SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
MIKROSKOP DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Sejarah Mikroskop
Orang yang pertama kali menggunakan mikroskop (mikroskop sederhana) adalah Antony Van Leuwenhoek,
lewat penelitiannya yang meneliti sel ( menemukan sel gabus ). Kemudian pada tahun 1600, Hanz dan Z.
Jensen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop (bahasa
yunani:Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam
perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan
mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai
mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik (Parjatmo, 1999:1).
Komponen Mikroskop
Gambar 3.1 Komponen Mikroskop
( http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf )
a. Kaki
Kaki pada mikroskop berfungsimenopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop. Padakaki
melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana ( model student ) (Parjatmo,
1999:1).
b. Lengan
Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau
direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang mikroskop pada saat memindahkan
mikroskop (Parjatmo, 1999:1).
c. Cermin.
Cermin mempunyai dua sisi ( atas dan bawah ), sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi
untukmemantulkan sinardan sumbersinar.Cermin datardigunakan bila sumbersinarcukup terang,
dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas dan diganti dengan
sumbersinardari lampu.Pada mikroskopmodel baru,sudahtidaklagi dipasangcermin,sebabsudah
ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah ( kaki ) (Parjatmo, 1999:1).
d. Kondensor
Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar (Parjatmo, 1999:1).
e. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur bukaan iris. Letak
diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada
diafragma tanpa kondensor (Parjatmo, 1999:1).
f. Meja preparat
Meja preparatmerupakan tempatmeletakkan objek(preparat) yang akan dilihat. Objek diletakkan
di mejadengandijepitmenggunakanpenjepit.Dibagiantengahmejaterdapatlenganuntukdilewati
sinar. Pada jenis mikroskop tertentu, kedudukan meja tidak dapat dinaikan ataupun diturunkan.
Pada beberapamikroskop,terutamamodel terbaru,mejapreparatdapatdinaik-turunkan(Parjatmo,
1999:1).
g. Tabung.
Di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan perbesaran tertentu ( 15X, 10X, dst ). Dibagian
bawah tabung terdapat alat yang disebut revolver. Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif
(Parjatmo, 1999:1).
h. Lensa obyektif
Lensa objektif bekerja dalampembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan
bagian renikyang akan terlihatpada bayangan akhir. Ciri pentinglensaobyektifialahmemperbesar
bayanganobyekdenganperbesaranberanekamacamsesuai denganmodeldanpabrikpembuatnya,
misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura ( NA ). Yang dimaksud dengan nilai
apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah
spesimen,sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang
terpisah (Parjatmo, 1999:1).
i. Lensa Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat.
Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran
bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali (Parjatmo, 1999:1).
j. Pengatur Kasar dan Halus
Komponen iniletaknya pada bagian lengan dan berfungsiuntukmengatur kedudukan lensa objektif
terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung lurus atau tegak, pengatur kasar
dan halusberfungsi untukmenaikturunkantabungsekaliguslensaobjektif.Pada mikroskop dengan
tabung miring, pengatur kasar dan halus digunakan untuk menaik turunkan meja preparat
(Parjatmo, 1999:1).
Macam-Macam Mikroskop
Mikroskop terbagi menjadi dua macam, yaitu : Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron. Mikroskop cahaya (
MC ) mempergunakan pancaran cahaya untuk membuat bayangan benda yang dibesarkan; sedangkan
