SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
A. LATAR BELAKANG MIKROSKOP 
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan 
penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur 
benda-benda yang kecil. Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikroskop optik dan 
mikroskop elektron. Mikroskop optik yang sering digunakan adalah mikroskop biologi 
dan mikroskop stereo. Salah satu pengukur objek mikroskopis adalah mikrometer. 
Ada 2 macam mikrometer yaitu mikrometer objektif dan mikrometer okuler. Alat ini 
dapat berfungsi apabila dipakai bersama-sama dengan mikroskop. 
Sedangkan mahasiswa sendiri tidak semuanya mengerti tentang permasalahan di 
atas. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui macam-macam 
mikroskop, bagian-bagian mikroskop dan fungsinya serta hal-hal lain yang berhubungan 
dengan mikroskop itu sendiri. 
Pengertian Mikroskop 
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk 
dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah 
dilihat dengan mata. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) 
Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat suatu benda yang 
jaraknya dekat dengan ukuran yang sangat kecil (mikron) untuk diperbesar agar dapat 
dilihat secara detil. Sifat bayangan yang terjadi yaitu maya, terbalik dan diperbesar. 
Biasanya digunakan untuk melihat bakteri, sel, virus, dan lain-lain. (Organisasi.Org 
Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia 2008) 
Mikroskop sederhana terdiri dari dua buah lensa positif (cembung). Lensa positif 
yang berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. 
Lensa positif yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api lensa 
objektif lebih kecil dari pada jarak titik api lensa okuler. 
Cara Menggunakan Mikroskop 
Benda yang akan diamati diletakkan di antara F dan 2F dari lensa objektif. 
Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan 
menjadi benda bagi lensa okuler. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa okuler ini adalah 
maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama. Bayangan ini merupakan bayangan akhir 
dari Mikroskop yang kita lihat.
Macam-Macam Mikroskop 
1. Mikroskop Cahaya 
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki 
kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki 
tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif 
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada 
mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada 
ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang bias dipasangi tiga lensa 
atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan 
tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk 
menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. 
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari 
yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat di bawah 
kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor. Pada 
mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa 
objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur 
dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu 
menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa 
okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, 
berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan 
yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 
4-25 kali. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada 
objek yang akan difokus, sehingga pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah 
maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah 
mikroskop kurang baik. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) 
2. Mikroskop Stereo 
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk 
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 
kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. 
Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa 
terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. 
Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: 
(1) Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan 
dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga
dimensi benda yang diamati, 
(2) Sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. 
Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga perbesaran objek total 
minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada 
daerah dekat lensa objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan 
transformator. Pengaturan fokus objek terletak di samping tangkai 
mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak di atas pengatur 
fokus. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) 
3. Mikroskop Elektron 
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan perbesaran 
obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk 
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan perbesaran 
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop 
elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang 
lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. 
Macam-macam mikroskop elektron: 
1) Mikroskop transmisi elektron (TEM) 
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) 
3) Mikroskop pemindai elektron 
4) Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM) 
5) Mikroskop refleksi elektron (REM) (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) 
4. Mikroskop Ultraviolet 
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena 
cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya 
yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat 
meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat dari pada mikroskop biasa. Batas daya 
pisah lalu menjadi umum. Karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata 
manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya (Photografi 
Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta 
mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari. (Volk, Wheeler, 1988, mikrobiologi dasar, 
Jakarta. Erlangga)
5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope) 
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau 
Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein 
antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau 
dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodi-antigen itu bersifat khas, 
maka peristiwa itu terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi 
yang ditandai dengan pewarna pendar. (Volt, Wheeler, 1988. Mikrobiologi dasar, 
Jakarta. Erlangga) 
6. Mikroskop Medan - Gelap 
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya 
bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk. 
Mikroskop medan – Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya 
dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas 
cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan 
sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat. (Volk, Wheeler, 1988. 
Mikrobiologi Dasar, Jakarta. Erlangga) 
7. Mikroskop Fase kontras 
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya: tidak 
diberi warna dalam keadaan hidup, namun pada galibnya fragmabend hidup yang 
mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing 
tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan 
mikroskop fase kontras. Prinsip alat ini sangat rumit, apabila mikroskop biasa 
digunakan nukleus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun 
begitu karena nukleus dalam sel, nukleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya 
yang melalui materi sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata 
manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase 
kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu 
daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dengan demikian 
nukleus (dan unsur lain) yang sejauh ini tak dapat dilihat menjadi dapat dilihat (Volk, 
Wheeler, 1988, Mikrobiologi dasar, Jakarta. Erlangga).
Dalam makalah ini akan lebih dijelaskan mengenai Mikroskop Elektron. Berikut 
penjelasannya: 
A. Pengertian Mikroskop Elektron 
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan 
pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan 
elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki 
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop 
cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi 
elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. 
B. Fenomena Elektron 
Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam 
suatu kolom [elektromagnet], dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti 
cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. 
Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan 
sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. 
C. Sejarah penemuan 
