespon secara cepat perubahan lingkungan.
Tipologi Strategik Miles dan Snow
STRATEGI TUJUAN LINGKUNGAN KARAKTERISTIK STRUKTURAL
Defender Stabilitas
dan
efisiensi
Stabil Kontrol ketat, pembagian
kerja yang ekstansif;
formalisasi tinggi;
terpusa
Analyzer Stabilitas
dan
efisiens
Perubahan Kontrol cukup terpusat;
kontrol ketat atas
aktivitas yang ada;
kontrol agak lepas untuk
usaha baru
Prospektor Fleksibilitas Dinamis Struktur lepas;
pembagian kerja rendah;
formalisasi rendah;
desentralisasi.
Sumber : Robbins, 1990:147
20
2.5 Model Manajemen Strategik
Model Konsep Manajemen Strategi menurut Fred R. David
(2010: 21) adalah sebagai berikut :
2.6 Pengajaran dan Pembelajaran
Terdapat perbedaan pengertian antara pengajaran dan
pembelajaran. Pengajaran terpusat pada guru, sedangkan
pembelajaran terpusat pada siswa. Menurut Oemar Hamalik,
pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.”9
Dalam ruang lingkup pendidikan Islam, pengetahuan yang
dipindahkan diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber ilahi dan sumber
9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),
h. 76
Perumusan
Strategi
Penerapan
Strategi
Penilaian
Strategi
Melakukan
Audit Eksternal
Melakukan
Audit Eksternal
Mengembang
kan
Pernyataan
Visi dan Misi
Mengembang
kan
Pernyataan
Visi dan Misi
Menetapkan
Tujuan-tujuan
Jangka
Panjang
Menetapkan
Tujuan-tujuan
Jangka
Panjang
Menciptakan,
Mengevaluasi
dan Memilih
Strategi
Menciptakan,
Mengevaluasi
dan Memilih
Strategi
Mengimple
mentasikan
Strategi
Isu-isu
Manajemen
Mengimple
mentasikan
Strategi
Isu-isu
Manajemen
Mengimplem
entasikan
Strategi─Pe
masaran,
Keuangan,
Akuntansi,
Litbang, dan
Isu MIS
Mengimplem
entasikan
Strategi─Pe
masaran,
Keuangan,
Akuntansi,
Litbang, dan
Isu MIS
Mengukur
dan
Mengevaluasi
Kinerja
Mengukur
dan
Mengevaluasi
Kinerja
Melakukan
Audit Internal
Melakukan
Audit Internal
21
manusiawi. Kedua jenis sumber ini saling melengkapi dan saling
membutuhkan, pada hakikatnya kedua sember tersebut berasal dari
Allah SWT. Poses pengajaran yang dilaksanakan mengacu kepada
tiga aspek penguasaan sejumlah pengetahuan, ketrampilan sikap
tertentu sesuai dengan isi proses pengajaran tersebut.
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia untuk
ikut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu.10
“Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi,
material atau fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”11
Materi yang terlibat dalam proses pembelajaran meliputi buku-
buku, papan tulis, fotografi, slide dan film, audio dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan adalah terdiri dari ruangan kelas,
perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan
metode praktek, belajar, ujian dan lain sebagainya. Oemar Hamalik
mengemukakan tiga rumusan yang terpopuler jika dibandingkan
dengan rumusan yang telah terlebih dahulu dikemukakan yaitu:12
1) Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasikan Lingkungan Untuk
Menciptakan Kondisi Belajar bagi Peserta Didik
Sekolah berfungsi menyediakan lingkungan bagi perkembangan
tingkah laku siswa antara lain menyiapkan program belajar, bahan
pelajaran, metode dan teknik mengajar, alat mengajar dan lain
sebagainya. Selain dari itu pribadi dari guru itu sendiri, suasana atau
kondisi ruang kelas, kelompok siswa, lingkungan di luar sekolah,
semua itu menjadi lingkungan yang bermakna bagi perkembangan
siswa.
10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2002) h. 239
11
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2003), h. 60
12
Ibid., h. 61-65
22
2) Pembelajaran adalah Upaya Mempersiapkan Peserta Didik Untuk
Menjadi Warga Masyarakat yang Baik.
Pembentukan warga Negara yang baik adalah warga yang
dapat bekerja di masyarakat. Warga Negara yang baik bukanlah
menjadi seorang konsumen, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana ia bisa menjadi seorang produsen. Untuk menjadi seorang
produsen maka ia harus memiliki ketrampilan berbuat dan bekerja,
dalam arti kata, ia dapat menyumbangkan dirinya kepada kehidupan
yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat.
3) Pembelajaran adalah suatu proses Membantu Siswa Menghadapi
Kehidupan Masyarakat sehari-hari
Pada bagian ini masyarakat dinyatakan sebagai laboratorium
belajar yang paling besar. Sumber-sumber masyarakat tidak akan
pernah habis unntuk dipakai sebagai sumber belajar. Siswa bukan saja
aktif untuk belajar di laboratorium-laboratorim sekolah yang telah
disediakan, tetapi siswa juga aktif belajar dan bekerja langsung di
lingkungan masyarakat. Dengan cara ini maka semua potensi yang
telah mereka miliki bisa menjadi hidup dan berkembang.
Siswa turut merencanakan, berdiskusi, mengamati, dan lain
sebagainya, sehinggga perkembangan pribadinya selaras dengan
kondisi lingkungan masyarakatnya. Guru juga bertugas sebagai
penghubung antara sekolah dan masyarakat. Sebagai seorang Guru,
harus mengenal dengan baik keadaan masyarakat disekitarnya
supaya dapat menyusun proyek-proyek kerja bagi siswanya.13
Proses pembelajaran tidak hanya terbatas dalam ruangan saja,
tetapi dapat dilaksanakan dengan membaca buku, belajar di kelas atau
di laboratorium. Proses pembelajaran ini bisa meluas karena diwarnai
oleh organisasi dan interaksi antara beberapa komponen yang saling
berkaitan dengan tujuan untuk membelajarkan peserta didik.
13
Ibid
23
III. METHODS
Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan
berparadigma Kualitatif, Lexy J Moleong dalam buku karangannya
mengutip pendapat Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan tentang
Metodologi Kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara holistic.”14
Jadi, dalam dalam penelitian yang
dilakukan ini tidak boleh mengisolasikan salah satu individu atau
organisasi ke dalam variable atau hipotesis, akan tetapi perlu
memandangnya sebagai suatu bagian dari suatu keutuhan.
Deskriptif Kualitatif adalah penelitian yang data-datannya berupa
kata-kata, maksud dari kalimat ini adalah bahwa data yang didapatkan
atau dikumpulkan nantinya bukanlah data-data yang berbentuk angka-
angka. Biasanya dalam penelitian kualitatif data-data diperoleh dan
berasal dari hasil wawancara, catatan atau laporan, dokumen,
pengamatan, atau penelitian yang di dalamnya lebih mengutamakan untuk
pendiskripsian secara analisis suatu peristiwa nyata dan atau proses
sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami bukan lingkungan
yang direkayasa atau diciptakan, untuk dapat memperoleh makna yang
mendalam dari hakekat proses penelitian yang dilakukan tersebut.
IV. RESULT AND DISCUSSION
IV.1 Profil Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
Madrasah Tsanawiyah desa Pulau Sangkar telah mempunyai
izin untuk beroperasi pada tahun 2003 dengan penanggung jawab dan
pengelola pada saat itu adalah bapak Asnawi. Pada tahun pertama
Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar telah menerima peserta didik
sebanyak 19 orang, dan pada saat itu Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar masih belm memiliki gedung sendiri, sehingga untuk proses
14
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Radja Rosda Karya, 1994),
h. 6
24
pembelajaran Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar dilaksanakan di
SMAN 1 Batang Merangain atau SMAN 8 Kerinci pada saat sekarang.
Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar memiliki luas
perkarangan kira-kira seluas 7000 meter kubit. Kemudian Luas
bangunan 744 meter kubit, luas pekarangan 840 meter kubit, luas
lapangan upacara 600 meter kubit, luas lapangan olahraga 240 meter
kubit, luas tanah kosong 4.576 meter kubit.
IV.2 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
IV.2.1 Keadaan Pendidik Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar berjumlah
lima belas orang, selain berstatus sebagai pegawai negeri sipil juga
terdapat Guru Tidak Tetap (GTT) atau guru honorer, untuk lebih
jelasnya penulis paparkan seperti pada tabel di bawah ini
Tabel 1
Keadaan Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama
Jenjang
Pendidikan
Jurusan/Prodi
Jabatan
1. Drs. Nasmawi S1 PAI Kep Madrasah
2. Afrisal, S. Ag S1 Bahasa Arab PNS
3. Efi Susanti, S. Pd S1 MIPA PNS
4. Neti Gusparita, S. Pt S1 Nutrisi PNS
5. Ira Yanti, S. Ag S1 PAI Honorer
6. Haldi, S. PdI S1 Bahasa Arab Honorer
7. Rahmalena, S. PdI S1 PAI Honorer
8. Tri Wiliyastuti, S. PdI S1 PAI Honorer
9. Rosda, S. Pd S1 Ekonomi Honorer
10. Oppia M, S. Pd S1 Biologi Honorer
11. Megawati, S. Pd S1 Bahasa Inggris Honorer
12. Wira Wadi, S. Pd S1 Pend. Olahraga Honorer
13. Ramdina, S. Pd S1 Bahasa Inggris Honorer
14 Panji Syafrijal, S. Ap S1 Adm. Negara Honorer
15 Riki Sandra SMA IPS Honorer
Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar 2018
25
IV.2.2 Keadaan Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar
Jumlah peserta didik yang belajar di Madrasah Tsanawiyah
Pulau Sangkar tahun pelajaran 2016 / 2017 akan lebih mudah
dipahami melalui tabel berikut ini :
Tabel 2
Keadaan Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Keterangan
Laki-laki Perempuan
1 VII 5 orang 4 orang 9 orang
2 VIII 11 orang 17 orang 28 orang
3 IX 18 orang 22 orang 40 orang
Jumlah 34 orang 43 orang 77 orang
Sumber data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar 2018
IV.3 Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bagi Pendidik Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
IV.3.1 Perkembangan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
Teknologi komunikasi atau disebut sebagai teknologi kultural,
telah berkembang dan mempengaruhi perkembangan Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar. Sejarah Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar menggambarkan bahwa mereka telah berhasil masuk
kedalam perkembangan teknologi yang kekinian yang mutakhir berupa
komputer dengan jejaringnya (tekonologi informasi). Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar menempuh rentang waktu yang panjang,
seperti menyaksikan lima gelombang perkembangan teknologi
komunikasi dengan pola umum sebagai berikut:
26
1) Ketika dikenalkan pertama kali ke masyarakat, teknologi baru
dengan kapabilitas komunikasi yang lebih tinggi dan berbeda akan
mengubah budaya secara besar-besaran dan benar-benar
menandai permulaan peradaban baru. Kualitas yang melekat pada
teknologi baru tersebut membantu pembentukan budaya baru.
2) Peradaban yang baru akan dapat menghasilkan institusi kekuasaan
baru karena kekuasaan yang sebelumnya ditangani secara informal
menjadi tertata dan terarah, terpisah sebagai pusat kekuasaan, dan
menampakkan dominasi politik dan budaya yang baik.
3) Setiap peradaban mengembangkan kepercayaan dan nilai
utamanya sendiri, model kepribadiannya sendiri yang atraktif, and
”agamanya” (dalam arti luas) sendiri.
4) Peradaban mengikuti siklus kehidupan di mana masa ”mudanya”
ditandai dengan pertumbuhan pesat dan kegiatan budaya, masa
”dewasanya” ditandai dengan pembentukan kekuasaan, dan masa
”kejatuhannya” ditandai dengan koersi kelembagaan dan
kekerasan yang melibatkan kekuasaan tersebut.
5) Tema atau nilai yang berlaku pada awal masa kesejarahan sering
mendorong lahirnya tema atau nilai yang berlawanan seraya masa
tersebut berakhir.
6) Kedatangan peradaban baru juga mempengaruhi institusi-institusi
yang dominan pada dua masa sebelumnya. Institusi demikian
mengalami proses demokratisasi.
Dari masa ke masa, perkembangan teknologi komunikasi makin
cepat dan makin produktif, sehingga Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar memandang penting memahami dan mendalami
perkembangan teknologi informasi dengan berpedoman kepada
sejarah atau perjalanan perrkembangannya. Perkembangan teknologi
27
komunikasi dapat dilihat dalam ringkasan yang disarikan dari tulisan
McGaghey seperti disajikan di bawah, dengan disertai ulasan tentang
butir-butir yang dapat menjadi pelajaran bagi kita. Perlu dicatat bahwa
McGaghey adalah pelopor pendirian laman tersebut. Pengelompokan
perkembangan teknologi komunikasi menjadi lima gelombang
mengacu pada model McGaghey seperti yang disajikan di bawah,
dengan catatan bahwa ketika gelombang teknologi baru muncul tidak
berarti teknologi sebelumnya berhenti berkembang.
a. Gelombang I : Teknologi Tulisan Ideografik atau Silabik
Gelombang teknologi komunikasi tertua ini berlangsung
selama 37 abad, dimulai dengan penemuan tulisan dari inskripsi
komersial oleh bangsa Sumerian pada abad ke-33 S.M., yang
diikuti oleh 13 temuan atau peristiwa dengan yang terakhir terjadi
pada abad ke-4 M.
b. Gelombang II ; Teknologi rekaman dan siaran elektronik
Gelombang teknologi tulisan alfabetik dimulai dengan
kemunculan tulisan alfabetik pertama, Semitik Utara, di Palestina
pada Milenium ke-2 S.M., yang diduga dikembangkan dari tulisan
demotik Mesir. Dibandingkan teknologi sebelumnya, teknologi
tulisan alfabetik ini menghemat energi otak untuk menghafal dan
menghemat tempat dalam memori serta mendorong pemikiran
abstrak yang semuanya pada gilirannya mendorong kreativitas
pikiran. Manfaat terbesar dari teknologi ini adalah kemampuannya
untuk mendorong perubahan budaya lisan menjadi budaya tulis.
c. Gelombang III : Teknologi Cetak (Cetak, Ketik, Fotokopi)
Gelombang teknologi cetak, yang mencakup cetak, ketik,
dan fotokopi ini dimulai dengan penemuan kertas di Cina pada
tahun 105 M. disusul 33 temuan/peristiwa sampai tahun 1985 M.
Teknologi ini meningkatkan efisiensi dalam memperbanyak naskah
tertulis. Dari semua prestasi teknologi cetak, produk budaya cetak
yang paling penting adalah suratkabar. Ini sebenarnya dimulai
28
dengan korespondensi perorangan untuk berbagi keritera pribadi
tentang peristiwa. Surat tentang topik umum menjadi dasar
penulisan suratkabar. Tidak lama kemudian terbitlah suratkabar.
d. Gelombang IV : Teknologi rekaman dan siaran elektronik
Gelombang teknologi ini mencakup fotografi, telegraf listrik,
tilpon, fonograf dan perekam pita, gambar hidup dan perekam
video, radio, TV. Gelombang ini dimulai dengan deskripsi tentang
obskura kamera dalam buku oleh Giovanni Battista della Porta
pada tahun 1553 M., yang diikuti oleh lebih dari 100
temuan/peristiwa sampai pada tahun 2001 ketika stasiun televisi
STAR mulai operasi di Asia.
e. Gelombang V : Teknologi Kalkulator dan Komunikasi Komputer
Gelombang teknologi komunikasi komputer ini dimulai
dengan karya rintisan cara pengalian dan pembagian dengan
menggunakan tambang atau tulang oleh John Napier pada tahun