mikroskop elektron ( ME ) mempergunakan pancaran elektron untuk membuat bayangan benda tersebut.
Prinsip kedua macam mikroskop tersebut diuraikan pada pasal berikut (Yatim, 1996:9)
Mikroskop cahaya ada 4 macam :
1. Mikroskop biasa
2. Mikroskop fluoresensi
3. Mikroskop fase-kontras
4. Mikroskop polarisasi
Mikroskop elektron ada 2 macam :
1. MET (Mikroskop Elektron Transmisi)
2. MES (Mikroskop Elektron Skaning)
a) Mikroskop biasa
Sumbercahaya untukmenerangi obyek bisa dari sinar alam (cahaya matahari) langsung, bisa
puladari lampulistrikyangdipasangdi bawahobyek. Perbesaran 10 – 1000x. Dipakai untuk melihat
sel atau makhluk renik yang masih hidup dan segar, atau juga yang sudah mati dan dibuat sediaan
melalui prosesmikroteknik. Bagian-bagian sel dan organel dapat dibedakan oleh perbedaan kadar
atau macam zat warna yang diserap, yang diberikan saat memproses mikrotekniknya.
Mikroskop biasa, prinsipnya ditemukan Hans dan Zaccharias Janssen ( 1590 ),
mempergunakan cahaya sebagai pemantul bayangan obyek. Mikroskop ini memiliki kombinasi 2
lensa, yaitu lensa obyektif dan okuler.
Kekuatan membeda ( resolving power ) mata orang 0,1 mm. Mikroskop selain membeda juga
membesarkan bayangan benda, dan membesarkan tergantung pada daya membeda tersebut. Obyek yang
kurang dari
1
2
panjang gelombang cahaya tidak dapat dibedakan dalam mikroskop biasa. Panjang gelombang
cahaya rata-rata 5.500 A ( 1 A = 10 mm ). Karena itu obyektif tidak dapat membedakan obyek dengan diameter
kurangdari 2750 A. Umumnya mikroskop cahaya sekarangmampu menolong mata orang untuk melihat benda
sebesar 0,0001 mm, dengan mempergunakan fase kontras atau minyak imersi. Karena kemampuan mata
melihat ( membeda ) 0,1 mm, maka daya membesarkan mikroskop biasa ialah 1000X. Besar sel rata -rata 0,1
sampai 100 um ( 1 um (mikrometer) = 10−3
mm ), sedang bahan-bahan sel dalam ukuran um. Bahkan juga
dalam nm ( nanometer; 1nm = 10−6
mm ). Karena itu sel dengan bagian-bagiannya yang kasar dapat dilihat
dengan mikroskop biasa, namun bahan-bahan yang halus dan terinci tidak; harus dengan mikroskop elektron
(Yatim, 1996:10).
b) Mikroskop fluoresensi
Mikroskop ini memiliki sumber cahaya
yang khususdariyang bergelombang pendek.
Yang dipakai ialah sinar ultraviolet ( uv ). Jika
cahaya ini menyinari obyek yang berbinar (
fluoresen ), dipantulkannya cahaya dengan
gelombang lebih panjang. Karena itu bila
dilihat dibawah mikroskop organel atau
bagian sel yang berbinar itu yang tampak,
yang lain gelap. Yang berbinar secara alamiah
ialah vitamin A, vitamin 𝐵2, dan porfirin.
Banyak senyawa kimia yang diresap oleh
kandungan sel sehingga membuatnya jadi
berbinar. Perbinaran ini disebut perbinaran
bikinan.Yangberbinarbikinanini ialahseperti
ADN dan ARN. Mikroskop ini dipakai untuk
menemukan sel kanker, karena pada sel-sel
seperti itu kadar ADN tinggi sekali sehingga
warna berbinar inti sel sangat menyolok
dibandingkan dengan sel normal. Mikroskop
fluoresensi juga dipakai untuk menetapkan
apakah suatu sel mengandung kromosom Y (
penentu jenis kelamin jantan ) atau tidak
(Yatim, 1996:12).
c) Mikroskop fase-kontras
Bagian-bagian sel yang tidak diwarnai
secara mikroteknik dapat dibedakan dibawah
mikroskop, kalau cahaya yang datang menuju
obyek membuat pembiasan berbeda-beda.
Organel biasanya memiliki indeks bias berbeda-
beda, karena itu dapatlah dibedakan dibawah
mikroskop. Pembiasan cahaya yang berbeda-beda
ini dilaksanakan oleh suatu sistem optik khusus.
Mikroskop yang memiliki sistem optik ini disebut
mikroskop fase-kontras. Mikroskop jenis ini
cocok untuk mengamati sel hidup atau sel
pertanaman (Yatim, 1996:12).
d) Mikroskop polarisasi
Ini adalah jenis MC yang mengandung
prisma Nicol dari kalsit atau balsam, yang
membuat cahaya yang datang ke obyek
dipolarisasi. Film polaroid kini mulai banyak
dipakai menggantikan prisma Nicol.
Bagian obyek yang berhablur atau
bersegi-segi, dapat dilihat di bawah
mikroskop. Mikroskop ini dapat dipakai