Insinyur Jerman Max Knoll dan ahli fisika Ernst Ruska dikenal melalui pengembangan 
mikroskop elektron yang pertama pada tahun 1932, dan Ruska mendapat hadiah Nobel 
pada tahun 1986 untuk karyanya di bidang optik elektron. Beberapa kejadian historis dan 
proses pikir penting yang mengarah pada penemuan mikroskop elektron adalah: 
Pada tahun 1873, ahli fisika Hermann von Helmholtz dan Ernst Abbe 
mendemonstrasikan bahwa resolusi optis bergantung pada panjang gelombang dari 
sumber cahaya. 
Pada tahun 1924, dalam tesis doktoralnya, Louis de Broglie memperkenalkan teorinya 
mengenai gelombang elektron. De Broglie menyatakan bahwa partikel bergerak manapun 
memiliki gelombang yang terkait dengannya. 
Pada tahun 1926, Hans Busch menunjukkan bahwa lensa magnetik dapat digunakan 
untuk mengarahkan elektron, mirip seperti lensa optikal dapat digunakan untuk 
mengarahkan cahaya. 
Pada tahun 1932, Ruska dan Knoll membuat mikroskop elektron pertama.
Pada tahun 1934, L. Marton mempublikasikan gambar tangkapan mikroskop elektron 
pertama tentang spesimen biologis, yaitu jaringan tanaman sundew. Namun, mikrograf 
tersebut masih berkualitas rendah. 
Pada tahun 1947, Albert Claude memulai penggunaan fiksasi osmium, yang membuat 
cross-links pada lipid, dan karena densitas osmium maka menghasilkan kontras yang 
lebih baik 
Setelah itu, seorang ilmuwan dari Universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska bersama 
rekannya, Bodo von Borries, menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop 
transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka 
dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada 
tahun 1986. 
Gambar 1. Ernst Ruska (1906 – 1988) and Bodo von Borries (1905 – 1956) 
Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa 
medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut 
dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang 
menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop 
cahaya pada masa itu). Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan
kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau sama 
dengan pembesaran sampai satu juta kali. 
Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan 
bantuan mikroskop transmisi elektron ini, namun adanya persyaratan bahwa obyek yang 
diamati harus setipis mungkin, membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama 
yang memiliki obyek yang tidak dapat dibuat setipis mungkin. Dalam perkembangannya 
masalah ini terpecahkan dengan ditemukannya sebuah alat yang disebut mikrotom. 
Dengan alat ini spesimen bisa disayat dengan sangat tipis. 
D. Jenis-jenis mikroskop elektron 
1) Mikroskop Transmisi Elektron (TEM) 
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope – TEM) adalah 
sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di 
mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil 
tembusannya pada layar. Pada tahun 1931, Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu 
Dr. Ernst Ruska membuat mikroskop transmisi elektron (TEM) untuk pertama kali. 
Untuk hasil karyanya ini, dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah 
Penghargaan Nobel dalam bidang fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali 
diciptakannya menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia 
menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga, lalu 
mendemonstrasikan hasil kinerjanya dan menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer 
(nm). TEM adalah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 
juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol 
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta 
resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini 
menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek 
dibandingkan mikroskop cahaya. 
TEM memiliki fungsi untuk analisis morfologi, struktur Kristal, dan komposisi 
spesimen. TEM menyediakan resolusi lebih tinggi dibandingkan SEM, dan dapat 
memudahkan analisis ukuran atom (dalam jangkauan nanometer) menggunakan energi 
berkas electron sekitar 60 sampai 350 keV. TEM cocok untuk menjadi teknik 
pencitraan material padat pada resolusi atomik. Informasi struktural diperoleh dengan 
pencitraan resolusi tinggi dan difraksi elektron. Ketika elektron ditumbukkan pada 
sebuah permukaan material, dari permukaan tersebut akan dipancarkan elektron. Dari
pancaran elektron ini bisa diketahui bentuk permukaan zat tersebut, itu merupakan asas 
kerja dari mikroskop elektron TEM yang banyak dipakai secara luas pada pengembangan 
material, kedokteran, bioteknologi dsb. 
Komposit nano Hydroksiapatit-Polyamida (n-HA/PA66) merupakan salah satu 
aplikasi biomaterial yang digunakan untuk material scaffold tissue engginering dan tissue 
repair. n-HA/PA66 memiliki sifat biokompatibilitas dan bioaktivitas yang baik, tapi 
masih belum cukup untuk membuktikan bahwa biomaterial tersebut layak untuk 
dimanfaatkan. Uji TEM sangat perlu dilakukan untuk mengetahui struktur kristal yang 
memberi konstribusi pada karakteristik material tersebut dan kandungan spesimennya. 
 Gambaran Umum tentang TEM 
Dalam dunia riset, TEM (Transmission Elektron Mikroskopi) merupakan salah satu 
mikroskop yang penting. Dalam bidang material, mikroskop ini digunakan untuk 
mengetahui struktur material terutama bentuk kristal penyusun material yang tidak dapat 
dilihat dengan mikroskop biasa. 
TEM pertama kali dirancang oleh Max Knoll dan Ernst Ruska, prinsip awalnya 
dilakukan dengan membatasi pencitraan gelombang cahaya terhadap objek yang akan 
dilihat. TEM sederhana tersebut hanya mampu melihat spesimen material hingga 16 kali 
pembesaran. Perkembangan berikutnya kohler dan rohr menggunakan sinar ultraviolet, 
namun hal ini tidak dapat menghasilkan apa-apa karena terkendala oleh panjang 
gelombang. Berikutnya max knoll di Universitas Teknologi Berlin Adolf Matthias, 
ditunjuk sebagai ketua tim peneliti untuk mengembangkan desain CRO yaitu desain 
defleksi ’sinar katoda’. Kemudian pada tahun 1931 kelompok ini berhasil menggerakkan 
gambar yang diperbesar dari grid mesh yang diletakkan di atas aperture anoda. Alat ini 
menggunakan dua lensa magnetik untuk mencapai perbesaran yang lebih tinggi, dan alat 
inilah yang disebut mikroskop elektron pertama (TEM). 
 Komponen-Komponen TEM 
Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat pada TEM beserta penjelasannya: 
a. Ruang Vakum 
Ruang vakum merupakan tempat dimana interaksi elektron terjadi, TEM standar 
mempunyai tekanan rendah, yaitu sekitar 10-4 Pa. Hal ini dimaksudkan untuk 
mengurangi perbedaan tegangan antara katoda dan ground, dan juga untuk
mengurangi frekuensi tumbukan elektron dengan atom gas. TEM membutuhkan film 
yang harus diganti secara teratur tiap ada objek sehingga TEM dilengkapi dengan 
sistem pemompaan ganda dan airlocks. 
b. Spesimen stages 
Spesimen stages merupakan bagian yang fungsinya seperti meja preparat di 
mikroskop, yaitu berfungsi untuk meletakkan objek/preparat. Di dalam TEM 
spesimen stages ini berupa jaring-jaring yang bisa kita sebut dengan ’grid’. Ukuran 
grid TEM standar ditunjukkan seperti cincin berdiameter 3,05 mm, dengan ukuran 
ketebalannya mulai dari 100 pM. Sampel diletakkan pada grid dengan ukuran sekitar 
2,5 mm. Grid biasanya terbuat dari tembaga, molibdenum, emas atau platinum. Untuk 
spesimen Elektron transparan memiliki ketebalan sekitar 100 nm, tetapi nilai ini 
tergantung pada tegangan percepatan. 
c. Electron gun 
Electron gun merupakan bagian dari TEM yang sangat penting, electron gun 
inilah yang menghasilkan partikel-partikel elektron. Electron gun memiliki beberapa 
komponen penting yaitu filament, sebuah biasing circuit, sebuah Wehnelt cap, dan 
sebuah extraction anode. Elektron dapat diekstraksi dengan menghubungkan filamen 
ke komponen power supply negatif, elektron "dipompa" dari pistol elektron ke 
lempeng anoda, dan kolom TEM. Pistol dirancang untuk membuat berkas elektron 
keluar dari rangkaian dalam beberapa sudut tertentu, yang dikenal sebagai semiangle 
perbedaan pistol, α. Dengan membentuk silinder Wehnelt sedemikian rupa sehingga 
memiliki muatan negatif lebih tinggi dari filamen itu sendiri untuk membuat elektron 
keluar dari filamen dengan cara diverging. Pada operasi yang tepat, pola elektron 
dipaksa untuk memusat dengan diameter ukuran minimum crossover pistol.
Gambar elektron gun 
d. Electron lens 
Lensa elektron dirancang dengan cara meniru lensa optik, dengan memfokuskan 
sinar sejajar pada beberapa constant focal length. Lensa dapat beroperasi elektrostatis 
atau magnetis. Mayoritas lensa elektron untuk TEM menggunakan kumparan 
elektromagnetik untuk menghasilkan lensa cembung. Untuk lensa ini bidang yang 
dihasilkan harus radial simetris, deviasi dari simetri radial lensa magnetik dapat 