1617 M. dan diikuti oleh 77 temuan/peristiwa sampai tahun 2005
ketika Youtube diluncurkan dan setahun kemudian dijual kepada
Google dengan harga US$1,65 milyar. Teknologi komputer
tampaknya lebih memikat tipe orang yang lebih intelektual, atau
paling tidak, berkecenderungan teknikal daripada mereka yang
terfokus pada dunia hiburan. Penggunanya sering bekerja sendiri di
depan terminal. Mereka harus memiliki kemampuan mengetik. Ini
menambah jejaringkerja individu-individu yang menyendiri, cerdas
tetapi mungkin secara sosial aneh: orang yang membosankan.
IV.4 Manajemen Strategik dalam Pengembangan Pembelajaran Berbasis
TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
Dalam memanfaatkan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar untuk tujuan pendidikan diperlukan kesadaran akan ciri-ciri
abad ke-21 ini, yang akan membantu dalam penentuan langkah
kependidikan yang tepat, termasuk dalam merancang pemanfaatan
29
TIK, untuk menjamin efektivitasnya. Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar sedikitnya memiliki ciri-ciri berikut:
1) berbasis pengetahuan, yang mensyaratkan dimilikinya kemampuan
untuk membuat keputusan cerdas, berbasis rujukan pengetahuan,
dan bijaksana;
2) peningkatan arus informasi, yang memerlukan kemampuan dan
kepedulian untuk mengeleksinya;
3) perubahan cepat dan ketidaktetapan, yang memerlukan sikap
fleksibel dan kemauan untuk selalu belajar (belajar sepanjang
hayat);
4) peningkatan desentralisasi organisasi, institusi, dan sistem, yang
semuanya memerlukan kemampuan dan kemauan untuk
berkolaborasi dan berbagi keahlian dan perspektif;
5) berorientasi pada orang, yang memerlukan pengakuan akan
pentingnya pemenuhan kebutuhan individu untuk penentuan nasib
sendiri dan asupan dalam proses pembuatan keputusan untuk
pengolahan eksperimentasi, inovasi, dan kewirausahaan
perorangan; dan
6) pergeseran demografis mayor, yang memerlukan kebijaksanaan
matang dalam menanganinya.
Belajar dari sejarah yang diuraikan pada permulaan laporan ini,
ada baiknya kita renungkan salah satu saran untuk tidak puas menjadi
konsumen informasi berbasis TIK, melainkan menjadi produsen dan
inovator dalam TIK sehingga dapat membawa perubahan Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar ke arah yang lebih baik.
Selanjutnya, agar pamanfaatan TIK di Madrasah Tsanawiyah
Pulau Sangkar dapat benar-benar optimal dari segi dukungannya pada
pelaksanaan fungsi dan tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam
30
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, kita perlu mengoptimalkan
keuntungannya dan meminimalkan dampak negatifnya sesuai dengan
kualtias yang melekat pada TIK terkait dan bidang garapan pendidikan
di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar, yaitu pembelajaran dan
managemen. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK di Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar perlu dituntun oleh kerangka pikir dan
dilandasi oleh prinsip. Kerangka pikir dan lima prinsip Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar seperti disajikan di bawah.
a) Kereangka Pikir Pemanfaatan TIK
Kerangka pikir pemanfaatan TIK dalam pendidikan mencakup
komponen-komponen berikut:
(1) Fungsi dan tujuan pendidikan
Komponen pertama adalah tujuan dan fungsi pendidikan nasional.
Seperti telah disebut sebelumnya, pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak (karakter)
dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (lihat pengertian kehidupan yang
cerdas di atas). Tujuannya adalah mengembangkan seluruh
potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Intinya
adalah bahwa pemanfaatan TIK hendaknya mendukung secara
terpadu berkembangnya kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, dan
kebiasaan raga yang mengandung nilai-nilai mulia/kebajikan, dan
mengedikitkan kebiasaan yang destruktif/merugikan bagi diri
sendiri, masyarakat, dan/atau bangsa.
(2) Karakteristik peserta didik sasaran,
Mengingat pentingnya mempertimbangkan peserta didik
sebagai subjek belajar, karakteristik peserta didik sebagai
komponen kedua mencakup faktor-faktor peserta didik berikut
(Piaget, 1970; Vygostky, 1978; Gardner, 1999; lewat Brown, 2007):
umur bersama tingkat pertumbuhan dan tingkat perkembangan,
kecerdasan (linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik-
31
ragawi, naturalistik, antarpribadi, intrapribadi); kepribadian (harga-
diri, kecemasan, pengambilan-resiko, empati, ego, introvert vs.
Ekstrovert); dan gaya belajarnya.15
(3) Karakteristik bidang studi/garapan
Komponen ketiga adalah karateristik bidang studi atau
bidang garapan, yang pada dasarnya semuanya melibatkan aspek
kognitif (akademik/teoretik), afektif (rasa/ emosi), psikomotor
(keterampilan melakukan dengan raga), dan interaktif
(antarpribadi/sosial) tetapi dengan penekanan yang berbeda.
Untuk karakteristik bidang studi perlu dipertimbangkan
apakah ia menekankan (i) keterampilan berpikir akademik-teoretik
seperti berpikir secara matematika, kimia, dan fisika, (ii)
keterampilan melakukan sesuatu seperti melakukan kejuruan
tertentu dan olahraga, (iii) kepekaan/kehalusan rasa dan penataan
emosi (sikap dan karakter) seperti pendidikan agama,
kewarganegaraan, dan seni, atau (iv) keterampilan
sosial/antarpribadi seperti bahasa. Selain itu, perlu juga
diperhitungkan apakah butir pembelajaran tertentu berkenaan
dengan berpikir tingkat rendah atau tinggi, keterampilan tingkat
rendah atau tinggi, tingkat interaksi sederhana atau kompleks.
Singkatnya, perlu dipertimbangkan penekanan diberikan pada olah
otak, olah hati, olah raga atau kombinasi seimbang dari ketiganya
(4) Karakteristik jenis TIK
Komponen keempat adalah karakteristik TIK. Seperti telah
diuraikan di atas, masing-masing teknologi komunikasi dan/atau
teknologi informasi memiliki daya berbeda untuk melayani
kebutuhan yang berbeda pula. Untuk informasi faktual, konseptual,
dan prosedural, ada teknologi yang mampu mengabadikannya
dalam bentuk visual (tanpa atau dengan berwarna, tanpa atau
15
Brown, D.H. Principles of Language Learning and Teaching. New York:
Pearson-Longman, 2007), h. 224
32
dengan gerak), bentuk audio, dan bentuk audio-visual, dan ada
juga teknologi yang mampu mengabadikan informasi dan
sekaligus mengirimkan dan/atau memancarkannya ke kelompok
sasaran yang lebih besar, bahkan ke seluruh penjuru dunia.
Pemilihan teknologi harus berdasarkan kriteria relevansi (dengan
tujuan pembelajaran/manajemen), keselarasan (dengan
karakteristik kelompok sasaran), keterjangkauan (kemampuan
pengadaan), dan kepraktisan (kemudahan dalam menggunakannya
dalam kondisi dan situasi yang ada).
(5) Sumber daya pendukung.
Komponen kelima, adalah sumber daya pendukung.
Pemanfaatan TIK memerlukan dukungan tenaga manusia,
perangkat lunak, dan perangkat keras (peralatan), serta biaya.
Tenaga manusia mencakup guru dan teknisi TIK bersama
kompetensinya, perangkat lunak merujuk pada program TIK yang
telah dirancang sesuai tujuan yang akan dicapai dengan TIK
terkait, perangkat keras merujuk pada peralatan TIK bersama
dengan tempat yang kuat dan aman untuk meletakkan dan
menyimpan TIK, sedangkan biaya mencakup biaya untuk
pemeliharaan peralatan, peremajaan peralatan, dan
pengembangan program serta pemberdayaan tenaga manusianya.
Semua komponen ini hendaknya selaras dan setara satu sama
lainnya dari segi kapasitas. Ketidaselarasan dan ketidaksetaraan dapat
menyebabkan kepincangan dan terjadinya pemborosan. Misalnya,
ketersediaan peralatan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
(atas bantuan dari Pemerintah) telah melebihi kapasitas guru sehingga
pemanfaatannya untuk tujuan pembelajaran sangat rendah, dan
mungkin saja peralatan menjadi rusak bukan karena digunakan tetapi
karena terbengkalai lantaran jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan upaya memberdayakan tenaga manusia
33
terkait (calon pemakai dan teknisi) sebelum pengadaan perangkat TIK
sehingga segera dpat memanfaatkannya ketika sudah tersedia.
b) Prinsip-Prinsip Pemanfaatan TIK
Untuk menjaga agar pemanfaatan TIK tetap memberikan
kontribusi signifikan terhadap (1) pengembangan peserta didik menjadi
manusia berkarakter dan berkecerdasan intelektual dan (2)
pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan terkait, hendaknya
diterapkan prinsip-prinsip berikut:
1. PemanfaatanTIK dalam pendidikan hendaknya mempertimbangkan
karaktersitik peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
dalam keseluruhan pembuatan keputusan TIK.
2. Pemanfaatan TIK hendaknya dirancang untuk memperkuat minat
dan motivasi pengguna untuk menggunakannya semata guna
meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual, spiritual (rohani),
sosial, maupun ragawi.
3. Pemanfaatan TIK tidak membebani mental pengguna sasaran.
4. Pemanfaatan TIK hendaknya menjaga bahwa kelompok sasaran
tetap dapat mengapresiasi teknologi komunikasi yang sederhana
dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK karena tuntutan
penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi siswa secara seimbang.
5. Pemanfaatan TIK hendaknya mendorong pengguna untuk menjadi
lebih kreatif dan inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi
konsumen informasi berbasis TIK.
Jika kerangka pikir dalam pemanfaatan TIK di Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar dapat diterapkan bersama prinsip-prinsip
di atas, niscaya dampak positif akan dapat diperoleh secara optimal
dan dampak negatifnya akan terkendali sampai titik minimal.
c) Persyaratan Kompetensi TIK Bagi Pendidik
34
Guru Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar memegang peran
kunci dalam pembelajaran dalam pemanfaatan TIK untuk tujuan
kependidikan. Agar dapat memetik manfaat optimal dati TIK untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, para guru
Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar perlu menguasasi sederet
kompetensi memadai untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran
berbantuan atau berbasis TIK. Dalam hal ini, dapat dipertimbangkan
perangkat kompetensi guru untuk era ICT yang dikembangkan oleh
NSW Institute of Teachers seperti disajikan di bawah:16
1. Pemahaman tentang asumsi pedagogis yang melandasi
penggunaan TIK, misalnya bias gender dan etnik, relevansi
pendidikan, dampak sosial, kecocokannya dengan lingkungan
kelas, dengan pembelajaran kooperatif dan dengan interaksi
sejawat;
2. Pertimbangan tentang persoalan akses yang tepat ke informasi,
dan verifikasi sumber informasi termasuk Internet;
3. Pemahaman tentang TIK dan potensinya untuk meningkatkan
belajar siswa;
4. Peningkatan kesadaran akan sederet aplikasi dan teknologi adaptif
yang tersedia untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus;
5. Evaluasi terhadap materi belaajr berbasis TIK dan perangkat lunak
untuk tujuan pendidikan;
6. Penggunaan efektif aplikasi TIK untuk mendukung hasil, isi, dan
proses silabus tertentu,
7. Peningkatan keterampilan untuk merancang serangkaian tugas
penilaian berbasis TIK yang menggunakan kriteria pensekoran
yang jelas terkait dengan hasil silabus
16
http://enuinjkt.ac.id/ index.php/campus-news/224-utilizing-information-
and-communication-technology
35
8. Pemahaman tentang persyaratan bahwa mereka dan siswanya
menggunakan informasi elektronik secara tepat, termasuk yang
terkait dengan plagiarisme, hak cipta, pensensoran, dan privasi;
9. Kapasitas mantap untuk menggunakan perangkat lunak untuk
menyusun teks, memanipulasi citra, menciptakan presentasi,
mengadakan sekuen suara digital dan visual, menyiumpan dan
meretriv informasi digital untuk pembelajran kelas dan online;
10.Kapasitas nyata untuk mengevaluasi secara kritis, meretris,
memanipulasi, dan mengelola informasi dari sumber-sumber
seperti Internet, DVDROMS, dan program komersial lainnya;
11.Penggunaan perangkat lunak secara berhasil yang mendukung
jejaring dan komunikasi sosial; dan
12.Kapasitas mantap untuk menggunakan perangkat lunak yang tepat
untuk membuat profil siswa dan pelaporan, persiapan pelajaran
dan administrasi sekolah.
Perangkat kompetensi guru Madrasah Tsanawiyah Pulau
Sangkar tersebut di atas dapat menjadi salah satu acuan untuk
merancang pelatihan guru dalam jabatan agar mereka mampu
memanfaatkan TIK untuk pembelajaran yang diampunya di Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar. Penguasaan perangkat kompetensi guru
di atas, akan membantu mereka dalam menjalankan delapan peran
guru abad ke-21 sebagai berikut: adaptor, insan bervisi, kolaborator,
pengambil resiko, pembelajar, model, komunikator, dan pemimpin.
V. CONCLUSION & RECOMENDATIONS
Perkembangan teknologi komunikasi mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang tercanggih (TIK-internet) dengan dampak makin
besar dalam mengubah suasana pendidikan islam di Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar.
36
Pertama, literasi teknologi telah memfasilitasi penambahan dan
pendalaman pengetahuan, yang pada gilirannya memfasilitasi penciptaan
pengetahuan, yang selanjutnya lagi dapat mendorong terciptanya
teknologi komunikasi baru di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar.
Kedua, teknologi memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan ragam
kehidupan keagamaan manusia bersama kenikmatan yang
ditimbulkannya, tetapi pada waktu yang sama budaya yang serba mudah
dan instan cenderung mengikis nilai-nilai luhur kehidupan di Madrasah
Tsanawiyah Pulau Sangkar.
Ketiga, dunia pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan potensial TIK secara
optimal sambil menyedikitkan dampak negatifnya. Untuk inilah, akhirnya,
Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar memerlukan kerangka pikir dan
prinsip pemanffatan TIK
Daftar Kepustakaan
Brown, D.H. Principles of Language Learning and Teaching. New York:
Pearson-Longman, 2007
David, Fred R, “ Strategic Management : Concepts and Cases “
prenticeHall, 13th
edition, 2012
Hadari Nawawi Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta,
2005
Maisah, Manajemen Strategik dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jambi:
Salim Media Indonesia, 2016
Pearce II, John A & Robinson Jr, Richard B, “ Strategic Management,
Formulation, Implementation and Control“, McGraw Hill/ Irwin, 12th
edition, 2010
Wheelen, Thomas L & Hunger Davis J, “ Strategic Management and
Business Policy “, PrenticeHall, 12th
edition, 2010