mengamati sel tulang, dinding sel tumbuhan,
serat kolagen, otot, saraf, cilia dan flagella;
juga untuk mengamati butiran tepung dan
lemak yang dikandung sel (Yatim, 1996:12).
e) Mikroskop elektron
Mikroskop elektron ditemukan oleh
Knoll dan Ruska ( 1932 ), mempergunakan
elektron sebagai pemantul bayang suatu
obyek.
Karena elektron tidak dapat dilihat
mata maka bayangan obyek diterima layar
fluoresen ( berbinar ) atau film potret, dari
situlah baru mata dapat mengamatinya.
Mikroskop elektron dikembangkan dalam
bidang biologi baru pada tahun 50-an
Mikroskop elektron memperkuat daya
membeda mikroskop biasa. Cahaya diganti
dengan elektron. Bagian obyek yang tebal
lebihbanyakmengabsorpsi elektron daripada
bagian yang tipis. Dengan perbedaan ini
bayanganbenda dapat dibuat pada layar atau
film.
Jika elektron berpusat lewat mikroskop dengan tegangan 50.000 volt, mereka berpanjang gelombang
sekitar 0,05 A. Ini 100.000X lebih pendek dari panjang rata-rata gelombang cahaya. Secara teoritis mikroskop
elektron dapat membedakan obyek ber-∅
1
2
×0,005 A = 0,025 A. Ini lebih kecil dari ∅ atom. ∅ atom H 1,06 A.
Tapi praktisnya alat modern sekarang dipakai hanya untuk membedakan 10 A ( 0,001 um ). Karena
kemampuan mata membedakan 0,1 mm maka kekuatan membesarkan bayangan benda oleh mikroskop
elektron ialah 100.000X (Yatim, 1996:12).
1. MET (Mikroskop Elektron Transmisi)
Mikroskop elektron ialah mikroskop yang mempergunakan elektron sebagaisumber“cahaya”.
Sel atau jaringan dilihat berupa irisan atau replika. Mikroskop ini memiliki perbesaran puluhan
sampai ratusan ribu kali (Yatim, 1996:12).
2. MES (Mikroskop Elektron Skaning)
Mikroskop elektron skaning ialah mikroskop yang menggunakan elektron sebagai sumber
“cahaya”,dan selatau jaringan dilihat dari luar atau permukaan. Di dapat gambaran obyek secara
stereometris.
Mikroskop jenisini lazim dipakaiuntukmelihatpermukaan selyang menyelaputisuatu rongga
atau saluran, atau sel yang lepas-bebas. Seperti untuk melihat susunan cilia, flagela, dan
spermatozoa. Daya perbesaran lebih rendah daripada MET, yakni beberapa ribu sampai puluhan
ribu kali (Yatim, 1996:12).
Mikroskop stereo
Suatu alat dengan lensa obyektif. Lensanya
harus berdiameter besar karena diatasnya
akan dipasangi systemlensalainyangterpisah
dalam posisi parallel dan jalur sinar terpisah
untukmata kanan dankiri.Mikroskopini tidak
memilikikondensor,tapi memiliki kedalaman
bidangpandangdan jarak kerja yang panjang.
Kekuranganutamadari tipe obyek mikroskop
stereo adalah bahwa aperture numerical dari
system dibatasi oleh adanya jalur
beam/cahaya ganda. Karenanya seseorang
harus menggunakan mikroskop majemuk,
yang memiliki obyektif dengandiameter yang
lebih besar dan karenanya meningkatkan
aperture numerical.
Mikroskop Medan Gelap
Mikroskop medan gelap digunakan
untuk mengamati bakteri hidup khususnya
bakteri yang begitu tipis yang hampir
mendekati batas daya mikroskop majemuk.
Mikroskip ini berbeda dengan mikroskop
cahaya majemuk yang biasa hanya dala hal
adanya kondensor khusus yang dapat
membentuk kerucut hampa berkas cahaya
yang dapatdilihat.Berkascahaya dari kerucut
hampa ini dipantulkan dengan sudut yang
lebih kecil dari bagian atas gelas preparat
(Volk, Wheeler, 1998).
Pembentukan Bayangan
Sifatbayanganpada mikroskopdi tentukanpada2 lensa,yaitulensaobjekif dan lensa okuler.
Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Sedangkan lensa okuler
mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat
mungkin dengan titik fokus lensa objektif. Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata
pengamatberadadibelakanglensaobjektifyangkebetulanbayangan dari okuler tepat di titik fokus
lensaokulerdinamakanpegamatsecararilksdan pengamatan dilakukan secara terakomendasi bila
bayangan objektif berada diruang pertama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif,
bayanganakhirberada jauhtak terhingga,yangmemilikisifatbayangandiperbesar, maya dan tegak