menyebabkan aberasi seperti astigmatisme, spherical and chromatic aberration. Lensa 
elektron dibuat dari besi, komposit besi-kobalt atau kobalt–nikel. 
Seluruh komponen termasuk ’yoke’, kumparan magnet, pole, polepiece, dan 
sirkuit kontrol eksternal. polepiece harus diproduksi dengan cara yang sangat 
simetris. Kumparan yang menghasilkan medan magnet berada di dalam yoke. 
Biasanya kumparan dapat digunakan dengan tegangan tinggi, oleh karena itu 
memerlukan isolator untuk mencegah hubungan arus pendek pada komponen lensa. 
Thermal distributor digunakan sebagai peredam panas yang dihasilkan oleh energi 
yang hilang dari gulungan coil. 
e. Apertures 
Apertures merupakan lingkaran pelat logam yang terdiri dari sebuah cakram 
logam kecil yang cukup tebal. Apertures digunakan untuk mengarahkan elektron agar 
dapat berjalan secara aksial. Hal ini dapat menyebabkan efek simultan, yaitu 
apertures dapat mengurangi berkas intensitas dan menghilangkan elektron yang 
tersebar di berbagai sudut tinggi, yang mungkin disebabkan oleh proses-proses yang 
tidak diinginkan seperti aberration, atau karena difraksi dari interaksi dalam sampel.
Dengan adanya aperture, elektron sentral dalam TEM menyebabkan dua efek 
simultan: 
Pertama, aperture mengurangi intensitas berkas elektron yang disaring dari 
balok, yang mungkin diinginkan dalam kasus sampel balok sensitif. 
Kedua, penyaringan ini menghilangkan elektron yang tersebar pada sudut tinggi, 
yang mungkin disebabkan oleh proses-proses yang tidak diinginkan seperti aberration 
bola atau berwarna, atau karena difraksi dari interaksi dalam sampel. 
 Fungsi TEM 
Sebuah Transmisi Elektron Mikroskop memiliki desain dengan mikroskop cahaya 
biasa, hanya perbedaannya mikroskop cahaya menggunakan cahaya sedangkan TEM 
menggunakan elektron. Dengan menggunakan tabung sinar katoda atau filamen (sumber 
untuk menghasilkan elektron yang sangat baik) dalam ruang hampa, elektron dipercepat 
menuju spesimen yang diberikan dengan menciptakan perbedaan potensial. Serangkaian 
magnet dan lubang logam digunakan untuk memfokuskan uap elektron menjadi 
monokromatik balok, yang kemudian bertabrakan dengan spesimen dan berinteraksi 
sesuai dengan kerapatan dan muatan material. Interaksi ini sangat dipengaruhi oleh 
bagaimana spesimen yang telah disiapkan. 
Adapun Sinyal utama yang dapat dihasilkan oleh TEM cukup banyak, antara lain: 
1. Diffraction contrast: dipakai untuk mengkarakterisasi kristal, biasanya digunakan 
untuk menganalisa defek, endapan, ukuran butiran dan distribusinya. 
2. Phase contrast: dipakai untuk menganalisa kristalin material. 
3. Mass/thickness contrast : dipakai untuk karakterisasi bahan amorf berpori, polimer, 
dan material lunak lainnya. 
4. Difraksi elektron 
5. Characteristic X-ray (EDS) 
6. Elektron energy loss spectroscopy 
7. Scanning transmission electron microscopy 
 Cara Kerja TEM
Prinsip kerja TEM dimulai dari sumber emisi (pistol elektron) yaitu tungsten filament 
dan sumber lanthanum hexaboride (LaB6). Dengan menghubungkan pistol ini dengan 
sumber tegangan tinggi (biasanya ~ 100-300 kV) pistol akan mulai memancarkan 
elektron baik dengan termionik maupun emisi medan elektron ke sistem vakum. 
Ekstraksi ini biasanya dibantu dengan menggunakan silinder Wehnelt. Interaksi elektron 
dengan medan magnet akan menyebabkan elektron bergerak sesuai dengan aturan tangan 
kanan, sehingga memungkinkan elektromagnet untuk memanipulasi berkas elektron. 
Penggunaan medan magnet akan membentuk sebuah lensa magnetik dengan kekuatan 
fokus variabel yang baik. Selain itu, medan elektrostatik dapat menyebabkan elektron 
didefleksikan melalui sudut yang konstan. Dua pasang defleksi yang berlawanan arah 
dengan intermediete gap akan membentuk arah elektron yang menuju lensa. 
Berbeda dengan mikroskop optik yang lensanya bisa langsung difungsikan, optik TEM 
bisa cepat berubah, TEM memiliki kekuatan lensa yang berubah-ubah. Lensa TEM 
memungkinkan adanya konvergensi, dengan sudut konvergensi yang sesuai variabel 
parameter, TEM berkemampuan untuk mengubah perbesaran dengan cara memodifikasi 
jumlah arus yang mengalir melalui kumparan, lensa quadrupole atau lensa hexapole. 
Biasanya TEM terdiri dari tiga tahap lensing. Tiga tahapan itu adalah lensa kondensor, 
lensa objektif, dan lensa proyektor. Lensa kondensor bertanggung jawab untuk 
pembentukan balok primer, sedangkan fokus lensa objektif datang melalui sampel itu 
sendiri (dalam STEM mode pemindaian, ada juga lensa objektif atas sampel untuk 
membuat konvergen insiden berkas elektron). Lensa proyektor digunakan untuk 
memperluas sinar ke layar fosfor atau perangkat pencitraan lain, seperti film. Pembesaran 
TEM berasal dari rasio jarak antara spesimen dan lensa objektif. Selain itu, lensa Quad 
dan hexapole digunakan untuk koreksi distorsi balok asimetris, yang dikenal sebagai 
astigmatisme. Perlu dicatat bahwa konfigurasi TEM optik sangat berbeda dengan 
kenyataannya. 
Sistem Pencitraan dalam TEM terdiri dari layar fosfor, partikel sulfida seng dibuat 
sehalus mungkin (10-100 pM) untuk pengamatan langsung oleh operator. Sistem 
perekaman gambar berdasarkan film atau doped YAG yang digabungkan CCD layar. 
Perangkat ini dapat dihapus atau dimasukkan ke dalam jalur balok oleh operator sesuai 
kebutuhan. 
Secara umum, elektron dihamburkan oleh partikel di udara, yang diperlukan 
untuk memperbaiki (dan mempercepat) electron yang disimpan dalam ruang hampa
untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, untuk melihat 
spesimen hidup di bawah TEM sulit untuk dilakukan. Selain itu, elektron tidak dapat 
menembus spesimen yang sangat tebal lapisannya, karena hanya dapat menembus 50- 
100nm. 
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan 
dengan tahap sebagai berikut: 
1. Melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur 
sel yang akan diamati. Fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa 
glutaraldehida atau osmium tetroksida. 
2. Preparation of thin sections 
Pengambilan sampel dengan ferri osmium (stabilizes lipid bilayers and proteins) dan 
glutaldehyde (biasanya dilakukan di awal; ikat silang protein dengan ikatan 
kovalen) memungkinkan spesimen untuk mengalami dehidrasi dan diresap oleh resin 
monomer. Spesimen dalam bentuk ini dapat diiris dengan baik dengan pisau berlian 
atau ultra-mikrotom untuk membuat bagian tipis yang bebas dari air dan zat 
volatil. Prosedur ini, kurang umum digunakan, oleh karena itu digantikan oleh rapid 
freezing. 
3. Rapid freezing: 
Pembuatan lapisan tipis suatu specimen yang diuji dengan TEM tidak menjamin 
bahwa specimen tersebut dapat dilihat di bawah mikroskop menyerupai struktur 
dalam bentuk (ikatan kovalen protein yang bermasalah) yang sebenarnya. Untuk 
memastikan sepenuhnya, specimen harus diawetkan tanpa merusak struktur aslinya 
yang dimungkinkan untuk pembekukan cepat spesimen dengan sedemikian 
rupa sehingga mencegah molekul-molekul air dari menata ulang strukturnya 
sendiri. Dengan memasukkan spesimen ke dalam sebuah polesan blok tembaga 
dingin dengan helium, air sangat dingin dimasukkan ke dalam es vitreous. Spesimen 
ini kemudian dapat diiris dengan sebuah ultramicrotome. 
1. Pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang 
akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan 
logam berat seperti uranium dan timbal.
2) Mikroskop pemindai elektron (SEM) 
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detail arsitektur 
permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. 
 Sejarah penemuan 
Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu Mikroskop pemindai elektron 
(Scanning Electron Microscope-SEM) ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan 
teori SEM dilakukan oleh fisikawan Jerman dR. Max Knoll pada 1935, meskipun 
fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan 
penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin 
karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu. 
Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin[2], Dr. 
James Hillier, dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron 
metode pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. 
Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau 
pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini memfokuskan sinar elektron 
(electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi 
elektron yang muncul dari permukaan obyek. 
 Cara kerja 
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop 
optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron 
sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan 
sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul 
yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya 
ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di 
layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses 
operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan 
untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi. 
 Preparasi sediaan 
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan 
dengan tahap sebagai berikut : 1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel 
tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan
menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang 
bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu 
proses pengamatan. 3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara 
preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat 
menggunakan logam mulia seperti emas dan platina. 
Elektron memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada cahaya. Cahaya hanya mampu 
mencapai 200 nm sedangkan elektron bisa mencapai resolusi sampai 0,1 – 0,2 nm. 
Dibawah ini diberikan perbandingan hasil gambar mikroskop cahaya dengan elektron. 
Di samping itu dengan menggunakan elektron kita juga bisa mendapatkan beberapa jenis 
pantulan yang berguna untuk keperluan karakterisasi. Jika elektron mengenai suatu benda 
maka akan timbul dua jenis pantulan yaitu pantulan elastis dan pantulan non elastis 
seperti pada gambar dibawah ini. 
Pada sebuah mikroskop elektron (SEM) terdapat beberapa peralatan utama antara lain: 
1. Pistol elektron, biasanya berupa filamen yang terbuat dari unsur yang mudah melepas 
elektron misal tungsten. 
2. Lensa untuk elektron, berupa lensa magnetis karena elektron yang bermuatan negatif 
dapat dibelokkan oleh medan magnet. 
3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul udara 
yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum 
mengenai sasaran sehingga menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting.
Prinsip kerja dari SEM adalah sebagai berikut: 
 Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda. 
 Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel. 
 Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan 
diarahkan oleh koil pemindai. 
 Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru 
yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor (CRT). 
Secara lengkap skema SEM dijelaskan oleh gambar dibawah ini: 
(sumber:iastate.edu) 
Ada beberapa sinyal yang penting yang dihasilkan oleh SEM. Dari pantulan inelastis 
didapatkan sinyal elektron sekunder dan karakteristik sinar X sedangkan dari pantulan 
elastis didapatkan sinyal backscattered electron. Sinyal-sinyal tersebut dijelaskan pada 
gambar di bawah ini. 
Perbedaan gambar dari sinyal elektron sekunder dengan backscattered adalah sebagai 
berikut: elektron sekunder menghasilkan topografi dari benda yang dianalisa, permukaan 
yang tinggi berwarna lebih cerah dari permukaan rendah. Sedangkan backscattered
elektron memberikan perbedaan berat molekul dari atom–atom yang menyusun 
permukaan, atom dengan berat molekul tinggi akan berwarna lebih cerah daripada atom 
dengan berat molekul rendah. Contoh perbandingan gambar dari kedua sinyal ini 
disajikan pada gambar di bawah ini. 
Mekanisme kontras dari elektron sekunder dijelaskan dengan gambar dibawah ini. 
Permukaan yang tinggi akan lebih banyak melepaskan elektron dan menghasilkan 
gambar yang lebih cerah dibandingkan permukaan yang rendah atau datar. 
Sedangkan mekasime kontras dari backscattered elektron dijelaskan dengan gambar 
dibawah ini yang secara prinsip atom–atom dengan densitas atau berat molekul lebih 
besar akan memantulkan lebih banyak elektron sehingga tampak lebih cerah dari atom 
berdensitas rendah. Maka teknik ini sangat berguna untuk membedakan jenis atom.
Namun untuk mengenali jenis atom di permukaan yang mengandung multi atom para 
peneliti lebih banyak mengunakan teknik EDS (Energy Dispersive Spectroscopy). 
Sebagian besar alat SEM dilengkapi dengan kemampuan ini, namun tidak semua SEM 
punya fitur ini. EDS dihasilkan dari Sinar X karakteristik, yaitu dengan menembakkan 
sinar X pada posisi yang ingin kita ketahui komposisinya. Maka setelah ditembakkan 
pada posisi yang diinginkan maka akan muncul puncak – puncak tertentu yang mewakili 
suatu unsur yang terkandung. Dengan EDS kita juga bisa membuat elemental mapping 
(pemetaan elemen) dengan memberikan warna berbeda–beda dari masing–masing 
elemen di permukaan bahan. EDS bisa digunakan untuk menganalisa secara kunatitatif 
dari persentase masing–masing elemen. Contoh dari aplikasi EDS digambarkan pada 
diagram dibawah ini. 
(sumber: umich.edu) 
Aplikasi dari teknik SEM – EDS dirangkum sebagai berikut: 
1. Topografi: Menganalisa permukaan dan teksture (kekerasan, reflektivitas dsb) 
2. Morfologi: Menganalisa bentuk dan ukuran dari benda sampel 
3. Komposisi: Menganalisa komposisi dari permukaan benda secara kuantitatif dan 
kualitatif.
Sedangkan kelemahan dari teknik SEM antara lain: 
1. Memerlukan kondisi vakum 
2. Hanya menganalisa permukaan 
3. Resolusi lebih rendah dari TEM 
4. Sampel harus bahan yang konduktif, jika tidak konduktor maka perlu dilapis logam 
seperti emas. 
3) Mikroskop Elektron Pemindai Lingkungan (ESEM) 
Environmental Scanning Electron Microscope (ESEM) ini merupakan pengembangan 
dari SEM, yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi 
syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. 
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah spesimen alami yang 
ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu 
terhadap obyek, yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan 
beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana. 
Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiran Yunani 
yang bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari 
Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic 
Mechanical Properties of Keratin Fibres . 
Dr. Danilatos dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang merupakan suatu inovasi 
besar bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan kemajuan fundamental dari ilmu 
mikroskopi. 
Deengan teknologi ESEM ini dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah 
objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah (low-pressure 
gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 
100%. Dalam arti kata lain ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik 
dalam keadaan kering maupun basah. 
Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 
(perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI 
Company) telah menemukan suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk 
mendapatkan gambar dan memproduksi muatan positif dengan cara mendesain sebuah
detektor yang dapat menangkap elektron dari suatu obyek dalam suasana tidak vakum 
sekaligus menjadi produsen ion positif yang akan dihantarkan oleh gas dalam ruang 
obyek ke permukaan obyek. Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji teori ini, di 
antaranya adalah beberapa gas ideal dan gas lain. Namun, yang memberikan hasil gambar 
yang terbaik hanyalah uap air. Untuk sample dengan karakteristik tertentu uap air kadang 
kurang memberikan hasil yang maksimum. 
 Pembuatan film dengan mikroskop ESEM 
Dengan melakukan penambahan peralatan video maka pengamat dapat melakukan 
pengamatan dengan mikroskop elektron secara terus menerus pada obyek yang hidup. 
Sebuah perusahaan film dari Perancis bahkan berhasil merekam kehidupan makhluk kecil 
dan memfilmkannya secara nyata. Dari beberapa film yang dibuat, film berjudul 
Cannibal Mites memenangkan beberapa penghargaan di antaranya Edutainment Award 
(Jepang 1999), Best Scientific Photography Award (Perancis 1999), dan Grand Prix Best 
Popular and Informative Scientific Film (Perancis 1999). Film ini ditayangkan juga di 
stasiun televisi Zweites Deutsches Fernsehen Jerman, Discovery Channel di AS dan 
Britania Raya. Kini perusahaan yang sama tengah menggarap film seri berjudul "Fly 
Wars" yang rata-rata memakai sekitar lima menit pengambilan gambar dengan ESEM 
Pada film tersebut dapat dilihat dengan detail setiap lembar bulu yang dimiliki lalat 
dalam pertempurannya. 
4) Mikroskop refleksi elektron (REM) 
Reflection Electron Microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara 
kerja yang serupa dengan cara kerja TEM, namun sistem ini menggunakan deteksi 
pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan 
menggabungkannya dengan tehnik refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection 
High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi 
(reflection high-energy loss spectrum - RHELS)
5) Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) 
Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan 
Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, dan digunakan 
untuk melihat struktur mikro dari medan magnet.