More Related Content

What's hot

POAC DAN SWOT ANIMATION
POAC DAN SWOT ANIMATIONPOAC DAN SWOT ANIMATION
POAC DAN SWOT ANIMATIONirvans669
 
Pengertian dan manfaat Knowledge Sharing
Pengertian dan manfaat Knowledge SharingPengertian dan manfaat Knowledge Sharing
Pengertian dan manfaat Knowledge SharingGusti Ani
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindleHeru Fernandez
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanVonny Effendi
 
04 peran kepemimpinan
04 peran kepemimpinan04 peran kepemimpinan
04 peran kepemimpinanRina Putrawan
 
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-temanna #LABEDDU
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiTri Widodo W. UTOMO
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasiIchwan Muis
 
Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital
Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital
Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital Tri Widodo W. UTOMO
 
Modul 3 Filsafat Administrasi.pptx
Modul 3 Filsafat Administrasi.pptxModul 3 Filsafat Administrasi.pptx
Modul 3 Filsafat Administrasi.pptxEwiek02
 
Teori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanTeori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanFrans Dione
 
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanFungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanMateri Kuliah Online
 
12. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-212. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-2Mohammad Ahadian
 
Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif
Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif
Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif Tri Widodo W. UTOMO
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefTri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (20)

POAC DAN SWOT ANIMATION
POAC DAN SWOT ANIMATIONPOAC DAN SWOT ANIMATION
POAC DAN SWOT ANIMATION
 
Pengertian dan manfaat Knowledge Sharing
Pengertian dan manfaat Knowledge SharingPengertian dan manfaat Knowledge Sharing
Pengertian dan manfaat Knowledge Sharing
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindle
 
Pt kai kelompok 5
Pt kai kelompok 5Pt kai kelompok 5
Pt kai kelompok 5
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
 
04 peran kepemimpinan
04 peran kepemimpinan04 peran kepemimpinan
04 peran kepemimpinan
 
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasiPengembangan organisasi
Pengembangan organisasi
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 
Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital
Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital
Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital
 