(Supriyanto, 1993:3).
Penggunaan Mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop
1. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.
2. Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti meja
dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku untuk
mikroskop dengan tabung miring.
3. Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat di bawah mikroskop.
4. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
5. Bilaada bagianmikroskopyangbekerjakurangbaikatau hilang segera laporkan kepada laboran.
6. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
7. Setelahselesai menggunakanmikroskop,pasanglensaobjektif denganperbesaran paling rendah
pada kedudukan lurus ke bawah (Supriyanto, 1993:3).
Cara Menggunakan Mikroskop
Langkah yang dilakukan agar kita dapat mengamati suatu objek atau preparat dengan menggunakan
mikroskop, yaitu :
1. Pastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif perbesaran rendah, dipasang pada
kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.
2. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop monokuler) dan dua mata (untuk mikroskop
binokuler).Sesuaikan cermin agar sinar cukup tersedia atau nyalakan lampu serta sesuaikan jumlah sinar
yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafragma sehingga sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu
terang atau redup).
3. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar searah jarum jam. Letakkan
preparatdi bawah objektif. Dengan melihatdari samping,sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada
jarak kira-kira 1 cm dari preparat. Lihat lagi melalui okuler, dan naikkan meja preparat dengan pemutar
kasar kemudian gunakan pengatur halus sampai preparat jelas terlihat.
4. Lihat lagi dari samping,dengan hati-hati putar objektif dengan perbesaran yang lebih tinggi ( misalnya45X )
pada kedudukannya. Perhatikan agar lensa tidak menyingung preparat, kemudian lihat lagi melalui okuler
dan fokuskan preparat dengan memutar pemutar halus secara perlahan ke arah berlawanan jar um jam.
Sesuaikan pencahayaan.
5. Amati preparat, apabila perlu digambar.
6. Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran rendah, naikkan tabung atau turunkan
meja, setelah itu ambil preparat dari meja preparat (Supriyanto, 1993:4).
Pemeliharaan Mikroskop
1. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas dari uap asam-basa. Tempat
penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis
sehingga lingkungan mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula dalam almari yang diberi lampu.
2. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk membersihkan debu yang
terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa kamera, serta alat semprot atau kuas lembut.
3. Bersihkan kotoran,berkas jari,minyak dan lain-lain pada lensa dengan menggunakan kain lensa,tissueatau
kain lembut yang dibasahi sedikit alkohol-ether atau isopropil alkohol. Jangan sekali-kali membersihkan
lensa dengan sapu tangan atau kain.
4. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan sedikit deterjen.
5. Sisa minyak imersi pada lensaobjektif dapatdibersihkan dengan xilol (xylene).Hati -hati xilol dapatmerusak
bahan plastik (Supriyanto, 1993:3).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Mikroskop. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf. diaksespada tanggal 6 Maret
2014
Djubaedah, Elis. 2010. Praktikum dengan Mikroskop. http://madingonlinelisbio.blogspot.com/2010/07/praktikum-dengan-
mikroskop.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2014
Parjatmo,Widjoyo. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta : Universitas Terbuka
Purwanto, Drg.1996. Biologi Sel. Jember : Universitas Jember
Supriyanto, dkk. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi. Jember : Universitas Jember
Volk, Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Yatim, Wildan. 1996. Biologi Sel. Bandung : Tarsito