More Related Content

What's hot

Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopRohma Vnitha
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiDwi Karyani
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaarifah fadlilah
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
 

What's hot (20)

Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materi
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 

Similar to MikroskopElektron

Similar to MikroskopElektron (20)

Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirmaMikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Presentasi mikroskop
Presentasi mikroskopPresentasi mikroskop
Presentasi mikroskop
 
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdfpresentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Mikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannyaMikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannya
 
Mikroskop dan bagian
Mikroskop dan bagianMikroskop dan bagian
Mikroskop dan bagian
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
 
Amis
AmisAmis
Amis
 
Makalah Mikroskop
Makalah MikroskopMakalah Mikroskop
Makalah Mikroskop
 
SEL DAN MIKROSKOP.pptx
SEL DAN MIKROSKOP.pptxSEL DAN MIKROSKOP.pptx
SEL DAN MIKROSKOP.pptx
 
Mikroskop Cahaya - Jenis dan Contoh Light Microscope Terbaik
 Mikroskop Cahaya - Jenis dan Contoh Light Microscope Terbaik Mikroskop Cahaya - Jenis dan Contoh Light Microscope Terbaik
Mikroskop Cahaya - Jenis dan Contoh Light Microscope Terbaik
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
M ikroskop
M ikroskopM ikroskop
M ikroskop
 
Apa itu mikroskop
Apa itu mikroskopApa itu mikroskop
Apa itu mikroskop
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Pengamatan gejala alam
Pengamatan gejala alamPengamatan gejala alam
Pengamatan gejala alam
 

More from MAFIA '11

RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)MAFIA '11
 
RPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTONRPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTONMAFIA '11
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTMAFIA '11
 
LKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARLKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARMAFIA '11
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKARBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKARMAFIA '11
 
RPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKARRPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKARMAFIA '11
 
BAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUSBAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUSMAFIA '11
 
LKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUSLKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUSMAFIA '11
 
RPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSRPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSMAFIA '11
 
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTANRPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTANMAFIA '11
 
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTORTUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTORMAFIA '11
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORMAFIA '11
 

More from MAFIA '11 (20)

RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
 
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
 
RPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTONRPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTON
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
 
LKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARLKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKAR
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKARBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
 
RPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKARRPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKAR
 
BAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUSBAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUS
 
LKS GLB
LKS GLBLKS GLB
LKS GLB
 
LKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUSLKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUS
 
RPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSRPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUS
 
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTANRPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
 
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTORTUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
 
LKS VEKTOR
LKS VEKTORLKS VEKTOR
LKS VEKTOR
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTOR
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