Modul 3 Filsafat Administrasi.pptx
Modul 3 Filsafat Administrasi.pptxModul 3 Filsafat Administrasi.pptx
Modul 3 Filsafat Administrasi.pptx
 
Teori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanTeori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinan
 
SPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptxSPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptx
 
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanFungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
 
MENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONS
MENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONSMENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONS
MENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONS
 
12. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-212. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-2
 
Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif
Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif
Memperkuat Kolaborasi Global untuk Arsitektur Kesehatan Dunia yang Inklusif
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
 

Similar to ISUSTRATEGI

Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis SekolahManajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis SekolahIkeFitriani
 
Adminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikanAdminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikandjawa hirul
 
Kuliah 1.ppt
Kuliah 1.pptKuliah 1.ppt
Kuliah 1.pptSern Xian
 
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018DodiHarianto2
 
_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdf
_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdf_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdf
_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdfEliNurlaeli7
 
mohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah uts
mohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah utsmohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah uts
mohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah utsoppi novitasari
 
Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...
Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...
Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...UIN STS Jambi
 
Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3acep bambang
 
Ppt pelaksanaan administrasi pendidikan
Ppt pelaksanaan administrasi pendidikanPpt pelaksanaan administrasi pendidikan
Ppt pelaksanaan administrasi pendidikansri qomariah
 
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdfManajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdfSMPN 4 Kerinci
 
proses perencanaan manajemen
proses perencanaan manajemen proses perencanaan manajemen
proses perencanaan manajemen Maelani Safitri
 
Jawaban tugas 1 perencanaan pemasaran
Jawaban tugas 1 perencanaan pemasaranJawaban tugas 1 perencanaan pemasaran
Jawaban tugas 1 perencanaan pemasaranSujana Adinata
 
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 converted
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 convertedTugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 converted
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 convertedmunikaonly
 
Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)
Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)
Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)Fahrullah Adiansah
 
Perencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasianPerencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasianMuhammad Badar
 
Manajemen strategik Makalah 1
Manajemen strategik Makalah 1Manajemen strategik Makalah 1
Manajemen strategik Makalah 1kurnia95
 
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maMakalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maAgungsupriatna55
 

Similar to ISUSTRATEGI (20)

Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis SekolahManajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
 
Adminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikanAdminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikan
 
Kuliah 1.ppt
Kuliah 1.pptKuliah 1.ppt
Kuliah 1.ppt
 
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
 
_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdf
_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdf_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdf
_koordinasi-kolaborasi-dan-jejaring-kerja.pdf
 
mohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah uts
mohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah utsmohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah uts
mohon ralat pak ini tugas sebelum uts yang pertama diupload setelah uts
 
Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...
Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...
Sm,ali pirdaus,hafzi ali,armida,analisis manajemen strategik dalam pengembang...
 
Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3
 
03 struktur simp rev. 15 09-2014
03 struktur simp rev. 15 09-201403 struktur simp rev. 15 09-2014
03 struktur simp rev. 15 09-2014
 
Ppt pelaksanaan administrasi pendidikan
Ppt pelaksanaan administrasi pendidikanPpt pelaksanaan administrasi pendidikan
Ppt pelaksanaan administrasi pendidikan
 
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdfManajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
 
Makalah 1 1
Makalah 1 1Makalah 1 1
Makalah 1 1
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
proses perencanaan manajemen
proses perencanaan manajemen proses perencanaan manajemen
proses perencanaan manajemen
 
Jawaban tugas 1 perencanaan pemasaran
Jawaban tugas 1 perencanaan pemasaranJawaban tugas 1 perencanaan pemasaran
Jawaban tugas 1 perencanaan pemasaran
 
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 converted
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 convertedTugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 converted
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018 converted
 
Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)
Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)
Fahrullah adiansah 11150172 5 x ma (tugas makalah uts man. strategik)
 
Perencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasianPerencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasian
 
Manajemen strategik Makalah 1
Manajemen strategik Makalah 1Manajemen strategik Makalah 1
Manajemen strategik Makalah 1
 
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maMakalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