More Related Content

What's hot

Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanDhiarrafii Bintang Matahari
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agarシズカ 近松
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifTitis Sari
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumTaufik Sukmana
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Dhanti Utari
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikriacantik96
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 

What's hot (20)

Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi FotosintesisLaporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Laporan instrumen i fotometer
Laporan instrumen i   fotometerLaporan instrumen i   fotometer
Laporan instrumen i fotometer
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 
Bagian mikroskop
Bagian mikroskopBagian mikroskop
Bagian mikroskop
 
Unit 1
Unit 1Unit 1
Unit 1
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Makalah Mikroskop
Makalah MikroskopMakalah Mikroskop
Makalah Mikroskop
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
MIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRONMIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRON
 
Charpy
CharpyCharpy
Charpy
 
it Salud comunitaria y sociedad
it Salud comunitaria y sociedadit Salud comunitaria y sociedad
it Salud comunitaria y sociedad
 
Cumpleaños especial (pasado)
Cumpleaños especial (pasado)Cumpleaños especial (pasado)
Cumpleaños especial (pasado)
 
Aws seminar-tokyo ken-final-publish
Aws seminar-tokyo ken-final-publishAws seminar-tokyo ken-final-publish
Aws seminar-tokyo ken-final-publish
 
La sostenibiltà
La sostenibiltàLa sostenibiltà
La sostenibiltà
 
Hukum Waris Islam
Hukum Waris IslamHukum Waris Islam
Hukum Waris Islam
 
My job2
My job2My job2
My job2
 
Posting responses to discussion forums in moodle (for teachers)
Posting responses to discussion forums in moodle (for teachers)Posting responses to discussion forums in moodle (for teachers)
Posting responses to discussion forums in moodle (for teachers)
 
Komposisi kimia bumi
Komposisi kimia bumiKomposisi kimia bumi
Komposisi kimia bumi
 
Fault presentation by muneeb
Fault presentation by muneebFault presentation by muneeb
Fault presentation by muneeb
 

Similar to Mikroskop dan bagian

Similar to Mikroskop dan bagian (20)

Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirmaMikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
 
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdfpresentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
 
Pengamatan gejala alam
Pengamatan gejala alamPengamatan gejala alam
Pengamatan gejala alam
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Mikroskop dan sel
Mikroskop dan selMikroskop dan sel
Mikroskop dan sel
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
 
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptxINTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
 
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologiI ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
 
Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1
 
Mikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannyaMikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannya
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Amis
AmisAmis
Amis
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
 
Jurnal teleskop
Jurnal teleskopJurnal teleskop
Jurnal teleskop
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