MikroskopElektron

  • 1. A. LATAR BELAKANG MIKROSKOP Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil. Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik yang sering digunakan adalah mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Salah satu pengukur objek mikroskopis adalah mikrometer. Ada 2 macam mikrometer yaitu mikrometer objektif dan mikrometer okuler. Alat ini dapat berfungsi apabila dipakai bersama-sama dengan mikroskop. Sedangkan mahasiswa sendiri tidak semuanya mengerti tentang permasalahan di atas. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui macam-macam mikroskop, bagian-bagian mikroskop dan fungsinya serta hal-hal lain yang berhubungan dengan mikroskop itu sendiri. Pengertian Mikroskop Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat suatu benda yang jaraknya dekat dengan ukuran yang sangat kecil (mikron) untuk diperbesar agar dapat dilihat secara detil. Sifat bayangan yang terjadi yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Biasanya digunakan untuk melihat bakteri, sel, virus, dan lain-lain. (Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia 2008) Mikroskop sederhana terdiri dari dua buah lensa positif (cembung). Lensa positif yang berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa positif yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api lensa objektif lebih kecil dari pada jarak titik api lensa okuler. Cara Menggunakan Mikroskop Benda yang akan diamati diletakkan di antara F dan 2F dari lensa objektif. Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda bagi lensa okuler. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa okuler ini adalah maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama. Bayangan ini merupakan bayangan akhir dari Mikroskop yang kita lihat.
  • 2. Macam-Macam Mikroskop 1. Mikroskop Cahaya Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehingga pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) 2. Mikroskop Stereo Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga
  • 3. dimensi benda yang diamati, (2) Sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga perbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan fokus objek terletak di samping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak di atas pengatur fokus. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) 3. Mikroskop Elektron Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan perbesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan perbesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Macam-macam mikroskop elektron: 1) Mikroskop transmisi elektron (TEM) 2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) 3) Mikroskop pemindai elektron 4) Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM) 5) Mikroskop refleksi elektron (REM) (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) 4. Mikroskop Ultraviolet Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat dari pada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadi umum. Karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya (Photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari. (Volk, Wheeler, 1988, mikrobiologi dasar, Jakarta. Erlangga)
  • 4. 5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope) Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodi-antigen itu bersifat khas, maka peristiwa itu terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar. (Volt, Wheeler, 1988. Mikrobiologi dasar, Jakarta. Erlangga) 6. Mikroskop Medan - Gelap Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk. Mikroskop medan – Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat. (Volk, Wheeler, 1988. Mikrobiologi Dasar, Jakarta. Erlangga) 7. Mikroskop Fase kontras Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya: tidak diberi warna dalam keadaan hidup, namun pada galibnya fragmabend hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras. Prinsip alat ini sangat rumit, apabila mikroskop biasa digunakan nukleus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nukleus dalam sel, nukleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui materi sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dengan demikian nukleus (dan unsur lain) yang sejauh ini tak dapat dilihat menjadi dapat dilihat (Volk, Wheeler, 1988, Mikrobiologi dasar, Jakarta. Erlangga).
  • 5. Dalam makalah ini akan lebih dijelaskan mengenai Mikroskop Elektron. Berikut penjelasannya: A. Pengertian Mikroskop Elektron Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. B. Fenomena Elektron Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom [elektromagnet], dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. C. Sejarah penemuan Insinyur Jerman Max Knoll dan ahli fisika Ernst Ruska dikenal melalui pengembangan mikroskop elektron yang pertama pada tahun 1932, dan Ruska mendapat hadiah Nobel pada tahun 1986 untuk karyanya di bidang optik elektron. Beberapa kejadian historis dan proses pikir penting yang mengarah pada penemuan mikroskop elektron adalah: Pada tahun 1873, ahli fisika Hermann von Helmholtz dan Ernst Abbe mendemonstrasikan bahwa resolusi optis bergantung pada panjang gelombang dari sumber cahaya. Pada tahun 1924, dalam tesis doktoralnya, Louis de Broglie memperkenalkan teorinya mengenai gelombang elektron. De Broglie menyatakan bahwa partikel bergerak manapun memiliki gelombang yang terkait dengannya. Pada tahun 1926, Hans Busch menunjukkan bahwa lensa magnetik dapat digunakan untuk mengarahkan elektron, mirip seperti lensa optikal dapat digunakan untuk mengarahkan cahaya. Pada tahun 1932, Ruska dan Knoll membuat mikroskop elektron pertama.
  • 6. Pada tahun 1934, L. Marton mempublikasikan gambar tangkapan mikroskop elektron pertama tentang spesimen biologis, yaitu jaringan tanaman sundew. Namun, mikrograf tersebut masih berkualitas rendah. Pada tahun 1947, Albert Claude memulai penggunaan fiksasi osmium, yang membuat cross-links pada lipid, dan karena densitas osmium maka menghasilkan kontras yang lebih baik Setelah itu, seorang ilmuwan dari Universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska bersama rekannya, Bodo von Borries, menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986. Gambar 1. Ernst Ruska (1906 – 1988) and Bodo von Borries (1905 – 1956) Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu). Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan
  • 7. kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron ini, namun adanya persyaratan bahwa obyek yang diamati harus setipis mungkin, membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dibuat setipis mungkin. Dalam perkembangannya masalah ini terpecahkan dengan ditemukannya sebuah alat yang disebut mikrotom. Dengan alat ini spesimen bisa disayat dengan sangat tipis. D. Jenis-jenis mikroskop elektron 1) Mikroskop Transmisi Elektron (TEM) Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope – TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Pada tahun 1931, Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska membuat mikroskop transmisi elektron (TEM) untuk pertama kali. Untuk hasil karyanya ini, dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam bidang fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali diciptakannya menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga, lalu mendemonstrasikan hasil kinerjanya dan menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm). TEM adalah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. TEM memiliki fungsi untuk analisis morfologi, struktur Kristal, dan komposisi spesimen. TEM menyediakan resolusi lebih tinggi dibandingkan SEM, dan dapat memudahkan analisis ukuran atom (dalam jangkauan nanometer) menggunakan energi berkas electron sekitar 60 sampai 350 keV. TEM cocok untuk menjadi teknik pencitraan material padat pada resolusi atomik. Informasi struktural diperoleh dengan pencitraan resolusi tinggi dan difraksi elektron. Ketika elektron ditumbukkan pada sebuah permukaan material, dari permukaan tersebut akan dipancarkan elektron. Dari
  • 8. pancaran elektron ini bisa diketahui bentuk permukaan zat tersebut, itu merupakan asas kerja dari mikroskop elektron TEM yang banyak dipakai secara luas pada pengembangan material, kedokteran, bioteknologi dsb. Komposit nano Hydroksiapatit-Polyamida (n-HA/PA66) merupakan salah satu aplikasi biomaterial yang digunakan untuk material scaffold tissue engginering dan tissue repair. n-HA/PA66 memiliki sifat biokompatibilitas dan bioaktivitas yang baik, tapi masih belum cukup untuk membuktikan bahwa biomaterial tersebut layak untuk dimanfaatkan. Uji TEM sangat perlu dilakukan untuk mengetahui struktur kristal yang memberi konstribusi pada karakteristik material tersebut dan kandungan spesimennya.  Gambaran Umum tentang TEM Dalam dunia riset, TEM (Transmission Elektron Mikroskopi) merupakan salah satu mikroskop yang penting. Dalam bidang material, mikroskop ini digunakan untuk mengetahui struktur material terutama bentuk kristal penyusun material yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa. TEM pertama kali dirancang oleh Max Knoll dan Ernst Ruska, prinsip awalnya dilakukan dengan membatasi pencitraan gelombang cahaya terhadap objek yang akan dilihat. TEM sederhana tersebut hanya mampu melihat spesimen material hingga 16 kali pembesaran. Perkembangan berikutnya kohler dan rohr menggunakan sinar ultraviolet, namun hal ini tidak dapat menghasilkan apa-apa karena terkendala oleh panjang gelombang. Berikutnya max knoll di Universitas Teknologi Berlin Adolf Matthias, ditunjuk sebagai ketua tim peneliti untuk mengembangkan desain CRO yaitu desain defleksi ’sinar katoda’. Kemudian pada tahun 1931 kelompok ini berhasil menggerakkan gambar yang diperbesar dari grid mesh yang diletakkan di atas aperture anoda. Alat ini menggunakan dua lensa magnetik untuk mencapai perbesaran yang lebih tinggi, dan alat inilah yang disebut mikroskop elektron pertama (TEM).  Komponen-Komponen TEM Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat pada TEM beserta penjelasannya: a. Ruang Vakum Ruang vakum merupakan tempat dimana interaksi elektron terjadi, TEM standar mempunyai tekanan rendah, yaitu sekitar 10-4 Pa. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi perbedaan tegangan antara katoda dan ground, dan juga untuk