ISUSTRATEGI

  • 1. 1 ISU MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENGEMBANGAN PENGAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI MADRASAH TSANAWIYAH PULAU SANGKAR KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kulia Manajemen Strategik Dosen Pengampu: Prof. DR. Hafzi Ali, CMA DR. Armida, M. Pd Oleh: EDI PUTRA JAYA DMP.17.181 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
  • 2. 2 2018 ABSTRACT Penelitian ini berjudul “Isu Manajemen Strategik dalam Pengembangan Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Kabupaten kerinci provinsi jambi”. Padatnya tuntutan akan ketercapaian kurikulum yang telah ditetapkan dengan waktu yang relatif sedikit, memberikan pandangan seolah-olah pihak Madrasah Tsanawiyah Negeri Pulau Sangkar tidak memiliki waktu, akan tetapi dilapangan pembelajaran berbasis TIK tetap dilaksanakan dengan baik. Jenis penelitian kualitatif, sumber data: Kepala Madrasah, pendidik, peserta didik dan segenap Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar, teknik pengumplan data: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisa data: triangulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Isu Manajemen Strategik dalam Pengembangan Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Kabupaten kerinci provinsi jambi, dengan mengkaji TIK dalam pengembangan Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar. Kemudia mengkaji Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Bagi Pendidik Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar
  • 3. 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ABSTRAK ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii I. INSTRODUCTIONS ........................................................................... 1 II. LITERATURE REVIEW ...................................................................... 2 2.1 Pengertian Manajemen Strategik ............................................... 2 2.2 Tujuan dan Manfaat Manajemen Strategik ................................. 4 2.3 Proses Manajemen Strategik ...................................................... 9 2.4 Tipe-tipe Strategi ........................................................................ 15 2.5 Model Manajemen Strategik ....................................................... 17 2.6 Pengajaran dan Pembelajaran ................................................... 17 III. METHODS ......................................................................................... 20 IV. RESULT AND DISCUSSION ............................................................. 20 4.1 Profil Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkarv ............................ 20 4. 2 Struktur Organisasi ..................................................................... 21 4.2.1 Keadaan Pendidik ............................................................ 21 4.2.2 Keadaan Peserta Didik ..................................................... 21 4.3 Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Bagi Pendidik Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar ........................................................................... 22 IV.3.1 Perkembangan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar ............................................................... 22 IV.4 Manajemen Strategik dalam pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar .......................................................................... 25 V. CONCLUSIONS & RECOMENDATIONS .......................................... 32 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33 LAMPIRAN
  • 4. 4 I. INTRODUCTION Pada mulanya pikiran strategis dalam upaya pengelolaan organisasi amat sederhana sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhi-nya. Ketika lingkungan organisasi cenderung stabil dan selalu seirama dengan kepentingan organisasi maka model perencanaan strategik yang ada amat sederhana hanya memberikan titik berat pada pemenuhan standar operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, khususnya standar keuangan dan produktivitas. Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik sekalipun menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal organisasi berubah. Sangatlah penting bagi para penyusun strategi untuk menelaah, mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi secara sistematis. Makalah ini menyediakan kerangka kerja yang bisa memandu usaha manajer dalam mengevaluasi aktivitas manajemen strategis, memastikan ia bekerja dengan baik, dan untuk melakukan perubahan antar waktu. Sistem informasi manajemen sebagai alat yang selama ini dipakai untuk mengevaluasi strategi juga akan didiskusikan. Panduan akan diberikan dalam melakukan formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategis bisa menghasilkan keputusan yang memiliki konsekuensi jangka panjang yang signifikan. Keputusan strategi yang salah bisa mengakibatkan kerugian dan untuk meemperbaiki kesalahan tersebut adalah hal yang sulit, bila tak mau tidak mau dikatakan tidak mungkin. II. LITERATURE REVIEW II.1 Pengertian Manajemen Strategik Manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating) penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa
  • 5. 5 datang. Menurut Fred R. David Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, menginplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan. Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik adalah “proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan dimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organiasasi, untuk mencapai tujuannya”. 1 Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek yang penting, antara lain : a) Manajemen Strategik merupakan proses pengambilan keputusan. b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya. c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya melibatkan pimpinan puncak (kepala sekolah), sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya. d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuanstrategiknya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi (warga sekolah), seluruhnya harus 1 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik,: (Yogyakarta: Gadjah Mada Pers, 2005), h. 6-7
  • 6. 6 mengetahui dan menjalankan peranan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing – masing. e) Keputusan manajemen puncak harus diimplementasikan oleh seluruh warga sekolah dalam bentuk kegiatan/pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam penyediaan costumer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi. Dari definisi tersebut terdapat empat (4) frasa penting berikut ini: 1) Manajemen strategi merupakan suatu proses 2) Proses digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi. 3) Strategi digunakan untuk menyediakan costumer value terbaik guna mewujudkan visi organisasi. 4) Manajer dan karyawan adalah pelaku manajemen strategi. Sejarah perkembangan manajemen strategik digambarkan dengan adanya perencana yang mulai memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi. Manajemen tidak saja dituntut untuk mengantisipasi masa depan, tetapi bahkan juga diminta untuk mempengaruhi masa depan itu sendiri. Manajemen selalu diminta untuk memiliki skenario banyak dan siap mengahadapi adanya diskontinuitas. Pada tahap akhir, muncul kekhawatiran akan berkurangnya sifat perencanaan yang konprenhensif, seiring dengan kemandi-rian unit strategis yang dapat berakibat perbedaan kepentingan organisasi secara menyeluruh dengan kepentingan unit strategis. Oleh sebab itu untuk perencanaan perlu di-susun dari dua arah secara bersamaan. Jadi tidak hanya berdasar pada prinsip perencanaan dari bawah tapi juga perencanaan dari atas. Di saat yang sama, mulai timbul kekhawatiran tentang adanya penekanan yang berlebih-bihan pada aspek rasional dan analitis yang
  • 7. 7 melekat pada perencanaan yang mulai meninggalkan aspek seni dan kepemimpinan, yang mengakibatkan pemberdayaan fungsi tertinggal atau tidak diperhatikan, ada kecenderungan untuk secara berlebihan memberikan perhatian pada pentingnya fungsi perencanaan, seolah hanya dengan perencanaan yang tepat, organisasi dengan sendirinya akan berjalan mencapai tujuannya. Perencanaan memang merupakan fungsi penting oleh karena gagasan/pemikiran dan keputusan serta tanggung jawab eksekutif berada di dalamnya. Akan tetapi itu saja belum menjadikan jaminan adanya mobilisasi seluruh sumber daya dan dana yang ada dalam organisasi. II.2 Tujuan dan Manfaat Manajemen Strategik 2.2.1 Tujuan Manajemen Strategi, diantaranya: a) Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien. b) Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi. c) Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal. d) Senantiasa meninjau kembali kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman bisnis yang ada. e) Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen.2 2.2.2 Manfaat Manajemen Strategi a) Aktivitas formulasi strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan. 2 Maisah, Manajemen Strategik dalam Perspektif Pendidikan Islam, (Jambi: Salim Media Indonesia, 2016), h. 4
  • 8. 8 b) Proses manajemen strategi akan memberikan hasil keputusan terbaik dikarenakan interaksi kelompok mengumpulkan berbagai strategi yang lebih besar. c) Keterlibatan karyawan di dalam formulasi strategi akan dapat memperbaiki pengertian mereka atas penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi dan dengan demikian dapat mempertinggi motivasi kerja mereka. d) Penerapan manajemen strategi membuat manajemen perusahaan menjadi lebih peka terhadap ancaman yang datang dari luar perusahaan. e) Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi akan lebih profitable (menguntungkan) dan lebih berhasil daripada yang tidak menerapkannya. 2.2.3 Fungsi manajemen strategis : a) Membuat keputusan strategis b) Menyusun planning strategis c) Meninjauan atau evaluasi strategis. d) Manajemen strategis merupakan proses dari suatu rangkaian kegiatan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, yang di tetapkan oleh seorang pemimpin dan di implementasikan oleh seluruh staff dalam suatu ruang linkup organisasi, demi tercapainya tujuan yang di kehendaki. e) Seni untuk mengatur 3 2.2.4 Dimensi–Dimensi Keputusan Strategik a) Membutuhkan keputusan manajemen puncak b) Membutuhkan sumber daya besar c) Sering mempengaruhi kesejahteraan jangka panjang 3 Amir M Taufik, Manajemen StrategikKonsep dan Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), h. 12
  • 9. 9 d) Berorientasi ke masa depan e) Mempunyai konsekuensi multifungsi /multi bisnis f) Harus mempertimbangkan lingkungan eksternal Berdasarkan pengertian dan karakteristiknya dapat disimpulkan bahwa Manajemen Strategik memiliki beberapa dimensi atau bersifat multidimensional. Dimensi-dimensi dimaksud adalah : 1) Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan Manajemen Strategik dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai Visi organisasi yang akan diwujudkan 25 – 30 tahun lebih di masa depan. Menurut Hadari Nawawi, Visi dapat diartikan sebagai “kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di masa depan”. Sehubungan dengan itu Lonnie Helgerson su dalam bukunnya Hadari Nawawi mengatakan bahwa : “Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiaporang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak organisasi”.4 Menurut Kotler yang juga dikutip oleh Nawawi dikatakan bahwa : “Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Sehingga secara sederhana Visi organisasi dapat diartikan sebagai sudut pandang ke masa depan dalam mewujudkan tujuan 4 Hadari Nawawi, Op.Cit., h. 155
  • 10. 10 strategik organisasi, yang berpengaruh langsung pada misinya sekarang dan di masa depan. Sehubungan dengan itu Misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan tugas pokok 2) Dimensi Internal dan Eksternal Dimensi Internal adalah kondisi organisasi non profit (pendidikan), berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang harus diketahui secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan Evaluasi Diri antara lain dengan menggunakan Analisis Kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik. sepenuhnya pada data kuantitatif, karena dapat juga dilakukan dengan Analisis Kualitatif dengan menggunakan berbagai informasi kualitatif atau sebagian data kuantitatif dan sebagian lagi data kualitatif. Untuk Analisis Kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimensi lingkungan eksternal pada dasarnya merupakan analisis terhadap lingkungan sekitar organisasi (sekolah), yang terdiri dari Lingkungan Operasional, Lingkungan Nasional dan Lingkungan Global, yang mencakup berbagai aspek atau kondisi, antara lain kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat, agama, dll.5 3) Dimensi Pendayagunaan Sumber – Sumber. Manajemen strategik sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan diri dari kemampuan mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimiliki, agar secara terintegrasi terimplementasikan dalam fungsi-fungsi manajemen ke arah tercapainya sasaran yang telah ditetapkan di dalam setiap RENOP, dalam rangka mencapai Tujuan Strategik melalui pelaksanaan Misi untuk mewujudkan Visi Organisasi (sekolah). 4) Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak (Pimpinan) 5 Engkoswara Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 138