Mikroskop dan bagian

  • 1. MIKROSKOP DAN BAGIAN-BAGIANNYA Sejarah Mikroskop Orang yang pertama kali menggunakan mikroskop (mikroskop sederhana) adalah Antony Van Leuwenhoek, lewat penelitiannya yang meneliti sel ( menemukan sel gabus ). Kemudian pada tahun 1600, Hanz dan Z. Jensen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop (bahasa yunani:Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik (Parjatmo, 1999:1). Komponen Mikroskop Gambar 3.1 Komponen Mikroskop ( http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf ) a. Kaki Kaki pada mikroskop berfungsimenopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop. Padakaki melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana ( model student ) (Parjatmo, 1999:1). b. Lengan Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang mikroskop pada saat memindahkan mikroskop (Parjatmo, 1999:1). c. Cermin. Cermin mempunyai dua sisi ( atas dan bawah ), sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi untukmemantulkan sinardan sumbersinar.Cermin datardigunakan bila sumbersinarcukup terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas dan diganti dengan sumbersinardari lampu.Pada mikroskopmodel baru,sudahtidaklagi dipasangcermin,sebabsudah ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah ( kaki ) (Parjatmo, 1999:1).
  • 2. d. Kondensor Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar (Parjatmo, 1999:1). e. Diafragma Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor (Parjatmo, 1999:1). f. Meja preparat Meja preparatmerupakan tempatmeletakkan objek(preparat) yang akan dilihat. Objek diletakkan di mejadengandijepitmenggunakanpenjepit.Dibagiantengahmejaterdapatlenganuntukdilewati sinar. Pada jenis mikroskop tertentu, kedudukan meja tidak dapat dinaikan ataupun diturunkan. Pada beberapamikroskop,terutamamodel terbaru,mejapreparatdapatdinaik-turunkan(Parjatmo, 1999:1). g. Tabung. Di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan perbesaran tertentu ( 15X, 10X, dst ). Dibagian bawah tabung terdapat alat yang disebut revolver. Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif (Parjatmo, 1999:1). h. Lensa obyektif Lensa objektif bekerja dalampembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renikyang akan terlihatpada bayangan akhir. Ciri pentinglensaobyektifialahmemperbesar bayanganobyekdenganperbesaranberanekamacamsesuai denganmodeldanpabrikpembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura ( NA ). Yang dimaksud dengan nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen,sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah (Parjatmo, 1999:1). i. Lensa Okuler Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali (Parjatmo, 1999:1). j. Pengatur Kasar dan Halus Komponen iniletaknya pada bagian lengan dan berfungsiuntukmengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung lurus atau tegak, pengatur kasar dan halusberfungsi untukmenaikturunkantabungsekaliguslensaobjektif.Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus digunakan untuk menaik turunkan meja preparat (Parjatmo, 1999:1). Macam-Macam Mikroskop Mikroskop terbagi menjadi dua macam, yaitu : Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron. Mikroskop cahaya ( MC ) mempergunakan pancaran cahaya untuk membuat bayangan benda yang dibesarkan; sedangkan mikroskop elektron ( ME ) mempergunakan pancaran elektron untuk membuat bayangan benda tersebut. Prinsip kedua macam mikroskop tersebut diuraikan pada pasal berikut (Yatim, 1996:9) Mikroskop cahaya ada 4 macam : 1. Mikroskop biasa 2. Mikroskop fluoresensi 3. Mikroskop fase-kontras 4. Mikroskop polarisasi Mikroskop elektron ada 2 macam : 1. MET (Mikroskop Elektron Transmisi) 2. MES (Mikroskop Elektron Skaning) a) Mikroskop biasa Sumbercahaya untukmenerangi obyek bisa dari sinar alam (cahaya matahari) langsung, bisa puladari lampulistrikyangdipasangdi bawahobyek. Perbesaran 10 – 1000x. Dipakai untuk melihat sel atau makhluk renik yang masih hidup dan segar, atau juga yang sudah mati dan dibuat sediaan
  • 3. melalui prosesmikroteknik. Bagian-bagian sel dan organel dapat dibedakan oleh perbedaan kadar atau macam zat warna yang diserap, yang diberikan saat memproses mikrotekniknya. Mikroskop biasa, prinsipnya ditemukan Hans dan Zaccharias Janssen ( 1590 ), mempergunakan cahaya sebagai pemantul bayangan obyek. Mikroskop ini memiliki kombinasi 2 lensa, yaitu lensa obyektif dan okuler. Kekuatan membeda ( resolving power ) mata orang 0,1 mm. Mikroskop selain membeda juga membesarkan bayangan benda, dan membesarkan tergantung pada daya membeda tersebut. Obyek yang kurang dari 1 2 panjang gelombang cahaya tidak dapat dibedakan dalam mikroskop biasa. Panjang gelombang cahaya rata-rata 5.500 A ( 1 A = 10 mm ). Karena itu obyektif tidak dapat membedakan obyek dengan diameter kurangdari 2750 A. Umumnya mikroskop cahaya sekarangmampu menolong mata orang untuk melihat