  • 9. mengurangi frekuensi tumbukan elektron dengan atom gas. TEM membutuhkan film yang harus diganti secara teratur tiap ada objek sehingga TEM dilengkapi dengan sistem pemompaan ganda dan airlocks. b. Spesimen stages Spesimen stages merupakan bagian yang fungsinya seperti meja preparat di mikroskop, yaitu berfungsi untuk meletakkan objek/preparat. Di dalam TEM spesimen stages ini berupa jaring-jaring yang bisa kita sebut dengan ’grid’. Ukuran grid TEM standar ditunjukkan seperti cincin berdiameter 3,05 mm, dengan ukuran ketebalannya mulai dari 100 pM. Sampel diletakkan pada grid dengan ukuran sekitar 2,5 mm. Grid biasanya terbuat dari tembaga, molibdenum, emas atau platinum. Untuk spesimen Elektron transparan memiliki ketebalan sekitar 100 nm, tetapi nilai ini tergantung pada tegangan percepatan. c. Electron gun Electron gun merupakan bagian dari TEM yang sangat penting, electron gun inilah yang menghasilkan partikel-partikel elektron. Electron gun memiliki beberapa komponen penting yaitu filament, sebuah biasing circuit, sebuah Wehnelt cap, dan sebuah extraction anode. Elektron dapat diekstraksi dengan menghubungkan filamen ke komponen power supply negatif, elektron "dipompa" dari pistol elektron ke lempeng anoda, dan kolom TEM. Pistol dirancang untuk membuat berkas elektron keluar dari rangkaian dalam beberapa sudut tertentu, yang dikenal sebagai semiangle perbedaan pistol, α. Dengan membentuk silinder Wehnelt sedemikian rupa sehingga memiliki muatan negatif lebih tinggi dari filamen itu sendiri untuk membuat elektron keluar dari filamen dengan cara diverging. Pada operasi yang tepat, pola elektron dipaksa untuk memusat dengan diameter ukuran minimum crossover pistol.
  • 10. Gambar elektron gun d. Electron lens Lensa elektron dirancang dengan cara meniru lensa optik, dengan memfokuskan sinar sejajar pada beberapa constant focal length. Lensa dapat beroperasi elektrostatis atau magnetis. Mayoritas lensa elektron untuk TEM menggunakan kumparan elektromagnetik untuk menghasilkan lensa cembung. Untuk lensa ini bidang yang dihasilkan harus radial simetris, deviasi dari simetri radial lensa magnetik dapat menyebabkan aberasi seperti astigmatisme, spherical and chromatic aberration. Lensa elektron dibuat dari besi, komposit besi-kobalt atau kobalt–nikel. Seluruh komponen termasuk ’yoke’, kumparan magnet, pole, polepiece, dan sirkuit kontrol eksternal. polepiece harus diproduksi dengan cara yang sangat simetris. Kumparan yang menghasilkan medan magnet berada di dalam yoke. Biasanya kumparan dapat digunakan dengan tegangan tinggi, oleh karena itu memerlukan isolator untuk mencegah hubungan arus pendek pada komponen lensa. Thermal distributor digunakan sebagai peredam panas yang dihasilkan oleh energi yang hilang dari gulungan coil. e. Apertures Apertures merupakan lingkaran pelat logam yang terdiri dari sebuah cakram logam kecil yang cukup tebal. Apertures digunakan untuk mengarahkan elektron agar dapat berjalan secara aksial. Hal ini dapat menyebabkan efek simultan, yaitu apertures dapat mengurangi berkas intensitas dan menghilangkan elektron yang tersebar di berbagai sudut tinggi, yang mungkin disebabkan oleh proses-proses yang tidak diinginkan seperti aberration, atau karena difraksi dari interaksi dalam sampel.
  • 11. Dengan adanya aperture, elektron sentral dalam TEM menyebabkan dua efek simultan: Pertama, aperture mengurangi intensitas berkas elektron yang disaring dari balok, yang mungkin diinginkan dalam kasus sampel balok sensitif. Kedua, penyaringan ini menghilangkan elektron yang tersebar pada sudut tinggi, yang mungkin disebabkan oleh proses-proses yang tidak diinginkan seperti aberration bola atau berwarna, atau karena difraksi dari interaksi dalam sampel.  Fungsi TEM Sebuah Transmisi Elektron Mikroskop memiliki desain dengan mikroskop cahaya biasa, hanya perbedaannya mikroskop cahaya menggunakan cahaya sedangkan TEM menggunakan elektron. Dengan menggunakan tabung sinar katoda atau filamen (sumber untuk menghasilkan elektron yang sangat baik) dalam ruang hampa, elektron dipercepat menuju spesimen yang diberikan dengan menciptakan perbedaan potensial. Serangkaian magnet dan lubang logam digunakan untuk memfokuskan uap elektron menjadi monokromatik balok, yang kemudian bertabrakan dengan spesimen dan berinteraksi sesuai dengan kerapatan dan muatan material. Interaksi ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana spesimen yang telah disiapkan. Adapun Sinyal utama yang dapat dihasilkan oleh TEM cukup banyak, antara lain: 1. Diffraction contrast: dipakai untuk mengkarakterisasi kristal, biasanya digunakan untuk menganalisa defek, endapan, ukuran butiran dan distribusinya. 2. Phase contrast: dipakai untuk menganalisa kristalin material. 3. Mass/thickness contrast : dipakai untuk karakterisasi bahan amorf berpori, polimer, dan material lunak lainnya. 4. Difraksi elektron 5. Characteristic X-ray (EDS) 6. Elektron energy loss spectroscopy 7. Scanning transmission electron microscopy  Cara Kerja TEM
  • 12. Prinsip kerja TEM dimulai dari sumber emisi (pistol elektron) yaitu tungsten filament dan sumber lanthanum hexaboride (LaB6). Dengan menghubungkan pistol ini dengan sumber tegangan tinggi (biasanya ~ 100-300 kV) pistol akan mulai memancarkan elektron baik dengan termionik maupun emisi medan elektron ke sistem vakum. Ekstraksi ini biasanya dibantu dengan menggunakan silinder Wehnelt. Interaksi elektron dengan medan magnet akan menyebabkan elektron bergerak sesuai dengan aturan tangan kanan, sehingga memungkinkan elektromagnet untuk memanipulasi berkas elektron. Penggunaan medan magnet akan membentuk sebuah lensa magnetik dengan kekuatan fokus variabel yang baik. Selain itu, medan elektrostatik dapat menyebabkan elektron didefleksikan melalui sudut yang konstan. Dua pasang defleksi yang berlawanan arah dengan intermediete gap akan membentuk arah elektron yang menuju lensa. Berbeda dengan mikroskop optik yang lensanya bisa langsung difungsikan, optik TEM bisa cepat berubah, TEM memiliki kekuatan lensa yang berubah-ubah. Lensa TEM memungkinkan adanya konvergensi, dengan sudut konvergensi yang sesuai variabel parameter, TEM berkemampuan untuk mengubah perbesaran dengan cara memodifikasi jumlah arus yang mengalir melalui kumparan, lensa quadrupole atau lensa hexapole. Biasanya TEM terdiri dari tiga tahap lensing. Tiga tahapan itu adalah lensa kondensor, lensa objektif, dan lensa proyektor. Lensa kondensor bertanggung jawab untuk pembentukan balok primer, sedangkan fokus lensa objektif datang melalui sampel itu sendiri (dalam STEM mode pemindaian, ada juga lensa objektif atas sampel untuk membuat konvergen insiden berkas elektron). Lensa proyektor digunakan untuk memperluas sinar ke layar fosfor atau perangkat pencitraan lain, seperti film. Pembesaran TEM berasal dari rasio jarak antara spesimen dan lensa objektif. Selain itu, lensa Quad dan hexapole digunakan untuk koreksi distorsi balok asimetris, yang dikenal sebagai astigmatisme. Perlu dicatat bahwa konfigurasi TEM optik sangat berbeda dengan kenyataannya. Sistem Pencitraan dalam TEM terdiri dari layar fosfor, partikel sulfida seng dibuat sehalus mungkin (10-100 pM) untuk pengamatan langsung oleh operator. Sistem perekaman gambar berdasarkan film atau doped YAG yang digabungkan CCD layar. Perangkat ini dapat dihapus atau dimasukkan ke dalam jalur balok oleh operator sesuai kebutuhan. Secara umum, elektron dihamburkan oleh partikel di udara, yang diperlukan untuk memperbaiki (dan mempercepat) electron yang disimpan dalam ruang hampa