  • 11. 11 Manajemen strategik yang dimulai dengan menyusun Rencana Strategik merupakan pengendalian masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan. Rencana Strategik harus mampu mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada eksistensinya di masa depan merupakan wewenag dan tanggung jawab manajemen puncak. Rencana Strategik sebagai keputusan utama yang bersifat prinsipil, tidak saja ditetapkan dengan mengikutsertakan, tetapi harus dilakukan secara proaktif oleh manajemen puncak atau pimpinan, karena seluruh kegiatan yang dilakukan guna untuk merealisasikannya adalah merupakan tanggung jawabnya. 5) Dimensi Multi Bidang Implementasian Manajemen Strategik sebagai Sistem, harus didasari dengan menempatkan organisasi sebagai suatu sistem. Dengan demikian berarti sebuah organisasi akan dapat menyusun RENSTRA dan RENOP jika tidak memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai bawahan pada organisasi lain sebagai atasan. Dalam kondisi sebagai bawahan berarti tidak memiliki kewenangan penuh dalam memilih dan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi. Sekolah hanya berperan sebagai penyusun RENOP dan program tahunan. 2.2.5 Karakteristik Manajemen Stratgeis a) Manajemen Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi PerencanaanOperasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk Program - program kerja.
  • 12. 12 b) Rencana Strategik berorientasi pada jangkauan masa depan ( 25 – 30 tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk setiap tahun atau setiap lima tahun. c) VISI, MISI, pemilihan strategik yang menghasilkan Strategi Utama (Induk) dan Tujuan Strategik Organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan dalam merumuskan RENSTRA, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. d) RENSTRA dijabarkan menjadi RENOP yang antara lain berisi program – program operasional. e) Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak (Pimpinan) karena sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi. f) Pengimplementasian strategi dalam program untuk mencapai sasarannya yang dilakukan melalui fungsi manajemen pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol. II.3 Proses Manajemen Strategik Strategi pada hakikatnya merupakan rencana tindakan yang bersifat umum, berjangka panjang (berorientasi ke masa depan), dan cakupannya luas. Oleh karena itu, strategi biasanya dirumuskan dalam kalimat yang kandungan maknanya sangat umum dan tidak merujuk pada tindakan spesifik atau rinci. Namun demikian, dalam manajemen strategi tidak berarti bahwa .tindakan rinci dan spesifik. yang biasanya dirumuskan dalam suatu program kerja tidak harus disusun. Sebaliknya, program-program kerja tersebut harus direncanakan pula dalam proses manajemen strategi dan bahkan harus dapat dirumuskan atau diidentifikasi ukuran kinerjanya. Kegagalan dalam merumuskan ukuran kinerja yang sesuai, seringkali menjadi penyebab kegagalan organisasi dalam mencapai misinya.
  • 13. 13 Memandang manajemen strategi sebagai sebuah proses mengandung beberapa implikasi penting. Pertama, suatu perubahan pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa atau semua komponen yang lain. Kedua, bahwa perumusan dan implementasi strategi terjadi secara berurutan, dan ketiga akan diperlukan umpan balik dari pelembagaan, tinjauan ulang (review), dan evaluasi terhadap tahap-tahap awal proses ini. Gordon E. Greenley menyatakan proses manajemen strategi terdiri dari empat (4) tahap utama :Analysing the environment, Planning direction, Planning strategy, dan Implementing strategy. Menurut Jauch dan Glueck proses manajemen strategi adalah: Cara atau jalan dimana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan. Beberapa tahapan penting yang dirumuskan, yaitu : 1. Menetapkan misi dan tujuan perusahaan 2. Meneliti ancaman dan peluang 3. Meneliti kekuatan dan kelemahan 4. Mempertimbangkan alternatif strategi 5. Memilih strategi 6. Implementasi strategi 7. Evaluasi strategi Sementara itu proses manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson, mengandung sembilan tugas penting yaitu :6 1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan, filosofi, dan tujuan (goal). 2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya. 3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum. 6 Hadari Nawawi, Op.Cit., h. 201
  • 14. 14 4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern. 5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan. 6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang akan mencapai pilihan yang palingdikehendaki. 7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum. 8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, Struktur, teknologi, dan sistem imbalan 9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi pengambilan keputusan yang akan datang.7 Disisi lain proses manajemen stratgeis bisa dilihat dari langkah sebagai berikut : 1. Pengamatan lingkungan Pengamatan lingkungan meliputi analisis lingkungan eksternal maupun internal. Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk memperoleh informasi mengenai peluang dan ancaman. Peluang adalah kondisi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan dengan kekuatan yang kita miliki. Sedangkan ancaman adalah kondisi eksternal yang dapat mempersulit tercapainya tujuan strategis perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan adalah kondisi internal, sumberdaya perusahaan, yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. Kelemahan adalah kondisi internal perusahaan yang dapat mempersulit untuk kita dapat memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. 7 Maisah, Op.Cit., h. 52-53
  • 15. 15 2. Permusan Strategi Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan , dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi mwliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategis, dan penetapan pedoman kebijakan. Misi Mis organisasi adalah tujuan atau alas an mengapa organisasi hidup. Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain dan mengidentifikasikan jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang dilayani. Tujuan Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Istilah sasaran (goal) sering rancu dengan tujuan (objective). Sasaran adalah pernyataab terbuka yang berisi satu harapan yang akan diselesaikan tanpa perhitungan apa yang akan dicapai dan tidak ada penjelasan waktu penyelesaian. Strategi Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang baimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Kebijakan Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan permusan tujuan dan implementasi
  • 16. 16 3. Implementasi Strategi Impelemtasi strategi adalah proses di mana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. a. Program Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah- langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. b. Anggaran Adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uan, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. c. Prosedur Kadang disebut sebagai Standard Operating procedures (SOP). Prosedur adalah system langkah-langkah ataui teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana sustu tugas atau pekerjaan diselesaikan. 4. Evaluasi dan Pengendalian Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Keunggulan implementasi manajemen strategik dapat dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur sebagai berikut : 1) Profitabilitas Keunggulan ini menunjukkan bahwa seluruh pekerjaan diselenggarakan secara efektif dan efisien, dengan penggunaan anggaran yang hemat dan tepat, sehingga diperoleh profit berupa tidak terjadi pemborosan.
  • 17. 17 2) Produktivitas Tinggi Keunggulan ini menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan cenderung meningkat. Kekeliruan atau kesalahan dalam bekerja semakin berkurang dan kualitas hasilnya semakin tinggi, serta yang terpenting proses dan hasil memberikan pelayanan umum mampu memuaskan mereka. 3) Posisi Kompetitif Keunggulan ini terlihat pada eksistensi sekolah yang diterima, dihargai dan dibutuhkan masyarakat. Sifat kompetitif ini terletak pada produknya yang memuaskan masyarakat yang dilayani. 4) Keunggulan Teknologi Semua tugas pokok berlangsung dengan lancar dalam arti pelayanan umum dilaksanakan secara cepat, tepat waktu, sesuai kualitas berdasarkan tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang harus diselesaikan dengan tingkat rendah, karena mampu mengadaptasi perkembangan dan kemajuan teknologi. 5) Keunggulan SDM Di lingkungan organisasi pendidikan dikembangkan budaya organisasi yang menempatkan manusia sebagai faktor sentral, atau sumberdaya penentu keberhasilan organisasi. Oleh karena itu SDM yang dimiliki terus dikembangkan dan ditingkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan sikapnya terhadap pekerjaannya. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi masalah – masalah yang timbul sebagai pengaruh globalisasi di masa yang akan datang. 6) Iklim Kerja Tolak ukur ini menunjukkan bahwa hubungan kerja formal dan informal dikembangkan sebagai budaya organisasi berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Di dalam budaya organisasi pendidikan, setiap SDM sebagai individu dan anggota organisasi terwujud
  • 18. 18 hubungan formal dan hubungan informal antar personil yang harmonis sesuai dengan posisi, wewenang dan tanggung jawab masing – masing di dalam dan di luar jam kerja. 7) Etika dan Tanggung Jawab Sosial Tolak ukur ini menunjukkan bahwa dalam bekerja terlaksana dan dikembangkan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, dengan selalu mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan/atau organisasi.8 2.4 Tipe-tipe Strategi Miles dan Snow mengklasifikasikan perusahaan dengan pola- pola keputusan adaptif mereka pada defender, prospektor, analyzer dan reaktor. Adapun keempat tipe strategi ini, sebagai berikut : a. Defender Strategy defender meneliti pada stabilitas pasar, dan menawarkan serta mencoba untuk melindungi lini produk yang terbatas untuk segmen yang sempit dari pasar yang potensial. Defender mencoba membagi-bagi dan memperbaiki ceruk pasar ke dalam industri dimana pesaing menemukanya sulit untuk penetrasi. Mereka bersaing utamanya pada basis harga, kualitas, pengantaran, dan jasa serta konsentrasi pada efisiensi operasi dan kontrol biaya yang ketat untuk memelihara persaingan mereka. b. Prospektor Prospektor hampir kebalikan dari defender. Kekuatan mereka adalah menemukan dan mengeksploitasi produk baru dan peluang pasar. Perusahaan yang mengadopsi strategi ini cenderung menekankan pada kreatifitas dan fleksibilitas di atas efisiensi dalam perintah untuk merespon perubahan kondisi pasar dan mengambil keuntungan dari peluang pasar baru. Struktur organisasi dari perusahaan prospektor adalah informal dan terdesentralisasi. 8 Ibid
  • 19. 19 c. Analyzer Analyzer meminimalkan resiko dan memaksimalkan peluang untuk memperoleh laba. Strategi mereka adalah hanya akan bergerak ke produk baru atau pasar baru, setelah keberhasilannya dibuktikan oleh prospektor. Analyzer hidup dari imitasi. Mereka mengambil alih ide-ide yang sukses dari prospektor dan kemudian menirunya. Analyzer cenderung untuk beroperasi dalam paling sedikit dua wilayah pasar produk yang berbeda, yaitu: satu stabil, yang mereka tekankan pada efisiensi dan satu variabel, yang mereka tekankan pada inovasi. d. Reaktor Reaktor mewakili strategi sisa. Nama untuk menjelaskan pola yang tidak konsisten dan tidak stabil yang timbul jika salah satu dari ketiga strategi lainnya dikejar secara tidak benar. Pada umumnya, reaktor memberikan tanggapan secara tidak benar. Reaktor secara sederhana bereaksi pada perubahan lingkungan dan membuat strategik menyesuaikan hanya kapan tekanan datang. Mereka secara karakteristik kurang strategi koheren dan tidak dapat merespon secara cepat perubahan lingkungan. Tipologi Strategik Miles dan Snow STRATEGI TUJUAN LINGKUNGAN KARAKTERISTIK STRUKTURAL Defender Stabilitas dan efisiensi Stabil Kontrol ketat, pembagian kerja yang ekstansif; formalisasi tinggi; terpusa Analyzer Stabilitas dan efisiens Perubahan Kontrol cukup terpusat; kontrol ketat atas aktivitas yang ada; kontrol agak lepas untuk usaha baru Prospektor Fleksibilitas Dinamis Struktur lepas; pembagian kerja rendah; formalisasi rendah; desentralisasi. Sumber : Robbins, 1990:147
  • 20. 20 2.5 Model Manajemen Strategik Model Konsep Manajemen Strategi menurut Fred R. David (2010: 21) adalah sebagai berikut : 2.6 Pengajaran dan Pembelajaran Terdapat perbedaan pengertian antara pengajaran dan pembelajaran. Pengajaran terpusat pada guru, sedangkan pembelajaran terpusat pada siswa. Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.”9 Dalam ruang lingkup pendidikan Islam, pengetahuan yang dipindahkan diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber ilahi dan sumber 9 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 76 Perumusan Strategi Penerapan Strategi Penilaian Strategi Melakukan Audit Eksternal Melakukan Audit Eksternal Mengembang kan Pernyataan Visi dan Misi Mengembang kan Pernyataan Visi dan Misi Menetapkan Tujuan-tujuan Jangka Panjang Menetapkan Tujuan-tujuan Jangka Panjang Menciptakan, Mengevaluasi dan Memilih Strategi Menciptakan, Mengevaluasi dan Memilih Strategi Mengimple mentasikan Strategi Isu-isu Manajemen Mengimple mentasikan Strategi Isu-isu Manajemen Mengimplem entasikan Strategi─Pe masaran, Keuangan, Akuntansi, Litbang, dan Isu MIS Mengimplem entasikan Strategi─Pe masaran, Keuangan, Akuntansi, Litbang, dan Isu MIS Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Melakukan Audit Internal Melakukan Audit Internal
  • 21. 21 manusiawi. Kedua jenis sumber ini saling melengkapi dan saling membutuhkan, pada hakikatnya kedua sember tersebut berasal dari Allah SWT. Poses pengajaran yang dilaksanakan mengacu kepada tiga aspek penguasaan sejumlah pengetahuan, ketrampilan sikap tertentu sesuai dengan isi proses pengajaran tersebut. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia untuk ikut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.10 “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material atau fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”11 Materi yang terlibat dalam proses pembelajaran meliputi buku- buku, papan tulis, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan adalah terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode praktek, belajar, ujian dan lain sebagainya. Oemar Hamalik mengemukakan tiga rumusan yang terpopuler jika dibandingkan dengan rumusan yang telah terlebih dahulu dikemukakan yaitu:12 1) Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasikan Lingkungan Untuk Menciptakan Kondisi Belajar bagi Peserta Didik Sekolah berfungsi menyediakan lingkungan bagi perkembangan tingkah laku siswa antara lain menyiapkan program belajar, bahan pelajaran, metode dan teknik mengajar, alat mengajar dan lain sebagainya. Selain dari itu pribadi dari guru itu sendiri, suasana atau kondisi ruang kelas, kelompok siswa, lingkungan di luar sekolah, semua itu menjadi lingkungan yang bermakna bagi perkembangan siswa. 10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2002) h. 239 11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 60 12 Ibid., h. 61-65
  • 22. 22 2) Pembelajaran adalah Upaya Mempersiapkan Peserta Didik Untuk Menjadi Warga Masyarakat yang Baik. Pembentukan warga Negara yang baik adalah warga yang dapat bekerja di masyarakat. Warga Negara yang baik bukanlah menjadi seorang konsumen, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana ia bisa menjadi seorang produsen. Untuk menjadi seorang produsen maka ia harus memiliki ketrampilan berbuat dan bekerja, dalam arti kata, ia dapat menyumbangkan dirinya kepada kehidupan yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat. 3) Pembelajaran adalah suatu proses Membantu Siswa Menghadapi Kehidupan Masyarakat sehari-hari Pada bagian ini masyarakat dinyatakan sebagai laboratorium belajar yang paling besar. Sumber-sumber masyarakat tidak akan pernah habis unntuk dipakai sebagai sumber belajar. Siswa bukan saja aktif untuk belajar di laboratorium-laboratorim sekolah yang telah disediakan, tetapi siswa juga aktif belajar dan bekerja langsung di lingkungan masyarakat. Dengan cara ini maka semua potensi yang telah mereka miliki bisa menjadi hidup dan berkembang. Siswa turut merencanakan, berdiskusi, mengamati, dan lain sebagainya, sehinggga perkembangan pribadinya selaras dengan kondisi lingkungan masyarakatnya. Guru juga bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Sebagai seorang Guru, harus mengenal dengan baik keadaan masyarakat disekitarnya supaya dapat menyusun proyek-proyek kerja bagi siswanya.13 Proses pembelajaran tidak hanya terbatas dalam ruangan saja, tetapi dapat dilaksanakan dengan membaca buku, belajar di kelas atau di laboratorium. Proses pembelajaran ini bisa meluas karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara beberapa komponen yang saling berkaitan dengan tujuan untuk membelajarkan peserta didik. 13 Ibid
  • 23. 23 III. METHODS Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan berparadigma Kualitatif, Lexy J Moleong dalam buku karangannya mengutip pendapat Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan tentang Metodologi Kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic.”14 Jadi, dalam dalam penelitian yang dilakukan ini tidak boleh mengisolasikan salah satu individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, akan tetapi perlu memandangnya sebagai suatu bagian dari suatu keutuhan. Deskriptif Kualitatif adalah penelitian yang data-datannya berupa kata-kata, maksud dari kalimat ini adalah bahwa data yang didapatkan atau dikumpulkan nantinya bukanlah data-data yang berbentuk angka- angka. Biasanya dalam penelitian kualitatif data-data diperoleh dan berasal dari hasil wawancara, catatan atau laporan, dokumen, pengamatan, atau penelitian yang di dalamnya lebih mengutamakan untuk pendiskripsian secara analisis suatu peristiwa nyata dan atau proses sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami bukan lingkungan yang direkayasa atau diciptakan, untuk dapat memperoleh makna yang mendalam dari hakekat proses penelitian yang dilakukan tersebut. IV. RESULT AND DISCUSSION IV.1 Profil Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Madrasah Tsanawiyah desa Pulau Sangkar telah mempunyai izin untuk beroperasi pada tahun 2003 dengan penanggung jawab dan pengelola pada saat itu adalah bapak Asnawi. Pada tahun pertama Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar telah menerima peserta didik sebanyak 19 orang, dan pada saat itu Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar masih belm memiliki gedung sendiri, sehingga untuk proses 14 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Radja Rosda Karya, 1994), h. 6
  • 24. 24 pembelajaran Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar dilaksanakan di SMAN 1 Batang Merangain atau SMAN 8 Kerinci pada saat sekarang. Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar memiliki luas perkarangan kira-kira seluas 7000 meter kubit. Kemudian Luas bangunan 744 meter kubit, luas pekarangan 840 meter kubit, luas lapangan upacara 600 meter kubit, luas lapangan olahraga 240 meter kubit, luas tanah kosong 4.576 meter kubit. IV.2 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar IV.2.1 Keadaan Pendidik Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar berjumlah lima belas orang, selain berstatus sebagai pegawai negeri sipil juga terdapat Guru Tidak Tetap (GTT) atau guru honorer, untuk lebih jelasnya penulis paparkan seperti pada tabel di bawah ini Tabel 1 Keadaan Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Tahun Pelajaran 2017/2018 No Nama Jenjang Pendidikan Jurusan/Prodi Jabatan 1. Drs. Nasmawi S1 PAI Kep Madrasah 2. Afrisal, S. Ag S1 Bahasa Arab PNS 3. Efi Susanti, S. Pd S1 MIPA PNS 4. Neti Gusparita, S. Pt S1 Nutrisi PNS 5. Ira Yanti, S. Ag S1 PAI Honorer 6. Haldi, S. PdI S1 Bahasa Arab Honorer 7. Rahmalena, S. PdI S1 PAI Honorer 8. Tri Wiliyastuti, S. PdI S1 PAI Honorer 9. Rosda, S. Pd S1 Ekonomi Honorer 10. Oppia M, S. Pd S1 Biologi Honorer 11. Megawati, S. Pd S1 Bahasa Inggris Honorer 12. Wira Wadi, S. Pd S1 Pend. Olahraga Honorer 13. Ramdina, S. Pd S1 Bahasa Inggris Honorer 14 Panji Syafrijal, S. Ap S1 Adm. Negara Honorer 15 Riki Sandra SMA IPS Honorer Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar 2018
  • 25. 25 IV.2.2 Keadaan Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Jumlah peserta didik yang belajar di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar tahun pelajaran 2016 / 2017 akan lebih mudah dipahami melalui tabel berikut ini : Tabel 2 Keadaan Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Tahun Pelajaran 2017/2018 No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Keterangan Laki-laki Perempuan 1 VII 5 orang 4 orang 9 orang 2 VIII 11 orang 17 orang 28 orang 3 IX 18 orang 22 orang 40 orang Jumlah 34 orang 43 orang 77 orang Sumber data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar 2018 IV.3 Pengajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Bagi Pendidik Islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar IV.3.1 Perkembangan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Teknologi komunikasi atau disebut sebagai teknologi kultural, telah berkembang dan mempengaruhi perkembangan Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar. Sejarah Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar menggambarkan bahwa mereka telah berhasil masuk kedalam perkembangan teknologi yang kekinian yang mutakhir berupa komputer dengan jejaringnya (tekonologi informasi). Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar menempuh rentang waktu yang panjang, seperti menyaksikan lima gelombang perkembangan teknologi komunikasi dengan pola umum sebagai berikut:
  • 26. 26 1) Ketika dikenalkan pertama kali ke masyarakat, teknologi baru dengan kapabilitas komunikasi yang lebih tinggi dan berbeda akan mengubah budaya secara besar-besaran dan benar-benar menandai permulaan peradaban baru. Kualitas yang melekat pada teknologi baru tersebut membantu pembentukan budaya baru. 2) Peradaban yang baru akan dapat menghasilkan institusi kekuasaan baru karena kekuasaan yang sebelumnya ditangani secara informal menjadi tertata dan terarah, terpisah sebagai pusat kekuasaan, dan menampakkan dominasi politik dan budaya yang baik. 3) Setiap peradaban mengembangkan kepercayaan dan nilai utamanya sendiri, model kepribadiannya sendiri yang atraktif, and ”agamanya” (dalam arti luas) sendiri. 4) Peradaban mengikuti siklus kehidupan di mana masa ”mudanya” ditandai dengan pertumbuhan pesat dan kegiatan budaya, masa ”dewasanya” ditandai dengan pembentukan kekuasaan, dan masa ”kejatuhannya” ditandai dengan koersi kelembagaan dan kekerasan yang melibatkan kekuasaan tersebut. 5) Tema atau nilai yang berlaku pada awal masa kesejarahan sering mendorong lahirnya tema atau nilai yang berlawanan seraya masa tersebut berakhir. 6) Kedatangan peradaban baru juga mempengaruhi institusi-institusi yang dominan pada dua masa sebelumnya. Institusi demikian mengalami proses demokratisasi. Dari masa ke masa, perkembangan teknologi komunikasi makin cepat dan makin produktif, sehingga Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar memandang penting memahami dan mendalami perkembangan teknologi informasi dengan berpedoman kepada sejarah atau perjalanan perrkembangannya. Perkembangan teknologi
  • 27. 27 komunikasi dapat dilihat dalam ringkasan yang disarikan dari tulisan McGaghey seperti disajikan di bawah, dengan disertai ulasan tentang butir-butir yang dapat menjadi pelajaran bagi kita. Perlu dicatat bahwa McGaghey adalah pelopor pendirian laman tersebut. Pengelompokan perkembangan teknologi komunikasi menjadi lima gelombang mengacu pada model McGaghey seperti yang disajikan di bawah, dengan catatan bahwa ketika gelombang teknologi baru muncul tidak berarti teknologi sebelumnya berhenti berkembang. a. Gelombang I : Teknologi Tulisan Ideografik atau Silabik Gelombang teknologi komunikasi tertua ini berlangsung selama 37 abad, dimulai dengan penemuan tulisan dari inskripsi komersial oleh bangsa Sumerian pada abad ke-33 S.M., yang diikuti oleh 13 temuan atau peristiwa dengan yang terakhir terjadi pada abad ke-4 M. b. Gelombang II ; Teknologi rekaman dan siaran elektronik Gelombang teknologi tulisan alfabetik dimulai dengan kemunculan tulisan alfabetik pertama, Semitik Utara, di Palestina pada Milenium ke-2 S.M., yang diduga dikembangkan dari tulisan demotik Mesir. Dibandingkan teknologi sebelumnya, teknologi tulisan alfabetik ini menghemat energi otak untuk menghafal dan menghemat tempat dalam memori serta mendorong pemikiran abstrak yang semuanya pada gilirannya mendorong kreativitas pikiran. Manfaat terbesar dari teknologi ini adalah kemampuannya untuk mendorong perubahan budaya lisan menjadi budaya tulis. c. Gelombang III : Teknologi Cetak (Cetak, Ketik, Fotokopi) Gelombang teknologi cetak, yang mencakup cetak, ketik, dan fotokopi ini dimulai dengan penemuan kertas di Cina pada tahun 105 M. disusul 33 temuan/peristiwa sampai tahun 1985 M. Teknologi ini meningkatkan efisiensi dalam memperbanyak naskah tertulis. Dari semua prestasi teknologi cetak, produk budaya cetak yang paling penting adalah suratkabar. Ini sebenarnya dimulai
  • 28. 28 dengan korespondensi perorangan untuk berbagi keritera pribadi tentang peristiwa. Surat tentang topik umum menjadi dasar penulisan suratkabar. Tidak lama kemudian terbitlah suratkabar. d. Gelombang IV : Teknologi rekaman dan siaran elektronik Gelombang teknologi ini mencakup fotografi, telegraf listrik, tilpon, fonograf dan perekam pita, gambar hidup dan perekam video, radio, TV. Gelombang ini dimulai dengan deskripsi tentang obskura kamera dalam buku oleh Giovanni Battista della Porta pada tahun 1553 M., yang diikuti oleh lebih dari 100 temuan/peristiwa sampai pada tahun 2001 ketika stasiun televisi STAR mulai operasi di Asia. e. Gelombang V : Teknologi Kalkulator dan Komunikasi Komputer Gelombang teknologi komunikasi komputer ini dimulai dengan karya rintisan cara pengalian dan pembagian dengan menggunakan tambang atau tulang oleh John Napier pada tahun 1617 M. dan diikuti oleh 77 temuan/peristiwa sampai tahun 2005 ketika Youtube diluncurkan dan setahun kemudian dijual kepada Google dengan harga US$1,65 milyar. Teknologi komputer tampaknya lebih memikat tipe orang yang lebih intelektual, atau paling tidak, berkecenderungan teknikal daripada mereka yang terfokus pada dunia hiburan. Penggunanya sering bekerja sendiri di depan terminal. Mereka harus memiliki kemampuan mengetik. Ini menambah jejaringkerja individu-individu yang menyendiri, cerdas tetapi mungkin secara sosial aneh: orang yang membosankan. IV.4 Manajemen Strategik dalam Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar Dalam memanfaatkan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar untuk tujuan pendidikan diperlukan kesadaran akan ciri-ciri abad ke-21 ini, yang akan membantu dalam penentuan langkah kependidikan yang tepat, termasuk dalam merancang pemanfaatan
  • 29. 29 TIK, untuk menjamin efektivitasnya. Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar sedikitnya memiliki ciri-ciri berikut: 1) berbasis pengetahuan, yang mensyaratkan dimilikinya kemampuan untuk membuat keputusan cerdas, berbasis rujukan pengetahuan, dan bijaksana; 2) peningkatan arus informasi, yang memerlukan kemampuan dan kepedulian untuk mengeleksinya; 3) perubahan cepat dan ketidaktetapan, yang memerlukan sikap fleksibel dan kemauan untuk selalu belajar (belajar sepanjang hayat); 4) peningkatan desentralisasi organisasi, institusi, dan sistem, yang semuanya memerlukan kemampuan dan kemauan untuk berkolaborasi dan berbagi keahlian dan perspektif; 5) berorientasi pada orang, yang memerlukan pengakuan akan pentingnya pemenuhan kebutuhan individu untuk penentuan nasib sendiri dan asupan dalam proses pembuatan keputusan untuk pengolahan eksperimentasi, inovasi, dan kewirausahaan perorangan; dan 6) pergeseran demografis mayor, yang memerlukan kebijaksanaan matang dalam menanganinya. Belajar dari sejarah yang diuraikan pada permulaan laporan ini, ada baiknya kita renungkan salah satu saran untuk tidak puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK, melainkan menjadi produsen dan inovator dalam TIK sehingga dapat membawa perubahan Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar ke arah yang lebih baik. Selanjutnya, agar pamanfaatan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar dapat benar-benar optimal dari segi dukungannya pada pelaksanaan fungsi dan tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam
  • 30. 30 rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, kita perlu mengoptimalkan keuntungannya dan meminimalkan dampak negatifnya sesuai dengan kualtias yang melekat pada TIK terkait dan bidang garapan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar, yaitu pembelajaran dan managemen. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar perlu dituntun oleh kerangka pikir dan dilandasi oleh prinsip. Kerangka pikir dan lima prinsip Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar seperti disajikan di bawah. a) Kereangka Pikir Pemanfaatan TIK Kerangka pikir pemanfaatan TIK dalam pendidikan mencakup komponen-komponen berikut: (1) Fungsi dan tujuan pendidikan Komponen pertama adalah tujuan dan fungsi pendidikan nasional. Seperti telah disebut sebelumnya, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak (karakter) dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (lihat pengertian kehidupan yang cerdas di atas). Tujuannya adalah mengembangkan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Intinya adalah bahwa pemanfaatan TIK hendaknya mendukung secara terpadu berkembangnya kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, dan kebiasaan raga yang mengandung nilai-nilai mulia/kebajikan, dan mengedikitkan kebiasaan yang destruktif/merugikan bagi diri sendiri, masyarakat, dan/atau bangsa. (2) Karakteristik peserta didik sasaran, Mengingat pentingnya mempertimbangkan peserta didik sebagai subjek belajar, karakteristik peserta didik sebagai komponen kedua mencakup faktor-faktor peserta didik berikut (Piaget, 1970; Vygostky, 1978; Gardner, 1999; lewat Brown, 2007): umur bersama tingkat pertumbuhan dan tingkat perkembangan, kecerdasan (linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik-
  • 31. 31 ragawi, naturalistik, antarpribadi, intrapribadi); kepribadian (harga- diri, kecemasan, pengambilan-resiko, empati, ego, introvert vs. Ekstrovert); dan gaya belajarnya.15 (3) Karakteristik bidang studi/garapan Komponen ketiga adalah karateristik bidang studi atau bidang garapan, yang pada dasarnya semuanya melibatkan aspek kognitif (akademik/teoretik), afektif (rasa/ emosi), psikomotor (keterampilan melakukan dengan raga), dan interaktif (antarpribadi/sosial) tetapi dengan penekanan yang berbeda. Untuk karakteristik bidang studi perlu dipertimbangkan apakah ia menekankan (i) keterampilan berpikir akademik-teoretik seperti berpikir secara matematika, kimia, dan fisika, (ii) keterampilan melakukan sesuatu seperti melakukan kejuruan tertentu dan olahraga, (iii) kepekaan/kehalusan rasa dan penataan emosi (sikap dan karakter) seperti pendidikan agama, kewarganegaraan, dan seni, atau (iv) keterampilan sosial/antarpribadi seperti bahasa. Selain itu, perlu juga diperhitungkan apakah butir pembelajaran tertentu berkenaan dengan berpikir tingkat rendah atau tinggi, keterampilan tingkat rendah atau tinggi, tingkat interaksi sederhana atau kompleks. Singkatnya, perlu dipertimbangkan penekanan diberikan pada olah otak, olah hati, olah raga atau kombinasi seimbang dari ketiganya (4) Karakteristik jenis TIK Komponen keempat adalah karakteristik TIK. Seperti telah diuraikan di atas, masing-masing teknologi komunikasi dan/atau teknologi informasi memiliki daya berbeda untuk melayani kebutuhan yang berbeda pula. Untuk informasi faktual, konseptual, dan prosedural, ada teknologi yang mampu mengabadikannya dalam bentuk visual (tanpa atau dengan berwarna, tanpa atau 15 Brown, D.H. Principles of Language Learning and Teaching. New York: Pearson-Longman, 2007), h. 224
  • 32. 32 dengan gerak), bentuk audio, dan bentuk audio-visual, dan ada juga teknologi yang mampu mengabadikan informasi dan sekaligus mengirimkan dan/atau memancarkannya ke kelompok sasaran yang lebih besar, bahkan ke seluruh penjuru dunia. Pemilihan teknologi harus berdasarkan kriteria relevansi (dengan tujuan pembelajaran/manajemen), keselarasan (dengan karakteristik kelompok sasaran), keterjangkauan (kemampuan pengadaan), dan kepraktisan (kemudahan dalam menggunakannya dalam kondisi dan situasi yang ada). (5) Sumber daya pendukung. Komponen kelima, adalah sumber daya pendukung. Pemanfaatan TIK memerlukan dukungan tenaga manusia, perangkat lunak, dan perangkat keras (peralatan), serta biaya. Tenaga manusia mencakup guru dan teknisi TIK bersama kompetensinya, perangkat lunak merujuk pada program TIK yang telah dirancang sesuai tujuan yang akan dicapai dengan TIK terkait, perangkat keras merujuk pada peralatan TIK bersama dengan tempat yang kuat dan aman untuk meletakkan dan menyimpan TIK, sedangkan biaya mencakup biaya untuk pemeliharaan peralatan, peremajaan peralatan, dan pengembangan program serta pemberdayaan tenaga manusianya. Semua komponen ini hendaknya selaras dan setara satu sama lainnya dari segi kapasitas. Ketidaselarasan dan ketidaksetaraan dapat menyebabkan kepincangan dan terjadinya pemborosan. Misalnya, ketersediaan peralatan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar (atas bantuan dari Pemerintah) telah melebihi kapasitas guru sehingga pemanfaatannya untuk tujuan pembelajaran sangat rendah, dan mungkin saja peralatan menjadi rusak bukan karena digunakan tetapi karena terbengkalai lantaran jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya memberdayakan tenaga manusia
  • 33. 33 terkait (calon pemakai dan teknisi) sebelum pengadaan perangkat TIK sehingga segera dpat memanfaatkannya ketika sudah tersedia. b) Prinsip-Prinsip Pemanfaatan TIK Untuk menjaga agar pemanfaatan TIK tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap (1) pengembangan peserta didik menjadi manusia berkarakter dan berkecerdasan intelektual dan (2) pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan terkait, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip berikut: 1. PemanfaatanTIK dalam pendidikan hendaknya mempertimbangkan karaktersitik peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan keputusan TIK. 2. Pemanfaatan TIK hendaknya dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk menggunakannya semata guna meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun ragawi. 3. Pemanfaatan TIK tidak membebani mental pengguna sasaran. 4. Pemanfaatan TIK hendaknya menjaga bahwa kelompok sasaran tetap dapat mengapresiasi teknologi komunikasi yang sederhana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK karena tuntutan penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang. 5. Pemanfaatan TIK hendaknya mendorong pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK. Jika kerangka pikir dalam pemanfaatan TIK di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar dapat diterapkan bersama prinsip-prinsip di atas, niscaya dampak positif akan dapat diperoleh secara optimal dan dampak negatifnya akan terkendali sampai titik minimal. c) Persyaratan Kompetensi TIK Bagi Pendidik
  • 34. 34 Guru Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar memegang peran kunci dalam pembelajaran dalam pemanfaatan TIK untuk tujuan kependidikan. Agar dapat memetik manfaat optimal dati TIK untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, para guru Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar perlu menguasasi sederet kompetensi memadai untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran berbantuan atau berbasis TIK. Dalam hal ini, dapat dipertimbangkan perangkat kompetensi guru untuk era ICT yang dikembangkan oleh NSW Institute of Teachers seperti disajikan di bawah:16 1. Pemahaman tentang asumsi pedagogis yang melandasi penggunaan TIK, misalnya bias gender dan etnik, relevansi pendidikan, dampak sosial, kecocokannya dengan lingkungan kelas, dengan pembelajaran kooperatif dan dengan interaksi sejawat; 2. Pertimbangan tentang persoalan akses yang tepat ke informasi, dan verifikasi sumber informasi termasuk Internet; 3. Pemahaman tentang TIK dan potensinya untuk meningkatkan belajar siswa; 4. Peningkatan kesadaran akan sederet aplikasi dan teknologi adaptif yang tersedia untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus; 5. Evaluasi terhadap materi belaajr berbasis TIK dan perangkat lunak untuk tujuan pendidikan; 6. Penggunaan efektif aplikasi TIK untuk mendukung hasil, isi, dan proses silabus tertentu, 7. Peningkatan keterampilan untuk merancang serangkaian tugas penilaian berbasis TIK yang menggunakan kriteria pensekoran yang jelas terkait dengan hasil silabus 16 http://enuinjkt.ac.id/ index.php/campus-news/224-utilizing-information- and-communication-technology
  • 35. 35 8. Pemahaman tentang persyaratan bahwa mereka dan siswanya menggunakan informasi elektronik secara tepat, termasuk yang terkait dengan plagiarisme, hak cipta, pensensoran, dan privasi; 9. Kapasitas mantap untuk menggunakan perangkat lunak untuk menyusun teks, memanipulasi citra, menciptakan presentasi, mengadakan sekuen suara digital dan visual, menyiumpan dan meretriv informasi digital untuk pembelajran kelas dan online; 10.Kapasitas nyata untuk mengevaluasi secara kritis, meretris, memanipulasi, dan mengelola informasi dari sumber-sumber seperti Internet, DVDROMS, dan program komersial lainnya; 11.Penggunaan perangkat lunak secara berhasil yang mendukung jejaring dan komunikasi sosial; dan 12.Kapasitas mantap untuk menggunakan perangkat lunak yang tepat untuk membuat profil siswa dan pelaporan, persiapan pelajaran dan administrasi sekolah. Perangkat kompetensi guru Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar tersebut di atas dapat menjadi salah satu acuan untuk merancang pelatihan guru dalam jabatan agar mereka mampu memanfaatkan TIK untuk pembelajaran yang diampunya di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar. Penguasaan perangkat kompetensi guru di atas, akan membantu mereka dalam menjalankan delapan peran guru abad ke-21 sebagai berikut: adaptor, insan bervisi, kolaborator, pengambil resiko, pembelajar, model, komunikator, dan pemimpin. V. CONCLUSION & RECOMENDATIONS Perkembangan teknologi komunikasi mulai dari yang sangat sederhana sampai yang tercanggih (TIK-internet) dengan dampak makin besar dalam mengubah suasana pendidikan islam di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar.
  • 36. 36 Pertama, literasi teknologi telah memfasilitasi penambahan dan pendalaman pengetahuan, yang pada gilirannya memfasilitasi penciptaan pengetahuan, yang selanjutnya lagi dapat mendorong terciptanya teknologi komunikasi baru di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar. Kedua, teknologi memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan ragam kehidupan keagamaan manusia bersama kenikmatan yang ditimbulkannya, tetapi pada waktu yang sama budaya yang serba mudah dan instan cenderung mengikis nilai-nilai luhur kehidupan di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar. Ketiga, dunia pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan potensial TIK secara optimal sambil menyedikitkan dampak negatifnya. Untuk inilah, akhirnya, Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar memerlukan kerangka pikir dan prinsip pemanffatan TIK Daftar Kepustakaan Brown, D.H. Principles of Language Learning and Teaching. New York: Pearson-Longman, 2007 David, Fred R, “ Strategic Management : Concepts and Cases “ prenticeHall, 13th edition, 2012 Hadari Nawawi Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta, 2005 Maisah, Manajemen Strategik dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jambi: Salim Media Indonesia, 2016 Pearce II, John A & Robinson Jr, Richard B, “ Strategic Management, Formulation, Implementation and Control“, McGraw Hill/ Irwin, 12th edition, 2010 Wheelen, Thomas L & Hunger Davis J, “ Strategic Management and Business Policy “, PrenticeHall, 12th edition, 2010