benda sebesar 0,0001 mm, dengan mempergunakan fase kontras atau minyak imersi. Karena kemampuan mata melihat ( membeda ) 0,1 mm, maka daya membesarkan mikroskop biasa ialah 1000X. Besar sel rata -rata 0,1 sampai 100 um ( 1 um (mikrometer) = 10−3 mm ), sedang bahan-bahan sel dalam ukuran um. Bahkan juga dalam nm ( nanometer; 1nm = 10−6 mm ). Karena itu sel dengan bagian-bagiannya yang kasar dapat dilihat dengan mikroskop biasa, namun bahan-bahan yang halus dan terinci tidak; harus dengan mikroskop elektron (Yatim, 1996:10). b) Mikroskop fluoresensi Mikroskop ini memiliki sumber cahaya yang khususdariyang bergelombang pendek. Yang dipakai ialah sinar ultraviolet ( uv ). Jika cahaya ini menyinari obyek yang berbinar ( fluoresen ), dipantulkannya cahaya dengan gelombang lebih panjang. Karena itu bila dilihat dibawah mikroskop organel atau bagian sel yang berbinar itu yang tampak, yang lain gelap. Yang berbinar secara alamiah ialah vitamin A, vitamin 𝐵2, dan porfirin. Banyak senyawa kimia yang diresap oleh kandungan sel sehingga membuatnya jadi berbinar. Perbinaran ini disebut perbinaran bikinan.Yangberbinarbikinanini ialahseperti ADN dan ARN. Mikroskop ini dipakai untuk menemukan sel kanker, karena pada sel-sel seperti itu kadar ADN tinggi sekali sehingga warna berbinar inti sel sangat menyolok dibandingkan dengan sel normal. Mikroskop fluoresensi juga dipakai untuk menetapkan apakah suatu sel mengandung kromosom Y ( penentu jenis kelamin jantan ) atau tidak (Yatim, 1996:12). c) Mikroskop fase-kontras Bagian-bagian sel yang tidak diwarnai secara mikroteknik dapat dibedakan dibawah mikroskop, kalau cahaya yang datang menuju obyek membuat pembiasan berbeda-beda. Organel biasanya memiliki indeks bias berbeda- beda, karena itu dapatlah dibedakan dibawah mikroskop. Pembiasan cahaya yang berbeda-beda ini dilaksanakan oleh suatu sistem optik khusus. Mikroskop yang memiliki sistem optik ini disebut mikroskop fase-kontras. Mikroskop jenis ini cocok untuk mengamati sel hidup atau sel pertanaman (Yatim, 1996:12).
  • 4. d) Mikroskop polarisasi Ini adalah jenis MC yang mengandung prisma Nicol dari kalsit atau balsam, yang membuat cahaya yang datang ke obyek dipolarisasi. Film polaroid kini mulai banyak dipakai menggantikan prisma Nicol. Bagian obyek yang berhablur atau bersegi-segi, dapat dilihat di bawah mikroskop. Mikroskop ini dapat dipakai mengamati sel tulang, dinding sel tumbuhan, serat kolagen, otot, saraf, cilia dan flagella; juga untuk mengamati butiran tepung dan lemak yang dikandung sel (Yatim, 1996:12). e) Mikroskop elektron Mikroskop elektron ditemukan oleh Knoll dan Ruska ( 1932 ), mempergunakan elektron sebagai pemantul bayang suatu obyek. Karena elektron tidak dapat dilihat mata maka bayangan obyek diterima layar fluoresen ( berbinar ) atau film potret, dari situlah baru mata dapat mengamatinya. Mikroskop elektron dikembangkan dalam bidang biologi baru pada tahun 50-an Mikroskop elektron memperkuat daya membeda mikroskop biasa. Cahaya diganti dengan elektron. Bagian obyek yang tebal lebihbanyakmengabsorpsi elektron daripada bagian yang tipis. Dengan perbedaan ini bayanganbenda dapat dibuat pada layar atau film. Jika elektron berpusat lewat mikroskop dengan tegangan 50.000 volt, mereka berpanjang gelombang sekitar 0,05 A. Ini 100.000X lebih pendek dari panjang rata-rata gelombang cahaya. Secara teoritis mikroskop elektron dapat membedakan obyek ber-∅ 1 2 ×0,005 A = 0,025 A. Ini lebih kecil dari ∅ atom. ∅ atom H 1,06 A. Tapi praktisnya alat modern sekarang dipakai hanya untuk membedakan 10 A ( 0,001 um ). Karena kemampuan mata membedakan 0,1 mm maka kekuatan membesarkan bayangan benda oleh mikroskop elektron ialah 100.000X (Yatim, 1996:12). 1. MET (Mikroskop Elektron Transmisi) Mikroskop elektron ialah mikroskop yang mempergunakan elektron sebagaisumber“cahaya”. Sel atau jaringan dilihat berupa irisan atau replika. Mikroskop ini memiliki perbesaran puluhan sampai ratusan ribu kali (Yatim, 1996:12). 2. MES (Mikroskop Elektron Skaning) Mikroskop elektron skaning ialah mikroskop yang menggunakan elektron sebagai sumber “cahaya”,dan selatau jaringan dilihat dari luar atau permukaan. Di dapat gambaran obyek secara stereometris. Mikroskop jenisini lazim dipakaiuntukmelihatpermukaan selyang menyelaputisuatu rongga atau saluran, atau sel yang lepas-bebas. Seperti untuk melihat susunan cilia, flagela, dan
  • 5. spermatozoa. Daya perbesaran lebih rendah daripada MET, yakni beberapa ribu sampai puluhan ribu kali (Yatim, 1996:12). Mikroskop stereo Suatu alat dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan dipasangi systemlensalainyangterpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar terpisah untukmata kanan dankiri.Mikroskopini tidak memilikikondensor,tapi memiliki kedalaman bidangpandangdan jarak kerja yang panjang. Kekuranganutamadari tipe obyek mikroskop stereo adalah bahwa aperture numerical dari system dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya ganda. Karenanya seseorang harus menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki obyektif dengandiameter yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical. Mikroskop Medan Gelap Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk. Mikroskip ini berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk yang biasa hanya dala hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapatdilihat.Berkascahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat (Volk, Wheeler, 1998). Pembentukan Bayangan Sifatbayanganpada mikroskopdi tentukanpada2 lensa,yaitulensaobjekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif. Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamatberadadibelakanglensaobjektifyangkebetulanbayangan dari okuler tepat di titik fokus lensaokulerdinamakanpegamatsecararilksdan pengamatan dilakukan secara terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang pertama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif, bayanganakhirberada jauhtak terhingga,yangmemilikisifatbayangandiperbesar, maya dan tegak (Supriyanto, 1993:3). Penggunaan Mikroskop Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop 1. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.
  • 6. 2. Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop dengan tabung miring. 3. Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat di bawah mikroskop. 4. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin. 5. Bilaada bagianmikroskopyangbekerjakurangbaikatau hilang segera laporkan kepada laboran. 6. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya. 7. Setelahselesai menggunakanmikroskop,pasanglensaobjektif denganperbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah (Supriyanto, 1993:3). Cara Menggunakan Mikroskop Langkah yang dilakukan agar kita dapat mengamati suatu objek atau preparat dengan menggunakan mikroskop, yaitu : 1. Pastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif perbesaran rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler. 2. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop monokuler) dan dua mata (untuk mikroskop binokuler).Sesuaikan cermin agar sinar cukup tersedia atau nyalakan lampu serta sesuaikan jumlah sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafragma sehingga sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu terang atau redup). 3. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar searah jarum jam. Letakkan preparatdi bawah objektif. Dengan melihatdari samping,sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada jarak kira-kira 1 cm dari preparat. Lihat lagi melalui okuler, dan naikkan meja preparat dengan pemutar kasar kemudian gunakan pengatur halus sampai preparat jelas terlihat. 4. Lihat lagi dari samping,dengan hati-hati putar objektif dengan perbesaran yang lebih tinggi ( misalnya45X ) pada kedudukannya. Perhatikan agar lensa tidak menyingung preparat, kemudian lihat lagi melalui okuler dan fokuskan preparat dengan memutar pemutar halus secara perlahan ke arah berlawanan jar um jam. Sesuaikan pencahayaan. 5. Amati preparat, apabila perlu digambar. 6. Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran rendah, naikkan tabung atau turunkan meja, setelah itu ambil preparat dari meja preparat (Supriyanto, 1993:4). Pemeliharaan Mikroskop 1. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas dari uap asam-basa. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula dalam almari yang diberi lampu. 2. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk membersihkan debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa kamera, serta alat semprot atau kuas lembut. 3. Bersihkan kotoran,berkas jari,minyak dan lain-lain pada lensa dengan menggunakan kain lensa,tissueatau kain lembut yang dibasahi sedikit alkohol-ether atau isopropil alkohol. Jangan sekali-kali membersihkan lensa dengan sapu tangan atau kain. 4. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan sedikit deterjen. 5. Sisa minyak imersi pada lensaobjektif dapatdibersihkan dengan xilol (xylene).Hati -hati xilol dapatmerusak bahan plastik (Supriyanto, 1993:3). DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Mikroskop. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf. diaksespada tanggal 6 Maret 2014 Djubaedah, Elis. 2010. Praktikum dengan Mikroskop. http://madingonlinelisbio.blogspot.com/2010/07/praktikum-dengan- mikroskop.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2014 Parjatmo,Widjoyo. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta : Universitas Terbuka Purwanto, Drg.1996. Biologi Sel. Jember : Universitas Jember Supriyanto, dkk. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi. Jember : Universitas Jember Volk, Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga Yatim, Wildan. 1996. Biologi Sel. Bandung : Tarsito