  • 13. untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, untuk melihat spesimen hidup di bawah TEM sulit untuk dilakukan. Selain itu, elektron tidak dapat menembus spesimen yang sangat tebal lapisannya, karena hanya dapat menembus 50- 100nm. Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut: 1. Melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. Fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. Preparation of thin sections Pengambilan sampel dengan ferri osmium (stabilizes lipid bilayers and proteins) dan glutaldehyde (biasanya dilakukan di awal; ikat silang protein dengan ikatan kovalen) memungkinkan spesimen untuk mengalami dehidrasi dan diresap oleh resin monomer. Spesimen dalam bentuk ini dapat diiris dengan baik dengan pisau berlian atau ultra-mikrotom untuk membuat bagian tipis yang bebas dari air dan zat volatil. Prosedur ini, kurang umum digunakan, oleh karena itu digantikan oleh rapid freezing. 3. Rapid freezing: Pembuatan lapisan tipis suatu specimen yang diuji dengan TEM tidak menjamin bahwa specimen tersebut dapat dilihat di bawah mikroskop menyerupai struktur dalam bentuk (ikatan kovalen protein yang bermasalah) yang sebenarnya. Untuk memastikan sepenuhnya, specimen harus diawetkan tanpa merusak struktur aslinya yang dimungkinkan untuk pembekukan cepat spesimen dengan sedemikian rupa sehingga mencegah molekul-molekul air dari menata ulang strukturnya sendiri. Dengan memasukkan spesimen ke dalam sebuah polesan blok tembaga dingin dengan helium, air sangat dingin dimasukkan ke dalam es vitreous. Spesimen ini kemudian dapat diiris dengan sebuah ultramicrotome. 1. Pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.
  • 14. 2) Mikroskop pemindai elektron (SEM) Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detail arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.  Sejarah penemuan Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu Mikroskop pemindai elektron (Scanning Electron Microscope-SEM) ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan oleh fisikawan Jerman dR. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu. Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin[2], Dr. James Hillier, dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron metode pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek.  Cara kerja Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.  Preparasi sediaan Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut : 1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan
  • 15. menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan. 3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam mulia seperti emas dan platina. Elektron memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada cahaya. Cahaya hanya mampu mencapai 200 nm sedangkan elektron bisa mencapai resolusi sampai 0,1 – 0,2 nm. Dibawah ini diberikan perbandingan hasil gambar mikroskop cahaya dengan elektron. Di samping itu dengan menggunakan elektron kita juga bisa mendapatkan beberapa jenis pantulan yang berguna untuk keperluan karakterisasi. Jika elektron mengenai suatu benda maka akan timbul dua jenis pantulan yaitu pantulan elastis dan pantulan non elastis seperti pada gambar dibawah ini. Pada sebuah mikroskop elektron (SEM) terdapat beberapa peralatan utama antara lain: 1. Pistol elektron, biasanya berupa filamen yang terbuat dari unsur yang mudah melepas elektron misal tungsten. 2. Lensa untuk elektron, berupa lensa magnetis karena elektron yang bermuatan negatif dapat dibelokkan oleh medan magnet. 3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting.
  • 16. Prinsip kerja dari SEM adalah sebagai berikut:  Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda.  Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel.  Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai.  Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor (CRT). Secara lengkap skema SEM dijelaskan oleh gambar dibawah ini: (sumber:iastate.edu) Ada beberapa sinyal yang penting yang dihasilkan oleh SEM. Dari pantulan inelastis didapatkan sinyal elektron sekunder dan karakteristik sinar X sedangkan dari pantulan elastis didapatkan sinyal backscattered electron. Sinyal-sinyal tersebut dijelaskan pada gambar di bawah ini. Perbedaan gambar dari sinyal elektron sekunder dengan backscattered adalah sebagai berikut: elektron sekunder menghasilkan topografi dari benda yang dianalisa, permukaan yang tinggi berwarna lebih cerah dari permukaan rendah. Sedangkan backscattered
  • 17. elektron memberikan perbedaan berat molekul dari atom–atom yang menyusun permukaan, atom dengan berat molekul tinggi akan berwarna lebih cerah daripada atom dengan berat molekul rendah. Contoh perbandingan gambar dari kedua sinyal ini disajikan pada gambar di bawah ini. Mekanisme kontras dari elektron sekunder dijelaskan dengan gambar dibawah ini. Permukaan yang tinggi akan lebih banyak melepaskan elektron dan menghasilkan gambar yang lebih cerah dibandingkan permukaan yang rendah atau datar. Sedangkan mekasime kontras dari backscattered elektron dijelaskan dengan gambar dibawah ini yang secara prinsip atom–atom dengan densitas atau berat molekul lebih besar akan memantulkan lebih banyak elektron sehingga tampak lebih cerah dari atom berdensitas rendah. Maka teknik ini sangat berguna untuk membedakan jenis atom.
  • 18. Namun untuk mengenali jenis atom di permukaan yang mengandung multi atom para peneliti lebih banyak mengunakan teknik EDS (Energy Dispersive Spectroscopy). Sebagian besar alat SEM dilengkapi dengan kemampuan ini, namun tidak semua SEM punya fitur ini. EDS dihasilkan dari Sinar X karakteristik, yaitu dengan menembakkan sinar X pada posisi yang ingin kita ketahui komposisinya. Maka setelah ditembakkan pada posisi yang diinginkan maka akan muncul puncak – puncak tertentu yang mewakili suatu unsur yang terkandung. Dengan EDS kita juga bisa membuat elemental mapping (pemetaan elemen) dengan memberikan warna berbeda–beda dari masing–masing elemen di permukaan bahan. EDS bisa digunakan untuk menganalisa secara kunatitatif dari persentase masing–masing elemen. Contoh dari aplikasi EDS digambarkan pada diagram dibawah ini. (sumber: umich.edu) Aplikasi dari teknik SEM – EDS dirangkum sebagai berikut: 1. Topografi: Menganalisa permukaan dan teksture (kekerasan, reflektivitas dsb) 2. Morfologi: Menganalisa bentuk dan ukuran dari benda sampel 3. Komposisi: Menganalisa komposisi dari permukaan benda secara kuantitatif dan kualitatif.
  • 19. Sedangkan kelemahan dari teknik SEM antara lain: 1. Memerlukan kondisi vakum 2. Hanya menganalisa permukaan 3. Resolusi lebih rendah dari TEM 4. Sampel harus bahan yang konduktif, jika tidak konduktor maka perlu dilapis logam seperti emas. 3) Mikroskop Elektron Pemindai Lingkungan (ESEM) Environmental Scanning Electron Microscope (ESEM) ini merupakan pengembangan dari SEM, yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah spesimen alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek, yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana. Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiran Yunani yang bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic Mechanical Properties of Keratin Fibres . Dr. Danilatos dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang merupakan suatu inovasi besar bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan kemajuan fundamental dari ilmu mikroskopi. Deengan teknologi ESEM ini dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah (low-pressure gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%. Dalam arti kata lain ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik dalam keadaan kering maupun basah. Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 (perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company) telah menemukan suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk mendapatkan gambar dan memproduksi muatan positif dengan cara mendesain sebuah
  • 20. detektor yang dapat menangkap elektron dari suatu obyek dalam suasana tidak vakum sekaligus menjadi produsen ion positif yang akan dihantarkan oleh gas dalam ruang obyek ke permukaan obyek. Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji teori ini, di antaranya adalah beberapa gas ideal dan gas lain. Namun, yang memberikan hasil gambar yang terbaik hanyalah uap air. Untuk sample dengan karakteristik tertentu uap air kadang kurang memberikan hasil yang maksimum.  Pembuatan film dengan mikroskop ESEM Dengan melakukan penambahan peralatan video maka pengamat dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop elektron secara terus menerus pada obyek yang hidup. Sebuah perusahaan film dari Perancis bahkan berhasil merekam kehidupan makhluk kecil dan memfilmkannya secara nyata. Dari beberapa film yang dibuat, film berjudul Cannibal Mites memenangkan beberapa penghargaan di antaranya Edutainment Award (Jepang 1999), Best Scientific Photography Award (Perancis 1999), dan Grand Prix Best Popular and Informative Scientific Film (Perancis 1999). Film ini ditayangkan juga di stasiun televisi Zweites Deutsches Fernsehen Jerman, Discovery Channel di AS dan Britania Raya. Kini perusahaan yang sama tengah menggarap film seri berjudul "Fly Wars" yang rata-rata memakai sekitar lima menit pengambilan gambar dengan ESEM Pada film tersebut dapat dilihat dengan detail setiap lembar bulu yang dimiliki lalat dalam pertempurannya. 4) Mikroskop refleksi elektron (REM) Reflection Electron Microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa dengan cara kerja TEM, namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum - RHELS)
  • 21. 5) Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, dan digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet.